Kelompok 7
Disusun oleh:
Almira Wedyagustiffany
P17335114045
Dosen Pembimbing :
Hanifa Rahma, M.Si., Apt.
JURUSAN FARMASI
SEDIAAN KRIM CLOTRIMAZOLE
80
I. TUJUAN PERCOBAAN
Krim merupakan obat yang digunakan sebagai obat luar yang dioleskan ke
bagian kulit badan. Obat luar adalah obat yang pemakaiannya tidak melalui mulut,
kerongkongan, dan ke arah lambung. Menurut defenisi tersebut yang termasuk obat
luar adalah obat luka, obat kulit, obat hidung, obat mata, obat tetes telinga, obat wasir
dan sebagainya, ( Anief, 1993 ).
Praktikum ini dilakukan agar praktikan dapat membuat
sediaan krim dengan membuat formula yang sesuai antara zat aktif
dan zat tambahan serta dapat mengevaluasi sediaan tersebut.
Sediaan yang dibuat adalah krim clotrimazole karena zat aktif
(clotrimazole) dan dosisnya ditujukan untuk pemakaian topikal,
(Sweetman, 2009). Kelebihan dari sediaan krim ini yaitu praktis,
mudah dibawa, mudah dipakai, mudah pada pengabsorbsiannya.
Clotrimazole memiliki efek farmakologi sebagai antifungi pada
penggunaan topikal dengan aktivitas antimikroba yang sama
dengan ketokonazole, (Sweetman, 2009). Mekanisme kerja
clotrimazole setelah dioleskan pada kulit akan menembus epidermis
dan terjadinya penyerapan sistemik pada kulit. Clotrimazole
dimetabolisme di hati menjadi senyawa tidak aktif dan diekskresikan
melalui feses dan urin, (Sweetman, 2009).
1. Bahan aktif
2. Zat tambahan
a. Cetaceum
Zat Cetaceum
Sinonim Cera cetyla; Crodamol SS; Cutina CP; Liponate SPS;
Protachem MST; Ritaceti; Ritachol SS; spermaceti
wax replacement; Starfol Wax CG; Synaceti 116;
synthetic spermaceti.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th, hlm
774)
Struktur Tidak ditemukan (Handbook of Pharmaceutical
Excipient 6th ed, hlm 774)
Rumus molekul CnH2nO2 (di mana n = 26–38) BM = 470–490
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm
774)
Titik lebur 43 - 470C
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm
774)
Pemerian Putih, bening, memiliki bentuk kristal dan seperti
mutiara. Memiliki bau dan rasa yang lemah.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm
774)
Kelarutan Praktis tidak larut di Ethanol (95%) dan air, larut di
acetone 1 : 500, chloroform 1 : 2.5,
dichloromethana 1 : 3, ethanol 1 : 170, ether, etil
asetat 1 : 80, minyak lemak dan minyak atsiri,
hexana 1 : 8, minyak mineral 1 : 70
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm
774)
Stabilita Dihindarkan dari cahaya atau panas yang
berlebihan (di atas 400C)
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm
775)
Inkompabilitas Inkompatibilitas dengan asam kuat atau basis.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm
775)
Keterangan Kegunaan cetaceum sebagai emollien dan
lain stiffening agent.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm
775)
Penyimpanan Harus disimpan dalam tempat yang tertutup rapat, terlindung
dari cahaya, sejuk dan kering.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm
775)
Kadar penggunaan Salep sejuk 12.5%
Salep air mawar 12.5%
Salep spermaceti 20.0 %
Krim topikal dan salep 1–15 %
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm
775)
b. Cera alba
Zat Paraffin
Kelarutan Praktis tidak larut dalam etanol (95%) gliserin dan air, larut
dalam jenis minyak lemak hangat.
Penyimpanan Dalam wadah kedap udara, di lindungi dari cahaya dan di simpan
di tempat sejuk dan kering.
d. Natrii tetraborat
e. Aquadest
f. BHT
Zat BHT
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, gliserin, propilen glikol, larutan
alkali hidroksida dan dalam asam mineral encer, larut dalam dietil
benzene, etanol 95%, eter, methanol toluene, dan minyak mineral.
Lebih larut dari pada butylase hydroxyanisole dalam minyak dan
makanan.
g. Metil paraben
h. Propil paraben
Zat Propil paraben
Sinonim Aseptoform P; CoSept P; E216; 4-hydroxybenzoic acid propyl
ester; Nipagin P; Nipasol M; propagin; Propyl Aseptoform;
propyl butex; Propyl Chemosept; propylis parahydroxybenzoas;
propyl phydroxybenzoate; Propyl Parasept; Solbrol P; Tegosept
P; Uniphen P-23.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 596)
Struktur
i. Propilenglikol
Zat Propilenglikol
Sinonim 1,2-Dihydroxypropane; 2-hydroxypropanol; methyl ethylene
glycol; methyl glycol; propane-1,2-diol; propylenglycolum.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 592)
Struktur
Zat Na EDTA
Struktur
Stabilita Dinatrium EDTA lebih stabil dari pada asam dedetic, namun yang
hidrat kehilangan air dari kristalisasi ketika di panaskan sampai
1200C, dapat di sterilkan dengan autoclave di simpan dalam alkali
bebas, higroskopis dan tidak stabil saat terkena kelembaban.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6 th ed, hlm 243)
k. Triethanolamine
Struktur
Kelarutan Larut dalam air, aseton, karbon tetraklorida dan methanol. Larut 1
: 24 di benzene, 1 : 63 di etil eter.
IV. DOSIS
V. TINJAUAN SEDIAAN
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung
satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan
dasar yang sesuai. lstilah ini secara tradisional telah digunakan
untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif
cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak
dalam air. Sekarang ini batasan tersebut lebih diarahkan untuk
produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi
mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang
dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan
untuk penggunaan kosmetika dan estetika. Krim dapat digunakan
untuk pemberian obat melalui vaginal, (Depkes, 1995).
Krim merupakan obat yang digunakan sebagai obat luar yang dioleskan ke
bagian kulit badan. Obat luar adalah obat yang pemakaiannya tidak melalui mulut,
kerongkongan, dan ke arah lambung. Menurut defenisi tersebut yang termasuk obat
luar adalah obat luka, obat kulit, obat hidung, obat mata, obat tetes telinga, obat
wasir dan sebagainya, ( Anief, 1993 ).
Ada beberapa tipe krim seperti emulsi, air terdispersi dalam minyak (A/M)
dan emulsi minyak terdispersi dalam air (M/A). Ppengemulsi dapat digunakan
surfaktan anionik, kationik dan non anionik. Krim tipe A/M digunakan : sabun
monovalen, tween, natrium laurylsulfat, emulgidum dan lain-lain. Krim tipe M/A
mudah dicuci, (Anief,1993).
Stabilitas krim akan rusak jika sistem campurannya terganggu oleh perubahan
suhu dan perubahan komposisi (adanya penambahan salah satu fase secara
berlebihan). Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika sesuai pengenceran yang
cocok, yang harus dilakukan dengan teknik aseptis. Krim yang sudah diencerkan
harus digunakan dalam waktu satu bulan, (Syamsuni, 2012).
Bahan pengemulsi krim harus disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang
dikehendaki. Sebagai bahan pengemulsi krim dapat digunakan emulgid, lemak bulu
domba, setasium, setil alcohol, stearil alcohol, golongan sorbitan, polisorbat, PEG
dan sabun, (Syamsuni, 2012).
Dalam pembuatan krim diperlukan suatu bahan dasar. Bahan dasar yang
digunakan harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Kualitas dasar krim yang
diharapkan adalah sebagai berikut :
a. Stabil
b. Lunak
c. Mudah dipakai
d. Dasar krim yang cocok
e. Terdistribusi merata
Fungsi krim adalah, (Anief, 1993) :
a. Sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit
b. Sebagai bahan pelumas bagi kulit
c. Sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak langsung dengan zat-zat
berbahaya.
Cara pembuatan krim yaitu bagian lemak dilebur di atas tangas air kemudian
tambahkan bagian airnya dengan zat pengemulsi, aduk sampai terjadi suatu
campuran yang yang berbentuk krim, (Syamsuni, 2012).
3. Cera alba 12 g
x 36 g = 4.32 g
100 g
4. Parafin liquid 56 g
x 36 g = 20.16 g
100 g
5. Natrii tetraborat 0.5 g
x 36 g = 0.18 g
100 g
6. Aquadest 19 g
x 36 g = 6.84 g
100 g
8. 0.02 g
Propil paraben x 36 g = 0.0072 g
100 g
9. Propilenglikol 3g
x 36 g = 1.08 g
100 g
10 TEA 2g
x 36 g = 0.72 g
100 g
.
11 BHT 0.05 g
x 36 g = 0.018 g
100 g
.
12 Natrium EDTA 0.75 g
x 36 g = 0.27 g
100 g
.
X. PROSEDUR PEMBUATAN
1. Menyiapkan alat dan bahan
1. Penimbangan dengan menggunakan neraca analitik.
Menimbang clotrimazole sebanyak 0.3 gram di kertas perkamen.
Menimbang cetaceum sebanyak 4.5 gram di kertas perkamen.
Menimbang cera alba sebanyak 4.32 gram di kertas perkamen.
Menimbang paraffin liquid sebanyak 20.16 gram di cawan penguap.
Menimbang natrii tetraborat sebanyak 0.18 gram di kertas perkamen.
Menimbang metil paraben sebanyak 0.0648 gram di kertas perkamen.
Menimbang propil paraben sebanyak 0.0072 gram di kertas perkamen.
Menimbang propilen glikol sebanyak 1.08 gram di cawan penguap.
Menimbang BHT sebanyak 0.018 gram di kertas perkamen.
Menimbang TEA sebanyak 0.72 gram di cawan penguap.
Menimbang natrium EDTA sebanyak 0.27 gram di kertas perkamen.
Mengukur aquadest sebanyak 7 ml di gelas ukur 10 ml.
2. Dipanaskan aquades 500 ml hingga suhu 100 0C (mendidih) dalam beaker
glass di atas hot plate didiamkan selama 5 menit agar bebas CO2, lalu
didinginkan dalam wadah tertutup rapat. (Handbook of Pharmaceutical
Excipient 6th ed, hlm 769)
2. Memanaskan mortir dengan menuangkan air panas yang telah didihkan ke
dalam mortir, kemudian didiamkan hingga mortir menjadi panas lalu air
dibuang dan dikeringkan menggunakan lap.
3. Bahan-bahan larut air dan tahan panas yaitu, natrii tetraborat, TEA, Na.
EDTA, metil paraben dan propil paraben yang telah dilarutkan dengan
propilenglikol serta aquadest dimasukkan ke dalam cawan penguap dan
dipanaskan di atas hot plate hingga semua bahan melebur.
4. Bahan-bahan yang tidak larut air (fase minyak) dan tahan panas yaitu,
cetaceum, cera alba, paraffin liquid dean BHT dimasukkan ke dalam cawan
penguap dan dipanaskan di atas hot plate hingga semua bahan melebur.
5. Mencampurkan fase minyak dan fase air di dalam mortir yang telah
dipanaskan, gerus ad homogen sampai terbentuk massa krim (basis krim).
6. Menimbang basis krim sebanyak sebanyak 29.7 gram di kertas perkamen.
7. Memasukkan zat aktif clotrimazole ke dalam mortir dan ditambahkan basis
yang telah ditimbang sedikit demi sedikit, gerus ad homogen.
8.Krim ditimbang di kertas perkamen sebanyak 5 gram, lalu kertas perkamen
digulung menutupi sediaan krim.
9.Memasukkan sediaan krim ke dalam tube, lalu tube ditutup dengan melipat
bagian belakang tube.
10. Sediaan diberi etiket, brosur dan dimasukkan ke dalam kemasan sekunder.
XI. DATA PENGAMATAN EVALUASI SEDIAAN
b. Identifikasi Tidak
Kromatografi lapis
1 tube Dispensasi ditemuka
tipis desintometer
n
XII. PEMBAHASAN
Lowa
XV. LAMPIRAN
- Kemasan Sekunder :
- Etiket :
- Brosur :