Salah satu cara yang dapat dipakai dalam penentuan tarif deplesi adalah
“perhitungan tarif tunggal”. Menurut cara ini, tarif deplesi per satuan barang tambang
ditentukan dengan rumus sebagai berikut.
Harga perolehan aktiva tetap sumber daya alam dalam rumus di atas, termasuk
biaya eksplorasi dan biaya pengembangan dengan memperhatikan cadangan barang
tambang yang direncanakan untuk dikembangkan. Dalam praktik, ada kalanya biaya-
biaya pengembangan hanya untuk mengembangkan sebagian dari keseluruhan barang
tambang yang ditaksir ada. Karena itu, “tarif tunggal biasanya dipakai apabila biaya-biaya
untuk memperoleh hak atas sumber alam jumlahnya relatif kecil, dan memerlukan biaya-
biaya pengembangan dalam jangka waktu relatif pendek” (Harmanto1982)
Contoh:
Jumlah biaya untuk hak pengusahaan barang tambang dan eksplorasi dalam suatu area
pertambangan Rp300.000.000,00. Biaya-biaya untuk pengembangan dan penyediaan
sarana Rp600.000.000,00. Selama usia manfaatnya, ditaksir dapat dihasilkan barang
tambang sebanyak 1.000.000 ton. Setelah barang tambang habis, nilai tanah ditaksir
seharga Rp50.000.000,00. Dari data tersebut, tarif deplesi menurut metode tarif tunggal
dihitung sebagai berikut:
Rp(300.000.000,00+600.000.000,00)−Rp50.000.000,00
Tarif deplesi = =Rp850,00
1.000.000
Apabila pada atu periode akuntansi berhasil dieksploitasi sebanyak 50.000 ton.
deplesi aktiva tetap sumber daya alam yang dibebankan pada periode tersebut adalah
50.000 Rp850,00 atau sebesar Rp42.500.000,00. Pada akhir periode, misalnya pada
tanggal 31 Desember, jumlah tersebut dicatat dengan jurnal:
Des, 31 Deplesi aktiva tetap SDA Rp42.500.000,00 -
Akum. Deplesi aktiva tetap SDA - Rp42.500.000,00