Anda di halaman 1dari 12

KASUS FARMAKOLOGI

TOPIK 3 “ANESTESI”
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Farmakologi I

Dosen Pengampu :
apt. Eva Dania Kosasih,M.Si

DISUSUN OLEH :

Levina Hadi V.A (P20630120016)

TINGKAT II KELAS A
PRODI DIII FARMASI TASIKMALAYA
POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA 2021
TOPIK 3

“ANESTESI”

KASUS 1

Wanita 22 tahun baru saja melahirkan anak pertamanya secara normal, ia mengalami robek pada
vaginanya sepanjang 5 cm. bidan menjahitnya dan memberikan terapi antibiotic dan analgetik.
Sedangkan untuk menghilangkan rasa sakit saat proses menjahit , bidan memberikan lidokain
pada bagian vagina.

Pertanyaan :

1. Tentukanlah Subjektif dari kasus diatas !


Jawab :
Seorang wanita yang baru saja melahirkan anak pertamanya secara normal, mengalami
robek pada vaginanya. Bidan menjahitnya dan memberikan terapi antibiotik dan
analgetik. Sedangkan untuk menghilangkan rasa sakit saat proses menjahit, bidan
memberikan lidokain pada bagian vagina.

2. Tentukanlah Objektif dari kasus di atas !


Jawab :
Seorang wanita berusia 22 tahun mempunyai robekan pasca melahirkan pada vagina
sepanjang 5 cm.

3. Apakah tujuan terapi pada kasus di atas?


Jawab :
Tujuan terapinya yaitu untuk menghilangkan rasa sakit pada daerah vagina saat proses
penjahitan.

4. Bagaimana mekanisme kerja masing-masing obat di atas?


Jawab :
Lidokain bekerja dengan cara menghambat sinyal penyebab nyeri sehingga mencegah
timbulnya rasa sakit untuk sementara.

5. Berapakah dosis lazim masing-masing obat?


Jawab :
a. Kondisi Anestesi epidural yaitu Suntikan di daerah saraf tulang belakang (anastersi
lumbal epidural, thoracic epidural, atau caudal): Dosis 250–300 mg sebagai larutan
1% untuk analgesik epidural lumbar/pinggang.
b. Kondisi Anestesi spinal yaitu Suntikan daerah saraf tulang belakang (spinal): Dosis
50 mg–100 mg sebagai larutan 5% tergantung jenis operasi.
c. Kondisi Anestesi regional pada bagian tubuh tertentu yaitu Suntikan melalui
pembuluh darah: Dosis 50–300 mg sebagai larutan 0,5%. Dosis maksimal: 4
mg/kgbb.

6. Jelaskan terapi nonfarmakologi pada kasus tersebut!


Jawab :
a. Usahakan cukup istirahat.
b. Mobilisasi bertahap hingga dapat beraktivitas seperti biasa.
c. Kontrol secara teratur untuk evaluasi luka dan pemeriksaan kondisi tubuh, Luka harus
dijaga tetap bersih dan kering, terutama setelah BAK dan BAB.
d. Sitzh baths dapat dilakukan untuk menjaga agar luka tetap bersih, untuk mencegah
pembengkakan dapat dilakukan kompres dengan es.
e. Pemakaian tampon atau douching tidak dianjurkan.

7. Jelaskan informasi obat yang harus diterima pasien!


Jawab :
a. Indikasi : untuk menghilangkan rasa sakit atau memberi efek mati rasa pada
bagian tubuh tertentu (obat bius lokal). Pada bagian vagina akan terasa mati rasa
untuk sementara.
b. Cara pemakaian : digunakan dalam bentuk injeksi maka Pemberian lidocaine suntik
akan diberikan secara intravena maupun langsung kedalam jaringan dengan
pengawasan dokter.

c. Kontraindikasi : Hipovolemia, blokade jantung total, jangan gunakan larutan


mengandung adrenalin untuk anestesi pada appendages.

d. Efek samping : Mual, muntah, atau konstipasi, Pusing, Kesemutan, Tremor, Sakit
kepala, Hipotensi, Iritasi kulit, kemerahan, atau bengkak di area suntikan atau di kulit
yang diolesi lidocaine.

e. Interaksi obat : Lidocaine dapat menimbulkan interaksi obat jika digunakan


bersama obat-obatan lain. Berikut ini adalah beberapa efek interaksi obat yang dapat
terjadi:

1) Peningkatan kadar lidocaine dalam darah jika digunakan dengan cimetidine atau
propranolol
2) Peningkatan risiko terjadinya gangguan jantung jika digunakan dengan obat
golongan beta blocker, misalnya bisoprolol
3) Peningkatan efek samping terhadap jantung jika digunakan dengan phenytoin
suntik Penurunan efektivitas lidocaine jika digunakan dengan diuretik loop,
acetazolamide, atau thiazide.

f. Peringatan dan perhatian


1) Peringatan
Tidak untuk luka, membran mukosa (kecuali kondiloma genitalis pada pasien
dewasa) atau dermatitis atopik; hindarkan penggunaan dekat mata atau di telinga
tengah; walau absorbsi sistemik rendah, hati-hati pada anemia, atau
methemoglobinemia kongenital maupun dapatan (acquired) (lihat juga
Prilokain); efek samping meliputi pucat sementara, merah, dan udem.
2) Perhatian
Beri tahu dokter mengenai riwayat penyakit Anda sebelumnya. Hati-hati
menggunakan lidocaine pada kondisi: Penderita penyakit hati, Penyakit ginjal,
Penyakit jantung, kecuali jika Anda sedang dirawat dengan injeksi lidokain
untuk kondisi jantung, Penyakit arteri koroner, Gangguan sirkulasi
danPeningkatan suhu tubuh di atas 38,5°C (hipertermia ganas)

g. Cara penyimpanan : Cairan injeksi disimpan pada suhu dibawah 25o, jauhkan
dari cahaya langsung dan tempat lembap.
KASUS 2
Wanita 30 tahun melahirkan anak keduanya dengan proses SC anastesi local epidural selama
menjalankan operasi Caesar. ia mendapatkan fentanyl, ceptriaxone, dan infus RL.
Pertanyaan :
1. Tentukanlah Subjektif dari kasus diatas !
Jawab :
Seorang pasien wanita melahirkan anak keduanya dengan proses SC anestesi lokal
epidural selama menjalankan operasi Caesar. Ia mendapatkan fentanyl, ceptriaxone, dan
Infus RL.

2. Tentukanlah Objektif dari kasus di atas !


Jawab :
Seorang pasien wanita berumur 30 tahun.
3. Apakah tujuan terapi pada kasus di atas?
Jawab :
 Fentanyl : obat untuk meredakan nyeri yang hebat, seperti akibat kanker
atau operasi.
 Ceftriaxone : obat antibiotik dengan fungsi untuk mengobati berbagai macam
infeksi bakteri. Ceftriaxone termasuk ke dalam kelas antibiotik bernama
cephalosporin yang bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan bakteri.
 Infus RL : cairan infus yang biasa digunakan pada pasien dewasa dan anak-
anak sebagai sumber elektrolit dan air

4. Bagaimana mekanisme kerja masing-masing obat di atas?


Jawab :
 Fentanyl : bekerja dengan cara memblokir sinyal rasa sakit pada sel saraf
yang menuju otak
 Ceptriaxone : Antibiotik ini bekerja dengan cara membunuh bakteri
(bakteriosid). Mekanisme kerja ceftriaxone yaitu menginhibisi sintesis dinding sel
bakteri.
 Infus RL : bekerja dengan cara mengganti cairan pada kompartemen
ekstraseluler. Kompartemen ekstraseluler mencakup 33% dari total cairan tubuh,
sedangkan kompartemen intraseluler mencakup sekitar 67%.

5. Berapakah dosis lazim masing-masing obat?


Jawab :
a. Fentanyl : Dewasa Dosis awal adalah 1–2 mcg/kgBB per
jam. Dosis pemeliharaan 2–20 mcg/kgBB/dosis melalui suntik IV. Anak usia >2
tahun, 2-3 mcg/kgBB melalui suntik IV atau IM setiap 1–2 jam sesuai dengan
kebutuhan.
b. Ceftriaxone : Dewasa 500–1000 mg per hari dengan suntikan Dosis dapat
ditingkatkan menjadi 2 g per hari selama 10–14 hari. Anak usia 15 hari – 12 tahun:
75–100 mg/kgBB per hari dengan suntikan IV, selama 10–14 hari.
c. Infus RL : Dosis bergantung pada berat badan anak : BB 3-10 kg : ringer
laktat 200 mL/kgBB/hari. BB 10-15 kg : ringer laktat 175 mL/kgBB/hari. > 15
kg : ringer laktat 135 mL/kgBB/hari.

6. Jelaskan terapi nonfarmakologi pada kasus tersebut!


Jawab :
a. Istirahat yang cukup.
b. Hindari stres
c. Kompres dengan air dingin kemudian sesuaikan posisi badan sampai terasa nyaman.
d. makan dan minum yang cukup dan bergizi.

7. Jelaskan informasi obat yang harus diterima pasien!


Jawab :
1. Indikasi :
a. Fentanyl adalah obat untuk meredakan nyeri yang hebat, seperti akibat kanker
atau operasi. Obat ini juga bisa digunakan sebagai obat bius atau obat tambahan
untuk meningkatkan efek obat bius saat operasi.
b. Cefriaxone adalah obat yang digunakan untuk mengatasi berbagai infeksi bakteri
yang terjadi pada tubuh. Salah satu penyakit infeksi bakteri yang bisa diatasi oleh
cefriaxone adalah gonore. Obat ini tersedia dalam bentuk suntik.
c. Ringer Laktat adalah cairan infus yang biasa digunakan pada pasien dewasa dan
anak-anak sebagai sumber elektrolit dan air.

2. Efek samping:
a. Fentanyl
 sakit perut
 Konstipasi
 Mual atau muntah
 Kantuk
 Tubuh terasa lemah
 Sakit kepala, pusing, atau vertigo
 Kulit yang disuntik atau ditempeli obat terasa gatal atau iritasi

b.Cefriaxone
 Nyeri perut
 Mual
 Muntah
 Diare
 Pusing
 Mengantuk
 Sakit kepala
 Bengkak dan iritasi pada area suntikan
 Muncul keringat berlebihan
c.Ringer Laktat
 Nyeri dada
 Detak jantung abnormal
 Penurunan tekanan darah
 Kesulitan bernapas
 Batuk
 Bersin-bersin
 Ruam
 Gatal-gatal, dan
 Sakit kepala

3. Petunjuk penggunaan :
a. Fentanyl
Selalu ikuti anjuran dokter selama menjalani pengobatan dengan fentanyl.
Fentanyl suntik akan diberikan oleh dokter atau petugas medis di bawah
pengawasan dokter. Suntikan bisa diberikan ke otot (IM), pembuluh darah
vena (IV), atau dimasukkan ke dalam infus IV.
b. Ceftriaxone
Ceftriaxone hanya tersedia dalam bentuk suntik. Oleh karena itu, obat ini
hanya boleh diberikan oleh dokter atau petugas medis di bawah
pengawasan dokter. Dokter akan menyuntikan ceftriaxone sesuai kondisi
pasien. Untuk hasil yang terbaik, gunakan ceftriaxone dengan jarak waktu
tertentu atau pada waktu yang sama setiap hari.
c. Ringer Laktat
Berikut adalah cara persiapan penggunaan ringer laktat:
 Lepaskan plastik pelindung dari set port steril di bagian bawah wadah.
 Pasang set, merujuk pada petunjuk lengkap yang disertakan dalam set.
Untuk menambahkan obat sebelum pemberian larutan:
 Siapkan tempat obat dengan melepaskan penutup aditif port. Seka
tempat obat yang terpapar sebelum menusukkannya.
 Menggunakan jarum suntik dengan ukuran jarum 18-22, tusukan port
obat dan diafragma dalam dan suntikkan.
 Remas dan tekan port sembari port tegak, dan campurkan larutan dan
obat secara menyeluruh.
Untuk menambah ringer laktat selama pemberian larutan:
 Siapkan tempat obat dengan melepaskan penutup port aditif. Seka
tempat obat yang terpapar sebelum menusukkannya.
 Menggunakan jarum suntik dengan ukuran jarum 18-22 dengan
panjang yang tepat (setidaknya 5/8 inci), tusukan port obat yang dapat
dilepas dan diafragma dalam dan suntikkan.
 Lepaskan wadah dari tiang IV dan/atau ubah ke posisi tegak.
 Kosongkan kedua port dengan menepuk dan meremasnya sembari
wadah masih dalam posisi tegak.
 Campur larutan dan obat secara menyeluruh.
 Kembalikan wadah ke posisi pemakaian dan lanjutkan pemberian
obat.

4. Petunjuk penyimpanan :
a. Fentanyl : Simpan pada suhu antara 20-25 derajat Celcius, dan terhindar dari
cahaya
b. Ceftriaxone : Obat ini harus disimpan di dalam suhu ruangan. Hindarkan dari
paparan sinar matahari langsung dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.
c. Ringer Laktat : Produk ringer laktat disarankan untuk disimpan pada suhu kamar
(25°C). Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya
langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan
dibekukan.

5. Kontra indikasi :
a. Fentanyl : Kontraindikasi dari penggunaan fentanil adalah pada pasien
dengan: Tidak toleran terhadap opioid. Depresi pernafasan. Cedera otak traumatik
dan peningkatan tekanan intrakranial
b. Ceftriaxone : Kontraindikasi ceftriaxone adalah pada individu dengan riwayat
hipersensitivitas terhadap obat ini atau golongan sefalosporin lainnya. Penggunaan
harus hati-hati pada pasien dengan riwayat alergi penicillin karena bisa terjadi
reaksi silang
c. Ringer Laktat : Tidak terdapat kontraindikasi absolut terhadap penggunaan ringer
laktat. Namun, penggunaannya bersamaan dengan ceftriaxone dilaporkan dapat
menimbulkan presipitasi pada aliran darah, sehingga tidak disarankan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Lidocain. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/caffeine?mtype=generic 
(diakses pada 25 Desember 2021).

Anonim. RingerLaktat. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/caffeine?
mtype=generic (diakses pada 25 Desember 2021).

BPOM. Clozapine | PIO Nas. 2015; Available from


:http://pionas.pom.go.id/monografi/clozapine.

MIMS Indonesia (2021). Fentanyl. https://www.alodokter.com/fentanyl

MIMS Indonesia (2021). Ceftriaxone. https://www.alodokter.com/ceftriaxone

MIMS Indonesia (2021). Lactated Ringers solution. Mims.com. 2018. Diakses


dari:https://www.mims.com/indonesia/drug/info

Anda mungkin juga menyukai