Anda di halaman 1dari 99

KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA
PESAWAT TENAGA DAN
PRODUKSI
K3 PESAWAT TENAGA DAN
PRODUKSI

LUKMAN INDRA KRISNAWAN,ST (085747545873)


SATUAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN
WILAYAH PEKALONGAN
REVOLUSI
INDUSTRI
 Tahun 1911 Amerika Serikat memberlakukan “Work
Compensation Law”
“….tidak memandang apakah kecelakaan tersebut terjadi
akibat kesalahan si korban atau tidak, yang bersangkutan
akan mendapat ganti rugi jika terjadi dalam pekerjaan”
 Di Inggris  harus dibuktikan bahwa kecelakaan tersebut
bukanlah terjadi karena kesalahan si korban.
• H. W Heinrich  titik awal, keselamatan
kerja yang terorganisir secara terarah, prinsip-
prinsip yang dikemukakan Heinrich di tahun
1931 di bukunya “Industrial Accident
Prevention”, merupakan unsur dasar bagi
program keselamatan kerja saat ini.
PRINSIP DASAR KESELAMATAN
KERJA

• Melindungi tenaga pekerja atas


keselamatan dalam bekerja
• Terjaminnya orang lain di tempat
kerja
• Sumber produksi dapat dipakai
dengan aman dan efesien
 PTP tidak dapat lepas dalam
pembangunan, perawatan dan proses
produksi;
 Peningkatan Jumlah dan jenis
peralatan/mesin/pesawat di perusahaan
 Maraknya peralatan/mesin/pesawat
buatan sendiri
 Maraknya modifikasi
peralatan/mesin/pesawat
 Peningkatan Jumlah kecelakaan PTP
 Undang-undang No.1 Tahun 1970
 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
RI Nomor 38 Tahun 2016
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja
No.Per-04/Men/1995
 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
RI Nomor 33 Tahun 2016
UNDANG – UNDANG NO.1 TAHUN
1970

1. bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat


perlindungan atas keselamatannya dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup
dan meningkatkan produksi serta produktivitas
Nasional
2. bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat
kerja terjamin pula keselamatannya
3. bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan
dipergunakan secara aman dan efisien
UNDANG – UNDANG NO. 1 TAHUN 1970
TENTANG KESELAMATAN KERJA

4. bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala


daya upaya untuk membina norma-norma
perlindungan kerja;
5. bahwa pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan
dalam Undang-undang yang memuat ketentuan-
ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang
sesuai dengan perkembangan masyarakat.
Industrialisasi. teknik dan teknologi
UNDANG – UNDANG NO. 1 TAHUN 1970
TENTANG KESELAMATAN KERJA

PASAL 18
Undang - undang ini disebut “UNDANG - UNDANG
KESELAMATAN KERJA” dan mulai berlaku pada
hari diundangkan.
Agar supaja setiap orang dapat mengetahuinja,
memerintahkan pengundangan Undang-Undang ini
dengan penempatannja dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia Ruang Lingkup di segala
tempat Kerja
PES. UAP & BEJ. TEK3AN
KEBAKARAN

PTP LISTRIK
KESEHATAN TENAGA KERJA
KONST. BANG
LINGKUNGAN KERJA

KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJA

NORMA KERJA
K3 DAN JAMSOS

KETENAGAKERJAAN
PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN
GAMBAR & RIKSA UJI BERKALA
PERHITUNGAN PERTAMA (1 THN 1 X)
TEKNIS

PEMASANGAN
PERENCANA
PEMBUATAN PEMAKAIAN
AN
DLL

PENGESAHA SURAT PENGUJIAN


N GAMBAR KETERANGA BERKALA
RENCANA N LAYAK (5 thn 1 x)

**) Berlaku Untuk Produk Dalam Negeri Maupun Luat Negeri


Sistem MENAKER
Kelembagaan

DIREKTUR

DOKTER
PENGAWAS AHLI K3 PERUSAHA P2K3
AN

POLI PRSHAN
LUAR PERUSAHA
DISNAKER JASA
NAKER KESEHATAN AN

PEMERIN - INDUSTRI
SWASTA
TAH - JASA ----PJK3
PASAL 5 (1)
Pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja
ditugaskan menjalankan pengawasan langsung
terhadap ditaatinya undang undang ini dan
membantu pelaksanaanya

Dituntut profesional dan memiliki


kompetensi :
•memahami peraturan dan standar teknik K3
yang luas,
•ahli mengidentifikasi sumber bahaya dan
•ahli membuat rekomendasi syarat K3 sesuai
standar
 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 38
Tahun 2016 tentang K3 Pesawat Tenaga dan
Produksi (Pengganti Permanaker Nomor 4 Tahun
1985)
 Surat Edaran Dirjen Binwasnaker No. 01/VI/2009
tentang Petunjuk teknis Pelaksanaan pembinaan
dan pengujian Lisensi keselamatan dan
kesehatan kerja bagi petugas Dan operator
pesawat uap, pesawat tenaga dan produksi,
Pesawat angkat dan angkut.
Pembinaan dan pengawasan
K3 Pesawat Tenaga dan Produksi
Dasar hukum • Menjamin keselamatan kerja
operator & orang lain
• UU No. 1 / 1970 • Menjamin penggunaan
• Permen No. 38/Men/2016 perlatan mekanik aman
dioperasikan
• Menjamin proses produksi
aman dan lancar
Obyek pembinaan
dan pengawasan

MEKANIK
• Pesawat tenaga & Tujuan
produksi
Bagaimana
• Operator
cara membina
dan
mengawasinya • Konstruksi harus kuat
• Safety device terpasang dan
berfungsi baik
• Alat perlindungan
• Layak operasi
• Riksa uji
• Perawatan dengan baik
• Pengoperasian sesuai manual /
SOP dan oleh orang yang
berwenang
• APD
LATAR BELAKANG

FAKTA LAPANGAN

 Pesawat Tenaga & Produksi serta sarana


penunjangnya, merupakan :
 Peran penting dalam jasa konstruksi
 Mengandung sumber bahaya yang berpotensi
dapat menimbulkan kecelakaan kerja
 Peralatan yang spesifik, butuh penanganan dgn
kualitas yang baik (teknik maupun SDM)
LATAR BELAKANG

FAKTA LAPANGAN

 Pemakaian Pesawat Tenaga demikian banyak di


dipakai di tempattempat kerja
 Pengusaha, pengurus atau tenagakerja /operator belum
mengenal dan memahami ketentuan dan syarat -
syarat K3 Pesawat Tenaga & produksi
 Dalam operasi peralatan tsb perlu dijamin K3 &
lingkungan proyek agar kontinuitas pekerjaan tdk
terganggu
 Perlu pengawasan K3 yang optimal dari Pengawas
Ketenagakerjaan dan perusahaan (Ahli K3)
PENYEBAB KECELAKAAN
FAKTOR TEKNIK INSTALASI / PERALATAN

 Konstruksi pesawat / instalasi tidak memenuhi


syarat
• Material / proses pembuatan / pemasangan /
pemeriksaan / pengujian
• Adanya kemunduran kualitas / perubahan dimensi
pesawat / instalasi, dll. akibat pemakaian / kondisi
operasi yang abnormal
 Alat pengaman / perlindungan / perlengkapan tidak
memenuhi syarat atau tidak berfungsi dengan baik
 Kondisi operasi tidak sesuai disain
• Beban melebihi batas maksimal
• Proses operasi tidak sesuai prosedur
 Faktor Manusia / Pekerja
FAKTOR MANUSIA / PEKERJA

 Sikap kurang baik (sembrono/arogansi)


 Kesehatan tak memenuhi syarat
 Tidak pakai APD
 Pengetahuan teknis/keterampilan kerja kurang, termasuk cara
kerja yang aman
 Berbuat menyimpang/keterpaksaan
 Lain-lain (keluarga/kecewa)

FAKTOR MANAJEMEN

 Tidak melaksanakan syarat-syarat K3


 Tidak mengikuti petunjuk pembuat peralatan teknik
 Prosedur kerja tidak ada
 Administrasi / pengawasan intern kurang baik
PENGENDALIAN SUMBER BAHAYA

Segala upaya pengendalian yang mendasari sifat


preventif yang dilakukan secara sistimatis dan
menyeluruh atas segala hal yang terkait dengan
“Keberadaan” peralatan mekanik, yaitu mulai
dari perencanaan hingga purna pakai.
TUJUAN

Kondisi Tempat Kerja dan Sumber Produksi :

 Aman :
 Pesawat / instalasi / peralatan
 Tenaga kerja / manusia / lingkungan

 Effisien : 
 Fungsi teknis instalasi / peralatan
 Biaya operasi perusahaan
PESAWAT TENAGA DAN
PRODUKSI
PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI

 Pesawat Tenaga dan produksi ialah pesawat atau alat


yang bergerak berpindah-pindah atau tetap yg dipakai
atau dipasang untuk :
 membangkitkan atau memindahkan daya atau tenaga,

 mengolah.

 membuat ; bahan. barang, produksi teknis dan aparat


produksi
 yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya
kebakaran.
PESAWAT TENAGA DAN
PRODUKSI

Pesawat tenaga ialah Pesawat atau alat yang bergerak


berpindah-pindah atau tetap yang dipakai atau dipasang
untuk membangkitkan atau memindahkan daya atau tenaga
termasuk perlengkapan transmisinya.

Mesin produksi ialah semua mesin peralatan kerja yang


digunakan untuk menyiapkan, membentuk atau membuat,
merakit/finishing barang atau produk teknis antara lain ;
mesin pak dan bungkus, mesin jahit dan rajut, mesin intal
dan tenun.
ALAT PENGAMAN DAN
PERLINDUNGAN

Alat pengaman (safety Device) ialah suatu alat


perlengkapan yang dipasang permanen pada pd pesawat
tenaga & produksi guna menjamin pemakaian pesawat
tersebut dapat dapat bekerja dengan aman.

Alat Alat pelindung ialah suatu alat perlengkapan yang


dipasang pada suatu pesawat tenaga & produksi yg
bertugas untuk melindungi tenaga kerja terhadap
kecelakaan yang ditimbulkan oleh pesawat tenaga &
produksi.
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup obyek pengawasan K3 pesawat tenaga &


produksi ;

perencanaan, pembuatan, pemasangan atau


perakitan ,penggunaan atau pengoperasian, dan
pemeliharaan pesawat tenaga & produksi serta operator
pesawat tenaga & prod.
PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI

1. Penggerak mula
a. Mesin uap, Turbin uap/air/gas.
b. Motor Diesel/bensin, Turbin gas.

2. Mesin perkakas kerja


a. Mesin bor, bubut, frais, gerinda, gergaji,
rol, dll.
b. Mesin skrap, tempa,ayak,pemisah, pres/pon,
gunting dll.
PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI
3. Mesin produksi
a. Mesin pak, bungkus.
b. Mesin jahit, rajut,pintal, tenun.
c. Mesin pres/pon.
d. Dapur tinggi, dapur baja.

4. Perlengkapan transmisi mekanik


a. Puly dengan ban mesin.
b. Roda gigi dengan roda gigi.
c. Rantai dengan piringan roda gigi.
d. Batang berukir dengan roda gigi.
e. Roda-roda gesek.
Pengerak Mula ialah suatu pesawat
yang mengubah suatu bentuk energi
menjadi tenaga mekanik dan
digunakan untuk menggerakan
pesawat atau mesin antara lain: motor
pembakaran luar, motor pembakaran
dalam, turbin gas, turbin air dan kincir
angin.
Motor
Diesel

Generator
Steam Turbine
Steam Turbine
Turbin Air
Turbin Air
Turbin Air Ir.H.Djuanda
Turbin Air (Francis Turbine)
Turbin Gas
Kincir Angin
 Mesin perkakas kerja ialah suatu pesawat atau
alat untuk membentuk suatu bahan, barang,
produk teknis dengan cara memotong,
mengepres, menarik atau menumbuk antara
lain: mesin asah, poles dan pelicin, alat tuang
dan tempa, mesin pelubang, mesin frais, mesin
rol, mesin gergaji, mesin ayak dan mesin
pemisah, mesin gunting, mesin pengeping dan
pembelah.
 Mesin Produksi ialah semua mesin peralatan kerja
yang digunakan untuk menyiapkan, membentuk
atau membuat, merakit finishing, barang atau
produk teknis antara lain: mesin pak dan bungkus,
mesin jahit dan rajut, mesin pintal dan tenun.
Mesin produksi

Mesin Pintal Mesin Pon


Mesin Pintal & Tenun (wool)

Picking Machine Carding Machine Carding Machine

Roving Machine Dressing Machine

Dressing Machine
Mesin perkakas

Mesin Bor Mesin Bubut Mesin Frais


 Perlengkapan transmisi tenaga mekanik ialah
bagian peralatan mesin yang berfungsi untuk
memindahkan daya atau gerakan mekanik dan
penggerak mula kepesawat atau mesin lainnya
antara lain: puli dengan ban atau pita, roda
gigi dengan roda gigi, batang berulir dengan
roda gigi, rantai dengan roda, gigi roda-roda
gesek, poros transmisi dan batang silinder
hidrolis.
Sabuk

Rantai Roda Gigi


 Dapur / Tanur ialah suatu pesawat yang
dengan cara pemanasan digunakan untuk
mengolah, memperbaiki sifat, barang, atau
produk teknis, antara lain: dapur tinggi,
dapur-dapur baja, convertor dan oven.
BOF

Blast Furnace

oven
Alat Tuang
(Sendok Penuang
Cairan Logam)
ANALISA POTENSI BAHAYA
SUMBER BAHAYA
PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN

Pesawat Tenaga dan


Produksi
• Penggerak mula
Analisa
• Mesin perkakas
K3 MEKANIK Kecelakaan
• Mesin produksi
• Dapur / Tanur
Operator
• Terjepit / terpotong
• Peledakan /
kebakaran
Potensi Bahaya • Tertimpa/ tertimbun
• Roboh
• PAK
• Bagian bergerak
• Bagian yang mempunyai peran
• Bagian yang menanggung beban Penanggulangan
• Gas buang, suhu tinggi dan Pencegahan
• Kebisingan, debu
• Kemampuan/ ketrampilan
POTENSI BAHAYA

 Sebelum melakukan penilaian resiko, pelaksana


harus mempunyai informasi terkait yang harus di
peroleh antara lain:
1. Informasi mengenai objek (mesin) yang ingin di
lakukan penilaian resiko (spesifikasi, umur
pemakaian dll).
2. Memiliki gambar desain dari objek (mesin).
3. Informasi sumber tenaga (Listrik).
4. Aspek keselamatan dari objek (mesin) tersebut.
5. Sejarah dari mesin tersebut
6. Kelengkapan dokumen yang terkait ( regulasi,
standarisasi, peraturan terkait, dll)
PENGENDALIAN

Langkah 1. membatasi mesin; menentukan tujuan


penggunaannya
Misalkan apa fungsi mesin yang akan dirancang, di mana
ia akan dipasang dan yang akan menggunakannya.
Kecuali kondisi ini jelas, langkah-langkah berikut
prosedur tidak dapat diterapkan dengan benar.
PENGENDALIAN

 Langkah 2 mengidentifikasi sumber bahaya


Dalam tahap ini, aspek berikut diidentifikasi berdasarkan
hasil langkah 1
1. Setiap sumber bahaya yang melekat di mesin itu
sendiri.
2. Mengidentifikasi setiap situasi berbahaya yang
mungkin timbul dari interaksi dari sumber bahaya
dalam mesin dan setiap manusia.
PENGENDALIAN

 Langkah 3 penilaian resiko


resiko biasanya dinyatakan dalam kombinasi intensitas
bahaya potensial (tingkat diantisipasi bahaya) dan
probabilitas bahaya potensi menjadi aktual. Intensitas
ini dari bahaya potensi (tingkat diantisipasi bahaya) dan
probabilitas bahaya potensi menjadi aktual disebut
elemen risiko
PENGENDALIAN

Langkah 4 pengendalian.
Dalam pengendalian resiko dapat melakakukan penerapan
hirarki pengendalian bahaya.
Penerapan penilaian resiko
Identifikasi Evaluasi Pengendalian
1 Bahaya 2 Risiko 3 Risiko

Tahap Identifikasi Bahaya terdiri dari 3 kegiatan,yaitu:


 Pengenalan Kegiatan adalah tahapan menemukan,
mengenali dan mendeskripsikan tahapan kegiatan dari suatu
pekerjaan yang dilakukan oleh suatu unit yang
menghasilkan atau mendukung produk atau jasa.
 Pengenalan Bahaya adalah tahapan untuk menemukan,
mengenali, dan mendeskripsikan potensi bahaya yang
terdapat dalam setiap tahapan kegiatan atau pekerjaan. Baik
yang muncul dari mesin, alat dan bahan; lingkungan kerja;
cara kerja; sifat pekerjaan dan proses produksi.
 Validasi daftar Bahaya adalah tahapan memasukan setiap
sumber bahaya dalam suatu daftar bahaya.
Identifikasi Evaluasi Pengendalian
1 Bahaya 2 Risiko 3 Risiko

Apa yang harus diketahui? Bagaimana mendapatkan informasi?

 Dimana pekerjaan dilakukan?  Denah lokasi pekerjaan/lay out

 Siapa yang melakukan pekerjaan?  Data pekerja, Observasi

 Peralatan dan bahan yang digunakan?  Daftar alat dan bahan yang digunakan,
Lembar Data Keselamatan Bahan dll

 Bagaimana urutan pekerjaan?  Diagram alir/Instruksi Kerja

 Tindakan kendali yang telah ada?  Laporan kecelakaan /Penyakit Akibat


Kerja
 Apakah ada peraturan/ketentuan  Peraturan Perundang-undangan,
terkait yang mengatur? Standar, dan Pedoman

 Wawancara, Inspeksi, Audit dll


FORMULIR PENILAIAN RISIKO
UNIT KERJA : TANGGAL :
PEKERJAAN : PENILAI :

Risiko
Potensi Akibat Kecelakaan dan Rating
No Pokok Kegiatan Penyakit Akibat Kerja Kendali Pelua Kons Skala
Risiko
Bahaya ng ek

1 2 3 4 5 6 7 8 9
Identifikasi Evaluasi Pengendalian
1 Bahaya 2 Risiko 3 Risiko

Pengukuran konsekuensi:
 Skala Konsekuensi ditentukan berdasarkan penjumlahan
terhadap 5 (lima) sub konsekuensi yaitu dampak
terhadap manusia, Pendapatan, Kerusakan Aset, dan
Lingkungan serta Gangguan Usaha,.
 Jika suatu sumber risiko dinilai mempunyai skala
konsekuensi berbeda, maka yang digunakan adalah skala
konsekuensi yang paling tinggi;
 Untuk skala sub konsekuensi pendapatan dan kerusakan
aset mengikuti skala K3, apabila belum ditetapkan nilai
dari suatu unit kerja oleh pengurus;
 Penentuan skala konsekuensi dilakukan menggunakan
Tabel-2.
Identifikasi Evaluasi Pengendalian
1 Bahaya 2 Risiko 3 Risiko

Eliminasi

Substitusi

Rekayasa Teknis

Rekayasa Administratif

Alat Pelindung Diri


KESIMPULAN
 Analisa potensi bahaya PTP dapat digunakan sebagai
instrumen yang efektif dalam menentukan upaya-upaya
pencegahan kecelakaan kerja
 Analisa potensi bahaya dapat di jadikan pegangan
pengawas/Ahli K3 sepesialis dalam menjalankan tugas
dan fungsinya.
 Digunakan sebagai bahan untuk pengawasan PTP secara
optimal.
PENG.
SK SPESIALIS
SPESIALIS
SKP, LISENSI,
AK3 PTP
PERSONI SERTIFKAT
L
TEKNISI LISENSI, SERTIFIKAT

OPERATOR LISENSI, SERTIFIKAT

K3 PTP

RIKSA UJI CHEKLIS RIKSA UJI

PERALA
SUKET PEMERIKSA, KADIS
TAN
TGL PEMERIKSAAN,
STIKER
PEMERIKSA
a. Operator PTP
Bertugas mengoperasikan PTP

b. Tekisi PTP
Bertugas melakukan perawatan, perbaikan dan membantu riksa uji PTP

c. Ahli K3 Bidang PTP


Bertugas melakukan pemeriksaan dan pengujian PTP

d. Pengawas KK Spesialis PTP


Bertugas melakukan pemeriksaan dan pengujian PTP
PELAKSANA
PEMBINAAN
PJK3
PEMERINTAH PEMBINAAN
1.Memiliki SKP
2.Memiliki
instruktur

UJIAN
MATERI MATERI UJIAN SEMINA UJI 15 SERTIFIK
JENIS PRAKTE PKL SKP LISENSI
UU TEKNIS TEORI R ALAT AT
K

AK3 ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔

OPERAT ✔ ✔
✔ ✔ ✔ ✔
OR


TEKNISI ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
Persyaratan Umum
1.Setiap PTP sebelum dapat di operasikan

harus memenuhi persyaratan K3, yaitu


A.Syarat administratif, dan

B.Syarat teknis

Riksa uji dilakukan oleh ahli K3 PTP dari


PJK3 atau Pengawas Spesialis PTP
1. Gambar Konstruksi/instalasi
2. Perhitungan Kekuatan Konstruksi
3. Sertifikat bahan
4. Gambar konstruksi alat perlindungan
5. Gambar konstruksi fondasi
6. Perhitungan kekuatan fondasi
Surat Keterangan

Syarat Syarat Memenuhi


Admin Teknis
Stiker
Pemeriksaan dan
Pengujian

1. Perubahan/
perbaikan
Tidak Memenuhi 2. Pelarangan
1. Pre dan post check
2. Dilarang memindahkan/menonaktifkan
alat pengaman dan alat perlindungan
selama pesawat dioperasikan.
3. Operator dilarang meningalkan PTP
pada saat sedang beroperasi
4. Pengoperasian berdasarkan SOP
5. SOP Pekerjaan-pekerjaan khusus harus
memiliki JSA (Job safety Analysis)
JSA adalah teknik manajemen keselamatan
yang berfokus pada identifikasi bahaya dan
pengendalian bahaya yang berhubungan
dengan rangkaian pekerjaan atau tugas yang
hendak dilakukan. JSA ini berfokus pada
hubungan antara pekerja, tugas/pekerjaan,
peralatan, dan lingkungan kerja.
1. Memiliki pencahayaan yang cukup
2. Pesawat yang
menghasilkan/menimbulkan debu
harus dipasangi dust collector
3. Ruang kerja harus mampu
memberikan perlindungan terhadap
panas, debu, dan kebisingan
4. Jarak antar pesawat harus cukup lebar.
5. Harus memiliki
pondasi tersendiri
yang mampu
meredam rambatan
getaran ke
pondasi/dinding
bangunan
1. Riksa Uji
• Riksa Uji Pertama dilakukan sebelum alat
dapat dioperasikan.
• Pemeriksaan berkala 1 tahun 1 kali
• Pengujian berkala 5 tahun 1 kali
• Pengujian khusus apabila tejadi perbaikan,
modifikasi, atau kecelakaan
Menunjukan
1.Identitas alat dan kepemilikan alat

2.Data teknis PTP

3.Hasil pemeriksaan dan pengujian

4.PTP memenuhi syarat/tidak memenuhi


syarat K3
Menunjukan
1.Telah dilakukan Pemeriksaan atau belum

2.Boleh atau tidak alat tersebut dioperasikan

3.Tanggal Pemeriksaan dan Pengujian

4.Pengawas Spesilais yang Memeriksa dan


menguji
STUDI KASUS
Penggerak Mula
• Perlengkapan Transmisi Tenaga
Mekanik
• Mesin Perkakas Kerja

Mesin Gerinda
• Mesin Perkakas Kerja

Mesin Bubut CNC


• Mesin Perkakas Kerja

Mesin Pres
Mesin Produksi

Mesin Pintal & Tenun


Mesin Pintal & Tenun (wool)

Picking Machine Carding Machine Carding Machine

Roving Machine Dressing Machine

Dressing Machine
• Dapur/Tanur

Alat Tuang
(Sendok Penuang
Cairan Logam)
• Dapur
TUGAS
 Lakukan analisa potensi bahaya pada gambar mesin di
atas.

Anda mungkin juga menyukai