Anda di halaman 1dari 27

Laporan Studi Kasus PT.

ITI
KELOMPOK 3
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Pelatihan Hiperkes & KK


22-27 Maret 2021
Anggota Kelompok
1. dr. Rahma Safitri
2. dr. Rahmatan Fajri
3. dr. Richard Kristanto Lestari
4. dr. Riestiyani Manuputty, M.Kes
5. dr. Riskullah Makmur
6. dr. Rita Hartati Nababan, MARS
7. dr. Rovelinne Nauli Aryani
8. dr. S. Tessalonika Pangaribuan
9. dr. Sabrina Aulia Zahra
10. dr. Santi Gustindangsari
11. dr. Sayid Najibullah
12. dr. Siti Hani Amiralevi
13. dr. Siti Madinatul Munawarah
14. dr. Tiwi Harjanti Cakranita
15. dr. Tutia Rahmi
16. dr. Ulfah Nichi Fitri
17. dr. Yeni Saputri
18. dr. Zackie Alfian Rizaldy
19. dr. Zainal
20. dr. Zulfahmi
E3
Latar Belakang
ID
SL
●Angka kecelakaan kerja di Indonesia masih cukup tinggi
●Beberapa perusahaan mungkin tidak peduli terhadap K3 pada perusahaan
tersebut
●Budaya K3 belum sepenuhnya dipraktikkan bahkan cenderung diabaikan
●Penerapan K3 masih belum efektif
●Hal-hal seperti ini dapat menimbulkan kerugian material, menurunkan tingkat
kesejahteraan dan produktivitas kerja, bahkan menimbulkan korban jiwa
Identitas Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. ITI Jumlah dan Status Pegawai
Alamat : Jawa Barat

Sektor Usaha

1 2

3 4
Identitas Perusahaan
Jam kerja Kelembagaan P2K3
Jam kerja dalam sehari terdiri dari 2 shift, 1. Kualitas lingkungan kerja 3. Bidang keselamatan kerja
dengan kapasitas rata-rata sekitar 1.000 - 1.200
- Kompetensi karyawan di bidang
tabung perhari dalam satu line produksi
K3
- Pelatihan ahli K3 umum - Pemeriksaan sarana dan prasarana
- Pelatihan P3K Gedung
- K3 kelistrikan - Penyuluhan dan sosialisasi K3 pada
Asuransi Perusahaan - K3 konstruksi karyawan
- Simulasi tanggap darurat bencana
- Wajib mengetahui aspek K3
ASURANSI 2. Bidang kesehatan - Menayangkan video safety induction
PEGAWAI - Pemasangan tanda dan rambu K3 di
sekitar perusahaan
4. Asuransi dana - Poliklinik (kuratif dan preventif) - Pengendalian dan pengelolaan
1. Asuransi pensiun - Pemeriksaan kesehatan rutin per limbah domestic, berbahaya dan
kesehatan tahun beracun
- Fasilitas sarana olahraga

3. Asuransi
2. Asuransi kecelakaan dan
Purnajbatan kematian
Serfitikasi
Sertifikasi
E7
Proses Produksi
ID
SL
Pressing (200 Handgua Circumfe
Footring Neckring Hydrostatik Shotblast Pasang
Ton & 250 Flanching rd rensial Leak Test Numerator
Welding Welding Test ing Valve
Ton) Welding Welding

Pressing :Menekan benda kerja


Hidrostatik Test :memasukkan air ke dalam
berupa lembaran logam (blank)
TABUNG tekan dengan tekanan tertentu
sehingga terjadi peregangan
mengikuti bentuk dies & punch
Leak Test ::pengecekan kebocaran pada
Flanching :proses pembengkokan di Shotbalasting: pembersihan material blinded flange, flange joint (shell side to
mana bagian lembaran logam ditekuk dengan menggunakan semprotan tube side joint), channel cover installation,
media shot dsb

Footring, hand, neckring, Cyrcumferensial welding:proses penyambungan


logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi
dengan/tanpa tekanan dan dengan/tanpa logam penambah yang menghasilkan Numerator : Memberikan penenda
sambungan kontinyu nomor pada produk tabung
Mesin, Pesawat dan Alat Kerja yang Digunakan

No Mesin, Pesawat, & Alat Kerja Keterangan


1 Material bahan tabung ( plat Baja) Material dasar pembuatan tabung Gas

2 FC Inside Proses pemasukan material plat besi lembaran


3 Mesin Blanking Digunakan untuk proses pemotongan sheet metal tujuan untuk mendapatkan hasil
potongnya atau blank. Sisanya akan dibuang sebagai sampah (scrap skeleton)

4 Mesin pressing (deep drawing) Digunakan untuk mengepress plat baja untuk memperoleh kepadatan dan
membentuk lembaran/plat menjadi bentuk seperti mangkuk. Pembentukkannya
dengan cara melakukan penekanan dengan sebuah penekan (punch) ke dalam rongga
cetakan (dies).

5 Mesin flanging Digunakan untuk proses pembengkokan dimana bagian ujung lembaran logam ditekuk
dengan sudut 90 derajat, penekukan tepi atau ujung biasanya untuk membentuk flensa
selain itu juga berfungsi untuk memperkuat lembaran logam ( baja)

6 Mesin Footring welding digunakan untuk proses pengelasan pada bagian kaki tabung
7 Mesin Handguard welding Digunakan untuk proses pengelasan pada bagian handle
8 Mesin neckring welding Digunakan untuk proses pengelasan rumah valve pada pagian upper
9 Mesin crycumferensial welding Digunakan untuk proses pengelasan melingkar antara button dengan upper
Mesin, Pesawat dan Alat Kerja yang Digunakan

No Mesin, Pesawat, & Alat kerja Keterangan

10 Mesin Batt Welding Digunakan untuk proses pembentukan pengelasan bentuk ring untuk kaki tabung

11 Mesin Joggling Digunakan Proses pembuatan jog atau tangga pada bottom tube agar pada proses
pengelasan mudah dan lebih kuat

12 Mesin Feeding to HT Digunakan untuk proses pengerasan material


13 X- Ray Untuk mengetahui hasil pengelasan
14 Annealing Mengembalikan kondisi material setelah proses pengelasan (perlakuan bebas tegangan)

15 Shot Finish Untuk membuat pori-pori sebagai daya rekat powder


16 Alat Hidrostatik Test Digunakan menguji kekuatan dan mengetahui kebocoran padan bagian yang dilas. Pengujian
/ leak test melibatkan pengisian tabung dengan cairan, biasanya air, yang dicelup untuk membantu
dalam deteksi kebocoran visual, dan tekanan pada bejana dengan tekanan uji yang
ditentukan.

17 Mesin shootblasting Digunakan untuk proses membersihkan permukaan tabung gas sebelum dilakukan pengujian
hidrostatik dan pengecatan agar pengecatan menjadi sempurna.
Mesin, Pesawat dan Alat Kerja yang Digunakan

No Mesin, Pesawat & Alat Kerja Keterangan

18 Mesin Powder Coating Digunakan sebagai pelapisan awal sebelum pengecatan

19 Mesin Painting Digunakan untuk pengecatan membuat tabung LPG lebih menarik dan tabung
gas menjadi tidak mudah berkarat, dengan cara melapisinya dengan lapisan anti
karat (cat).

20 Valve Assembling Digunakan untuk pemasangan valve

21 Finishing:
•Mesin marking •Digunakan untuk pemberian label
•Numerator •Digunakan untuk proses pemberian nomorseri pada tabung gas
Bahan dan Proses Kerja
Badan Tabung :
• Material plat baja SG 295
• Diameter plat blangking : ∅365
• Tebal plat : 2.3 mm
• Diameter luar badan tabung : ∅260 mm
Hand Guard :
• Material plat baja : SS 400
• Tebal plat : 2.5 mm
• Diameter : ∅182 mm
Neck Ring :
• Baja karbon S 17 C
• Diameter luar : ∅38 mm
• Tinggi : 16 mm o Ulir/Drat : ½ NGT 14 TPI ketirusan 1/6
Foot Ring :
Material
• Material plat baja : SS 400
• Badan tabung sesuai dengan SNI 07-3013- 2006 (SG 295)
• Diameter luar cicin : ∅190 mm
• Cincin leher sesuai dengan JIS G 4051 kelas S17C-S45C
• Tinggi : 30 mm
• Cincin kaki sesuai dengan SNI 07-0722-1989 (SS 400)
• Tebal plat : 2.5 mm
• Pegangan tangan sesuai dengan SNI 07-0722- 1989 (SS 400) • Tekanan dalam tabung : 6 Kpa
• Uji tahan terhadap tekanan air : 31 kg/cm2
Landasan Kerja
Pembentukan logam

Bahan baja cairan panas dipotong sesuai dengan ukuran Pembentukan dilakukan dengan cara di-press (deep drawing) dan
dan diberikan pelumas sebelum masuk ke dalam proses hasilnya merupakan komponen dari badan tabung pada bagian atas
Bidang kerja pembentukan dan bawah (top and bottom)
Manufaktur tabung LPG 3Kg

Pengelasan
Pemasangan cincin leher (neck ring) dilakukan dengan Komponen badan tabung bagian atas
cara pengelasan menggunakan las busur logam (gas (top) kemudian dilubangi untuk
Mengacu
metal arc welding) pemasangan cincin leher
pada

SNI 1452:2007
Berdasarkan SK penetapan BSN Sambungan las antara top dan bottom Penyambungan pegangan tangan dan cincin kaki dengan badan tabung
terhadap badan silinder berbentuk dilakukan dengan cara pengelasan busur listrik (shielded metal arc
No 99/KEP/BSN/11/2007 welding) dengan bentuk las sudut (fillet)
sambungan las tumpang

pengelasan harus dilakukan oleh juru las atau operator las yang memenuhi standar kompetensi juru las

Pengecatan
Setiap tabung harus mendapatkan perlakuan panas untuk
Proses pembersihan dengan cara shot blasting di
pembebasan tegangan sisa (annealing), yaitu pada suhu 6300C
seluruh permukaan tabung.
sekurang-kurangnya 20 menit

Pengecatan pertama menggunakan cat dasar (primer coat) Pengecatan kedua menggunakan cat akhir (top coat) dengan
dengan tebal 25 mikron sampai 30 mikronc tebal 25 mikron sampai 30 mikron

untuk mencegah timbulnya karat pada permukaan luar tabung harus dilakukan perlindungan dengan menggunakan pelapisan cat
Instalasi Listrik
PERMASALAHA RISIKO PAK DASAR HUKUM SARAN
N
• Kabel Listrik tidak • Kejut listrik (sulit • Permenaker No-02/MEN/1989 • Melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan
rapi bernafas hingga henti • Kepmenaker No.Kep- listrik secara berkala baik instalasi secara
• Letak Generator jantung) 75/MEN/2002 umum, penataan kabel, pengamanan kabel
terlalu dekat dengan • Luka bakar dan beban listrik
sumber api • Memberi sekat pembatas berbahan tidak
mudah terbakar untuk mencegah percikan
api mengenai sumber listrik
• Memberi perlindungan diri kepada pekerja
seperti alas kaki dan sarung tangan untuk
mencegah dari bahaya sengatan listrik
• Memberi tanda bahaya pada area berarus
listrik tinggi
• Memberi penerangan yang cukup pada area
banyak kabel
Prasarana Kerja
Nama Alat Kemungkinan Kecelakaan Kerja Upaya yang telah dilakukan

Pengangkut tabung (forklift) • Tabung terjatuh mengenai pekerja • Memperhitungkan jumlah tabung yang
• Kecelakaan operator forklift diangkut
• Melakukan pelatihan untuk operator forklift

Roller conveyor Tabung terjatuh mengenai pekerja • Spesifikasi roller conveyor disesuaikan
dengan dimensi dan beban tabung yang akan
ditransportasikan
• Melakukan pelatihan untuk operator roller
conveyor
Konstruksi Tempat Kerja
Permasalahan Dasar Hukum Saran

• Pada video tidak tampak sarana Peraturan Pemerintah RI • Penting nya untuk
evakuasi atau emergency exit No 36 tahun 2005 dilakukan perbaikan
dengan penandanya. seharusnya setiap tentang peraturan konstruksi pada tempat
bangunan gedung harus menyediakan pelaksanaan UU No 28 kerja
sarana evakuasi. tahun 2002 tentang
bangunan gedung • Bila diperlukan
• Tidak ada penanda bahwa bahan
perusahaan dapat bekerja
mudah terbakar atau pun tanda Permenkes RI No 70
• Berdasarkan pengamatan bangunan tampak dilarang merokok tahun 2016 tentang sama dengan jasa
standar dan persyaratan kontruksi untuk mencegah
kokoh • Tidak adanya penanda Alat berbahaya kesehatan lingkungan kecelakaan kerja.
dan berbeban berat kerja industri
• Dinding merupakan dinding batako semen tanpa
• Ventilasi dalam video tampak kurang UU No. 2 Tahun 2017
cat dan tanpa plester semen pada beberapa mencukupi atau tidak sesuai standar tentang jasa konstruksi
bagian dinding dalamnya, tidak tampak adanya (Sistem perancangan ventilasi
mengacu SNI 03-6572-2001)
keretakan pada dinding-dinding pabrik.
• Tidak adanya pembatas di sekitar
• Lantai merupakan lantai semen polos tidak penyimpanan tabung gas, sehingga
dapat membahayakan pekerja saat
terlihat licin dan tidak tampak adanya keretakan melakukan aktivitas.
pada lantai pabrik.
Identifikasi
Identifikasi Potensi
Potensi Bahaya
Bahaya
Bahaya Potensial
Bagian Proses Kerja Risiko PAK
Fisik Biologi Kimia Ergonomi Psikososial

Pressing (200 Ton & 250 Bising, panas, - - Gerakan repetitive, Target NIHL, Heat stress, Heat stroke, CTS,
Ton) Dust posisi janggal produksi ISPA, LBP, stress kerja

Flanching Bising, panas, - - Gerakan repetitive, Target NIHL, Heat stress, Heat stroke, CTS,
Dust posisi janggal produksi ISPA, LBP, stress kerja

Footring Welding Bising, panas, - - Gerakan repetitive, Target NIHL, Heat stress, ISPA, MFF, laserasi
dust, fume, UV posisi janggal produksi kornea, katarak imature, LBP, stress
light kerja

Handguard Welding Bising, panas, - - Gerakan repetitive, Target NIHL, Heat stress, ISPA, MFF, katarak
dust, fume, UV posisi janggal produksi imature, laserasi kornea, LBP, stress
light kerja

Neckring Welding Bising, panas, - - Gerakan repetitive, Target NIHL, Heat stress, Heat stroke, ISPA,
dust, fume, UV posisi janggal produksi MFF, Laserasi kornea, katarak imature,
light LBP, stress kerja
Identifikasi Potensi Bahaya
Bahaya Potensial
Bagian Proses
Risiko PAK
Kerja Fisik Biologi Kimia Ergonomi Psikososial

Cyrcumferensial Bising, panas, dust, - - Gerakan repetitive, posisi Target produksi NIHL, Heat stress, Heat stroke,
Welding fume, UV light janggal ISPA, MFF, Laserasi kornea,, LBP,
stress kerja

Hydrostatik Test Iluminasi kurang Bakteri, Virus, - Gerakan repetitive, posisi Target produksi Eye strain, Dermatitis, CTS, LBP,
Protozoa, Jamur janggal stress kerja

Shotblasting Bising, panas, dust - - Gerakan repetitive, posisi - NIHL, Heat stress, CTS, ISPA,
janggal LBP

Pasang Valve Iluminasi kurang - - Gerakan repetitive, posisi Target produksi Eye strain, LBP, CTS, stress kerja
janggal

Leak Test - Bakteri, Virus, - Gerakan repetitive, posisi Target produksi Dermatitis, LBP, stress kerja
Protozoa, Jamur janggal

Numerator Iluminasi kurang - - Gerakan repetitive, posisi Target produksi Eye strain, LBP, CTS, stress kerja
janggal
SARANA PENANGGULANGAN KEBAKARAN &
RAMBU PERINGATAN
Syarat pencegahan kebakaran menurut Kepmenaker RI No. Kep-186/MEN/1999

Permasalahan : Ketidaktersediaan APAR serta alat


pendeteksi kebakaran

Dasar Hukum :
Permenakertrans RI No.4/MEN/1980 tentang syarat-syarat
pemasangan dan pemeliharan APAR

Saran :
• Mengadakan pengadaan alat pemadam (APAR, hidran,
alarm kebakaran, dll)
• Mengadakan pelatihan wajib penggunaan alat
pemadam dan proses evakuasi
• Menentukan PJ bergilir yang siap mengatur proses
evakuasi bila terjadi kebakaran
Rambu Peringatan
Permasalahan Dasar hukum Rekomendasi

Tidak ada nya rambu Persyaratan yang harus dipenuhi Pemasangan Rambu:
rambu dan pembatasan oleh perusahaan dalam Bidang 1.Rambu Larangan
Rambu bertujuan sebagai komunikasi terhadap bahaya yaitu ruang kerja yang dapat Mekanik sesuai Permenaker No. 2.Rambu Peringatan
menimbulkan bahaya Per-05/MEN/1985 dan No. Per- 3.Rambu Pertolongan
untuk memastikan bahwa pemberi kerja, karyawan dan bagi pekerja atau orang
04/MEN/1985, harus memiliki alat 4.Rambu Prasyarat
publik diberikan informasi yang memadai, praktis, dapat lain
pengaman dan tanda peringatan
diandalkan dan dapat dipahami tentang bahaya bahan, sehingga yang memenuhi syarat dan jelas.
mereka dapat mengambil tindakan pencegahan dan perlindungan
yang efektif uikntuk kesehatan dan keselamatan mereka.

Rambu Larangan Rambu Peringatan Rambu Pertolongan Rambu Prasyarat


Alat Pelindung Diri
APD adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya
mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja.(Depnaker,2006)
Ketersediaan APD merupakan salah satu faktor yang mendukung keselamatan kerja disamping tingkat
kepatuhan pegawai
Masalah Rekomendasi

Perlu dilakukan inspeksi K3L di areal kerja baik yang terencana dan tidak terencana secara berkala/kontinue.
Perlu pengecekan APD yang sesuai standart dan pemusnahan APD yang tidak layak pakai agar tidak disalahgunakan.
Menurut pengamatan, Seperti hanya memakai masker, sarung tangan , kacamata pelindung. Sebaiknya perusahaan memberlakukan kebijakan ketat terkait
terdapat beberapa penggunaan APD, disamping penyediaan serta melakukan edukasi pegawai terkait kepatuhan dan efek samping lebih lanjut yg harus
pekerja yang tidak dihindari (PAK)
sesuai memakai APD
pada bidang kerjanya
sesuai standart dan juga
beberapa tidak memakai
APD pada bidang Pemberian sanksi bagi pekerja yang sudah diberikan edukasi tapi masih mengabaikan pemakaian APD
kerjanya

Perlunya pengawasan dan monitoring terhadap pekerja dalam kepatuhan penggunaan APD, terutama dalam proses kerja yang beresiko seperti
saat mengelas yang memunculkan percikan api
Pemakaian APD yang tidak sesuai standart
Personil Keselamatan Kerja
Personil Keselamatan Kerja
Permasalahan Dasar Hukum Saran
• Diharapkan bagian personil ini tidak hanya siaga untuk
• Personil Keselamatan kerja pada
• Peraturan perundangan UU No. 1 tahun 1970 (Pasal 10 ayat 1, 2).
perusahaan ini terdapat pembagian divisi menanggulangi kecelakaan kerja tapi juga menyusun
hanya pada bidang P3K yang siap • Peraturan Mentri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor :
pembagian divisi pada bidang K3 terkait dengan masalah
menanggulangi kecelakaan di tempat kerja.
PER.04/MEN/1987 tentang panitia pembina keselamatan dan kesehatan
keselamatan kerja dan membuat penyusunan program
kerja (P2K3) serta tata cara penunjukan ahli keselamatan kerja :
keselamatan kerja dan juga lebih meningkatkan upaya-
Pasal 2
upaya promosi tentang keselamatan kerja pada tenaga-
(1) Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu pengusaha atau pengurus
tenaga kerja di perusahaan tersebut.
wajib membentuk P2K3.
• Perlu pembentukan P2K3.
(2) (2) Tempat kerja dimaksud ayat (1) ialah:a. tempat kerja dimana
pengusaha atau pengurus mempekerjakan 100 orang ataulebih;b. tempat
kerja dimana pengusaha atau pengurus mempekerjakan kurang dari
100orang, akan tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang
mempunyairisiko yang besar akan terjadinya peledakan, kebakaran,
keracunan dan penyinaran radioaktif.
SOP Kerja
Bagian proses kerja Sumber bahaya Kemungkinan kecelakaan kerja Upaya yang dilakukan

Pressing Mesin press, kebisingan, APD tidak Tangan terjepit/tergencet, NIHL, Penggunaan earplag, penggunaan
lengkap terjatuh. helmet dan sarung tangan, penggunaan
timer mesin press.

Flancing Mesin, kebisingan, APD tidak lengkap Tangan terkena gerakan mesin, NIHL. Penggunaan timer pada mesin,
penggunaan earplug dan helmet

Footering, handguard welding Percikan api, alat pengelas, APD tidak Luka bakar. Penggunaan baju APD, sarung tangan
lengkap panjang , goggles dan sepatu kerja

Neckring welding Mesin pengelas, percikan api, APD Luka bakar, tangan terjepit mesin. Penggunaan baju APD, sarung tangan
tidak lengkap panjang, perlindungan dari percikan api,
helmet, penggunaan timer mesin.

Cyrcumferensial welding Mesin pengelas, pencahayaan kurang, Luka bakar, tangan terjepit mesin Penggunaan baju APD, helmet, sarung
percikan api, APD tidak lengkap tangan panjang, pencahayaan
ditingkatkan.
SOP Kerja

Bagian proses kerja Sumber bahaya Kemungkinan kecelakaan Upaya yang dilakukan
kerja
Hydrostatik Test Tabung gas, air tempat pengetesan Tertimpa tabung gas, pekerja terjatuh Penggunaan sepatu boot, lantai kerja
tabung gas, lantai licin, APD tidak terpeleset, dermatitis datar, penggunaan sarung tangan
lengkap panjang.

Shotblasting Mesin, tabung gas, asap kerja. APD Tertimpa tabung gas, trauma inhalasi. Penggunaan sepatu boot, masker,
tidak lengkap. goggles, helmet, dan sarung tangan.

Pasang valve Mesin, asap kerja, APD tidak lengkap. Tangan terjepit mesin, trauma inhalasi Penggunaan timer mesin, memakai
masker dan helmet.

Leak test Tabung gas, air tempat pengetesan. Tertimpa tabung gas, dermatitis Penggunaan APD, sarung tangan dan
penggantian air kerja secara berkala.

Numerator Mesin, Tabung gas, tempat duduk, Tertimpa tabung gas, terjepit mesin. Pencahayaan yang bagus, penggunaan
pencahayaan, APD tidak lengkap. APD sarung tangan dan helmet.
Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan Saran

• 1. Perlu dilakukan telaah masalah dan 1. Prosedur K3 masih belum


penyediaan solusi dijalankan dengan baik
• 2. Perlu dilakukan penyesuaian 2. Perlu dilakukan perbaikan
manajemen dan penerapan sistem manajemen dan fasilitas untuk
manajemen keselamatan dan menghindari terjadinya kecelakaan
kesehatan kerja yang baik akibat kerja
Thank You
Any Questions ?

Anda mungkin juga menyukai