Anda di halaman 1dari 37

Laporan Studi Kasus

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Perusahaan PT INTI Persero

Kelompok D - Kelompok K3
21-26 September 2020
dr. Nurfa Erin
TIM PENGKAJI dr. Oktri Yetta
Wimarti
dr. Puspalydia
Pangestu
dr. Rendi Aji Ariawan
dr. Ridwan
dr. Rita Anggraini
dr. Rosa Maria Ernita
Butar-Butar
dr. Salsabila Sandi
dr. Savira Darmayanti
dr. Shahnaz Medina
dr. Siti Ronelda
dr. Sri Rahayuningsih
dr. Suci Wijayanti
dr. Tessa Amanda
dr. Ulfa Primadhani
dr. Valdis Suryan
dr. Wahyu Wijayanti
dr. Yogi Pranata Putra
Nama: PT. Industri Telekomunikasi Indonesia
(Persero) (INTI)
Alamat: Jl. Moch. Toha No. 77 Bandung 40253
• Bidang usaha: Manufacture & assembly
(kabel serat optik, smart energy devices,
Tabung Liquid Petroleum Gas (LPG)
Composite, Broadband dan Smart Energy,
kartu cerdas, dan genuine product,
managed service, system integrator, digital
service.
• Jumlah karyawan:
karyawan tetap
Total 695 orang
Profil
• Jam kerja: Produksi dalam dua shift,
dengan kapasitas rata-rata sekitar 1.000-
Perusahaan
1.200 tabung per hari, dalam satu line
produksi. PT. Industri
• Asuransi: BPJS Kesehatan dan Telekomunikasi Indonesia
Ketenagakerjaan ((INTI) Persero

Add a footer 3
1) ISO 9001:2015 Sucofindo International Certification
Sertifikat Services QSC 01480 16 Agustus 2017 - 15 Agustus
Perusahaan 2020
2) ISO 14001:2015 Sucofindo International Certification
Services EMS 00270 16 Agustus 2017 - 15 Agustus
2020
3) OHSAS 18001:2007 Sucofindo International
Certification Services OSH 00452 16 Agustus 2017 -
15 Agustus 2020
4) CIQS 2000:2009 Telkom Professional Certification
Center 4 September 2017 - 4 September 2020
5) Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia Bendera Emas 16 Mei 2016 - 15 Mei 2019
6) Penghargaan Kecelakaan Nihil Menteri
Ketenagakerjaan Republik Indonesia 1

Kelembagaan P2K3

Sudah ada 1
Bahan dan Proses Kerja Badan Tabung :
● Material plat baja SG 295
● Diameter plat blangking : ∅365
● Tebal plat : 2.3 mm
● Diameter luar badan tabung :
∅260 mm
Hand Guard :
● Material plat baja : SS 400
● Tebal plat : 2.5 mm
● Diameter : ∅182 mm
Neck Ring :
● Baja karbon S 17 C

Material ● Diameter luar : ∅38 mm

● Badan tabung sesuai dengan SNI ● Tinggi : 16 mm o Ulir/Drat : ½

07-3013- 2006 (SG 295) NGT 14 TPI ketirusan 1/6


● Cincin leher sesuai dengan JIS G Foot Ring :
4051 kelas S17C-S45C ● Material plat baja : SS 400

● Cincin kaki sesuai dengan SNI ● Diameter luar cicin : ∅190 mm

07-0722-1989 (SS 400) ● Tinggi : 30 mm

● Pegangan tangan sesuai dengan ● Tebal plat : 2.5 mm

SNI 07-0722- 1989 (SS 400) ● Tekanan dalam tabung : 6 Kpa


● Uji tahan terhadap tekanan air :
31 kg/cm2
Mesin, Pesawat dan Alat Kerja yang Digunakan
No Mesin, Pesawat, & Alat Kerja Keterangan

1 Material bahan tabung ( plat Material dasar pembuatan tabung Gas


Baja)
2 FC Inside Proses pemasukan material plat besi lembaran
3 Mesin Blanking Digunakan untuk proses pemotongan sheet metal tujuan untuk
mendapatkan hasil potongnya atau blank. Sisanya akan dibuang
sebagai sampah (scrap skeleton)
4 Mesin pressing (deep drawing) Digunakan untuk mengepress plat baja untuk memperoleh
kepadatan dan membentuk lembaran/plat menjadi bentuk seperti
mangkuk. Pembentukkannya dengan cara melakukan penekanan
dengan sebuah penekan (punch) ke dalam rongga cetakan (dies).

5 Mesin flanging Digunakan untuk proses pembengkokan dimana bagian ujung


lembaran logam ditekuk dengan sudut 90 derajat, penekukan tepi
atau ujung biasanya untuk membentuk flensa selain itu juga
berfungsi untuk memperkuat lembaran logam ( baja)

6 Mesin Footring welding digunakan untuk proses pengelasan pada bagian kaki tabung
7 Mesin Handguard welding Digunakan untuk proses pengelasan pada bagian handle
8 Mesin neckring welding Digunakan untuk proses pengelasan rumah valve pada pagian upper
9 Mesin crycumferensial Digunakan untuk proses pengelasan melingkar antara button dengan
welding upper
Mesin, Pesawat dan Alat Kerja yang Digunakan
Mesin, Pesawat, & Alat
No Keterangan
kerja
10 Mesin Batt Welding Digunakan untuk proses pembentukan pengelasan bentuk ring untuk
kaki tabung

11 Mesin Joggling Digunakan Proses pembuatan jog atau tangga pada bottom tube
agar pada proses pengelasan mudah dan lebih kuat

12 Mesin Feeding to HT Digunakan untuk proses pengerasan material

13 X- Ray Untuk mengetahui hasil pengelasan

14 Annealing Mengembalikan kondisi material setelah proses pengelasan


(perlakuan bebas tegangan)

15 Shot Finish Untuk membuat pori-pori sebagai daya rekat powder

16 Alat Hidrostatik Test Digunakan menguji kekuatan dan mengetahui kebocoran padan
/ leak test bagian yang dilas. Pengujian melibatkan pengisian tabung dengan
cairan, biasanya air, yang dicelup untuk membantu dalam deteksi
kebocoran visual, dan tekanan pada bejana dengan tekanan uji yang
ditentukan.

17 Mesin shootblasting Digunakan untuk proses membersihkan permukaan tabung gas


sebelum dilakukan pengujian hidrostatik dan pengecatan agar
pengecatan menjadi sempurna.
Mesin, Pesawat dan Alat Kerja yang Digunakan
No Mesin, Pesawat & Alat Kerja Keterangan

18 Mesin Powder Coating Digunakan sebagai pelapisan awal sebelum pengecatan

19 Mesin Painting Digunakan untuk pengecatan membuat tabung LPG lebih menarik
dan tabung gas menjadi tidak mudah berkarat, dengan cara
melapisinya dengan lapisan anti karat (cat).

20 Valve Assembling Digunakan untuk pemasangan valve

21 Finishing:
•Mesin marking •Digunakan untuk pemberian label
•Numerator •Digunakan untuk proses pemberian nomorseri pada tabung gas
Alur Produksi

Pressing (200 Footring Handguard


Ton & 250 Flanching Neckring
Welding Welding Welding
Ton)

Circumferensial Hydrostatik Pasang


Welding Test Shotblasting Leak Test Numerator
Valve
LANDASAN KERJA
Landasan Kerja adalah lokasi tempat pekerja berpijak pada saat pelaksanaan pekerjaan.
Saran

Lantai dengan konstruksi/kekuatan yang baik/


padat/ mampu menahan beban berat.

Permukaan lantai harus kasar untuk menghindari


risiko terpeleset.

Pada saat pengerjaan hydrostatik test, lantai


harus memiliki tingkat resapan yang baik atau
dilengkapi drainase di bawahnya agar air yang
tumpah tidak mengakibatkan lantai menjadi licin
Pengecekan atau pembersihan lantai sebelum
dan sesudah pelaksanaan pekerjaan
SOP KERJA
Bagian Kemungkinan Kecelakaan
Upaya Yang Telah Dilakukan
Proses Kerja Kerja
Pressing (200 Gangguan pendengaran (NIHL), Penyesuaian time pressing,
Ton & 250 Ton) tangan terjepit mesin, varises penggunaan APD sarung
tangan, penggunaan earplug
Flanching Gangguan pendengaran (NIHL), Penyesuaian time pressing,
tangan terjepit mesin, luka penggunaan APD sarung
benda tajam tangan, penggunaan earplug
Footring Gangguan pendengaran (NIHL), Penggunaan earplug,
Welding Luka bakar, trauma gram pada Penggunaan APD sarung
mata, trauma inhalasi tangan, goggles, masker
Handguard Luka bakar, trauma gram pada Penggunaan APD sarung
Welding mata, trauma inhalasi, varises tangan, goggles, masker,
penggunaan tempat duduk
untuk istirahat
Neckring Terjepit mesin, luka bakar, Maintenance mesin berkala,
Welding trauma gram pada mata, trauma penggunaan APD sarung
SOP KERJA
Bagian Kemungkinan Kecelakaan
Upaya Yang Telah Dilakukan
Proses Kerja Kerja
Terjepit mesin, luka bakar, Pemeriksaan mesin berkala,
Cyrcumferensia
trauma gram pada mata, penggunaan APD sarung
l Welding
trauma inhalasi tangan, goggles, masker
Hydrostatik Tertimpa tabung, jatuh Penggunaan APD sarung
Test terpeselet tangan, sepatu boots
Pemeriksaan mesin berkala,
Terjepit mesin, trauma gram
Shotblasting penggunaan APD sarung
pada mata, keracunan
tangan, goggles, masker
Pemeriksaan mesin berkala,
Pasang Valve Terjepit mesin penggunaan APD sarung
tangan
Tertimpa tabung, jatuh Penggunaan APD sarung
Leak Test
terpeselet tangan, sepatu boots
Pemeriksaan mesin berkala,
Numerator Tertimpa tabung, terjepit mesin penggunaan APD sarung
tangan,
INSTALASI LISTRIK
Kemungkinan
Kegiatan Pekerjaan Upaya Yang Dilakukan
Kecelakaan Kerja
Aliran kabel listrik Kebakaran, sengatan • Pemeriksaan instalasi
arus listrik listrik secara berkala
• Peletakan arus listrik
yang jauh dari kegiatan
pekerjaan yang bisa
memicu kecelakaan
pada arus listrik (contoh
: kegiatan las)

PRASARANA KERJA LAIN


Kegiatan Kemungkinan Kecelakaan
Upaya Yang Telah Dilakukan
Pekerjaan Kerja
Pengangkut Tabung terjatuh mengenai memperhitungkan beban yang
Tabung pekerja, kecelakaan operator akan diangkut dilakukan
(Forklift) forklift pelatihan pengoperasian
forklift untuk operator
KONSTRUKSI TEMPAT KERJA
Permasalahan Dasar Hukum Saran
• Pada pengamatan yang dilakukan Undang-undang dasar No. • Penting nya untuk
melalui video ditemukan bahwa 1 tahun 1970, dilakukan perbaikan
tidak adanya pembatas besi di konstruksi pada
sekitar penyimpanan tabung gas, UU No. 2 Tahun 2017 tempat kerja
hal ini dapat membahayakan tentang jasa konstruksi
pekerja saat melakukan aktivitas • Bila diperlukan
apabila tersenggol dan jatuh. perusahaan dapat
bekerja sama
• Tidak terlihat adanya APAR.
dengan jasa
• Jalur darurat juga tidak dapat kontruksi untuk
ditemukan. mencegah
kecelakaan kerja.
• Sebaiknya dipasang tanda larangan
merokok, mengingat tabung LPG
mudah terbakar.

• Pada video tersebut tidak terlihat


juga ventilasi dan penerangan yang
mencukupi atau sesuai standar.
SARANA PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Kemungkinan
Pengamatan Upaya yang Dilakukan
Kecelakaan Kerja
• Tidak terlihat APAR • Kebakaran dapat • Pemasangan rambu-
• Tidak terlihat tanda terjadi apabila rambu mudah
dilarang merokok, pekerja merokok di terbakar, dilarang
mudah terbakar, dan area kerja, merokok, dan alat
lainnya. mengingat gas elpiji deteksi asap
• Tidak terlihat alat yang mudah • Pengadaan APAR
deteksi asap terbakar
• Apabila terjadi
kebakaran, deteksi
akan terlambat
karena tidak tersedia
alat deteksi asap
• Apabila terjadi
kebakaran, sulit
ditangani dengan
cepat karena tidak
tersedia APAR
APAR (ALAT PEMADAM KEBAKARAN RINGAN)
• Alat Berdasarkan sistem kerjanya:
perlindungan
kebakaran aktif • Stored pressure system
yang digunakan • System Catridge Pressure
untuk
memadamkan Berdasarkan media:
api atau
mengendalikan • Menggunakan media air dengan tekanan tinggi
kebakaran
kecil,biasanya • Menggunakan busa AFFF(Aqueous Film Forming Foam)
utk keadaan • Menggunakan serbuk kimia kering kombinasi dari Mono
gawat darurat amonium dan ammonium sulphate
• Tipe APAR • Menggunakan bahan karbon dioksida
dibagi atau • Gas Pengganti Halon HCFC Bland (halotron
diklasifikasikan • Gas Pengganti Halon HFC 236
berdasarkan
sistem
kerjanya, Berdasarkan Kapasitasnya :
medianya dan
kapasitasnya. • Portable Unit : ukuran yang mempunyai isi max 18 kg
• Trolley Unit: Ukuran yang mempunyai isi lebih dari 18 kg
Pemilihan APAR menurut
Peraturan Kemenaker no SARAN PADA KASUS
04/MEN/1980
Kebakaran Kelas A
• Disebabkan oleh bahan padat non
Dengan dilakukannya
logam(kertas,kayu,karet dsb)→ APAR Terdapat di setiap lorong
dalam keadaan baik dan
pelatihan maka seluruh
karyawan dapat mengetahui
jenis cairan,busa dan dry powder. mudah dijangkau
cara pemakaian APAR.

Kebakaran Kelas B
• Disebabkan oleh cairan mudah terbakar Setiap APAR harus
ditempatkan di lemari yang
(minyak,alkohol,cat dsb)→APAR jenis Maintenance di laksanakan
setiap bulan dan pengecekan tidak dikunci dengan syarat
CO2, jenis busa dan dry powder secara berkala dilakukan bagian depan harus
setiap 6 bulan sekali. diberikan kaca aman
dengan tebal minimal 2 mm.
Kebakaran Kelas C
• Disebabkan oleh instalasi listrik → Setiap karyawan wajib
melaporkan dan
APAR jenis CO2 dan Dry Powder mengetahui keadaan
Terdapat titik kumpul daerah
darurat dan melaporkannya aman (assembly point)
Kebakaran Kelas D kepada koordinator
(melakukan investigasi
bersama) dalam 2x24 jam.
• Disebabkan oleh bahan logam mudah
terbakar (magnesium,aluminium,litium
dsb)→ APAR Khusus
RAMBU JENIS RAMBU
PERINGATAN KESELAMATAN
● Selama proses produksi pabrik didalam
video, tidak terlihat adanya rambu
peringatan Rambu
● Sebaiknya pada pabrik tersedia tanda dengan
peringatan berupa himbauan untuk Simbol
mencegah PAK & kecelakaan kerja.

Kelompok rambu-rambu terbagi dalam tiga


bagian yaitu antara lain : Rambu
● Rambu PERINTAH → Berupa : dengan
Larangan , kewajiban Simbol dan
● Rambu WASPADA → Berupa : Tulisan
Bahaya, Peringatan, Perhatian
● Rambu INFORMASI
Rambu
berupa pesan
dalam bentuk
Tulisan
Rambu Prasyarat Rambu Pertolongan

Simbol Keselamatan organ tubuh


Rambu Larangan

Rambu Peringatan
ALAT PELINDUNG DIRI
• Pada pengamatan, APD yang terlihat digunakan oleh pekerja hanya berupa masker
kain, topi, kacamata pelindung, dan sarung tangan sedangkan menurut UU setiap
perusahaan wajib menyediakan APD yang sesuai dengan standar pekerjaan secara cuma-
Cuma kepada setiap pekerjanya.
• Terlihat beberapa orang pekerja yang tidak menggunakan APD sama sekali saat bekerja,
Pekerja welding tidak menggunakan welding mask, sarung tangan tahan panas maupun
welding respirator. Hal ini dapat meningkatkan resiko kecelakaan kerja serta penyakit akibat
kerja
• Dapat disimpulkan dari pengamatan, diperusaahan tersebut belum terdapat peraturan
yang tegas mengenai penyediaan dan penggunaan APD bagi para pekerja.
ASPEK ALAT PELINDUNG DIRI

HASIL PENGAMATAN
TANGGAP DARURAT DAN JALUR EVAKUASI
Tanggap Darurat &
Pengamatan Standar
Evakuasi
Tidak terdapat lampu Terdapat lampu emergency di
Emergency lamp
emergency setiap ruangan
Tidak terdapat alarm
Fire alarm audio Terdapat di setiap ruangan
kebakaran
APAR (Alat Tidak terlihat adanya Alat
Terdapat Alat Pemadam Api
Pemadam Api Pemadam Api Ringan di
Ringan di setiap Ruangan.
Ringan) Ruangan Pekerja
Tidak terdapat rambu- Terdapat rambu-rambu penunjuk
rambu yang menunjukkan arah yang jelas “EXIT” dalam
Rambu-rambu jalur
lokasi jalur evakuasi para memudahkan pekerja
evakuasi
pekerja jika terjadi keadaan mengevakuasi diri saat terjadi
emergency keadaan emergency
Jalur Evakuasi khusus harus
bebas dari benda yang bisa
Tidak terdapat jalur khusus
Jalur evakuasi menghalangi proses evakuasi dan
yang mengarah ke titik
khusus harus cukup (jumlah dan ukuran)
kumpul
dalam mengeluarkan para pekerja
dalam waktu 2-3 menit 25Ad
da
PERSONIL KESELAMATAN KERJA
Personil Syarat
Ditunjuk pimpinan dan telah mendapatkan SKP sebagai dokter
Dokter penanggung pemeriksa kesehatan tenaga kerja dari Dirjen Pembinaan,
jawab Pelayanan Pengawasan Ketenagakerjaan, Departemen Tenaga Kerja dan
kesehatan kerja Transmigrasi

Memiliki sertifikat pelatihan HIPERKES dan keselamatan


kerja (atau sertifikat lainnya) sesuai peraturan perundangan
Tenaga pelaksana yang berlaku, mematuhi etika profesi dokter dan tenaga
kesehatan kerja : kesehatan lainnya sesuai dengan kode etik profesi dan
Dokter perusahaan peraturan perundangan yang berlaku.
dan atau Paramedis
perusahaan Bagi dokter pelaksana harus memiliki STR dokter dan SIP
yang masih berlaku dari instansi yang berwenang

Petugas
administrasi atau
pencatatan dan
pelaporan pelayanan
kesehatan kerja
PERSONIL KESELAMATAN KERJA LAINNYA
Spesialis pesawat uap dan bejana tekan
• para spesialis, teknisi, dan operator rigger; welding; boiler; steamer bejana
tekanan; peralatan lift dan pengangkut; peralatan lift dan tenaga produksi

Spesialis konstruksi instalasi listrik terhadap pencegahan


kebakaran
• para spesialis, teknisi, dan operator listrik, scaffold dan konstruksi itu sendiri

Para spesialis bahan-bahan berbahaya


• para spesialis deteksi gas; bahan-bahan beracun dan berbahaya; bahan-bahan
kimia; ruang terbatas [confined space]

Para spesialis ergonomi dan lingkungan kerja


• para spesialis bangunan bertingkat tinggi
LAPORAN
STUDI KASUS
IDENTIFIKASI BAHAYA POTENSIAL KESEHATAN KERJA
Bagian Bahaya Potensial Kemungkinan PAK Kemungkina
Proses n
Fisik Biolo Kimia Ergonomi Psikososial
Kerja Kecelakaan
gi
Kerja
Pressing Bising, - - Gerakan Target NIHL, dehidrasi, Tangan
(200 Ton panas repetitif, produksi Heat syncope, terjepit
& 250 posisi LBP, stress kerja,
Ton) berdiri dan CTS
sedikit
berpindah
Flanching Bising, - Debu Gerakan Target NIHL, dehidrasi, Tangan
panas repetitif, produksi Heat syncope, terpilin dan
posisi LBP, stress kerja, terpotong,
berdiri dan CTS, trauma
sedikit pneumoconiosis mata
berpindah
Footring Bising, ,- Fume Posisi Target NIHL, dehidrasi, Luka bakar
Welding panas, berdiri produksi heat syncope, pada kulit,
radiasi katarak, trauma
infrared & konjungtivitisfoto mata
UV, elektrik, LBP,
penerangan stress kerja, DVT,
kurang, asthenopia, MFF
IDENTIFIKASI BAHAYA POTENSIAL KESEHATAN KERJA
Handgua Bising, - Fume Posisi Target NIHL, dehidrasi, Luka bakar
rd panas, berdiri produksi Heat syncope, pada kulit,
Welding radiasi katarak, trauma
infrared & konjungtivitisfo mata
UV, toelektrik, LBP,
peneranga stress kerja,
n kurang DVT,
asthenopia, MFF
Neckring Bising, - Fume Posisi Target NIHL, dehidrasi, Luka bakar
Welding panas, berdiri produksi Heat syncope, pada kulit,
radiasi Katarak, trauma
infrared & konjungtivitisfoto mata
UV, elektrik, LBP,
penerannga stress kerja, DVT,
n kurang asthenopia, MFF
IDENTIFIKASI BAHAYA POTENSIAL KESEHATAN KERJA
Bagian Bahaya Potensial Kemungkinan Kemungkin
Proses Fisik Biolo Kimia Ergonomi Psikos PAK an
Kerja gi osial Kecelakaan
Kerja
Cyrcumfe Bising, - Fume Gerakan Target NIHL, Tangan
rensial panas,, repetitif, produk dehidrasi, terpilin, luka
Welding radiasi posisi berdiri si Heat syncope, bakar pada
infrared & katarak, kulit
UV, konjungtivitisfo
peneranga toelektrik,
n kurang LBP, stress
kerja, CTS,
DVT, MFF
Hydrostat Bising, - - Gerakan Target NIHL, Tersandung
ik Test panas repetitif, produk dehidrasi, heat dan tertimpa
posisi si syncope, LBP, tumpukan
berdiri, stress kerja, tabung gas
tempat CTS, DVT
kerja sempit
IDENTIFIKASI BAHAYA POTENSIAL KESEHATAN KERJA
Shotblast Bising, - Deb Gerakan Target NIHL, Tangan
ing panas u repetitif, produk dehidrasi, terpilin,
posisi si Heat syncope, tertimpa
berdiri & LBP, DVT, tabung,
membungku pneumoconios trauma mata
k saat is, stress kerja
mengambil
tabung gas
Pasang Bising, panas - - Gerakan Target NIHL, LBP, Tangan
Valve repetitif, produks stress kerja, terpilin
posisi berdiri i CTS, DVT,
dehidrasi
Leak Test Bising, panas - - Gerakan Target NIHL, CTS, -
repetitif produks stress kerja,
i dehidrasi
Numerator Bising, panas - - Gerakan Target NIHL, CTS, Tangan
repetitif produks stress kerja, terpilin
i dehidrasi
PEMECAHAN MASALAH
No Unit Kerja Permasalahan Dasar Hukum Saran
1. Alat Ada beberapa Peraturan menteri tenaga • Mengukur tingkat
pelindung pekerja yang tidak
kerja dan transmigrasi RI kebisingan dan evaluasi
diri menggunakan No.PER. 8/MEN/VII/2 010 hasilnya dengan standar.
APD dengan baik tentang Alat Pelindung Diri • Penyuluhan penggunaan
APD yang baik dan
benar
• Penyediaan APD yang
memadai oleh
perusahaan
2. Keselamata Pada pengamatan Peraturan perundang UU 1.Membentuk divisi bidang
n di video tidak no. 1 tahun 1970 (pasal 10 P3K
Kerja dapat ditemukan ayat 1,2) yang mewajibkan 2.Menyediakan kotak P3K
kotak p3k di tiap perusahaan untuk mini dimasing-masing
departemen membentuk P3K departemen kerja, agar
dapat memberikan
pertolongan pertama
saat terjadi kecelakaan
kerja
N Unit
Permasalahan Dasar Hukum Saran
o Kerja
3. Sarana Tidak terlihat Permenakertrans RI Sebaiknya dilakukan
penanggula APAR No.4/MEN/1980 tentang pemasangan APAR dan
ngan syarat – syarat dilakukan pelatihan pada
kebakaran pemasangan dan masing-masing karyawan
pemeliharan APAR di departemen secara
bergantian mengenai cara
menangulangi kebakaran

Belum memiliki PERMENAKER Tahun Perlunya menyediakan


sistem pendeteksi 1999 tentang unit sarana deteksi, alarm
kebakaran penanggulangan pemadam kebakaran
Kebakaran pasal 2 ayat 2
tentang kewajiban
mencegah, mengurangi
dan memadamkan
kebakaran di tempat
kerja yaitu dengan
menyediakan sarana
deteksi, alarm pemadam
kebakaran dan sarana
evakuasi per-04 MEN 1980
PEMECAHAN MASALAH
N Unit
Permasalahan Dasar Hukum Saran
o Kerja
4. Konstruksi •Penyusunan posisi Undang-undang dasar • Perlunya dilakukan
tempat mesin, operator, dan No. 1 tahun 1970, perbaikan tata ruang
kerja tumpukan tabung Undang-undang No.10 tempat kerja bila perlu
gas kosong kurang tahun 1999 tentang dapat bekerja sama
beraturan jasa konstruksi dengan divisi safety
•Luas lahan industri perusahaan untuk
yang kurang luas memastikan ruangan
dibandingkan
dalam kondisi aman
kapasitas kerja
bagi pekerja.
•Kurangnya
penerangan di dalam • Perlunya penambahan
gedung pabrik lampu penerangan
industri untuk memberikan
keamanan dalam
bekerja.
KESIMPULAN
• Kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan
upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari
resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun
emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan
lingkungan.
• Dari hasil pengamatan, secara keseluruhan didapatkan hasil
unsafe condition (pengamanan dan APD yang kurang
sempurna)

SARAN

• Perlunya peran serta pabrik dalam hal meningkatkan sistem


manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang dalam hal ini
tentu perlu melibatkan peran dari semua pihak.
• Mentaati peraturan perundangan mengenai kondisi kerja secara
umum.
• Pelatihan untuk meningkatkan keselamatan dalam bekerja
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai