Anda di halaman 1dari 27

Studi Kasus

Keselamatan Kerja
PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero)
K3 Kelas B
Periode 14-19 September 2020

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Nama Anggota:
Anggota Kelompok
1. dr. Niko Satrio Nugroho
2. dr. Novandika Kurnia Akbar
3. dr. Nur Ali Salim
4. dr. Nurul Haryaty
5. dr. Paishal Mizan
6. dr. Raka Kurnia Ramadhan
7. dr. Ramadani
8. dr. Raynisa Budhy Pratiwi
9. dr. Riesta Hanjani, BMedSci
10.dr. Riri Mulyanisa
11.dr. Risnatul Azizah
12.dr. Ryant Tiara
13.dr. Siti Hidayatul Fitri
14.dr. Syafrina Wahyu Syahputri
15.dr. Tiara Diningtyas
16.dr. Tri Furqanawanti
17.dr. Tsabita Annisa, BMedSci
Latar Belakang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) suatu sistem program yang dibuat
sebagai standar kerja bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya
pencegahan (preventif) guna menciptakan tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif dengan mengendalikan berbagai resiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja.

Angka kecelakaan kerja di Indonesia masih cukup tinggi, karena budaya


K3 belum sepenuhnya dipraktikkan dan cenderung diabaikan, serta
penerapan K3 masih belum efektif. Hal-hal seperti ini dapat
menimbulkan kerugian material, menurunkan tingkat kesejahteraan dan
produktivitas kerja, bahkan menimbulkan korban jiwa.
Dasar Hukum
❏ UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja; ❏ Peraturan perundang UU no. 1 tahun 1970 (pasal 10 ayat 1,2) Yang
❏ UU No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga mewajibkan perusahaan untuk membentuk P3K;
Kerja; ❏ Permenakertrans RI No. 4/MEN/1980 tentang syarat – syarat
❏ PP No. 14 tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program pemasangan dan pemeliharan APAR;
Jaminan Sosial Tenaga Kerja; ❏ Peraturan Menaker No. 02/MEN/1983 tentang Instalasi Alarm
❏ Perpres No. 7 Tahun 2019 Penyakit Akibat Kerja; Kebakaran Automatik
❏ UU 13 Th 2003 86,87 tentang Keselamatan dan ❏ Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
kesehatan kerja jo. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per-
❏ Permenaker No. 05 Th 2018 tentang K3 Lingkungan 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja;
Kerja ❏ Permen RI No.Per-15/Men/VIII/2008, tentan Pertolongan Pertama
❏ Permenaker No. Per-05/MEN/1993 tentang Petunjuk Pada Kecelakaan di tempat kerja;
Teknis Pendaftaran Kepesertaan, pembayaran Iuran; ❏ Keputusan Dirjen, Kep 53/DJPPK/VIII/2009, tentang Pelatihan dan
❏ Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI Pemberian Lisensi Petugas Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
No.PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri; (P3K) di Tempat Kerja.
Sertifikasi
LAPORAN KASUS
Alur Proses Produksi

Pressing Hand Circum


Footring Neckring Hydrostatik Shot Pasang Leak
(200 & 250 Flanching guard ferensial Numerator
Welding Welding Test blasting Valve Test
Ton) Welding Welding
Bahan dan Proses Kerja
Material : Hand Guard :
•Badan tabung sesuai dengan SNI
07-3013- 2006 (SG 295) Material plat baja : SS 400
•Cincin leher sesuai dengan JIS G Tebal plat : 2.5 mm
4051 kelas S17C-S45C Diameter : ∅182 mm
•Cincin kaki sesuai dengan SNI 07-
Neck Ring :
0722-1989 (SS 400)
Baja karbon S 17 C
•Pegangan tangan sesuai dengan
SNI 07-0722- 1989 (SS 400) Diameter luar : ∅38 mm
Tinggi : 16 mm o Ulir/Drat : ½ NGT 14
Badan Tabung : TPI ketirusan 1/6
Material plat baja SG 295 Foot Ring :
Diameter plat blangking : ∅365 Material plat baja : SS 400
Tebal plat : 2.3 mm Diameter luar cicin : ∅190 mm
Diameter luar badan tabung : Tinggi : 30 mm
∅260 mm Tebal plat : 2.5 mm
Tekanan dalam tabung : 6 Kpa
Uji tahan terhadap tekanan air : 31
kg/cm2
Mesin, Pesawat dan Alat Kerja yang Digunakan
Mesin, Pesawat dan Alat Kerja yang Digunakan
ALAT YANG DIGUNAKAN PT INTI
Identifikasi
Potensi Bahaya
Identifikasi
Potensi Bahaya
BAGIAN PROSES KERJA KEMUNGKINAN KECELAKAAN KERJA
Pressing (200 Ton & 250 Tangan terjepit, tersengat listrik, kejatuhan tabung, tergores, terbentur
Ton)
Flanching Tangan terjepit, tersengat listrik, kejatuhan tabung, tergores, terbentur
Footring Welding Luka bakar, terkena percikan bunga api, terbentur, kejatuhan, tersandung,
tersengat listrik
Handguard Welding Luka bakar, terkena percikan bunga api, terbentur, kejatuhan, tersandung,
tersengat listrik
Neckring Welding Luka bakar, terkena percikan bunga api, terjepit mesin, tergores, terbentur,
kejatuhan tabung, tersandung, tersengat listrik
Circumferential Welding Terjepit mesin, terkena percikan bunga api, tergores, terbentur, tersengat listrik,
kejatuhan tabung, luka bakar
Hydrostatik Test Kejatuhan tabung, terlempar tabung jika tabung meledak, terpeselet, terbentur,
tersengat listrik,
Shotblasting Kejatuhan tabung, terbentur palu, terbentur tabung, terjepit mesin, terkena
semprot mesin
Pasang Valve Terjepit mesin, tergencet, kejatuhan tabung, tergores/terbentur tabung, tersengat
listrik
Leak Test Kejatuhan tabung, terpeselet, tergores/terbentur tabung
Numerator Kejatuhan tabung, terjepit, tergencet, tergores/terbentur tabung
Rambu Peringatan

 Merupakan salah satu Pengendalian Administratif


(Administration Control) yang merupakan salah satu
dari Pengendalian Risiko Bahaya.
 Pemasangan rambu-rambu peringatan diperlukan
karena :
 Pada kondisi tertentu tenaga kerja atau
pengunjung tidak menyadari adanya faktor
bahaya yang ada.
 Untuk menghindari kecelakaan dilakukan
pemasangan rambu-rambu peringatan berupa
papan peringatan, poster, batas area aman dan
safety induction sesuai dengan faktor bahaya
yang ada di tempat kerja.
WARNING SIGN
• Selama proses produksi pabrik
didalam video, tidak terlihat adanya
rambu peringatan bahaya.
• Pabrik harus menyediakan rambu
tanda peringatan bahaya untuk.
mencegah PAK dan Kecelakaan
kerja
• Rambu peringatan umumnya terdiri
dari rambu berisi kewajiban,
informasilarangan serta peringatan.
 Kewajiban (contoh: Area wajib
memakai APD, dll.)
 Informasi (contohnya: Peta.
Jalur Evakuasi, dll.)
 Larangan (contoh: dilarang
merokok, dll.)
 Peringatan (contoh: Radiasi.)
.
Tanggap Darurat dan Jalur Evakuasi

Emergency Lamp Fire Alarm


• Pengamatan: • Pengamatan:
Tidak terdapat lampu Tidak terdapat alarm kebakaran
emergency • Standar:
• Standar: Terdapat di semua ruangan/pabrik
Terdapat lampu emergency di
setiap ruangan

Jalur Evakuasi
Rambu-Rambu Jalur Evakuasi
• Pengamatan:
• Pengamatan: Tidak mempunyai tangga darurat
Tidak terdapat rambu-rambu yang karena bangunan pabrik bukan
menunjukkan lokasi jalur evakuasi merupakan bangunan bertingkat
yang bewarna hijau yang terletak di • Standar:
beberapa titik yang mudah di Tangga darurat dan tangga umum,
jangkau pintu-pintu dan jalur evakuasi
• Standar: mudah terlihat serta tidak ada
Rambu-rambu yang menunjukkan yang terkunci
jalur evakuasi cukup jelas .
Personel Keselamatan Kerja

Dokter penanggung jawab Petugas administrasi atau pencatatan dan Tenaga pelaksana kesehatan kerja:
pelayanan kesehatan kerja pelaporan pelayanan kesehatan kerja dokter perusahaan dan/atau
Ditunjuk pimpinan dan telah paramedis perusahaan
mendapatkan surat keputusan Memiliki sertifikat pelatihan hiperkes dan
penunjukan (SKP) sebagai dokter keselamatan kerja (atau sertifikat lainnya)
pemeriksa kesehatan tenaga kerja dari sesuai peraturan perundangan yang berlaku,
Dirjen Pembinaan, mematuhi etika profesi dokter dan tenaga
Pengawasan Ketenagakerjaan, kesehatan lainnya sesuai dengan kode etik
Departemen Tenaga Kerja profesi dan peraturan perrundangan yang
dan Transmigrasi berlaku. Bagi dokter pelaksana harus
memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dokter
dan Surat Ijin Praktek (SIP) yang masih
berlaku dari instansi yang berwenang.
Sarana Penanggulangan
Kebakaran &
Rambu Peringatan

• Kewajiban mencegah, mengurangi dan


meredam kebakaran di tempat seperti:
penyediaan sarana pemadam kebakaran,
fire alarm dan evakuasi.
• Pembentukan unit pemadam kebakaran di
tempat yang terlatih.
• Penyelenggaraan latihan dan gladiresik
penanggulangan kebakaran secara
berkala.
• Memiliki buku rencana darurat
penanggulangan kebakaran.
Prasarana Kerja Instalasi Listrik
Kegiatan Kemungkinan Upaya yang dilakukan Kegiatan Kemungkinan Upaya yang dilakukan
pekerjaan Kecelakaan
Pekerjaan Kecelakaan Kerja
Kerja
Pengangkut • Tabung terjatuh • Memperhitungkan beban Aliran kabel • Sengatan • Pemeriksaan berkala instalasi listrik
tabung mengenai yang akan diangkut dan listrik arus listrik • Penggunaan peralatan pengaman
pekerja menentukan kapasitas • Kebakaran/ (co: sarung tangan, sepatu khusus)
kecelakaan beban maksimal ledakan • Penentuan jarak aman dengan arus
operator pengoperasian • Terserang listrik
pengangkut pengangkut untuk operator percikan • Lingkungan kerja potensi bahaya
tabung bunga api listrik kering dan terang
Pengecatan • Keracunan • Proses pengecatan • Saklar daya utama harus terjangkau
tabung gas bahan kimia dilakukan diruangan
iritasi organ tersendiri kariawan tidak
tubuh lainnya berada diruangan saat
proses pengecatan
Pemecahan Masalah
PEMECAHAN MASALAH
No Unit Kerja Permasalahan Dasar Hukum Saran
1. Alat Pelindung • Berdasarkan pengamatan belum Peraturan menteri tenaga • Sebelum memasuki area
Diri semua pekerja memenuhi peraturan kerja dan transmigrasi RI kerja, petugas harus
menteri tenaga kerja dan transmigrasi No.PER. dipastikan menggunakan
tentang penggunaan APD. 08/MEN/VII/2 APD sesuai bidang
• Pekerja bagian footring welding masih 010 tentang kerjanya
belum menggunakan APD dengan Alat Pelindung Diri • Melakukan pengadaan
benar, yaitu para pekerja tidak APD yang belum tersedia
menggunakan cover all, face shield,
google, masker, dan sepatu boot
• Pada setiap ruang produksi tidak
terlihat adanya alat pelindung
pendengaran seperti earmuff atau
earbud
PEMECAHAN MASALAH
No Unit Kerja Permasalahan Dasar Hukum Saran
2. Sarana Ketidaktersediaan APAR serta alat Permenakertrans RI Perlunya diadakan APAR
penanggulanga pendeteksi kebakaran No.4/MEN/1980 tentang serta pelatihan penggunaan
n kebakaran syarat – syarat pemasangan APAR bagi seluruh karyawan
dan pemeliharan APAR Pernting untuk menyediakan
sarana deteksi,
alarm pemadam kebakaran

3. Personil Pada pengamatan tidak tampak adanya Peraturan perundang UU Pengadaan kotak P3K di
keselamatan kotak P3K serta petugas keselamatan no. 1 tahun 1970 (pasal 10 setiap bagian serta dilakukan
kerja kerja ayat 1,2) yang mewajibkan pelatihan P3K bagi seluruh
perusahaan untuk kayawan
membentuk P3K
PEMECAHAN MASALAH
No Unit Kerja Permasalahan Dasar Hukum Saran
4. Konstruksi Tidak adanya pembatas besi di sekitar Undang-undang dasar No. 1 Perlu dilakukan perbaikan
tempat kerja penyimpanan tabung gas tahun 1970, Undang-undang konstruksi tempat kerja
No.10 tahun 1999 tentang
Tidak adanya jalur evakuasi darurat jasa konstruksi

5 Rambu-rambu Tidak ada larangan merokok, mengingat Undang-undang dasar No. 1 Pemasangan rambu-rambu
peringatan tabung LPG mudah terbakar. tahun 1970, Undang-undang dilarang merokok di setiap
No.10 tahun 1999 tentang ruangan dan tanda mudah
jasa konstruksi terbakar
Place Your Picture Here and send to back

Kesimpulan
• Kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan
perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun
emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan.
• Dari hasil pengamatan, secara keseluruhan masih banyak aspek keselamatan kerja yang harus
dipenuhi.
• Melihat kondisi karyawan yang masih banyak yang belum memakai alat pelindung diri sesuai
sop, dikhawatirkan angka kejadian kecelakaan kerja akan meningkat dan akan merugikan
perusahaan.
Place Your Picture Here and send to back

Saran
• Perlunya peran serta pabrik dalam hal meningkatkan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang dalam hal ini tentu perlu melibatkan peran dari semua pihak.
• Penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja oleh pt. INTI saat ini masih
perlu ditingkatkan, diantaranya dalam penggunaan APD agar lebih diterapkan secara optimal,
pemasangan rambu K3, melengkapi kelengkapan penanggulangan gawat darurat seperti APAR
dan alarm deteksi kebakaran, serta rambu-rambu dan jalur evakuasi.
Terima Kasih!

Anda mungkin juga menyukai