Anda di halaman 1dari 14

AUDIT FORENSIK : AUDIT PAJAK

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Audit Forensik

Dosen Pengampu : Gusmiarni, SE., M.Ak

Disusun Oleh :

Nabila Ramadhiani (2017.1.11.35.0001)

Prilla Legina Pratiwi (2017.1.11.35.0027)

S1 AKUNTANSI

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS AHMAD DAHLAN

JAKARTA

2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia – Nya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul : Audit Pajak. Shalawat serta salam
tak lupa kami curahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW semoga kita
mendapatkan syafa’atnya di hari akhir nanti.

Penulisan makalah merupakan salah satu tugas yang diberikan pada mata
kuliah Audit Forensik. Dalam penulisan makalah ini, penulis masih merasa
banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat
kemampuan yang penulis miliki dan waktu yang memadai. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya teman – teman.

Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu dalam penulisan makalah ini, semoga tulisan ini bermanfaat untuk para
pembaca.

Wabillahi Taufik Wal Hidayah

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 25 Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ……………………………………………………….... ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. iii

BAB I - PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………….………. 1

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………. 1

1.3 Tujuan Penulisan ………….……………………………………………. 1

1.4 Manfaat Penulisan ………...…………………………………………….. 2

BAB II - PEMBAHASAN

2.1 Profil Perusahaan dan Kantor Akuntan Publik ………………………… 3

2.2 Kronologi Kasus KPMG – SSH dan PT. Eastman Christensen ……...…. 4

2.3 Akhir Penyelesaian Kasus KPMG – SSH dan PT. Eastman Christensen…6

2.4 Tanggapan Kejaksaan Agung dan Ikatan Akuntan Indonesia ………..… 7

2.5 Analisis Kasus …………………………………………………………. 8

BAB III - PENUTUP

3.1 Kesimpulan …………………………………………………………… 10

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………...……… 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Korupsi menjadi salah satu masalah yang tak kunjung terpecahkan di


Indonesia. Dari tahun ke tahun, kasus korupsi kian bertambah dengan nlai materil
yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Segala bentuk tindakan modus
operandi (korupsi, penggelapan pajak, perjudian, penyuapan, narkotika,
pornografi anak, pemalsuan uang rupiah, pencurian, pembalakan, dll) dapat
teridentifikasi saat atau setelah melakukan proses investigasi. Disinilah peran
seorang akuntan forensik yang dianggap memiliki keahlian dibidang keuangan
dan akuntansi digunakan untuk mengungkap setiap tindakan dan menghitung
jumlah negara akibat dari tindakan tersebut. Di dalam setiap proses penyelidikan
dan investigasinya, para akuntan forensik menerapkan disiplin ilmu akuntansi
forensik dan audit investigatif. Pada makalah ini, penulis akan membahas terkait
kasus yang berkaitan dengan ke tidak independensinya sikap auditor dalam
menjalankan tugasnya. Melanggar prinsip – prinsip dasar yang etika profesi
akuntan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kronologi dan penyelesaian kasus KPMG – SSH ?


2. Apa kaitannya pemerintahan Amerika dan bagaimana sikap yang
dilakukan pemerintahan Amerika dalam kasus ini?
3. Bagaimana kecurangan dan pelanggaran yang dilakukan KPMG – SSH ini?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Dapat memahami prinsip – prinsip dasar dan kode etik profesi akuntan.
2. Dapat mengetahui tanggung jawab dan kecurangan yang terjadi dalam
kasusu KPMG – SSH.
3. Dapat mengetahui dampak yang diterima oleh KPMG – SSH dan PT.
Eastmen Chistensen, dan Baker Hudges Inc.

1
1.4 Manfaat Penulisan

1. Penulis dapat mengetahui bagaimana cara mendeteksi kecurangan dan


cara menyelesaikannya.
2. Mengetahui prinsip – prinsip dasar dan kode etik profesi akuntan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Profil Perusahaan dan Kantor Akuntan Publik

KPMG adalah salah satu perusahaan jasa professional terbesar didunia


berpusat di Belanda yang mempekerjakan 104.000 orang dalam partnership global
yang menyebar di 144 negara. KAP ini memiliki tiga jalur palayanan : audit,
pajak dan penasehat. KPMG adalah salah satu the big four auditors bersama
dengan PWC, Ernst & Young, dan Deloitte. KPMG International dipimpin oleh
Michael D.V. Rake, ketua Mitra Senior KPMG di Britania Raya : Michael P.
Wareing, CEO, mitra KPMG di Britania Raya, John B. Harrison, Ketua Wilayah
Asia Pasifik, Mitra KPMG di RRT dan Hongkong: Timothy P. Flynn, Ketua
Wilayah Amerika, Ketua KPMG di Amerika Serikat: Ben Van der Veer, Ketua
wilayah Eropa, Timur Tengah dan Akfrika, Ketua KPMG di Belanda. Di
Indonesia, KPMG memiliki partner lokal, yaitu KAP Siddharta Siddharta &
Widjaja yang dipimpin oleh Tohana Widjaja. KPMG di Indonesai berkantor di
Wisma GKBI lantai 32 – 35.

Baker Hughes Inc, merupakan perusahaan jasa industri internasional


Amerika dan salah satu perusahaan jasa lapangan minyak terbesar di dunia.
Perusahaan ini menyediakan industri minyak dan gas dengan produk dan layanan
untuk pengeboran minyak, evaluasi formasi, penyelesaian, produksi dan
konsultasi reservoir. Baker Hughes Inc, berkantor pusat di Houston dan telah
beroperasi di lebih dari 120 negara di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Pada
tahun 1990, Baker Hughes Inc, mengakuisisi Eastman Christensen yang pada
awalnya dari Norton Abrasives seharga $550 juta. Akhirnya saham PTEC
sebagian dipegang oleh Baker Hughes Inc.

3
2.2 Kronologi Kasus KPMG – SSH dan PT. Eastman Christensen

Pada tahun 1999, ketika Harsono salah satu senior partner SSH yang pada
saat itu sedang melakukan perikatan audit dengan PT. Eastmen Chistensen
(PTEC). PTEC merupakan sebuah perusahaan Indonesia yang mayoritas
sahamnya dimiliki oleh Baker Hughes, Inc yaitu perusahaan pertambangan yang
bermarkas di Texas, AS. KPMG – SSH menyuap petugas sebesar US$75.000
untuk mengurangi kewajiban pajak yang semula US$3,2 Juta menjadi hanya
US$270.000. Kasus ini terungkap pada tahun 2001 ketika Baker Hughes, Inc
melaporkan kasus tersebut kepada Security & Exchange Commision (SEC) yang
bekerja sama dengan Departemen Kehakiman Amerika Serikat. Amerika Serikat
memiliki undang-undang yang dinamakan Foreign Corrupt Practises Act (FCPA),
yaitu undang-undang yang melarang praktek korupsi yang dilakukan di ranah
asing. UU ini memungkinkan pemerintah AS melakukan aksi hukum terhadap
warga asing yang diduga terlibat korupsi dengan pihak AS, baik korporat ataupun
perorangan.

Nama KPMG-SSH tentu sudah tidak asing lagi bagi para eksekutif
perusahaan-perusahaan besar di Jakarta. KAP ini juga merupakan satu dari
beberapa kantor akuntan besar andalan Badan Penyehatan Perbankan Nasional
(BPPN) dalam melakukan restrukturisasi sekian banyak institusi keuangan di
Indonesia. Namun, berita tentang KPMG-SSH yang dikeluarkan oleh Securities
Exchange Commision (SEC) pada 17 September 2001 lalu bukanlah hal yang bisa
dikatakan prestasi bagi KAP itu. Pasalnya, rilis SEC tersebut mengumumkan
bahwa KPMG-SSH dan senior partner-nya, Sony B. Harsono, diduga telah
melakukan penyuapan terhadap pejabat kantor pajak di Jakarta. Dalam kasus ini,
banyak masyarakat bertanya – Tanya, terkait dugaan praktek penyuapan yang di
tuduhkan kepada KPMG – SSH yang notaben berkantor di Indonesia. Tidak ada
asap kalau tidak ada api. "Api" yang menyala di Indonesia, "asapnya"
mengembara sampai ke AS.

4
Perintah itu dimaksudkan agar jumlah kewajiban pajak bagi PTEC dibuat
seminim mungkin. Penyuapan yang diduga digagas oleh Harsono (Kepala senior
KPMG – SSH) melibatkan jumlah yang sangat signifikan. Menurut gugatan itu,
KPMG-SSH telah menyetujui untuk melakukan pembayaran ilegal tersebut.
Penyogokan ini untuk mempengaruhi si pejabat kantor pajak agar "memangkas"
jumlah kewajiban pajak PTEC, dari AS$3,2 juta menjadi AS$270 ribu.
Sebelumnya, Harsono mensyaratkan adanya instruksi langsung dari Baker Hughes
(dan bukan dari PT EC) kepada KPMG-SSH untuk membayar pejabat kantor
pajak. Atas dasar instruksi itu, tulis rilis SEC, kantor KPMG-SSH bersedia
melakukan praktek haram (illicit) tersebut.

Singkat cerita, transaksi suap-menyuap antara sang pegawai yang telah


diberi mandat oleh Harsono dengan oknum pejabat kantor pajak itupun terjadi.
Kemudian, untuk mengubur penyuapan itu Harsono memerintahkan pegawainya
agar mengeluarkan tagihan (invoice) atas nama KPMG. Tagihan tersebut
kemudian didesain tidak hanya untuk menutupi pembayaran uang suap kepada
petugas kantor pajak. Namun, sekaligus untuk fee atas imbal jasa KPMG-SSH
bagi PTEC. Meskipun dibuat seolah-olah sebagai biaya atas jasa KPMG-SSH,
tagihan ‘fiktif' itu sebenarnya mewakili dana sogokan senilai AS$75 ribu yang
akan diberikan pada pejabat kantor pajak. Sementara sisanya adalah biaya jasa
KAP dan utang pajak yang sesungguhnya. Setelah menerima tagihan tersebut,
PTEC membayar KPMG-SSH sebesar AS$143 ribu dan kemudian memasukan
transaksi ke dalam buku perusahaan sebagai pembayaran atas jasa profesional
yang telah diberikan KPMG-SSH. Hasil "kerja keras" KPMG-SSH serta Harsono
baru terlihat beberapa minggu kemudian. Pada 23 Maret 1999, PTEC menerima
hasil penghitungan pajak yang besarnya kurang lebih AS$270 ribu dari
pemerintah. Jumlah itu hampir AS$3 juta lebih kecil ketimbang penghitungan
yang sebenarnya. Jika tuduhan itu benar, maka selisih jumlah pajak yang
digelapkan adalah jumlah kerugian yang diderita negara.

5
2.3 Akhir Penyelesaian kasus KPMG - SSH

Ketika hukumonline meminta konfirmasi, Harsono mengatakan bahwa


permasalahan tersebut telah selesai. Sonny mengemukakan bahwa pihaknya telah
melakukan suatu upaya hukum yang menyatakan, baik KPMG-SSH ataupun
dirinya secara pribadi. tidak mengakui ataupun menolak tuduhan-tuduhan yang
diajukan SEC dan Depkeh dan tidak dikenakan sanksi apapun. "Perusahaan
(KPMG-SSH-red) dan saya telah menyelesaikan perkara ini di Pengadilan di
Houston. Untuk itu, baik saya ataupun perusahaan tidak mengakui ataupun
menyangkal tuduhan-tuduhan dari pemerintah Amerika," jelas Harsono. Menurut
rilis SEC, penyelesaian dengan pola seperti yang dilakukan KPMG-SSH dan
Harsono berdampak pada bebasnya kedua tergugat itu dari sanksi pidana ataupun
denda. Menurut Harsono, upaya hukum yang dilakukan lawyer-nya di AS tersebut
adalah sesuatu yang lazim dipraktekkan di AS. Harsono mengatakan bahwa
dirinya tidak menghadiri secara langsung proses "perdamaian" antara
pengacaranya dengan pengadilan di AS. Ia juga mengaku bahwa kabar tentang
penyelesaian gugatan pemerintah AS terhadap dirinya itu baru ia ketahui dari
kantornya.

Akibat hukum dari perdamaian itu sendiri adalah bahwa para tergugat,
baik KPMG-SSH dan Harsono, dilarang untuk melakukan pelanggaran,
memberikan bantuan dan advis yang berakibat pelanggaran terhadap pasal-pasal
anti penyuapan dalam FCPA. Sekaligus, keduanya juga dilarang untuk melanggar
pasal-pasal tentang pembukuan dan laporan internal perusahaan berdasarkan
Securities Exchange Act tahun 1934. Dari dua undang-undang yang berbeda, ada
tiga pasal yang dituduhkan telah dilanggar oleh KPMG-SSH dan Harsono. Untuk
FCPA, KPMG-SSH dan Harsono didakwa telah melanggar Section 104A(a)(1), (2)
dan (3). Sedangkan untuk Securities Exchange Act – UU Pasar Modal AS -,
Section 30A(a)(1), (2), (3) serta Section 13(b)(2)(B). Terhadap pelanggaran pasal-
pasal anti penyuapan yang diatur dalam FCPA, SEC ataupun Depkeh dapat
mengajukan gugatan dengan denda sampai dengan AS$10 ribu. Gugatan tersebut
tidak hanya dapat dialamatkan pada perusahaan yang melanggar, namun juga

6
terhadap para direktur, pejabat, karyawan, atau agen dari perusahaan yang
bersangkutan. Bahkan, juga mencakup para pemegang sahamnya. Untuk kasus-
kasus tertentu, denda yang dapat diajukan baik oleh SEC ataupun oleh pihak
kejaksaan dapat berkisar pada jumlah AS$5.000 hingga AS$100.000 terhadap
orang tertentu, dan AS$50.000 hingga AS$500.000 untuk yang lainnya

Penasihat anti suap Baker Hudges Inc, rupanya khawatir dengan sikap
anak perusahaannya. Maka dari itu, daripada menanggung resiko yang besar,
Baker akhirnya melaporkan secara suka rela kasus ini dengan memecat
eksekutifnya. Dan kesalahan yang dilakukan KPMG – SSH dan Baker Hudges Inc,
nyaris terseret ke dalam pengadilan distrik Texas. Namun karena Baker memohon
ampun, kasus ini akhirnya diselesaikan diluar pengadilan.

2.4 Tanggapan Kejaksaan Agung dan IAI

Kepada hukumonline, Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus, Bachtiar


Fachry Nasution, berjanji akan mempelajari kasus dugaan suap ini: apakah kasus
ini termasuk korupsi atau pidana perpajakan. Namun, dirinya mengaku bahwa
sampai saat ini, belum mengetahui adanya dugaan suap yang dilakukan oleh
KPMG-SSH ataupun Sonny Harsono. Sementara itu, mengomentari kasus ini,
Ketua Majelis Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Erry Riyana
Hardjapamekas, mengatakan bahwa sebelum ada bukti yang kuat, KPMG-SSH
harus diasumsikan tidak melakukan suap tersebut. "Karena KPMG-SSH
seharusnya mengerti dan menguasai nilai-nilai dan kode etik profesi. Tapi realitas
di Indonesia mungkin saja mengubah nilai-nilai itu," jelas Erry kepada
hukumonline. Erry mengatakan, kadang customer service diartikan secara salah
oleh sebagian KAP, hingga melupakan nilai-nilai profesi. Padahal, customer
service berarti kualitas kerja, bukan membantu klien untuk "mencuri". "Efisiensi
pajak tidak apa, tapi tax avoidance (penghindaran pajak) itu bisa ditarik ke
korupsi," tegas Erry lagi.

7
Ketika ditanyakan apakah IAI akan meminta klarifikasi dari KPMG-SSH
soal dugaan suap itu, Erry menjelaskan bahwa selama tidak ada pengaduan dari
klien, maka Majelis Kehormatan IAI tidak dapat melakukan hal itu. Majelis
Kehormatan IAI, tambah Erry, tingkatnya banding seperti Mahkamah Agung.
Karena itu, pengaduan harus lewat proses peradilan tingkat pertama, yaitu Badan
Pertimbangan Profesi Akuntan Publik. Terlepas dari benar tidaknya tuduhan suap
atas KPMG-SSH dan Sonny Harsono, Erry berpendapat bahwa praktek suap jelas
bertentangan dengan kode etik profesi akuntan. Seharusnya akuntan jika disuruh
klien untuk menyogok pejabat wajib menolak, bahkan untuk seluruh pekerjaannya.
Memfasilitasi penyogokan saja tidak boleh, apalagi memberi advis, tandas Erry.
Jika benar dugaan sogokan ini, kasus skandal penyuapan pajak ini merupakan
tamparan keras bagi profesi akuntan. Karena seharusnya, akuntan harus
menjunjung kode etika profesi..

2.5 Analisa Kasus

Kasus ini tentunya bukan kasus yang kecil, pemerintah Amerika ikut turut
andil dalam melakukan gugatan kasus ini. Terlebih lagi Amerika memiliki undnag
– undang yang mengatur perilaku perusahaan – perusahaan yang beroperasi
dinegara lain. Dalam hal ini, Baker Hudges Inc, yang berpusat di Texas terbukti
melakukan tindak penyuapan kepada pejabat kantor pajak di Indonesia untuk
mengurangi jumlah pengenaan pajak yang diperuntukkan anak perusahaannya
yang berkantor di Indonesia yaitu PT. Eastman Chrishtensen. Penyuapan ini tidak
semata – mata dilakukan oleh Baker Hudges secara langsung, melainkan
dialihkan kepada KPMG – SSH yang merupakan kantor audit yang mengaudit
PTEC. Menurut kelompok kami, seharusnya kasus penyuapan ini tidak terjadi,
karena apabila setiap akuntan mempunyai pengetahuan dan pemanhaman dan
menerapkan Etika secara mendalam dalam pelaksanaan pekerjaannya. Sebagai
seorang yang profesional yang memiliki kode etik, seharusnya seorang akuntan
melandaskan setiap tindakannya pada etika profesinya. Menurut pandangan
kelompok kami, dalam kasus ini KPMG – SSH telah mengabaikan integritas dan
objektivitas sebagai seorang akuntan publik. KPMG – SSH melanggar prinsip

8
dasar etika profesi akuntan, yaitu integritas, objektivitas, kompetensi serta
kecermatan dan kehati – hatian profesional, dan perilaku profesional.

1. Prinsip Integritas
Dalam kasus ini akuntan tidak tegas dan tidak jujur dalam menjalin
hubungan profesionalnya dengan bersedia melakukan kecurangan yaitu
melakukan penyuapan pajak untuk kepentingan kliennya.
2. Prinsip Objektivitas
KPMG - SSH tidak melakukan pertimbangan objektif yang menyebabkan
terjadinya benturan kepentingan dengan memihak kepada kepentingan
klien agar mendapatkan keringanan pembayaran pajak dengan
mengusulkan untuk menyogok aparat pajak di Indonesia.
3. Prinsip Kompetensi, Sikap Kecermatan dan Kehati – hatian
Profesional
Dalam kasus ini akuntan tidak menggunakan sikap kehati-hatian
profesionalnya dengan tidak mempertimbangkan resiko yangakan terjadi
berkaitan dengan kelangsungan jasa kantor akuntan publiknya yang
menyebabkan keraguan pada masyarakat terhadap jasa profesional
akuntannya.
4. Prinsip Perilaku Profesional
KPMG – SSH telah melanggar prinsip perilaku profesional dengan
melakukan pelanggaran hukum yang dapat mendiskreditkan profesi nya
yaitu dengan menyarankan klien untuk melakukan penyuapan pajak untuk
mendapatkan keringanan pembayaran pajak, dan bersekongkol dengan
pihak ketiga (perugas pajak) untuk kepentingan klien dan organisasinya
yang berakibat merugikan negara.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

KPMG – Siddharta Siriddharta & Harsono jelas melanggar prinsip –


prinsip dan etika yang digariskan dalam kode eitk akuntansi, yaitu prinsip
integritas, objektivitas, kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati – hatian
professional dan prinsip perilaku professional. Tindakan yang dilakukan oleh
KPMG – SSH dengan menyarankan klien untuk melakukan penyuapan petugas
pajak merupakan tindakan yang tidak etis bagi auditor, dimana seharusnya auditor
memiliki independensi terhadap sikap dan mental dan bertindak jujur serta
mengikuti kaidah – kaidah yang ada termasuk dalam mengatur kewajiban tentang
pajak yang berkaitan dengan negara.

10
DAFTAR PUSTAKA

Jumansyah, dkk. 2011. Akuntansi Forensik dan Prospeknya Terhadap


Penyelesaian Masalah – Maslaah Hukum Di Indonesia. Prosiding Seminar
Nasional “Problematika Hukum Dalam Implementasi Bisnis dan Investasi
(Prospektif Multidispliner)”.

Singleton, Tommie W, dan Singleton, Aaron J. 2010. Fraud Auditing and


Forensic Accounting Fourth Edition. United States Of America : John
Willey & Sons, Inc.

https://prezi.com/_lt3zj8dpxlf/kasus-penyuapan-pajak-kpmg-siddharta-siddharta-
harsono/

https://www.hukumonline.com/berita/baca/hol3732/font-size1-
colorff0000bskandal-penyuapan-pajakbfontbr-kantor-akuntan-kpmg-
indonesia-digugat-di-as?page=5

https://www.sec.gov/litigation/litreleases/lr17127.htm

11

Anda mungkin juga menyukai