Anda di halaman 1dari 28

Studi Kasus

Keselamatan Kerja
PT. ITI
23-28 November 2020
Kelas B
Kelompok K3
Tim Kajian
1. dr. Muhammad Syukran Gcianta Syabena
2. dr. Ni Made Dwi Puspita
3. dr. Nomi Irene Putri S.
4. dr. Novel Tyty Paembonan, Msi
5. dr. Nurul Shafarani
6. dr. Okky Imanuel Samatha
7. dr. Raja Anju Pratama Pardede
8. dr. Rara Naomi Noveria Tampubolon
9. dr. Siti Kemalasari Yasika
10. dr. Urfa Khairatun Hirsan
11. dr. Vally Christly Helyawati Ratulangi, M.Kes
12. dr. Vanessa Trista Sandra Rahma Adi Mulia
13. dr. Vania Givadora Hasiani Girsang
14. dr. Wahyuningsih Adrian
15. dr. Williana Suwirman
16. dr. Winona Alda Pavitasari
17. dr. Yoesi Nirmiyanto
18. dr. Zeniana Rahayu
19. dr. Zulfadli
Sektor Usaha

Identitas Perusahaan 1. Fokus pada proses produksi atau konversi


bahan baku, bahan setengah jadi, komponen,
atau bagian lain menjadi barang jadi dengan
Nama Perusahaan nilai tambah yang memenuhi spesifikasi
standar.

PT ITI 2. Fokus pada penyediaan infrastruktur dengan


instalasi, manajemen, dan pemeliharaan.

3. Fokus pada pemenuhan perangkat keras,


Alamat Perusahaan perangkat lunak, dan solusi jaringan untuk
perusahaan konsumen, mengkhususkan diri
dalam menyatukan subsistem komponen
menjadi satu, serta memastikan bahwa
subsistem tersebut berfungsi secara
terintegrasi.

4. Fokus pada penyediaan produk dan layanan


berdasarkan inovasi layanan digital untuk
menjawab kebutuhan bisnis untuk
memudahkan otomatisasi dalam organisasi
perusahaan konsumen.
Jumlah dan Status Pegawai
Jam Kerja Kelembagaan P2K3

Jam kerja dalam sehari terdiri dari 2 shift, dengan kapasitas rata-
rata sekitar 1.000 - 1.200 tabung perhari dalam satu line produksi 1. Kualitas lingkungan kerja 3. Bidang keselamatan kerja

- Kompetensi
Asuransi Perusahaan karyawan di
bidang K3 - Pemeriksaan sarana dan
- Pelatihan ahli K3 prasarana Gedung
umum - Penyuluhan dan sosialisasi
- Pelatihan P3K K3 pada karyawan
ASURANSI - K3 kelistrikan - Simulasi tanggap darurat
- K3 konstruksi
PEGAWAI bencana
- Wajib mengetahui aspek K3
4. Asuransi 2. Bidang kesehatan - Menayangkan video safety
1. Asuransi dana pensiun induction
kesehatan - Pemasangan tanda dan
- Poliklinik (kuratif rambu K3 di sekitar
dan preventif) perusahaan
- Pemeriksaan - Pengendalian dan
3. Asuransi kesehatan rutin per pengelolaan limbah
2. Asuransi kecelakaan dan tahun
Fasilitas sarana
domestic, berbahaya dan
Purnajbatan kematian -
beracun
olahraga
Sertifikasi
Diagram Alir Proses
Pressing 200200
Pressing & 250
ton Ton Pressing
Flanching
250 ton Flanching

Neckring Welding Handguard Welding Footring Welding

Cyrcumferensial
Hydrostatik Test Shot Blasting
Welding

Numerator Leak Test Pasang Valve


Mesin, Pesawat dan Alat Kerja yang Digunakan
No Mesin, Pesawat, & Alat Kerja Keterangan

1 Material bahan tabung ( plat Baja) Material dasar pembuatan tabung Gas

2 FC Inside Proses pemasukan material plat besi lembaran


3 Mesin Blanking Digunakan untuk proses pemotongan sheet metal tujuan untuk mendapatkan hasil
potongnya atau blank. Sisanya akan dibuang sebagai sampah (scrap skeleton)

4 Mesin pressing (deep drawing) Digunakan untuk mengepress plat baja untuk memperoleh kepadatan dan
membentuk lembaran/plat menjadi bentuk seperti mangkuk. Pembentukkannya
dengan cara melakukan penekanan dengan sebuah penekan (punch) ke dalam
rongga cetakan (dies).
5 Mesin flanging Digunakan untuk proses pembengkokan dimana bagian ujung lembaran logam
ditekuk dengan sudut 90 derajat, penekukan tepi atau ujung biasanya untuk
membentuk flensa selain itu juga berfungsi untuk memperkuat lembaran logam
( baja)
6 Mesin Footring welding digunakan untuk proses pengelasan pada bagian kaki tabung
7 Mesin Handguard welding Digunakan untuk proses pengelasan pada bagian handle
8 Mesin neckring welding Digunakan untuk proses pengelasan rumah valve pada pagian upper
9 Mesin crycumferensial welding Digunakan untuk proses pengelasan melingkar antara button dengan upper
Mesin, Pesawat dan Alat Kerja yang Digunakan
No Mesin, Pesawat, & Alat kerja Keterangan

10 Mesin Batt Welding Digunakan untuk proses pembentukan pengelasan bentuk ring untuk kaki
tabung

11 Mesin Joggling Digunakan Proses pembuatan jog atau tangga pada bottom tube agar pada
proses pengelasan mudah dan lebih kuat

12 Mesin Feeding to HT Digunakan untuk proses pengerasan material

13 X- Ray Untuk mengetahui hasil pengelasan

14 Annealing Mengembalikan kondisi material setelah proses pengelasan (perlakuan


bebas tegangan)

15 Shot Finish Untuk membuat pori-pori sebagai daya rekat powder

16 Alat Hidrostatik Test Digunakan menguji kekuatan dan mengetahui kebocoran padan bagian
/ leak test yang dilas. Pengujian melibatkan pengisian tabung dengan cairan, biasanya
air, yang dicelup untuk membantu dalam deteksi kebocoran visual, dan
tekanan pada bejana dengan tekanan uji yang ditentukan.

17 Mesin shootblasting Digunakan untuk proses membersihkan permukaan tabung gas sebelum
dilakukan pengujian hidrostatik dan pengecatan agar pengecatan menjadi
sempurna.
Mesin, Pesawat dan Alat Kerja yang Digunakan

No Mesin, Pesawat & Alat Kerja Keterangan

18 Mesin Powder Coating Digunakan sebagai pelapisan awal sebelum pengecatan

19 Mesin Painting Digunakan untuk pengecatan membuat tabung LPG lebih menarik dan
tabung gas menjadi tidak mudah berkarat, dengan cara melapisinya dengan
lapisan anti karat (cat).

20 Valve Assembling Digunakan untuk pemasangan valve

21 Finishing:
•Mesin marking •Digunakan untuk pemberian label
•Numerator •Digunakan untuk proses pemberian nomorseri pada tabung gas
Bahan dan Proses Kerja
Badan Tabung :
• Material plat baja SG 295
• Diameter plat blangking : ∅365
• Tebal plat : 2.3 mm
• Diameter luar badan tabung : ∅260 mm
Hand Guard :
• Material plat baja : SS 400
• Tebal plat : 2.5 mm
• Diameter : ∅182 mm
Neck Ring :
• Baja karbon S 17 C
• Diameter luar : ∅38 mm
• Tinggi : 16 mm o Ulir/Drat : ½ NGT 14 TPI ketirusan 1/6
Foot Ring :
• Material plat baja : SS 400
Material • Diameter luar cicin : ∅190 mm
• Badan tabung sesuai dengan SNI 07-3013- 2006 (SG 295) • Tinggi : 30 mm
• Cincin leher sesuai dengan JIS G 4051 kelas S17C-S45C • Tebal plat : 2.5 mm

• Cincin kaki sesuai dengan SNI 07-0722-1989 (SS 400) • Tekanan dalam tabung : 6 Kpa
• Uji tahan terhadap tekanan air : 31 kg/cm2
• Pegangan tangan sesuai dengan SNI 07-0722- 1989 (SS 400)
Landasan Kerja
Kegiatan Pekerjaan Identifikasi Masalah Kemungkinan Kecelakaan Upaya yang dapat dilakukan

Memberikan Alas Karpet anti


Pijakan pekerja berupa besi, yang Terpeleset, Besi patah dan selip agar tidak licin dan tidak
terkena air dan berkarat melukai pekerja, tersetrum menghantarakan listrik, serta
tidak bereaksi dengan air

Tabung gas yang diletakan Rawan tersenggol dan terjatuh Memberikan Rak tempat
Hydrostatik test bertumpuk-tumpuk mengenai pekerja yang lain untuk meletakan tabung gas

Memberikan tanda pada tepi


Tidak ada penanda pada tepi ujung ujung untuk menunjukan
besi untuk tanda perbedaan Terjatuh peringatan perbedaan
ketinggian ketinggian

Meja meletakan tabung gas kurang Tabung gas jatuh menimpah Mengganti meja dengan yang
besar pekerja lebih besar
Pasang Valve Tabung gas tersenggol dan Memberikan rak untuk
Tabung gas diletakan Bertumpuk
terjatuh meletakan tabung gas
SOP KERJA
Bagian
Kemungkinan Kecelakaan Kerja Upaya Yang Telah Dilakukan
Proses Kerja
Pressing (200 Gangguan pendengaran (NIHL), Penyesuaian time pressing, penggunaan APD
Ton & 250 Ton) tangan terjepit mesin, varises sarung tangan, penggunaan earplug

Flanching Gangguan pendengaran (NIHL), Penyesuaian time pressing, penggunaan APD


tangan terjepit mesin, luka benda sarung tangan, penggunaan earplug
tajam

Footring Welding Gangguan pendengaran (NIHL), Penggunaan earplug, Penggunaan APD sarung
Luka bakar, trauma gram pada tangan, goggles, masker
mata, trauma inhalasi

Handguard Luka bakar, trauma gram pada Penggunaan APD sarung tangan, goggles, masker,
Welding mata, trauma inhalasi, varises penggunaan tempat duduk untuk istirahat

Neckring Terjepit mesin, luka bakar, trauma Maintenance mesin berkala, penggunaan APD
Welding gram pada mata, trauma inhalasi sarung tangan, goggles, masker
SOP KERJA
Bagian
Kemungkinan Kecelakaan Kerja Upaya Yang Telah Dilakukan
Proses Kerja

Pemeriksaan mesin berkala,


Cyrcumferensial Terjepit mesin, luka bakar, trauma gram
penggunaan APD sarung tangan,
Welding pada mata, trauma inhalasi
goggles, masker

Penggunaan APD sarung tangan,


Hydrostatik Test Tertimpa tabung, jatuh terpeselet
sepatu boots

Pemeriksaan mesin berkala,


Terjepit mesin, trauma gram pada mata,
Shotblasting penggunaan APD sarung tangan,
keracunan
goggles, masker

Pemeriksaan mesin berkala,


Pasang Valve Terjepit mesin
penggunaan APD sarung tangan

Penggunaan APD sarung tangan,


Leak Test Tertimpa tabung, jatuh terpeselet
sepatu boots

Pemeriksaan mesin berkala,


Numerator Tertimpa tabung, terjepit mesin
penggunaan APD sarung tangan,
Instalasi Listrik

Kemungkinan
Kegiatan Pekerjaan
Kecelakaan Kerja Upaya yang di lakukan

• Aliran Kabel Listrik • Electric Shock (Henti • Pemeriksaan (maintenance) instalasi listrik
jantung, Sulit bernafas, secara berkala apakah sesuai dan memenuhi
Kejang Otot) standar
• Electrical Burns • Peletakan arus listrik yang jauh dari kegiatan
• Loss of muscle control pekerjaan yang bisa memicu kecelakaan pada
• Static electricity arus listrik (contoh : kegiatan las)
• Pemakaian alat pelindung perorangan
• Petunjuk dan peringatan tanda bahaya pada
aliran listrik yang berbahaya
Prasarana Kerja Lainnya
Nama Alat Kemungkinan Kecelakaan Kerja Upaya yang telah dilakukan

Pengangkut tabung (forklift) • Tabung terjatuh mengenai pekerja • Memperhitungkan jumlah tabung yang
• Kecelakaan operator forklift diangkut
• Melakukan pelatihan untuk operator
forklift

Roller conveyor Tabung terjatuh mengenai pekerja • Spesifikasi roller conveyor disesuaikan
dengan dimensi dan beban tabung yang
akan ditransportasikan
• Melakukan pelatihan untuk operator roller
conveyor
KONSTRUKSI TEMPAT KERJA
Permasalahan Dasar Hukum Saran

• Pada video tidak tampak sarana evakuasi atau Peraturan Pemerintah RI No 36 • Penting nya untuk dilakukan
emergency exit dengan penandanya. seharusnya setiap tahun 2005 tentang peraturan perbaikan konstruksi pada tempat
bangunan gedung harus menyediakan sarana evakuasi. pelaksanaan UU No 28 tahun 2002 kerja
tentang bangunan gedung
• Tidak ada penanda bahwa bahan mudah terbakar atau • Bila diperlukan perusahaan dapat
pun tanda dilarang merokok Permenkes RI No 70 tahun 2016 bekerja sama dengan jasa kontruksi
tentang standar dan persyaratan
untuk mencegah kecelakaan kerja.
• Ventilasi dalam video tampak kurang mencukupi atau kesehatan lingkungan kerja
tidak sesuai standar (Sistem perancangan ventilasi industri
mengacu SNI 03-6572-2001)
UU No. 2 Tahun 2017 tentang jasa
• Tidak adanya pembatas di sekitar penyimpanan tabung konstruksi
gas, sehingga dapat membahayakan pekerja saat
melakukan aktivitas.
SARANA PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Identifikasi Hazard Resiko Kecelakaan Kerja Rekomendasi

1. Tidak adanya sarana proteksi kebakaran 1. Luka bakar : 1. Implementasi Budaya "Fire Safety"
2. Tidak adanya Jalur Evakuasi bila terjadi kebakaran • Ringan 2. Pembentukan Unit Penanggulangan
Kebakaran
3. Tidak adanya sarana deteksi kebakaran • Sedang 3. Penyediaan sarana proteksi kebakaran:
4. Tidak adanya peringatan Larangan Merokok • Berat • Alat pemadam api ringan
2. Kebakaran gedung & • Alarm kebakaran
peralatan • Hydrant
• Sistem sprinkle otomatis
• Sistem pengendali asap
4. Penyediaan sarana peringatan dini
kebakaran
• Detektor asap
• Detektor api
5. Tersedianya SPO terkait
Penanggulangan Kebakaran
6. Penyediaan Jalur Evakuasi
7. Pelatihan penanggulangan kebakaran
untuk semua pekerja
RAMBU PERINGATAN
• Rambu bertujuan sebagai komunikasi terhadap bahaya yaitu untuk memastikan bahwa pemberi kerja, karyawan dan publik
diberikan informasi yang memadai, praktis, dapat diandalkan dan dapat dipahami tentang bahaya bahan, sehingga mereka dapat
mengambil tindakan pencegahan dan perlindungan yang efektif uikntuk kesehatan dan keselamatan mereka.

• Pengaplikasianya mengikuti etika standar rambu keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku, dan dapat dipahami secara
Internasional seperti yang tercantum pada panduan Globally Harmonized System of Classification and Labeling of Chemicals (GHS

Peermasalahan Dasar Hukum Rekomendasi

Terbatasnya tanda sebagai komunikasi terhadap Persyaratan yang harus dipenuhi oleh Pemasangan Rambu:
kemungkinan bahaya yang dapat terjadi di perusahaan dalam Bidang Mekanik sesuai 1.Rambu Larangan
lapangan. Permenaker No. Per-05/MEN/1985 dan No. 2.Rambu Peringatan
Per-04/MEN/1985, harus memiliki alat 3.Rambu Pertolongan
pengaman dan tanda peringatan yang
4.Rambu Prasyarat
memenuhi syarat dan jelas.
Rambu Larangan
Rambu Prasyarat
Rambu Peringatan

Rambu Pertolongan
Alat Pelindung Diri
 APD adalah peralatan yg disediakan oleh perusahaan secara gratis untuk
melindungi tenaga kerja (pelindung kepala, mata, telinga, pernafasan
dan kaki)
 Ketersediaan APD merupakan salah satu faktor yg mendukung
keselamatan kerja disamping tingkat kepatuhan pegawai

Masalah Rekomendasi

Seperti hanya memakai masker, sarung tangan , kacamata pelindung. Sebaiknya perusahaan
memberlakukan kebijakan ketat terkait penggunaan APD, disamping penyediaan serta
melakukan edukasi pegawai terkait kepatuhan dan efek samping lebih lanjut yg harus
Menurut pengamatan, dihindari (PAK)
terdapat banyak pekerja Pemberian sanksi bagi pekerja yang sudah diberikan edukasi tapi masih mengabaikan
yang tidak memakai
pemakaian APD
APD dengan standar
sesuai bidang
pekerjaannya.
Perlunya pengawasan dan monitoring terhadap pekerja dalam kepatuhan penggunaan
APD, terutama dalam proses kerja yang beresiko seperti saat mengelas yang memunculkan
percikan api
Tanggap Darurat dan Evakuasi
Kecelakaan Kerja

Tanggap Darurat dan


Pengamatan Standar
Evakuasi
Terdapat lampu Emergency disetiap
Tidak tampak lampu
1. Emergency lamp ruangan
emergency

Tidak tampak alarm Terdapat alarm kebakaran disetiap


2. Fire alarm
kebakaran ruangan

Tidak tampak rambu-rambu Terdapat rambu-rambu yang


3. Rambu-rambu jalur yang menunjukkan jalur menunjukkan jalur evakuasi saat
evakuasi evakuasi para pekerja jika situasi emergency yang memudahkan
terjadi situasi emergency pekerja dalam mengevakuasi diri.

Tidak tampak adanya


detektor asap sebagai
4. Detektor asap Terdapat detektor asap kebakaran
pendeteksi awal tanda
darurat adanya kebakaran “Kecelakaan kerja tidak pernah
Tidak tampak adanya
terjadi sejak 2010 – 2015 di PT
5. Detektor Api
detektor api sebagai
pendeteksi awal tanda Terdapat detektor api kebakaran Inti “
darurat adanya kebakaran
Personil Keselamatan Kerja

Perusahaan

Tenaga pelaksana kesehatan kerja Petugas administrasi atau pencatatan


yaitu dokter perusahaan dan atau dan pelaporan pelayanan kesehatan
paramedis perusahaan kerja
Dokter penanggung jawab pelayanan
kesehatan kerja
Syarat :
Memiliki sertifikat pelatihan hyperkes dan keselamatan kerja (atau
Syarat : sertifikat lainnya) sesuai peraturan perundangan yang
Ditunjuk pimpinan dan telah mendapatkan surat berlaku,mematuhi etika profesi dokter dan tenaga kesehatan lainnya
keputusan penunjukan (SKP) sebagai dokter pemeriksa sesuai dengan kode etik profesi dan peraturan perrundangan yang
kesehatan tenaga kerja dari Dirjen Pembinaan, berlaku.Bagi dokter pelaksana harus memiliki Surat Tanda Registrasi
Pengawasan Ketenagakerjaan, Departemen Tenaga (STR) dokter dan Surat Ijin Praktek (SIP) yang masih berlaku dari
Kerja dan Transmigrasi instansi yang berwenang
Di samping orang-orang tersebut, juga terdapat sejumlah ahli dan spesialis yang
berperan dalam pelaksanaan K3. Mereka antara lain:
a. Spesialis pesawat uap dan bejana tekan (yang terdiri atas para spesialis,
teknisi, dan operator rigger; welding; boiler; steamer bejana tekanan; peralatan
lift dan pengangkut; peralatan lift dan tenaga produksi)
b. Spesialis konstruksi instalasi listrik terhadap pencegahan kebakaran
(yang terdiri atas para spesialis, teknisi, dan operator listrik, scaffold dan
konstruksi itu sendiri)
c. Para spesialis bahan-bahan berbahaya (yang terdiri atas para spesialis
deteksi gas; bahan-bahan beracun dan berbahaya; bahan-bahan kimia; ruang
terbatas [confined space])
d. Para spesialis ergonomi dan lingkungan kerja (yang terdiri atas para
spesialis bangunan bertingkat tinggi).

• Dalam pelaksanaan K3, perusahaan juga diharauskan memiliki saran dan prasarana
pelayanan kesehatan kerja yang mendapat pengesahan dari instansi di bidang
ketenagakerjaan sesuai wilayah kewenangan. Pelayanan kesehatan kerja yang
dilaksanakan oleh pihak di luar perusahaan wajib dilengkapi dengan Nota
Kesepahaman (MoU) penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja antara pengusaha
dengan kepala unit pelayanan kesehatan
Permasalahan Dasar Hukum Saran

• Diharapkan bagian personil ini tidak hanya


• Personil Keselamatan kerja pada
• Peraturan perundangan UU No. 1 tahun 1970 (Pasal 10 ayat 1,
perusahaan ini terdapat pembagian siaga untuk menanggulangi kecelakaan kerja
divisi hanya pada bidang P3K yang 2).
tapi juga menyusun pembagian divisi pada
siap menanggulangi kecelakaan di
• Peraturan Mentri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor :
tempat kerja. bidang K3 terkait dengan masalah keselamatan
PER.04/MEN/1987 tentang panitia pembina keselamatan
kerja dan membuat penyusunan program
dan kesehatan kerja (P2K3) serta tata cara penunjukan
keselamatan kerja dan juga lebih meningkatkan
ahli keselamatan kerja :
upaya-upaya promosi tentang keselamatan kerja
Pasal 2
pada tenaga-tenaga kerja di perusahaan tersebut.
(1) Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu pengusaha atau
• Perlu pembentukan P2K3.
pengurus wajib membentuk P2K3.
(2) (2) Tempat kerja dimaksud ayat (1) ialah:a. tempat kerja
dimana pengusaha atau pengurus mempekerjakan 100 orang
ataulebih;b. tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus
mempekerjakan kurang dari 100orang, akan tetapi
menggunakan bahan, proses dan instalasi yang
mempunyairisiko yang besar akan terjadinya peledakan,
kebakaran, keracunan dan penyinaran radioaktif.
Identifikasi Potensi Bahaya
Bahaya Potensial
Bagian Proses
Risiko PAK
Kerja
Fisik Biologi Kimia Ergonomi Psikososial

Pressing Bising panas - - dust Gerakan repetitif Target produksi NIHL Heat stress
posisi janggal ISPA LBP stres
kerja

Flanching Bising panas - - dust Gerakan repetitif Target produksi NIHL Heat stress
posisi janggal ISPA LBP Stres
kerja

Footing welding Bising panas UV light - - dust fume Gerakan repetitif Target produksi NIHL Heat stress
posisi janggal ISPA katarak LBP
stres kerja

Handguard Welding Bising, panas,, UV light, flame - Dust, Fume, Gerakan repetitive, Target produksi NIHL, Heat stress,
posisi janggal ISPA, MFF,
Katarak, LBP, stress
kerja
Neckring Welding Bising, panas, UV light, flame - Dust, Fume Gerakan repetitive Target produksi NIHL, Heat stress,
posisi janggal ISPA, MFF,
Katarak, LBP,
stress kerja
Bahaya Potensial
Bagian Proses
Risiko PAK
Kerja
Fisik Biologi Kimia Ergonomi Psikososial

Cyrcumferensial Bising, - Dust, Fume Gerakan repetitive Target produksi NIHL, Heat stress,
Welding panas, UV posisi janggal ISPA, MFF, Katarak,
light, flame LBP, stress kerja

Hydrostatik Test Iluminasi Bakteri, Virus, - Gerakan repetitive Target produksi Eye strain, Dermatitis,
kurang Protozoa, Jamur posisi janggal LBP, stress kerja

Shotblasting Bising, - - dust Gerakan repetitive, Target produksi NIHL, Heat stress,
panas, lifthing, posisi ISPA, LBP,
janggal,
Pasang Valve Iluminasi - - Gerakan repetitive, Target produksi Eye strain, LBP, stress
kurang lifthing, posisi janggal kerja

Leak Test - Bakteri, Virus, - Gerakan repetitive, Target produksi Dermatitis, LBP,
Protozoa, Jamur posisi janggal stress kerja

Numerator Iluminasi - - Gerakan repetitive, Target produksi Eye strain, LBP,


kurang posisi janggal stress kerja
KESIMPULAN
• Sumber daya manusia -> mayoritas pegawai pada perusahaan ini berusia > 50 tahun, sehinggaa
meningkatkan resiko kecelakaan kerja
• Sarana dan prasarana : landasan kerja, instalasi listrik, sarana penanggulangan kebakaran, penggunaan
APD belum memadai, penyediaan rambu, tempat dan alur evakuasi masih terdapat kekurangan yang
harus dilengkapi.
• Sistem manajemen K3 : promotif dan pengawasan belum optimal sehingga berpotensi menimbulkan
PAK dan Kecelakaan kerja

SARAN
• Pengaturan SDM agar menciptakan tempat kerja yang aman, efisien dan produktif

• Melengkapi sarana prasarana untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan menurunkan
resiko potensi bahaya di tempat kerja

• Penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang baik


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai