Anda di halaman 1dari 27

TUGAS UAS

Manfaat Terapi Akupuntur Terhadap Penderita Stroke

Dosen Pengajar :

Ns. Handi Rustandi, S.kep. MAN

Di Susun oleh :
Celly Junita Savitri 19250004

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
TAHUN AJARAN 2020/2021

KATA PENGANTAR

1
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala,
karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas survey lapangan
kelompok ini tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga tugas survey lapangan ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Tugas survey lapangan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
sempurnanya tugas survey lapangan ini. 
Semoga tugas survey lapangan ini memberikan informasi bagi masyarakat
dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.

Kediri, 15 Juli 2021

Penyusun

DAFTAR ISI

2
Halaman Judul ................................................................................................. i
Kata Pengantar.................................................................................................. ii
Daftar Isi .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Terapi Akupuntur............................................................. 3
B. Klasifikasi Terapi Akupuntur........................................................ 5
C. Kemungkinan Masalah yang Muncul............................................ 7
BAB III PEMBAHASAN
A. Pembahasan Analisa Masalah yang Dapat Diatasi Dengan
Terapi Akupuntur........................................................................... 8
B. Peran Perawat................................................................................ 9
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................... 10
B. Saran............................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 11
LAMPIRAN..................................................................................................... 12

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Menurut survei yang dilakukan Yayasan Stroke Indonesia
(Yastroki) pada tahun 2004, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang

3
mematikan setelah jantung dan kanker.
Stroke adalah penyakit akibat gangguan sirkulasi darah otak,
merupakan penyakit yang paling banyak meninggalkan gejala sisa berupa
kelumpuhan separoh badan dan suara pelo. Selain obat-obatan dan
rehabilitasi medik, akupunktur dapat digunakan untuk memulihkan
kelumpuhan tersebut. Ada beberapa faktor resiko terjadinya penyakit
stroke yaitu: hipertensi (darah tinggi), kencing manis, kolesterol tinggi,
kegemukan, kekentalan darah, dan penyakit jantung.
Dulu di tahun 1990-an penyakit stroke banyak menyerang orang
tua (usia diatas 60 tahun), tetapi sekarang sudah sering ditemukan pada
usia muda (40-50 tahun), oleh karena itu faktor resiko di atas seharusnya
dihindarkan supaya penyakit stroke tidak terjadi. Penyebab stroke dibagi
menjadi 2 macam yaitu stroke hemoragik (perdarahan) dan iskemik.
Stroke hemoragik biasanya karena tekanan darah tinggi mengakibatkan
dinding pembuluh darah otak tidak dapat menahan tekanan tersebut, atau
dikarenakan adanya kelainan/kelemahan dinding pembuluh darah otak
sehingga mudah mengalami kerusakan. Pada stroke iskemik biasanya
karena kekentalan darah atau penyakit jantung yang menyebabkan aliran
darah ke otak berkurang atau karena sumbatan pembuluh darah otak,
serangan terjadi biasanya pada waktu istirahat/tidur.
Sehingga perlu dilakukan terapi komplementer untuk menangani
kasus stroke. WHO (World Health Organization) menyatakan terapi
komplementer yaitu akupuntur, merupakan salah satu terapi sebagai
pengobatan efektif menangani kasus stroke.

B. Rumusan Masalah
a. Apa definisi akupuntur ?
b. Apa saja klasifikasi akupuntur ?
c. Bagaimana penerapan akupuntur pada pasien stroke?
d. Apa saja manfaat dari terapi akupuntur ?

4
e. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari penerapan akupuntur pada
pasien stroke ?

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui definisi dari akupuntur
b. Untuk mengetahui klasifikasi akupuntur
c. Untuk mengetahui penerapan akupuntur pada pasien stroke
d. Untuk mengetahui manfaat dari terapi akupuntur
e. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari penerapan akupuntur
pada pasien stroke

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Kata akupuntur berasal dari bahasa Yunani, yaitu acus yang berarti
jarum dan punctura yang berarti menusuk. Di dalam bahasa Inggris menjadi
to puncture, sedangkan kata asal dalam bahasa Cina adalah cenciu. Kata
tersebut kemudian diadaptasikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi
akupuntur atau tusuk jarum.Akupuntur adalah teknik pengobatan yang
digunakan dalam pengobatan tradisional cina. Jarum-jarum yang sangat tajam
digunakan untuk menstimulasi titik-titik tertentu pada tubuh. Titik-titik ini
terdapat pada jalur-jalur energi yang disebut "meridian". Pengobatan
akupuntur dirancang untuk memperbaiki alirandan keseimbangan energi
sepanjang meridian-meridian ini.
Pengobatan tradisional cina memiliki sejarah lebih dari 2,500 tahun.
Pengobatan tradisional kursus akupuntur ini melihat tubuh manusia sebagai
suatu sistem aliran energi. Ketika aliran-aliran energi ini seimbang, maka
tubuh tersebut sehat. Para praktisi memeriksa denyut nadi pasien dan
mengamati keadaan lidah mereka untuk mendiagnosa ketidakimbangan
energi. Dalam pengobatan akupuntur kecantikan cina, denyut nadi dapat
diperiksa pada tiga lokasi di masing-masing pergelangan tangan, dan pada
tiga kedalaman pada masing-masing lokasi. Penyakit tidak didefinisikan
dengan gejala-gejala atau nama penyakit seperti "infeksi hiv". Sebaliknya,
seorang praktisi pengobatan cina akan berbicara mengenai ketidakimbangan
energi. Bahasanya dapat kedengaran sangat aneh, seperti "kekurangan yin"
atau "peningkatan panas ginjal". Kata-kata cina yin dan yang
menggambarkan energi yang saling bertolak-belakang yang seharusnya tetap
seimbang, dan qi (dibaca "chi") secara kasar dapat diartikan sebagai energi
atau kekuatan hidup. Dalam pengobatan akupuntur tradisional cina, terdapat
banyak cara untuk memperbaiki keseimbangan aliran energi tubuh. Teknik
yang paling sering digunakan di negara-negara barat adalah teknik senam
seperti qigong atau tai chi, akupuntur (tusuk jarum), dan jamu.Banyak

6
praktisi pengobatan akupuntur kecantikan cina mengkhususkan diri pada
akupuntur atau jamu. Sangat jarang yang menggunakan keduanya.
Di Indonesia metode terapi akupuntur mulai mendapatkan pengakuan
untuk pengobatan di Rumah Sakit. hal ini di tandai dengan di keluarkannya
Permenkes R.I. NO. 1186 MENKES/PER/XI/1996. Tentang pemanfaatan
akupuntur di sarana pelayanan kesehatan dan Kepmenkes RI no.
1277/Permenkes/SK/VII/2003. Tentang tenaga kesehatan akupuntur,
menunjukan pengakuan terhadap eksistensi dan manfaat akupuntur sebagai
salah satu metode pengobatan alternatif yang bisa di terima secara ilmiah.
Akupuntur dapat dikatakan sudah memiliki peran, fungsi, dan menjadi
salah satu komponen yang diterima di dalam sistem kesehatan masyarakat
apabila memenuhi syarat-syarat berikut:
1. Berdasarkan ilmu dan dapat dikembangkan secara terbuka
2. Akupunkturis mempunyai kompetensi standar minimal
Pada tahun 1982, Depdiknas membentuk subkonsorsium
akupuntur serta menjadi mitra kerja Depdiknas dan Depkes dalam
merumuskan kebijaksanaan pemerintah dalam hal kurikulum sistem
pendidikan akupuntur.Selain itu, juga merumuskan berbagai sistem
penataran bagi pengajar/pendidik serta penguji praktek yang harus
dipatuhi oleh lembaga pendidikan akupuntur di Indonesia.
Persatuan Akupunturis Seluruh Indonesia (PAKSI) yang
merupakan profesi wadah tunggal bagi akupunturis di Indonesia sejak
tahun 1986.Mulai saat itu juga diberlakukan bahwa akupunturis yang
memiliki keinginan untuk membuka praktek diwajibkan memiliki izin
praktek dari Dinas Kesehatan setempat.
3. Pelayanan akupuntur dapat dijangkau masyarakat.
4. Akupuntur tidak bertentangan dengan pengobatan konvensional
5. Pelayanan akupuntur dan akupunturis selalu dipantau.

7
B. Klasifikasi
a. SHEN BAIK
Shen baik menandakan bahwa keadaan Jing dan Qi dalam keadaan cukup.
Ciri-Ciri Shen yang baik:
a. Mempunyai ingatan yang baik
b. mengucapkan perkataan dengan jelas dan suara nyaring
c. Mata bersinar, wajah bercahaya dan segar kemerah-merahan
d. Dapat mengekspresikan emosi dengan baik
e. Dapat bereaksi dengan cepat
f. Dapat menggerakkan badan dengan  leluasa
g. Mampu bernapas dengan lancar
h. Mempunyai otot yang baik

b. SHEN BURUK
Shen buruk menunjukkan keadaan Jing kurang dan Qi lemah. Jika Shen
buruk, maka menunjukkan keadaan pasien yang sudah parah.
Ciri-Ciri Shen Buruk:
a. Penderita tidak sadar
b. Tangan bergerak dengan tidak ada tujuan
c. Mata tidak bersinar & selalu menutup mata
d. Pupil tidak ada reaksi
e. Air muka gelap
f. Apatis atau tidak mengekspresikan emosi
g. Lambat atau tidak dapat bereaksi
h. Tidak dapat bergerak
i. Postur tubuh kaku
j. Pernapasan tidak normal

8
c. SHEN SEMU
Shen yang Semu dapat dijumpai pada penderita yang sudah dalam
keadaan gawat.
Ciri-Ciri Shen Semu :
a. Menampakkan Shen yang baik, tetapi tidak dapat menutupi
keadaan
b. gawat yang sebenarnya
c. Shen yng baik itu menunjukkan bahwa pasien sudah mendekati ajal
d. Shen Semu terdapat pada penderita yang sudah lama menderita
penyakit
e. berat, yang kemudian secara mendadak Shen berubah menjadi baik

d. SHEN KURANG
Shen yang kurang menunjukkan kekuatan Shen hilang sebagian.
Biasanya terjadipada sindom Xu.Manifestasi :
a. Tidak bersemangat
b. Pelupa
c. Suara kecil serta malas bebicara
d. Badan terasa lemas

e. SHEN ABNORMAL
Menunjukkan keadaan gelisah, delirium, syncope, mania, skizofrenia,
dan penyakit yang berhubungan dengan jiwa atau saraf.  Bersifat agresif
dan depesif.
a. Ekspresi Shen Depresif
ü  Apatis, murung, sedih, melamun, pandangan mata kosong,
berbicara sendiri, sebentar menangis lalu tertawa.
ü  Biasanya disebabkan karena phlegm yang tidak tersalurkan,
sehingga mengganggu Shen atau disebabkan karena organ Hati dan
Limpa lemah, sehingga dapat mengakibatkan Shen tidak berada
pada tempatnya.

9
b. Ekspresi Shen Agresif
ü  Histeris, mencaci maki orang, marah-marah, memukul, merusak,
menyanyi dengan emosi abnormal, berpidato di sembarang tempat,
berjalan-jalan dengan keadaan telanjang, menganggap diri sendiri
paling pintar, tidak mau tidur, jarang lapar, tetapi ketika diberi
makan, makannya banyak skali dari pada orang biasa.
ü  Biasanya disebabkan oleh yang tidak lancar berubah menjadi
patogen api dan phlegm yg mengacaukan Shen. Dapat juga
disebabkan oleh stasis darah.

C. Kemungkinan masalah yang muncul


Masalah yang muncul setelah dilakukan terapi akupuntur cenderung
relatif kecil, yaitu kemungkinan terjadinya pendarahan, namun kecil sekali
kemungkinan adanya pendarahan terkecuali bagi mereka yang memang
mengalami kelainan pada hemoglobin darah.
Pada umumya, terapi akupuntur atau tusuk jarum tidak memiliki efek
samping yang berbahaya. Pada saat jarum ditusukkan ke kulit, rasa nyeri yang
ditimbulkan tidak terlalu mengganggu. Rasa nyeri, ngilu atau pegal yang
ditimbulkan dikatakan sebagai tanda terangsangnya sistem syaraf pasien.
Bahaya infeksi yang kemungkinan timbul, dapat diminimalisir dengan
penggunaan jarum sekali pakai. Beberapa penelitian juga tidak menemukan
adanya bahaya yang dapat timbul berkenaan dengan penggunaan jarum atau
terapi ini. Setidaknya, fakta ini menunjukkan bahwa efek samping akupuntur
yang berbahaya, yang selama ini dpertanyakan, tidak terbukti.

10
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pembahasan analisa masalah yang dapat diatasi dengan treatment


Menurut survei yang dilakukan Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki)
pada tahun 2004, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan
setelah jantung dan kanker. WHO (World Health Organization) menyatakan
akupunktur sebagai pengobatan efektif menangani kasus stroke.
Akupunktur merupakan suatu sistem pengobatan tradisional dari Cina
yang telah digunakan sejak beberapa ribu tahun yang lalu. Teori pengobatan
tusuk jarum Cina didasarkan pada pemikiran bahwa ada suatu pola aliran
energi (Qi) yang melalui sistem meridian tubuh. Gangguan pada aliran energi
ini dipercaya mengakibatkan penyakit pada manusia. Akupunktur akan
membantu memulihkan kembali pola aliran energi tersebut sehingga penyakit
dapat disembuhkan. Metode akupunktur yang diberi nama Akupunktur “GI”

11
merupakan penyederhanaan terhadap metode akupunktur dari Cina.
Akupunktur “GI” merupakan metode penusukan jarum akupunktur
berdasarkan prinsip pemijatan dengan titik utama 2 di leher, 3 di perut, dan 2
di tungkai bawah. Lama terapi yang disarankan yaitu selama dua bulan.
Berdasarkan psycho neuroendocrine immunology, tubuh merupakan kesatuan
dari sistem psikis, saraf, hormon dan imun. Akupunktur “GI” berperan
melalui stimulasi sistem saraf untuk mengembalikan homeostasis tubuh.
Penyederhanaan metode akupunktur ini dilakukan dengan tujuan
Akupunktur “GI” dapat dipelajari dengan lebih mudah sehingga dapat
digunakan oleh masyarakat sebagai upaya peningkatan kualitas hidup
masyarakat Indonesia, terutama bagi golongan masyarakat yang keadaan
keuangannya tidak begitu baik Akupunktur dapat diberikan segera pada
stroke iskemik, namun pada stroke perdarahan akupunktur dapat dimulai
setelah kondisi pasien sudah stabil (2-3 minggu pasca serangan stroke).
Terapi akupuntur dapat menyembuhkan masalah-masalah yang timbul
akibat stroke diantaranya :
a. Meningkatkan suplai darah/oksigen di daerah otak yang mengalami
kerusakan
b. Menurunkan tekanan darah pada hipertensi
c. Menurunkan kolesterol darah jika tinggi
d. Meurunkan gula darah pada kencing manis
e. Menekan radikal bebas sehingga kerusakan otak lebih lanjut dapat
dihambat
f. Merangsang pergerakan otot lengan-kaki yang lumpuh
g. Mengatasi stress, depresi dan nyeri.
h. Masalah kandung kemih, kesulitan buang air kecil, infeksi saluran
kemih, dan cystitis.
i. Gangguan pencernaan, yang meliputi mual, mulas, dan diare.

B. Peran perawat
1. Pemberi asuhan keperawatan
Memperhatikan keadaan kebutuhan manusia yang dibutuhkan

12
melalui ppemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses
keperawatan, dari yang sederhana sampai dengan kompleks.
2. Advokat pasien/klien
Menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan
atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien mempertahankan dan
melindungi hak-hak pasien.
3.Pendidik/Edukator
Membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan
kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga
terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan
kesehatan.
4. Koordinator
Mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan
kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pellayanan kesehatan
dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.
5. Kolaborator
Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi
atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
6. Konsultan
Tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan
yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien
terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
7. Peneliti
Mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis
dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.

13
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Stroke adalah gangguan sirkulasi serebral yang disebabkan oleh

14
sumbatan atau penyempitan pembuluh darah oleh karena emboli, trombosis
atau perdarahan serebral sehingga terjadi penurunan aliran darah ke otak
yang timbulnya secara mendadak. Stroke diklasifikasikan menjadi dua
yaitu: Stroke Hemoragic dan Stroke Non Hemoragic. Stroke biasanya
diakibatkan dari salah satu empat kejadian yaitu: Thrombosis, Embolisme
serebral, Iskemia dan Hemoragi serebral. Menurut survei yang dilakukan
Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) pada tahun 2004, stroke merupakan
penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker.
WHO (World Health Organization) menyatakan akupunktur sebagai
pengobatan efektif menangani kasus stroke. Manfaat akupunktur terhadap
penyakit stroke antara lain : Meningkatkan suplai darah/oksigen di daerah
otak yang mengalami kerusakan, menekan radikal bebas sehingga
kerusakan otak lebih lanjut dapat dihambat, merangsang pergerakan otot
lengan-kaki yang lumpuh, mengatasi stress, depresi, nyeri,dll. Bukti terbaru
pada hewan percobaan akupunktur dapat merangsang perbaikan saraf yang
mengalami kerusakan dan memperbaiki gangguan elektrik otak terutama
yang berhubungan dengan saraf untuk pergerakan otot lengan-kaki yang
lumpuh.

B. Saran
Bagi Mahasiswa Keperawatan, setelah membaca makalah ini hendaklah
dapat benar-benar memahami konsep umum dari terapi komplementer
akupuntur. Serta terus memperbaharui pengetahuan keperawatan khususnya
pada terapi akupuntur.

DAFTAR PUSTAKA

15
Azwar, Syaifuddin, 2003. Metode Penelitian. Pustaka Pelajar Offset,
Yogjakarta.
Saputra, Koesnandi, 2008. Akupuntur Klinik. Akupunturis PAKSI Salatiga.
Singarimbun, Masri, Sofyan Effendi, 2001. Metode Penelitian Survei. LP3ES,
Jakarta.
Sjah, Winny, 2006. Akupuntur Dan Aplikasinya
Sugiyono, 2002. Statistika Untuk Penelitian. CV. Alfabeta, Bandung.
Supramono dan Sugiarto, 2003. Statistika. Andi Offset, Yogjakarta.
Elfira Husna. Dkk. 2016. Pengalaman perawat da;lam menerapkan terapi
akupuntur complementeary alternative medicine pada
pasien stroke di Sumatra barat. Sumatra utara. Vol. 12.
No.1 Hal. 14-22

16
PENGALAMAN PERAWAT DALAM MENERAPKAN
TERAPI COMPLEMENTARY ALTERNATIVE
MEDICINEPADA PASIEN STROKE DI SUMATERA
BARAT

Elfira Husnaa, Setiawana, Rosina


Tarigana
a
Universitas Sumatera Utara
e-mail: elfirahusna56@gmail.com

Abstract

Complementary alternative medicine therapy is a medical practice group and health


which is considered as part of conventional treatment. Many studies indicate the frequent
use of complementary alternative therapy by patients affected by chronic illness. It is
used by neurologic disorder patients like stroke, compared with non neurologic disorder
like hypnosis, yoga, herbal therapy, and acupunture. In their service to stroke patients,
nurses play their role in giving information and education concerning complementary
alternative therapy. Indonesian nurses are beginning to use this method in their practices
so that many of them participate in training about it. The objective of the research was to
explore nurses’ experience in applying complementary alternative medicine in stroke
patients in West Sumatera. The research used descriptive phenomenological approach
with 14 nurses. The data werw gathered by conducting in-depth interviews, guided
interview, and filed records and analyzed by using Collaizzimethode (1978) through
seven stages. The study found there were seven themes as follows: increase capability
take care of patients, assist cope patient complaint, nurse give information about therapy
alternative to patients, nurses give therapy as standard, add finances and relations, feel
happiness and satisfaction, and barrier applying alternative therapy. The themes in in
this research were new themes in qualitative research related to nurses’ experience in
applying complementary alternative therapy in stroke patients.

Keywords: Complementary Alternative Medicine, Stroke Patient, Nurses’Experience

Abstrak

Terapi alternatif komplementer atau complementary alternative medicine merupakan


sebuah kelompok praktek medis dan produk kesehatan yang dianggap tidak menjadi
bagian dari pengobatan konvensional. Banyak studi yang menunjukkan tingginya
penggunaan terapi alternatif komplementer pada kondisi pasien kronis. Penggunaan terapi
alternatif komplementer lebih sering digunakan pada pasien gangguan neurologi seperti
stroke dibandingkan gangguan non neurologi seperti hipnosis, yoga, terapi herbal dan
akupuntur. Dalam meningkatkan perannya memberikan pelayanan pada pasien stroke,
perawat mempunyai peran dalam memberikan informasi dan edukasi terkait terapi
alternatif komplementer. Perawat Indonesia mulai banyak mengembangkan terapi
alternatif komplementer dalam praktek mandirinya, sehingga berbagai pelatihan keahlian

17
terapi alternatif mulai diminati oleh perawat untuk dikembangkan. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengeksplorasi pengalaman perawat dalam menerapkan terapi
complementary alternative medicine pada pasien stroke di Sumatera Barat. Desain
penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi deskriptif dengan jumlah 14
partisipan perawat. Pengumpulan data dilakukan menggunakan wawancara mendalam
dengan bantuan panduan wawancara dan catatan lapangan. Analisa penelitian ini
menggunakan metode Colaizzi (1978) melalui tujuh tahapan proses analisa. Hasil
penelitian didapatkan 7 tema yaitu, meningkatkan kemampuan merawat pasien,
membantu mengatasi keluhan pasien,
perawatmemberikaninformasitentangterapialternatifkepadapasien,
perawatmemberikanterapisesuaistandar, menambah penghasilan dan relasi, merasakan
kebahagiaan dan kepuasan dan hambatan menerapkan terapi alternatif. Tema-tema dalam
penelitian ini merupakan tema baru dalam penelitian kualitatif terkait pengalaman
perawat dalam menerapkan terapi alternatif komplementer pada pasien stroke.

Kata kunci : Complementary Alternative Medicine, Pasien Stroke, Pengalaman Perawat

18
PENDAHULUAN Penanganan pasien dengan
Stroke merupakan penyakit gangguan neurologi seperti stroke,
kronik yang mengalami peningkatan alzeimer, dementia, seizure mengalami
signifikan pada masyarakat karena peningkatan yang signifikan.
perubahan pola makan, gaya hidup dan Perawatan pasien stroke tidak hanya
peningkatan stresor yang cukup tinggi terfokus pada pengobatan medis
(Black & Hawks, 2009). Stroke dapat kedokteran atau konvensional, namun
menyebabkan gangguan yang komplek sudah berkembang pada pengobatan
pada tubuh dan konsekuensi negatif alternatif komplementer
bagi pasien yang bertahan hidup. /complementary alternative medicine.
Selain itu, stroke juga penyebab utama Alasan penderita menggunakan terapi
disability bagi penderitanya dan biaya komplementer ini diperkirakan karena
pengobatan yang cukup mahal selama pemulihan yang lama, tidak efektifnya
perawatan berlangsung. Fase pengobatan, dan karena tingginya
pemulihan pasien stroke membutuhkan biaya perawatan. Faktor lain yang
proses, waktu yang lama dan menjadi pertimbangan dalam memilih
berkelanjutan untuk mempertahankan terapi alternatif komplementer adanya
kondisi tubuh agar dapat menyesuaikan asumsi bahwa terapi alternatif lebih
diri dengan perubahan yang terjadi murah, alami, kemudahan akses dan
(Clarke, 2009). adanya keyakinanpasien (Wells,
Prevalensi penderita stroke tidak Phillip, Schachter, & McCarthy, 2010).
hanya di negara maju tetapi juga di Penelitian yang dilakukan oleh Wells
negara berkembang, termasuk et al. (2010) menjelaskan bahwa terapi
Indonesia. Secara umum, dapat alternatif komplementer lebih sering
dikatakan angka kejadian stroke adalah digunakan pada pasien dengan
200 per 100.000 penduduk. Dari gangguan neurologi seperti stroke,
jumlah tersebut sepertiganya bisa pulih memoryloss, migrain, dan seizure
kembali, sepertiga lainnya mengalami dibandingkan pasien dengan gangguan
gangguan fungsional ringan sampai nonneurologi. Jenis terapi alternatif
sedang dan sepertiga lainnya komplementer yang sering digunakan
mengalami gangguan berat yang oleh pasien stroke adalah mind body
mengharuskan penderita berada di atas therapies, dilanjutkan dengan
kasur dan membutuhkan perawatan biological- based therapy dan
panjang (Yayasan Stroke Indonesia, alternative medical system.
2012). Hasil Riskesdas (2013) Jenisterapimind body yang paling
menunjukkan prevalensi stroke di sering digunakan adalah yoga,
Indonesia cukup tinggi yaitu sekitar meditasi, hypnosis, dan deep breathing
12,1 per 1000 penduduk dan exercise. Sedangkan herbal sering
diramalkan tahun 2020 akan meningkat digunakan dari jenis terapi biological
menjadi dua kali lipat. Sebanyak 11 based therapy. Chiropractic dan
provinsi dari 33 provinsi di Indonesia massage merupakan jenis terapi yang
memiliki prevalensi di atas prevalensi sering digunakan untuk tipe
nasional, termasuk provinsi Sumatera manipulative and body based ,
Barat dengan prevalensi 6,9% pada akupuntur dan homeopathy lebih sering
posisi ke-10 tertinggi di Indonesia. digunakan dari jenis alternative
medical system. Namun, hampir 50%
NERS JURNAL KEPERAWATAN,Volume 12, No.1, Maret 2016, (Hal.14-
13)

pasien dengan gangguan neurologi dilakukan sesuai dengan kesepakatan


yang menggunakan terapi alternatif antara peneliti dan partisipan yang telah
komplementer ini tidak dilaksanakan pada bulan Juni- Juli
mendiskusikannya dengan tenaga 2015.
kesehatan yang merawat mereka. Partisipan dalam penelitian ini
Berkembangnya terapi alternatif berjumlah 14 orang perawat yang
komplementer pada pasien stroke mempunyai kemampuan, sertifikat
merupakan wujud pelayanan kesehatan pelatihan terapi alternatif
yang berusaha untuk menerapkan komplementer dan telah diterapkan
konsep holistik, yaitu suatu pendekatan pada pasien stroke.
yang memandang manusia secara Metode pengumpulan data dalam
keseluruhan, dimana hal ini penelitian ini menggunakan wawancara
berkesinambungan dengan dunia mendalam (in-depth interview). Dalam
keperawatan yang memandang klien menggali informasi maka peneliti
secara holistik, meliputi aspek bio- menggunakan pedoman wawancara
psiko-sosio-kultural dan spiritual yang berisi inti pertanyaan terbuka
(Snyder, Lindquist & Tracy, 2014). yang dikembangkan dengan teknik
Menyikapi tingginya minat masyarakat probing agar informasi yang didapat
terhadap terapi alternatif menjadi lebih luas lagi.
komplementer, maka perawat sebagai
salah satu tenaga profesional yang HASIL
keberadaannya paling dekat dengan Partisipan dalam penelitian ini
pasien, mempunyai peran yang besar berjumlah 14 orang perawat yang
dalam memberikan informasi dan menerapkan terapi complementary
edukasi terkait terapi alternatif alternative mediciene pada pasien
komplementer. stroke di Sumatera Barat. Karakteristik
Permasalahan partisipan meliputi usia, jenis kelamin,
Bagaimana pengalaman perawat dalam pengalaman memberikan terapi
menerapkan terapi complementary alternatif, pendidikan terakhir, jenis
alternative medicine pada pasien stroke terapi alternatif yang diberikan, agama
di Sumatera Barat dan suku partisipan.
Tabel
METODE
Penelitian ini menggunakan 1. Meningkatkan
1.Karakteristik/
pendekatan fenomenologi deskriptif. kemampuan
Demografi
Tujuan fenomenologi dalam penelitian
partisipan
ini untuk memahami pengalaman hidup
dan persepsi yang akan diangkat (Polit No Freku merawat
& Beck, 2012). en pasien
tiksi Tema pertama
Penelitian ini dilakukan di kota
Bukitinggi, Padang, dan sekitarnya yang peneliti
1. Usia 25-30 4 analisa dari hasil
yang masih dalam cakupan area
Sumatera Barat. Data partisipan3 dalam
31-35 penelitian
penelitian ini didapatkan dari praktek pengalaman
36-40 6 perawat dalam
mandiri perawat dan perawat yang
bekerja di rumah sakit
> 41 Sumatera 1 Barat menerapkan terapi
yaitu Rumah sakit Stroke National complementary
2. Jenis Laki –laki 11
Bukittinggi. Pengambilan data alternative
medicine pada
pasien stroke
Elfira Husna, dkk., Pengalaman Perawat dalam Menerapkan .. 16
NERS JURNAL KEPERAWATAN,Volume 12, No.1, Maret 2016, (Hal.14-
13)

adalah s ma yaitu merawat me g lam penelitian


meningkatkan u pasien tanpa nun k ini adalah
kemampuan b obat, merawat juk a merawat
merawat pasien t pasien dengan kan t pasien tanpa
terapi alternatif,
dengan tiga e dan kep k obat. Diantara
k t edu a pernyataan
e e Perempuan 3 lian n partisipan
l r 1-2 9 kep tersebut
a a ada k diungkapkan
m p 3-4 5 pasi e sebagai
i i
n en. m berikut:
a
Hipnosis 9 a. Me a
l
3. P t
raw m “bisa
e e at p meningk
n r pasi u atkan
g n en a kemamp
a a tan n uan kita
l t pa dalam
a i oba m melayan
m f t e i pasien,
a Sub r tidak
n tem a hanya
a w dengan
m
e
pert a obat
m am t dokter”
b a (P1 L
e yan p l11)
r g a
i pen s b. Merawat
k eliti i pasien
a tem e dengan
n uka n terapi
n alternatif
t
dal t “Jadi,
e
r
am a teknik
a tem n yang saya
p a p gunakan
i pert a dalam
am hipnosis
a a o ini
l per b namanya
t awa a teknik
e t t rileksasi,
r me dengan
n Bekam 3
nin d sugesti” (
a Herbal 1
t
a P1 L
i Akupuntur 1 Tema mencakup
f yang peneliti tujuh tema,
5. Pendidikan Ners 9
analisa dalam dimana
4. Jenis
D-3 5 penelitian ini ketujuh tema
6. Elfira Husna, dkk.,Islam
Agama Pengalaman14
Perawat dalam Menerapkan .. 17

7. Suku Minang 12
Jawa 2
NERS JURNAL KEPERAWATAN,Volume 12, No.1, Maret 2016, (Hal.14-
13)

ini merupakan 84)


tema baru yang
peneliti temukan “terapi
berdasarkan alternatif
analisa yang sudah
wawancara pada saya berikan
partisipan, pada pasien
meliputi 1) saya itu ya
meningkatkan berupa
kemampuan terapi
merawat pasien, bekam atau
2) membantu mungkin
mengatasi istilahnya
keluhan pasien, cupping”
3) perawat (P10 L10)
memberikan
informasi c. Menunjukkan
tentang terapi kepedulian
alternatif kepada pasien
kepada “Dengan
pasien, tindakan yang
4) perawat kita berikan ini
memberikan tanpa harus
terapi sesuai nunggu obat
standar, 5) dokter dulu,
menambah sebenarya kita
penghasilan sudah
dan relasi, 6) menunjukkan
merasakan bahwa kita
kebahagiaan perhatian,
dan kepuasan, peduli sama
7) hambatan pasien
menerapkan kita”( P4 L
terapi 131)
alternatif.

Elfira Husna, dkk., Pengalaman Perawat dalam Menerapkan .. 18


2. Membantu mengatasi keluhan terapi pasiennya” (P1 L145)
pasien b. elaskan terapi alternatif tidak
Tema kedua dari hasil penelitian ini mengandung unsur mistis dan
adalah membantu mengatasi keluhan agama
pasien dengan tiga subtema yaitu, “sesama kita aja perawat atau
keluhan nyeri pasien, menurunkan tenaga kesehatan lain itupun masih
cemas dan stres, dan meningkatkan ada juga yang apa mengangap ini
pergerakan ekstremitas. Terapi altenatif ada kaitannya sama agama
yang diberikan oleh partisipan kepada tertetnu”( P5 L 323)
pasien bertujuan untuk mengatasi
berbagai keluhan yang masih dirasakan
oleh pasien stroke. 4. Perawat Memberikan terapi
a. Keluhan nyeri pasien sesuai standar
“dihypnotherapi, karna tujuan untuk Tema keempat dari hasil
terapi biasanya pasien-pasien stroke penelitian ini adalah perawat
ini yangmengalami nyeri” ( P1 L12) memberikan terapi sesuai standar.
Tema ini mempunyai dua subtema
b. Menurunkan Stres dan Cemas yaitu menjelaskan tentang tindakan
“Kita pendekatan dengan yang akan diberikan dan mendapatkan
pasien agar stres persetujuan pasien
nya berkurang, lebih a. Menjelaskan tentang tindakan
tenang , tidak sampai depresi”( yang akan diberikan
P8 L 119) “Kita tetap harus sesuai
dengan prosedur yang sudah
c. Meningkatkan Pergerakan kita dapatkan saat
ekstremitas pelatihan”“(P6 L 113)
“memang ada perubahan yang
signifikan yang terjadi terhadap
derajat kekuatanototnya setelah
dilakukan terapi”( P4 L 69). b. Mendapatkan persetujuan pasien
“pasien ini dilakukan yang
3. Perawat memberikan informasi pertama yaitu meminta
tentang terapi alternative kepada ketersediaan pasien ini apakah
pasien diabesedia” (P4 L 17)
Tema ketiga dari hasil penelitian
ini adalah perawat memberikan 5. Menambah penghasilan dan
informasi tentang terapi alternatif relasi
kepada pasien. Tema ini mempunyai Tema kelima yang peneliti analisa
dua subtema yaitu menjelaskan dalam pengalaman perawat dalam
manfaat terapi alternatif untuk pasien menerapkan terapi complementary
dan menjelaskan terapi alternatif tidak alternative medicine pada pasien stroke
mengandung unsur mistis dan agama yaitu menambah penghasilan dan
a. Menjelaskan manfaat terapi relasi. Tema ini mempunyai dua
alternatif untuk pasien subtema yaitu mendapatkan tambahan
“kepasien kita biasanya jelasin penghasilan, dan menambah teman
dulu apa manfaaatnya terapi ini, baru dari sesama profesi dan profesi
jadi gak langsung-langsung kita lain.
a. Mendapatkan tambahan penghasilan
“ya sebenarnya ini bisakan
untuk mengembangkannya terus-
menambah dari segi finansial kita
terusan gitu”( P 3 L264)
juga kan,walau gak banyak juga”(
P5 l 159)
“dan kadang kadang waktu unutk
melakukan itu terbatas”( P2 L
b. Menambah teman baru dari
314)
sesama profesi dan profesi lain
“Kan inibagus juga, hubungan
PEMBAHASAN
mitra sama dokter kita jadi bagus,
Berdasarkan hasil penelitian ini
bertambah gak dipandang remeh
jenis terapi alternatif yang diberikan
lagi”( P4 l 284)
perawat kepada pasien stroke terbagi
atas beberapa jenis, yaitu hipnosis,
6. Merasakan kebahagiaan dan
terapi bekam, herbal dan akupuntur.
kepuasan
Hal ini sesuai dengan jenis terapi
alternatif yang terbagi dalam beberapa
Tema keenam yang peneliti analisa
kategori yaitu hipnosis termasuk ke
dalam pengalaman perawat dalam
dalam kategori mind body therapies,
menerapkan terapi complementary
bekam atau cupping termasuk ke dalam
alternative medicine pada pasien stroke
kategori alternative medical system,
yaitu merasakan kebahagiaan dan
terapi herbal termasuk ke dalam
kepuasaan. Tema ini mempunyai dua
kategori biologically based therapies,
subtema yaitu perasaan puas dan
dan akupuntur termasuk kedalam
bahagia
kategori alternative medical system
(Snyder, Lindquist & Tracy, 2014).
“leganya ya merasa puas apa
Beberapa penelitian
yang kita lakukan bisa
menunjukkan penggunaan hipnosis
bermanfaat”( P1 L327)
pada pasien stroke, diantaranya Oakley
& Halligan (2013) dalam penelitiannya
“berhasil kita melakukan terapi
menunjukkan hasil bahwa hipnosis
pada pasien rasanya senang, lebih
efektif dalam penanganan gangguan
gitu rasanya”( P3 l 206)
neurologi seperti pasien stroke.
Hipnosis dapat membantu pemulihan
7. Hambatan menerapkan terapi
fungsi motorik dan nyeri pada pasien
alternatif
stroke. WHO membuat nomenklatur
Tema ketujuh yang peneliti analisa
tentang indikasi penggunaan akupuntur
dalam pengalaman perawat dalam
yaitu pada pada pasien gangguan
menerapkan terapi complementary
saluran nafas, mata, saluran cerna,
alternative medicine pada pasien stroke
saraf otot dan tulang yang terkait akan
yaitu hambatan menerapkan terapi
nyeri, kelemahan dan kelumpuhan.
alternatif. Tema ini mempunyai dua
Penelitian yang dilakukan oleh Zhang,
subtema yaitu biaya pelatihan dan
Wang & Liu (2013) menunjukkan
rutinitas kerja.
bahwa akupuntur dapat digunakan pada
pasien stroke seperti pemulihan dalam
“Dan apa terkadang karena kita
gangguan menelan (dysfagia) dan
biaya pelatihannya dari sendiri,
fungsi motorik. Berdasarkan penelitian
agak mahal ya agak susah juga
Chao et al. (2010) terapi bekam
mempunyai pengaruh pada pasien yang
mengalami gejala kelemahan anggota
tubuh seperti diwajah atau ekstremitas, dan menurunkan nyeri. Penelitian
yang dilakukan oleh Bell (2013)
terkait dengan hal agama maupun yang
menunjukkan hasil bahwa suplemen
berbau mistis. Terapi hipnosis dalam
makanan seperti alpha-lipoic acid;
dunia kesehatan mulai berkembang.
omega-3 fatty acids dan herbal asia
Saat ini sudah banyak perawat, dan
dapat digunakan sebagai pencegah
tenaga kesehatan lainnya yang
penyakit stroke, perawatan selama
menekuni terapi ini sebagai sebuah
masa akut dan mencegah komplikasi
keterampilan yang bisa langsung
yang lebih luas.
diaplikasikan pada berbagai kondisi
Keikutsertaan perawat dalam
pasien. Hal ini dikarenakan hipnosis
mengaplikasikan terapi alternatif
merupakan sebuah cabang keilmuan
kepada pasien merupakan suatu bentuk
yang memiliki dasar dan dapat diuji
sikap perawat dalam pandangannya
hasilnya dalam dunia kesehatan (Levy,
terhadap terapi alternatif
2009). Secara bertahap pandangan
komplementer. Hal ini dilakukan untuk
masyarakat akan bergeser dari stigma
menambah wawasan atau pengetahuan,
bahwa terapi alternatif mengandung
dan pengalaman perawat terkait terapi
unsur mistis dan sebagainya dengan
alternatif yang diberikan pada pasien.
banyaknya praktisi kesehatan yang
Studi yang dilakukan oleh Broom dan
terlibat dalam terapi alternatif.
Adams(2006) menunjukkan bahwa
Memberikan terapi sesuai dengan
sikap dan pengetahuan perawat dalam
standar merupakan usaha perawat
memberikan terapi alternatif pada
untuk memberikan pelayanan yang
pasien masih kurang, hal ini dibuktikan
memiliki mutu dan berkualitas kepada
bahwa pengetahuan dan pengalaman
pasien. Mutu pelayanan keperawatan
perawat terkait terapi alternatif
sangat mempengaruhi kualitas
komplementer masih terbatas, oleh
pelayanan kesehatan, hal ini terjadi
karena itu dibutuhkan suatu upaya
karena keperawatan merupakan
untuk terus mengikuti perkembangan
kelompok profesi dengan jumlah
terapi alternatif dan mengikuti
terbanyak, paling depan dan terdekat
pelatihan yang resmi, dan bersertifikat
dengan pasien. Perawat akan
untuk meningkatkan kemampuan
memberikan pelayanan yang
perawat dalam memberikan terapi
berkualitas jika memiliki kemampuan
alternatif pada pasiennya baik berupa
dan keahlian dalam mengatasi keluhan
edukasi, maupun aplikasi langsung
pasien (Nursalam, 2011). Dengan
pada pasien.
memberikan terapi alternatif sesuai
Berdasarkan pernyataan yang
standar yang sudah ditetapkan maka
didapatkan dari partisipan didapatkan
akan meminimalisir tingkat kesalahan
hasil bahwa perawat dalam
dan kelalaian dari perawat
memberikan terapi alternatif pada
pasien, perawat berusaha untuk
KESIMPULAN
menjelaskan atau memberikan
Berdasarkan hasil penelitian
informasi pada pasien dan keluarga
pengalaman perawat dalam
tentang terapi alternatif yang akan
menerapkan terapi complementary
diberikan terkait manfaatnya dan
altenative medicine pada pasien stroke
memberikan pandangan pada pasien,
di Sumatera Barat didapatkan
keluarga bahwa terapi alternatif
kesimpulan, yaitu partisipan dalam
mempunyai sebuah kelimuan tidak
penelitian ini merupakan perawat
dengan latar pendidikan Ners dan D3
yang mempunyai kemampuan atau
keterampilan terapi alternatif hipnosis, bekam, herbal dan akupuntur dalam
merawat pasien stroke. Partisipan
atau keahlian dibidang terapi alternatif
mempunyai pengalaman memberikan
untuk memberikan pelayanan yang
terapi alternatif minimal satu tahun dan
mandiri dan holistik bagi pasien stroke,
telah memiliki sertifikat kompetensi
karena dari hasil penelitian pengalaman
untuk terapi alternatif yang diberikan
perawat ini didapatkan pernyataan
pada pasien stroke. Terapi alternatif
bahwa terapi alternatif yang diberikan
yang perawat berikan pada pasien
oleh perawat dapat mengatasi berbagai
stroke ini sesuai dengan teori dan
keluhan pasien stroke seperti keluhan
penelitian yang ada bahwa penggunaan
nyeri pasien, kondisi stres dan cemas ,
terapi alternatif komplementer yang
dan meningkatkan pergerakan otot
sering digunakan pada gangguan
pasien.
neurologi stroke diantaranya yaitu
Bagi penelitian keperawatan hasil
terapi hipnosis, herbal, akupuntur dan
penelitian ini diharapkan dapat
bekam.
dijadikan landasan peneliti lainnya
Dalam mengeksplorasi
untuk mengembangkan penelitian yang
pengalaman perawat dalam
lebih lanjut dalam skala besar, dan
memberikan terapi alternatif
diharapkan dapat menjadi literatur bagi
komplementer pada penelitian ini
perawat untuk menerapkan terapi
didapatkan tema bahwa, perawat
alternatif komplementer pada pasien
dengan keahlian terapi alternatif yang
stroke.
dimilikinya ingin menunjukkan
Bagi Pendidikan keperawatan
kemampuan merawat pasien secara
hasil penelitian ini diharapkan menjadi
mandiri dan tanpa pengobatan medis,
pemicu bagi instansi pendidikan di
perawat juga berusaha untuk terus
Indonesia, bahwa konsep terapi
mengikuti perkembangan kesehatan
Complementary Alternative Medicine
dan perkembangan terapi alternatif
saat ini sudah mulai dikembangkan di
agar pelayanan yang mereka berikan
dunia pendidikan diluar negeri dan
semakin baik, dan menunjukkan
dapat menjadikannya sebagai salah
keahlian yang mereka miliki kepada
satu bagian dari pendidikan
pasien yang mereka rawat sesuai
keperawatan di Indonesia.
prosedur yang ada. Perawat dalam
memberikan terapi alternatif berupaya
DAFTAR PUSTAKA
untuk memberikan pemahaman kepada
Bell, I. (2007).Adjunctive Care with
pasiennnya terkait terapi alternatif yang
Nutritional, Herbal,and
akan diberikan, baik dari segi manfaat
Homeopathic Complementary
dan mencoba memberikan perubahan
and Alternative Medicine
pandanagan bahwa terapi alternatif
Modalities in Stroke Treatment
mempunyai keilmuan, tidak
and Rehabilitation. Top stroke
berhubungan dengan hal mistik
rehabilitation. 4(4):30–39. Doi:
ataupun agama dan bertujuan untuk
10.1310/tsr1404-30.
terapi kesehatan.
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2009).
Medical Surgical Nursing
SARAN
Clinical Management for
Hasil penelitian ini diharapkan
Positive Outcomes.
mampu meningkatkan peran perawat
eightedition.Volume 2. Saunders:
dalam mengembangkan keterampilan
Elsevier.
Broom, A.,& Adams, J. (2006). Current
issues and future
directions in complementary and alternative medicine (CAM)
research. Journal
Pan, S. Y., Gao, S.H., Zhou, S.F.,
Complementary Therapies in
Tang, M. K., Yu, Z. L., Ko, K.
Medicine 15, 217—220
M., et al. (2012). New
Doi:10.1016/j.ctim.2006.08.001.
Perspectives on Complementary
Clarke, P. (2009). Understanding the
and Alternative Medicine: An
Experience of Stroke:A Mixed-
Overview and Alternative
Method Research Agenda. The
Therapy. Journal of Alternative
Gerontologist, Vol.49, No.3,293–
therapies. 18(2), 20-36.
302 Doi:10.1093/geront/gnp047
Price, S.A., & Wilson, L.M. (2006).
Diamond, S.G., Davis, O.C.,
Pataofisiologi edisi 6. Jakarta:
Schaechter, J.D., Howe, R.D.
EGC
(2006). Hypnosis For
Polit, D. F., & Beck, C. T. (2012).
Rehabilitation After Stroke: Six
Nursing Research: generating and
Case Studies. Contemporer
assesingevidence for Nursing
Hypnosis Journal. 23 (4). Doi:
practice. Philadelpia: Lippincott
10.1002/ch.319.
Snyder, M., Lindquist, R., & Tracy,
Dossey,B. M. (2008). Theory of
M.F. (2014).Complementary &
Integral Nursing. 2008. advance
alternative therapies in nursing.
Nursing Science.31(1).52-73.
New York: Springer.
Wolters Kluwer Health.
Wells, R. E., Phillip, R. S., Schachter,
Lippincott
S. C., McCarthy, E. P. (2010).
Fowler, S., & Newton, L. (2006).
Complementary and alternative
Complementary and Alternative
medicine use among US adults
Therapies: The Nurse's Role.
with common neurological
Journal of Neuroscience
conditions. Journal Neurol.
Nursing. 38(4) 261-264
257:1822–1831. Doi
Levy, G. C., Kendall, M., Young, A.,
10.1007/s00415-010-5616-2
Mead, G. (2009). The
Wells, R. E., Phillip, R. S., Schachter,
psychosocial effects of exercise
S. C., McCarthy, E. P.
and relaxation classes for persons
(2010).Patterns of Mind-Body
surviving a stroke. Canadian
Therapies in Adults with
Journal Of Occupational
Common Neurological
Therapy.76(2), 73-80.
Conditions. Neuroepidemiology
National Center for Complementary
36:46–51 Doi:
and Alternative Medicine.
10.1159/000322949.
(2009). Health Information.
Zhang, J. H., Wang, D., Liu, M.
Diakses dari
(2013). Overview of Systematic
http://nccam.nih.gov/ pada
Reviews and Meta-Analyses of
tanggal 10 Febuari 2015.
Acupuncture for Stroke.
Oakley, D. A..&Halligan, P.W.(2013).
Neuroepidemiologi Journal. 42
Hypnotic suggestion:
(4),50–58. Doi: 10.1159/000355435
opportunities for cognitive
neuroscience. Neuroscience. 4
(7),565-
576.Doi:10.1038/nrn3538

Anda mungkin juga menyukai