Anda di halaman 1dari 7

Seorang karyawan yang berhasil dalam karir tidak hanya didukung oleh

ketrampilan(hard skill) semata tetapi juga soft skill, yang antara lain meliputi unsur-
unsur di bawah ini kecuali:

Select one:

a. Kemampuan berkomunikasi

b. Kemampuan beradaptasi
 

c. Kemampuan membangun jaringan(networking)

d. Kemampuan mengoperasikan computer

Pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam menjalankan tugas disebut:

Select one:

a. Profesi

b. Etika

c. Kode etik profesi

d. Professional
PT Digdaya Konstruktindo sebuah perusahaan kontraktor spesialis mechanic and
electricity. Saat ini sedang mengerjakan konsruksi pemasangan listrik pada salah satu
gedung klien. Perusahaan menugaskan 4 orang pekerja untuk mengerjakan dan
meyelesaikan pekerjaan tersebut. Keempat pekerja tersebut juga melakukan lembur
dalam rangka mengejar target penyelesain pekerjaan. Lokasi pekerjaan adalah Gedung
Kantor Walikota Bogor, Jawa Barat yang berlantai 5. Dalam proses pengerjaan poyek
tersebut terjadi kecelakaan kerja akibat kelalaian dan kurang lengkapnya peralatan
keselamatan kerja yang digunakan oleh 4 orang pekerja. Korban kecelakaan diduga
kurang hati hati dan lalai pada saat pemasangan kabel listrik yang tidak terpasang
lalu kabel listrik tersebut menyentuh tiang listrik yg sedang dipijak oleh para pekerja.
Akibatnya 2 orang yang sedang berpijak di tiang listrik tersengat oleh arus listrik yg
berasal dari salah satu kabel tersebut, akibanya 2 orang tewas di tempat tersegat listrik
tegangan tinngi dan 2 orang lagi menderita luka bakar di telapak kakinya. Dalam kasus
kecelekaan kerja tersebut terdapat beberapa penyebab kecelakaan yaitu :
a. Kelalaian dari pekerja sendiri yaitu mengabaikan kabel yang masih dialiri listrik
dibiarkan menggantung dan akhirnya kabel tersebut menempel ke tiang listrik yang
sedang dipijak pekerja tersebut
b. Kurangnya perlengkapan keselamatan kerja yg digunakan seperti sepatu karet, helm
safety, dan perelngkapan yg digunakan dalam penenganan kelistrikan
c. Kurangnya penerapan prosedure keselamatan kerja

Berdasarkan uraian di atas, saudara diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut


ini.

1. Uraiakan solusi untuk pencegahan terjadinya kecelakan kerja  seperti kasus di


atas.
o Karena perusahaan kurang dalam perlengkapan sehingga menimbulkan
kecelakaan kerja, maka menurut PMK Tenaga Kerja dan Transmigrasi No
03/Menkeu/1982 atau Pasal 12 (b) UU K3/UU No. 1 Tahun 1970 tentang
kewajiban dan hak tenaga kerja untuk memakai alat-alat pelindung diri dan
Pasal 14 (c) managemen perusahaan wajib menyediakan APD
o Karena kurangnya penerapan dalam prosedur keselamatan kerja, maka
perusahaan harus mulai menggalakan pentingnya keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) kepada karyawannya bisa melalui pelatihan,
pendidikan, konsultasi sesuai dengan PMK Tenaga Kerja Per
05/MENKEU/1996 tentang system managemen keselamatan dan kesehatan
kerja (KK)
o Karena kelalaian pribadi sehingga menimbulkan kecelakaan maka dapat
selanjutnya harus lebih mawas diri dan berhati-hati dan mungkin bisa
melakukan inspeksi k3 sebelumnya
2. Berikan usulan dan saran kepada klient/pemilik gedung terkait dengan
pelaksaaan K3.
Menurut saya pelaksanaan K3 di PT Digdaya Konstruktindo masih kurang
sehingga perlu ditekankan dalam hal prosedur pelaksanaan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) semua karyawan harus sadar betapa pentingnya
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan bisa menerapkan secara nyata
dalam lingkungan kerja. Selain itu perusahaan juga wajib menyediakan alat-alat
pelindung diri (APD) sebagai bentuk upaya pencegahan kecelakaan kerja hal ini
sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 Pasal 14 C
3. Berikan usulan/saran bagaimana menumbuhkan kesadaran seluruh stake holder
di institusi pemerintah tentang penting pelaksanaan K3
Saran untuk menumbuhkan kesadaran seluruh stakeholder di institusi
pemerintah tentang pentingnya pelaksaan K3 yaitu melalui Sistem Managemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dimana sesuai dengan PMK Tenaga
Kerja No. Per.05/MEN/1996;
o Menerapkan kebijakan tentang system Managemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dan komitmen untuk memenuhi kebijakan tersebut
tentang K3
o Memberikan penghargaan dan sanksi terhadap penerapan K3 di tempat
kerja kepada tenaga kerja.
o Mengadakan sosialiasi kepada para tenaga kerja tentang betapa
pentingnya pelaksanaan K3
o Melakukan pelatihan dan pendidikan tentang K3
o Melakukan sumber daya/teknologi yang berkaitan dengan K3
o Mengadakan awards antar perusahaan dalam satu industri atau beda
industri yang masih berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3)
4. Uraian secara ringkas bagaimana pelaksanaan K3 di isntitusi tempat saudara
bekerja, beri masukan untuk perbaikan, dan lakukan penialian apakah program
K3 sudah dilaksanakan secara baik atau belum.

Sumber hukum peraturan perundang-undangan tentang K3 adalah UUD 1945 Pasal 27


ayat (2) yang menyatakan bahwa, ”Tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”

Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

Undang Undang No.1 tahun 1970


ISTILAH-ISTILAH
Dalam Bab 1 menjelaskan mengenai istilah-istilah yaitu istilah:

1. Tempat Kerja
2. Pengurus
3. Pengusaha
4. Direktur
5. Pegawai Pengawas
6. Ahli Keselamatan Kerja
PENGAWASAN
Dalam undang-undang ini, pengurus diminta untuk melakukan pemeriksaan kesehatan
(Pasal 8).  Adapun pemeriksaan ini menurut PerMenaker No.02/1980 pemeriksaan
kesehatan mencakup:
 Pemeriksaan sebelum bekerja
 Pemeriksaan berkala (1 tahun 1x)
 Pemeriksaan khusus (tergantung faktor risiko kesehatan ditempat kerja)
Berikut beberapa peraturan yang terkait dengan kesehatan kerja

 Kewajiban Hiperkes untuk Dokter PerMenaker No. 01 tahun 1976


 Kewajiban Hiperkes untuk Tenaga Medis PerMenaker No. 01 tahun 1979
 Pemeriksaan Kesehatan Kerja PerMenaker No. 02 tahun 1980
 Kewajiban Melapor Penyakit PerMenaker No. 01 tahun 1981
 Pelayanan Kesehatan Kerja PerMenaker No. 03 tahun 1982
 Diagnosis & Pelaporan Penyakit Kepmenaker No. 333 tahun1989
PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Dalam Bab UU No.1 tahun 1970 ini menjelaskan bahwa kewajiban pengusaha atau
pengurus yaitu membentuk P2K3.

Dalam PerMenaker 04/1987 dijelaskan bahwa keanggotaan mencakup ketua,


sekretaris dan anggota.  Untuk P2K3 ditetapkan oleh menteri atau pejabat yang
ditunjuknya atas usul dari pengusaha atau pengurus yang bersangkutan.  Selain itu,
terkait dengan kelembagaan K3 bisa juga melihat beberapa peraturan berikut ini

 PerMenaker No.155/1987 tentang P2K3 dan Penunjukan AK3


 PerMenaker No.04/1995 tentang Perusahaan Jasa K3
 PerMenaker 04/1987 tentang Tata Cara Penunjukkan AK3
 PerMenaker No.02 tahun 1992 tentang Penunjukkan, Kewajiban & Wewenang
AK3
KECELAKAAN
Dalam Undang Undang No.1 tahun 1970 dikatakan bawah pengurus diwajibkan
melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang dipimpinnya.  Dalam
hal ini pengurus wajib melaporkan 2×24 jam semenjak terjadinya kecelakaan.

Terkait dengan Kecelakaan Kerja berikut beberapa peraturan yang terkait

 PerMenaker No.03/1989 tentang Pelaporan Kecelakaan Kerja


 Dirjen Binawas No.84/1998 tentang Analisis Statistik Kecelakaan Kerja
KEWAJIBAN DAN HAK KERJA
Secara garis besar terkait dengan kewajiban dan hak kerja yaitu

 Memberikan keterangan kepada petugas pengawas/AK3


 Memakai alat pelindung diri yang diwajibkan
 Memenuhi dan mentaati syarat-syarat K3 yang diwajibkan
 Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan semua persyaratan K3 yang
diwajibkan
 Menyatakan keberatan kerja dimana syarat K3 dan APD diragukan olehnya
KEWAJIBAN BILA MEMASUKI TEMPAT KERJA
Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua
petunjuk

Keselamatan kerja dan memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.

KEWAJIBAN PENGURUS
Dalam undang-undang dijelaskan pula terkait dengan kewajiban-kewajiban dari
pengurus.  Antara lain :

 Memeriksa kesehatan tenaga kerja (pasal 8)


 Menjelaskan kondisi & bahaya di tempat kerja, alat pengaman, APD, cara &
sikap yang aman ( pasal 9)
 Membentuk panitia pembina K3 (pasal 10)
 Melaporkan kecelakaan kerja (pasal 11)
 Secara tertulis menempatkan syarat-syarat K3 dan sehelai UU ini, gambar
keselamatan kerja,
 menyediakan APD bagi tenaga kerja dan orang lain yang masuk ke tempat kerja
(pasal 14)
PENGAWASAN
Dalam undang-undang ini, pengurus diminta untuk melakukan pemeriksaan kesehatan
(Pasal 8).  Adapun pemeriksaan ini menurut PerMenaker No.02/1980 pemeriksaan
kesehatan mencakup:

 Pemeriksaan sebelum bekerja


 Pemeriksaan berkala (1 tahun 1x)
 Pemeriksaan khusus (tergantung faktor risiko kesehatan ditempat kerja)
Berikut beberapa peraturan yang terkait dengan kesehatan kerja

 Kewajiban Hiperkes untuk Dokter PerMenaker No. 01 tahun 1976


 Kewajiban Hiperkes untuk Tenaga Medis PerMenaker No. 01 tahun 1979
 Pemeriksaan Kesehatan Kerja PerMenaker No. 02 tahun 1980
 Kewajiban Melapor Penyakit PerMenaker No. 01 tahun 1981
 Pelayanan Kesehatan Kerja PerMenaker No. 03 tahun 1982
 Diagnosis & Pelaporan Penyakit Kepmenaker No. 333 tahun 1989
Terkait dengan Sanksi, dalam undang-undang ini ditetapkan hukuman kurungan
selama-lamanya 3 bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 100.000,-

Anda mungkin juga menyukai