Anda di halaman 1dari 15

TUGAS

CARILAH 10 CONTOH OBAT ANASTESI DAN DENGAN MENJELASKAN

DOSEN PEMBIMBING : ZAMHAHIRA MUSLIM M.FARM

DISUSUN OLEH :

OKTIANA ANGGRAINI PUTRI : 19250026

FAKULTAS ILMU KESEHATAN PRODI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
TAHUN AJARAN 2019/2020
NAMA-NAMA OBAT ANESTESI

1. Ketamin
Ketamine adalah salah satu jenis anestesi umum atau obat bius total. Obat ini diberikan untuk
menghilangkan kesadaran pasien yang akan menjalani suatu prosedur medis, misalnya
pembedahan. Obat ini bekerja dengan mengganggu sinyal di otak yang berperan pada respon
tubuh terhadap kesadaran dan rasa sakit.

 Penggologan anastesi
Ketamin termasuk kedalam golongan obat induksi intravena.

 Indikasi.
-Untuk prosedur dimana pengendalian jalan napas sulit, missal pada koreksi jaringan sikatrik
pada daerah leher, disini untuk melakukan intubasi kadang sukar
-Untuk prosedur diagnostik pada bedah saraf/radiologi (arteriograf).
-Tindakan orthopedic (reposisi, biopsy)
-Pada pasien dengan resiko tinggi: ketamin tidak mendepresi fungsi vital. Dapat dipakai
untuk induksi pada pasien syok.
-Untuk tindakan operasi kecil
-Di tempat dimana alat-alat anestesi tidak ada
-Pasien asma

 Dosis penggunaan.
Dosis penggunaan ketamine pada tiap orang dapat berbeda-beda, tergantung kondisi
kesehatan dan prosedur yang akan dijalani. Dosis umum penggunaan ketamine, yakni:
-Dewasa dan anak-anak 16 tahun ke atas :
Dosis awal: 1-4,5 mg/kgBB melalui suntikan di pembuluh darah (intravena/IV), atau 6,5-13
mg/kgBB melalui suntikan di otot (intramuscular/IM).Dosis pemeliharaan: 0,1-0,5 mg/menit
(infus).
-Anak-anak (3 bulan atau lebih) :
IM: 4-5 mg/kgBB.IV: 1,5-2 mg/kgBB

 Cara pakai,
Dokter dapat memberikan obat melalui suntikan di otot (intramuskular) atau di pembuluh
darah (intravena). Lokasi pemberian obat disesuaikan dengan kondisi pasien serta prosedur
yang akan mereka jalani.
Pernapasan, tekanan darah, fungsi jantung, dan tanda vital lain akan dimonitor secara ketat
oleh dokter untuk memastikan bahwa tubuh Anda merespon positif terhadap
pengobatan.Biasanya pasien akan merasa aneh atau sedikit bingung saat terbangun dari bius.
Tak perlu khawatir, sebab hal tersebut merupakan hal normal.
Namun, pastikan Anda segera berkonsultasi ke dokter bila mengalami rasa tidak nyaman
bahkan hingga membuat Anda kesulitan untuk melakukan sesuatu. Jika Anda memiliki
pertanyaan lain, sebaiknya jangan ragu bertanya langsung ke dokter.
 Efek samping.
Perasaan mengawang seperti bermimpi
Mengantuk
Penglihatan kabur, atau ganda
Pusing ringan
Mual
Muntah
Tidak nafsu makan
Gangguan tidur seperti insomnia
Linglung atau bingung
Kesemutan atau kebas di bagian tubuh tertentu
Peningkatan tekanan di mata dan otak
Nyeri di area yang disuntik
Ruam seperti campak
Peningkatan tekanan darah dan denyut nadi
Peningkatan laju pernapasan

 Kontraindikasi
- hipertensi sistolik 160 mmHg diastolic 100 mmHg
-riwayat Cerebro Vascular Disease (CVD)
-Dekompensasi kordis

 Bentuk sediaan
Ketamine adalah obat bius yang tersedia dalam bentuk suntik. Hanya dokter yang bisa
memberikan obat ketamin untuk anda.

2. Propofol
Propofol adalah obat yang digunakan dalam proses pembiusan ketika seseorang akan menjalani
tindakan pembedahan. Obat ini berfungsi untuk menenangkan dan menurunkan tingkat kesadaran
pasien selama tindakan berlangsung.

 Penggolongan anastesi
Propofol termasuk kedalam golongan obat induksi intravena

 Indikasi
induksi dan pemeliharaan anestesi umum; sedasi penderita yang diberi napas buatan
(ventilated) dan mendapat perawatan intensif, digunakan hingga 3 hari.

 Dosis Penggunaan
induksi, dengan cara injeksi intravena, 1,5-2,5 mg/kg bb (lebih sedikit pada mereka yang
berumur di atas 55 tahun) dengan kecepatan 20-40 mg tiap 10 detik (dosis terendah pada
pasien berumur di atas 55 tahun); ANAK: di atas 3 tahun diberi 2,5 mg/kg bb yang
disesuaikan dengan keperluan.
Pemeliharaan, dengan infus intravena, 4-12 mg/kg bb/jam atau injeksi intravena, 25-50 mg
diulang menurut respon; ANAK: di atas 3 tahun 9-15 mg/kg bb/jam.
Sedasi semasa perawatan intensif (dengan napas buatan), dengan infus intravena, 0,3-4 mg/kg
bb/jam hingga 3 hari.
ANAK tidak dianjurkan untuk anak.
Sedasi untuk pembedahan dan prosedur diagnostik, diawali dengan injeksi intravena, 0,5-1
mg/kg bb selama 1-5 menit; pemeliharaan dengan infus intravena, 1,5-4,5 mg/kg bb/jam
(sebagai tambahan, bila diperlukan peningkatan kedalaman sedasi yang cepat, injeksi
intravena 10-20 mg); pasien di atas 55 tahun mungkin memerlukan dosis lebih rendah;
ANAK tidak dianjurkan untuk anak.

 Cara pakai
Konsultasikan dengan dokter manfaat dan risiko yang ada atas penggunaan propofol.
Propofol diberikan melalui suntikan ke pembuluh darah vena. Pasien akan merasa tenang,
dan kemudian tertidur tidak lama setelah obat ini diberikan.
Selama tindakan medis dan efek propofol masih berlangsung, dokter akan mengawasi
pernapasan, tekanan darah, produksi urine, dan kadar oksigen pasien. Dosis yang diberikan
akan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pasien.

 Efek samping
Ruam
Gatal
Iritasi pada area kulit yang disuntik
Trigliserida tinggi
Gangguan pernapasan
Propofol infusion syndrome, yaitu kondisi di mana terjadi gangguan pada otot, ginjal,
jantung, dan tingginya kadar protein dalam darah.
Denyut jantung melambat
Tekanan darah rendah
Kejang
Pankreatitis

 Kontraindikasi
lihat keterangan di atas; tidak boleh digunakan untuk sedasi pada ventilated children
dan remaja berusia di bawah 17 tahun (berisiko menyebabkan efek serius meliputi
asidosis metabolik, gagal jantung, rhabdomiolisis, hiperlipidemia dan hepatomegali).

 Bentuk sedian
Propofol adalah obat resep yang tersedia dalam bentuk suntik.

3. Halothan/fluothan.
obat anestesi inhalasi berbentuk cairan bening tak berwarna yang mudah menguap dan berbau
harum.[2] Dibuat pertama kali oleh C.W. Suckling pada tahun 1951. Pemberian halotan
sebaiknya bersama dengan oksigen atau nitrous okside 70%-oksigen dan sebaiknya menggunakan
vaporizer yang khusus dikalibrasi untuk halotan agar konsentrasi uap yang dihasilkan itu akurat
dan mudah dikendalikan.

 Penggolongan obat
Halothan/fluothan termasuk kedalam golongan obat anestesi inhalasi.

 Indikasi
untuk induksi dan pemeliharaan (maintenance) tindakan anestesi umum. Dosis halothane
disesuaikan dengan usia dan sediaan yang tersedia. Halothane dapat diberikan dengan
oksigen atau dengan campuran oksigen dan nitrogen oksida. Inhalasi halothane dapat
diberikan dengan teknik non-rebreathing, partial rebreathing, atau closed.

 Dosis penggunaan
-Pada pasien dewasa, untuk induksi anestesi diberikan halothane 0,5% dengan oksigen atau
dengan campuran oksigen dan nitrogen oksida. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap
hingga 2-4%, tergantung respon pasien. Untuk maintenance pemberian halothane 0,5-2%
umumnya sudah adekuat

- Untuk induksi anestesi pada pasien anak diberikan halothane konsentrasi 1,5-2% dengan
oksigen atau dengan campuran oksigen dan nitrogen oksida. Dosis maintenance berkisar
antara 0,5-1,5%

 Cara pakai
Halothane digunakan dalam perawatan, kontrol, pencegahan, & perbaikan penyakit, kondisi
dan gejala dalam pengawasan dokter.

 Efek samping
Mual
Detak jantung tak teratur
Penyakit kuning atau kerusakan hati yang parah
Demam tinggi yang tidak normal
Muntah
Serangan jantung
Gemetaran
Bahkan pernapasan
Tekanan darah rendah

 Kontraindikasi
Kontrain dikasi pemberian halothane adalah pasien dengan kerusakan hati, riwayat
hipertermia maligna setelah paparan halothane sebelumnya, dan peningkatan cairan
serebrospinal.
Kontraindikasi halothane terutama pada pasien yang memiliki gejala dan tanda efek samping
obat. Beberapa kontraindikasi halothane antara lain:
-Tanda kerusakan hati
-Riwayat hipertermia maligna saat paparan halothane sebelumnya
-Tanda peningkatan cairan serebrospin
Halothane tidak dianjurkan untuk anestesi pasien obstetrik kecuali diperlukan efek relaksasi
uterus. Halothane dapat melemahkan tonus miometrium sehingga dapat menyebabkan
perdarahan postpartum.

 Bentuk sediaan
Halothen adalah yang tersedia dalam bentuk cairan/sirup inhalasi.

4. Isofluran
Isoflurane merupakan obat yang digunakan untuk anestesi (pembiusan) umum. Obat ini
menyebabkan otot-otot menjadi rileks (lemas) dan mengurangi sensivitias nyeri.
Isoflurane merupakan anestesi dengan tipe inhalasi (dihirup), yang memiliki keuntungan
dibandingkan dengan anestesi intravena. Pasalnya, kedalaman anestesi dapat langsung
diubah dengan mengubah konsentrasi obat yang diinhalasi. Anestesi ini umumnya
digunakan saat seseorang menjalani proses operasi.

 Penggolongan obat
Isofluran termasuk kedalam golongan obat resep anestesi

 Indikasi
Indikasi isofluran adalah sebagai anestesi inhalasi untuk induksi dan pemeliharaan
anestesi umum. Potensi anestesi inhalasi dinyatakan dengan Minimum Alveolar
Concentration (MAC), angka MAC kemudian akan ditingkatkan sesuai dengan klinis
intraoperatif.kegunaan Isoflurane adalah untuk induksi dan pemeliharaan anestesi
umum. Penerapannya dalam anestesi obstetri belum ada data yang cukup mendukung.

 Dosis penggunaan
Isoflurane diberikan dengan dosis sebagai berikut :Dosis dewasa untuk induksi dan
perawatan anestesi umum
Induksi : Awalnya, 0.5% v / v dengan oksigen atau oksigen dan nitrous oxide,
ditingkatkan menjadi 1.5-3% v / v. Bedah anestesi biasanya diproduksi dalam waktu
10 menit.
Pemeliharaan : 1-2.5% v / v dengan campuran oksigen dan nitrous oxide atau 1.5-
3.5% v / v dengan oksigen saja.
Untuk maintenance anestesi selama operasi caesar : 0.5-0.75% v / v dengan campuran
oksigen dan nitrous oxide.
 Cara pakai
FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan
Isoflurane kedalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :Penelitian pada
reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang
memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi keuntungan
dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi
resiko sangat besar.Hasil studi pada hewan tidak selalu bisa dijadikan ukuran
keamanan penggunaan obat pada manusia. Oleh karena penelitian secara klinis yang
terkendali dengan baik belum dilakukan, penggunaan obat-obat yang mengandung
Isoflurane untuk ibu hamil harus dikonsultasikan dengan dokter.

 Efek samping
Beberapa efek samping obat ini diantaranya
-Efek samping obat ini pada umunya serupa dengan efek samping agen anestesi
halogenasi lainnya diantaranya hipotensi, depresi pernapasan dan aritmia.
-Efek samping ringan lainnya seperti peningkatan jumlah sel darah putih dan juga
menggigil, mual dan muntah selama periode pasca operasi.
-Obat ini juga dikaitkan dengan terjadinya hiperkalemia perioperatif.

 Kontraindikasi
-Kontaindikasi terhadap pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas terhadap
Isoflurane atau agen halogenasi lainnya.
-Kontraindikasi untuk pasien yang memiliki kerentanan genetik yang diketahui atau
dicurigai terhadap hipertermia ganas.
-Tidak boleh digunakan pada pasien yang mengalami ikterus dan / atau demam yang
tidak dapat dijelaskan setelah pemberian Isoflurane atau anestesi halogenasi lainnya,
atau riwayat ikterus yang tidak dapat dijelaskan setelah terpapar sebelumnya dengan
halothane.
-Kontraindikasi untuk penderita porfiria.

 Bentuk sediaan
Isoflurane adalah obat resep yang tersedia dalam bentuk cairan/sirup inhalasi

5. Sevofluran
Sevofluran adalah obat bius. Ia bekerja dengan menekan aktivitas dalam sistem saraf pusat,
yang menyebabkan hilangnya kesadaran. Menyebabkan anestesi umum atau bius total
(kehilangan kesadaran) sebelum dan selama operasi.

 Penggolongan Obat
Sevofluran termasuk salah satu jenis obat anestesi (bius) inhalasi
 Indikasi
Di indikasikan untuk induksi dan pemeliharaan anestesi umum pada pasien dewasa dan anak
baik untuk pembedahan rawat inap maupun rawat jalan.
 Dosis Penggunaan
Dosis penggunaan bagi Dewasa
12-25 tahun
2,6% dalam oksigen atau 1,4% dengan 65% N2O/35% oksigen
25-40 tahun
2,1% dalam oksigen atau 1,1% dengan 65% N2O/35% oksigen
40-60 tahun
1,7% dalam oksigen atau 0,9% dengan 65% N2O/35% oksigen
60-80 tahun
1,4% dalam oksigen atau 0,7% dengan 65% N2O/35% oksigen
Dosis Penggunaan bagi anak-anak.
0-1 bulan jangka penuh neonatus
3,3% dalam oksigen
1-6 bulan 3% dalam oksigen
6 bulan ke <3 tahun
2,8% dalam oksigen atau 2% dengan 65% N2O/35% oksigen
3-12 tahun
2,5% dalam oksigen atau 2,5% dengan 65% N2O/35% oksigen
12-25 tahun
2,6% dalam oksigen atau 1,4% dengan 65% N2O/35% oksigen

 Cara pakai
Peringatan dan Perhatian Obat Sevoflurane.
Beberapa kondisi medis dapat berinteraksi dengan Sevoflurane. Beri tahu dokter atau
apoteker Anda jika Anda memiliki kondisi medis, terutama jika anda mengalami salah satu
dari berikut:

-jika Anda sedang hamil, berencana untuk menjadi hamil, atau menyusui
jika Anda mengkonsumsi obat resep atau non resep, persiapan herbal, atau suplemen
makanan
-jika Anda memiliki alergi terhadap obat-obatan, makanan, atau zat lain
-jika Anda memiliki masalah hati atau ginjal atau kejang

 Efek Samping
Mual dan muntah paling sering ditemukan pada periode post-operatif, kejadian yang sama
juga ditemukan pada anestesi inhalasi lain. Efek-efek ini merupakan sekuele yang sering dari
pembedahan dan anestesi umum yang mungkin disebabkan oleh anestesi inhalasi, senyawa
lain yang diberikan secara intraoperatif atau post-operatif dan respon pasien terhadap
prosedur pembedahan.
 Kontraindikasi
dapat menyebabkan hipertermia malignan. Sevoflurane tidak dapat digunakan pada pasien
yang diketahui sensitif terhadap Sevoflurane atau senyawa halogenasi lain atau pada pasien
yang diketahui atau diduga dapat terjadi hipertermia malignan.

 Bentuk Sediaan
Sevoflurane yang tersedia dalam bentuk cairan/sirup inhalasi dalam botol aluminium 250 ml

6. Thiopental
Thiopental adalah obat penenang yang digunakan sebelum operasi dan untuk mengatasi kejang.
Obat ini dapat mengurangi aktivitas saraf di otak sehingga bisa membuat seseorang merasa rileks
dan mengantuk

 Penggolongan obat
Thiopental termasuk dalam antikonvulsan (Antikejang) golongan barbiturate

 Indikasi
Duksi anestesi umum
- Operasi yang berlangsung singkat
- Obat tambahan analgesi regional
- Antikonvilsan dalam anestesi umum, enelgesi local, eklamsi, tetanus, epilepsy
- Melindung pada terapi ect
- Resusitasi otak

 Dosis Penggunaan
Semua obat thiopental diberikan dengan cara disuntikkan ke dalam pembuluh darah
(intravena). Di bawah ini adalah pembagian dosis thiopental berdasarkan tujuan
penggunaannya:
-Obat penenang sebelum operasi
Dewasa: 100-150 mg diberikan sebelum operasi, dosis maksimal 500 mg.
Anak-anak: 2-7 mg/kgBB diberikan sebelum operasi.
-Mengatasi kejang yang berlangsung lama pada penderita epilepsi (status epileptikus)
Dewasa: 75-125 mg.
Anak-anak: 5 mg/kgBB.
-Menurunkan tekanan di dalam kepala
Dewasa: 1,5-3,5 mg/kgBB.
Anak-anak di atas 3 bulan: 1-4 mg/kgBB per jam.

 Cara Pakai
Thiopental digunakan dengan cara disuntikkan ke dalam pembuluh darah (intravena) atau
juga bisa melalui infus. Perlu dicatat, obat ini hanya boleh diberikan oleh dokter atau pekerja
medis di bawah pengawasan dokter.
Jangan coba-coba untuk menggunakan thiopental tanpa pengawasan dokter, apalagi dengan
dosis yang tinggi. Hal ini akan menyebabkan kecanduan, ketergantungan, koma, hingga
kematian.

 Efek Samping
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, thiopental memiliki efek pusing, kantuk, dan gangguan
keseimbangan. Efek tersebut biasanya tidak membutuhkan penanganan medis dan akan
hilang dengan sendirinya.namun, thiopental juga dapat menyebabkan efek samping yang
lebih berat bila digunakan untuk jangka panjang atau tidak sesuai dengan anjuran dokter.
Efek samping yang lebih serius tersebut adalah:
Nyeri perut, otot, sendi, dan tulang.
Mual dan muntah , Hilang nafsu makan , Berat badan menurun, Penyakit kuning Sesak napas.

 Kontraindikasi
Kontraindikasi khusus
- Hipersensitif
- Prfiria
- Payah jantung
- Atatus asmitikus
- Uremia berat
Kontraindikasi lain-lain
- Hipovolemia
- Anemia
- Malnutrisi
- Gangguan jalan nafas
- Gangguan elektrolit
- Mangguan endokrin
- Penyakit Addison
- Mixedemia
- Dm berat

 Bentuk sediaan
Thiopental yang tersedia dalam bentuk suntik. Hanya dokter yang bisa memberikan obat
tersebut untuk anda

7. Heparin sodium
Heparin adalah obat yang digunakan untuk mengobati dan mencegah penggumpalan darah. Obat
ini bekerja dengan cara menghambat kerja faktor pembekuan, yaitu protein dalam tubuh yang
berperan dalam proses pembekuan darah. Oleh karena itu, heparin dikenal sebagai obat pengencer
darah (antikoagulan)

 Penggolongan anastesi
Heparin termasuk ke dalam golongan obat antikoagulan.
 Indikasi
Kondisi penyakit ini yaitu pembekuan darah yang terjadi di paru-paru, kaki, dan fibrilasi
atrium (denyut jantung tidak teratur, dan seringkali cepat). obat tersebut juga dapat mencegah
pembekuan darah yang terjadi setelah operasi, selama dialisis atau cuci darah, transfusi darah,
saat mengumpulkan sampel darah, atau pada saat pasien tidak dapat bergerak dalam waktu
yang lama. Heparin bekerja dengan cara menghambat kerja protein dalam proses pembekuan
darah.

 Dosis penggunaan
Dosis bersifat individual. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum
mengonsumsi obat.
Pemberian suntikan Intravena.
Pencegahan pasca serangan jantung setelah terapi trombolitik pada infark miokard
Dewasa: 60 U/kgBB (maksimal 4.000 U) atau 5.000 U jika streptokinase digunakan, diikuti
oleh 12 U/kgBB/jam (maksimal 1.000 U/jam) dengan durasi pengobatan 48 jam.
Arteri perifer, angina tidak stabil, tromboemboli vena
Dewasa: 75-80 U/kgBB atau 5000 U (10.000 U pada emboli paru berat), dilanjutkan dengan
18 U/kgBB atau 1.000-2.000 U/jam.
Anak: 50 U/kgBB, diikuti dengan infus 15-25 U/kgBB/jam.
Lansia: Dosis yang lebih rendah mungkin diperlukan.
Suntikan di bawah kulit.
Pencegahan tromboemboli vena pasca operasi
Dewasa: 5.000 U diberikan 2 jam sebelum operasi, kemudian 8-12 jam selama 7 hari atau
hingga pasien dapat bergerak.
Tromboemboli vena
Dewasa: 15.000-20.000 U setiap 12 jam atau 8.000-10.000 U setiap 8 jam.
Anak: 250 U/kgBB, 2 kali sehari.
Lansia: Dosis yang lebih rendah mungkin diperlukan.

 Cara pakai
Heparin diberikan melalui suntikan ke pembuluh darah atau di bawah kulit. Obat ini hanya
dapat diberikan oleh dokter atau petugas medis.
Cuci tangan sebelum dan sesudah Anda menyuntikkan obat heparin. Bersihkan kateter dan
area suntikan dengan alkohol atau saline sebelum dan sesudah menyuntikkannya.

 Efek samping
Reaksi hipersensitivitas seperti menggigil demam, urtikaria, asma, rhinitis
Prothrombin dalam waktu yang berkepanjangan
Nyeri ringan
Osteoporosis
Pendarahan hebat
Jumlah kalium dalam darah sangat tinggi
Pendarahan di bawah kulit
Penurunan jumlah platelet, trombosit atau trombositopenia
 Kontraindikasi
Kontraindikasi heparin sodium ini dapat membahayakan pasien seperti Iritasi dan alergi di
tempat suntikan. Nyeri ringan. Trombositopenia (heparin induced thrombocytopenia).
Hematoma, yaitu perdarahan di bawah kulit.

 Bentuk sediaan
Heparin yang tersedia dalam bentuk suntik

8. Morfin
Morfina adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan merupakan agen aktif utama yang
ditemukan pada opium. Senyawa ini bekerja langsung pada sistem saraf pusat untuk
menghilangkan nyeri. Morfina diberikan baik dalam kasus nyeri akut maupun kronis

 Penggolongan anastesi
Obat pereda nyeri golongan opioid

 Indikasi
Kondisi penyakit ini yaitu rasa nyeri, dan sebagai efek sampingnya, opioid akan
mempengaruhi bagian otak yang mengontrol emosi. Inilah mengapa orang-orang yang
menggunakan morfin merasakan euforia, atau merasa sangat sadar diri. Penggunaan utama
morfin adalah untuk meredakan rasa nyeri moderat hingga berat. 

 Dosis penggunaan
Untuk tahap awal, dosis morfin yang diberikan biasanya berkisar antara 5-20 mg tiap empat
jam sekali. Dosis bisa dinaikkan menjadi 5-20 mg dua kali sehari jika kondisi semakin parah.
Untuk morfin dengan obat suntik, dosis akan diberikan dokter di rumah sakit sesuai dengan
kondisi pasien.

 Cara pakai
Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan dengan saksama sebelum
menggunakan morfin.
Jika morfin telah digunakan selama beberapa minggu, jangan menghentikan penggunaan obat
secara tiba-tiba tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Simpan morfin di tempat tertutup dalam suhu ruangan dan jangan di dalam kulkas.

 Efek samping
Mual-mual, muntah, sembelit, pusing, puyeng, mengantuk, atau keringat dingin mungkin
terjadi. Beberapa efek samping tersebut dapat berkurang setelah Anda menggunakan morfin
selama beberapa lama. Jika efek samping tersebut memburuk atau tidak kunjung hilang,
beritahukan ke dokter atau farmasis Anda segera. 

 Kontraindikasi
Kondisi yang merupakan kontraindikasi morfin
Hipersensitivitas terhadap morfin.
Pasien dengan depresi napas dan tidak tersedia alat resusitasi.
Asma akut atau berat.
Keadaan hiperkarbia.
Dicurigai atau sudah pasti mengalami ileus paralitik.

 Bentuk sediaan
tablet dan suntik

9. Bricasma
merupakan obat yang digunakan untuk meringankan gejala-gejala asma dengan cepat pada saat
serangan asma berlangsung dan mampu mengobati Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

 Penggolongan anastesi
golongan bronkodilator (agonis selektif beta-2 adrenergik) 

 Indikasi
melegakan sesak nafas pada asma bronkial, bronkitis kronis, penyakit paru yang lain

 Dosis penggunaan
-Dewasa dan Anak usia > 12 tahun: 0,25-0,5 mg sesuai kebutuhan atau bila digunakan
sebagai terapi perawatan reguler, diberikan setiap 6 jam.
Kasus yang parah: Dosis tunggal dapat ditingkatkan menjadi 1,5 mg. Maksimal: 2 mg dalam
24 jam.
-Anak usia 7-12 tahun: 0,25-0,5 mg sesuai kebutuhan atau, bila digunakan sebagai terapi
perawatan rutin, di berikan setiap 6 jam.
Kasus yang parah: Dosis tunggal dapat ditingkatkan menjadi 1 mg. Maksimal: 2 mg dalam
24 jam. Masing-masing dosis.
Anak dengan berat badan > 25 kg: di berikan dosis 5 mg untuk dihirup hingga 2-4 kali dalam
periode 24 jam.

 Cara pakai
PENGGUNAAN OBAT INI HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK DOKTER. Dewasa :
2-3 kali sehari 1-2 tablet. Maksimal : 15 mg/hari. Anak 7-15 tahun : 2-3 kali sehari 1 tablet

 Efek samping
Efek samping yang mungkin timbul adalah tremor (gemetar), sakit kepala,takikardia (detak
jantung melebihi 100 kali per menit), jantung berdebar, kram otot tonik, hipokalemia (kadar
kalium dalam darah rendah).

 Kontraindikasi
Parenteral: Berkepanjangan (melebihi 48-72 jam) atau pemeliharaan tokolisis, terutama di
rawat jalan atau pengaturan rumah. PO: Tocolysis akut atau pemeliharaan. Tidak boleh
diberikan pada pasien yang hipersensitif.
 Bentuk sediaan
Respules,tablet dan sirup

10. Epinefrin
Epinefrin/Adrenalin adalah sebuah obat dan hormon yang memicu reaksi terhadap tekanan dan
kecepatan gerak tubuh. Tidak hanya gerak, hormon ini juga memicu reaksi terhadap efek
lingkungan seperti suara derau tinggi atau cahaya yang terang
Epinephrine atau adrenalin merupakan obat yang digunakan untuk mengobati reaksi alergi yang
dapat membahayakan nyawa, yaitu syok anafilaktik. Alergi yang dapat menyebabkan syok
anafilaktik dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti gigitan serangga, kutu, lateks, obat-obatan,
dan makanan

 Penggolongan anastesi
Agonis alfa dan beta adrenergic

 Indikasi
Dapat terjadi gangguan irama jantung jika epinephrine digunakan bersama dengan  cisapride,
indapamide, atau quinidine; serta meningkatkan tekanan darah bila digunakan bersama
linezolide.

 Dosis penggunaan
Dosis Dewasa Biasa untuk SyokIV: 2-10 mcg/menit (1 mg dalam 250 mL D5W atau 4
mcg/mL). Dapat meningkat jika diperlukan untuk membentuk denyut jantung dan tekanan
darah yang memadai. Dosis sebanyak 20 mcg/menit jarang diperlukan.Endotrakeal: 1 mg (10
mL 1: 10.000) sekali, diikuti oleh 5 insufflations cepat.Intrakardial: 0,3-0,5 mg (3-5 ml 1:
10.000) dengan injeksi langsung ke ruang ventrikel kiri sekali.Dosis Dewasa Biasa untuk
AsistolIV: 0,5-1 mg (5 sampai 10 mL 1: 10.000) sekali.Dapat diulang setiap 3-5 menit yang
diperlukan.

 Cara pakai
Obat ini memiliki efek cepat tapi tidak tahan lama. Setelah suntikan epinefrin, carilah bantuan
medis segera. Beri tahu dokter yang telah memberikan suntikan epinefrin. Hindari
menyuntikkan obat ini dengan sengaja ke tangan Anda atau area tubuh Anda selain bagian
paha. Jika hal ini terjadi, beri tahu ahli kesehatan Anda segera. Buanglah alat penyuntik
dengan benar.

 Efek samping
Berkeringat
Mual dan muntah
Kulit pucat
Merasa sesak napas
Pusing
Kelemahan atau tremor
Sakit kepala atau
Merasa gugup atau cemas

 Kontraindikasi
Pada syok non anafilaksis,glaucoma sudut tertutup,penggunaan bersama hidrokarbonhalogen
dan siklopropan pada anastesi umum,persalinan,tiroksikosis dan diabetes.

 Bentuk sediaan
Cairan suntik

Anda mungkin juga menyukai