Anda di halaman 1dari 20

REFERAT

GENERAL ANESTHESIA

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA Tk. I R.S. SUKANTO
PERIODE 21 Mei 2018 – 30 Juni 2018
General Anesthesia (Anestesi Umum)

Keadaan ketika obat-obatan anestetik mencapai konsentrasi yang
menimbulkan efek reversibel pada sistem saraf pusat, berupa keadaan tidak
sadar, amnesia, analgesik, immobilisasi, dan melemahnya respon autonom.
Terdiri dari 3 komponen: sedasi, analgesia, dan relaksasi.
Indikasi Kontraindikasi
Operasi di sekitar kepala, leher, intra- Gangguan kardiovaskuler berat
torakal atau intra-abdomen
Hipertensi erat/tidak terkontrol
Pada bayi atau anak-anak
Diabetes tidak terkontrol
Pasien gelisah, tidak kooperatif atau
disorientasi gangguan jiwa Infeksi akut

Pembedahan lama Sepsis

Pembedahannya luas atau ekstensif

Memiliki riwayat alergi terhadap


anestesi lokal

Pasien yang memilih anestesi umum


Kelebihan Kontraindikasi
Memungkinkan relaksasi otot untuk Membutuhkan perawatan yang lebih
jangka waktu yang lama rumit dan biaya yang lebih besar

Dapat mempertahankan jalan napas, Membutuhkan beberapa persiapan


pernapasan dan sirkulasi yang adekuat preoperative

Dapat digunakan pada pasien yang Dapat menginduksi fluktuasi fisiologi


sensitive terhadap agen anestetik lokal yang membutuhkan intervensi aktif

Dapat dilakukan tanpa merubah Komplikasi seperti mual, muntah,


posisi pasien dari posisi supine sakit tenggorokan, sakit kepala,
menggigil dan lamanya perbaikan
Dapat dengan mudah disesuaikan psikomotorik
pada durasi yang tidak terduga atau
lebih lama
Faktor
Faktor
Zat Anestesi
Respirasi

Faktor yang
mempengaruhi

Faktor Faktor
Jaringan Sirkulasi
LANGKAH ANASTESI UMUM
Anamnesis: Meliputi identitas,
riwayat penyakit saat ini, Pemeriksaan fisik: Meliputi
riwayat penyakit yang TTV dan antropometri,serta
diderita, riwayat obat, riwayat status generalis (termasuk
operasi, riwayat psikososial, psikis)
dan riwayat alergi

Prognosis pasien perioperatif (ASA)


ASA 1: pasien tanpa penyakit sistemik Pemeriksaan penunjang: Darah
ASA 2 : pasien dengan penyakit sistemik
lengkap, urinalisa, kimia klinik,
ringan - sedang radiologi, evaluasi jantung (EKG)
ASA 3 : pasien dengan penyakit sistemik dan juga konsultasi dan koreksi
berat tetapi tidak mengancam nyawa gangguan sistemik yang dapat
ASA 4 : pasien dengan penyakit sistemik mengganggu.
berat yang mengancam kehidupannya
ASA 5 : pasien dengan penyakit sistemik
berat yang sudah tidak mungkin ditolong
lagi, dalam 24 jam pasien akan meninggal
ASA 6 : pasien mati batang otak untuk
kepentingan donor organ.
PRE-OP: WHAT TO PREPARE

Psikis: Edukasi pasien dan keluarga


Fisik: No smoking, drugs, and drinks minimal 2 minggu
sebelum operasi, dan puasa pre-op dengan ketentuan:

Inform consent (surat persetujuan)


Persiapan khusus, seperti transfusi, dialisis, dan lain-lainnya
sesuai prosedur tatalaksana penyakit pasien.
PREMEDIKASI

Pemberian:
IM: 30-45 menit
pre-induksi
IV: 5-10 menit pre-
induksi
INDUCTION: 7 THINGS YOU NEED

Scope: Stetoskop, Laringoskop, dengan bilah atau daun (blade) yang


S sesuai dengan usia pasien dan lampu yang cukup terang.

Tube: Pipa trakea.pilih sesuai usia. Usia < 5 tahun tanpa balon (cuffed)
T dan > 5 tahun dengan balon (cuffed).

Airway: Pipa mulut faring (Guedel, orotracheal airway) atau pipa hidung-
A faring (naso-tracheal airway).

T Tape: Plester untuk fiksasi pipa supaya tidak terdorong atau tercabut.

Introducer Mandrin atau stilet dari kawat dibungkus plastic (kabel)


I untuk pemandu supaya pipa trakea mudah dimasukkan.

C Connector Penyambung antara pipa dan peralatan anestesia

S Suction  penyedot lender, ludah dan lain-lainnya.


INDUKSI INTRAVENA
Masuk obat induksi bolus
kec. 30-60 detik, dengan
pemantauan TTV.

Ketamin
Thiopental Dosis 1-2 mg/kgBB.
Propofol Dapat menyebabkan
kepekatan 2,5%
Dosis 2-3 mg/kgBB halusinasi post
dan dosis antara 3-
Menyebabkan anestesi>> digunakan
7 mg/kgBB
nyeri >> dapat bersama sedatif,
diberikan lidokain tidak dianjurkan
1 mg/KgBB untuk TD > 160
mmHg
INDUKSI INHALASI
Gas pendorong O2 > 4lpm atau
Hanya menggunakan
campuran N2O danO2 3:1 aliran
halotan atau sevofluran
4 lpm. Lalu mulai masuk halotan
>> untuk anak-anak atau
0.5% sampai konsentrasi yang
dewasa yang takut suntik
dibutuhkan.

Sevofluran
Sering digunakan karena
tidak iritatif dan pasien
lebih cepat pulih.
Isofluran
↑aliran darah otak
Halotan dan TIK. Efek depresi
Sifat analgesinya lemah, Enfluran jantung minimal,
namun anestetiknya kuat. Depresi nafas lebih kuat dan sehingga sering
Overdosis menyebabkan lebih iritatif dibanding digunakan pada
depresi nafas, miokard, dan halotan, namun relaksasi pasien dengan
vasomotor ototnya lebih baik. gannguan koroner
INDUKSI LAINNYA
Induksi Intramuskular: Sampai sekarang hanya ketamin (ketalar) yang dapat
diberikan secara intramuscular dengan dosis 5-7 mg/kgBB dan setelah 3-5
menit pasien tidur.

Induksi per rektal: Biasanya digunakan pada anak atau bayi untuk induksi
anestesi atau tindakan singkat. Obat induksi per rektal adalah tiopental atau
midazolam.

Induksi mencuri (steal induction): Induksi mencuri (steal induction) dilakukan


pada anak atau bayi yang sedang tidur >> diberikan jarak beberapa
sentimeter sampai pasien tertidur baru sungkup muka ditempelkan.
IV LINE

Untuk penggantian cairan selama


puasa, koreksi cairan pre dan intra
operasi, jalur masuk obat, dan jalur
transfusi jika dibutuhkan

Cairan yang diberikan (sesuai usia


dan indikasi):
-Neonatus: Dextrose 5% dalam NaCl
0.225%
-Anak < 12 thn: Dextrose 5% dalam
NaCl 0.45%
-Usia >12 thn tanpa indikasi:
kristaloid murni atau campuran
dextrose dan kristaloid
-DM: Maltose 5% dalam ringer
OPERATIE KAMER: WHAT TO PREPARE

Meja operasi beserta aksesorisnya (Penyangga tangan, kaki,


tiang infus, dan lainnya)
Mesin anestesi dengan sistem aliran gasnya
Alat resusitasi: Alat bantu nafas, laringoskop, pipa alan nafas
(ETT, LMA), suction, dan lainnya
Obat- obatan anastesi
Obat- obatan resusitasi: Adrenalin, atropin
Monitor TTV: EKG, pulse oxymetri, dan lainnya
TEKNIK ANESTESI DENGAN SUNGKUP

Untuk tindakan singkat (0.5-1 am) tanpa membuka rongga perut


KU pasien aik (ASA 1 atau 2)
Lambung dalam kondisi kosong

Setelah pasien tertidur, pasang


sungkup, tahan dagu untuk posisi
Persiapan alat Induksi propofol terbaik, jika masih kesulitan nafas,
dan obat- obatan 2-2.5 mg/kgBB dorong rahang keatas dengan jari
manis dan tengah, dan tahan sungkup
dengan jari telunjuk dan ibu jari.
Halotan diturunkan
menjadi 1-1.5% dan Jika stadium
dihentikan beberapa anestesi N2O mulai diberikan 4 L dengan O2 2
menit sebelum sudah cukup L/menit untuk memperdalam anestesi,
operasi selesai, dan dalam bersamaan dengan halotan dibuka
setelah selesai, N2O masukkan sampai 1 % dan sedikit demi sedikit
dihentikan dan pipa dinaikkan sesuai reaksi tubuh
diberikan O2 100%. orofaring penderita.
TEKNIK ANESTESI SPONTAN DENGAN
ENDOTRAKEA
Operasi yang lama
Kesulitan emmpertahankan jalan nafas bebas dengan anestesi
sungkup muka

Induksi propofol 1-1.5 Lakukan intubasi, lalu masukkan dan fiksasi guedel agar
mg/kgBB. Lalu ambil ETT tidak tergigit. Hubungkan ETT dengan sirkuit nafas
alih kendali nafas mesin anastesi, N2O dibuka 3-4 L/menit, O2 2 L/menit
dengan baon nafas kemudian halotan dibuka 1 vol % dan cepat dinaikkan
berisi O2 2 liter sampai 2 vol %.

Setelah nafas spontan, kurangi halotan


ke 0.5-1.5% untuk maintenance, dan
pertahankan kedalaman anestesi
dengan kombinasi N2O-O2 2 lpm, dan
halotan 1.5-2%
TEKNIK ANESTESI NAFAS KONTROL
DENGAN ENDOTRAKEA
Teknik anestesi dan intubasi sama dengan spontan, yang
membedakan adalah pengaturan nafas pasien

Kendalikan nafas dengan respirator (10 ml/KgBB


Setelah induksi frekuensi 10-14 x/menit) atau manual (sambil
berikan pelumpuh memperhatikan gerakan kedua dada simetris)
otot Konsentrasi halotan turun menjadi 0.5-1%

Halotan dihentikan setelah fasia terjahit, dan


N2O dihentikan kalau lapisan kulit mulai dijahit.
Jika ada usaha nafas dari pasien
Ekstubasi dapat dilakukan setelah nafas
ulangi pelumpuh otot dengan dosis
spontan normal kembali. Jika napas masih
1/3 dosis awal.
lemah, berikan obat anti pelumpuh otot non
depolarisasi sebelum di ekstubasi yaitu
kombinasi obat atropine 0.5 mg) dengan
prostigmin 1 mg
MONITORING

Palpasi, auskultasi, EKG,


Kardiovaskular dan tensimeter

Inspeksi,
auskultasi, pulse Blokade
Tonus otot,
Respirasi oxymetry, dan Neuro
gerakan
kapnometri muskular
Aksila, rektal, Diuresis (N:
Suhu sublingual, dan Ginjal 0,5-1
lainnya ml/KgBB/jam
POST OPERASI

Selain masalah diatas, juga dapat terjadi masalah lainnya, yaitu mual-muntah
(diatasi dengan antiemetik), menggigil (berikan selimut, mengatur suhu ruangan
RR jika memungkinkan), dan gelisah (tergantung dari penyebab, jika disebabkan
nyeri berikan anti nyeri)
TERIMA KASIH

ASSALAMUALAIKUM
WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

Anda mungkin juga menyukai