Anda di halaman 1dari 19

KASUS FARMAKOLOGI

TOPIK 7 “DIURETIKA”
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Farmakologi I

Dosen Pengampu :
apt. Eva Dania Kosasih,M.Si

DISUSUN OLEH :

Levina Hadi V.A (P20630120016)

TINGKAT II KELAS A
PRODI DIII FARMASI TASIKMALAYA
POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA 2021
TOPIK 7

“DIURETIKA”

KASUS 1

Seorang pria berusia 57 tahun didiagnosa mengalami hipertensi. Nyeri dibagian tengkuk  dan
pandangan kabur. Pasien memiliki kebiasaan merokok dan minum kopi setiap hari. Riwayat 
penyakit pasien yaitu asma. Hasil pemeriksaan menunjukkan Tekanan darah pasien yaitu 
160/100 mmHg, suhu tubuh 38,90C. Obat yang diterima pasien yaitu Parasetamol, furosemid
dan  propanolol.  

Pertanyaan :  

1. Tentukanlah Subjektif dari kasus diatas !  

Jawaban :

Pasien didiagnosa mengalami hipertensi. Nyeri di bagian tengkuk dan pandangan


kabur. Pasien memiliki kebiasaan merokok dan minum kopi setiap hari. Riwayat
penyakit pasien yaitu asma.

2. Tentukanlah Objektif dari kasus di atas !  

Jawaban :

Seorang pria berusia 57 tahun. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah


pasien yaitu 160/100 mmHg, suhu tubuh 38,9oC.

3. Apakah tujuan terapi pada kasus di atas?

Jawaban :  

Untuk meredakan nyeri dan menurunkan tekanan darah tinggi.

4. Bagaimana mekanisme kerja masing-masing obat di atas?  

Jawaban :
a. Paracetamol : Paracetamol bekerja dengan cara mengurangi produksi zat penyebab
peradangan, yaitu prostaglandin. Dengan penurunan kadar prostaglandin di dalam
tubuh, tanda peradangan seperti demam dan nyeri akan berkurang
b. Furosemide : Furosemide bekerja dengan cara menghalangi penyerapan natrium di
dalam sel-sel tubulus ginjal dan meningkatkan jumlah urine yang dihasilkan oleh
tubuh
c. Propranolol : Propranolol merupakan obat golongan beta blocker yang bekerja
dengan menghambat reseptor beta di jantung dan pembuluh darah. Dengan begitu,
denyut jantung dapat lebih teratur, pembuluh darah yang sebelumnya menyempit
dapat melebar, dan aliran darah dapat lebih lancar.

5. Berapakah dosis lazim masing-masing obat?  

Jawaban :

a. Propranolol : oral, hipertensi, dosis awal 80 mg 2 kali sehari, tingkatkan dengan


interval mingguan bila perlu; dosis penunjang 160-320 mg sehari. Hipertensi portal,
dosis awal 40 mg 2 kali sehari, tingkatkan sampai 80 mg 2 kali sehari sesuai dengan
frekuensi jantung; maksimal 160 mg 2 kali sehari.

b. furosemid : Oral: Udem. Dewasa, dosis awal 40 mg pada pagi hari, penunjang 20-40
mg sehari, tingkatkan sampai 80 mg sehari pada udem yang resistensi. Anak, 1-3
mg/kg BB sehari, maksimal 40 mg sehari. Oliguria. Dosis awal 250 mg sehari. Jika
diperlukan dosis lebih besar, tingkatkan bertahap dengan 250 mg, dapat diberikan
setiap 4-6 jam sampai maksimal dosis tunggal 2 g (jarang digunakan).

c. Paracetamol : oral 0,5–1 gram setiap 4–6 jam hingga maksimum 4 gram per hari

6. Jelaskan terapi nonfarmakologi pada kasus tersebut!  

Jawaban : Terapi non farmakologi berupa modifikasi gaya hidup meliputi pola diet,
aktivitas fisik, larangan merokok dan pembatasan konsumsi alkohol.
Rekomendasi terkait gaya hidup adalah sebagai berikut :

1. Penurunan berat badan. Target penurunan berat badan perlahan hingga mencapai
berat badan ideal dengan cara terapi nutrisi medis dan peningkatan aktivitas fisik
dengan latihan jasmani.

2. Mengurangi asupan garam. Garam sering digunakan sebagai bumbu masak serta
terkandung dalam makanan kaleng maupun makanan cepat saji. Diet tinggi garam
akan meningkatkan retensi cairan tubuh. Asupan garam sebaiknya tidak melebihi 2
gr/ hari.

3. Diet. Diet DASH merupakan salah satu diet yang direkomendasikan. Diet ini pada
intinya mengandung makanan kaya sayur dan buah, serta produk rendah lemak.
Seperti tomat dan mentimun, pemberian madu.

4. Terapi relaksasi genggam jari dan nafas dalam

5. Terapi music suara alam dan slow deep breating

6. Olah raga. Rekomendasi terkait olahraga yakni olahraga secara teratur sebanyak 30
menit/hari, minimal 3 hari/ minggu.

7. Mengurangi konsumsi alkohol.Pembatasan konsumsi alkohol tidak lebih dari 2


gelas per hari pada pria atau 1 gelas per hari pada wanita dapat menurunkan
hipertensi.

8. Berhenti merokok

7. Jelaskan informasi obat yang harus diterima pasien!  

Jawaban :

a. FUROSEMID
- Indikasi: udem karena penyakit jantung, hati, dan ginjal. Terapi tambahan pada
udem pulmonari akut dan udem otak yang diharapkan mendapat onset diuresis
yang kuat dan cepat.
- Peringatan: hipotensi, pasien dengan risiko penurunan tekanan darah, diabetes
melitus, gout, sindrom hepatorenal, hipoproteinemia, bayi prematur.
- Interaksi: glukokortikoid, karbenoksolon, atau laksatif: meningkatkan deplesi
kalium dengan risiko hipokalemia. Antiinflamasi non-steroid (AINS), probenesid,
metotreksat, fenitoin, sukralfat: mengurangi efek dari furosemid. Glikosida
jantung: meningkatkan sensitivitas miokardium. Obat yang dapat memperpanjang
interval QT: meningkatkan risiko aritmia ventrikular. Salisilat: meningkatkan
risiko toksisitas salisilat. Antibiotik aminoglikosida, sefalosporin, dan polimiksin:
meningkatkan efek nefrotoksik dan ototoksik. Sisplastin: memungkinkan adanya
risiko kerusakan pendengaran. Litium: meningkatkan efek litium pada jantung
dan neurotoksik karena furosemid mengurangi eksresi litium. Antihipertensi:
berpotensi menurunkan tekanan darah secara drastis dan penurunan fungsi ginjal.
Probenesid, metotreksat: menurunkan eliminasi probenesid dan metotreksat.
Teofilin: meningkatkan efek teofilin atau agen relaksan otot. Antidiabetik dan
antihipertensi simpatomimetik: menurunkan efek obat antidiabetes dan
antihipertensi simpatomimetik. Risperidon: hati-hati penggunaan bersamaan.
Siklosporin: meningkatkan risiko gout. Media kontras: risiko pemburukan
kerusakan ginjal. Kloralhidrat: mungkin timbul panas, berkeringat, gelisah, mual,
peningkatan tekanan darah dan takikardia.
- Kontraindikasi: gagal ginjal dengan anuria, prekoma dan koma hepatik, defisiensi
elektrolit, hipovolemia, hipersensitivitas.
- Efek Samping: sangat umum: gangguan elektrolit, dehidrasi, hipovolemia,
hipotensi, peningkatan kreatinin darah. Umum: hemokonsentrasi, hiponatremia,
hipokloremia, hipokalemia, peningkatan kolesterol darah, peningkatan asam urat
darah, gout, enselopati hepatik pada pasien dengan penurunan fungsi hati,
peningkatan volume urin. Tidak umum: trombositopenia, reaksi alergi pada kulit
dan membran mukus, penurunan toleransi glukosa dan hiperglikemia, gangguan
pendengaran, mual, pruritus, urtikaria, ruam, dermatitis bulosa, eritema
multiformis, pemfigoid, dermatitis eksfoliatif, purpura, fotosensitivitas. Jarang:
eosinofilia, leukositopenia, anafilaksis berat dan reaksi anafilaktoid, parestesia,
vakulitis, muntah, diare, nefritis tubulointerstisial, demam. Sangat jarang: anemia
hemolitik, anemia aplastik, agranulositosis, tinnitus, pankreatitis akut, kolestasis
intrahepatik, peningkatan transaminase. Tidak diketahui frekuensinya:
hipokalsemia, hipomagnesemia, alkalosis metabolik, trombosis, sindroma
Stevens-Johnson, nekrolisis epidermal toksik, pustulosis eksantema generalisata
akut (Acute Generalized Exanthematous Pustulosis/AGEP), reaksi obat dengan
eosinofilia dan gejala sistemik (Drug Reaction with Eosinophilia and Systemic
Symptom/DRESS), peningkatan natrium urin, peningkatan klorida urin,
peningkatan urea darah, gejala gangguan fungsi mikturisi, nefrokalsinosis
dan/atau nefrolitiasis pada bayi prematur, gagal ginjal, peningkatan risiko
persistent ductus arteriosus pada bayi prematur usia seminggu, nyeri lokal pada
area injeksi.

- Dosis: Oral: Udem. Dewasa, dosis awal 40 mg pada pagi hari, penunjang 20-40
mg sehari, tingkatkan sampai 80 mg sehari pada udem yang resistensi. Anak, 1-3
mg/kg BB sehari, maksimal 40 mg sehari. Oliguria. Dosis awal 250 mg sehari.
Jika diperlukan dosis lebih besar, tingkatkan bertahap dengan 250 mg, dapat
diberikan setiap 4-6 jam sampai maksimal dosis tunggal 2 g (jarang digunakan).
- Cara Menggunakan Furosemide dengan Benar : Ikuti anjuran dokter dan baca
informasi yang tertera pada kemasan obat sebelum menggunakan furosemide.
Jangan menambahkan atau mengurangi dosis tanpa berkonsultasi dulu dengan
dokter. Furosemide tablet dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan.
Minumlah furosemide tablet dengan segelas air putih. Bila Anda lupa
mengonsumsi furosemide tablet, segera konsumsi obat ini begitu teringat, jika
jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat,
abaikan dan jangan menggandakan dosis.
- Penyimpanan : Simpan obat ini dalam suhu ruangan. Hindarkan dari paparan sinar
matahari langsung dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.

b. PARACETAMOL
- Indikasi : Obat ini digunakan untuk mengobati nyeri ringan hingga sedang (dari
sakit kepala, periode menstruasi, sakit gigi, sakit punggung, osteoartritis, atau
sakit dan nyeri pilek/flu) dan untuk menurunkan demam
- Cara penggunaan : oral 0,5–1 gram setiap 4–6 jam hingga maksimum 4 gram per
hari
- Efek samping : jarang terjadi efek samping, tetapi dilaporkan terjadi reaksi
hipersensitivitas, ruam kulit, kelainan darah (termasuk trombositopenia,
leukopenia, neutropenia), hipotensi juga dilaporkan pada infus, PENTING:
Penggunaan jangka panjang dan dosis berlebihan atau overdosis dapat
menyebabkan kerusakan hati
- Cara penyimpanan : Simpan pada suhu kamar jauh dari cahaya dan kelembaban.
Jangan simpan di kamar mandi. Jauhkan semua obat dari anak-anak dan hewan
peliharaan. Jangan membuang obat ke toilet atau membuangnya ke saluran
pembuangan kecuali diinstruksikan. Buang produk ini dengan benar ketika sudah
kadaluwarsa atau tidak lagi diperlukan.

c. PROPANOLOL
- Indikasi: hipertensi; feokromositoma; angina; aritmia, kardiomiopati obstruktif
hipertrofik, takikardi ansietas, dan tirotoksikosis (tambahan); profilaksis setelah
infark miokard; profilaksis migren dan tremor esensial.

- Peringatan: hindari putus obat yang mendadak, terutama pada penyakit jantung
iskemi, blok AV derajat pertama, hipertensi portal (risiko memburuknya fungsi
hati); diabetes; riwayat penyakit paru obstruktif; miastenia gravis; pada
anafilaksis respons terhadap adrenalin berkurang.

- Kontraindikasi: asma, gagal jantung yang tak terkendali, bradikardi yang nyata,
hipotensi, sindrom penyakit sinus, blok AV derajat dua atau tiga, syok
kardiogenik; feokromositoma. Bronkospasme. Beta bloker, termasuk yang
dianggap kardioselektif, seharusnya tidak diberikan kepada pasien dengan riwayat
asma atau bronkospasme. Namun, pada situasi yang sangat jarang dimana beta
bloker harus diberikan pada pasien demikian, dapat diberikan beta bloker yang
kardioselektif dengan sangat hati-hati dan di bawah pengawasan spesialis.

- Efek Samping: bradikardi, gagal jantung, hipotensi, gangguan konduksi,


bronkospasme, vasokonstriksi perifer, gangguan saluran cerna, fatigue, gangguan
tidur, jarang ruam kulit dan mata kering (reversibel bila obat dihentikan),
eksaserbasi psoriasis.

- Dosis: oral, hipertensi, dosis awal 80 mg 2 kali sehari, tingkatkan dengan interval
mingguan bila perlu; dosis penunjang 160-320 mg sehari. Hipertensi portal, dosis
awal 40 mg 2 kali sehari, tingkatkan sampai 80 mg 2 kali sehari sesuai dengan
frekuensi jantung; maksimal 160 mg 2 kali sehari.

- Cara Mengonsumsi Propranolol dengan Benar :Ikuti anjuran dokter dan baca
petunjuk pada kemasan obat sebelum mulai mengonsumsi propranolol. Jangan
mengubah dosis tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.Propranolol dapat
dikonsumsi sebelum atau setelah makan. Gunakan air putih untuk menelan tablet.
Jangan mengunyah, membelah, atau menghancurkan tablet karena dapat
meningkatkan risiko efek samping. Jika lupa mengonsumsi propranolol, segera
minum ketika Anda ingat. Jika sudah mendekati waktu dosis berikutnya, lewati
dosis yang terlewat. Jangan menggandakan dosis propranolol untuk menggantikan
dosis yang terlewat.

- Penyimpanan :Simpan propranolol pada suhu ruangan dan letakkan di dalam


wadah tertutup. Lindungi dari paparan sinar matahari secara langsung. Jauhkan
dari jangkauan anak-anak.

- Interaksi propanolol dengan obat lain :


 Peningkatan risiko semakin memburuknya kondisi aritmia jika dikonsumsi
dengan amiodarone atau antagonis kalsium
 Peningkatan risiko terjadinya depresi jika dikonsumsi secara berkelanjutan
dengan obat reserpine
 Penurunan efek antihipertensi jika dikonsumsi dengan OAINS, seperti
ibuprofen atau indomethacin
 Peningkatan kadar propranolol dalam darah dan risiko terjadinya perdarahan
jika dikonsumsi bersama dengan warfarin
 Peningkatan risiko terjadinya hipotensi jika digunakan dengan obat bius
 Peningkatan konsentrasi plasma dari propanolol jika dikonsumsi dengan
lidocaine
KASUS 2

Seorang wanita (55th) datang kedokter dengan keluhan sering pusing, jantung kadang  kala
berdebar-debar dan nyeri hebat di pinggang. Awalnya pasien mengatasi keluhan yang 
dirasakannya dengan membeli obat sakit kepala yang banyak di jual di warung secara bebas. 
Namun sakit kepala yang dirasakannya tak kunjung reda. Hasil pemeriksaan laboratorium 
menunjukkan tekanan darah 160/100 mmHg, kolesterol total 260 mg/dl, kadar LDL 140 mg/dl, 
kadar HDL 45 mg/dl, serta kadar asam urat darah tinggi. Pasien tersebut diberi Furosemid 40mg 
1x1, Paracetamol 500 mg 3x1, dan simvastatin 10 1x1.  

Pertanyaan :  

1. Tentukanlah Subjektif dari kasus diatas ! 

Jawaban : Seorang wanita (55th) datang kedokter dengan keluhan sering pusing,
jantung kadang  kala berdebar-debar dan nyeri hebat di pinggang.

2. Tentukanlah Objektif dari kasus di atas !  

Jawaban : Seorang wanita (55th), menunjukkan hasil pemeriksaan laboraturium


tekanan darah 160/100 mmHg, kolesterol total 260 mg/dl, kadar LDL 140 mg/dl, 
kadar HDL 45 mg/dl

3. Apakah tujuan terapi pada kasus di atas?  

Jawaban : Untuk menurunkan tekanan darah, menurunkan kolesterol, dan mengurangi


rasa nyeri.

4. Bagaimana mekanisme kerja masing-masing obat di atas? 

Jawaban :

a. Furosemide sering digunakan untuk mengatasi edema (penumpukan cairan di


dalam tubuh) atau hipertensi (tekanan darah tinggi).Furosemide bekerja dengan
cara menghalangi penyerapan natrium di dalam sel-sel tubulus ginjal dan
meningkatkan jumlah urine yang dihasilkan oleh tubuh.Bentuk sediaan
furosemide adalah tablet 40 mg dan sediaan injeksi berupa ampul 2 mL dengan
kekuatan 10 mg/mL.
b. Paracetamol tersedia dalam bentuk tablet 500 mg dan 600 mg, sirup, drop,
suppositoria, dan infus. Paracetamol bekerja dengan cara mengurangi produksi zat
penyebab peradangan, yaitu prostaglandin. Dengan penurunan kadar
prostaglandin di dalam tubuh, tanda peradangan seperti demam dan nyeri akan
berkurang.
c. Simvastatin merupakan obat golongan statin yang menghambat aktivitas enzim 3-
hidroksi-3-metilglutaril koenzim A reduktase (HMG CoA) di hati. Inhibisi enzim
HMG CoA ini akan menyebabkan penurunan kadar kolesterol total dan
meningkatkan pembentukan reseptor LDL di permukaan sel hepatosit sehingga
terjadi peningkatan transport LDL dari pembuluh darah ke sel hati.

5. Berapakah dosis lazim masing-masing obat? 

Jawaban :

a. Dosis Obat Furosemide

Udema: Dewasa: dosis awal: 40 mg per hari, dapat diturunkan menjadi 20 mg per
hari

Lansia: dosis awal: 20 mg per hari

Hipertensi: Dewasa: dosis 40-80 mg per hari.

b. Dosis Paracetamol

Tablet Paracetamol 500 mg: 2 tablet 500 mg diminum tiap 4-6 jam

c. Dosis Obat Simvastatin

Dosis awal: dosis 10 mg/hari diberikan pada malam hari.

Dosis awal untuk pasien dengan hiperkolesterolemia ringan sampai sedang: dosis
5 mg/hari.
Pengaturan dosis dilakukan dengan jarak tidak kurang dari 4 minggu sampai
maksimal 40 mg/hari (diberikan malam hari).

6. Jelaskan terapi nonfarmakologi pada kasus tersebut! 

Jawaban :

Terapi non farmakologi berupa modifikasi gaya hidup meliputi pola diet, aktivitas
fisik, larangan merokok dan pembatasan konsumsi alkohol.

Rekomendasi terkait gaya hidup adalah sebagai berikut :

1. Penurunan berat badan. Target penurunan berat badan perlahan hingga mencapai
berat badan ideal dengan cara terapi nutrisi medis dan peningkatan aktivitas fisik
dengan latihan jasmani.

2. Mengurangi asupan garam. Garam sering digunakan sebagai bumbu masak serta
terkandung dalam makanan kaleng maupun makanan cepat saji. Diet tinggi garam
akan meningkatkan retensi cairan tubuh. Asupan garam sebaiknya tidak melebihi 2
gr/ hari.

3. Diet. Diet DASH merupakan salah satu diet yang direkomendasikan. Diet ini pada
intinya mengandung makanan kaya sayur dan buah, serta produk rendah lemak.
Seperti tomat dan mentimun, pemberian madu.

4. Terapi relaksasi genggam jari dan nafas dalam

5. Terapi music suara alam dan slow deep breating

6. Olah raga. Rekomendasi terkait olahraga yakni olahraga secara teratur sebanyak 30
menit/hari, minimal 3 hari/ minggu.

7. Mengurangi konsumsi alkohol.Pembatasan konsumsi alkohol tidak lebih dari 2


gelas per hari pada pria atau 1 gelas per hari pada wanita dapat menurunkan
hipertensi.

8. Berhenti merokok
7. Jelaskan informasi obat yang harus diterima pasien!

Jawaban :

a. Furosemid 40mg

Indikasi : obat golongan diuretik yang bermanfaat untuk mengeluarkan kelebihan


cairan dari dalam tubuh melalui urine. Obat ini sering digunakan untuk mengatasi
edema (penumpukan cairan di dalam tubuh) atau hipertensi (tekanan darah tinggi).

Dosis : sehari 1x1 tablet, sesudah makan

Efek Samping :

- Pusing

- Vertigo

- Mual dan muntah

- Diare

- Penglihatan buram

- Sembelit

- Lakukan pemeriksaan ke dokter jika keluhan di atas tidak kunjung membaik.


Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat, seperti muncul ruam yang
gatal, bengkak di mulut dan bibir, atau mengalami efek samping yang serius,
seperti:

- Kram perut

- Merasa lelah

- Mulut terasa kering

Cara Penggunaan : Diminum 1x sehari 1 tablet.


Perhatian/peringatan :

1. Furosemide dapat diserap ke dalam ASI; gunakan dengan hati-hati dan


konsultasikan pada dokter.
2. Jangan gunakan obat ini pada pasien yang hipersensitif terhadap obat ini dan
komponen lain yang terkandung dalam obat ini.
3. Hati-hati penggunaan pada pasien prediabetes atau diabetes, sirosis hati, asam
urat, gangguan berkemih, berisiko mengalami penurunan tekanan darah,
gangguan hati, dan gangguan ginjal.
4. Obat ini tidak umum digunakan selama kehamilan. Penggunaan obat ini untuk
ibu hamil hanya diperbolehkan apabila manfaatnya lebih besar dan risikonya.
5. Obat ini dapat masuk ke ASI meskipun dalam jumlah kecil. Diskusikan
dengan dokter tentang penggunaan obat ini apabila Anda sedang dalam masa
menyusui.

Penyimpanan : Simpan pada suhu pada suhu antara 15-30 derajat Celcius.

b. Paracetamol 500 mg

Indikasi : untuk meredakan gejala demam dan nyeri pada berbagai penyakit

Dosis : sehari 3x1 tablet, sesudah makan

Efek Samping :

- Demam

- Muncul ruam kulit yang terasa gatal

- Sakit tenggorokan

- Muncul sariawan

- Nyeri punggung

- Tubuh terasa lemah


- Kulit atau mata berwarna kekuningan

- Timbul memar pada kulit

- Urine berwarna keruh atau berdarah

- Tinja berwarna hitam atau BAB berdarah

Jika dikonsumsi secara berlebihan, paracetamol bisa menyebabkan overdosis, dengan


gejala berupa:

- Perut bagian atas terasa sakit

- Kehilangan nafsu makan

- Mual atau muntah

- Diare

- Keringat dingin

Cara Penggunaan : Diminum 3x sehari 1 tablet.

Perhatian/peringatan :

a. Penyakit hepar kronis dekompensata


b. Hipovolemia berat
c. Malnutrisi kronis
d. Defisiensi G6PD
e. Fenilketonuria
f. Konsumsi alkohol dalam jangka waktu lama
g. Pada pasien dengan hipovolemia berat seperti saat dehidrasi atau kehilangan
darah serta pasien dengan malnutrisi kronis, diperlukan pengurangan dosis
paracetamol karena akan meningkatkan risiko kerusakan hepar.
h. Pada pasien asthma yang dapat dipicu oleh aspirin, penggunaan paracetamol,
terutama pada produk paten yang mengandung sulfida pada komponennya,
dapat memicu terjadinya asthma bahkan menimbulkan reaksi anafilaksis.
Selain sulfit, komponen pada produk paten paracetamol yang perlu
diperhatikan adalah aspartam yang jika dimetabolisme akan menghasilkan
fenilalanin yang berbahaya bagi pasien fenilketonuria.
i. Paracetamol terdiri dari berbagai sediaan dan sering dikombinasikan dengan
obat lain. Oleh karena itu, penggunaan polifarmasi perlu memperhatikan dosis
paracetamol dari masing-masing sediaan agar tidak terjadi overdosis.

Penyimpanan : Simpan pada suhu antara 20-25 derajat Celsius.

c. Simvastatin 10mg

Indikasi : Indikasi : obat untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah.

Dosis : sehari 1x1 tablet (malam hari). Sesudah makan.

Konsumsilah obat ini pada waktu yang sama setiap harinya agar pengobatan efektif.
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi obat ini, disarankan untuk segera melakukannya
begitu ingat, jika jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya belum terlalu dekat. Jika
sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.

Efek Samping :

- Bersin-bersin

- Pilek

- Sakit tenggorokan

- Mual

- Sembelit

- Simvastatin juga bisa menyebabkan gangguan pada organ hati. Segera periksakan
diri ke dokter bila muncul gejala di bawah ini:

- Muntah

- Sakit perut
- Merasa sangat lelah

- Urine berwarna gelap seperti teh

- Mata dan kulit menguning

Cara Penggunaan : Diminum 1x sehari 1 tablet.

Perhatian/peringatan :

a. Selama penggunaan obat ini sebaiknya diikuti diet yang teratur.


b. Selama terapi dengan obat simvastatin sebaiknya dilakukan monitoring kadar
kolesterol darah secara teratur untuk membantu pengaturan dosis apabila
diperlukan.
c. Obat ini tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil. Keberadaan simvastatin pada
ASI belum diketahui namun penggunaan oleh ibu menyusui sebaiknya
dihindari.
d. Selama penggunaan obat ini sebaiknya menghindari atau menunda kehamilan
karena dapat berakibat buruk pada janin.
e. Penggunaan pada penderita dengan riwayat gangguan fungsi hati, gangguan
fungsi ginjal, dan pecandu alkohol harus dilakukan dengan hati-hati. Apabila
timbul reaksi alergi selain efek samping normal arus segera menghubungi
dokter.

Penyimpanan : Simpan pada suhu dibawah 30o C


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Terapi non Farmakologi Tekanan Darah Tinggi. [Online]. Tersedia:

https://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/MPPKI/article/view/806

Drugs.com. Furosemide. 2019. Available from: https://www.alodokter.com/furosemide


Pusat Informasi Obat Nasional. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.
Available from: http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-2-sistem-kardiovaskuler-0/25-
diuretika/252-diuretika-kuat

Pusat Informasi Obat Nasional. Parasetamol. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia. Available from: http://pionas.pom.go.id/monografi/parasetamol-asetaminofen

MIMS. Propanolol. 2020. Available from: https://www.alodokter.com/propranolol

MIMS. Parasetamol. 2020. Available from: https://www.alodokter.com/paracetamol -


:~:text=Paracetamol%20tersedia%20dalam%20bentuk%20tablet,demam%20dan
%20nyeri%20akan%20berkurang

MIMS. Simvastatin . 2020. Available from: https://www.alomedika.com/obat-


kardiovaskuler/obat-antihiperlipidemia/simvastatin/farmakologi

Obat Furosemide - Dosis, Pemakaian, Efek Samping - Klikdokter.com

https://m.klikdokter.com/obat/furosemide

Obat Simvastatin - Dosis, Pemakaian, Efek Samping - Klikdokter.com

https://m.klikdokter.com/obat/simvastatin

dr. Merry Dame Cristy Pane. 2020. Furosemide. [Online]. Tersedia :

https://www.alodokter.com/furosemide

dr. Tjin Willy. 2020. Parasetamol (Acetaminophen). [Online]. Tersedia :

https://www.alodokter.com/paracetamol
dr. Tjin willy. 2019. Simvastatin. [Online]. Tersedia :

https://www.alodokter.com/simvastatin#:~:text=Simvastatin%20adalah%20obat
%20untuk%20menurunkan,mencegah%20serangan%20jantung%20dan%20stroke.

Anda mungkin juga menyukai