Anda di halaman 1dari 17

Asuhan Keperawatan Ca Serviks

Disusun oleh
1. Septiani
2. Dona frasetya heffy
3. Dimas ardian
Pengertian Ca serviks

Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam


leher rahim atau serviks yang terdapat pada bagian
terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina.
( Diananda,Rama, 2009 )
Etiologi

1. HPV ( Human Papiloma Virus )


2. Merokok
3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini ( kurang dari 18
tahun).
4. Berganti - ganti pasangan seksual.
5. Suami atau pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual
pertama pada usia 18 tahun, berganti - berganti pasangan dan pernah
menikah dengan wanita yang menderita kanker serviks.
6. Pemakaian DES ( Diethilstilbestrol ) pada wanita hamil untuk
mencegah keguguran.
7. Pemakaian Pil KB
Manifestasi klinik

1. Keputihan yang makin lama makin berbau


akibat infeksi dan nekrosis jaringan.
2. Perdarahan yang dialami segera setelah
senggama ( 75% - 80% ).
3. Perdarahan yang terjadi diluar senggama.
4. Perdarahan spontan saat defekasi.
5. Perdarahan diantara haid.
6. Rasa berat dibawah dan rasa kering
divagina.
Penatalaksanaan

Medis Keperawatan

Dalam lingkar perawatan meliputi


Pengobatan pada stadium awal, dapat
sebelum pengobatan terapi radiasi
dilakukan operasi sedangkan stadium
eksternal anatara lain kuatkan penjelasan
lanjut hanya dengan pengobatan dan
tentang perawatan yang digunakan untuk
penyinaran. Tolak ukur keberhasilan
prosedur. Selama terapi yaitu memilih
pengobatan yang biasa digunakan
kulit yang baik dengan menganjurkan
adalah angka harapan hidup 5 tahun.
menghindari sabun, kosmetik, dan
Harapan hidup 5 tahun sangat
deodorant. Pertahankan kedekuatan kulit
tergantung dari stadium atau
dalam perawatan post pengobatan antara
derajatnya beberapa peneliti
lain hindari infeksi, laporkan tanda - tanda
menyebutkan bahwa angka harapan
infeksi, monitor intake cairan, beri tahu
hidup untuk kanker leher rahim akan
efek radiasi persisten 10 - 14 hari sesudah
menurun dengan stadium yang lebih
pengobatan, dan melakukan perawatan
lanjut.
kulit dan mulut.
Stadium karsinoma serviks

Tahap O : Kanker insitu, kanker terbatas


Tahap IIa : Penyebarah hanya perluasan
pada lapisan epitel, tidak terdapat bukti invasi.
vagina, parametrium masih bebas dari
Tahap I : Karsinoma yang benar - benar
infiltrate tumor.
berada dalam serviks. Proses terbatas pada
TahapIIb : Penyebaran keparametrium,
serviks walaupun ada perluasan ke korpus uteri. uni atau bilateral tetapi belum sampai pada
Tahap Ia : Karsinoma mikroinvasif, bila dinding panggul.
membran basalis sudah rusak dan sel tumor sudah Tahap III : Kanker mengenai sepertiga
memasuki stoma lebih dari 1 mm, sel tumor tidak bagian bawah vagina atau telah meluas kesalah
terdapat pada pembuluh limfa atau pembuluh satu atau kedua dinding panggul. Penyakit
darah. nodus limfe yang teraba tidak merata pada
Tahap Ib : Secara klinis sudah diduga dinding panggul. Urogram IV menunjukkan
adanya tumor yang histologik menunjukkan invasi salah satu atau kedua ureter tersumbat oleh
serviks uteri. tumor.
Tahap II : Kanker vagina, lesi telah Tahap IIIa : Penyebaran sampai pada
menyebar diluar serviks hingga mengenai vagina sepertiga bagian distal vagina, sedang ke
(bukan sepertiga bagian bawah ) parametrium tidak dipersoalkan.
Asuhan
keperawatan

1. Identitas Pasien
Meliputi nama pasien, tempat tanggal lahir, usia, status perkawinan,
pekerjaan, jumlah anak, agama, alamat, jenis kelamin, pendidikan
terakhir, asal suku bangsa, tanggal masuk rumah sakit, nomor rekam
medik, nama orangtua dan pekerjaan orangtua.
2. Identitas penanggung jawab
Meliputi nama, umur, alamat, pekerjaan, hubungan dengan pasien.
3. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Biasanya pasien datang kerumah sakit dengan keluhan seperti
pendarahan intra servikal dan disertai keputihan yang
menyerupai air dan berbau (Padila, 2015). Pada pasien kanker
serviks post kemoterapi biasanya datang dengan keluhan mual
muntah yang berlebihan, tidak nafsu makan, dan anemia.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Menurut (Diananda, 2008) biasanya pasien pada stadium awal
tidak merasakan keluhan yang mengganggu, baru pada stadium
akhir yaitu stadium 3 dan 4 timbul keluhan seperti keputihan
yang berbau busuk, perdarahan setelah melakukan hubungan
seksual, rasa nyeri disekitar vagina, nyeri pada panggul. Pada
pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya mengalami
keluhan mual muntah berlebihan, tidak nafsu makan, dan
anemia.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya pada pasien kanker serviks memiliki riwayat kesehatan
dahulu seperti riwayat penyakit keputihan, riwayat penyakit
HIV/AIDS (Ariani, 2015).
Lanjutan

4. Keadaan psikososial
Biasanya tentang penerimaan pasien terhadap
penyakitnya serta
harapan terhadap pengobatan yang akan dijalani,
hubungan dengan
suami/keluarga terhadap pasien dari sumber
keuangan. Konsep diri
pasien meliputi gambaran diri peran dan
identitas. Kaji juga ekspresi
wajah pasien yang murung atau sedih serta
keluhan pasien yang
merasa tidak berguna atau menyusahkan orang
lain (Reeder, 2013).
Diagnosa keperawatan
 
1. Nyeri berhubungan dengan penekanan sel kanker
pada syaraf dan kematian sel.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual muntah karena proses
eksternal Radiologi
3. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan
pengeluaran pervaginam( darah, keputihan ).
4. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang prosedur pengobatan.
5. Resiko tinggi kerusakan intergritas kulit
berhubungan dengan efek dari prosedur
pengobatan.
6. Resiko injuri berhubungan dengan kelemahan dan
kelelehan
7. Gangguan pola seksual berhubungan dengan
metaplasia penyakit.
8. Resti terjadinya syok hipovolemik berhubungan
dengan perdarahan pervaginam.
Intervensi keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan penekanan sel kanker pada syaraf dan


kematian sel.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama nyeri hilang atau
berkurang.
Kriteria :
pasien mengatakan nyeri hilang atau berkurang dengan skala nyeri 0-3.
Ekspresi wajah rileks.
Tanda - tanda vital dalam batas normal.
 
Intervensi :
Kaji riwayat nyeri, lokasi, frekuensi, durasi, intensitas, dan skala nyeri.
Berikan tindakan kenyamanan dasar: relaksasi, distraksi, imajinasi, message.
Awasi dan pantau TTV.
Berikan posisi yang nyaman.
Kolaborasi pemberian analgetik.
Rasional :
Mengetahui tingkat nyeri pasien dan menentukan tindakan yang akan dilakukan
selanjutnya.
Mengurangi rasa nyeri.
Mengetahui tanda kegawatan.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual muntah karena proses eksternal Radiologi .
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan status nutrisi
dipertahankan untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Kriteria hasil :
a. Pasien menghabiskan makanan yang telah diberikan oleh petugas.
b. Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik.
c. Berat badan klein normal.
d. Hasil hemoglobin dalam batas normal.
Intervensi :
Kaji status nutrisi pasien
Ukur berat badan setiap hari atau sesuai indikasi.
Dorong Pasien untuk makan - makanan tinggi kalori, kaya protein dan tetap
sesuai diit ( Rendah Garam ).
Pantau masukan makanan setiap hari.
Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering.
 
Rasional :
Untuk mengetahui status nutrisi
Memantau peningkatan BB.
Kebutuhan jaringan metabolik adequat oleh nutrisi
3. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan pengeluaran pervaginam
( darah, keputihan ).
 
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan jam pasien tidak terjadi penyebaran
infeksi dan dapat menjaga diri dari infeksi .
Kriteria hasil :
Tidak ada tanda - tanda infeksi pada area sekitar serviks
Tanda - tanda vital dalam batas normal.
Tidak terjadi nasokomial hilang, baik dari perawat ke pasien, pasien keluarga, pasien ke pasien lain
dan klien ke pengunjung.
Tidak timbul tanda - tanda infeksi karena lingkungan yang buruk
.Hasil hemoglobin dalam batas normal, dilihat dari leukosit.
Intervensi :
Kaji adanya infeksi disekitar area serviks.
Tekankan pada pentingnya personal hygiene.
Pantau tanda - tanda vital terutama suhu.
Berikan perawatan dengan prinsip aseptik dan antisepik.
Tempatkan klien pada lingkungan yang terhindar dari infeksi.
Koloborasi pemeberian antibiotik.
Rasional :
Mengurangi terjadinya infeksi.
Agar tidak terjadi penyebaran infeksi.
Mencegah terjadinya infeksi.
4. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang prosedur pengobatan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan kecemasan hilang atau berkurang.
Kriterial hasil :
Pasien mengatakan perasaan cemasnya hilang atau berkurang.
Terciptanya lingkungan yang aman dan nyaman bagi pasien.
Pasien tampak rileks, tampak senang karena mendapat perhatian.
Keluarga atau orang terdekat dapat mengenai dan mengklarifikasi rasa takut.
Pasien mendapat informasi yang akurat, serta prognosis dan pengobatan dan klien
mendapat dukungan dari terdekat.
Intervensi :
Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya.
Beri lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman untuk mendiskusikan perasaan atau
menolak untuk bicara.
Pertahankan bentuk sering bicara dengan pasien, bicara dengan menyentuh klien.
Bantu pasien atau orang terdekat dalam mengenali dan mengklarifikasi rasa takut.Beri
informasi akurat, konsisten mengenai prognosis, pengobatan serta dukungan orang terdekat.
Rasional :
Memberikan kesempatan untuk mengungkapkan ketakutannya.
Membantu mengurangi kecemasan.
Meningkatkan kepercayaan klien.
5. Resiko tinggi kerusakan intergritas kulit berhubungan dengan efek dari
prosedur pengobatan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi kerusakan
intergritas kulit.
Kriteria hasil :
Pasien atau keluarga dapat mempertahankan keberhasilan pengobatan tanpa
mengiritasi kulit.
Pasien dan keluarga dapat mencegah terjadi infeksi atau trauma kulit.
Pasien keluarga beserta TIM medis dapat meminimalkan trauma pada area terapi
radiasi.
Pasien, keluarga beserta tim medis dapat menghindari dan mencegah cedera dermal
karena kulit sangat sensitif selama pengobatan dan setelahnya.
Intervensi :
 
Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan.
Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang kering dari
pada menggaruk.
Tinjau protokol perawatan kulit untuk pasien yang mendapat terapi radiasi.
Anjurkan memakai pakaian yang lembut dan longgar pada, biarkan pasien
menghindari penggunaan bra bila ini memberi tekanan.
Rasional :
Mempertahankan kebersihan kulit tanpa mengiritasi kulit.
Membantu menghindari trauma kulit.
6. Resiko injuri berhubungan dengan kelemahan dan kelelehan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi cedera atau
injuri.
Kriteria hasil :
 
Pasien dapat meningkatkan keamanan ambulasi.
Pasien mampu menjaga keseimbangan tubuh ketika akan melakukan aktifitas.
Pasien mampu meningkatkan posisi fungsional pada ektremitas.
 
Intervensi :
Intruksikan dan bantu dalam mobilitas secara tepat.
Anjurkan untuk berpegangan tangan atau minta bantuan pada keluarga
dalam melakukan suatu kegiatan.
Pertahankan posisi tubuh tepat dengan dukungan alat bantuan.
 
Rasional :
Membantu mengurangi kelelahan.
Membantu pasien untuk melakukan kegiatan.
Membantu mempercepat penyembuhan.
 
7. Gangguan pola seksual berhubungan dengan metaplasia penyakit.
 
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama pasien mampu
mempertahankan aktifitas seksual pada tingkat yang diinginkan bila mungkin.
Kriteria hasil :
Pasien mampu memahami tentang arti seksualitas, seksualitas dapat diungkapkan
dengan bentuk perhatian yang diberikan seseorang.
Intervensi :
Kaji masalah- masalah perkembangan daya hidup.
Catat pemikiran pasien/ orang- orang yang berpengaruh bagi pasien mengenai
seksualitas
Evaluasi faktor- faktor budaya dan religius/ nilai dan konflik- konflik yang
muculberikan suasana yang terbuka dalam diskusi mengenai masalah seksualitas.
Tingkatkan keleluasaan diri bagi pasien dan orang- orang yang penting bagi
pasien.
Rasional :
a. Faktor- faktor seperti menoupose dan proses penuan remaja dan dewasa awal
yang perlu masukan dalam pertimbangan mengenai seksualitas dalam penyakit yang
perawatan yang lama.
b. Untuk memberikan pandangan bahwa keterbatasan kondisi/ lingkungan akan
berpengaruh pada kemampuan seksual tetapi mereka takut untuk menanyakan
secara lansung.
TERIMAKAS
IH

Anda mungkin juga menyukai