Anda di halaman 1dari 15

KASUS FARMAKOLOGI

TOPIK 4 “ANTI PSIKOSIS”


Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Farmakologi I

Dosen Pengampu :
apt. Eva Dania Kosasih,M.Si

DISUSUN OLEH :

Levina Hadi V.A (P20630120016)

TINGKAT II KELAS A
PRODI DIII FARMASI TASIKMALAYA
POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA 2021
TOPIK 4

“ANTI PSIKOSIS”

KASUS 1

Laki-laki 16 tahun mengalami gejala : cenderung mengasingkan diri dari orang lain, mudah
marah dan depresi, perubahan pola tidur, kurang konsentrasi dan motivasi, kesedihan dalam
mengerjakan tugas sekolah, kadang-kadang suka mengalami halusinasi sebagai seorang actor
film. Orang tuanya sudah memeriksakan ke dokter dan dokter memberikan terapi haloperidol
dan klozapin 50 mg. mempunyai riwayat penyakit gastritis dan kecanduan narkotika jenis sabu-
sabu.

Pertanyaan :

1. Tentukanlah Subjektif dari kasus diatas !


Jawab :
Seorang laki-laki mengalami gejala cenderung mengasingkan diri dari orang lain, mudah
marah dan depresi, perubahan pola tidur, kurang konsentrasi dan motivasi, kesedihan
dalam mengerjakan tugas sekolah, kadang-kadang suka mengalami halusinasi sebagai
seorang aktor film.

2. Tentukanlah Objektif dari kasus di atas !


Jawab :
Laki-laki 16 tahun mempunyai riwayat penyakit gastritis dan kecanduan narkotika jenis
sabu-sabu.

3. Apakah tujuan terapi pada kasus di atas?


Jawab :
Untuk meredakan gejala skizofrenia, yaitu gangguan mental yang menyebabkan
seseorang mengalami halusinasi, delusi, serta gangguan berpikir dan berperilaku.
4. Bagaimana mekanisme kerja masing-masing obat di atas?
Jawab :
 Haloperidol :derivat butirofenon yang termasuk antipsikotik golongan pertama
atau tipikal. Haloperidol merupakan obat antipsikotik generasi pertama yang
bekerja Dengan cara memblokade reseptor dopamin pada reseptor pasca sinaptik
neuron di otak, khususnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal (Dopamin
D2 reseptor antagonis).
 Klozapin :antipsikotik generasi kedua yang termasuk kelasdibenzodiazepine,
merupakan neuroleptik atipikal dengan afinitas tinggi untuk reseptor dopamin D4
dan afinitas rendah untuk subtype lain, antagonis di alpha-adrenoseptor, reseptor
5-HT2A, reseptor muskarinik, dan reseptor histamin H1. Clozapin bekerja dengan
menduduki reseptor D2 hanya sekitar 38%-48%. Bahkan dengan dosis setinggi
900 mg sehari, kurang dari 50% dari reseptor D2 ditempati.

5. Berapakah dosis lazim masing-masing obat?


Jawab :
 Haloperidol : Anak usia 13–17 tahun: dosis awal 0,5 mg per hari. Dosis dapat
ditingkatkan menjadi 1–6 mg per hari bila diperlukan. Dosis maksimal 10 mg
perhari.
 Clozapine : 12,5 mg 1 atau 2 kali pada hari pertama lalu 25-50 mg pada hari ke 2
dan dinaikkan bertahap (jika ditoleransi dengan baik) pada 25-50 mg sehari
selama 14-21 hari hingga 300 mg sehari dengan dosis terbagi (dosis malam lebih
besar, hingga 200 mg sehari dapat dikonsumsi sebagai dosis tunggal menjelang
tidur); jika perlu dapat ditingkatkan hingga 50-100 mg sekali (dianjurkan)-dua
kali seminggu; dosis lazim 200-450 mg sehari (maksimal 900 mg sehari).
CATATAN: memulai setelah interval lebih dari 2 hari, 12,5 mg 1-2 kali sehari
pada hari pertama (namun dosis dapat ditingkatkan lebih cepat daripada saat
inisasi)- perhatian ekstrim jika sebelumnya terjadi henti nafas atau henti jantung
dengan pemberian dosis awal.
6. Jelaskan terapi nonfarmakologi pada kasus tersebut!
Jawab :
a. Gastiris
 Membiasakan makan dengan teratur.
 Menghindari makanan yang dapat menyebabkan sekresi HCL yang
berlebihan (asam,pedas).
 Minuman yang dapat menyebabkan sekresi HCL yang berlebihan (kopi,
minuman asam dan bersoda).
 Pendidikan mengenai menghindari alkohol dan kafein.
 Teknik relaksasi seperti dengan olahraga agar dapat menghindari stress.
 Hentikan kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol.
 Istirahat yang cukup.
b. Kecanduan Narkotik
 Rehabilitasi Sosial : meliputi seminar, konseling individu, terapi
kelompok, static group, dan sebagainya.
 Kegiatan Kerohanian : untuk mempertebal mental pecandu agar
semakin kuat mempertahankan niat untuk sembuh dari kecanduan.
 Peningkatan Kemampuan : mengasah skill yang dimiliki oleh pecandu
agar rasa tak enak karena tidak mengonsumsi obat-obatan teralihkan.

7. Jelaskan informasi obat yang harus diterima pasien!


Jawab :
1) Indikasi obat
 Haloperidol
Indikasi haloperidol sebagai terapi psikosis seperti pada
skizofrenia namun juga dapat digunakan pada kasus-kasus
penyakit lainnya. Dosis oral haloperidol dapat dimulai dengan
0.5-5 mg 2-3 kali/ hari dengan dosis maksimal pada umumnya
sebanyak 30 mg/ hari.Haloperidol dapat digunakan pada kasus
psikosis, mual dan muntah, tics berat, sindroma Tourette,
tambahan pada gangguan ansietas dan tingkah laku berat,
kebingungan, dan cegukan terus menerus.
 Klozapin
Indikasi utama clozapine adalah untuk penanganan gejala-gejala
psikotik, agresivitas, dan gejala positif schizophrenia dengan
dosis dititrasi naik hingga efek terapeutik tercapai. Clozapine
juga bisa digunakan pada gangguan bipolar.

2) Efek samping obat


 Haloperidol
 Pusing
 Mengantuk
 Sulit buang air kecil
 Masalah tidur
 Sakit kepala
 Cemas
 Nyeri di tempat suntikan
 Agitasi
 Siklus menstruasi tidak teratur
 Pada pria, kehilangan gairah seksual
 Payudara membengkak dan terasa sakit
 Perubahan suasana hati
 Pergerakan mata tidak dapat terkontrol
 Mual
 Muntah
 Diare
 Heartburn
 Produksi saliva bertambah
 Pandangan mata buram
 Sembelit
 Clozapine
Efek samping yang dapat terjadi setelah mengonsumsi clozapine
antara lain:
 Pening, sulit menjaga keseimbangan, atau pusing
 Kantuk
 Mulut kering atau justru ngences
 Gelisah
 Sakit Kepala
 Gemetar (tremor)
 Penglihatan buram
 Sembelit
 Peningkatan berat badan

3) Petunjuk penyimpanan
 Haloperidol
Ada peraturan penyimpanan obat yang harus Anda gunakan jika
hendak menyimpan haloperidol, di antaranya adalah:
 Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan
dari cahaya langsung dan tempat yang lembap.
 Jangan menyimpan obat di kamar mandi dan jangan pula
dibekukan di dalam freezer.
 Merek lain dari obat ini mungkin memiliki aturan
penyimpanan yang berbeda.
 Perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk
atau tanyakan pada apoteker Anda.
 Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan
hewan peliharaan.
 Klozapin
Simpan clozapine di tempat yang sejuk dan kering. Jauhkan obat
dari paparan sinar matahari langsung dan jangkauan anak-anak.
4) Petunjuk penggunaan:
 Haloperidol
Minumlah obat ini dengan atau tanpa makanan sesuai anjuran
dokter.
Sementara, cara mengonsumsi haloperidol dalam bentuk cair
adalah dengan menggunakan alat pengukur dosis untuk mengukur
dosis yang tepat sesuai yang diresepkan. Jika Anda tidak memiliki
alat tersebut, mintalah pada apoteker sehingga dosis Anda dapat
tepat.
Dosis obat ini ditentukan oleh dokter berdasarkan kondisi
kesehatan, usia, berat badan, tes laboratorium, dan respon terapi
Anda.
Gunakan obat ini secara teratur untuk mendapatkan manfaat
maksimal. Untuk membantu Anda, gunakan setiap hari dalam
waktu yang sama.
Jangan berhenti minum obat secara mendadak tanpa
sepengetahuan dokter. Beberapa kondisi dapat memburuk saat obat
dihentikan mendadak.
Cara terbaik untuk berhenti dari penggunaan haloperidol adalah
dengan menurunkan dosis secara bertahap.
 Klozapin
Jangan menambah atau mengurangi dosis obat tanpa berkonsultasi
terlebih dahulu dengan dokter. Obat ini dapat dikonsumsi sebelum
atau sesudah makan. Usahakan untuk mengonsumsi clozapine pada
waktu yang sama setiap harinya agar hasil pengobatan maksimal.
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi clozapine, disarankan untuk
segera mengonsumsinya jika jeda dengan jadwal konsumsi
berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan
jangan menggandakan dosis selanjutnya. Jangan menghentikan
konsumsi clozapine secara tiba-tiba karena dapat memperburuk
kondisi. Dokter akan mengurangi dosis secara bertahap apabila
penggunaan obat perlu dihentikan.

5) Kontraindikasi
 Haloperidol
Haloperidol dikontraindikasikan pada kondisi berikut:
Hipersensitivitas terhadap obat, depresi sistem saraf pusat berat
(termasuk koma), neuroleptic malignant syndrome (NMS), kejang
yang tidak terkontrol, dan penyakit Parkinson.
 Klozapin
Kontraindikasi pemberian clozapine di antaranya jika terdapat
riwayat agranulositosis atau riwayat hipersensitivitas terhadap
penggunaan obat ini.

KASUS 2

Laki-laki 60 tahun pensiun dari tempat kerjanya sejak 1 minggu yang lalu saat ini ia hanya
tinggal di rumah seorang diri karena istrinya sudah meninggal. 3 hari terakhir ia sering
mendengar bisikan bahwa ia adalah seorang direktur disebuah perusahaan ternama. Emosinya
tidak stabil, kadang merasa bingung, dan kadang tiba-tiba berteriak tanpa alasan. Tetangganya
akhirnya membawanya ke dokter dan dokter memberikan obat chlorpromazine 100 mg dan
risperidone 0,5 mg. memiliki riwayat hipertensi dan saat ini tekanan darahnya 125/95 mmHg.

Pertanyaan :

1. Tentukanlah Subjektif dari kasus diatas !


Jawab :
Seorang laki laki yang mempunyai keluhan, 3 hari terakhir ia sering mendengar bisikan
bahwa ia adalah seorang direktur sebuah perusahaan ternama. Emosinya tidak stabil,
kadang merasa bingung, dan kadang tiba-tiba berteriak tanpa alasan.
2. Tentukanlah Objektif dari kasus di atas !
Jawab :
Laki-laki 60 tahun memiliki riwayat hipertensi dan saat ini tekanan darahnya 125/95
mmHg.

3. Apakah tujuan terapi pada kasus di atas?


Jawab :

a. Chlorpromazine untuk menangani gejala psikosis yang mendengar bisikan bahwa


dirinya seorang direktur di sebuah perusahaan ternama, juga untuk mengatasi emosi
yang tidak stabil pada skizofrenia.
b. Risperidon untuk mengobati penyakit skizofrenia.

4. Bagaimana mekanisme kerja masing-masing obat di atas?


Jawab :

a. Chlorpromazine
memblokade reseptor dopamin dan sebagai tranquilizer  minor dengan memblokade
reseptor histamine.

b. Risperidon
berikatan pada reseptor dopamin D2 dan serotonin 5 HT2 untuk mengatasi gejala
positif dan negatif.

5. Berapakah dosis lazim masing-masing obat?


Jawab :

Untuk oral, gunakan dosis awal sekitar 10 sampai 25 mg secara oral sebanyak 3 kali
sehari. Total dosis harian harus ditingkatkan di 20 sampai 50 mg setiap kenaikan 3 atau 4
hari sampai gejala dikendalikan.

6. Jelaskan terapi nonfarmakologi pada kasus tersebut!


Jawab :
Terapi non farmakologi pada penderita skizofrenia meliputi pendekatan psikososial
dan ECT (Electro Convulsive Therapy). Peningkatan kualitas hidup dan kesembuhan
pasien skizofrenia akan lebih baik jika diberikan juga terapi non farmakologi
disamping terapi obat. Kombinasi kedua terapi ini akan mampu memberikan manfaat
yang banyak bagi pasien. Pendekatan psikososial bertujuan untuk memberikan
dukungan emosional kepada pasien sehingga pasien mampu meningkatkan fungsi
sosial dan pekerjaannya dengan lebih baik. Ada beberapa jenis pendekatan
psikososial yang biasa dilakukan pada pasien skizofrenia, diantaranya yaitu Program
for Assertive Community Treatment (PACT), intervensi keluarga, terapi perilaku
kognitif (cognitive behavioural therapy), dan pelatihan keterampilan sosial . Selain
pendekatan psikososial, ada juga terapi non farmakologi menggunakan ECT (Electro
Convulsive Therapy). Penggunaan ECT yang dikombinasi dengan obat-obatan
antipsikotik bisa dijadikan pilihan terapi bagi pasien yang menginginkan perbaikan
umum dan pengurangan gejala dengan cara yang cepat.(Барышников, 2013)

7. Jelaskan informasi obat yang harus diterima pasien!


Jawab :

a. Chlorpromazine
1) Indikasi
untuk psikosis, gangguan perilaku, mual-muntah, migraine, dan intractable
hiccup. Psikosis yang dapat ditatalaksana dengan chlorpromazine adalah
skizofrenia dan depresi

2) Cara pemakaian
Chlorpromazine adalah obat yang bisa dikonsumsi dengan atau tanpa makanan,
biasanya 2-4 kali sehari atau seperti yang diarahkan oleh dokter Anda.

3) Kontraindikasi
orang yang memiliki riwayat hipersensitivitas  terhadap fenotiazin. Penggunaan
pada pasien lanjut usia harus berhati-hati dan diperlukan penyesuaian dosis
hingga ½ atau 1/3 dosis dewasa.
4) Efek samping
mual, muntah, berkeringat, gatal-gatal, gatal, kesulitan bernapas, pembengkakan
wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan, atau merasa seperti Anda akan pingsan.

5) Interaksi obat
Berikut ini adalah sejumlah interaksi yang mungkin dapat terjadi jika
chlorpromazine digunakan dengan obat-obatan lain:

 Peningkatan risiko terjadinya pemanjangan interval QT jika digunakan


dengan haloperidol, escitalopram, atau procainamide.
 Penurunan efek antihipertensi dari obat metildopa, guanethidine,
atau clonidine
 Peningkatan risiko terjadinya gangguan pada sistem saraf pusat jika
digunakan dengan obat penenang, antihistamin, obat golongan opioid,
atau obat bius.

6) Peringatan dan perhatian

a) Peringatan

 Jangan menggunakan chlorpromazine jika Anda alergi dengan obat ini


atau obat antipsikotik golongan phenotiazine lain, seperti thioridazine
dan perphenazine.
 Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit
Parkinson, penyakit hati, glaukoma, penyakit ginjal, kejang, penyakit
jantung, asma, kelainan darah, PPOK, kecanduan
alkohol, pheochromocytoma, gangguan elektrolit, atau pembesaran
prostat.
 Jangan menggunakan chlorpromazine pada pasien yang mengalami
gejala psikosis akibat demensia.
 Hindari paparan sinar matahari secara langsung, karena obat ini dapat
membuat Anda lebih sensitif terhadap sinar matahari.
 Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menjalani pengobatan dengan
chlorpromazine sebelum menjalani tindakan medis tertentu atau
operasi.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat-obatan lain,
termasuk obat herbal dan suplemen.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan
kehamilan.
 Jangan mengemudi atau mengoperasikan alat yang membutuhkan
kewaspadaan, selama menjalani pengobatan dengan chlorpromazine,
karena obat ini dapat menyebabkan pusing dan mengantuk.
 Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat, efek samping yang
serius, atau overdosis, setelah menggunakan chlorpromazine.

b) Perhatian
Untuk memastikan aman mengonsumsi chlorpromazin beri tahu dokter jika
memiliki salah satu kondisi

 Penyakit hati atau penyakit ginjal;


 Penyakit jantung atau tekanan darah tinggi;
 Asma, emfisema, atau masalah pernapasan lainnya yang parah;
 Glaukoma ;
 Pernah mengalami atau sedang mengalami kondisi kanker payudara
 Tingkat kalsium dalam darah Anda rendah (hipokalsemia)

7) Penyimpanan
Chlorpromazine adalah obat yang baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari
cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan
dibekukan.

b. Risperidon
1) Indikasi
untuk mengatasi gangguan mental/mood tertentu, seperti schizophrenia, gangguan
bipolar, dan iritabilitas yang berhubungan dengan gangguan autis.

2) Cara pemakaian
Gunakan obat ini dengan diminum, dengan atau tanpa makan sesuai arahan dokter
Anda, biasanya sekali atau dua kali setiap hari.

3) Kontraindikasi
pada pasien yang mengalami reaksi hipersensitivitas seperti reaksi anafilaktik dan
angioedema dengan terapi risperidone sebelumnya.

4) Efek samping
reaksi alergi : gatal-gatal, sulit bernafas, bengkak di wajah, bibir, lidah, atau
tenggorokan.

5) Interaksi obat

a) Meningkatkan risiko terjadinya efek samping yang fatal, seperti gangguan


pernapasan, koma, bahkan kematian, jika digunakan dengan obat golongan
opioid, seperti tramadol atau oxycodone
b) Meningkatkan risiko terjadinya efek samping berupa hipotensi atau henti jantung
jika digunakan dengan clozapine
c) Meningkatkan risiko terjadinya pusing, kantuk, kebingungan, atau sulit
berkonsentrasi jika digunakan dengan lithium atau phenobarbital
d) Menurunkan efektivitas risperidone jika digunakan dengan carbamazepine
e) Meningkatkan risiko terjadinya heatstroke jika digunakan dengan topiramate
f) Meningkatkan risiko terjadinya kejang jika digunakan dengan bupropion
g) Menurunkan efektivitas dari levodopa, bromocriptine, pramipexole, atau
rotigone
h) Meningkatkan risiko terjadinya aritmia jika digunakan dengan
ceritinib, cisapride, klorokuin, haloperidol, atau obat golongan antiaritmia

6) Peringatan dan perhatian


a) Peringatan

 Jangan menggunakan risperidone jika Anda alergi terhadap obat ini. Selalu
beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang atau pernah mengalami gangguan
perilaku atau psikosis yang terkait dengan demensia. Risperidone tidak
boleh digunakan pada kondisi tersebut.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan
kehamilan.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat, suplemen, atau
produk herbal tertentu.
 Janganmengemudikan kendaraan, mengoperasikan mesin, atau
mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan
risperidone, karena obat ini dapat menyebabkan pusing dan kantuk.

b) Perhatian

Beri tahu dokter mengenai riwayat penyakit Anda sebelumnya. Hati-hati


menggunakan risperidone pada kondisi:Penyakit jantung,Tekanan darah
tinggi,Gangguan irama jantung,Stroke atau serangan jantung,Diabetes.

7) Penyimpanan

Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan
tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Dan jangan dibekukan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2019. Cara Mengatasi Kecanduan Narkoba. https://bnn.go.id/4-langkah-cara-


mengatasi-kecanduan-narkoba/

Anonim.2019.Clozapine.http://pionas.pom.go.id/monografi/klozapin#:~:text=Pada%20geriatri
%2C%2012%2C5%20mg,5%20mg%20sebelum%20tidur%20malam%3B (Diakses pada
30 Agustus 2021)

BPOM RI. Cek BPOM. Haloperidol. https://www.alodokter.com/haloperidol

BPOM. Clozapine | PIO Nas. 2015; Available from


:http://pionas.pom.go.id/monografi/clozapine.

MIMS Indonesia (2020). Haloperidol. https://www.alodokter.com/haloperidol

MIMS Indonesia (2021). Risperidone. https://www.alodokter.com/risperidone

MIMS Indonesia (2021). Chlorpromazine. https://www.alodokter.com/chlorpromazine

Барышников, Г. Я. (2013). РАЗВИТИЕ РЕЛЬЕФА ПЕРЕХОДНЫХ ЗОН ГОРНЫХ СТРАН


В КАЙНОЗОЕ No Title. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–
1699.

Anda mungkin juga menyukai