Anda di halaman 1dari 6

MENERAPKAN PRAKTIK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. BAGAIMANA CARA MENGENALI BAHAYA DI TEMPAT KERJA ?


Dalam Undang-undang Nomor 1 Th. 1970 Mengenai Keselamatan Kerja dalam pasal
9 keterangan tentang keadaan dan bahaya yang bisa di muncul di tempat kerja jadi
keharusan dari pengurus atau pemimpin dari tempat kerja yang berkaitan.

Sedang dalam pasal 12 tenaga kerja memiliki hak untuk menyebutkan keberatan atas
suatu pekerjaan apabila mana kriteria keselamatan dan kesehatan kerja. Ketidak
pahaman tenaga kerja akan potensi bahaya yang mereka hadapi dalam bekerja dapat
mempertinggi kesempatan terjadi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Meskipun tujuan dalam bekerja semestinya merujuk pada slogan Safety First, dalam
praktik beberapa besar dunia usaha atau industri masihlah fokus pada Production
First.

Tentang sumber bahaya di tempat kerja dari kerjakan dengan memerhatikan banyak
hal berikut :

- Material, terdapat beberapa karakteristik material yang umum diketahui dari


mulai yang berbentuk mudah terbakar, korosif, mudah meledak, beracun dan
yang lainya, untuk lebih detil dalam mengacu pada ketentuan pemerintah No. 74
Th. 2001 mengenai pengendalian bahan beresiko dan beracun.
- Cara, ketidaksamaan cara kerja akan menyebabkan ketidaksamaan potensi
bahaya yang bisa muncul dari suatu pekerjaan. Sebagai sistem manual handling
kekeliruan dalam cara pengangkatan dapat menyebabkan cidera serius.
- Mesin, setiap perlengkapan dan mesin yang dipakai tentu diperlengkapi dengan
manual book atau buku tips didalamnya pastinya akan diterangkan semua
potensi bahaya yang bisa muncul. Biasanya ditandai dengan pernyataan
Caution!. Perlu di pastikan tenaga kerja akan dari bahaya titik jepit, titik geser,
rotasi mesin dan yang lain.
- Alat pelindung diri, penyediaan alat pelindung bagi pekerja untuk mengurangi
dampak cidera seperti menyediakan pakaian dan sepatu safety.
- Lingkungan kerja, keadaan tempat sebagai salah satu sumber bahaya yang perlu
di perhatikan. Ada beberapa parameter yang biasanya di perhatikan berkaitan
dengan lingkungan kerja seperti, pencahayaan, kebisingan, getaran, dan yang
lain.
- Energi, setiap sumber energi yang dipakai memiliki kandungan potensi bahaya
didalamnya. Pelepasan energi yg tidak teratasi sebagai penyebabnya kecelakaan
kerja potential.
2. Prosedur yang harus dilakukan untuk melaporkan adanya bahaya kepada pihak yang
berwenang !
Hazard Report atau dalam Bahasa Indonesia dikenal sebagai Pelaporan Bahaya di
tempat kerja merupakan “wadah/media” bagi pekerja untuk melaporkan bahaya yang
mereka lihat, rasakan, dan temukan di tempat kerja yang berpotensi menyebabkan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
1. Melihat potensi bahaya yang terjadi

2. Segera menghubungi penanggung jawab lokasi kejadian

3. Menjelaskan bukti-bukti dari adanya bahaya tersebut

4. Menghubungi pihak berwajib dengan membawa bukti-bukti yang jelas

3. Bagaimana cara berpartisipasi dalam pengaturan kesehatan dan keselamatan kerja


bagi pihak manajemen perusahaan ?

Perusahaan mengikutsertakan seluruh personil di bawah kendali perusahaan untuk


berperan aktif dalam partisipasi dan konsultasi mengenai penerapan K3 di tempat
kerja.

Partisipasi/konsultasi personil dapat dilakukan secara berkelompok maupun individu.


Partisipasi secara kelompok dapat dilaksanakan melalui rapat (pertemuan) yang
dijadwalkan secara rutin maupun non-rutin oleh Perusahaan atau Manajemen
Representatif penerapan K3 di tempat kerja.

Sedangkan partisipasi/konsultasi secara individu dapat dilaksanakan melalui


menghubungi langsung Manajemen Representatif penerapan K3 di tempat kerja untuk
dikonsultasikan lebih lanjut ke Manajemen Atas atau dapat dilaksanakan melalui
media lain yang telah disiapkan Manajemen Perusahaan. Partisipasi/konsultasi secara
individu juga dapat dilaksanakan melalui rapat (pertemuan) K3 rutin maupun non-
rutin.

Partisipasi/konsultasi juga melibatkan pihak luar seperti pengunjung, tamu, kontraktor


ataupun pemasok maupun pihak ke tiga yang bekerja sama dengan Perusahaan dalam
hal-hal yang berkaitan dengan penerapan K3 di wilayah perusahaan.

4. Bagaimana menerapkan praktik kesehatan dan keselamatan kerja dalam pekerjaan


sehari - hari ?
1. Memelihara sebagian perlengkapan kerja
Perusahaan harus senantiasa memelihara kondisi perlengkapan agar senantiasa dalam
kondisi yang baik.
2. Melakukan pengontrolan pada perlatan-peralatan kerja dengan berkala
Hal semacam ini bermanfaat untuk mengetahui mana sebagian perlengkapan yang
mengalami kerusakan agar dapat diperbaiki dan tidak memberi bahaya pada
karyawannya.
3. Mempekerjakan petugas kebersihan untuk selalu melindungi kebersihan
lingkungan perusahaan
Kebersihan lingkungan perusahaan pasti akan melindungi kesehatan para
karyawannya. Karena lingkungan yang kotor akan membawa penyakit.
4. Sediakan sarana yang memadai
Fasilitas-fasilitas di sini seperti kantin, karena setiap karyawan pasti memerlukan
makan saat jam istirahat mereka hingga mereka memerlukan kantin untuk tempat
mereka beristirahat setelah bekerja.
5. Rencana program K3 yang terkoordinasi
Biasanya, hampir banyak dari perusahaan yang program K3 nya kurang terkoordinasi
sehingga penerapan program K3 tidak terwujud dengan baik.
6. Bertindak dan menilai proses keselamatan kerja
Jika ada yang mengalami kecelakaan, pasti perusahaan harus meninjak lanjuti tentang
hal itu.

5. Bagaimana Prosedur pertolongan pertama secara darurat ketika terjadi kecelakaan di


tempat kerja ?
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah pertolongan dan perawatan
sementara yang dilakukan kepada korban kecelakaan di tempat kerja menggunakan
peralatan sederhana sebelum korban mendapatkan pertolongan yang sempurna. Meski
hanya menggunakan peralatan sederhana, P3K bisa menjadi salah satu solusi untuk
memberi pertolongan secara cepat dan tepat.Meski pertolongan pertama bukanlah
penanganan yang sempurna, tapi dengan adanya P3K di tempat kerja akan memiliki
banyak manfaat dalam mencegah keparahan cidera, mengurangi penderitaan dan
bahkan menyelamatkan nyawa korban. Jika tindakan P3K tidak dilakukan saat terjadi
kecelakaan di tempat kerja, akibatnya dapat memperburuk keadaan korban bahkan
menimbulkan kematian.

II. MENERAPKAN PRINSIP – PRINSIP PRAKTIK PROFESIONAL KERJA


1. Jelaskan jenis – jenis profesi yang terjadi di sector industri keuangan
1. Akuntan
- Akuntan adalah sebutan dan gelar profesional yang diberikan kepada seorang
sarjana yang telah menempuh pendidikan di fakultas ekonomi jurusan akuntansi
pada suatu universitas atau perguruan tinggi dan telah lulus pendidikan profesi
akuntansi.
Profesi akuntan dapat digolongkan menjadi empat bagian, yaitu :
a. Akuntan Publik
Akuntan publik adalah sebuah profesi yang membuka praktik untuk
melayani kebutuhan masyarakat atau pihak-pihak yang membutuhkan
keahliannya dan memberikan honor kepadanya
b. Akuntan Swasta
Akuntan swasta adalah akuntan yang bekerja di perusahaan-perusahaan
swasta sebagai penasihat atau pembantu tugas-tugas pemilik atau pemimpin
perusahaan yang bersangkutan.
c. Akuntan Pemerintah
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada badan-badan
pemerintah. Tugas utama akuntan pemerintah adalah mengawasi keuangan
milik negara.
d. Akuntan Pendidik
Akuntan Pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan
akuntansi yaitu mengajar, menyusun kurikulum pendidikan akuntansi dan
melakukan penelitian di bidang akuntansi.
2. Konsultan Hukum
Konsultan hukum adalah orang yang berspesialisasi dalam hukum korporasi
dalam menjalankan praktek profesinya berdasarkan surat izin usaha yang khusus
yang diberikan oleh yang berwenang tidak di muka pengadilan. Konsultan
Hukum, pada umumnya bekerja untuk pekerjaan-pekerjaan hukum yang berkaitan
dengan bidang usaha. Pekerjaan Konsultan Hukum, lebih banyak me-review
perjanjian dan melaksanakan uji tuntas segi hukum untuk menilai apakah
kesepakatan yang dibuat menguntungkan untuk klien.
3. Penilai/Appraisal
Penilai adalah pihak yang akan menentukan dan menilai perusahaan jasa
keuangan atau aset yang ada di perusahaan tersebut. Untuk menjaga konsumen
supaya tidak tertipu dan menyesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya.
4. Notaris
Pihak yang membuat surat – menyurat atau yang membuat akta – akta yang
bersifat hukum disebut dengan Notaris. Notaris adalah Pejabat Umum yang
berwenang untuk membuat Akta Otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian,
dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan/atau yang
dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta otentik,
menjamin kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta, salinan dan
kutipan akta.
5. Internal Auditor
Internal Auditor ialah orang atau badan yang melaksanakan aktivitas internal
auditing. Fungsinya untuk mengaudit internal perusahaan untuk kepentingan
internal perusahaan, memastikan manajemen sudah melakukan kegiatan dengan
kaidah efektif, efisien, dan ekonomis untuk kemajuan perusahaan.

2. Jelaskan prinsip Etika Profesi Teknisi Akuntansi menurut IAI (Ikatan Akuntansi
Indonesia) !
Ada 8 prinsip dalam Etika Profesi Teknisi Akuntansi :
1. Tanggung Jawab profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota
harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua
kegiatan yang dilakukannya.
2. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka
pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan
komitmen atas profesionalisme.
3. Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus
memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, bersikap jujur dan berterus terang
tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa.
4. Objektivitas
Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang
diberikan anggota.
Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur
secara intelektual, tidak berprasangka, serta bebas dari benturan kepentingan atau
dibawah pengaruh pihak lain.
5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati,
kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan
pengetahuan.
6. Kerahasiaan
Prinsip ini menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan
jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut
tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum
untuk mengungkapkannya.
7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
8. Standar Teknis
Setiap kegiatan harus mengikuti standar teknis dan standar profesional yang
relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, berkewajiban untuk
melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan
dengan prinsip integritas dan obyektivitas.

3. Bagaimana cara mengorganisir dokumen, data dan laporan agar informasi tersebut
berguna bagi pengguna informasi ?
Dengan menerjemahkannya dan mengolahnya sehingga dokumen, data dan
laporan tersebut dapat diterima dan digunakan oleh penerima sehingga dapat
berguna untuk proses pengambilan keputusan atau menerima laporan.

Informasi yang baik dan berguna memiliki beberapa kriteria sebagai berikut:

1. Informasi harus berhubungan.


2. Informasi harus bebas dari kesalahan. Informasi yang dihasilkan harus
akurat.
3. Informasi harus tersedia saat dibutuhkan, karena sedikit keterlambatan
dapat menimbulkan dampak.
4. Informasi yang dihasilkan tersebut harus sesuai dengan penerimanya.

4. Sehubungan dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi, maka


kemungkinan penggurangan tenaga kerja semakin besar, apa yang harus anda
lakukan untuk mencegah dan mengatasi hal tersebut ?
5. Jelaskan tahapan – tahapan yang harus dilakukan apabila akan melakukan
pengembangan karir menjadi seorang akuntan publik !

Anda mungkin juga menyukai