Anda di halaman 1dari 34

AUDIOMETRI OKUPASI

SHANTI PUJI
LESTARI
DEFINISI AUDIOMETRI

Suatu prosedur pemeriksaan


dengan menggunakan alat
audiometer yang bertujuan untuk
mengetahui tingkat/ambang batas
pendengaran seseorang dan jenis
gangguannya, bila ada.
AUDIOMETRI PADA PEKERJA

TUJUAN
 Skrining WAKTU
 Program pencegahan  Pra Kerja
 Monitoring  Pra penempatan kerja dengan pajanan bising
 Diagnostik: “Deteksi dini”/ indikator awal  Tahunan
adanya kelainan  Pindah kerja dari area bising
 Kelayakan Kerja  Pensiun atau PHK
 Penghitungan Kecacatan
 Pemenuhan Aspek Legal/Regulasi
TAHAPAN

PERSIAPA PEMERIKSAA POST


N N PEMERIKSAA
N

• Interpretasi
• Prosedur • Teknis hasil
• Pasien Pelaksanaan • Interpretasi
• Alat & ruangan • Menilai hasil hasil berbasis
• Pemeriksa okupasi
PERSIAPAN TEKNISI

 Teknisi harus tersertifikasi, mengerti & terlatih terhadap:


– Teknis, prosedur, dan tujuan pemeriksaan
– Dapat menilai hasil pemeriksaan

Diperoleh hasil pemeriksaan yang adekuat untuk


informasi klinik yang berguna
PERSIAPAN PASIEN
 Bebas bising minimal 14 jam sebelum pemeriksaan
 Mendapat penjelasan mengenai tujuan & prosedur pemeriksaan
 Anamnesis terinci :
• Kondisi kesehatan, gejala (tinnitus?,gangguan keseimbangan?)
• Riwayat kesehatan sebelumnya, termasuk penggunaan obat ototoksik.
Riwayat penyakit pada keluarga
• Riwayat pekerjaan, riwayat pajanan bising, riwayat trauma
PERSIAPAN PASIEN

 Pemeriksaan Fisik
Benda asing ?
 Pemeriksaan dengan Otoskop
Kondisi liang telinga?

Serumen atau cairan yang Kondisi membran timpani ?


menyumbat?

 Tes Garputala : Tes Rinne, Tes Weber, Tes Schwabach, Tes Bing
 Pemeriksaan keseimbangan
PERSIAPAN ALAT & RUANGAN
 Alat Audiometri terkalibrasi
 Headset, bone - set, kabel-kabel dalam keadaan baik
 Booth terkalibrasi
 Pemeriksaan dilakukan di ruang kedap suara/ soundbooth
Dilakukan pada tingkat kebisingan latar belakang rendah (<40dB)
Backgorund noise  diukur dengan OBA agar diketahui tingkat kebisingan latar
pada setiap frekuensi
Audiometri Soundbooth OSHA 1910.95
OBACenter Frequency (Hz) 5000 1000 2000 4000 8000

Sound Level (Lmax dB) 40 40 47 57 62


PERSIAPAN ALAT & RUANGAN
KALIBRASI INTERNAL

 Pengecekan fungsi  setiap hari


 Secara visual, cek kabel dan peralatan
 Dengarkan adakah bunyi nada dengung
 Uji coba pada orang normal yang sudah diketahui audiogramnya
PERSIAPAN ALAT & RUANGAN
KALIBRASI EKSTERNAL

 Dilakukan setiap 1 tahun


 Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Jenderal
Bina Upaya Kesehatan. Balai Pengamanan
Fasilitas kesehatan.
 Lembaga kalibrasi external tersertifikasi
PEMERIKSAAN

ENAM KOMPONEN UTAMA AUDIOMETER


• Amplifier : Untuk penguat out put dari tape recorder.
• Attenuator : Untuk memilih intensitas.
• Ocilator : Untuk memilih frekuensi.
• Interuptor : Untuk memberikan stimulus kepada pasien.
• Masking : Untuk memberikan suara desis, apabila ada gap
• Earphone dan vibrator
PEMERIKSAAN
Air conduction treshold

• Instruksikan pada pasien untuk menekan tombol patient response jika mendengar
suara pada headset
• Pasang headset pada pasien dengan posisi yang benar
• Nada harus diberikan selama 1-3 detik
• Selang nada diberikan secara acak
• Dimulai pada telinga yg lebih baik
PEMERIKSAAN
Air conduction treshold

• Dimulai dari frekuensi 1000 Hz – 500 Hz – 1000Hz sampai


dengan 8000 Hz, lalu 1000 Hz sampai 250 Hz  pada
amplitude 40dB
• Gunakan rumus “turun” 15dB, “naik” 5dB
• Ambang terendah, 2 respons dari 3 perangsangan
Modified Hughson Westlake
• Bila pada pemeriksaan air conduction didapatkan 1 atau lebih
frekuensi dengan ambang dengar lebih dari 25 dB maka
lakukan hantaran tulang
PEMERIKSAAN
Bone conduction treshold

Diperiksa BILA ditemukan ambang pendengaran pada hantaran


udara di atas normal

 Pemeriksaan dilakukan dengan memasang bone conductor pada


tulang mastoid di belakang telinga pasien yang akan diukur
 Prosedur pemeriksaan sama dengan pada air conduction
POST PEMERIKSAAN

 Dalam hasil pemeriksaan harus mencakup:


Audiogram
Level ambang dengar (Hearing Threshold Level) masing-
masing telinga (AC, BC, ataupun keduanya)
Interpretasi
Kode

Keterangan Kanan Kiri

 Hantaran udara (AC) O X


 Dengan Masking △ □

 Hantaran tulang (BC) < >


 Dengan masking [ ]
INTERPRETASI HASIL
AMBANG DENGAR

 Rerata di frekuensi 500,1000,2000,4000Hz


(WHO 2004; ISO 8253; Permenakertrans No. 25 Th. 2008)

 2000,3000,4000Hz (OSHA)

 1000, 2000, 3000Hz (AMA)


INTERPRETASI HASIL
DERAJAT TULI
ISO WHO CDC Niosh Permenaker
Normal < 25 < 25 -10 - 25 < 25
Tuli Ringan 26-40 26-40 26-40 25-40
Tuli Sedang 41-55 40-55
Tuli Sedang 41-60 41-60
56-70 55-70
Berat
Tuli berat 61-90 61-80 71-90 70-90
Tuli Total > 90 > 81 91-100 > 90
AUDIOGRAM NORMAL

 Ambang dengar AC < 25 dB


AUDIOGRAM TULI
KONDUKTIF

 Ambang dengar AC > 25 dB


 BC normal
 Bila ambang BC lebih baik/ lebih peka
dari AC, ada Gap >10dB
AUDIOGRAM TULI
SENSORINEURAL

 Ambang dengar AC dan BC


>25dB
 Bila Ambang BC = AC
AUDIOGRAM
TULI CAMPURAN

 Ambang dengar AC dan BC > 25dB


 Bila ambang BC masih lebih baik/
lebih peka dari AC, ada Gap >10dB
GANGGUAN PENDENGARAN
• Gangguan hantaran suara : telinga luar,
Tuli Konduktif telinga tengah
• Cerumen proops OE, OMA, OMSK

Tuli • Gangguan hantaran suara telinga dalam


• Kelainan di koklea, n.VIII,atau pusat
sensorineural pendengaran

• Kombinasi konduktif + sensorieural


Tuli campuran • Infeksi telinga tengah+tumor n.VIII
LATIHAN INTERPRETASI AUDIOGRAM 1
LATIHAN INTERPRETASI AUDIOGRAM 2
LATIHAN INTERPRETASI AUDIOGRAM 3
LATIHAN INTERPRETASI AUDIOGRAM 4
LATIHAN INTERPRETASI AUDIOGRAM 5
INTERPRETASI
AUDIOMETRI OKUPASI
Syarat : Ada baseline data

Prinsip: Evaluasi tahun ke tahun terhadap baseline

Metode: NIOSH & OSHA


1. NIOSH : SIGNIFICANT THRESHOLD SHIFT
(STS)

Peningkatan intensitas
≥ 15 dB pada salah satu Pemeriksaan
frekuensi 0.5, 1, 2, 3, 4 YA = Confirmed STS Audiometri ulang dalam Suspek
dan 6 kHz dari waktu 30 hari ke depan Akibat Kerja
audiogram terhadap
baseline
2. OSHA : STANDARD THRESHOLD SHIFT(STS)
KRITERIA NIHL (ACOEM 2012)
• Karakteristik Klinik
1. Selalu Sensorineural !
2. Hampir selalu Bilateral
3. Risiko meningkat pada pajanan bising >85dB
4. Pajanan bising sepanjang waktu kerja,bertahun-tahun >> pajanan yang
interrupted
5. Hilangnya pendengaran terjadi paling cepat dalam waktu 10-15 tahun pertama
kemudian melambat setelah PTS terjadi
6. Adanya TTS dengan atau tanpa tinitus
KRITERIA NIHL (ACOEM 2012)

Karakteristik Audiometri
1. Tanda awal  “takik” pada frekuensi tinggi 3000,4000 atau 6000Hz, dan
recovery pada 8000Hz
2. Lokasi pasti takik tergantung frekuensi yang merusak dan ukuran saluran telinga
3. “Early”  ambang pendengaran frekuensi rendah (500,100,2000Hz) lebih baik
dibanding frekuensi tinggi  di 8000Hz lebih baik dibanding bagian terendah takik.
Pada presbikusis : down sloping pattern,tidak recovery di 8000Hz
4. Gangguan ambang dengar pada frek. tinggi biasanya < 75 dB; pada frek. rendah
biasanya < 40 dB

Anda mungkin juga menyukai