)(Bagian 3
SEBAGAI
AL-QUR’AN SUMBER
PERTAMA DAN
UTAMA
AL-HADITS
(AS-SUNNAH) SUMBER KEDUA
SUMBER
HUKUM
SYARA’
IJMA’ SUMBER KETIGA
SHAHABAT
QIYAS SUMBER
KEEMPAT
Al-Qur’an
• Pengertian:
– Secara Bahasa: Al-Qur’an berarti Bacaan.
– Secara Istilah: Al-Qur’an adalah Kalamullah yang bersifat mukjizat
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang disampaikan
secara tawatur dan membacanya tergolong ibadah.
Seperti halnya Al-Qur’an, hadits adalah wahyu dari Allah SWT yang lafadz
(redaksi)nya diserahkan kepada Rasulullah SAW.
QS.An-Najm: 3 :”Tidaklah yang diucapkannya itu dari hawa nafsunya,
melainkan wahyu yang diturunkan kepadanya).”
Fungsi Hadits:
Tafshilul Mujmal (Merinci keglobalan Al-Qur’an), Takhshisul ‘Am, (Mengkhususkan keumuman Al-Qur’an),
dan Taqyidul Muthlaq (Membatasi kemutlakan Al-Qur’an).
Contoh:
- Batas waktu pengangkatan Khalifah paling lambat tiga hari dua malam,
ijma shahabat pasca wafatnya Rasulullah.
- Azan dua kali dalam shalat jum’at pada masa khalifah Utsman.
- Shalat tarawih secara berjama’ah di Masjid, pada masa Umar bin Khatthab.
Qiyas
• Pengertian:
– Qiyas (analogi) artinya menyamakan hukum syara’ suatu kasus dengan
kasus lain yang sudah ada penjelasan hukumnya karena keduanya
mempunyai kesamaan illat (penyebab disyariatkannya hukum).
• Contoh.
- Hukum beraktivitas pada waktu shalat jum’at (sejak adzan
dikumandangkan).
- QS. Al-Jumu’ah: 9:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan
shalat pada hari jum’at maka bersegerahlah kamu menuju mengingat
Allah dan tinggalkanlah jual beli”.
Makna ayat ini adalah: apa saja yang dapat melalaikan dari mengingat
Allah, yakni melalaikan dari shalat jum’at) adalah haram dilakukan,
baik itu berjual beli, bekerja, ngobrol, dll tatkala azan
dikumandangkan.
- Hukum Negara Islam memiliki senjata nuklir.
Dalil asal: QS.Al-Anfal:60
“Dan Siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu
sanggupi dan kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan itu)
kamu menggentarkan musuh-musuh Allah...”
Illat (motif hukum) dalam ayat tersebut adalah “menggentarkan”.
Maka, apa saja yang dapat menggentarkan musuh boleh dimiliki oleh kaum
Muslim, termasuk senjata nuklir atau senjata kimia.