Anda di halaman 1dari 10

‫’‪HUKUM SYARA‬‬

‫)‪(Bagian 3‬‬

‫حزب التحرير اندونيسيا‬


Sumber-Sumber Hukum Syara’

SEBAGAI
AL-QUR’AN SUMBER
PERTAMA DAN
UTAMA
AL-HADITS
(AS-SUNNAH) SUMBER KEDUA
SUMBER
HUKUM
SYARA’
IJMA’ SUMBER KETIGA
SHAHABAT

QIYAS SUMBER
KEEMPAT
Al-Qur’an
• Pengertian:
– Secara Bahasa: Al-Qur’an berarti Bacaan.
– Secara Istilah: Al-Qur’an adalah Kalamullah yang bersifat mukjizat
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang disampaikan
secara tawatur dan membacanya tergolong ibadah.

• Hukum-Hukum Yang termuat di dalam Al-Qur’an:


– Hukum Shalat, puasa, nikah, nasab, perintah jihad, perintah jilbab,
hukum spionase, haji, dll.

• Bagaimana Al-Quran menjawab tantangan zaman?


Al-Qur’an memiliki karakter yang Khutuutun Ar-Ridhoh. Artinya
kandungan isinya bersifat global (mencakup segala sesuatu) dan tidak
secara langsung menjelaskan semua masalah secara terperinci.
Contoh: Hukum tentang bayi tabung, kloning, dll.
Al-Hadits
Pengertian:
Secara Bahasa artinya at-thariq (jalan).
Hadits sering juga disebut as-sunnah atau khabar (kabar).

Perbuatan (Af’al) Yang


disandarkan
AL- HADITS Perkataan (Qaul) kepada
Rasulullah
Muhammad
Taqrir (Ketetapan) SAW

Seperti halnya Al-Qur’an, hadits adalah wahyu dari Allah SWT yang lafadz
(redaksi)nya diserahkan kepada Rasulullah SAW.
QS.An-Najm: 3 :”Tidaklah yang diucapkannya itu dari hawa nafsunya,
melainkan wahyu yang diturunkan kepadanya).”
Fungsi Hadits:
Tafshilul Mujmal (Merinci keglobalan Al-Qur’an), Takhshisul ‘Am, (Mengkhususkan keumuman Al-Qur’an),
dan Taqyidul Muthlaq (Membatasi kemutlakan Al-Qur’an).

Contoh hukum-hukum dalam Hadits:


- Perintah shalat (QS.An-Nur:56).
Dirinci oleh hadits, Rasulullah bersabda: Shalatlah sebagaimana
melihat aku shalat. (HR.Bukhari).
- Perintah haji.
Di dalam hadits : Sabda Rasulullah: “Ambillah manasik haji dariku..”
Contoh: Hukuman jilid (cambuk) sebanyak 100 kali bagi pezina
(QS.An-Nur:2).
Dalam hadits: Khusus bagi pria-wanita yang sudah menikah yang
berzina dihukum rajam sampai mati (HR.Bukhari-Muslim).
- Hukuman potong tangan bagi pencuri (QS.Al-Maidah:38).
Dalam hadits: Orang yang dipotong tangan hanya pencuri yang
nilainya mencapai ¼ Dinar atau lebih (HR.Bukhari-Muslim).
- ‘Iddah (masa tangguh) istri yang ditinggal mati suaminya selama 4
bulan 10 hari (QS.Al-Baqarah:234).
Dalam Hadits: Masa ‘Iddah di atas berlaku bagi wanita yang tidak
hamil, bagi wanita hamil boleh menikah setelah melahirkan.
Fungsi Hadits yang lain adalah:

Menyertakan hukum-hukum cabang baru hukum pokoknya sudah


dibahas di dalam Al-Qur’an.
Contoh:
- Larangan menghimpun 2 wanita bersaudara bersama-sama dalam
pernikahan (Qs. An-Nisaa’: 23).
Dalam Hadits: Dua wanita bersaudara meliputi : Perempuan dengan
bibi (dari bapaknya), dengan bibi (dari ibunya), dengan keponakan
(dari saudara laki-lakinya), dan dengan keponakan dari (saudara
perempuannya. (HR.Abu Dawud).

- Hukum tentang bentuk sistem pemerintahan (masalah tata


negara), Rasulullah menjelaskan wajibnya mengangkat seorang
Khalifah (HR.Muslim).
Ijma’ Shahabat
• Pengertian:
– Secara Bahasa: Ijma’ artinya kesepakatan terhadap sesuatu.
– Secara istilah: Ijma’ artinya kesepakatan terhadap hukum suatu peristiwa,
bahwa hukum tersebut adalah hukum syara’.

– IJMA SHAHABAT adalah: Kesepakatan para Shahabat Nabi Muhammad


SAW mengenai hukum syara’ tertentu, dimana hukum tersebut
disandarkan pada hadits Rasulullah SAW yang tidak disebutkan lafadznya.

Contoh:
- Batas waktu pengangkatan Khalifah paling lambat tiga hari dua malam,
ijma shahabat pasca wafatnya Rasulullah.
- Azan dua kali dalam shalat jum’at pada masa khalifah Utsman.
- Shalat tarawih secara berjama’ah di Masjid, pada masa Umar bin Khatthab.
Qiyas
• Pengertian:
– Qiyas (analogi) artinya menyamakan hukum syara’ suatu kasus dengan
kasus lain yang sudah ada penjelasan hukumnya karena keduanya
mempunyai kesamaan illat (penyebab disyariatkannya hukum).

• Contoh.
- Hukum beraktivitas pada waktu shalat jum’at (sejak adzan
dikumandangkan).
- QS. Al-Jumu’ah: 9:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan
shalat pada hari jum’at maka bersegerahlah kamu menuju mengingat
Allah dan tinggalkanlah jual beli”.
Makna ayat ini adalah: apa saja yang dapat melalaikan dari mengingat
Allah, yakni melalaikan dari shalat jum’at) adalah haram dilakukan,
baik itu berjual beli, bekerja, ngobrol, dll tatkala azan
dikumandangkan.
- Hukum Negara Islam memiliki senjata nuklir.
Dalil asal: QS.Al-Anfal:60
“Dan Siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu
sanggupi dan kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan itu)
kamu menggentarkan musuh-musuh Allah...”
Illat (motif hukum) dalam ayat tersebut adalah “menggentarkan”.
Maka, apa saja yang dapat menggentarkan musuh boleh dimiliki oleh kaum
Muslim, termasuk senjata nuklir atau senjata kimia.

- Hukum alat kontrasepsi seperti KB, dll.


Al-Hadits: “Kami pernah melakukan ‘Azl pada masa Rasulullah SAW,
sementara Al-Qur’an waktu itu masih turun” (HR.Bukhari). Dalam hadist
yang lain dikatakan: “Kami pernah melakukan ‘Azl pada masa Rasulullah
SAW, dan beliau tidak melarangnya”

‘Azl adalah senggama terputus (coitus interuptus) dengan tujuan


mencegah kehamilan. Maka, apa saja (seperti penggunaan pil, kondom)
ataupun hal lain yang sejalan dengan itu hukumnya boleh. Jadi KB itu
hukumnya mubah dengan catatan tidak permanen seperti vasektomi
(sterilisasi wanita, tubektomi (pengkebiran).
- Hukum melakukan privatisasi BUMN, menswastanisasi aset milik
rakyat (seperti minyak, emas, memberikan HPH, dll).
- QS.al-Hasyar:7: “Supaya harta itu jangan beredar diantara
orang-orang kaya saja diantara kamu.”
- Hadits: Manusia itu berserikat dalam tiga hal; air, padang
rerumputan dan api (HR.Abu Dawud). Dalam hadits yang lain
dijelaskan bahwa Rasulullah SAW mempersilahkan penduduk thaif
untuk memiliki sumber air untuk menyirami tanaman mereka.

Ayat di atas membahas pembagian pembagian harta fa’i


(rampasan perang) kepada orang-orang fakir. Maka apa saja yang
dapat mennyebabkan dikuasinya kekayaan oleh segelintir orang
hukumnya haram. Misalnya: Privatisasi aset publik atau harta
milik negara (BUMN).

Sedangkan dua Hadits di atas menjelaskan status hukum air itu


dilihat dari statusnya sebagai hukum jama’ah atau tidak. Jika ia
kebutuhan jama’ah maka ia haram diprivatisasi (dikuasai individu).

Anda mungkin juga menyukai