Dosen Pengajar :
Di Susun oleh :
Celly Junita Savitri 19250004
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala,
karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas survey lapangan
kelompok ini tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga tugas survey lapangan ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Tugas survey lapangan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
sempurnanya tugas survey lapangan ini.
Semoga tugas survey lapangan ini memberikan informasi bagi masyarakat
dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
2
Halaman Judul ................................................................................................. i
Kata Pengantar.................................................................................................. ii
Daftar Isi .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Terapi Akupuntur............................................................. 3
B. Klasifikasi Terapi Akupuntur........................................................ 5
C. Kemungkinan Masalah yang Muncul............................................ 7
BAB III PEMBAHASAN
A. Pembahasan Analisa Masalah yang Dapat Diatasi Dengan
Terapi Akupuntur........................................................................... 8
B. Peran Perawat................................................................................ 9
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................... 10
B. Saran............................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 11
LAMPIRAN..................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Menurut survei yang dilakukan Yayasan Stroke Indonesia
(Yastroki) pada tahun 2004, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang
3
mematikan setelah jantung dan kanker.
Stroke adalah penyakit akibat gangguan sirkulasi darah otak,
merupakan penyakit yang paling banyak meninggalkan gejala sisa berupa
kelumpuhan separoh badan dan suara pelo. Selain obat-obatan dan
rehabilitasi medik, akupunktur dapat digunakan untuk memulihkan
kelumpuhan tersebut. Ada beberapa faktor resiko terjadinya penyakit
stroke yaitu: hipertensi (darah tinggi), kencing manis, kolesterol tinggi,
kegemukan, kekentalan darah, dan penyakit jantung.
Dulu di tahun 1990-an penyakit stroke banyak menyerang orang
tua (usia diatas 60 tahun), tetapi sekarang sudah sering ditemukan pada
usia muda (40-50 tahun), oleh karena itu faktor resiko di atas seharusnya
dihindarkan supaya penyakit stroke tidak terjadi. Penyebab stroke dibagi
menjadi 2 macam yaitu stroke hemoragik (perdarahan) dan iskemik.
Stroke hemoragik biasanya karena tekanan darah tinggi mengakibatkan
dinding pembuluh darah otak tidak dapat menahan tekanan tersebut, atau
dikarenakan adanya kelainan/kelemahan dinding pembuluh darah otak
sehingga mudah mengalami kerusakan. Pada stroke iskemik biasanya
karena kekentalan darah atau penyakit jantung yang menyebabkan aliran
darah ke otak berkurang atau karena sumbatan pembuluh darah otak,
serangan terjadi biasanya pada waktu istirahat/tidur.
Sehingga perlu dilakukan terapi komplementer untuk menangani
kasus stroke. WHO (World Health Organization) menyatakan terapi
komplementer yaitu akupuntur, merupakan salah satu terapi sebagai
pengobatan efektif menangani kasus stroke.
B. Rumusan Masalah
a. Apa definisi akupuntur ?
b. Apa saja klasifikasi akupuntur ?
c. Bagaimana penerapan akupuntur pada pasien stroke?
d. Apa saja manfaat dari terapi akupuntur ?
4
e. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari penerapan akupuntur pada
pasien stroke ?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui definisi dari akupuntur
b. Untuk mengetahui klasifikasi akupuntur
c. Untuk mengetahui penerapan akupuntur pada pasien stroke
d. Untuk mengetahui manfaat dari terapi akupuntur
e. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari penerapan akupuntur
pada pasien stroke
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Kata akupuntur berasal dari bahasa Yunani, yaitu acus yang berarti
jarum dan punctura yang berarti menusuk. Di dalam bahasa Inggris menjadi
to puncture, sedangkan kata asal dalam bahasa Cina adalah cenciu. Kata
tersebut kemudian diadaptasikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi
akupuntur atau tusuk jarum.Akupuntur adalah teknik pengobatan yang
digunakan dalam pengobatan tradisional cina. Jarum-jarum yang sangat tajam
digunakan untuk menstimulasi titik-titik tertentu pada tubuh. Titik-titik ini
terdapat pada jalur-jalur energi yang disebut "meridian". Pengobatan
akupuntur dirancang untuk memperbaiki alirandan keseimbangan energi
sepanjang meridian-meridian ini.
Pengobatan tradisional cina memiliki sejarah lebih dari 2,500 tahun.
Pengobatan tradisional kursus akupuntur ini melihat tubuh manusia sebagai
suatu sistem aliran energi. Ketika aliran-aliran energi ini seimbang, maka
tubuh tersebut sehat. Para praktisi memeriksa denyut nadi pasien dan
mengamati keadaan lidah mereka untuk mendiagnosa ketidakimbangan
energi. Dalam pengobatan akupuntur kecantikan cina, denyut nadi dapat
diperiksa pada tiga lokasi di masing-masing pergelangan tangan, dan pada
tiga kedalaman pada masing-masing lokasi. Penyakit tidak didefinisikan
dengan gejala-gejala atau nama penyakit seperti "infeksi hiv". Sebaliknya,
seorang praktisi pengobatan cina akan berbicara mengenai ketidakimbangan
energi. Bahasanya dapat kedengaran sangat aneh, seperti "kekurangan yin"
atau "peningkatan panas ginjal". Kata-kata cina yin dan yang
menggambarkan energi yang saling bertolak-belakang yang seharusnya tetap
seimbang, dan qi (dibaca "chi") secara kasar dapat diartikan sebagai energi
atau kekuatan hidup. Dalam pengobatan akupuntur tradisional cina, terdapat
banyak cara untuk memperbaiki keseimbangan aliran energi tubuh. Teknik
yang paling sering digunakan di negara-negara barat adalah teknik senam
seperti qigong atau tai chi, akupuntur (tusuk jarum), dan jamu.Banyak
6
praktisi pengobatan akupuntur kecantikan cina mengkhususkan diri pada
akupuntur atau jamu. Sangat jarang yang menggunakan keduanya.
Di Indonesia metode terapi akupuntur mulai mendapatkan pengakuan
untuk pengobatan di Rumah Sakit. hal ini di tandai dengan di keluarkannya
Permenkes R.I. NO. 1186 MENKES/PER/XI/1996. Tentang pemanfaatan
akupuntur di sarana pelayanan kesehatan dan Kepmenkes RI no.
1277/Permenkes/SK/VII/2003. Tentang tenaga kesehatan akupuntur,
menunjukan pengakuan terhadap eksistensi dan manfaat akupuntur sebagai
salah satu metode pengobatan alternatif yang bisa di terima secara ilmiah.
Akupuntur dapat dikatakan sudah memiliki peran, fungsi, dan menjadi
salah satu komponen yang diterima di dalam sistem kesehatan masyarakat
apabila memenuhi syarat-syarat berikut:
1. Berdasarkan ilmu dan dapat dikembangkan secara terbuka
2. Akupunkturis mempunyai kompetensi standar minimal
Pada tahun 1982, Depdiknas membentuk subkonsorsium
akupuntur serta menjadi mitra kerja Depdiknas dan Depkes dalam
merumuskan kebijaksanaan pemerintah dalam hal kurikulum sistem
pendidikan akupuntur.Selain itu, juga merumuskan berbagai sistem
penataran bagi pengajar/pendidik serta penguji praktek yang harus
dipatuhi oleh lembaga pendidikan akupuntur di Indonesia.
Persatuan Akupunturis Seluruh Indonesia (PAKSI) yang
merupakan profesi wadah tunggal bagi akupunturis di Indonesia sejak
tahun 1986.Mulai saat itu juga diberlakukan bahwa akupunturis yang
memiliki keinginan untuk membuka praktek diwajibkan memiliki izin
praktek dari Dinas Kesehatan setempat.
3. Pelayanan akupuntur dapat dijangkau masyarakat.
4. Akupuntur tidak bertentangan dengan pengobatan konvensional
5. Pelayanan akupuntur dan akupunturis selalu dipantau.
7
B. Klasifikasi
a. SHEN BAIK
Shen baik menandakan bahwa keadaan Jing dan Qi dalam keadaan cukup.
Ciri-Ciri Shen yang baik:
a. Mempunyai ingatan yang baik
b. mengucapkan perkataan dengan jelas dan suara nyaring
c. Mata bersinar, wajah bercahaya dan segar kemerah-merahan
d. Dapat mengekspresikan emosi dengan baik
e. Dapat bereaksi dengan cepat
f. Dapat menggerakkan badan dengan leluasa
g. Mampu bernapas dengan lancar
h. Mempunyai otot yang baik
b. SHEN BURUK
Shen buruk menunjukkan keadaan Jing kurang dan Qi lemah. Jika Shen
buruk, maka menunjukkan keadaan pasien yang sudah parah.
Ciri-Ciri Shen Buruk:
a. Penderita tidak sadar
b. Tangan bergerak dengan tidak ada tujuan
c. Mata tidak bersinar & selalu menutup mata
d. Pupil tidak ada reaksi
e. Air muka gelap
f. Apatis atau tidak mengekspresikan emosi
g. Lambat atau tidak dapat bereaksi
h. Tidak dapat bergerak
i. Postur tubuh kaku
j. Pernapasan tidak normal
8
c. SHEN SEMU
Shen yang Semu dapat dijumpai pada penderita yang sudah dalam
keadaan gawat.
Ciri-Ciri Shen Semu :
a. Menampakkan Shen yang baik, tetapi tidak dapat menutupi
keadaan
b. gawat yang sebenarnya
c. Shen yng baik itu menunjukkan bahwa pasien sudah mendekati ajal
d. Shen Semu terdapat pada penderita yang sudah lama menderita
penyakit
e. berat, yang kemudian secara mendadak Shen berubah menjadi baik
d. SHEN KURANG
Shen yang kurang menunjukkan kekuatan Shen hilang sebagian.
Biasanya terjadipada sindom Xu.Manifestasi :
a. Tidak bersemangat
b. Pelupa
c. Suara kecil serta malas bebicara
d. Badan terasa lemas
e. SHEN ABNORMAL
Menunjukkan keadaan gelisah, delirium, syncope, mania, skizofrenia,
dan penyakit yang berhubungan dengan jiwa atau saraf. Bersifat agresif
dan depesif.
a. Ekspresi Shen Depresif
ü Apatis, murung, sedih, melamun, pandangan mata kosong,
berbicara sendiri, sebentar menangis lalu tertawa.
ü Biasanya disebabkan karena phlegm yang tidak tersalurkan,
sehingga mengganggu Shen atau disebabkan karena organ Hati dan
Limpa lemah, sehingga dapat mengakibatkan Shen tidak berada
pada tempatnya.
9
b. Ekspresi Shen Agresif
ü Histeris, mencaci maki orang, marah-marah, memukul, merusak,
menyanyi dengan emosi abnormal, berpidato di sembarang tempat,
berjalan-jalan dengan keadaan telanjang, menganggap diri sendiri
paling pintar, tidak mau tidur, jarang lapar, tetapi ketika diberi
makan, makannya banyak skali dari pada orang biasa.
ü Biasanya disebabkan oleh yang tidak lancar berubah menjadi
patogen api dan phlegm yg mengacaukan Shen. Dapat juga
disebabkan oleh stasis darah.
10
BAB III
PEMBAHASAN
11
merupakan penyederhanaan terhadap metode akupunktur dari Cina.
Akupunktur “GI” merupakan metode penusukan jarum akupunktur
berdasarkan prinsip pemijatan dengan titik utama 2 di leher, 3 di perut, dan 2
di tungkai bawah. Lama terapi yang disarankan yaitu selama dua bulan.
Berdasarkan psycho neuroendocrine immunology, tubuh merupakan kesatuan
dari sistem psikis, saraf, hormon dan imun. Akupunktur “GI” berperan
melalui stimulasi sistem saraf untuk mengembalikan homeostasis tubuh.
Penyederhanaan metode akupunktur ini dilakukan dengan tujuan
Akupunktur “GI” dapat dipelajari dengan lebih mudah sehingga dapat
digunakan oleh masyarakat sebagai upaya peningkatan kualitas hidup
masyarakat Indonesia, terutama bagi golongan masyarakat yang keadaan
keuangannya tidak begitu baik Akupunktur dapat diberikan segera pada
stroke iskemik, namun pada stroke perdarahan akupunktur dapat dimulai
setelah kondisi pasien sudah stabil (2-3 minggu pasca serangan stroke).
Terapi akupuntur dapat menyembuhkan masalah-masalah yang timbul
akibat stroke diantaranya :
a. Meningkatkan suplai darah/oksigen di daerah otak yang mengalami
kerusakan
b. Menurunkan tekanan darah pada hipertensi
c. Menurunkan kolesterol darah jika tinggi
d. Meurunkan gula darah pada kencing manis
e. Menekan radikal bebas sehingga kerusakan otak lebih lanjut dapat
dihambat
f. Merangsang pergerakan otot lengan-kaki yang lumpuh
g. Mengatasi stress, depresi dan nyeri.
h. Masalah kandung kemih, kesulitan buang air kecil, infeksi saluran
kemih, dan cystitis.
i. Gangguan pencernaan, yang meliputi mual, mulas, dan diare.
B. Peran perawat
1. Pemberi asuhan keperawatan
Memperhatikan keadaan kebutuhan manusia yang dibutuhkan
12
melalui ppemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses
keperawatan, dari yang sederhana sampai dengan kompleks.
2. Advokat pasien/klien
Menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan
atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien mempertahankan dan
melindungi hak-hak pasien.
3.Pendidik/Edukator
Membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan
kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga
terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan
kesehatan.
4. Koordinator
Mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan
kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pellayanan kesehatan
dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.
5. Kolaborator
Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi
atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
6. Konsultan
Tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan
yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien
terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
7. Peneliti
Mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis
dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Stroke adalah gangguan sirkulasi serebral yang disebabkan oleh
14
sumbatan atau penyempitan pembuluh darah oleh karena emboli, trombosis
atau perdarahan serebral sehingga terjadi penurunan aliran darah ke otak
yang timbulnya secara mendadak. Stroke diklasifikasikan menjadi dua
yaitu: Stroke Hemoragic dan Stroke Non Hemoragic. Stroke biasanya
diakibatkan dari salah satu empat kejadian yaitu: Thrombosis, Embolisme
serebral, Iskemia dan Hemoragi serebral. Menurut survei yang dilakukan
Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) pada tahun 2004, stroke merupakan
penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker.
WHO (World Health Organization) menyatakan akupunktur sebagai
pengobatan efektif menangani kasus stroke. Manfaat akupunktur terhadap
penyakit stroke antara lain : Meningkatkan suplai darah/oksigen di daerah
otak yang mengalami kerusakan, menekan radikal bebas sehingga
kerusakan otak lebih lanjut dapat dihambat, merangsang pergerakan otot
lengan-kaki yang lumpuh, mengatasi stress, depresi, nyeri,dll. Bukti terbaru
pada hewan percobaan akupunktur dapat merangsang perbaikan saraf yang
mengalami kerusakan dan memperbaiki gangguan elektrik otak terutama
yang berhubungan dengan saraf untuk pergerakan otot lengan-kaki yang
lumpuh.
B. Saran
Bagi Mahasiswa Keperawatan, setelah membaca makalah ini hendaklah
dapat benar-benar memahami konsep umum dari terapi komplementer
akupuntur. Serta terus memperbaharui pengetahuan keperawatan khususnya
pada terapi akupuntur.
DAFTAR PUSTAKA
15
Azwar, Syaifuddin, 2003. Metode Penelitian. Pustaka Pelajar Offset,
Yogjakarta.
Saputra, Koesnandi, 2008. Akupuntur Klinik. Akupunturis PAKSI Salatiga.
Singarimbun, Masri, Sofyan Effendi, 2001. Metode Penelitian Survei. LP3ES,
Jakarta.
Sjah, Winny, 2006. Akupuntur Dan Aplikasinya
Sugiyono, 2002. Statistika Untuk Penelitian. CV. Alfabeta, Bandung.
Supramono dan Sugiarto, 2003. Statistika. Andi Offset, Yogjakarta.
Elfira Husna. Dkk. 2016. Pengalaman perawat da;lam menerapkan terapi
akupuntur complementeary alternative medicine pada
pasien stroke di Sumatra barat. Sumatra utara. Vol. 12.
No.1 Hal. 14-22
16
PENGALAMAN PERAWAT DALAM MENERAPKAN
TERAPI COMPLEMENTARY ALTERNATIVE
MEDICINEPADA PASIEN STROKE DI SUMATERA
BARAT
Abstract
Abstrak
17
terapi alternatif mulai diminati oleh perawat untuk dikembangkan. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengeksplorasi pengalaman perawat dalam menerapkan terapi
complementary alternative medicine pada pasien stroke di Sumatera Barat. Desain
penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi deskriptif dengan jumlah 14
partisipan perawat. Pengumpulan data dilakukan menggunakan wawancara mendalam
dengan bantuan panduan wawancara dan catatan lapangan. Analisa penelitian ini
menggunakan metode Colaizzi (1978) melalui tujuh tahapan proses analisa. Hasil
penelitian didapatkan 7 tema yaitu, meningkatkan kemampuan merawat pasien,
membantu mengatasi keluhan pasien,
perawatmemberikaninformasitentangterapialternatifkepadapasien,
perawatmemberikanterapisesuaistandar, menambah penghasilan dan relasi, merasakan
kebahagiaan dan kepuasan dan hambatan menerapkan terapi alternatif. Tema-tema dalam
penelitian ini merupakan tema baru dalam penelitian kualitatif terkait pengalaman
perawat dalam menerapkan terapi alternatif komplementer pada pasien stroke.
18
PENDAHULUAN Penanganan pasien dengan
Stroke merupakan penyakit gangguan neurologi seperti stroke,
kronik yang mengalami peningkatan alzeimer, dementia, seizure mengalami
signifikan pada masyarakat karena peningkatan yang signifikan.
perubahan pola makan, gaya hidup dan Perawatan pasien stroke tidak hanya
peningkatan stresor yang cukup tinggi terfokus pada pengobatan medis
(Black & Hawks, 2009). Stroke dapat kedokteran atau konvensional, namun
menyebabkan gangguan yang komplek sudah berkembang pada pengobatan
pada tubuh dan konsekuensi negatif alternatif komplementer
bagi pasien yang bertahan hidup. /complementary alternative medicine.
Selain itu, stroke juga penyebab utama Alasan penderita menggunakan terapi
disability bagi penderitanya dan biaya komplementer ini diperkirakan karena
pengobatan yang cukup mahal selama pemulihan yang lama, tidak efektifnya
perawatan berlangsung. Fase pengobatan, dan karena tingginya
pemulihan pasien stroke membutuhkan biaya perawatan. Faktor lain yang
proses, waktu yang lama dan menjadi pertimbangan dalam memilih
berkelanjutan untuk mempertahankan terapi alternatif komplementer adanya
kondisi tubuh agar dapat menyesuaikan asumsi bahwa terapi alternatif lebih
diri dengan perubahan yang terjadi murah, alami, kemudahan akses dan
(Clarke, 2009). adanya keyakinanpasien (Wells,
Prevalensi penderita stroke tidak Phillip, Schachter, & McCarthy, 2010).
hanya di negara maju tetapi juga di Penelitian yang dilakukan oleh Wells
negara berkembang, termasuk et al. (2010) menjelaskan bahwa terapi
Indonesia. Secara umum, dapat alternatif komplementer lebih sering
dikatakan angka kejadian stroke adalah digunakan pada pasien dengan
200 per 100.000 penduduk. Dari gangguan neurologi seperti stroke,
jumlah tersebut sepertiganya bisa pulih memoryloss, migrain, dan seizure
kembali, sepertiga lainnya mengalami dibandingkan pasien dengan gangguan
gangguan fungsional ringan sampai nonneurologi. Jenis terapi alternatif
sedang dan sepertiga lainnya komplementer yang sering digunakan
mengalami gangguan berat yang oleh pasien stroke adalah mind body
mengharuskan penderita berada di atas therapies, dilanjutkan dengan
kasur dan membutuhkan perawatan biological- based therapy dan
panjang (Yayasan Stroke Indonesia, alternative medical system.
2012). Hasil Riskesdas (2013) Jenisterapimind body yang paling
menunjukkan prevalensi stroke di sering digunakan adalah yoga,
Indonesia cukup tinggi yaitu sekitar meditasi, hypnosis, dan deep breathing
12,1 per 1000 penduduk dan exercise. Sedangkan herbal sering
diramalkan tahun 2020 akan meningkat digunakan dari jenis terapi biological
menjadi dua kali lipat. Sebanyak 11 based therapy. Chiropractic dan
provinsi dari 33 provinsi di Indonesia massage merupakan jenis terapi yang
memiliki prevalensi di atas prevalensi sering digunakan untuk tipe
nasional, termasuk provinsi Sumatera manipulative and body based ,
Barat dengan prevalensi 6,9% pada akupuntur dan homeopathy lebih sering
posisi ke-10 tertinggi di Indonesia. digunakan dari jenis alternative
medical system. Namun, hampir 50%
NERS JURNAL KEPERAWATAN,Volume 12, No.1, Maret 2016, (Hal.14-
13)
7. Suku Minang 12
Jawa 2
NERS JURNAL KEPERAWATAN,Volume 12, No.1, Maret 2016, (Hal.14-
13)