3.16 Menganalisis pencatatan beban deplesi aset tetap berupa sumber daya
alam
4.16 Melakukan pencatatan beban deplesi aset tetap berupa sumber daya
alam
TUJUAN PEMBELAJARAN
Salah satu cara pencatatan, saat terjadinya pengeluaran untuk biaya – biaya diatas, masing – masing
dicatat misalnya pada akun- akun sebagai berikut ;
Biaya perizinan ……………………………….. Rp …………. -
Kas ……………………………………………. - Rp …………..
Biaya Eksplorasi ……………………………… Rp …………. -
Kas……………………………………………. - Rp …………..
Biaya Pengembangan ……………………. Rp …………. -
Kas …………………………………………... - Rp ……………..
Selanjutnya saldo akun – akun tersebut di pindahkan ke dalam akun Aktiva tetap sumber daya alam
dengan jurnal sebagai berikut :
Aktiva tetap sumber daya alam Rp …………
Biaya perizinan Rp ……………….
Biaya Eksplorasi Rp ………………
Biaya pengembangan Rp. ……………..
Dari pencatatan di atas, saldo debet akun Aktiva tetap sumber daya alam adalah harga
perolehannya. Jumlah yang bersangkutan , selanjutnya tiap periode akuntansi disusutkan yang
disebut “deplesi” (depletion)
Biaya konstruksi, dalam bentuk biaya konstruksi aktiva tetap seperti bangunan dan mesin –mesin
pertambangan. Aktiva tetap yang dibangun dalam rangka pengembangan dan ditaksir mempunyai
manfaat di masa datang setelah cadangan barang tambang habis, dicatat dalam akun masing –
masing dan disusutkan. Penyusutannya (deplesi) diperlakukan sebagai biaya produksi.
(Harga Perolehan aktiva tetap sumber daya alam ) – (Nilai residu tanah)
Tarif Deplesi =
Taksiran jumlah satuan hasil
Tarif tunggal biasanya dipakai apabila biaya – biaya untuk memperoleh hak atas sumber
alam jumlahnya relatif kecil , dan memerlukan biaya – biaya pengembangan dalam jangka waktu
relatif pendek.
Contoh : jumlah biaya untuk hak pengusaha barang tambang dan eksplorasi dalam suatu area
pertambangan Rp 300.000.000,00 . biaya – biaya untuk pengembangan dan penyediaan sarana Rp
600.000.000,00. Selama usia manfaatnya , ditaksir dapat dihasilkan barang tambang sebanyak Rp
1.000.000 ton. Setelah barang tambang habis, nilai tanah ditaksir seharga Rp 50.000.000,00. Dari
data tersebut, tariff deplesi menurut tarif tunggal dihitung sebagai berikut :
Rp(300.000.000,00 + 600.000.000,00) – Rp 50.000.000,00
Tarif deplesi perton = = Rp 850,00
1.000.000
Apabila pada suatu periode akuntansi berhasil dieksploitasi sebanyak 50.000 ton, deplesi aktiva
tetap sumber daya alam yang dibebankan pada periode , misalnya pada tanggal 31 Desember ,
jumlah tersebut dicatat dengan jurnal :
Des 31 Deplesi Akiva tetap sumber alam ………………. Rp 42.500.000,00
Akum. Deplesi aktiva tetap sumber alam Rp 42.500.000,00
Atau
Des 31 Biaya Deplesi ………………. Rp 42.500.000,00
Akumulasi Deplesi Rp 42.500.000,00
Deplesi aktiva tetap diperlakukan sebagai biaya produksi dan Akumulasi deplesi aktiva tetap
sumber alam disajikan dalam neraca sebagai pengurang aktiva tetap sumber alam.
LATIHAN SOAL
A. PENGETAHUAN
B. KETERAMPILAN
C. PT Harjuno memperoleh hak menggunakan tanah seluas 1.500 are untuk
mengeksplorasi sumber minyak. Proyek ini dikenal dengan proyek JKL. Biaya sewa Rp
100.000.000, biaya eksplorasi yang berkaitan langsung dengan penemuan sumber alam
Rp 200.000.000, dan kos pengembangan tak berwujud Rp 1.500.000.000. Menurut
taksiran, kandungan sumber daya minyak sebanyak 1.000.000 barrel minyak. Jika PT
Harjuno mengekstrasi 100.000 barrel pada tahun 2017. Maka hitunglah beban
deplesinya dan catatlah ke dalam jurnal!
D. PT Wahana Jaya Utama memperoleh hak atas pengusahaan hutan selama 5 tahun.
Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh hak tersebut Rp. 150.000.000.000. Taksiran
kandungan hutan tersebut 3.000.000 m2 kayu. Jika selama periode akuntansi sudah
dieksploitasi sebesar 500.000 m2 kayu. Catatlah jurnal penyesuaian pada tanggal 31
Desember 2017.
DAFTAR PUSTAKA
Depresiasi Deplesi
Pengakuan terhadap pengurangan manfaat Pengakuan pengurangan kuantitatif
ekonomi yang terjadi pada aktiva tetap pada sumber daya alam.
Digunakan untuk aktiva tetap yang bisa Digunakan untuk aktiva tetap yang
diganti bila sudah habis. tidak bisa langsung diganti dengan
yang sama jika sudah habis.
Alokasi harga perolehan ke pendapatan, pada Pengakuan terhadap perubahan
periode bersangkutan untuk suatu perusahaan langsung darisumber daya alam
yang dihitung berdasarkan hasil produksi menjadi barang yang bisa dijual.
a. Kos Sebelum Eksplorasi, yaitu kos yang terjadi sebelum hak legal untuk
mengeksploasi wilayah tertentu dilakukan
b. Kos Eksplorasi, yaitu kos yang berhubungan dengan pemerolehan hak melakukan
eksplorasi, studi topografis, geologis, geokemis, geofisis, penyampelan, dan evaluasi
kelayakan teknis
c. Kos Pengembangan, yaitu kos peralatan berwujud dan kos pengembangan tak
berwujud
a. Mempunyai masa manfaat atau usia ekonomis terbatas, secara fisik pada suatu saat
akan habis karena penambangan
b. Setelah masa manfaatnya habis, aktiva yang bersangkutan tidak dapat diganti dengan
aktiva yang sejenis (wasting assets)
B. KETERAMPILAN
1. Perhitungan deplesi sebagai berikut:
Kos sumber daya mineral Rp 1.800.000.000
Nilai residu Rp 0
Taksiran unit tersedia 1.000.000 barrel
Tarif deplesi = (Rp 1.800.000.000-Rp 0)/1.000.000 barrel
= Rp 1.800 per barrel
Jika PT Sembodo mengekstraksi 100.000 barrel maka deplesi tahun 2017 adalah
=Rp. 1.800 x 100.000 barrel
= Rp 180.000.000