Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMISOLIDA


“Sediaan Salep Desoximetasone 0,05%”

Disusun oleh :
Ansyirohansia P17335115001
Farradiba Nur Aziza P17335115011
Risma Niswatin Ulya P17335115014
Rizthy Nur Reidha R P17335115016
Cucu Fatimah P17335115023
Griyanti Fadhilah D P17335115042
Sri Rejeki Puji Astuti P17335115043
Zulfa Dzakiyah P17335115056

Dosen Pembimbing :
Hanifa Rahma, M.Si.,Apt.

KEMENTERIAN KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
JURUSAN FARMASI
2016
SEDIAAN SALEP DESOXIMETASONE 0,05%

I. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan formula yang tepat, membuat, dan mengevaluasi sediaan salep
Desoximetsone 0,05%.

II. LATAR BELAKANG


Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur, meracik
formulasi obat, identifikasi, kombinasi, analisis dan standarisasi/pembakuan obat
serta pengobatan, termasuk pula sifat-sifat obat dan distribusinya serta penggunaan
yang aman (Syamsuni, 2012).
Tujuan dari praktikum pembuatan sediaan salep karena beberapa obat lebih
stabil dan memiliki efek terapi yang lebih baik apabila dibuat dalam bentuk sediaan
salep dibandingkan dengan sediaan lain seperti krim. Oleh karena itu, diperlukan
kemampuan yang baik dari calon farmasis dalam pembuatan formula sediaan salep
dan dapat mengevaluasi stabilitas sediaan tersebut selama penyimpanan.
Salep adalah sediaan semisolid yang dimaksudkan untuk penggunaan luar
untuk kulit atau membran mukus. Salep mungkin digunakan untuk medicated atau
unmedicated. Salep unmedicated digunakan untuk efek fisik yaitu sebagai
pelindung, emollient, atau lubrikan. Basis salep, mungkin digunakan untuk efek
fisik atau sebagai pembawa untuk salep medicated (Ansel, 2014).
Kortikosteroid adalah kelas senyawa yang terdiri dari hormon steroid yang
disekresi oleh korteks adrenal dan analog sintetik merek. Dalam dosis farmakologis,
kortikosteroid digunakan terutama untuk efek anti-inflamasi dan atau imunosupresif.
Kortikosteroid topikal, seperti desoximetason, efektif dalam pengobatan
penyakit kulit yang responsif terhadap kortikosteroid terutama karena anti-inflamasi,
antipruritic, dan tindakan vasokonstriksi. Namun, secara fisiologis, farmakologis,
dan klinis efek dari kortikosteroid sangat terkenal, mekanisme yang tepat dari efek
masing-masing penyakit tidak pasti. Desoximetason, kortikosteroid, telah terbukti
memiliki efek topikal (dermatologi) dan farmakologis sistemik dan efek metabolik
karakteristik kelas obat ini.
Kortikosteroid topikal dapat diserap melalui kulit utuh normal. Peradangan
dan atau penyakit lainnya proses dalam kulit dapat meningkatkan penyerapan
perkutan. Dressing oklusif substansial meningkatkan penyerapan perkutan
kortikosteroid topikal.

III. TINJAUAN PUSTAKA


3.1. Bahan Aktif
Zat Aktif Desoximetasone
Struktur Kimia

(Martindale ed 36, p 1525.pdf)


Rumus Molekul C22H29FO4
(Martindale ed 36, p 1525.pdf)
Log P 2,35 (http://drugbank.ca/drugs/DB00547)
BM 376,5 g/mol (Martindale ed 36, p 1525.pdf)
Titik Lebur 217°C (http://drugbank.ca/drugs/DB00547)
Pemerian Serbuk kristal berwarna putih dan tidak berbau
(Martindale ed 36, p 1525.pdf)
Kelarutan Tidak larut dalam air; mudah larut dalam alcohol, aseton, dan dalam
kloroform (1:10)
(Martindale ed 36, p 1525.pdf)
Stabilitas Panas : Jauhkan dari panas yang berlebih, api, atau asap, (Drug
Reference for Health Professional, p 448.pdf)
Cahaya : Hindari dari cahaya langsung (Tidak ditemukan dalam FI
V, Martindale. USP, JP, British Pharmacopeia, Codex. Ditemukan
dalam: www.teligent.com/assesst/MSDS-Desoximetasone)
Air : Tidak ditemukan dalam FI V, Martindale. USP, JP, British
Pharmacopeia, Codex
pH : 4-8 (www.pharmacopeia.cn/M2g24d/usp29nf88)
Inkompatibilitas Inkompatibel dengan oksidator kuat dan basa kuat
(Tidak ditemukan dalam FI V, Martindale. USP, JP, British
Pharmacopeia, Codex. Ditemukan dalam:
www.chemblink.com/MSDS/MSDSfile/382-67-2.pdf)
3.2 Bahan Tambahan
1. Propilenglikol
Zat Propilen Glikol

Sinonim Propilenglikol (Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED, p


592.pdf)
Struktur

(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED, p 592.pdf)


Rumus C3H8O2(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED,
molekul p 592.pdf)
Titik lebur 184–1890C (Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED, p
592.pdf)
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna, kental, larutan praktis tidak berbau,
rasa agak pedas seperti gliserin. (Handbook of Pharmaceutical
Excipients 6th ED, p 592.pdf)
Kelarutan Larut dengan aseton, kloroform, etanol (95%), gliserin dan air; larut
dalam 1 : 6 bagian eter, tidak larut dengan minyak dengan minyak
esensial. (Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED, p592.pdf)
Stabilitas Stabil dalam wadah tertutup baik, tetapi pada suhu tinggi ditempat
terbuka, cenderung oksidator sehingga menimbulkan produk seperti
propionaldehid, asam laktat dan asam asetat. Propilenglikol secara
kimiawi stabil bila dicampur dengan etanol (95%), gliserin, air,
larutan berair dapat distabilkan dengan autoklaf. Propilenglikol
bersifat higroskopis dan harus disimpan dalam wadah tertutup,
terlindung dari cahaya, ditempat dingin. (Handbook of
Pharmaceutical Excipients 6th ED, p529.pdf)

Inkompabilitas Tidak kompatibel dengan reagen oksidasi seperti kalium


permanganat. (Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED,
p595.pdf)
Penyimpanan Dalam wadah tertututp, terlindung dari cahaya di tempat dingin.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED, p 529.pdf)
Kadar Pengawet, desinfektan, humektan , pelarut = 10-25% (Handbook of
penggunaan Pharmaceutical Excipients 6th ED, p 592.pdf)
2. Cera Alba
Zat Cera Alba
Sinonim Malam Putih (Farmakope Indonesia V, hlm 798)
Bleached wax; cera alba (Handbook of Pharmaceutical Exipient 6th
edition, p 779 .pdf)
Struktur
Kimia

(Tidak ditemukan dalam Handbook of Pharmaceutical Excipients dan


Farmakope Indonesia edisi V, JP, USP, NF ditemukan dalam:
http://www.helsinki.fi/kemia/opettaja/aineistot/hyonteistenkemiaa/en
glish/beeswax_webpage.htm)
Rumus C15H31COOC30H61
Molekul (Tidak ditemukan dalam Handbook of Pharmaceutical Excipients dan
Farmakope Indonesia edisi V, JP, USP, NF ditemukan dalam
http://www.helsinki.fi/kemia/opettaja/aineistot/hyonteistenkemiaa/en
glish/beeswax_webpage.htm)
Pemerian Padatan putih kekuningan, sedikit tembus cahaya dalam keadaan
lapisan tipis; bau khas lemah dan bebas bau tengik. Bobot jenis lebih
kurang 0,95. (Farmakope Indonesia V, hlm 798)
Kelarutan Tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol dingin. Etanol
mendidih melarutkan asam serotat dan sebagian dari mirisin, yang
merupakan kandungan malam putih. Larut sempurna dalam
kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak dan dalam minyak atsiri.
Larut sebagian dalam benzen dan karbon disulfida dingin; pada suhu
lebih kurang 30° larut sempurna dalam benzen, dan dalam karbon
disulfida. (Farmakope Indonesia V, hlm 798)
Stabilitas Ketika lilin yang dipanaskan di atas 1508C esterifikasi terjadi dengan
konsekuen menurunkan nilai asam dan kenaikan titik leleh.
(Handbook of Pharmaceutical Exipient 6th edition, p 780 .pdf)
Kegunaan Bahan pengeras untuk salep dan krim 5-20% (Handbook of
Pharmaceutical Exipient 6th edition, p 779 .pdf)
Inkompatibilit Inkompatibel dengan bahan pengoksidasi (Handbook of
as Pharmaceutical Excipients, p 779 .pdf)
Penyimpanan Stabil bila disimpan dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya (Handbook of Pharmaceutical Exipient 6th edition, p 779
.pdf)
3. Vaselin Album
Zat White Petrolatum
Sinonim Vaselin album, White Petrolatum Jelly, White Soft Paraffin
Struktur Tidak ditemukan dalam literatur (Handbook of Pharmaceutical
Excipients, USP30-NF25, Japanese Pharmacopeia, British
Pharmacopeia)
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED, p620.pdf)
Rumus CnH2n2 (Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED,
molekul P482.pdf)
Titik lebur 38 -60oC (USP30-NF25)
Pemerian Petrolatum berwarna putih hingga kuning pucat, transtlusen, massa
lembut. Tidak berbau, tidak berasa, tidak lebih sedikit berpijar saat
siang, bahkan ketika leleh (Handbook of Pharmaceutical Excipients
6th ED, p 483 .pdf)
Kelarutan Praktis tidak larut dalam aseton, etanol, panas atau dingin etanol
(95%), gliserin, dan air; larut dalam benzena, karbon disulfida,
kloroform, eter, hexane, sebagian besar dalam minyak yang mudah
menguap.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED, p 482.pdf)
Stabilitas Dengan paparan cahaya, dapat teroksidasi dan dapat berubah warna
juga menghasilkan bau yang tidak diinginkan. (Handbook of
Pharmaceutical Excipients 6th ED, p482.pdf)
Inkompabilitas petrolatum adalah bahan inert dengan sedikit inkompatibel
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED, p482.pdf)
Penyimpanan Disimpan dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya,
ditempat sejuk dan kering (Handbook of Pharmaceutical Excipients
6th ED, p482.pdf)
Kadar Basis salep= hingga 100% (Handbook of Pharmaceutical Excipients
penggunaan 6th ED, p482.pdf)
4. Butylated Hydoxytoluene
Zat Butylated Hydoxytoluene
Sinonim BHT
Struktur

(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED, p75.pdf)


Rumus C15H24O (Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED,
molekul P75.pdf)
Titik leleh 70oC (Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED,
P75.pdf)
Pemerian Butylated hydroxytoluene berwarna putih atau kuning pucat kristal
padat atau serbuk dengan sedikit bau fenol.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED, p75.pdf)
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, gliserin, propilen glikol, larutan alkali
hidrosida, dan larutan asam mineral lemah. Mudah larut dalam
aseton, benzena, etanol (95%), eter, metanol, toluena, minyak,
minyak mineral. Sangat larut dibandingkan dengan butylated
hydroxyanisole dalam minyak makanan dan lemak. (Handbook of
Pharmaceutical Excipients 6th ED, p75.pdf)
Stabilitas Terpapar cahaya, lembab, dan panas menyebabkan perubahan warna
dan kehilangan aktifitasnya. (Handbook of Pharmaceutical
Excipients 6th ED, p76.pdf)
Inkompabilitas Inkompatibel dengan pengoksidasi kuat termasuk peroksida dan
permanganat. kontak dengan pengoksidasi kuat menyebabkan secara
spontan terbakar. Garam besi menyebabkan perubahan warna dan
kehilangan aktifitasnya. Pemanasan dengan sejumlah katalis dari
asam menyebabkan dekomposisi yang cepat dengan bebasnya gas
isobutene yang mudah terbakar (Handbook of Pharmaceutical
Excipients 6th ED, p76.pdf)
Penyimpanan Disimpan dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya,
ditempat sejuk dan kering (Handbook of Pharmaceutical Excipients
6th ED, p76.pdf)
Kadar Antioksidan (Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED,
penggunaan p75.pdf)
5. Propyl Paraben
Zat Propyl Paraben
Sinonim Nipasol
Struktur

(HOPE 6th ED, p 442.pdf)


Rumus C10H12O3 (HOPE 6th ED, p 596.pdf)
molekul
Titik lebur 295oC
Pemerian Kristal putih, tidak berbau dan serbuk tidak berasa (HOPE 6th ED,
p596.pdf)
Kelarutan Aseton = larut
Etanol 95% = 1 : 1
Etanol 50% = 1 : 5,6
Eter = mudah larut
Gliserin = 1 : 250
Minyak mineral = 1 : 3330
Minyak kacang = 1 : 20
Propilenglikol = 1 : 3,9
Propilenglikol 50% = 1 : 110
Air = 1 : 4350 (15oC) ; 1 : 2500 (20 oC) ; 1 :225 (80 oC)
(HOPE 6th ED, p 596.pdf)
Stabilitas Propil paraben memiliki efek antimikroba pada pH 4-8. Pada sediaan
cair, metil paraben pada pH 3-6 dapat disterilisasi oleh autoklaf
120oC selama 20 menit. Jika pada pH >8 dapat cepat terhidrolisis.
Simpan di wadah tertutup rapat, dingin tempat kering. (HOPE 6th ED,
p 597.pdf)
Inkompabilitas Inkompatibilitas dengan adanya nonionik surfaktan dengan hasil
miselisasi. Dapat terabsorbsi oleh plastik, tergantung dari jenis
plastik. Magnesium alumunium silikat, magnesium trisilkat, besi
kuning oksida, dan ultramarin biru dilaporkan dapat mengabsorbsi
dan mengurangi efektivitas. Berubah warna dengan adanya besi dan
terhidrolisis oleh alkali lemah dan basa kuat. (HOPE 6th ED, p
443.pdf)
Keterangan ADI = 10 mg/kg BB (HOPE 6th ED, p 5989.pdf)
lain
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, dingin tempat kering. (HOPE 6th ED, p
597.pdf)
Kadar Bahan pengawet dan antimikroba 0,015-0,2`% (HOPE 6th ED, p
penggunaan 442.pdf)
6. Methyl Paraben
Zat Methyl Paraben
Sinonim Nipagin
Struktur
1. D
a
s
a
r (Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED, p442.pdf)
Rumus C8H8O3 (Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED,
molekul
T p 442.pdf)
Titikelebur 125o-128oC (Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED,
p442.pdf)
o
Pemerian Kristal tidak berwarna atau serbuk kristal putih, tidak berbau atau
r hampir tidak berbau dan mempumyai sedikit rasa terbakar.
i (Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED,
p 442.pdf)
S
uKelarutan Air = 1 : 400 (20oC); 1 : 50 (50oC); 1 : 30 (80oC)
Propilenglikol= 1 : 5
s Etanol = 1 : 2
Etanol 95% = 1 : 3
p Etanol 50% = 1 : 6
e Eter= 1 : 10
Gliserin= 1 : 60
n Minyak mineral= PTL
Minyak kacang = 1 : 200
s
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED, p443.pdf)
iStabilitas Metil paraben memiliki efek antimikroba pada pH 4-8. Pada sediaan
cair, metil paraben pada pH 3-6 dapat disterilisasi oleh autoklaf
120oC selama 20 menit. Jika pada pH >8 dapat cepat terhidrolisis.
a Simpan di wadah tertutup rapat, dingin tempat kering. (Handbook of
Pharmaceutical Excipients 6th ED, p443.pdf)
dInkompabilitas Inkompabilitas terhadap surfaktan nonionik seperti tween 80,
propilenglikol (10%) dapat meningkatkan potensial anti mikroba
a pada paraben dan mencegah interaksi dengan polisorbat 80.
l Inkompabilitas dengan bahan lain, seperti bentonite, magnesium
trisilikat, talk, tragakan, Na alginat, minyak esensial, sorbitol,
a atropin, telah dilarutkan bereaksi dengan gula alkohol. Dapat
terabdorbsi oleh plastik, tergantung dari jenis plastik. Low density
h
dan hight density polietilen tidak mengabsorbsi. Metil paraben
berubah warna dengan adanya besi dan terhidrolisis oleh alkali
lemah dan asam kuat (Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th
s ED, p 443.pdf)
eKeterangan lain ADI = 10 mg/kg BB (Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th
ED, p 444.pdf)
dPenyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, dingin tempat kering. (Handbook of
Pharmaceutical Excipients 6th ED, p 443.pdf)
iKadar Bahan pengawet dan antimikroba 0,015-0,2`% (Handbook of
penggunaan Pharmaceutical Excipients 6th ED, p 442.pdf)
3.3 Dasar Teori

Kulit adalah penghalang utama masuknya mikroorganisme, zat kimia dan


agen fisik kedalam tubuh. Mengatur regulasi air dan kehilangan elektrolit,
imunitas dan fungsi saraf sensorik. Perembesan atau permeasi obat kedalam kulit
dikendalikan oleh lapisan padat protein dan lipid pada disebut stratum corneum.
Permukaan kulit sebesar 1,73 m2, memiliki 15-20 lapisan, stratum korneum
lapisan paling laur, stratum lusidum, stratum granulosum, dan stratum spinosum.
Stratum corneum dapat digolongkan sebagai brick dan mortar dengan keratinosit
mewakili brick yang tidak dapat ditembus dan lipid hidrofobik interselular
sebagai mortar. Lipid interselular memebrikan jalur difusi obat lipofilik melalui
rantai asam lemaknya dan obat hidrofilik antara kepala polar dari dua susunan
lipid. Lipid yang ditemukan diantara keratinosit bersifat lipofilik dan dikemas dan
sifat kurang mengandung air dibandingkan fosfolipid dalam sel membran, obat
yang melalui lipid ini masuk kedalam jalur transelular. Lapisan stratum corneum
memberikan sedikit air untuk obat berdisolusi, mengandung sekitar 10-20% air.
Penyerapan obat umumnya melalui jalur interselular, dibantu dengan hidrasi
stratum corneum secara signifikan meningkatkan penyerapan obat, dengan
swelling “brick” dan mengendurnya “mortar” (Shelley, 2014).
Perpindahan obat melalui stratum corneum ditentukan oleh kelarutan dan
berat molekul zat. Preferensi kelarutan dalam air dan fase lipid, menentukan
konsentrasinya dalam pelarut dan kemampuannya untuk berpartisi keluar pelarut
masuk ke dalam kulit. Untuk berat molekul obat untuk berpenetrasi kedalam kulit
harus kecil (<500Da) dengan Log P antara 1 -4. Log P adalah koefisien partisi
antara oktanol dan air, untuk memprediksi permeabilitas obat melalui membran
biologis, log dari koefisien partisi meningkat kemampuan obat untuk berdifusi
melalui membarn biologis meningkat (Shelley, 2014).
Hukum Fick’s
Obat dapat diterapkan pada kulit untuk menghasilkan respon pada target dermis,
Obat harus :
- Harus larut dalam pelarut
- Berdifusi melalui pelarut untuk masuk kedalam kulit
- Partisi ke dalam stratum corneum
- Berdifusi dalam stratum corneum
- Partisi kedalam viable epidermis
- Difusi kedalam viable epidermis
- Partisi kedalam dermis
- Berdifusi dalam dermis
Difusi adalah pergerakan obat dari daerah konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah, dengan gerak molekul acak. Partisi adalah gerakan obat untuk membagi
massa antara dua media. Koefisien partisi obat antara bentuk sediaan (pelarut) dan
stratum corneum dapat dinyatakan sebagai :

Hukum Fick’s menggambarkan matematis sejumlah obat (mole atau gram).


Diangkut melalui membran dari waktu kewaktu (jam, menit, detik), pada produk
yang melalui kulit dimana obat berdifusi melalui membran. Dimana D adalah
koefisien difusi (cm2/s), K adalah koefisien partisi antara membran dan pelarut, S
adalah luas permukaan membran yang telah diaplikasikan obat, h ketebalan
penghalang membrane (cm), konsentrasi gradient yang kedua Cr, mendekati nol
(Shelley, 2014).
Salep adalah preparasi setengah padat yang dimaksudkan untuk aplikasi
eksternal atau selaput lendir. Salep dapat juga sebagai pengobatan ataupun tidak
(Ansel, 2014). Mereka biasanya, tapi tidak selalu mengandung bahan obat
digunakan untuk efek fisik sebagai proteksi, emolien atau pelumas (Remington,
2005).
Jenis-jenis basis salep yang digunakan sebagai kendaraan untuk obat yang
dipilih atau dirancang untuk memfasilitasi transfer obat ke dalam kulit.
Kebanyakan salep terdiri dari pelarut hidrofobik seperti mineral minyak,
petrolatum, parafin, silikon dan lilin.
Basis salep dikatagorikan oleh USP dalam 4 kelompok, basis berminyak
(hidrokarbon), basis serap, basis yang dapat tercucukan oleh air, basis larut air.
a. Basis berminyak
Basis berminyak disebut juga basis hidrokarbon, pada aplikasi untuk kulit,
basis ini berfungsi sebagai emolien, melidungi keluarnya pelembab kulit,
efektif sebagai oklusif dapat kontak dengan kulit dalam waku yang lama
tanpa efek pengeringan dan kaena sifatnya yang sukar larut, sulit untuk
dicucikan oleh air. Air dan preparasi air memungkinkan untuk dimasukan
tetapi dalam jumlah kecil dengan beberapa kesulitan. Petrolatum, petrolatum
putih, cera alba, cera flavum (Ansel, 2014). Oklusif mencegah kehilangan air,
meningkatkan hidrasi kulit dan permeabilitas stratum corneum, meningkatkan
penetrasi obat (Shelley, 2014).
b. Basis serap, terdiri dari dua jenis, pertama yang memungkinkan
penggabungan larutan air membentuk emulsi (w/o), (misalnya basis
hidrofilik, petrolatum), kedua emulsi w/o basis emulsi yang mengizinkan
tambahan sejumlah larutan air (misalnya lanolin). Basis-basis ini dapat
digunakan sebagai emolien, tidak memberikan tingkat oklusif yang sama
dengan basis minyak, basis serap tidak muadh dihapus dari kulit dengaan
mencuciucinya dengan air karena fase eksternal emulsi adalah fase minyak.
Basis serap digunakan sebagai zat tambahan dalam industri farmasi untuk
menambahkan sejumlah kecil volume air kedalam basis hidrokarbon (Ansel,
2014).
c. Basis yang mudah tercucikan oleh air adalah emulsi minyak dalam air bisa
disebut krim. Fase eksternal dari emulsi ini adalah fase air sehingga
memudahkan basis ini dicuci oleh air. Basis ini juga dapat diencerkan dengan
air atau larutan air. Contoh dari basis ini adalah hidrofilik salep, mengandung
(Sodium lauryl sulfat, propylane glikol, stearyl alkohol, white petrolatum,
methyl prophyk paraben, purified water) (Ansel, 20014).
d. Basis larut air tidak mengandung komponen minyak, basis ini benar-benar
mudah dicuci oleh air. Sering disebut sebagai greaseless. Kerena mereka
sangat lunak dengan ditambahkannya air, penambahan air dalam jumlah besar
tidak efektif dimasukan ke dalam basis ini. Sebagian besar komponen adalah
gabunggan dari zat padat Polyethylene Glycol (PEG), gabungan PEG 3350
berbentuk padat dan PEG 400 berbentuk cair, menghasilkan salep setengah
padat yang sangat lentur (Ansel, 2014).
Persiapan salep atau pembuatan tergatung pada jenis pelarut dan kuantitas
yang disiapkan. Tujuannya sama yaitu untuk mendispersikan bahan obat
keseluruh bagian pelarut baik itu bahan obat dalam bentuk bubuk halus maupun
bahan obat bebrbentuk cair (Remington, 2005).
Penggabungan obat dengan levigasi, bahan obat dicampurkan dengan
sejumlah kecil pelarut air atau komponen air (misalnya propylane glycol dan
minyak mineral ringan), dengan cara mengaduknya dengan spatula sambil sedikit
ditekan pada sebuah kaca datar atau porselen hingga membentuk konsentrat,
konsentrat dicampurkan dengan basis. Basis dilelehkan untuk memudahkan
pembuatan dan perlahan-lahan didinginkan, lalu bahan obat didispersikann dalam
basis. Leigasi menggunakan levigating agent dimana levigeting agent
memfasilitasi pengecilan ukuran partikel dengan menggiling bahan aktf dengan
sejumlah kecil pelarut menggunakan spatula, pelarut yang digunkan tidak
melarutkan zat aktif (Remington, 2005).
Metode Fusi, semua atau beberapa salep digabungkan dengan cara
dilelehkan bersama-sama diaduk dan didinginkan secara konstan sampai beku.
Komponen tidak dilelehkan ditambahkan pada basis yang telah didinginkan, zat
yang tidak stabilpada panas dan bahan-bahan yang mudah menguap ditambahkan
terakhir, ketika suhu campuran turun dan cukup untuk tidak menyebabkan
dekomposisi dan penguapan bahan. Pembuatan, komponen tidak larut air seperti
minyak danlilin, dilelehkan bersama-sama dalam water-bath pada suhu 70-750C.
Komponen larut air dipanaskan pada suhu yang sama dengan komponen minyak,
lalu larutan air ditambahkan perlahan-lahan kedalam koponen minyak dan diaduk
menggunakan pengaduk mekanik. Suhu dipertahankan selama 5-10 menit dan
campuran perlahan-lahan didinginkan dan diaduk hingga beku (Ansel, 2014).

IV. PENDEKATAN FORMULA


No Nama Zat Jumlah Kegunaan
1 Desoximetasone 0,05 % Zat aktif
2 Alkohol 95 % 6% Pelarut
3 Propil paraben 0,3 % Pengawet
4 Metil paraben 0,27 % Pengawet
5 BHT 0,05 % Antioksidan
6 Propilenglikol 15 % Humektan
7 Cera alba 15% Basis
8 Vaselin album Ad 100 % =
Basis
63,33 %

 Dosis
 Dosis topikal
Anak-anak : Digunakan 2 kali sehari, dioleskan tipis-tipis pada kulit.
Dewasa : Digunakan 2 kali sehari, dioleskan tipis-tipis pada kulit.

V. PENIMBANGAN
1 tube = 5 g x 10 = 50 gram
10
Krim dilebihkan 10% = 50 g + (100 𝑥 50 𝑔) = 55 𝑔𝑟𝑎𝑚
0,05
1. Desoximetason = 𝑥 55 = 0,0275 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
6
2. Alkohol (95%) = 100 𝑥 55 = 3,3 𝑚𝑙 ~ 3 𝑚𝑙

Basis = 55 – (0,0275 + 3) = 51,9725 gram


10
Basis dilebihkan 10% = 51,9725 g + (100 𝑥 51,9725 𝑔)

= 57,16975 gram
0,03
3. Propil paraben = 𝑥 57,16975 = 0,01715 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
0,27
4. Metil paraben = 𝑥 57,16975 = 0,1543 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
0,05
5. BHT = 𝑥 57,16975 = 0,02858 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
15
6. Propilenglikol = 100 𝑥 57,16975 = 8,575 𝑔𝑟𝑎𝑚
15
7. Cera alba = 100 𝑥 57,16975 = 8,5754 𝑔𝑟𝑎𝑚
63,33
8. Vaselin album = 𝑥 57,16975 = 36,2056 𝑔𝑟𝑎𝑚
100

VI. PROSEDUR PEMBUATAN


1. Menyiapkan alat
a. Beaker glass 100 ml. g. Sendok tanduk.
b. Tube. h. Cawan penguap.
c. Kertas Perkamen. i. Sudip
d. Timbangan Analitik. j. Viskometer cup and bob.
e. Mortir dan stamper. k. Spatel.
f. Gelas ukur
2. Menimbang dan mengukur menggunakan neraca analitik.
a. Menimbang desoximetason sebanyak 0,0275g menggunakan kertas
perkamen
b. Menimbang metil paraben sebanyak 0,1543 g menggunakan kertas
perkamen.
c. Menimbang propil paraben sebanyak 0,01715g menggunakan kertas
perkamen
d. Menimbang BHT sebanyak 0,02858 g menggunakan kertas perkamen,
yang sebelumnya telah digerus menggunakan mortir.
e. Menimbang PPG sebanyak 8,575 g menggunakan kertas perkamen.
f. Menimbang Vaselin album sebanyak 36,2056g menggunakan cawan
(penimbangan tidak langsung).
g. Menimbang Cera alba sebanyak 8,5754 g menggunakan kertas perkamen
h. Mengukur alkohol 95% sebangak 3 ml menggunakan gelas ukur
3. Meleburkan bahan-bahan fase air dan fase minyak.
a. Bahan – bahan yang larut air dan tahan pemanasan (fase air), yaitu
propilenglikol, metil paraben dan propil paraben, dimasukan kedalam
beaker glass 100 ml, kemudian dipanaskan diatas hot plate pada suhu 60-
70oC hingga bahan melebur.
b. Bahan-bahan yang larut minyak dan tahan pemanasan (fase minyak), yaitu
Vaselin album, BHT dan Cera alba, dimasukan kedalam beaker glass 100
ml, kemudain dipanaskan diatas hot plate pada suhu 60-70oC hingga
semua bahan melebur.
4. Mencampurkan fase air dan fase minyak dalam mortir
5. Menimbang basis salep sebanyak 57,16975g menggunakan cawan
(penimbangan tidak langsung), dalam neraca analitik.
6. Melarutkan Desoximetason dalam 3 ml alkohol 95%
7. Mencampurkan Desoximetason yang telah dilarutkan menggunakan alkohol
dengan basis salep, menggerus Desoximetason dalam mortir, lalu
menambahkan basis salep sedikit demi sedikit kedalam mortir, kemudian
campuran digerus hingga homogen.
8. Menimbang salep yang telah jadi sebanyak 5 g, menggunakan kertas
perkamen, kemudian salep yang telah ditimbang dimasukan kedalam tube
dengan cara menggulung kertas perkamen, kemudian dimasukan kedalam
tube yang telah dibersihkan, melalui ujung tube yang telah dibuka dan ujung
tube (penutup tube) dalam keadaan tertutup, kemudian menekan ujung tube
dengan pinset, menarik perkamen perlahan-lahan keluar melalui ujung tube.
Ujung tube ditutup dan dilipat menggunakan pinset.
9. Melakukan evaluasi.
VII. DATA PENGAMATAN EVALUASI SEDIAAN
Jumlah Hasil
No. Jenis Evaluasi Prinsip Evaluasi Syarat
Sampel Pengamatan
Menggunakan panca  Sediaan
indera untuk berwarna putih .
kejernihan,dan untuk  Sediaan tidak
FISIKA mengamati warna berbau tengik Warna : putih
1. sediaan dengan indera 1 tube
Bau : tidak tengik
Organoleptis penglihatan, untuk Kesimpulan :
bau dengan indera Sediaan secara
penciuman, untuk rasa organoleptis
dengan indera perasa. memenuhi syarat

Hari 0: 10 dps
Menggunakan
Hari1 : 10 dps
viskometer stormer
Hari 2 : 10 dps
dengan memasukkan
FISIKA Hari 3 : 10 dps
larutan suspense ke
Viskositas sediaan
dalam wadah, lalu
2. Viskositas 3 tube Kesimpulan : antara
spindel dimasukkan
(Martin, hlm 6-15 dPs
dan dinyalakan,
721) Evaluasi
kemudian viskositas
viskositas sediaan
akan tertera pada
tetap stabil dan
skala.
memenuhi syarat

Sediaan
Meneteskan sediaan
tercampur secara
dengan pipet tetes ke
FISIKA merata dan Salep dianggap
kaca objek, kemudian
homogen homogen jika
3. ratakan dengan sudip. 1 tube
Homogenitas ukuran partikel
Amati partikel
(FI III, hlm 33) Kesimpulan : sama
homogeny atau tidak.
Sediaan
Dilakukan triplo.
memenuhi syarat
Harga pH adalah pH hari 0: 4,10
harga yang diberikan pH hari 1: 4,09
oleh pH meter yang pH hari 2: 4,08
sesuai, yang telah pH hari 3: 4,5
dibakukan
FISIKA
sebagaimana kesimpulan :
mestinya, yang Evaluasi pH Rentang pH : 4 - 8
4. Penentuan pH 1 tube
mampu mengukur sediaan masih pH target : 6
(FI V, hal
harga pH sampai 0,02 dalam rentang pH
1563)
unit pH menggunakan zat aktif dan
elektroda indikator cukup stabil
yang peka, elektroda namun tidak
kaca dan elektroda mendekati pH
yang sesuai. target.

Ambil contoh 10
wadah berisi zat uji,
hilangkan etiket yang
dapat mempengaruhi
bobot saat isi wadah
dikeluarkan.
Bersihkan dan
keringkan dengan
sempurna keluarkan
isi secara kuantitatis
dari masing-masing Wadah 1: 5,086 g
wadah, potong ujung Wadah 2: 4,998 g Volume tiap wadah
FISIKA
wadah, jika perlu cuci Wadah 3: 5,110 g tidak satupun
dengan pelarut yang wadah yang
5. peinimum 10 tube
sesuai. Hati-hati agar Kesimpulan : bobotnya kurang
(FI V, hlm
tutup dan bagian lain Sediaan memenuhi dari 90%
1519)
wadah tidak terpisah. syarat (4,5 gram)
Keringkan dan
timbang kembali
masing-masing wadah
kosong dan bagian-
bagiannya. Perbedaan
antara kedua
penimbangan adalah
bobot bersih wadah.

Pilih 10 tube krim


Tidak boleh terjadi
FISIKA dengan segel khusus
kebocoran selama
6. jika disebutkan. 10 tube Dispensasi
atau setelah
Uji kebocoran Bersihkan dan
pengujian selesai
tube keringkan baik-baik
(FI V, hlm permukaan luar tiap
1613) tube dengan kain
penyerap. Letakkan
tube pada posisi
horizontal diatas
lembaran kertas
penyerap dalam oven
dengan suhu yang
diatur pada 60o ±3o
selama 8 jam
Menggunakan metode
mikroskopik, diameter
diukur dan dibuat
kurva distribusi
ukuran frekuensi
untuk partikel dengan
kisaran 0,0 hingga 0,9 Ukuran globul
µm dan seterusnya. antara 0,1-1,0 mm
FISIKA
7. Ukuran atau diameter Sediaan memiliki
partikel globul dalam ukuran globul
Penentuan 1tube Dispensasi
satuan mikrometer >0,1µm ±5µm
ukuran globul
diplotkan pada sumbu
(Martin ed 15,
horizontal terhadap
P 648)
atau jumlah globul
dalam tiap kisaran
ukuran pada sumbu
variabel
Metode II
Menggunakan alat
FISIKA
penjepit, lipat
cuplikan permukaan
Uji pelepasan
air, menggunakan Bahan aktif mudah
bahan aktif dan
8. pencatat waktu. 2 tube Dispensasi dilepas pada waktu
uji difusi dari
Ulangi percobaan dua tunggu yang kecil
sediaan
kali menggunakan
(FI V, hlm
contoh selanjutnya
1605)
dan hitung harga rata-
rata
Menimbang secara
akurat salep, setara
dengan 5 mg
KIMIA Desoximetasone ke
dalam 50-mL tabung
Identifikasi sentrifugasi .
9. 1 tube Dispensasi -
(United States Tambahkan 20 mL
Pharmacopeia heksana, panaskan
30 ) perlahan pada suhu
60˚C , dan kocok
hingga salep
terdispersi secara
menyeluruh.
Tambahkan 8 mL
Acetonitril dan kocok
selama 5 menit,
dinginkan pada suhu
ruang, dan
sentrifugasi hingga
tidak ada lapisan
bawah.
Pengujian dapat
dilakukan dalam tiap
5 wadah, lima wadah
bakteriologi tertutup
steril, inokulasi tiap
BIOLOGI wadah dengan satu
inokulasi baku yang
Penetapan tekah ditetapkan dan
Tidak ada mikroba
10. potensi diaduk. Kadar Dispensasi
dalam sediaan.
antimikroba mikroba uji yang
(FI V, hal ditambahkan antara 1
1352) x 105 dan
1 x 106 koloni /ml
sediaan kategori 4
( antasida ) kadar air
antara 1 x 103 dan 1 x
104 koloni /ml
Pengawet adalah zat
antimikroba yang
ditambahkan pada
BIOLOGI sediaan non steril
untuk melinudngi
Sediaan tidak
11. Efektifitas sediaan terhadap 1 tube Dispensasi
ditumbuhi mikroba.
pengawet pertumbuhan mikroba
(FI V, hl 1354) yang masuk secara
tidak sengaja selama
ataupun sesudah
proses produksi.
VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dibuat sediaan salep dengan zat aktif Desoximetasone
0,05% serta bahan tambahan yaitu Alkohol 95%, Metilparaben, Propilparaben,
BHT, Propilenglikol, cera alba, dan vaselin album. Desoximetasone merupakan
serbuk kristal berwarna putih dan tidak berbau yang memiliki kelarutan yang tidak
larut air dan efek farmakologinya baik untuk topikal (Sean, 2009).
Desoximetasone dilarutkan di dalam alkohol dikarenakan kelarutan yang
baik dalam alkohol, selain itu juga digunakannya alkohol untuk mempermudah
terdistribusinya zat aktif dalam basis. Dexosimetasone tidak tahan pemanasan
sehingga dalam pembuatan dilakukan metode triturasi dimana zat aktif
ditambahkan terakhir saat basis sudah terbentuk sehingga zat aktif tidak akan rusak.
Desoximetasone memiliki logP sebesar 2,35 (Hansch at all, 1995). Hal ini
menunjukkan bahwa zat aktif tidak terlalu hidrofob maupun hidrofil namun
cenderung bersifat hidrofob. Selain itu, dengan nilai logP 2,35 menunjukkan bahwa
salep ini cocok pada rute interseluler, karena pada rute ini saat zat aktif telah
berdisolusi dalam sediaan dan berpenetrasi ke dalam kulit zat aktif kontak langsung
dengan mortar yang bersifat hidrofob.
Pada pembuatan sediaan ini digunakan basis hidrokarbon yang bersifat
oklusif yang dapat meningkatkan hidrasi kulit sehingga menghambat air keluar dari
kulit dengan mekanisme mengembangnya brick dan mortar melonggar lalu
membentuk seperti spons sehingga meningkatkan penetrasi zat aktif pada kulit.
Basis hidrokarbon yang digunakan adalah cera alba dan vaselin flavum. Cera alba
selain digunakan sebagai basis dapat juga berfungsi sebagai stiffening agent.
Bahan-bahan fase minyak sebagai salah satu basis yaitu vaselin flavum dan
cera alba harus dilebur terlebih dahulu karena perbedaan fase yaitu cera alba
memiliki bentuk solid dan vaselin flavum berbentuk semi solid. Perbedaan fase ini
berfungsi untuk memperoleh konsistensi salep yang lebih baik.
Penggunaan propilenglikol berfungsi sebagai humektan dan emolien yang
dapat digunakan untuk mencegah terjadinya pengeringan sediaan pada saat
pembuatan dan penyimpanan dalam jangka waktu yang lama. Fungsi dari humektan
yaitu mencegah terjadinya penguapan air pada sediaan dan sediaan tetap terbasahi,
sedangkan fungsi dari emolien yaitu untuk memudahkan penyebaran sediaan pada
kulit dan memberikan efek melembutkan kulit.
Vaselin flavum dan cera alba merupakan minyak yang mudah teroksidasi
sehingga menyebabkan sediaan berbau tengik maka dari itu ditambahkan
antioksidan BHT. Pemilihan BHT dikarenakan kelarutan BHT larut dalam minyak
dan tidak inkompatibel dengan bahan lainnya.
Sediaan ini digunakan secara multipledose dan digunakan dalam jangka
waktu yang lama sehingga ditambahkan pengawet yaitu metil paraben dan propil
paraben yang memiliki rentang pH 4-8. Pemilihan antimikroba ini dikarenakan
memiliki stabilitas pH yang sesuai dengan zat aktif. Desoximetasone memiliki
rentang pH stabilitas zat aktif sebesar 4-8. Stabilitas tersebut memiliki rentang yang
luas sehingga tidak perlu penambahan dapar.
Sediaan yang dibuat diamati selama 4 hari diamati dengan pengamatan
organoleptis, homogenitas, viskositas, pH, dan isi minimum. Untuk pengujian
organoleptis dilakukan dengan panca indera yaitu indera penciuman, dan indera
penglihatan dikarenakan sediaan ini digunakan untuk topikal. Untuk pengujian
homogenitas dengan cara sediaan dioleskan pada kaca objek dan dilihat partikel
yang homogen. Pengujian viskositas digunakan viscometer Cup and Bob karena
sediaan yang dibuat dalam bentuk salep yang viskus. Untuk pengujian pH
digunakan pH meter dan evaluasi isi minimum dilakukan dengan cara mengurangi
bobot salep dalam tube dengan tube kosong dan hasilnya tidak kurang dari 90%.
Dari hasil pengamatan organoleptik sediaan salep yang dibuat dari hari
pembuatan hingga hari ketiga memiliki warna putih susu dan tidak beraroma tengik
sehingga memenuhi persyaratan. Sedangkan untuk pengujian dengan menggunakan
indera perasa tidak dilakukan karena sediaan digunakan untuk topikal.
Pada pengujian viskositas sediaan selama 4 hari memiliki viskositas yang
stabil yaitu 10 dps yang menunjukkan bahwa viskositas sediaan salep ini viskus.
Pada pengujian isi minimum dan homogenitas hanya dilakukan saat pembuatan.
Dari hasil pengujian isi minimum berat sediaan yaitu 5,086, 4,998 g, dan 5,110 g
artinya sediaan memenuhi syarat yaitu tidak kurang dari 90% bobot. Pada
pengujian homogenitas menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat tercampur merata
homogen hal ini menunjukkan kadar obat yang sama pada setiap pemakaian.
Pada evaluasi pH sediaan, pH sediaan pada saat pembuatan menunjukkan
4,10, pada hari pertama menunjukkan 4,09, pada hari kedua menunjukkan 4,08 dan
pada hari ketiga menunjukan 4,5 sedangkan pH target yang diinginkan yaitu 6. pH
sediaan tidak sesuai dengan pH target namun masih dalam termasuk rentang pH zat
aktif. Selain itu faktor lingkungan dapat mempengaruhi perubahan pH seperti suhu
dan kelembaban.
Kortikosteroid bekerja dengan mempengaruhi kecepatan sintesis protein.
Molekul hormon ini memasuki sel melewati membran plasma secara difusi pasif.
Hanya di jaringan target hormon ini bereaksi dengan reseptor protein yang spesifik
dalam sitoplasma sel dan membentuk kompleks reseptor steroid. Kompleks ini
mengalami perubahan konformasi, lalu bergerak menuju nukleus dan berikatan
dengan kromatin. Ikatan ini menstimulasi transkripsi RNA dan sintesis protein ini
yang akan menghasilkan efek fisiologis steroid (Tanu, 2007).
IX. ETIKET-BROSUR-KEMASAN SEKUNDER
Dextriment
Ointment
Desoximetasone

KOMPOSISI:
Tiap 1 tube mengandung:
5g Desoximetasone

FARMAKOLOGI:
Desoximetasone adalah kortikosteroid yang memiliki aktivitas glukokortikoid untuk mengobati berbagai penyakit
kulit.

INDIKASI:
Berbagai macam eksema, dermatitis, dan psoriasis.

KONTRAINDIKASI:
Tidak boleh diberikan kepada penderita yang hipersensitif terhadap Desoximetasone.

PERINGATAN :
- Cegah penggunaan pada mata
- Hindari pemakaian yang luas atau lama pada kehamilan
- Bila terjadi reaksi iritasi, hentikan pengobatannya
- Pengobatan pada daerah kulit yang luas dan/atau jika digunakan dalam waktu yang lama, dapat timbul efek
sistemik yang disebabkan oleh penyerapan kortikosteroid melalui kulit.

Efek samping :
Pada pengobatan jangka panjang dengan preparat yang mengandung kortikosteroid, dapat timbul gejala-gejala
hipopigmentasi, atropi kulit dan stria. Kadangkala juga terjadi iritasi kulit seperti rasa gatal dan rasa panas

PENYIMPANAN :
Dalam wadah tertutup rapat di tempat sejuk, kering dan terlindungi cahaya

CARA PAKAI:
Oleskan tipis-tipis sehari 2-3 kali pada tempat yang gatal. Lalu gosok secara merata.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

No. Registrasi : DBL1612309949A1


No.Batch : 1116058
Kadaluwarsa: 15 November 2019
PT PHARMAFIVE PHARMA
X. KESIMPULAN
Formulasi yang tepat untuk sediaan yang dibuat adalah sebagai berikut:

No Nama Zat Jumlah Kegunaan


1 Desoximetasone 0,05 % Zat aktif
2 Alkohol 95 % 6% Pelarut
3 Propil paraben 0,3 % Pengawet
4 Metil paraben 0,27 % Pengawet
5 BHT 0,05 % Antioksidan
6 Propilenglikol 15 % Humektan
7 Cera alba 15% Basis
8 Vaselin album Ad 100 % =
Basis
63,33 %

Berdasarkan formulasi dan hasil evaluasi, sediaan salep Desoximetasone


0,05% telah memenuhi syarat. Walaupun pH yang didapatkan tidak sesuai dengan
pH target namun pH yang didapatkan masih berada pada rentang pH stabilitas zat
aktif.
XI. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Uniformity of Dosage Unit. Tersedia :


http://www.pharmacopeia.cn/M2g24d/usp29nf88 [Online]. (5 November
2016)
Anonim. 2016. Desoximetasone. Tersedia :
www.chemblink.com/MSDS/MSDSfile/382-67-2.pdf [Online]. (5 November
2016)
Anonim. 2016. MSDS-Desoximetasone. Tersedia :
www.teligent.com/assesst/MSDS-Desoximetasone [Online]. (5 November
2016)
Anonim. Beeswax. Tersedia:
http://www.helsinki.fi/kemia/opettaja/aineistot/hyonteistenkemiaa/english/bees
wax_webpage.htm [Online]. (5 November 2016)
Ansel, C. Howard and Loyd Van Allen. 2014. Ansel's Pharmaceutical Dosage
Forms and Drug Delivery Systems 10th Edition. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.
Chambers, Shelley fox. 2014. Remington Education Pharmaceutic. London :
Pharmaceutical Press.
Drugbank. 2005. Desoximetasone. Tersedia:
http://www.drugbank.ca/drugs/DB00547 [Online]. (5 November 2016)
Hansch, C et all. 1995. Exploring QSAR-Hydrophobic, Electronic and Steric
Constant. Washington DC: American Chemical Society
Hochadel, Mary Anne.2016. Drug Reference for Helath Professions. London:
Elsevier.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia edisi V,
Jakarta: Departemen Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia edisi III,
Jakarta: Departemen Kesehatan.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia edisi V,
Jakarta: Departemen Kesehatan.
Remington, Johnson P. 2005. Remington The Science And Practice 21st Edition.
USA: Lippincott Williams & Wilkins.
Rowe, Raymond.2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients 6thed. London:
Pharmaceutical Press.
Sinko, J. Patrick. 2011. Martin Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika.Jakarta :
EGC.
Sweetman, Sean C. 2009. Martindale 36 edition, London: Pharmaceutical Press.
Syamsuni. 2012. Ilmu Resep, Jakarta: Kedokteran EGC
Tanu, I., 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit UI.
LAMPIRAN
A. Optimasi
Sediaan dibuat 30 gram
0,05
1. Desoximetason = 𝑥 30 = 0,015 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
6
2. Alkohol = 100 𝑥 30 = 0,18 𝑚𝑙 ~ 2 𝑚𝑙

Basis = 30 – (0,015 + 0,18) = 27,985 gram


0,03
3. Propil paraben = 𝑥 27,985 = 0,8395 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
0,27
4. Metil paraben = 𝑥 27,985 = 0,0755 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
0,05
5. BHT = 𝑥 27,985 = 0,0139 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
15
6. Propilenglikol = 100 𝑥 27,985 = 4,1977 𝑔𝑟𝑎𝑚
20
7. Cera alba = 100 𝑥 27,985 = 5,597 𝑔𝑟𝑎𝑚
58,33
8. Vaselin album = 𝑥 27,985 = 16,323 𝑔𝑟𝑎𝑚
100

Anda mungkin juga menyukai