Anda di halaman 1dari 26

Laporan Studi Kasus

Keselamatan Kerja
PT. ITI Jawa Barat

15-20 Februari 2021


Kelas A
Kelompok K3
1. dr. Nurudz Dzakiyah Nst
2. dr. Okta Permata P
3. dr. Patricia Veronica O
4. dr. Pebrianto Anugrah
5. dr. Priscillia Hillary
6. dr. Rahmat
7. dr. Regina Wulandari
8. dr. Retno Ayuningtyas P
9. dr. Reyhan Balga
10. dr. Reynaldi Aulia R
11. dr. Rezita Oktiana R
12. dr. Ridge Handoyo P
13. dr. Rr Annisa R
14. dr. Selly Anniszavuri P
15. dr. Tamia Setia T
16. dr. Taruli Hutauruk
17. dr. Titi Lidia F
18. dr. Tutut Nila M
19. dr. Widuri Salim
20. dr. Yunitasari
DASAR HUKUM
LATAR BELAKANG
1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
• Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 2. UU No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja;
di Indonesia sering terabaikan 3. PP No. 14 tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga
Kerja;
• Kondisi ini menunjukkan Indonesia kurang siap 4. Perpres No. 7 Tahun 2019 Penyakit Akibat Kerja;
bersaing secara Internasional 5. Permenaker No. Per-05/MEN/1993 tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran
Kepesertaan, pembayaran Iuran;
• Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
6. Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI No.PER.08/MEN/VII/2010 tentang
merupakan aspek yang penting dalam usaha Alat Pelindung Diri;
meningkatkan kesejahteraan dan produktifitas 7. Peraturan perundang UU no. 1 tahun 1970 (pasal 10 ayat 1,2) Yang mewajibkan
karyawan perusahaan untuk membentuk P3K;
8. Permenakertrans RI No. 4/MEN/1980 tentang syarat – syarat pemasangan dan
pemeliharan APAR;
9. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja jo. Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per-03/Men/1982 tentang Pelayanan
Kesehatan Kerja;
10. Permen RI No.Per-15/Men/VIII/2008, tentan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
di tempat kerja;
11. Keputusan Dirjen, Kep 53/DJPPK/VIII/2009, tentang Pelatihan dan Pemberian Lisensi
Petugas Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di Tempat Kerja.
PROFIL PERUSAHAAN Sertifikasi
• Nama perusahaan : PT. ITI
• Bidang dan kegiatan usaha :
Manufacture and Assembly
Managed service
Digital Service
System Integrator Kelembagaan P2K3
• Alamat perusahaan : Jawa Barat
• Jam kerja : Jam kerja dalam sehari terdiri dari 2 shift, dengan 1. Kualitas lingkungan kerja 3. Bidang keselamatan kerja
kapasitas rata-rata sekitar 1.000 - 1.200 tabung perhari dalam satu - Kompetensi
line produksi. karyawan di
-
bidang K3 Pemeriksaan sarana dan prasarana
• Tanggal Pendirian : 30 Desember 1974 - Pelatihan ahli K3 Gedung
- Penyuluhan dan sosialisasi K3
• Asuransi Pegawai Perusahaan : Asuransi Kesehatan, Asuransi umum
- Pelatihan P3K pada karyawan
Purnajabatan, Asuransi Kecelakaan Dan Kematian, Asuransi Dana - K3 kelistrikan - Simulasi tanggap darurat bencana
- - Wajib mengetahui aspek K3
Pensiun K3 konstruksi
- Menayangkan video safety
• Jumlah dan Status Pegawai : 2. Bidang kesehatan
induction
- Pemasangan tanda dan rambu K3
di sekitar perusahaan
- Poliklinik (kuratif dan - Pengendalian dan pengelolaan
preventif) limbah domestic, berbahaya dan
- Pemeriksaan beracun
kesehatan rutin per
tahun
- Fasilitas sarana
olahraga
Diagram Alur Proses

Pressing 200 ton Pressing 250 ton Flanching

Neckring Welding Handguard Welding Footring Welding

Cyrcumferensial
Hydrostatik Test Shot Blasting
Welding

Numerator Leak Test Pasang Valve


Mesin, Pesawat dan Alat Kerja yang Digunakan
No Mesin, Pesawat, & Alat Kerja Keterangan

1 Material bahan tabung ( plat Baja) Material dasar pembuatan tabung Gas

2 FC Inside Proses pemasukan material plat besi lembaran

Digunakan untuk proses pemotongan sheet metal tujuan untuk


3 Mesin Blanking mendapatkan hasil potongnya atau blank. Sisanya akan dibuang sebagai
sampah (scrap skeleton)

Digunakan untuk mengepress plat baja untuk memperoleh kepadatan dan


Mesin pressing (deep drawing) membentuk lembaran/plat menjadi bentuk seperti mangkuk.
4
Pembentukkannya dengan cara melakukan penekanan dengan sebuah
penekan (punch) ke dalam rongga cetakan (dies).

Digunakan untuk proses pembengkokan dimana bagian ujung lembaran


logam ditekuk dengan sudut 90 derajat, penekukan tepi atau ujung
5 Mesin flanging
biasanya untuk membentuk flensa selain itu juga berfungsi untuk
memperkuat lembaran logam ( baja)

6 Mesin Footring welding digunakan untuk proses pengelasan pada bagian kaki tabung
7 Mesin Handguard welding Digunakan untuk proses pengelasan pada bagian handle
Mesin, Pesawat dan Alat Kerja yang Digunakan
No Mesin, Pesawat, & Alat kerja Keterangan

8 Mesin neckring welding Digunakan untuk proses pengelasan rumah valve pada pagian upper

9 Mesin crycumferensial welding Digunakan untuk proses pengelasan melingkar antara button dengan upper

Digunakan untuk proses pembentukan pengelasan bentuk ring untuk kaki


10 Mesin Batt Welding
tabung

Digunakan Proses pembuatan jog atau tangga pada bottom tube agar pada
11 Mesin Joggling
proses pengelasan mudah dan lebih kuat

12 Mesin Feeding to HT Digunakan untuk proses pengerasan material

13 X- Ray Untuk mengetahui hasil pengelasan

Mengembalikan kondisi material setelah proses pengelasan (perlakuan


14 Annealing
bebas tegangan)
Mesin, Pesawat dan Alat Kerja yang Digunakan
No Mesin, Pesawat & Alat Kerja Keterangan

15 Shot Finish Untuk membuat pori-pori sebagai daya rekat powder


Digunakan menguji kekuatan dan mengetahui kebocoran padan bagian
Alat Hidrostatik Test
yang dilas. Pengujian melibatkan pengisian tabung dengan cairan, biasanya
16 / leak test
air, yang dicelup untuk membantu dalam deteksi kebocoran visual, dan
tekanan pada bejana dengan tekanan uji yang ditentukan.
Digunakan untuk proses membersihkan permukaan tabung gas sebelum
17 Mesin shootblasting dilakukan pengujian hidrostatik dan pengecatan agar pengecatan menjadi
sempurna.

18 Mesin Powder Coating Digunakan sebagai pelapisan awal sebelum pengecatan


Digunakan untuk pengecatan membuat tabung LPG lebih menarik dan
19 Mesin Painting tabung gas menjadi tidak mudah berkarat, dengan cara melapisinya dengan
lapisan anti karat (cat).
20 Valve Assembling Digunakan untuk pemasangan valve

Finishing:
21 •Mesin marking •Digunakan untuk pemberian label
•Numerator •Digunakan untuk proses pemberian nomorseri pada tabung gas
Bahan dan Proses Kerja Badan Tabung :
• Material plat baja SG 295
• Diameter plat blangking : ∅365
• Tebal plat : 2.3 mm
• Diameter luar badan tabung : ∅260 mm
Hand Guard :
• Material plat baja : SS 400
• Tebal plat : 2.5 mm
• Diameter : ∅182 mm
Neck Ring :
• Baja karbon S 17 C
• Diameter luar : ∅38 mm
• Tinggi : 16 mm o Ulir/Drat : ½ NGT 14 TPI ketirusan 1/6
Foot Ring :
• Material plat baja : SS 400
• Diameter luar cicin : ∅190 mm
Material • Tinggi : 30 mm
• Badan tabung sesuai dengan SNI 07-3013- 2006 (SG 295)
• Tebal plat : 2.5 mm
• Cincin leher sesuai dengan JIS G 4051 kelas S17C-S45C • Tekanan dalam tabung : 6 Kpa
• Cincin kaki sesuai dengan SNI 07-0722-1989 (SS 400) • Uji tahan terhadap tekanan air : 31 kg/cm2

• Pegangan tangan sesuai dengan SNI 07-0722- 1989 (SS 400)


Landasan Kerja
Upaya yang dapat
Kegiatan Pekerjaan Identifikasi Masalah Kemungkinan Kecelakaan
dilakukan
Memberikan Alas Karpet
anti selip agar tidak licin dan
Pijakan pekerja berupa besi, Terpeleset, Besi patah dan
tidak menghantarakan
yang terkena air dan berkarat melukai pekerja, tersetrum
listrik, serta tidak bereaksi
dengan air
Rawan tersenggol dan
Tabung gas yang diletakan Memberikan Rak tempat
Hydrostatik test bertumpuk-tumpuk
terjatuh mengenai pekerja
untuk meletakan tabung gas
yang lain
Memberikan tanda pada
Tidak ada penanda pada tepi tepi ujung untuk
ujung besi untuk tanda Terjatuh menunjukan peringatan
perbedaan ketinggian perbedaan ketinggian

Meja meletakan tabung gas Tabung gas jatuh menimpah Mengganti meja dengan
kurang besar pekerja yang lebih besar
Pasang Valve
Tabung gas diletakan Tabung gas tersenggol dan Memberikan rak untuk
Bertumpuk terjatuh meletakan tabung gas
SOP Kerja
Bagian
Kemungkinan Kecelakaan Kerja Upaya Yang Telah Dilakukan
Proses Kerja
Pressing (200 Tangan terjepit mesin Penyesuaian time pressing, penggunaan APD
Ton & 250 Ton) sarung tangan

Flanching Tangan terjepit mesin, luka benda Penyesuaian time pressing, penggunaan APD
tajam sarung tangan,

Footring Welding Luka bakar, trauma gram pada Penggunaan APD sarung tangan, goggles, masker
mata, trauma inhalasi

Handguard Luka bakar, trauma gram pada Penggunaan APD sarung tangan, goggles, masker
Welding mata, trauma inhalasi

Neckring Terjepit mesin, luka bakar, trauma Maintenance mesin berkala, penggunaan APD
Welding gram pada mata, trauma inhalasi sarung tangan, goggles, masker
SOP Kerja
Bagian
Kemungkinan Kecelakaan Kerja Upaya Yang Telah Dilakukan
Proses Kerja

Pemeriksaan mesin berkala,


Circumferential Terjepit mesin, luka bakar, trauma gram
penggunaan APD sarung tangan,
Welding pada mata, trauma inhalasi
goggles, masker

Penggunaan APD sarung tangan,


Hydrostatic Test Kaki tertimpa tabung, jatuh terpeselet
sepatu boots

Pemeriksaan mesin berkala,


Terjepit mesin, trauma gram pada mata,
Shotblasting penggunaan APD sarung tangan,
keracunan
goggles, masker

Pemeriksaan mesin berkala,


Pemasangan Valve Terjepit mesin
penggunaan APD sarung tangan

Penggunaan APD sarung tangan,


Leak Test Tertimpa tabung, jatuh terpeselet
sepatu boots

Pemeriksaan mesin berkala,


Numerator Tertimpa tabung, terjepit mesin
penggunaan APD sarung tangan,
Instalasi Listrik

Kegiatan Pekerjaan Kemungkinan Kecelakaan Kerja Upaya yang di lakukan

 Aliran Kabel Listrik Electric Shock (Henti jantung, Sulit Pemeriksaan (maintenance) instalasi listrik
bernafas, Kejang Otot) secara berkala apakah sesuai dan memenuhi
Electrical Burns standar
Loss of muscle control Peletakan arus listrik yang jauh dari kegiatan
Static electricity pekerjaan yang bisa memicu kecelakaan pada
arus listrik (misal : kegiatan las)
Pemakaian alat pelindung perorangan
Petunjuk dan peringatan tanda bahaya pada
aliran listrik yang berbahaya
Prasarana Kerja Lainnya
Nama Alat Kemungkinan Kecelakaan Kerja Upaya yang telah dilakukan

Roller conveyor • Tabung terjatuh mengenai • Menggunakan roller conveyor yang


pekerja sudah memiliki pagar pembatas
• Tangan pekerja terjepit • Spesifikasi roller conveyor disesuaikan
dengan dimensi dan beban tabung
yang akan ditransportasikan
• Melakukan pelatihan untuk operator
roller conveyor
Konstruksi Tempat Kerja
Permasalahan Dasar Hukum Saran

• Pada video tidak tampak sarana evakuasi atau • Peraturan Pemerintah RI No • Penting nya untuk dilakukan
emergency exit dengan penandanya. seharusnya 36 tahun 2005 tentang perbaikan konstruksi pada tempat
setiap bangunan gedung harus menyediakan peraturan pelaksanaan UU kerja
sarana evakuasi.
• Bila diperlukan perusahaan dapat
• Tidak ada penanda bahwa bahan mudah terbakar • No 28 tahun 2002 tentang bekerja sama dengan jasa
dan tanda dilarang merokok. bangunan gedung
kontruksi untuk mencegah
kecelakaan kerja.
• Ventilasi dalam video tampak kurang mencukupi • Permenkes RI No 70 tahun • Penambahan ventilasi yang
atau tidak sesuai standar (Sistem perancangan 2016 tentang standar dan sesuai dengan SNI 03-6572-2001
ventilasi mengacu SNI 03-6572-2001). persyaratan kesehatan
lingkungan kerja industri

• Tidak adanya pembatas di sekitar penyimpanan • UU No. 2 Tahun 2017 tentang • Penambahan pembatas di sekitar
tabung gas, sehingga dapat membahayakan jasa konstruksi penyimpanan tabung gas
pekerja saat melakukan aktivitas.
• Pasal 2 Permenaker No. 8 • Pengusaha dan/ pengurus wajib
• Tenaga kerja kurang dilengkapi APD yang Tahun 2010 tentang Alat menyediakan APD sesuai standar
memadai. Pelindung Diri SNI bagi seluruh pekerja / buruh
di tempat kerja
Sarana Penanggulangan Kebakaran
Identifikasi Hazard Resiko Kecelakaan Kerja Rekomendasi
1. Trauma inhalasi
1. Tidak adanya sarana proteksi 2. Keracunan Asap kebakaran (gas 1. Implementasi Budaya "Fire Safety"
kebakaran karbon monoksida) 2. Pembentukan Unit Penanggulangan
2. Tidak adanya Jalur Evakuasi 3. Luka bakar (Ringan, Sedang, Kebakaran
bila terjadi kebakaran Berat) 3. Penyediaan sarana proteksi kebakaran:
3. Tidak adanya sarana deteksi 4. Dehidrasi (ringan, Sedang,, • Alat pemadam api ringan
kebakaran Berat) akibat luka bakar • Alarm kebakaran
• Hydrant
4. Tidak adanya peringatan 5. Kebakaran gedung dan • Sistem sprinkle otomatis
Larangan Merokok peralatan • Sistem pengendali asap
6. Kematian yang disebabkan oleh 4. Penyediaan sarana peringatan dini
trauma inhalasi berat, dehidrasi kebakaran
berat, dan keracunan asap (gas • Detektor asap
Co2) • Detektor api
5. Tersedianya SPO terkait Penanggulangan
Kebakaran
6. Penyediaan Jalur Evakuasi sesuai
keputusan menaker no.10/KTPS/2000.
7. Pelatihan penanggulangan kebakaran untuk
semua pekerja termasuk tim medik
perusahaan.
Rambu-Rambu
Peringatan !!!!!
Alat pelindung diri (APD) adalah peralatan yang disediakan oleh perusahaan untuk
melindungi tenaga kerja, seperti pelindung kepala, mata, telinga, pernafasan dan kaki.
Ketersediaan APD dan tingkat kepatuhan pegawai  salah satu faktor yg mendukung
keselamatan kerja.

Masalah Rekomendasi

Banyak pekerja Memastikan penyediaan APD dan melakukan edukasi pegawai terkait
yang tidak kepatuhan, serta memberlakukan kebijakan ketat terkait penggunaan APD.
memakai APD
dengan standar
Pemberian sanksi bagi pekerja yang sudah diberikan edukasi tapi masih
sesuai
mengabaikan pemakaian APD.
pekerjaannya.
Pengawasan dan monitoring terhadap pekerja dalam kepatuhan
penggunaan APD, terutama dalam proses kerja yang berisiko seperti saat
mengelas yang memunculkan percikan api
Tanggap Darurat dan Evakuasi
Kecelakaan Kerja

Tanggap Darurat dan


Pengamatan Standar
Evakuasi Dikutip dari koranbumn.com Jumat, 9 Oktober 2020, menyatakan
bahwa “PT. ITI kembali meraih Sertifikat Penghargaan Sistem
Terdapat lampu Emergency disetiap
Tidak tampak lampu Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) untuk sektor
1. Emergency lamp ruangan
emergency Industri Jasa dan Produk Telekomunikasi yang telah menerapkan
SMK3. Selain itu, PT. ITI juga mendapat sertifikat Penghargaan
Tidak tampak alarm Terdapat alarm kebakaran disetiap Kecelakaan Nihil (Zero Accident Award) atas prestasinya dalam
2. Fire alarm
kebakaran ruangan melaksanakan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
sehingga mencapai 20.255.111 jam kerja tanpa kecelakaan kerja
Tidak tampak rambu-rambu Terdapat rambu-rambu yang terhitung sejak 1 Januari 2010 hingga 31 Desember 2019”.
3. Rambu-rambu jalur yang menunjukkan jalur menunjukkan jalur evakuasi saat
evakuasi evakuasi para pekerja jika situasi emergency yang memudahkan
terjadi situasi emergency pekerja dalam mengevakuasi diri.

Tidak tampak adanya


detektor asap sebagai
4. Detektor asap Terdapat detektor asap kebakaran
pendeteksi awal tanda
darurat adanya kebakaran “Kecelakaan kerja tidak pernah
Tidak tampak adanya terjadi sejak 2010 – 2019 di PT
detektor api sebagai
5. Detektor Api pendeteksi awal tanda
darurat adanya kebakaran
Terdapat detektor api kebakaran ITI “
Di samping orang-orang tersebut, juga terdapat sejumlah ahli dan spesialis yang berperan dalam pelaksanaan K3. Mereka
antara lain:

a. Spesialis pesawat uap dan bejana tekan (yang terdiri atas para spesialis, teknisi, dan operator rigger; welding;
boiler; steamer bejana tekanan; peralatan lift dan pengangkut; peralatan lift dan tenaga produksi)

b. Spesialis konstruksi instalasi listrik terhadap pencegahan kebakaran (yang terdiri atas para spesialis, teknisi, dan
operator listrik, scaffold dan konstruksi itu sendiri)

c. Para spesialis bahan-bahan berbahaya (yang terdiri atas para spesialis deteksi gas; bahan-bahan beracun dan
berbahaya; bahan-bahan kimia; ruang terbatas [confined space])

d. Para spesialis ergonomi dan lingkungan kerja (yang terdiri atas para spesialis bangunan bertingkat tinggi).

• Dalam pelaksanaan K3, perusahaan juga diharauskan memiliki saran dan prasarana pelayanan kesehatan kerja yang
mendapat pengesahan dari instansi di bidang ketenagakerjaan sesuai wilayah kewenangan. Pelayanan kesehatan kerja
yang dilaksanakan oleh pihak di luar perusahaan wajib dilengkapi dengan Nota Kesepahaman (MoU) penyelenggaraan
pelayanan kesehatan kerja antara pengusaha dengan kepala unit pelayanan kesehatan.
PERMASALAHAN DASAR HUKUM SARAN

• Diharapkan bagian personil ini


• Personil
• Peraturan perundangan UU No. 1 tahun 1970 (Pasal 10 ayat 1,
Keselamatan kerja tidak hanya siaga untuk
pada perusahaan ini 2).
menanggulangi kecelakaan
terdapat pembagian
• Peraturan Mentri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor :
divisi hanya pada kerja tapi juga menyusun
bidang P3K yang PER.04/MEN/1987 tentang panitia pembina keselamatan dan
pembagian divisi pada bidang
siap menanggulangi
kesehatan kerja (P2K3) serta tata cara penunjukan ahli
kecelakaan di tempat K3 terkait dengan masalah
kerja. keselamatan kerja :
keselamatan kerja dan
Pasal 2
membuat penyusunan
(1) Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu pengusaha atau
program keselamatan kerja
pengurus wajib membentuk P2K3.
dan juga lebih meningkatkan
(2) (2) Tempat kerja dimaksud ayat (1) ialah: a. tempat kerja
upaya-upaya promosi tentang
dimana pengusaha atau pengurus mempekerjakan 100 orang
keselamatan kerja pada
ataulebih;b. tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus
tenaga-tenaga kerja di
mempekerjakan kurang dari 100 orang, akan tetapi
perusahaan tersebut.
menggunakan bahan, proses dan instalasi yang mempunyai
• Perlu pembentukan P2K3.
risiko yang besar akan terjadinya peledakan, kebakaran,
keracunan dan penyinaran radioaktif.
Identifikasi Bahaya
No Proses Fisika Kimia Biologi Ergonomi Psikologi Kemungkinan Kemungkinan
Kerja PAK Kecelakaan
Kerja

1 PRESSING 200 Bising, Dust Gerekan repetitif, berdiri Target NIHL, stress Kejatuhan plat,
TON & Vibrasi, lama, tidak menggunakan produksi kerja, LBP, tersengat listrik,
PRESSING 250 panas. pelindung telinga, tidak stress kerja, terjepit mesin .
TON menggunakan masker

2 FLANCING Bising, Dust Gerakan repetitif, berdiri Target NIHL, stress Terjepit mesin,
Vibrasi, lama, tidak menggunakan produksi kerja, LBP, tersengat listrik,
panas. pelindung teliingai. CTS

3 Footring welding, Bising, Sinar UV, Gerakan repetitif, berdiri target Heat cramps, Tersengat arus listrik,
Handguard vibrasi, Asap (fume): lama, Tidak menggunakan produksi heat syncope, ledakan dan
welding, panas. kromium pelindung wajah, Tidak heat stroke, kebakaran,
Neckring weldin, heksavalen, menggunakan pelindung heat tersandung kabel
Cyrcumferential nikel, telinga, Tidak exhaustion, mesin las, terjatuh,
welding alumunium, menggunakan baju dehidrasi, terkena percikan api
mangan, dll Panjang, tidak NIHL, stress las,
menggunakan masker kerja, LBP,
yang terstandarisasi CTS, katsrak,
karsinogen,
GGK, luka
bakar
Identifikasi Bahaya
No Proses Fisika Kimia Biolo Ergonomi Psikologi Kemungkinan Kemungkinan
gi Kecelakaan
Kerja PAK
Kerja
4 Hydrostatic test Bising, panas Gerakan Target Heat cramps, heat Terjatuh, tersengat
repetitif,berdiri produksi syncope, heat stroke, listrik
heat exhaustion,
lama, tidak
dehidrasi, NIHL, stress
menggunakan kerja, LBP, CTS
pelindung telinga,

5 Shotblasting Bising,panas Terpapar Gerakan repetitif, Target Heat cramps, heat Terjatuh, ledakan
liquid dan berdiri lama, tidak produksi syncope, heat dan kebakaran,
terhirup: menggunakan stroke, heat tersengat listrik,
HCl, pelindung telinga, , exhaustion, kejatuhan tabung
thinner A, tidak menggunakan dehidrasi, NIHL,
thinner B, sarung tangan stress kerja, LBP,
timah AZ CTS, luka bakar,
luka akibat zat kimia
Identifikasi Bahaya
No Proses Fisika Kimia Biologi Ergonomi Psikologi Kemungkinan Kemungkinan
Kerja PAK Kecelakaan
Kerja

6 Pasang Valve Bising, panas Gerakan repetitif, berdiri Target Heat cramps, heat Terjepit mesin,
lama, tidak produksi syncope, heat kejatuhan
menggunakan stroke, heat tabung,
exhaustion,
pelindung telinga, dehidrasi, NIHL, tersengat
Pencahayaan kurang, stress kerja,LBP, listrik,
Tidak menggunakan CTS,
masker
7 Leak Test Bising, Gerakan repetitif, tidak target Heat cramps, heat Terjatuh,
panas, menggunakan produksi syncope, heat tersengat
pelindung telinga, tidak stroke, heat listrik
menggunakan masker, exhaustion,
tidak menggunakan dehidrasi, NIHL,
sarung tangan stress kerja, LBP,
CTS

8 Numerator Bising,panas Gerakan repetitif, tidak target Heat cramps, heat Terjepit mesin,
menggunakan produksi syncope, heat kejatuhan
pelindung telinga, tidak stroke, heat tabung,
menggunakan masker, exhaustion, tersengat
dehidrasi, NIHL, listrik,
stress kerja,
miliaria, LBP, CTS
• Kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan
upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari
resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun
emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan
lingkungan.

Kesimpulan • Dari hasil pengamatan, secara keseluruhan masih banyak


aspek keselamatan kerja yang masih belum terlaksana
dengan baik.
• Melihat kondisi karyawan yang masih banyak yang belum
memakai Alat Pelindung Diri sesuai SOP, dikhawatirkan angka
kejadian kecelakaan kerja akan meningkat dan akan
merugikan perusahaan.

• Perlunya peran serta pabrik dalam hal meningkatkan sistem


manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang dalam hal
ini tentu perlu melibatkan peran dari semua pihak.
• Pentingnya mengetahui potensi bahaya yang mungkin terjadi

Saran
di lingkungan kerja.
• Penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan
kerja oleh PT. ITI saat ini masih perlu ditingkatkan, diantaranya
dalam penggunaan APD agar lebih diterapkan secara optimal,
pemasangan rambu K3, melengkapi kelengkapan
penanggulangan gawat darurat seperti APAR dan alarm
deteksi kebakaran, serta rambu-rambu dan jalur evakuasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai