ASET TETAP
Dari perhitungan di atas, jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi penjualan
kendaraan sebagai berikut.
Jan 5 Akumulasi Depresiasi Kendaraan Rp72.000.000,00 -
Kendaraan - Rp72.000.000,00
(Jurnal untuk memindahkan saldo/menutup akun Akumulasi deprsiasi kendaraan)
Jan 5 Kas Rp60.000.000,00 -
Kendaraan - Rp48.000.000,00
Laba penjualan kendaraan - Rp12.000.000,00
(Jurnal untuk mencatat penerimaan kas dan laba penjualan kendaraan)
Atau dapat juga dicatat dengan satu pos jurnal sebagai berikut :
Jan 5 Kas Rp60.0000.000,00 -
Akumulasi depresiasi kendaraan Rp72.000.000,00 -
Kendaraan - Rp120.000.000,00
Laba penjualan kendaraan - Rp12.000.000,00
Dengan pos jurnal di atas, harga perolehan dan akumulasi depresiasi kendaraan
akan hilang dari catatan, seperti tampak dalam buku besar berikut. Anggap disediakan
satu akun buku besar untuk tiap jenis kendaraan.
Akun : Kendaraan
Tgl Keterangan Ref DEBIT KREDIT SALDO
Jan 1 Saldo - - Rp120.000.000,00
Jan 5 Posting - Rp60.000.000,00 60.000.000,00
Jan 5 Posting - 60.000.000,00
Contoh :
Sebuah mesin dengan harga perolehan Rp130.000.000,00, disusutkan menurut
metode garis lurus. Taksiran usia ekonomis 8 tahun dan nilai residu Rp10.000.000,00.
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2019, telah disusutkan sebesar Rp67.500.000,00.
Pada tanggal 5 Juni 2020, mesin yang bersangkutan dijual dengan harga
Rp52.500.000,00.
Jumlah depresiasi mesin tersebut harus dicatat lebih dahulu dengan jurnal:
Dengan pos jurnal di atas, pada saat transaksi penjualan mesin, depresiasi mesin
yang bersangkutan sudah tercatat dalam akun Akumulasi depresiasi, sehingga
laba/rugi penjualan mesin dihitung sebagai berikut:
Hasil penjualan Rp52.500.000,00
Harga buku mesin:
Harga perolehan Rp130.000.000,00
Akumulasi depresiasi
s.d 31 Des 2019 Rp67.500.000,00
Depresiasi tahun 2020, Rp 6.250.000,00
Akumulasi depresiasi mesin saat dijual (Rp73.750.000)
Harga buku mesin saat dijual Rp56.250.000,00
Rugi penjualan aktiva tetap Rp 3.750.000,00
Transaksi penjualan mesin di atas, dicatat dengan jurnal umum seperti di bawah ini.
Jan 5 Kas Rp52.500.000,00 -
Akumulasi depresiasi mesin Rp73.750.000,00 -
Rugi penjualan mesin Rp 3.750.000,00 -
Mesin - Rp130.000.000,00
Apabila mesin yang digunakan lebih dari satu jenis, saldo akun Mesin dalam buku
besar per tanggal 1 Januari 2020 misalnya Rp350.000.000,00, dan saldo akun Akumulasi
depresiasi mesin Rp180.000.000,00 maka setelah penjualan meisn pada tangal 5 Juni
2020, akun-akun tersebut tampak dalam buku besar seperti di bawah ini:
Akun: Mesin
Tgl Keterangan Ref DEBIT KREDIT SALDO
Jan Saldo - - Rp350.000.000,00
1
Jan Penjualan mesin - Rp130.000.000,00 220.000.000,00
5 CX-1
Setelah transaksi penjualan mesin, baik saldo akun Mesin maupun saldo akun
Akumulasi depresiasi mesin, pada contoh di atas tampak berkurang masing-masing
sebesar harga perolehan dan akumulasi depresiasi mesin yang dijual.
Apabila transaksi pertukaran terjadi dalam periode yang telah berjalan beberapa
bulan, beban depresiasi aktiva tetap yang ditukar untuk periode yang sedang berjalan
(1 Januari sampai tanggal pertukaran) harus dicatat lebih dahulu.
Contoh:
Pada tanggal 25 Juni 2020, PT. SEMAR menukar mesin lama dengan mesin baru
yang harga pasarnya Rp200.000.000,00. PT. SEMAR menambah dengan uang tunai
Rp115.000.000,00.
Rp150.000.000,00−Rp30.000.000,00
= Rp15.000.000,00
8
Beban depresiasi mesin tahun 2020 (masa 1 Januari – 25 Juni) selama 6 bulan, belum
dicatat karena depresiasi aktiva tetap biasa dicatat pada tiap akhir periode akuntansi. Oleh
karena itu, transaksi pertukaran mesin dicatat dengan jurnal sebagai berikut.
Contoh:
Pada tanggal 10 Juli 2020 peralatan kantor yang harga perolehannya
Rp15.000.000,00 dan telah disusutkan sebesar Rp12.000.000,00, disingkirkan
karena telah habis masa penggunaannya. Jurnalnya adalah..
Contoh:
Pada tanggal 25 Juli 2020, sebuah mesin yang harga perolehannya
Rp100.000.000,00, telah disusutkan Rp80.000.000,00, dan dihentikan dari
kegiatan operasi karena masa penggunaannya telah habis. Jika mesin yang
bersan gkutan tidak dilepas, jurnal yang diperlukan sebagai berikut.
Contoh:
Sebuah mesin memiliki harga perolehan Rp50.000.000,00. Dua tahun menjelang
habis manfaatnya, sebagian komponen mesin tersebut digantin dengan tujuan
meningkatkan kualitas produksi dan menambah usia penggunaannya. Jumlah
pengeluaran kas untuk pembelian komponen dan pemasangan Rp10.000.000,00.
Setelah komponen mesin diganti, mesin yang bersangkutan dapat meningkatkan
kualitas produksi dan ditaksir dapat dioperasikan selama tiga tahun. Pengeluaran
tersebut diperlakukan sebagai pengeluaran modal, dicatat dengan mendebit akun
Akumulasi depresiasi mesin dan mengkredit akun Kas.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, depresiasi mesin tahun 2020, 2021, 2022, 2023
dan tahun 2024 (tahun terakhir usia penggunaan mesin) masing-masing Rp13.000.000,00.
Pada tanggal 31 Desember 2024, harga perolehan mesin Rp90.000.000,00+Rp15.000.000,00
=Rp105.000.000,00, jumlah akumulasi depresiasi mesin Rp30.000.000,00+Rp65.000.000,00
=Rp95.000.000,00. Harga buku mesin Rp105.000.000,00−Rp95.000.000,00=
Rp10.000.000,00. Jumkah tersebut sama dengan jumlah taksiran nilai residu.
Apabila biaya perbaikan aktiva tetap ditaksir dapat menambah usia penggunaannya,
biaya perbaikan dicatat debit dan akun Akumulasi depresiasi aktiva tetap yang bersangkutan.
Contoh:
Sebuah mesin dengan harga perolehan Rp160.000.000,00 taksiran usia penggunaan 10
tahun, dan nilai residu Rp10.000.000,00. Disusutkan dengan metode garis lurus. Setelah
dioperasikan selama 6 tahun, mesin tersebut diperbaiki dengan biaya Rp15.000.000,00. Usia
penggunaan mesin tersebut setelah diperbaiki ditaksir akan bertambah selama 2 tahun.
Biaya perbaikan mesin pada contoh di atas, dicatat dengan jurnal debit akun Akumulasi
depresiasi mesin Rp15.000.000,00 dan kredit akun Kas Rp15.000.000,00. Depresiasi mesin
setelah diperbaiki dihitung sebagai berikut.
Rp(160.000.000−10.000.000)
Depresiasi mesin sebelum perbaiki = =Rp15.000.000
10
Akumulasi depresiasi mesin setelah 6 tahun = 6×Rp15.000.000,00=Rp90.000.000,00
Depresiasi mesin tiap tahun setelah perbaikan:
Harga perolehan mesin Rp160.000.000,00
Nilai residu Rp 10.000.000,00
Nilai mesin yang harus disusutkan Rp150.000.000,00
Ditambah biaya perbaikan Rp 15.000.000,00
Nilai mesin yang harus disusutkan setelah perbaikan Rp165.000.000,00
Dikurangi akumulasi depresiasi untuk 6 tahun Rp 90.000.000,00
Sisa nilai mesin yang harus disusutkan Rp 75.000.000,00
Sisa usia penggunaan mesin: 10-6+2=6 tahun
Depresiasi mesin tiap tahun setelah perbaikan Rp75.000.000,00 : 6 = Rp12.500.000,00
Dalam buku besar, akun Mesin tidak berubah, tetap menunjukkan harga perolehan
sebesar Rp160.000.000,00. Adapun akun Akumulasi depresiasi mesin secara garis besar akan
tampak sebagai berikut.
Keterangan DEBIT KREDIT SALDO
s.d tahun ke-6 total - - Rp90.000.000,00
Biaya perbaikan Rp15.000.000,00 - Rp75.000.000,00
Setelah perbaikan (6 - Rp75.000.000,00 Rp150.000.000,00
tahun)