Anda di halaman 1dari 16

NOVEL CORONAVIRUS

(COVID-19)
TIM PPI RS DKT DR. SOETARTO
Apa Itu Coronavirus?
Keluarga virus yang menyerang saluran nafas,
yang terkenal diantaranya SARS, MERS, dan
2019-nCoV (Nama baru: Covid-2019)
Penderita pertama terdeteksi pada Desember
2019, dan menyebar dengan cepat karena
aliran turis dari/ke luar negeri, terutama dari
daerah wabah.
Hewan yang dicurigai sebagai pembawa virus
2019-nCoV: Kelelawar (agen utama), tikus,
musang dan ular. Pola infeksi mirip dengan
SARS 2002 melalui pasar hewan liar.

Penularan antar manusia berasal dari


percikan bersin, kontak langsung dan
airborne. Beberapa penelitian juga
menemukan kemampuan hidup virus
berbeda-beda pada tiap jenis permukaan
benda
Bagaimana kondisi terkini wabah coronavirus?

Berdasarkan data Gugus Tugas


Percepatan Penanganan COVID-19
Republik Indonesia, jumlah kasus
terkonfirmasi positif hingga 17
Juni 2020 adalah 41.431 orang
dengan jumlah kematian 2.276
orang, sehingga bisa disimpulkan
case fatality rate akibat COVID-19
5,49%. Dari seluruh penderita
COVID-19 yang meninggal dunia,
0,9% berusia 0–5 tahun, 0,6%
berusia 6–17 tahun, 3% berusia
18–30 tahun, 12% berusia 31–45
tahun, 39,9% berusia 46–59
tahun, dan 43,6% berusia 60
tahun ke atas.
Apa saja gejala dan factor resiko infeksi Coronavirus?

- Seseorang yang memiliki riwayat perjalanan dari daerah wabah perlu


diwaspadai. Faktor resiko yang dapat memperparah sakit yaitu usia, rokok,
ventilasi ruangan yang tidak memadai, dan kurangnya pengetahuan tentang
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

- Seringkali gejala muncul seperti gejala radang tenggorokan yang umum:


Batuk pilek, demam, tenggorokan kering atau nyeri, dan sakit kepala.

- Dalam 1 minggu penderita dapat merasakan sesak nafas, yang dapat


berlanjut menjadi sindrom kesulitan nafas.

- Pada beberapa kasus yang parah dan terlambat ditangani dapat


menyebabkan kerusakan ginjal dan bahkan kematian.
ALUR PENANGANAN PNEUMONIA CORONAVIRUS
Pasien dengan gejala:
- Demam Foto toraks: gambaran
- Batuk Pneumonia
- Sesak/Sulit bernafas
Ada riwayat perjalanan ke Tatalaksana
YA TIDAK Pneumonia pada
China/daerah wabah
dalam 2 minggu terakhir? umumnya
Hubungi Dinkes
atau Litbangkes
Jika curiga ke arah infeksi Rujuk ke RS rujukan yang
dan lakukan:
- Swab Coronavirus telah ditunjuk Dinkes
setempat
tenggorok
- DPL
- Fungsi hepar Jika tidak bisa dirujuk karena beberapa alasan:
dan ginjal 1. Isolasi
- PCT/CRP 2. Foto toraks serial sesuai indikasi
3. Terapi simptomatik
4. Terapi Cairan
5. Persiapkan ventilator mekanik untuk antisipasi gagal
nafas
6. Jika disertai infeksi bakteri dapat diberikan antibiotik
Apa yang perlu dilakukan untuk mencegah penyebaran?
- Etika batuk/bersin (menutup mulut dan hidung saat
batuk/bersin)

- Mencuci tangan dengan teknik 6 langkah setiap


batuk/bersin atau kontak dengan pasien dicurigai
atau dipastikan terinfeksi. Jika kontak dengan
pasien, jangan sentuh daerah mata, hidung, atau
mulut.

- Kondisikan ventilasi udara dan jalur sinar matahari


dalam ruangan

- Segera periksa ke faskes terdekat jika menemukan


gejala disertai riwayat bepergian ke daerah wabah

- Dalam kondisi dimana pasien membutuhkan isolasi,


batasi jumlah keluarga yang beinteraksi dengan
pasien, mis. 1-2 anggota keluarga yang ditugaskan
menjaga pasien.
Bagaimana dengan penggunaan masker kain?

- CDC menyarankan penggunaan


masker kain bagi masyarakat. Tujuan
utamanya adalah mencegah droplet
ke orang sekitar.
- SIAPA YANG TIDAK HARUS
MENGGUNAKAN?
- Anak berusia <2 tahun
- Orang yang mengalami kesulitan
bernapas, orang yang tidak
sadarkan diri
- Sebuah jurnal yang diterbitkan British
Medical Journal menyarankan untuk
memiliki minimal 2 masker, agar bisa
dicuci dan disterilkan secara
bergantian. Penggunaan sanitizer
spray atau dijemur dibawah sinar UV
merupakan cara yang mudah untuk
melakukan sterilisasi.
Saran kesehatan

Batasi kontak dengan Jika berbelanja di pasar,


penderita atau hewan selalu mencuci tangan
liar. Jika menyentuh setiap menyentuh
lingkungan sekitar produk hewan, dan
penderita, hindari hindari kontak dengan
menyentuh daerah hewan yang dicurigai
mata, hidung, dan sakit, daging yang sudah
mulut. tidah bagus, atau hewan
liar di sekitar pasar.
Bagi yang bekerja di Meskipun penyebab
sektor perdagangan utama infeksi adalah
produk hewan, selalu produk hewani, produk
cuci tangan setiap tersebut tetap bisa
selesai kontak dengan dikonsumsi selama
hewan/produk hewan, proses memasaknya
gunakan alat pelindung, bersih dan matang.
bersihkan peralatan Hindari juga konsumsi
dan lingkungan kerja produk hewan yang
setiap selesai bekerja. tidak lazim.
1. TRANSMISI TERKENDALI
2. KESIAPAN RUMAH SAKIT
3. RESIKO PENULARAN TERKENDALI
DENGAN 4. LANGKAH PENCEGAHAN
ADALAH PERUBAHAN POLA HIDUP SYARAT 5. MENCEGAH KASUS IMPORT
PADA SITUASI PANDEMI 6. PARTISIPASI MASYARAKAT
BERUPA KEBIJAKAN MEMBUKA
KEMBALI AKTIFITAS EKONOMI, BAGAIMANAKAH DENGAN KESIAPAN DI
SOSIAL DAN KEGIATAN PUBLIK YOGYAKARTA?
SECARA TERBATAS DENGAN
MENGGUNAKAN
STANDART/PROTOKOL KESEHATAN
YANG DITETAPKAN PEMERINTAH
Variabel Penting menurut WHO dan kondisi di DIY memasuki
New Normal covid 19 (kondisi pada tanggal 11 Juni 2020)
No Variabel (sesuai Kriteria WHO) Kondisi DIY
1 Bukti menunjukkan transmisi penularan dapat dikendalikan R 0 = 0,0005 (< 1)
(R0 < 1), Rt Rt = 0,71 (< 1)
2 Kapasitas sistem kesehatan masyarakat, RS tersedia untuk Tersedia RS rujukan covid
identivikasi, isolasi,menguji, melacak, karantina 27 RS (total kapasitas
tempat tidur non critical
299, critical 24 ,
puskesmas 121, shelter.

3 Pengaturan minimalisasi risiko penularan di tempat RS Grhsia , sebagai RS


kerentanan tinggi; panti jompo, masyarakat dengan masalah perawatan covid
kesehatan mental,tempat keramaian.
4 Pencegahan di tempat kerja (jarak fisik, fasilitas cuci tangan Tersedia fasilitas cuci
dan kebersihan diri) tangan, mengatur jarak
fisik di fasilitas pelayanan
kesehatan.

5 Risiko kasus import dapat dikendalikan Surveilans ketat


dilakukan, monitoring
kontak
kasus
6 Pemberdayaan masyarakat Sosial mobilisasi covid
(promkes)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai