Anda di halaman 1dari 23

ANESTESI

Obat yang dapat menimbulkan


anestesia atau narkosa yakni
suatu keadaan depresi umum
yang bersifat reversibel dari
berbagai pusat di SSP, dimana
seluruh perasaan dan kesadaran
ditiadakan sehingga agak mirip
dengan keadaan pingsan.
Anestesi

Anestesi lokal Anestesi sistemik


 Anestesi sistemik adalah senyawa
yang dapat menekan aktivitas
fungsional sistem saraf pusat
sehingga menyebabkan hilangnya
kesadaran, menimbulkan efek
analgesik dan relaksasi otot serta
menurunkan aktivitas refleks.

 Anestesi sistemik juga disebut


dengan anestesi umum.
Anestesi Sistemik

Anestesi Inhalasi Anestesi Intravena


 Adalah senyawa yang dapat menimbulkan
efek anestesi dan diberikan secara
inhalasi.
 Berupa gas atau cairan yang mudah
menguap.
 Anestesi inhalasi mempunyai 2
keuntungan dibanding anestesi intravena,
yaitu : kedalaman aktivitas anestesi dapat
diubah dengan cepat dan kemungkinan
terjadi depresi pernafasan sesudah
operasi kecil.
 Contoh obat : gas nitrogenoksida, halotan,
enfluran, isofluran dan sevofluran.
 Obat-obat ini diberikan sebagai uap melalui
saluran nafas.
 Keuntungannya adalah reabsorpsi yang cepat
melalui paru-paru seperti juga ekspresinya
melalui gelembung paru (alveoli) yang biasanya
dalam keadaan utuh. Pemberiannya mudah
dipantau dan bila perlu setiap waktu dapat
dihentikan. Dewasa ini senyawa kuno ether,
kloroform, trikloretilen, dan siklopropan praktis
tidak digunakan lagi karena efek sampingnya.
 Dosis
-Enfluran : o,4 % ditingkatkan secara
bertahap hingga maksimum 4,5 % dalam
udara.
-Halotan : 2-4% dalam oksigen atau
dinitrogen monoksida –oksigen. Anak 1-2%
-Isofluran : 0,5% hingga 3 % dalam oksigen
atau dinitrogen monoksida –oksigen.
-Dinitrogen monoksida : 50-70% dalam
oksigen.
 KI : gangguan hati, epilepsi, Hipertermia
 ESO
-Menekan pernafasan terutama oleh halotan, enfluran,
dan isofluran, ringan pada N2O dan eter

-Menekan sistem kardiovaskuler terutama oleh halotan,


enfluran, dan isofluran terutama eter .

-Merusak hati dan ginjal terutama senyawa khloroform

-Oligouri reversible karena berkurangnya aliran darah


ke ginjal.

-Menekan sistem regulasi suhu timbul rasa kedinginan


(menggigil pasca bedah)
 Adalah senyawa kimia yang dapat
menimbulkan efek anestesi dan diberikan
secara intravena.

 Dapatmenghilangkan kesadaran secara cepat


dan durasi yang cepat.

 ESO
depresi pernafasan, aritmia jantung,
hipotensi, mual dan rasa pusing sesudah
operasi.
 Contoh dari anestetika intravena yaitu
tiopental, diazepam, midazolam, ketamin,
dan propofol.

 Obat-obat ini juga dapat diberikan dalam


suppositoria secara rektal, tetapi
reasorbpsinya kurang teratur.

 Terutamadigunakan untuk induksi anestesi


total atau pemeliharaan, juga sebagai
anestesi pada pembedahan singkat.
 Tiopental Na
- I : Induksi anestesia umum.
- Ki : Penyakit hati
- Dosis : i.v sbg larutan 2,5 % , Dws awal 100-150 mg,
dilanjutkan dengan dosis tambahan tergantung respon
hingga 4 mg/kg BB. Anak : 2-7 mg/kgBB.

 Ketamin HCl
- I : Induksi dan pemeliharaan anestesia.
-KI : Hipertensi
- Dosis : I.M, dosis awal 6,3 – 13 mg/kg BB ( daya bius
12-25 mnt). Dosis I.V 1-4,5 mg/kgBB ( 2 mg/kg BB 5-10
mnt ). Untuk penggunaan lebih lama, induksi dosis total
0,5-2 mg/kgBB, untuk pemeliharaan ( menggunakan
infus) 10-45 mcg/kg/mnt dan kecepatan disesuaikan
dengan respon penderita.
 Propofol
- I : Induksi dan pemeliharaan anestetika umum,
sedasi untuk penderita yang mendapat
perawatan intensif.

- KI : Anak di bawah umur 3 tahun.

- Dosis : induksi I.V : 1,5 -2,5 mg/kg BB.


Pemeliharaan dengan infus i.v 4-12 mg/kgBB,25-
50 mg diulang menurut respon. Anak, induksi
2,5 mg/kgBB. Pemeliharaan 9-15 mg/kg/jam.
Sedasi dengan perawatan intensif yaitu : 0,3-4
mg/kg/jam sampai 3 hari.
 Diazepam
- I : premedikasi, sedasi dengan amnesia,
dan digunakan bersama anestesi lokal.
- KI : Hipersensitivitas
- Dosis : oral , 5 mg pada malam sebelum
pembedahan kecil dan 5 mg 2 jam
sebelum tindakan. Secara i.v : 10-20 mg
dalam 2 – 4 menit sebagai sedatif. Secara
rektal : Dws dan anak >3 thn 10 mg dan
anak 1-3 tahun & usia lanjut 5 mg.
 Midazolam
- I : sedasi dengan amnesia, digunakan
bersama dengan anestetik lokal, dan induksi.

- KI : Glaukoma dan bayi prematur

- Dosis : sedasi , i.v : 2 mg ( lansia 1-1,5 mg),


stlh 2menit ditingkatkan 0,5 -1 mg bila sedasi
tidak memadai. Premedikasi, i.m : 70-100
mcg/kg, 30-60 menit sebelum pembedahan.
Induksi, i.v : 200-300 mcg/kg ( lansia 100-200
mcg/kg). Anak diatas 7 tahun 150 mcg/kg.
 Mulai kerja cepat, tetapi durasi lama dan dapat
larut dengan air.

 Contoh obat anestesi lokal yaitu : kokain,


benzokain, prokain, lidokain, mepivakain,
etilklorid, fenol, benzil alkohol.

 Cara pemberian
-Anestetika permukaan
Pengolesan dengan anestetika lokal akan
memberikan pengurangan rasa sakit pada
tempat yang terkena pungsi vena, pemasangan
kateter. Dihindari pada dermatitis kontak,
membran mukosa dan daerah luka
 Injeksi subkutan/intradermal
a. Fungsi anestesi daerah yang relatif kecil .

b.Lidokain/lignokain, penyuntikan tanpa


sengaja ke neonatus berbahaya yaitu tonus
otot bisa menghilang dan dilatasi.

c. Biasa diberi vasokontriktor adrenalin supaya


efek lebih lama dengan dosis adrenalin
mencapai 500 mcg.
- Anestesi epidural
a.Disuntikkan ke jaringan lemak antara
duramater dan kanalis tulang .
b. Obat akan masuk sebanding dengan jumlah
obat yg diberikan.

-Anestesi spinal
a. Disuntikkan ke dalam subarachnoid
b. Efek samping hipotensi dan sakit kepala
c. Efek anestesi spinal dikombinasi dengan
epidural lebih disukai pada sectio caessaria
 Benzokain adalah anestetika lokal yang
potensi dan toksisitasnya rendah.
Benzokain terkandung dalam beberapa
tablet hisap.

 Mepivakain sering digunakan oleh dokter


gigi.

 Kokain menembus membran mukosa dan


merupakan anestetika permukaan yang
mempunyai vasokonstriksi yang kuat.
 Prokain HCl 2 mg
 Obat ini sama potenya dengan lignokain
tetapi lama kerjanya lebih pendek.

 I : Anestetika Lokal

 KI :epilepsi, pasien alergi ( asma),


kerusakan hati, lansia dan syok, anak –
anak dibawah 30 bulan yang mengalami
kondiksi jantung, anak berumur < 1 thn
 Dosis : disesuaikan dengan respon
penderita. Secara injeksi hingga 1 gr.
Sediaan : injeksi 40 mg/ml.
 ESO
gangguan saluran pencernaan, kedutan (
kejang otot), gemetar, lidah mati rasa,
mengantuk , kegagalan pernafasan, dan
hipertensi.
 Lidocain HCL
 I : obat anestetika lokal
 KI: Dermatitis, luka, hipersensitivitas
 Dosis : dengan injeksi sesuai bobot
pasien, maksimum 200 mg ( 500 mg bila
diberikan dalam larutan adrenalin ).
Anestesia permukaan, 2-4 %
Sediaan : cairan injeksi 1% dan 2 %
 ESO
Kecemasan, pusing, gangguan saluran
pencernaan, penglihatan kabur, depresi
nafas, bradikadia.
SELESAI

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai