Anda di halaman 1dari 4

BAB III

ASET TETAP (SUMBER DAYA ALAM)

KOMPETENSI DASAR YANG DIPELAJARI :


3.15 Menganalisis pencatatan beban deplesi aset tetap berupa sumber daya alam
4.15 Melakukan pencatatan beban deplesi aset tetap berupa sumber daya alam

A. PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK SUMBER DAYA ALAM


Sumber daya alam adalah barang-barang yang timbul atau ada karena proses alam. Bisa
berupa minyak, gas bumi, barang-barang logam, batu bara, batu kapur, tanah liat. pasir, dan
sebagainya. Semuanya merupakan hasil dari proses alam. Sumber daya alam, di negara kita
dikuasai oleh negara, berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun
1967 Tentang Pokok-Pokok Pengusahaan Pertambangan, pemerintah mengeluarkan
peraturan yang memberikan wewenang kepada badan usaha, untuk melakukan usaha
pertambangan umum. Dalam industri pertambangan umum, terbuka kemungkinan badan
usaha melakukan kerjasama berdasarkan Kontrak Karya (Contract of Work) atau Kontrak
Kerja Sama, baik dalam hal permodalan maupun operasi bersama.
Aktiva tetap sumber daya alam dalam industri pertambangan umum adalah aktiva dalam
bentuk barang tambang (barang galian) yang ada di dalam tanah. Seperti disebutkan
Harmanto (1982), "dari segi akuntansi, sumber-sumber alam adalah produk dari tanah, dan
selama dalam bentuk alamnya disebut "wasting assets".
Sumber daya alam terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Sumber daya alam yang dapat diperbarui (aset biologis) misalnya, tumbuhan hasil
perkebunan, peternakan, dsb.
2. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui misalnya, minyak bumi, gas, mineral,
batu bara, dsb.
Untuk SDA yang tidak dapat diperbaharui diatur dalam PSAK 64 mengenai aktivitas
eksplorasi dan evaluasi pada pertambangan sumber daya mineral. Untuk SDA yang dapat
diperbaharui diatur dalam PSAK 69 mengenai Agrikultur.
Aktiva tetap sumber daya alam memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Mempunyai masa manfaat atau usia ekonomis terbatas, secara fisik pada suatu saat
akan habis karena penambangan.
2. Setelah masa manfaatnya habis, aktiva yang bersangkutan tidak dapat diganti dengan
aktiva yang sejenis (wasting assets).
B. PENILAIAN DAN PENYUSUTAN ASET TETAP SDA
1. Biaya-biaya Aktiva Tetap Sumber Daya Alam
Biaya-biaya yang berhubungan dengan aktiva tetap sumber daya alam, sampai kegiatan
produksi penambangan (eksploitasi) dimulai, secara garis besar meliputi:
a. biaya yang berhubungan dengan perolehan hak pengusahaan atas barang
tambang.
b. biaya eksplorasi, meliputi biaya perizinan eksplorasi, biaya survei, biaya
pembebasan tanah, biaya peralatan, biaya pemboran, dan biaya-biaya lain yang
berhubungan dengan usaha mencari, menemukan, dan mengevaluasi adanya
cadangan bahan tambang dalam suatu area tertentu.
c. biaya pengembangan dan konstruksi, meliputi biaya pembangunan fasilitas dan
sarana yang mendukung produksi seperti pembuatan jalan masuk lokasi
penambangan, penyediaan bangunan, penyediaan mesin-mesin, pembuatan
terowongan dan sarana lainnya, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan
kegiatan dalam rangka mempersiapkan cadangan barang tambang sampai siap
diproduksi.
d. biaya produksi penambangan (eksploitasi), meliputi biaya-biaya yang
berhubungan dengan kegiatan mulai dari pengangkatan barang tambang ke
permukaan bumi sampai siap untuk dipasarkan atau diolah lebih lanjut.
2. Pencatatan Biaya Aktiva Tetap Sumber Daya Alam
Dalam hubungan dengan kepentingan pencatatan akuntansi, biaya-biaya tersebut
di atas, dapat dikasifikasikan sebagai berikut :
a. Biaya-biaya yang masa manfaatnya habis bersamaan dengan habisnya cadangan
barang tambang, atau biaya-biaya yang menjadi harga perolehan (biaya) aktiva
tetap sumber daya alam, meliputi:
1) Biaya perolehan hak pengusahaan atas barang tambang;
2) Biaya eksplorasi
3) Biaya pengembangan dalam bentuk biaya konstruksi sarana yang tidak
memiliki manfaat masa depan setelah cadangan barang tambang habis,
misalnya terowongan.
Salah satu cara pencatatan, saat terjadinya pengeluaran untuk biaya-biaya di atas
masing-masing dicatat misalnya pada akun-akun sebagai berikut.
Biaya perizinan ………………………… Rp…………..… -
Kas ………………………………. - Rp…………..…
Biaya eksplorasi ………………………. Rp…………….. -
Kas ………………………………. - Rp……………..
Biaya pengembangan ………………. Rp…………….. -
Kas ………………………………. - Rp……………..

Selanjutnya saldo akun-akun tersebut dipindahkan ke dalam akun Aktiva tetap


sumber daya alam dengan jurnalnya :
Aktiva tetap sumber daya alam Rp…………….. -
Biaya perizinan - Rp……………..
Biaya eksplorasi - Rp……………..
Biaya pengembangan - Rp……………..
Dari pencatatan tersebut, saldo debit akun Aktiva tetap sumber daya alam adalah
harga perolehannya. Jumlah yang bersangkutan, selanjutnya tiap periode
akuntansi disusutkan yang disebut “deplesi”.
b. Biaya konstruksi, dalam bentuk biaya konstruksi aktiva tetap seperti bangunan dan
mesin-mesin pertambangan. Aktiva tetap yang dibangun dalam rangka
pengembang an, dan ditaksir mempunyai manfaat di masa datang setelah
cadangan barang tambang habis, dicatat dalam akun masing-masing dan
disusutkan. Penyusutannya (deplesi) diperlakukan sebagai biaya produksi.
3. Penentuan dan Pencatatan Deplesi
Seperti penyusutan pada aktiva tetap lainnya, deplesi dilakukan untuk tiap periode
akuntansi. Besarnya deplesi (tarif deplesi) ditentukan berdasarkan faktor-faktor sebagai
berikut.
a. Harga perolehan aktiva tetap sumber daya alam.
b. Taksiran barang tambang yang dapat dieksploitasi.
c. Taksiran nilai residu dari tanah tempat barang tambang tambang telah habis.

(𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑆𝐷𝐴) − (𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ)


Tarif deplesi =
𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔

Salah satu cara yang dapat dipakai dalam penentuan tarif deplesi adalah
“perhitungan tarif tunggal”. Menurut cara ini, tarif deplesi per satuan barang tambang
ditentukan dengan rumus sebagai berikut.
Harga perolehan aktiva tetap sumber daya alam dalam rumus di atas, termasuk
biaya eksplorasi dan biaya pengembangan dengan memperhatikan cadangan barang
tambang yang direncanakan untuk dikembangkan. Dalam praktik, ada kalanya biaya-
biaya pengembangan hanya untuk mengembangkan sebagian dari keseluruhan barang
tambang yang ditaksir ada. Karena itu, “tarif tunggal biasanya dipakai apabila biaya-biaya
untuk memperoleh hak atas sumber alam jumlahnya relatif kecil, dan memerlukan biaya-
biaya pengembangan dalam jangka waktu relatif pendek” (Harmanto1982)

Contoh:
Jumlah biaya untuk hak pengusahaan barang tambang dan eksplorasi dalam suatu area
pertambangan Rp300.000.000,00. Biaya-biaya untuk pengembangan dan penyediaan
sarana Rp600.000.000,00. Selama usia manfaatnya, ditaksir dapat dihasilkan barang
tambang sebanyak 1.000.000 ton. Setelah barang tambang habis, nilai tanah ditaksir
seharga Rp50.000.000,00. Dari data tersebut, tarif deplesi menurut metode tarif tunggal
dihitung sebagai berikut:

Rp(300.000.000,00+600.000.000,00)−Rp50.000.000,00
Tarif deplesi = =Rp850,00
1.000.000

Apabila pada atu periode akuntansi berhasil dieksploitasi sebanyak 50.000 ton.
deplesi aktiva tetap sumber daya alam yang dibebankan pada periode tersebut adalah
50.000 Rp850,00 atau sebesar Rp42.500.000,00. Pada akhir periode, misalnya pada
tanggal 31 Desember, jumlah tersebut dicatat dengan jurnal:
Des, 31 Deplesi aktiva tetap SDA Rp42.500.000,00 -
Akum. Deplesi aktiva tetap SDA - Rp42.500.000,00

Deplesi aktiva tetap sumber alam, selanjutnya diperlakukan sebagai biaya


produksi. Adapun Akumulasi deplesi aktiva tetap sumber alam, disajikan dalam neraca
sebagai pengurang Aktiva tetap sumber alam.
Negara kita kaya akan sumber daya alam, yang perlu dieksplorasi dan
dieksploitasi. "untuk digunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat" (pesan
konstitusi). Namun, perambahan hutan secara liar atau terhadap sumber daya alam
lainnya merupakan eksploitasi tanpa kendali, deplesi berakhir jadi petaka. Semua itu bisa
terjadi karena sekelompok orang tidak tahu atau pura-pura tidak tahu. Keduanya perlu
proses pembelajaran. Betapa pentingnya orang belajar untuk tahu sesuatu. Betapa
pentingnya pengetahuan. Selayaknya kita bersyukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa, atas
berkat rakhmat-Nya, negara kita tercinta ini dinyatakan adanya. Belajar adalah wujud
cinta pada negara. Kemajuan suatu bangsa sangat bergantung pada pendidikan generasi
penerusnya.

Anda mungkin juga menyukai