Anda di halaman 1dari 24

Audiometri Okupasi

Pendahuluan
• Gangguan pendengaran di kedokteran
okupasi:
– Sensorineural
– Konduktif
– Gabungan (mixed)
• Kasus terbanyak berupa sensorineural
Gangguan Pendengaran Konduktif
• Etiologi
– Trauma:
• Trauma tulang temporal  hematotympanum
• Trauma panas  akibat partikel las logam
• Barotrauma
• Prognosis
• Dapat pulih dari beberapa hari sampai dengan 3 bulan
• MMI surgical repair
Gangguan Pendengaran Sensorineural

• Etiologi
– Bising
– Ototoksik di lingkungan kerja
• Logam berat: Ar, Co, Pb, Li, Hg
• Solven: benzene, toluene, xylene
• Gas: carbon disulfide, carbon monoxide, carbon
tetrachloride
• Sianida, anilin, dll
– Trauma tulang temporal  ruptur konklea
Gangguan Pendengaran Sensorineural

• Prognosis
– Ireversibel
Gangguan Pendengaran Sensorineural

• Kasus terbanyak di okupasi.


• Penyebab terbesar adalah bising.
• Data di Eropa, 20% populasinya terpapar
bising.
• Di Indonesia, di Sub Bagian THT-FKUI/RSCM
(1995-1996) ditemukan 884 gangguan
pendengaran pada orang dewasa dan tuli
akibat bising didapatkan pada 6,3%.
Gangguan Pendengaran Sensorineural

• Pemeriksaan penunjang
– Tes garputala: Rinne dan weber
– Audiometri nada murni
– Audiometri impedans
– Otoacustic Emissions
– Evoked Response Audiometry
Gangguan Pendengaran Sensorineural

• Dalam kedokteran okupasi pemeriksaan


audiometri sering digunakan:
– Diagnosis
– Nilai ambang dengar
– Nilai kecacatan
– Program konservasi pendengaran
Audiometri
• Ada berbagai jenis audiometri
– Audiometri nada murni  kedokteran okupasi
– Audiometri bekesy
– Audiometri tutur kata
• Jenis pemeriksaan audiometri:
– Audiometri diagnosis
– Audiometri okupasi
Audiometri
Audiometri okupasi Audiometri diagnostik
• Ruang lingkup pada pekerja • Ruang lingkup pada
masyrakat umum
• Korelasi sesuai pajanan di • Korelasi semua aspek
lingkungan kerja (infeksi, trauma, bising,
• Gangguan Sensorineural metabolit, dsb)
• Gangguan sensorineural,
konduktif, gabungan
• Pemeriksaan hantar udara
• Pemeriksaan hantar udara
dan tulang
Audiometri
• Audiometri dasar
• Audiometri berkala
Audiometri
• Audiometri dasar
– Referensi terhadap hasil audiogram di masa yang
akan datang
– Syarat – syarat pemeriksaan audiometri
• Diperiksa dalam waktu 6 bulan setelah pertama kali
terpapar 85dB.
• Hasil tersebut wajib divalidasi oleh dokter yang
berkompetensi
• Pekerja wajib bebas bising 14 jam sebelum
pemeriksaan tersebut
Audiometri
• Audiometri berkala
– Hasilnya dibandingkan dengan hasil audiogram
sebelumnya
– Hasil tersebut wajib divalidasi oleh dokter yang
berkompetensi
– Pekerja wajib bebas bising 14 jam sebelum
pemeriksaan tersebut
Audiometri
• Audiometri berkala
– Pergesaran ambang batas (standard threshold
shift/STS) merupakan pergeseran ambang dengar
≥ 10 dB pada 2KHz, 3 KHz, dan 4 KHz. (OSHA-
MSHA)
– Bila STS positif maka dilakukan pengulangan 3
minggu setelah pemeriksaan sebelumnya. (OSHA-
NIOSH-AAFP)
– Bila STS positif maka dilakukan pengulangan 1
bulan setelah pemeriksaan sebelumnya. (Perhati)
Audiometri
• Metode pemeriksaan
– Metode ambang batas
• Peserta akan diberikan variasi intensitas dari masing-
masing frekuensi.
• Dalam hal ini tidak perlu diperiksa intensitas dari 0 dB
hingga 90 dB
• Intensitas terendah yang masih didengar dan itu
dijadikan nilai ambang dengar.
• Metode modifikasi Hughson-Westlake
Metode Modifikasi
Hughson-Westlake
• Frekwensi yang digunakan adalah 500, 1000,
2000, 3000, 4000, 6000, dan 8000 Hz.
• Dimulai pada telinga yang normal atau
ambang dengar yang lebih baik (bila keduanya
normal atau ambang dengar sama, maka
dilakukan pada telinga kanan) sebagai telinga
dasar.
Metode Modifikasi
Hughson-Westlake
• Nilai intensitas dari masih frekwensi yang
diperiksa adalah nilai terendah dimana
peserta dapat merespon 2 dari 3 nilai
intensitas yang sama.
• Dicatat dalam bentuk grafik atau tabel.
Audiometri
Tabel Grafik
Audiometri
• Dalam bentuk grafik diberi kode yaitu
– Warna merah untuk telinga kanan
– Warna biru untuk telinga kiri
– Untuk hantaran udara:
• O : telinga kanan
• X : telinga kiri
Audiometri
Ambang Dengar (OSHA, NIOSH) Ambang Dengar (Perhati, Jamsostek)
• Jumlah rata-rata intensitas • Jumlah rata-rata intensitas
1000, 2000, 3000, dan 4000 500, 1000, 2000, dan 4000
Hz. Hz.
Audiometri
• Nilai ambang dengar
– 25 dB – 40 dB : gangguan pendengaran ringan
– 41 dB – 65 dB: gangguan pendengaran sedang
– 66 dB – 90 dB: gangguan pendengaran berat
– 91 dB – 110 dB: gangguan pendengaran sangat
berat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai