Anda di halaman 1dari 133

BAB II

PEMBAHASAN

A. Perbandingan kandungan Peraturan Perundang- undangan Akuntan Publik


Perbedaan atanta peraturan perundnag- undangan yang berlaku di indonesia

BA Uraian UU no.5 tahun 2011 PP no. 20 tahun PMK no.17 tahun 2008
B tentang Akuntan 2015 tentang
Publik Praktik Akuntan
Publik
I Ketentuan Pasal 1 ketentuan Pasal 1 ketentuan Pasal 1 ketentuan umum
umum umum umum

Pasal 2 wilayah kerja


akuntan publik meliputi
seluruh wilayah Negara
kesatuan Republik In-
donesia

Pada Bab I UU no.5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik, PP no. 20 tahun 2015 tentang Praktik
Akuntan Publik dan PMK no.17 tahun 2008. Menetapkan mengenai ketentuan umum kauntanpublik
yang berisikan definisi dari istilah- istilah yang digunakan dalam peraturan yang berlaku. Pada UU
no.5 tahun 2011 mencakup juga menyantumkan wilayah kerja akuntan publik meliputi seluruh
wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia.

II Bidang Jasa Pasal 3 Pasal 10 Pasal 2

Akuntan Publik Akuntan Publik Bidang jasa Akuntan Publik


memberi-kan jasa dan KAP adalah atestasi,
memberikan jasa
asurans, yang meliputi:
asurans, yang yang meliputi:
a. jasa audit atas meliputi:
a. jasa audit umum atas
informasi
a. audit atas informasi laporan keuangan;
keuangan historis;
keuangan historis;
b. jasa pemeriksaan atas
b. jasa reviu atas
b. jasa reviu atas laporan keuangan
informasi
informasi keuangan
keuangan historis; historis; prospektif;

c. jasa asurans dan c. jasa pemeriksaan atas


lainnya. pelaporan informasi
c. jasa asurans
keuangan proforma;
(2)jasa assurance hanya lainnya.
diberikan oleh akuntan d. jasa reviu atas laporan
pubilk keuangan; dan
(2) sama
(3) Akuntan public dapat e. jasa atestasi lainnya
memberikan jasa lainya (3) sama sebagaimana tercantum
yang berkaitan dengan dalam SPAP
akuntansi, keuangan
(2) sama
dan managemen sesuai
dengan ketentuan (3) Akuntan Publik dan KAP
peraturan perundang dapat memberikan jasa audit
undangan lainnya dan jasa yang
berkaitan dengan akuntansi,
keuangan, manajemen,
kompilasi, perpajakan, dan
konsultansi sesuai dengan
kompetensi Akuntan
Publik dan peraturan
perundang-undangan yang
berlaku.
Pembatasan Pasal 4 Pasal 11 Pasal 3
Pemberian
(1)Pemberian jasa audit (1)Pemberian jasa (1)Pemberian jasa audit
Jasa
oleh Akuntan Publik audit atas umum atas laporan keuangan
dan/atau KAP atas dilakukan oleh KAP paling
informasi keuangan
informasi keuangan lama untuk 6 (enam)
historis terhadap suatu
historis suatu klien tahun buku berturut- turut
entitas oleh seorang
untuk tahun buku yang dan oleh seorang Akuntan
Akuntan Publik
berturut dapat dibatasi Publik paling lama untuk 3
dibatasi paling lama
dalam jangka waktu (tiga) tahun buku
untuk 5 (lima) tahun
tertentu. berturut-turut.
buku berturut- turut.
(2) Ketentuan mengenai (2) Akuntan Publik dapat
(2) Entitas
pembatasan pemberian menerima kembali
sebagaimana
jasa audit atas informasi penugasan audit umum untuk
dimaksud pada ayat
keuangan historis diatur klien sebagaimana dimaksud
(1)
dalam Peraturan setelah 1 (satu) tahun
Pemerintah. terdiri atas : buku tidak memberikan
jasa audit umum atas
a. Industri di sektor
laporan keuangan klien
1
b. Pasar Modal tersebut.
c. Bank umum (3) Jasa audit umum atas
laporan keuangan dapat
d. Dana pensiun;
diberikan kembali kepada
e. Perusahaan klien yang sama melalui KAP
asuransi/reasuransi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) setelah 1 (satu)
f. Badan Usaha Milik
tahun buku tidak
Negara
diberikan melalui KAP
(3) Pembatasan
pemberian jasa audit tersebut.
atas informasi juga
(4) Dalam hal KAP yang telah
berlaku bagi Akuntan
menyelenggara-kan audit
Publik yang
umum atas laporan keuangan
merupakan Pihak
dari suatu entitas
Terasosiasi.
melakukan perubahan
(4) Akuntan Publik komposisi Akuntan
dapat memberikan Publiknya, maka terhadap
kembali jasa audit KAP tersebut tetap
atas informasi ke- diberlakukan ketentuan
uangan historis sebagaimana dimaksud pada
terhadap entitas ayat (1).
setelah 2(dua)
(5)KAP yang melakukan
tahun buku Berturut -
perubahan komposisi
turut tidak
Akuntan Publik yang
memberikan jasa
mengakibatkan jumlah
tersebut.
Akuntan Publiknya 50%
(lima puluh perseratus) atau
lebih berasal dari KAP yang
telah menyelenggarakan
audit umum atas laporan
keuangan dari suatu entitas,
diberlaku-kan sebagai
kelanjutan KAP asal Akuntan
Publik yang bersangkutan dan
tetap diberlakukan
pembatasan penyeleng-
garaan auditumum atas
laporan keuangan
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).

(6)Pendirian atau
perubahan nama KAP
yang komposisi Akuntan
Publiknya 50% (lima puluh
per seratus) atau lebih
berasal dari KAP

yang telah
menyelenggarakan audit
umum atas laporan keuangan
dari suatu entitas,
diberlakukan sebagai
kelanjutan KAP asal Akuntan
Publik yang bersangkutan dan
tetap diberlakukan
pembatasan penye-
lenggaraan audit umum atas
laporan keuangan
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).
Pada Bab II UU no.5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik, PP no. 20 tahun 2015 tentang Praktik
Akuntan Publik dan PMK no.17 tahun 2008. Menetapkan mengenai jenis jasa yang di berikan oleh
akuntan publik dan batasan pemberian jasa.

Pemberian jasa audit oleh Akuntan Publik dan/atau KAP atas informasi keuangan historis suatu klien
untuk tahun buku yang berturut dapat dibatasi dalam jangka waktu tertentu. Pada Pasal 3 PMK
no.17 tanun 2008 Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dilakukan oleh KAP paling
lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut- turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk
3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Namun, pada PP no.20 dan saat ini berlaku Pemberian jasa audit
atas informasi keuangan historis terhadap suatu entitas oleh seorang Akuntan Publik dibatasi
paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut- turut.

Pembatasan pemberian jasa audit atas informasi juga berlaku bagi Akuntan Publik yang merupakan
Pihak Terasosiasi maupun perubahan komposisi akuntan dalam KAP. Akuntan Publik dan KAP dapat
menerima kembali penugasan audit umum untuk klien sebagaimana dimaksud setelah 1 (satu)
tahun buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien tersebut. Namun, saat
ini Kuntan public diperbolehkan menerima kembali penugasan audit umum untuk klien setelah
2(dua) tahun buku Berturut - turut tidak memberikan jasa tersebut. Di etapkan dalam PP no.20.

III Perizinan Pasal 5 Pasal 4


Akuntan
(1) Izin menjadi Akuntan (1)sama
Publik
Publik diberikan oleh
(2)Pemberian izin
Menteri. sebagaimana di-maksud pada
ayat (1) ditetapkan oleh
(2) Izin sebagaimana
Sekretaris Jenderal atas nama
dimaksud pada ayat (1)
Menteri.
berlaku selama 5
(lima) tahun sejak
tanggal ditetapkan dan
dapat diper-panjang.

(3) Apabila masa


berlaku izin Akuntan
Publik telah berakhir
dan tidak memperoleh
perpanjang-an izin,
yang bersangkut-an
tidak lagi menjadi
Akuntan Publik dan
tidak dapat memberikan
jasa asurans
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1).

Perizinan Pasal 6 Pasal 5


untuk
(1)Untuk mendapatkan (1)Untuk mendapatkan izin
Menjadi
izin menjadi Akuntan sebagaimana dimaksud
Akuntan
Publik, seseorang harus dalam Pasal 4 ayat (1),
Publik
memenuhi syarat Akuntan mengajukan
sebagai berikut: permohonan tertulis kepada
Sekretaris Jenderal u.p.
a. memiliki sertifikat
Kepala Pusat dengan
tanda lulus ujian
memenuhi persyaratan
profesi akuntan
sebagai berikut:
publik yang sah;
a. memiliki nomor Register
b. berpengalaman
Negara untuk Akuntan;
praktik memberikan
jasa sebagaimana b. memiliki Sertifikat Tanda
dimaksud dalam Lulus Ujian Sertifikasi
Pasal 3 Akuntan Publik (USAP)
yang diselenggarakan oleh
c. berdomisili di wilayah
IAPI;
Negara Kesatuan
Republik Indonesia; c. dalam hal tanggal
kelulusan USAP
d. Memiliki Nomor
sebagaimana dimaksud
Pokok Wajib Pajak;
pada huruf b telah
e. Tidak pernah dikenai melewati masa 2 (dua)
sanksi administratif tahun, maka wajib
berupa pencabutan menyerahkan bukti telah
izin Akuntan Publik; me-ngikuti Pendidikan
Profesional Berke-lanjutan
f. tidak pernah
(PPL) paling sedikit 60
dipidana yang telah
(enam puluh) Satuan
mempunyai kekuatan
Kredit PPL (SKP) dalam 2
hukum tetap karena
melakukan tindak (dua) tahun terakhir;
pidana kejahat-an
d. berpengalaman praktik di
yang diancam
bidang audit umum atas
dengan pidana
laporan keuangan paling
penjara 5 (lima)
sedikit 1000 (seribu) jam
tahun atau lebih
dalam 5 (lima) tahun
g. Menjadi anggota terakhir dan paling sedikit
Asosiasi Profesi 500 (lima ratus) jam
Akuntan Publik yang diantaranya memimpin
ditetapkan oleh dan/atau mensupervisi
Menteri perikatan audit umum,
yang disahkan oleh
h. tidak berada dalam
Pemimpin/Pemimpn Rekan
pengampuan.
KAP;
(2) Ketentuan lebih
e. berdomisili di wilayah
lanjut mengenai
Republik Indonesia yang
persyaratan dan tata
dibuktikan dengan Kartu
cara perizinan
Tanda Penduduk (KTP) atau
sebagaimana dimaksud
bukti lainnya sesuai
pada ayat (1) diatur
dengan peraturan
dalam
perundang-undangan yang
Peraturan Menteri. berlaku;

f. memiliki Nomor Pokok


Wajib Pajak (NPWP);

g. tidak pernah dikenakan


sanksi pencabutan izin
Akuntan Publik; dan

h. membuat Surat
Permohonan, melengkapi
formulir Permohonan Izin
Akuntan Publik, membuat
surat pernyataan tidak
merangkap
jabatansebagaimana
dimaksud dalam Pasal 46,
dan membuat surat
pernyataan bermeterai.

Pasal 6

(1) Izin Akuntan Publik


sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (1)
diterbitkan dalam jangka
waktu 20 (dua puluh) hari
kerja sejak permohonan izin
diterima secara lengkap.

(2) Permohonan izin Akuntan


Publik dinyatakan tidak
lengkap disampaikan melalui
pemberitahuan tertulis oleh
Kepala Pusat dalam jangka
waktu 10 (sepuluh) hari kerja
sejak permohonan diterima.

(3) Pemohon dapat


melengkapi persyaratan yang
dinyatakan tidak lengkap
paling lama 3 (tiga) bulan
sejak tanggal pemberitahuan
tertulis ditetapkan.

(4) Apabila kelengkapan


persyaratan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3)

tidak dipenuhi, maka


permohonan izin Akuntan
Publiktidak dapat diproses
dan pemohon dapat
mengajukan permohonan
baru dengan memenuhi
persyaratansebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5.

Pasal 7

(1) Akuntan Publik dalam


memberikan jasanya wajib
mempunyai KAP.

(2) Kewajiban mempunyai


KAP sebagaimana dimaksud
pada ayat (1)

harus dipenuhi paling lama 6


(enam) bulan sejak izin
Akuntan Publik diterbitkan.

(3) Akuntan Publik yang telah


mengundurkan diri dari suatu
KAP, wajib mempunyai KAP
paling lama 6 (enam) bulan
sejak pengunduran diri.

(4) Dalam hal kewajiban


sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) atau ayat (3) tidak
dipenuhi, Sekretaris Jenderal
atas nama Menteri mencabut
izin Akuntan Publik yang
bersangkutan

Perizinan Pasal 7
untuk
(1)Akuntan Publik Asing
Akuntan
dapat mengajukan
Publik Asing
permohonan izin
Akuntan Publik kepada
Menteri apabila telah
ada perjanji-an saling
pengakuan antara
Pemerintah Indonesia
dan pemerintah negara
dari Akuntan Publik
Asing tersebut.

(2)Untuk mendapatkan
izin Akuntan Publik,
Akuntan Publik Asing
harus memenuhi syarat
sebagai berikut:

a. berdomisili di wilayah
Negara Kesatuan
Republik Indonesia;

b. memiliki Nomor
Pokok Wajib Pajak;

c. tidak pernah dikenai


sanksi administratif
berupa pencabutan
izin sebagai akuntan
publik di negara
asalnya;

d. tidak pernah
dipidana;

e. tidak berada dalam

pengampuan;

f. mempunyai
kemampuan
berbahasa Indonesia;

g. mempunyai
pengetahuan di
bidang perpajakan
dan hukum dagang
Indonesia;

h. berpengalaman
praktik dalam bidang
penugasan asurans
yang dinyatakan
dalam suatu hasil
penilaian oleh
asosiasi profesi
akuntan publik;

i. sehat jasmani dan


rohani yang
dinyatakan oleh
dokter di Indonesia;
dan

j. ketentuan lain sesuai


dengan perjanjian
saling pengakuan
antara Pemerintah
Indonesia dan
pemerintah negara
dari Akuntan Publik
Asing.

(3) Akuntan Publik Asing


yang telah memiliki izin
Akuntan Publik tunduk
pada Undang- Undang
ini.

(4)Ketentuan lebih
lanjut mengenai
persyaratan dan tata
cara permohonan izin
Akuntan Publik Asing
menjadi Akuntan Publik
sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diatur
dalam Peraturan
Menteri.

Perpanjanga Pasal 8
n Izin
(1) IzinAkuntan Publik
diberikan oleh Menteri.

(2)Untuk
memperpanjang izin,
Akuntan Publik harus

mengajukan
permohonan tertulis
kepada Menteri,

dengan persyaratan se-


bagai berikut:

a. berdomisili di
wilayah Negara
Kesatuan Republik
Indonesia;

b. menjadi anggota
Asosiasi Profesi
Akuntan Publik
yang ditetapkan
oleh Menteri;
c. tidak berada da-
lam pengampuan;

d. menjaga kom-
petensi melalui
pelatihan pro-
fesional berke-
lanjutan.

(3) Akuntan Publik harus


mengajukan
permohonan
perpanjangan izin paling
lambat 60 (enam puluh)
hari sebelum jangka
waktu 5 (lima) tahun
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (2)
berakhir.

(4) Akuntan Publik


sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dapat
mengajukan
perpanjangan izin
hingga masa berlaku
izin berakhir dengan
dikenai sanksi
administratif berupa
denda.

(5) Menteri harus


menerbitkan
perpanjang-an izin
Akuntan Publik paling
lambat 30 (tiga puluh)
hari setelah:

a. persyaratan
sebagaimana
dimaksud pada ayat
(2) dinyatakan
lengkap; atau

b. persyaratan sebagai-
mana dimaksud pada
ayat (2) dinyatakan
lengkap dan sanksi
administratif berupa
denda telah dibayar
bagi Akuntan Publik
yang terlambat
mengajukan perpan-
jangan izin sebagai-
mana dimaksud pada
ayat (4).
(6) Dalam hal Menteri
tidak menerbitkan per
panjangan izin Akuntan
Publik dalam jangka
waktu 30 (tiga puluh)
hari sebagaimana
dimaksud pada ayat (5),
izin Akuntan

Publik dinyatakan telah


diperpanjang.

(7)Akuntan Publik yang


tidak mengajukan per-
mohonan perpanjangan
izin setelah 5 (lima)
tahun sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5
ayat (2) dapat
mengajukan
permohonan izin baru
dengan memenuhi
keten-tuan
sebagaimana di-maksud
dalam Pasal 6 ayat (1)
atau Pasal 7 ayat (2).

(8)Ketentuan lebih
lanjut mengenai
persyaratan dan tata
cara perpanjangan izin
Akuntan Publik diatur

Dalam Peraturan
Menteri.

Penghentian Pasal 9 Pasal 8


Pemberian
(1)Akuntan Publik dapat (1)mengajukan permohonan
Jasa Asurans
mengajukan penghentian pemberian jasa
untuk permohonan Akuntan Publik untuk
Sementara penghentian pemberian sementara waktu atas
Waktu, jasa asurans permintaan sendiri kepada
sebagaimana di-maksud Sekretaris Jenderal.
Pengundura
dalam Pasal 3 ayat (1)
n Diri,dan (2) Sekretaris Jenderal
untuk sementara waktu.
Tidak memberikan persetujuan
Berlakunya (2)Persetujuan atas penghentian pemberian
Izin permohonan
jasa untuk sementara waktu
sebagaimana dimaksud
kepada Akuntan Publik
pada ayat (1) diberikan
sebagaimana dimaksud pada
oleh Menteri.
ayat (1).
(3) Jangka waktu
(3)Permohonan untuk
penghentian pemberian
memperoleh persetujuan
jasa asurans untuk
sementara waktu sebagaimana dimaksud
sebagaimana di-maksud
pada ayat (1) diajukan oleh
pada ayat (1) dapat
Akuntan Publik yang
diberikan paling lama
bersangkutan secara tertulis
sampai berakhir masa
kepada Sekretaris Jenderal
berlakunya izin.
u.p. Kepala Pusat, dengan
(4)Dalam masa melampirkan:
penghentian pemberian
a. surat rekomendasi dari
jasa asurans untuk
KAP bagi Akuntan Publik
sementara waktu,
yangmenjadi Rekan pada
Akuntan Publik tidak
KAP;
dapat memberikan jasa
asurans sebagaimana b. alamat lengkap selama
dimaksud dalam Pasal 3 menjalani penghentian
ayat (1). pemberian jasa Akuntan
Publik untuk sementara
(5)Ketentuan lebih
waktu;
lanjut mengenai
persyaratan dan tata c. jangka waktu yang
cara penghentian dimohonkan untuk
pemberian jasa untuk menjalani penghentian
sementara waktu pemberian jasa Akuntan
diatur Dalam Publik untuk sementara
Peraturan Menteri. waktu

d. alasan penghentian
pemberian jasa Akuntan
Publik untuk sementara
waktu;

e. pernyataan dari IAPI


bahwa:

Pasal 9

(1)Persetujuan penghentian
pemberian jasa Akuntan
Publik untuk sementara
waktu atas permintaan
sendiri diterbitkan dalam
jangka waktu 20 (dua puluh)
hari kerja sejak per-mohonan
diterima secara lengkap.

(2)Permohonan dinyatakan
tidak lengkap disampaikan
melalui pemberitahuan
tertulis oleh Kepala Pusat
dalam jangka waktu 10
(sepuluh) hari kerja sejak
permohonan diterima.

(3) Pemohon dapat


melengkapi persyaratan yang
dinyatakan tidak lengkap
paling lama 3 (tiga) bulan
sejak tanggal pemberitahuan
tertulis.

(4)Apabila kelengkapan
persyaratan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) tidak
dipenuhi, maka permohonan
tidak dapat diproses dan
pemohon dapat kembali
mengajukan permohonan
baru dengan memenuhi
persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8

ayat (3).

Pasal 10

Persetujuan penghentian
pemberian jasa
sebagaimanadimaksud dalam
Pasal 8 ayat (2) diberikan
untuk jangka waktu paling
lama 5 (lima) tahun.
Pasal 11

(1)Akuntan Publik yang akan


mengakhiri masa
penghentian pemberian jasa
sebagaimana di-maksud
dalam Pasal 8 ayat (1), untuk
dapat memberikan jasa
Akuntan Publik kembali wajib
mengajukan permohonan
secara tertulis kepada
Sekretaris Jenderal u.p.
Kepala Pusat dengan
melampirkan dokumen
sebagai berikut:

a.bukti telah mengikuti PPL


paling sedikit 30 SKP yang
memenuhi

ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 34
ayat (4) untuk periode 1
(satu) tahun sebelum
berakhirnya masa
penghentian pemberian jasa;

b.bukti keanggotaan IAPI


yang masih berlaku;

c.bukti domisili; dan

d.membuat Surat
Permohonan, melengkapi
formulir Permohonan

Mengakhiri Penghentian
Pemberian Jasa Akuntan
Publik untuk Sementara
Waktu atas Permintaan
Sendiri, membuat surat per-
nyataan tidak mer-angkap
jabatan sebagai-mana
dimaksud dalam Pasal 46,
dan membuat surat
pernyataan bermeterai cukup
yang menyatakan bahwa
data persyaratan yang
disampaikan adalah benar
dengan meng-gunakan
Lampiran III sebagai-mana
terlampir dalam Peraturan
Menteri Keuangan ini.

(2)Menteri berwenang
mencabut izin Akuntan Publik
yang tidak Mengajukan
permohonan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
sampai dengan berakhirnya
masa penghentian pemberian
jasa Akuntan Publik.

(3)Sekretaris Jenderal atas


nama Menteri menetapkan
pencabutan izin Akuntan
Publik sebagaimana
dimaksud pada ayat (2).

(4)Permohonan persetujuan
untuk penghentian
pemberian jasa Akuntan
Publik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(1)

hanya dapat diajukan kembali


paling singkat 5 (lima) tahun
sejak berakhirnya
persetujuan penghentian
pemberian jasa Akuntan
Publik sebelumnya
Pengundura Pasal 10 Pasal 12 Pasal 14
n diri
(1)Akuntan Publik dapat (1)sama (1)sama
mengajukan (2)sama (2)sama
permohonan
(3)Untuk memperoleh (3)Sekretaris Jenderal atas
pengunduran diri persetujuan Menteri nama Menteri menetapkan
sebagai Akuntan Publik atas permohonan persetujuan
pengunduran diri,
(2) Persetujuan atas sebagaimana dimaksud pada
Akuntan Publik
permohonan ayat (2).
sebagaimana dimaksud harus telah
(4)Permohonan pengunduran
pada ayat (1) diberikan menyelesaikan seluruh
diri Akuntan Publik
oleh Menteri. perikatan profesional
disampaikan secara tertulis
dengan entitas
(3)Akuntan Publik yang oleh Akuntan Publik yang
telah mengundurkan diri (4)Akuntan Publik bersangkutan kepada
sebagaimana dimaksud dinyatakan telah me- Sekretaris Jenderal u.p.
pada ayat (1) dapat nyelesaikan seluruh Kepala Pusat dengan
mengajukan kembali memenuhi persyaratan
perikatan profesional
permohonan izin sebagai
sebagaimana
Akuntan Publik setelah 1
dimaksud pada ayat berikut:
(satu)
(3) apabila:
b.membuat surat pernyataan
tahun terhitung sejak
a.telah menerbitkan mengenai penyelesaian
tanggal persetujuan
laporan pemberian perikatan
atas pengunduran diri.
jasa;
profesional antara Akuntan
(4)Syarat untuk
b.mengundurkan diri Publik dengan kliennya yang
mengajukan kembali
dari perikatan dengan
permohonan izin ditandatangani oleh Akuntan
per-timbangan yang
Akuntan Publik sebagai- Publik yang bersangkutan;
sesuai dengan SPAP
mana dimaksud pada c.mengundurkan diri (5) Sekretaris Jenderal
ayat (3) berlaku dari perikatan dan menolak permohonan
ketentuan sebagaimana telah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6
menyelesaikan dimaksud pada
ayat (1) atau Pasal 7
kewajiban kepada
ayat (2). ayat (4), apabila yang
entitas atas
bersangkutan:
(5) Ketentuan lebih
pengunduran dirinya;
lanjut mengenai a. sedang diperiksa oleh
persyaratan dan tata d.telah melimpahkan Sekretaris Jenderal atau
cara pengunduran diri perikatan kepada diadukan oleh pihak lain
sebagaimana dimaksud Akuntan Publik yang layak ditindaklanjuti;
pada ayat (1) diatur dan/atau KAP yang lain
b. telah dikenakan sanksi
dalam Peraturan dengan persetujuan
peringatan sebanyak 2
Pemerintah.
entitas (dua) kali dalam jangka
waktu 48 (empat puluh
.
delapan) bulan terakhir
Pasal 13 terhitung sejak saat
permohonan disampaikan
(1)Persetujuan atas
secara lengkap;
Per-mohonan peng-
unduran diri Sebagai- c.sedang menjalani kewajiban
mana dimaksud yang harus dilakukan ber

dalam Pasal 12 ayat dasarkan rekomendasi


(2) diterbitkan dalam Sekretaris Jenderal; atau
jangka waktu paling
d.sedang menjalani sanksi
lama 20 (dua puluh)
hari kerja sejak pembekuan izin.
permohonan diterima
(6)Persetujuan sebagaimana
secara lengkap.
dimaksud pada ayat (3)
(2) Dalam hal diterbitkan dalam jangka
permohonan peng- waktu 20 (dua puluh) hari
unduran diri kerja sejak permohonan
sebagaimana diterima secara lengkap.
Dimaksud pada ayat
(7)Sekretaris Jenderal atas
(1) disetujui, Menteri
nama Menteri mencabut
menerbitkan
izinAkuntan Publik yang
keputusan pencabutan
memenuhi persyaratan dan
izin Akuntan Publik.
ketentuan sebagaimana
(3) Ketentuan lebih
dimaksud pada ayat (4).
lanjut
(8)Dalam hal permohonan
mengenai tata cara
sebagai-mana dimaksud pada
permohonan peng-
ayat (4) dinyatakan tidak
unduran diri sebagai
lengkap, Kepala Pusat dalam
Akuntan Publik
jangka waktu 10 (sepuluh)
sebagai-mana
hari kerja sejak permohonan
dimaksud pada ayat
diterima menyampaikan
(1) diatur dengan
pemberi-tahuan tertulis
Peraturan Menteri.
kepada pemohon.

(9)Apabila dalam jangka


waktu paling lama 3 (tiga)
bulan kelengkapan

Persyaratan sebagaimana
dimaksud pada ayat (8) tidak
dipenuhi, maka Per-mohonan
pengunduran diri Akuntan
Publik tidak dapat diproses.

(10)Dalam hal persetujuan


sebagai-mana dimaksud pada
ayat (2) diberikan kepada
Akuntan Publik yang pernah
dikenakan sanksi pembekuan
izin, maka ketentuan Pasal 67
ayat (2) tetap berlaku apabila
yang ber-sangkutan menjadi
Akuntan Publik kembali.

Menonaktifa Pasal 11 Pasal 15


n izin
(1)Izin Akuntan Publik (1)sama
akuntan
dinyatakan tidak berlaku (2)Dalam hal Akuntan Publik
apabila: sebagaimana dimaksud pada
a. Akuntan Publik
meninggal dunia; ayat (1)
atau
memiliki KAP berbentuk
b. izin Akuntan Publik badan usaha perseorangan,
tidak diperpanjang. maka izin usaha KAP yang
bersangkutan dinyatakan
(2) Izin Akuntan Publik
tidak berlaku
dicabut dalam hal yang

Bersangkutan:

a. mengajukan
permohonan
pengunduran diri;

b. dikenai sanksi
administratif berupa
pencabutan izin;

c. dipidana yang telah


mempunyai kekuatan
hukum tetap karena
melakukan tindak
pidana kejahatan
yang diancam
dengan pidana
penjara 5 (lima)
tahun atau lebih;

d. dipidana yang telah


mempunyai kekuatan
hukum tetap
berdasar-kan
ketentuan UU ini.

e. berada dalam peng-


ampuan; atau me-
nyampaikan
dokumen palsu atau
yang dipalsukan atau
pernyataan yang
tidak benar pada
saat pengajuan
permohonan izin
Akuntan Publik.
Pengaktifan Pasal 12
Izin Akuntan
(1)Menteri memberikan
Publik yang
persetujuan kepada Akuntan
Dikenakan
Publik untuk memberikan jasa
Sanksi sebagaimana dimaksud
Pembekuan dalam Pasal 2 kembali
Izin setelah berakhirnya masa
pembekuan izin.

(2)Sekretaris Jenderal atas


nama Menteri menetapkan
persetujuan

sebagaimana dimaksud pada


ayat (1).

(3)Akuntan Publik yang


dikenakan sanksi pembekuan
izin, apabila masa
pembekuan tersebut telah
berakhir dan akan
memberikan jasanya kembali,
wajib mengajukan
permohonan persetujuan
sebagai-mana dimaksud pada
ayat (1) kepada Sekretaris
Jenderal u.p. Kepala Pusat
untuk memberikan jasa
dengan memenuhi
persyaratan sebagai berikut:

a.mengikuti PPL sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 74 h

uruf a;

b.berdomisili di wilayah
Republik Indonesia yang
dibuktikan dengan

Kartu Tanda Penduduk (KTP)


atau bukti lainnya sesuai
dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;

c.tidak pernah mengundurkan


diri dari keanggotaan IAPI;
dan

d.membuat Surat
Permohonan, melengkapi
formulir Persetujuan untuk
Memberikan Jasa Kembali
bagi Akuntan Publik yang
Dikenakan Sanksi Pembekuan
Izin, membuat surat per-
nyataan tidak merang-kap
jabatan sebagai-mana
dimaksud dalam Pasal 46,
dan membuat surat
pernyataan ber-meterai
cukup yang menyatakan
bahwa data persyaratan yang
di-sampaikan adalah benar
dengan menggunakan
sebagaimana Lampiran IV
terlampir dalam Peraturan
Menteri Keuangan ini.
(4) Akuntan Publik yang
dikenakan sanksi pem-bekuan
izin, dilarang

memberikan jasa
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 sebelum

mendapatkan per-setujuan
untuk mem-berikan jasa
kembali oleh Menteri.

Pasal 13

(1)Permohonan persetujuan
sebagai-mana dimaksud
dalam Pasal 12 ayat (3) dapat
diajukan paling singkat 20
(dua puluh) hari sebelum
berakhirnya masa sanksi
pembekuan izin Akuntan
Publik.

(2)Persetujuan sebagaimana
dimak-sud pada ayat (1)
diterbitkan dalam jangka
waktu 20 (dua puluh) hari
kerja sejak permohonan
diterima secara lengkap.

(3)Permohonan dinyatakan
tidak lengkap disampaikan
melalui pemberitahuan
tertulis oleh Kepala Pusat
dalam jangka waktu 10
(sepuluh) hari kerja sejak
permohonan diterima.

(4)Pemohon dapat
melengkapi persyaratan yang
dinyatakan tidak lengkap
paling lama 3 (tiga) bulan
sejak tanggal pemberitahuan
tertulis.

(5)Apabila kelengkapan
persyaratan sebagai-mana
dimaksud pada ayat (4) tidak
dipenuhi, permohonan tidak
dapat diproses dan pemohon
dapat mengajukan
permohonan baru dengan
memenuhi persyaratan
Sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12.
Pada BAB III mengatur mengenai perizinan akuntan public yang praktik di Indonesia. Izin praktek
Akuntan Publik dikeluarkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia melalui sekretaris jendral .
Izin ini berlaku selama 5 (lima) tahun sejak tanggal ditetapkan dan dapat diperpanjang.Apabila masa
berlaku izin Akuntan Publik telah berakhir dan tidak memperoleh perpanjangan izin, yang
bersangkutan tidak lagi menjadi Akuntan Publik dan tidak dapat memberikan jasa asurans.

Syarat- syarat menjadi akuntan publik pun tercantum pada bab III ini dan tidak ada perbedaan
antara ketetapan yang satu dengan yang lain. Akuntan public pun dapat mengundurkan diri atau
bermaksud berhenti menyediakan asuras untuk sementara waktu maupun selamanya. Akuntan
Publik yang telah mengundurkan diri masih boleh mengajukan kembali permohonan izin berpraktek
setelah 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal persetujuan atas pengunduran diri.

Izin seorang Akuntan Publik dinyatakan tidak berlaku lagi, bila meninggal dunia atau izinnya tidak
diperpanjang. Selain itu izin akuntan Izin yang dimiliki akuntan publik bias di cabut atau dikenai
sanksi administrative maupun sanksi pidana Karen akelalaian yang dilakukan oleh akuntan yang
bersangkutan yang akan di bahas pada bab selanjutnya.

Menurut UU No. 5 Tahun 2011, Akuntan Publik Asing dapat mengajukan permohonan izin Akuntan
Publik kepada Menteri apabila telah ada perjanjian saling pengakuan antara pemerintah Indonesia
dan pemerintah negara dari Akuntan Publik Asing tersebut berasal. Peraturan mengenai akuntan
public asing dibahas dalam BAB mengenai Kantor akuntan Publik Asing.

4 KANTOR Pasal 12 Pasal 16


AKUNTAN
(1) KAP dapat berbentuk (1) sama
PUBLIK
usaha:
(2) KAP yang berbentuk
a. perseorangan; badan usaha perseorangan
hanya dapat didirikan
Bentuk b. persekutuan perdata;
usaha dan dijalankan oleh seorang
c. firma; atau
Akuntan Publik yang
d. bentuk usaha lain sekaligus bertindak sebagai
yang sesuai dengan pemimpin.
karakteristik profesi
(3) KAP yang berbentuk
Akuntan Publik, yang
badan usaha persekutuan
diatur dalam Undang-
sebagaimana dimaksud
Undang.
pada ayat (1) huruf b adalah
(2) Menteri menetapkan
persekutuan perdata atau
bentuk usaha lain
persekutuan firma.
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf d (4) KAP yang berbentuk
sebagai bentuk usaha badan usaha persekutuan
KAP. hanya dapat didirikan

oleh paling sedikit 2 (dua)


orang Akuntan Publik, dimana
masing-masing sekutu
merupakan rekan dan salah
seorang sekutu
bertindaksebagai Pemimpin
Rekan.

(5) Dalam hal KAP berbentuk


usaha persekutuan
sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf b


mempunyai rekan non
Akuntan Publik, persekutuan
dapat didirikan dan dijalankan
apabila paling kurang 75%
(tujuh puluh lima per seratus)
dari seluruh sekutu adalah
Akuntan Publik.

Bagian Kedua

Perizinan

Pasal 17

(1) Menteri berwenang


memberikan izin usaha KAP.

(2) Pemberian izin


sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan
olehSekretaris Jenderal atas
nama Menteri.

Pasal 18
(1) Untuk mendapatkan izin
usaha KAP sebagaimana
dimaksud dalam

Pasal 17 ayat (1) yang


berbentuk badan usaha
perseorangan, Pemimpin

KAP mengajukan permohonan


tertulis kepada Sekretaris
Jenderal u.p.

Kepala Pusat dengan


memenuhi persyaratan
sebagai berikut:

a. memiliki izin Akuntan


Publik;

b. menjadi anggota IAPI;

c. mempunyai paling sedikit 3


(tiga) orang auditor tetap
dengan

tingkat pendidikan formal


bidang akuntansi yang paling
rendah

berijazah setara Diploma III


dan paling sedikit 1 (satu)
orang

diantaranya memiliki register


negara untuk akuntan;

d. memiliki Nomor Pokok


Wajib Pajak (NPWP);

e. memiliki rancangan Sistem


Pengendalian Mutu (SPM) KAP
yang

memenuhi Standar
Profesional Akuntan Publik
(SPAP) dan paling

kurang mencakup aspek


kebijakan atas seluruh unsur
pengendalian

mutu;

f. domisili Pemimpin KAP


sama dengan domisili KAP;

g. memiliki bukti kepemilikan


atau sewa kantor, dan denah
kantor

yang menunjukkan kantor


terisolasi dari kegiatan lain;
dan

h. membuat Surat
Permohonan, melengkapi
formulir Permohonan

Izin Usaha Kantor Akuntan


Publik, dan membuat surat
pernyataan

bermeterai cukup yang


menyatakan bahwa data
persyaratan yang

disampaikan adalah benar


dengan menggunakan
Lampiran VI

sebagaimana terlampir dalam


Peraturan Menteri Keuangan
ini.

(2) Untuk mendapatkan izin


usaha KAP sebagaimana
dimaksud dalam

Pasal 17 ayat (1) yang


berbentuk badan usaha
persekutuan, Pemimpin

Rekan KAP mengajukan


permohonan tertulis kepada
Sekretaris

Jenderal u.p. Kepala Pusat


dengan memenuhi
persyaratan sebagai

berikut:

a. memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1);

b. memiliki Nomor Pokok


Wajib Pajak (NPWP) KAP;

c. memiliki perjanjian kerja


sama yang disahkan oleh
notaris bagi

KAP yang berbentuk badan


usaha persekutuan yang
paling sedikit

memuat:

1) pihak-pihak yang
melakukan persekutuan;

2) alamat para sekutu;

3) bentuk badan usaha


persekutuan sebagaimana
dimaksud dalam

Pasal 16 ayat (3);

4) nama dan domisili KAP;

5) hak dan kewajiban para


pihak/sekutu;

6) sekutu yang berhak


mengadakan perikatan, untuk
dan atas

nama KAP, dengan pihak


ketiga berkaitan dengan jasa
yang

diberikan; dan

7) penyelesaian sengketa
dalam hal terjadi perselisihan.

d. memiliki surat izin Akuntan


Publik bagi Pemimpin Rekan
dan

Rekan yang Akuntan Publik;

e. memiliki tanda
keanggotaan IAPI yang masih
berlaku bagi

Pemimpin Rekan dan Rekan


yang Akuntan Publik;

f. memiliki surat persetujuan


dari seluruh Rekan KAP
mengenai

penunjukan salah satu Rekan


menjadi Pemimpin Rekan;
dan

g. memiliki bukti domisili


Pemimpin Rekan dan Rekan
KAP.

(3) Kepala Pusat dapat


menunjuk pejabat atau
petugas untuk melakukan
penelitian fisik langsung atas
permohonan izin usaha KAP
yang

diajukan.

Pasal 19

(1) Izin usaha KAP


sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 17 ayat (1)

diterbitkan dalam jangka


waktu 20 (dua puluh) hari
kerja sejak

permohonan izin diterima


secara lengkap.

(2) Permohonan izin usaha


KAP dinyatakan tidak lengkap
disampaikan

melalui pemberitahuan
tertulis oleh Kepala Pusat,
dalam jangka waktu

10 (sepuluh) hari kerja sejak


permohonan diterima.

(3) Pemohon dapat


melengkapi persyaratan yang
dinyatakan tidak lengkap

paling lama 3 (tiga) bulan


sejak tanggal pemberitahuan
tertulis.

(4) Apabila kelengkapan


persyaratan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3)

tidak dipenuhi, maka


permohonan baru dapat
kembali diajukan

pemohon dengan memenuhi


persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam

Pasal 18.

Cabang KAP

Pasal 20

(1) Cabang KAP hanya dapat


dibuka oleh KAP yang
berbentuk badan

usaha persekutuan dengan


nama yang sama dengan
nama KAP.

(2) Cabang KAP dipimpin oleh


seorang Akuntan Publik yang
merupakan

Rekan KAP yang


bersangkutan.

(3) Cabang KAP dapat dibuka


di seluruh wilayah Republik
Indonesia.

Pasal 21

(1) Menteri berwenang


memberikan izin pembukaan
Cabang KAP.

(2) Pemberian izin


sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan oleh
Sekretaris Jenderal atas nama
Menteri.

Pasal 22

(1) Untuk mendapatkan izin


pembukaan Cabang KAP
sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 21


ayat (1), Pemimpin Rekan KAP
mengajukan

permohonan tertulis kepada


Sekretaris Jenderal u.p.
Kepala Pusat

dengan memenuhi
persyaratan:

a. memiliki surat persetujuan


dari seluruh Rekan KAP
mengenai

penunjukan salah satu Rekan


yang Akuntan Publik menjadi

Pemimpin Cabang;

b. memiliki tanda bukti


domisili Pemimpin Cabang
yang sesuai

dengan domisili cabang KAP


yang bersangkutan;

c. memiliki paling sedikit 2


(dua) orang auditor tetap
dengan tingkat

pendidikan formal bidang


akuntansi yang paling rendah
berijazah

setara Diploma III dan paling


sedikit 1 (satu) orang
diantaranya

memiliki register negara


untuk akuntan;

d. memiliki NPWP Cabang


KAP;

e. memiliki tanda bukti


kepemilikan atau sewa kantor
dan denah

kantor yang menunjukkan


kantor terisolasi dari kegiatan
lain; dan

f. membuat Surat
Permohonan, melengkapi
formulir Permohonan

Pembukaan Izin Cabang KAP,


dan membuat surat
pernyataan

bermeterai cukup yang


menyatakan bahwa data
persyaratan yang

disampaikan adalah benar


dengan menggunakan
Lampiran VII

sebagaimana terlampir dalam


Peraturan Menteri Keuangan
ini.

(2) Kepala Pusat dapat


menunjuk pejabat atau
petugas untuk melakukan
penelitian fisik langsung atas
permohonan izin pembukaan
Cabang KAP yang diajukan.

Pasal 23

(1) Izin pembukaan Cabang


KAP sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 ayat (1)
diterbitkan dalam jangka
waktu 20 (dua puluh) hari
kerja sejak

permohonan izin diterima


secara lengkap.

(2) Permohonan izin


pembukaan Cabang KAP
dinyatakan tidak lengkap

disampaikan melalui
pemberitahuan tertulis oleh
Kepala Pusat, dalam

jangka waktu 10 (sepuluh)


hari kerja sejak permohonan
diterima.

(3) Pemohon dapat


melengkapi persyaratan yang
dinyatakan tidak lengkap

paling lama 3 (tiga) bulan


sejak tanggal pemberitahuan
tertulis.

(4) Apabila kelengkapan


persyaratan sebagaimana
dimaksud pada ayat

(3) tidak dipenuhi, maka


permohonan tidak dapat
diproses dan

pemohon dapat kembali


mengajukan permohonan
baru dengan

memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 22.
Penggunaan Nama Kantor

Pasal 24

(1) KAP berbentuk badan


usaha perseorangan
menggunakan nama

Akuntan Publik yang


bersangkutan.

(2) KAP berbentuk badan


usaha persekutuan
menggunakan nama salah

seorang atau lebih Akuntan


Publik yang merupakan rekan
KAP yang

bersangkutan.

(3) Nama KAP sebagaimana


yang dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2)
dilarang menggunakan
singkatan atau penggalan
nama.

(4) Dalam hal nama Akuntan


Publik lebih dari 1 (satu) kata,
nama KAP

harus menggunakan paling


sedikit 1 (satu) kata yang
merupakan bagian

dari nama lengkap Akuntan


Publik dimaksud.

(5) Bagi KAP yang berbentuk


badan usaha persekutuan
penambahan kata

& Rekan di belakang nama


KAP sebagaimana dimaksud
pada ayat

(2) hanya dapat


diperkenankan apabila jumlah
Akuntan Publik pada

KAP yang bersangkutan lebih


banyak dari jumlah Akuntan
Publik yang
namanya tercantum sebagai
nama KAP.

(6) KAP dapat


mempertahankan nama
Akuntan Publik yang telah

mengundurkan diri atau


meninggal dunia sebagai
nama KAP sepanjang

mendapat persetujuan
tertulis yang disahkan
dengan Akta Notaris dari

anggota persekutuan yang


mengundurkan diri tersebut
atau dari ahli waris Akuntan
Publik yang meninggal dunia.

(7) Ketentuan sebagaimana


dimaksud pada ayat (6)
hanya diperkenankan

bagi KAP berbentuk badan


usaha persekutuan.

Bagian Kelima
Pengaktifan Kembali Izin
KAP dan Izin Pembukaan
Cabang KAP yang
Dikenakan Sanksi
Pembekuan

Pasal 25

(1) Menteri berwenang


memberikan persetujuan
kepada Kantor Akuntan

Publik atau Cabang KAP untuk


memberikan jasa
sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2


setelah berakhirnya masa
pembekuan izin.

(2) Persetujuan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Sekretaris
Jenderal atas nama Menteri.

(3) KAP atau Cabang KAP


yang dikenakan sanksi
pembekuan izin,

apabila masa pembekuan


tersebut telah berakhir dan
akan memberikan

jasanya kembali, pemimpin


atau pemimpin rekan KAP
wajib

mengajukan permohonan
persetujuan untuk
memberikan jasa kembali

sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dengan memenuhi
persyaratan:

a. bagi KAP berbentuk usaha


perseorangan, wajib
melampirkan

persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18
ayat (1) huruf c,

f, dan g;

b. bagi KAP berbentuk usaha


persekutuan wajib
melampirkan

persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18
ayat (1) huruf c,

f, dan g serta ayat (2) huruf


b;

c. bagi Cabang KAP wajib


melampirkan sebagaimana
dimaksud

dalam Pasal 22 ayat (1) huruf


b, c, d, dan e; dan

d. membuat Surat
Permohonan, melengkapi
formulir Permohonan

Persetujuan untuk
Memberikan Jasa Kembali
setelah Dikenakan

Sanksi Pembekuan Izin, dan


membuat surat pernyataan
bermeterai

cukup yang menyatakan


bahwa data persyaratan yang
disampaikan

adalah benar dengan


menggunakan Lampiran VIII
untuk KAP atau

Lampiran IX untuk Cabang


KAP sebagaimana terlampir
dalam

Peraturan Menteri Keuangan


ini.

(4) KAP atau Cabang KAP


yang dikenakan sanksi
pembekuan izin,

dilarang memberikan jasa


sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2

sebelum mendapatkan
persetujuan untuk
memberikan jasa kembali

oleh Menteri.

Pasal 26

(1) Permohonan persetujuan


sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 25 ayat

(3) dapat diajukan paling


singkat 20 (dua puluh) hari
sebelum masa

pembekuan izin berakhir.

(2) Persetujuan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 25
ayat (2) diterbitkan

dalam jangka waktu 20 (dua


puluh) hari kerja sejak
permohonan

lengkap diterima.

(3) Permohonan persetujuan


sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 25 ayat

(3) dinyatakan tidak lengkap


disampaikan melalui
pemberitahuan

tertulis oleh Kepala Pusat


dalam jangka waktu 10
(sepuluh) hari kerja

sejak permohonan diterima.

(4) Pemohon dapat


melengkapi persyaratan yang
dinyatakan tidak lengkap
paling lama 3 (tiga) bulan
sejak tanggal pemberitahuan
tertulis.

(5) Apabila kelengkapan


persyaratan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4)

tidak dipenuhi, permohonan


tidak dapat diproses dan
pemohon dapat

kembali mengajukan
permohonan baru dengan
memenuhi persyaratan

sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 25 ayat (3).
Pendirian Pasal 13
dan
(1) KAP yang berbentuk
Pengelolaan
usaha perseorangan
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 ayat (1)
huruf a hanya dapat
didirikan dan dikelola
oleh 1(satu) orang
Akuntan Publik
berkewarganegaraan
Indonesia.

(2) KAP yang berbentuk


usaha sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
12 ayat (1) huruf b,
huruf c, dan huruf d,
hanya dapat didirikan
dan dikelola jika paling
sedikit 2/3 (dua per tiga)
dari seluruh Rekan
merupakan

Akuntan Publik.

(3) KAP sebagaimana


dimaksud pada ayat (2)
hanya dapat dipimpin
oleh Akuntan Publik
yang
berkewarganegaraan
Indonesia yang
merupakan Rekan pada
KAP yang bersangkutan
dan berdomisili sesuai
dengan domisili KAP.

(4) Dalam hal terdapat


Rekan yang
berkewarganegaraan
asing pada KAP, jumlah
Rekan yang
berkewarganegaraan
asing pada KAP paling
banyak

1/5 (satu per lima) dari


seluruh Rekan pada KAP.

Rekan non- Pasal 14


Akuntan
(1) Setiap orang yang
Publik
akan menjadi Rekan
non-Akuntan Publik
pada KAP wajib
mendaftar kepada
Menteri.

(2) Pendaftaran
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan
secara tertulis dengan
syarat sebagai berikut:

a. berpendidikan paling
rendah sarjana strata 1
(S-1) atau yang setara;

b. berpengalaman kerja
paling sedikit 5 (lima)
tahun di bidang

keahlian yang
mendukung profesi
Akuntan Publik;

c. berdomisili di wilayah
Negara Kesatuan
Republik Indonesia;

d. memiliki Nomor Pokok


Wajib Pajak;

e. telah mengikuti
pelatihan etika profesi
Akuntan Publik yang
diselenggarakan
Asosiasi Profesi Akuntan
Publik; dan

f. tidak pernah dipidana


yang telah mempunyai
kekuatan hokum tetap
karena melakukan
tindak pidana kejahatan
yang diancam dengan
pidana penjara 5 (lima)
tahun atau lebih.

(3) Ketentuan lebih


lanjut mengenai
persyaratan dan tata
cara menjadi Rekan
non-Akuntan Publik
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur
dalam Peraturan
Menteri.

Pasal 15

Rekan non-Akuntan
Publik dilarang:

a. menjadi Rekan pada 2


(dua) KAP atau lebih;

b. merangkap sebagai:

1. Pejabat negara;
2. pimpinan atau
pegawai pada
lembaga
pemerintahan,
lembaga negara,
atau lembaga
lainnya yang
dibentuk dengan
peraturan
perundang-
undangan;
3. jabatan lain yang
mengakibatkan
benturan
kepentingan.
c. menandatangani dan
menerbitkan laporan
hasil pemberian jasa
melalui KAP.

Pasal 16

(1) Menteri
membatalkan status
terdaftar Rekan non-
Akuntan Publik dalam
hal Rekan non-Akuntan
Publik:

a. tidak berdomisili di
wilayah Negara
Kesatuan Republik
Indonesia;

b. dijatuhi hukuman
pidana yang telah
mempunyai kekuatan
hokum tetap karena
melakukan tindak
pidana kejahatan yang
diancam dengan pidana
penjara 5 (lima) tahun
atau lebih;

c. menjadi Rekan pada 2


(dua) KAP atau lebih;

d. merangkap sebagai:

1. pejabat negara;
2. pimpinan atau
pegawai pada
lembaga
pemerintah,
lembaga
(1)negara, atau
lembaga lainnya
yang dibentuk
dengan
peraturan
(2)perundang-
undangan; atau
3. jabatan lain yang
mengakibatkan
benturan
kepentingan.
e. dijatuhi hukuman
pidana yang telah
mempunyai kekuatan
hokum tetap karena
melakukan pelanggaran
atas Undang-Undang ini;
atau

f. menandatangani dan
menerbitkan laporan
hasil pemberian jasa
melalui KAP.

(2) Rekan non-Akuntan


Publik yang status
terdaftarnya dibatalkan
Menteri tidak
diperkenankan untuk
mendaftar kembali
dalam hal:

a. dijatuhi hukuman
pidana yang telah
mempunyai kekuatan
hokum tetap karena
melakukan tindak
pidana kejahatan yang
diancam dengan pidana
penjara 5 (lima) tahun
atau lebih;

b. dijatuhi hukuman
pidana yang telah
mempunyai kekuatan
hokum tetap karena
melakukan pelanggaran
atas Undang-Undang ini;
atau

c. menandatangani dan
menerbitkan laporan
hasil pemberian jasa
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf f.

Tenaga Kerja Pasal 17


Profesional
(1) KAP yang
Asing
mempekerjakan tenaga
kerja profesional asing
harus sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang undangan di
bidang ketenagakerjaan.

(2) Komposisi tenaga


kerja profesional asing
yang dipekerjakan pada
KAP paling banyak 1/10
(satu per sepuluh) dari
seluruh tenaga kerja
profesional untuk
masing-masing tingkat
jabatan pada KAP yang
bersangkutan.

Izin Usaha Pasal 18

(1) Izin usaha KAP


diberikan oleh Menteri.

(2) Syarat untuk


mendapatkan izin usaha
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah
sebagai berikut:

a. mempunyai kantor
atau tempat untuk
menjalankan usaha
yang berdomisili di
wilayah Negara
Kesatuan Republik
Indonesia;

b. memiliki Nomor Pokok


Wajib Pajak Badan untuk
KAP yang

berbentuk usaha
persekutuan perdata
dan firma atau Nomor
Pokok Wajib Pajak
Pribadi untuk KAP yang
berbentuk usaha
perseorangan;

c. mempunyai paling
sedikit 2 (dua) orang
tenaga kerja
professional pemeriksa
di bidang akuntansi;

d. memiliki rancangan
sistem pengendalian
mutu;

e. membuat surat
pernyataan dengan
bermeterai cukup bagi
bentuk usaha
perseorangan, dengan
mencantumkan paling
sedikit:

1. alamat Akuntan
Publik;

2. nama dan domisili


kantor;

3. maksud dan tujuan


pendirian kantor;

f. memiliki akta
pendirian yang dibuat
oleh dan dihadapan
notaris bagi bentuk
usaha sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
12 ayat (1) huruf b,
huruf c, atau huruf d,
yang paling sedikit
mencantumkan:

1. nama Rekan;

2. alamat Rekan;

3. bentuk usaha;

4. nama dan domisili


usaha;

5. maksud dan tujuan


pendirian kantor;

6. hak dan kewajiban


sebagai Rekan;
dan

7. penyelesaian
sengketa dalam
hal terjadi
perselisihan di
antara Rekan.

(3) Ketentuan lebih


lanjut mengenai
persyaratan dan tata
cara perizinan
Sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diatur
dalam Peraturan
Menteri.

Pendirian Pasal 19
Cabang
(1) Cabang KAP hanya
Kantor
dapat didirikan dan
Akuntan
dikelola oleh KAP yang
Publik
berbentuk usaha
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 ayat (1)
huruf b, huruf c, atau
huruf d.

(2) Cabang KAP


sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dipimpin
oleh 1 (satu) orang
Akuntan Publik yang
berkewarganegaraan
Indonesia yang
merupakan Rekan pada
KAP yang bersangkutan
dan berdomisili sesuai
dengan domisili cabang
KAP.

(3) Pemimpin cabang


KAP tidak boleh
dirangkap oleh:

a. pemimpin
cabang lain pada
KAP yang
bersangkutan;
atau

b. pemimpin KAP
yang
bersangkutan.

Izin Pasal 20
Pendirian
(1) Izin pendirian
Cabang
cabang KAP diberikan
Kantor
oleh Menteri.
Akuntan
Publik (2) Syarat untuk
mendapatkan izin
pendirian cabang KAP
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah
sebagai berikut:
a. mempunyai kantor
atau tempat untuk
menjalankan usaha
cabang, yang
berdomisili di wilayah
Negara Kesatuan
Republik Indonesia;

b. memiliki Nomor Pokok


Wajib Pajak Badan
cabang KAP;

c. mempunyai paling
sedikit 2 (dua) orang
tenaga kerja
professional pemeriksa
di bidang akuntansi; dan

d. membuat
kesepakatan tertulis dari
seluruh Rekan mengenai
pendirian cabang yang
disahkan oleh notaris.

(3) Ketentuan lebih


lanjut mengenai
persyaratan dan tata
cara perizinan
sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diatur
dalam Peraturan
Menteri.

Pencabutan (1) Izin usaha KAP


dan Tidak dicabut dalam hal:
Berlakunya
a. pemimpin KAP
Izin Usaha
mengajukan
Kantor
permohonan
Akuntan
pencabutan izin usaha
Publik
KAP;

b. KAP dikenai sanksi


administratif berupa
pencabutan izin usaha
KAP;

c. izin Akuntan Publik


pada KAP yang
berbentuk perseorangan

dicabut;

d. izin seluruh Rekan


Akuntan Publik pada
KAP dicabut;

e. domisili KAP berubah;


atau

f. terdapat dokumen
palsu atau yang
dipalsukan atau
pernyataan yang tidak
benar yang diberikan
pada saat mengajukan
permohonan izin usaha
KAP.

(2) Izin usaha KAP


dinyatakan tidak berlaku
dalam hal:

a. izin Akuntan Publik


pada KAP yang
berbentuk perseorangan

dinyatakan tidak
berlaku; atau

b. izin seluruh Rekan


Akuntan Publik pada
KAP dinyatakan tidak
berlaku.

(3) Ketentuan lebih


lanjut mengenai
persyaratan dan tata
cara permohonan
pencabutan izin usaha
KAP sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
huruf a diatur dalam
Peraturan Menteri.

Pencabutan Pasal 22
dan Tidak
(1) Izin pendirian
Berlakunya
cabang KAP dicabut
Izin
dalam hal:
Pendirian
a. izin usaha KAP
Cabang
dicabut;
Kantor
Akuntan b. tidak terdapat
Publik pemimpin cabang KAP
selama 180 (seratus
delapan puluh) hari.

c. pemimpin KAP
mengajukan
permohonan
pencabutan izin
pendirian cabang KAP;

d. cabang KAP dikenai


sanksi administratif
berupa pencabutan izin
pendirian cabang KAP;

e. domisili cabang KAP


berubah; atau

f. terdapat dokumen
palsu atau yang
dipalsukan atau
pernyataan yang tidak
benar yang diberikan
pada saat pengajuan
permohonan izin
pendirian cabang KAP.

(2) Izin pendirian


cabang KAP dinyatakan
tidak berlaku jika izin
usaha KAP tidak berlaku.

(3) Ketentuan lebih


lanjut mengenai
persyaratan dan tata
cara pencabutan izin
cabang KAP dan tidak
berlakunya izin cabang
KAP diatur dalam
Peraturan Menteri.

Pasal 23

Ketentuan lebih lanjut


mengenai penentuan
domisili Akuntan Publik
dan KAP sebagaimana
dimaksud dalam
Undang-Undang ini
diatur dalam Peraturan
Menteri.

BAB IV membahas mengenai ketetapan Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Kantor Akuntan Publik
Asing (KAPA). Yang di Bahasa juga dalam PMK no.17 tahun 2008. KAP dapat berbentuk usaha:
Perseorangan, Persekutuan perdata, Firma, atau bentuk usaha lain yang sesuai dengan karakteristik
profesi Akuntan Publik sesuai dengan ketentuan Menteri Keuangan.

Kantor Akuntan Publik juga moleh menjalin kerjasama dengan rekanan maupun tenaga akuntan
public asing dengan persyaratan yang di tetapkan pada UU 5 tahun 2011. Kerjasama Akuntan
dengan ketentuan peraturan perundangundangan di bidang ketenagakerjaan. Komposisi tenaga
kerja profesional asing yang dipekerjakan pada KAP paling banyak 1/10 dari seluruh tenaga kerja
profesional untuk masing-masing tingkat jabatan pada KAP yang bersangkutan.
N URAIAN UU NO 5 TAHUN 2011 PP NO 20 TAHUN PMK NO 17 TAHUN 2008
O. 2015
V HAK, Pasal 24
KEWAJIBAN
DAN Akuntan publik berhak
,
untuk:
LARANGAN
a. memperoleh imbalan
jasa;
b. memperoleh
perlindungan hukum
sepanjang telah
memberikan jasa sesuai
dengan SPAP; dan TIDAK ADA TIDAK ADA
c. memperoleh informasi,
data, dan dokumen
lainnya yang berkaitan
dengan pemberian jasa
sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 25
( 1 ) Akuntan Publik wajib:
a. berhimpun dalam Asosiasi
Profesi Akuntan publik yang
ditetapkan oleh Menteri;
b. berdomisili di wilayah
Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan bagi Akuntan
Publik yang menjadi
pemimpin KAP atau
pemimpin cabang KAP wajib
berdomisili sesuai dengan
domisili KAP atau cabang
KAP yang dimaksud;
c. mendirikan atau menjadi
Rekan pada KAP dalam
jangka waktu 180 hari sejak
izin Akuntan publik yang
bersangkutan diterbitkan
atau sejak mengundurkan
diri dari suatu KAP;
d. melaporkan secara tertulis
kepada Menteri dalam
jangka waktu paling lambat
30 hari sejak:
1. menjadi rekan pada KAP;
2. mengundurkan diri dari
KAP; atau
3. merangkap jabatan
yang tidak dilarang
dalam Undang-Undang
ini.
e. .menjaga kompetensi
melalui pelatihan
berkelanjutan; TIDAK ADA TIDAK ADA
profesional
dan
f. berprilaku, baik, jujur,
bertanggung jawab, dan
mempunyai integritas yang
tinggi.

(2) Akuntan publik dalam Pasal 7


memberikan jasanya wajib:
(1) Akuntan publik dalam
a. melalui KAP; memberikan jasanya
wajib mempunyai KAP.
b. mematuhi dan
melaksanakan SPAP dan (2) Kewajiban
kode etik profesi, serta mempunyai KAP
peraturan perundang- sebagaimana
undangan yang berkaitan dimaksud pada ayat
dengan jasa yang diberikan; (1) harus dipenuhi
dan paling lama 6 bulan
sejak izin Akuntan
c. membuat kertas kerja dan Publik diterbitkan.
bertanggung jawab atas
kertas kerja tersebut. (3) Akuntan publik yang
telah mengundurkan
(3) Ketentuan mengenai diri dari suatu KAP,
syarat dan tata cara wajib mempunyai KAP
pelaporan sebagaimana paling lama 6 bulan
dimaksud pada ayat (1) sejak pengunduran
huruf d serta pelatihan diri.
profesional berkelanjutan
(4) Dalam hal kewajiban
sebagaimana dimaksud
sebagaimana
pada ayat (1) huruf d serta
dimaksud pada ayat
pelatihan profesional
(2) atau ayat (3),
berkelanjutan sebagaimana
tidak dipenuhi,
dimaksud pada ayat (1)
sekertaris jendral atas
huruf e diatur dalam
nama menteri
Peraturan Menteri.
mencabut izin
akuntan publik yang
bersangkutan.
Pasal 30 Pasal 46
(1) Akuntan publik dilarang: (1) Akuntan publik
dilarang memiliki atau
a. memiliki atau menjadi menjadi rekan pada
Rekan pada lebih dari 1 lebih dari 1 KAP.
KAP;
(2) Akuntan publik
b. merangkap sebagai: dilarang merangkap
1. pejabat negara; jabatan sebagai:

2. pimpinan atau a. Pejabat negara


pegawai pada b. Pimpinan, anggota,
lembaga atau pegawai pada
pemerintahan, lembaga lembaga
lembaga negara, atau pemerintahan,
lembaga lainnya yang lembaga negara, atau
dibentuk dengan lembaga lainnya yang
peraturan perundang- dibentuk dengan
undangan; atau peraturan perundang-
undangan;
3. jabatan lain yang
mengakibatkan c. Pimpinan, pengurus,
benturan atau pegawai pada
kepentingan; badan usaha milik
negara, daerah,
c.memberikan jasa swasta, atau rekan
sebagaimana dimaksud pada badan usaha
dalam Pasal 3 ayat (1), lainnya;
untuk jenis jasa pada
periode yang sama yang d. Pimpinan, pengurus,
telah dilaksanakan oleh atau pegawai pada
Akuntan Publik lain, kecuali badan hukum lainnya;
untuk melaksanakan
e. Pimpinan atau
ketentuan undang-undang
pengurus pada partai
dan peraturan
politik;
pelaksanaannya;
f. Pimpinan, pengurus,
d. memberikan jasa
atau pegawai pada
sebagaimana dimaksud
lembagapendidikan;
dalam Pasal 3 ayat (1) dan
atau
ayat (3) dalam masa
pembekuan izin; g. Komisaris, komite
yang bertanggung
e. Memberikan jasa
jawab kepada
sebagaimana dimaksud
komisaris, atau
dalam Pasal 3 ayat (1) dan
jabatan lain yang
ayat 3 melalui KAP yang
menjalankan fungsi
sedang dikenai sanksi
yang sama dengan
administratif berupa
pembekuan izin; komisaris atau komite
dimaksudpada lebih
f. Memberikan jasa selain dari 2 badan usaha
jasa sebagaimana dimaksud milik negara, daerah,
TIDAK ADA
dalam Pasal 3 ayat (1) dan swasta, atau badan
ayat (3) melalui KAP; hukum lainnya.
g. Melakukan tindakan yang (3) larangan merangkap
mengakibatkan kertas kerja jabatan sebagaimana
dan/ atau dokumen lain dimaksud pada ayat
yang berkaitan dengan (2) dikecualikan bagi
pemberian jasa Akuntan Publik yang
sebagaimana dimaksud merangkap sebagai:
dalam Pasal 3 ayat (1) dan
a. Dosen pada perguruan
ayat (3) melalui KAP;
tinggiyang tidak
h. menerima imbalan jasa menduduki jabaran
bersyarat sebagai rektor,
pembantu rektor,
i. Menerima atau dekan, pembantu
memberikan komisi; atau dekan, ketua sekolah,
j. Melakukan manipulasi, tinggi, direktur, atau
membantu melakukan jabatan yang setara;
manipulasi, dan/ atau b. Komisaris, komite
memalsukan data yang yang bertanggung
berkaitan dengan jawab pada komisaris,
pemberian jasa yang atau jabatan lain yang
diberikan. menjalankan fungsi
(2) larangan merangkap yang sama dengan
jabatan sebagaimana komisaris, atau
dimaksud pada ayat (1) komite dimaksud,
huruf b dikecualikan bagi pada tidak lebih dari 2
Akuntan Publik yang badan usaha milik
merangkap sebagai negara, daerah,
pimpinan atau pegawai swasta, dan badan
pada lembaga pendidikan hukum lainnya; atau
bidang akuntansi dan
c. Pimpinan, pengurus,
lembaga yang dibentuk
atau pegawai Ikatan
dengan undang-undang
Akuntan Indonesia ,
untuk melaksanakan tugas
IAPI, yayasan
dan tanggung jawab untuk
keagamaan, atau
kepentingan profesi di
badan hukum lain
bidang akuntansi.
yang semata-mata
didirikan untuk
kepentingan sosial.
(4) akuntan publik yang
dikecualikan dari ketentuan
larangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3)
wajib melaporkan kepada
Sekertaris jendral u.p.
Kepala Pusat paling lama 30
hari sejak perangkapan
jabatan.

Pasal 31 Pasal 47
(1) KAP dilarang: (1) KAP dilarang
membuka kantor
a. melakukan kerjasama dalam bentuk lain,
dengan KAPA atau OAA kecuali bentuk kantor
yang telah melakukan
kerja sama dengan KAP cabang KAP.
lain;
(2) KAP dilarang
b. mencantumkan nama Menggunakan nama
KAPA atau OAA yang akuntan publik yang
status terdaftar KAPA dikenakan sanski
atau OAA tersebut pada pencabutan izin.
Menteri dibekukan atau
(3) KAP Dilarang
dibatalkan;
mencantumkan nama
c. memiliki Rekan non- KAPA atau OAA yang
Akuntan Publik yang telah bubar.
tidak terdaftar pada
Menteri;
d. membuka kantor dalam
bentuk lain kecuali
bentuk kantor cabang; TIDAK ADA
dan
e. membuat iklan yang
menyesatkan.
(2) Akuntan publik dan/
atau KAP dilarang
mempekerjakan atau
menggunakan jasa Pihak
Terasosiasi yang tercantum
pada daftar orang tercela
dalam pemberian jasa
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1) dan
ayat (3).

BAB V membahas mengenai Ketetapan hak, kewajiban dan larangan akuntan publik. hal ini di Bahas
pada UU no.5 tahun 2011 dan PMK no.17 tahun 2008. Dalam memberikan jasa asurans, Akuntan
Publik dan KAP wajib menjaga independensi serta bebas dari benturan kepentingan.

Akuntan Publik harus memahami mengenai kode etik yang berlaku serta menjaga integritas.
Akuntan publik dan/atau Pihak Terasosiasi dalam KAP wajib menjaga kerahasiaan informasi yang
diperolehnya dari klien. Akuntan Publik dan/atau KAP dilarang mempekerjakan atau menggunakan
jasa Pihak Terasosiasi yang tercantum pada daftar orang tercela dalam pemberian jasa asurans.
6. PENGGUNA Pasal 32 Tidak diatur Pasal 24
AN NAMA
(1) KAP yang berbentuk (1) KAP berbentuk badan
KANTOR
usaha perseorangan usaha perseorangan
AKUNTAN
harus menggunakan menggunakan nama
PUBLIK
nama dari Akuntan akuntan publik yang
Publik yang bersangkutan.
mendirikan dan
(2) KAP berbentuk badan
mengelola KAP
usaha persekutuan
tersebut.
menggunakan nama
(2) KAP yang berbentuk salah seorang atau
usaha sebagaimana lebih akuntan publik
dimaksud dalam Pasal yang merupakan
12 ayat (1) huruf b, rekan KAP yang
huruf c, atau huruf d, bersangkutan.
harus menggunakan (3) Nama KAP dilarang
nama salah seorang menggunakan
atau beberapa singgakatan atau
Akuntan Publik yang penggalan nama.
merupakan Rekan
(4) Dalam hal nama
pada KAP tersebut.
akuntan publik lebih
(3) Ketentuan lebih lanjut dari 1 kata, nama KAP
mengenai harus menggunakan
penggunaan nama paing sedikit 1 kata
diatur dalam yang merupakan
Peraturan Menteri bagian dari nama
setelah mendapat lengkap akuntan
pertimbangan dari publik dimaksud.
Asosiasi Profesi
(5) Bagi KAP yang
Akuntan Publik.
berbentuk badan
usaha persekutuan
penambahan kata &
Rekan dibelakang
nama KAP hanya
dapat diperkenankan
apabila jumlah
akuntan publik pada
KAP yang
bersangkutan lebih
banyak dari jumlah
akuntan publik yang
namanya tercantum
sebagai nama KAP.
(6) KAP dapat
mempertahankan
nama akuntan publik
yang telah
mengundurkan diri
atau meninggal dunia
sebagai nama KAP
sepanjang mendapat
persetujuan tertulis
yang disahkan
dengan persetujuan
akta notaris dari
anggota persekutuan
yang mengundurkan
diri atau dari ahli
waris akuntan publik
yang meninggal
dunia.
(7) Ketentuan pada ayat
6 diperkenankan bagi
KAP berbentuk badan
usaha persekutuan.
7. KERJA Pasal 33 Pasal 15
SAMA
(1) KAP dapat melakukan (1) KAP dapat
KANTOR
kerja sama dengan melakukan
AKUNTAN
KAP lainnya untuk kerja sama Tidak diatur
PUBLIK
membentuk suatu dengan KAPA
jaringan yang disebut atau OAA.
dengan OAI.
(2) KAP yang
(2) Pembentukan OAI melakukan
sebagaimana kerja sama
dimaksud ayat (1) dengan KAPA
dituangkan dalam atau OAA
akta pendirian yang sebagaimana
dibuat oleh dan dimaksud
dihadapan notaris pada ayat (1)
dalam bahasa dapat
Indonesia yang mencantumka
memuat: n nama KAPA
atau OAA
a. tujuan OAI yang bersama-
mencakup sama dengan
pengembangan nama KAP
metodologi jasa asurans setelah
dan sistem engendalian mendapat
mutu; persetujuan
b. hak dan kewajiban KAP menteri.
yang menjadi anggota (3) KAP dilarang
OAI; mencantumka
c. program pendidikan dan n nama KAPA
pelatihan bagi anggota atau OAA
OAI; dan bersama-
sama dengan
d. Pendirian OAI bersifat nama KAP
berkelanjutan. tanpa
(3) OAI sebagaimana perswtujuan
dimaksud pada ayat menteri.
(1) harus didaftarkan
pada Menteri dengan
mengajukan
permohonan tertulis
dan melampirkan akta
pendirian dengan
mencantumkan nama
KAP yang menjadi
anggota.
(4) Menteri membatalkan
status terdaftar OAI
apabila OAI bubar
(5) Ketentuan mengenai
tata cara pendaftaran
dan pembatalan
status terdaftar OAI
diatur dalam
Peraturan Menteri.
Pasal 35:
(1) KAP dapat melakukan
kerja sama dengan
KAPA atau OAA.
(2) KAP yang melakukan
kerja sama dengan
KAPA atau OAA
sebagaimana Tidak diatur Tidak diatur
dimaksud pada ayat
(1) dapat
mencantumkan nama
KAPA atau OAA
bersama-sama
dengan nama KAP
setelah mendapat
persetujuan menteri
(3) Kerja sama antara
KAP dengan KAPA
atau OAA
sebagaimana
dimaksud pada ayat
(2) dituangkan dalam
perjajian kerja sama
yang dibuat oleh dan
dihadapan notaris
dalam bahasa
Indonesia yang paling
sedikit memuat:
a. Bidang jasa audit atas
informasi keuangan
historis;
b. Penggunaan
metodologi yang
disepakati bersama
antara KAPA atau OAA
dengan KAP;
c. Bagian tanggung
jawab perdata KAPA
atau OAA; dan
d. Kerja sama bersifat
berkelanjutan.
(4) Persetujuan Memteri
sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diberikan
setelah KAP mengajukan
permohonan tertulis kepada
menteri degan syarat:
a. KAPA atau OAA telah
terdaftar pada menteri
b. KAPA atau OAA tidak
sedang melakukan
kerjasama dengan KAP lain.
(5) pencantuman nama
oleh KAP
sebagaimana
dimaksud pada ayat
(2) hanya dapat
dilakukan dengan 1
nama KAPA atau OAA
(6) KAPA atau OAA yang
namanya sudah
dicantumkan oleh KAP
tidak dapat digunakan
lagi oleh KAP lain
BAB VI dan VII membahas mengenai KAP dan KAPA, BAB VII membahas mengenai kerja sama antara
KAP dengan KAP lainnya. Kerjasama antara Kantor akuntan ini melalui jaringan OAI sebagaimana
dimaksud pada ayat (1). Bab VI dan VII juga membahas lebih jauh mengenai KAPA dan Organisasi
AKuntan Asing (OAA) dan Persetujuan dan pencantuman nama KPA atau OAA. Menteri memiliki
kewenangan untum membekukan status terdaftar KAP dan KAP.
N URAIAN UU NO 5 TAHUN 2011 PP NO 20 TAHUN PMK NO 17 TAHUN 2015
O 2015
*8Biaya Pasal 41 : Tidak diatur Tidak diatur
VII.
Perizinan Biaya dikenakan untuk
(pasal 41):
1) memperoleh izin
Akuntan Publik;
2) memperpanjang izin
Akuntan Publik;
3) memperoleh izin
usaha KAP;
4) memperoleh izin
pendirian cabang
KAP;
5) memperoleh
persetujuan
pencantuman nama
KAPA atau OM
bersama-sama
dengan KAP;
6) memperoleh
persetujuan
pendaftaran KAPA
atau OAA.

9 Asosiasi Pasal 43 : Tidak diatur Tidak diatur


Profesi 1) Akuntan Publik
Akuntan berhimpun dalam
Publik wadah Asosiasi
Profesi Akuntan
Publik.

2) Menteri menetapkan Pasal 58:


hanya 1 (satu) Asosiasi Profesi Akuntan
Asosiasi Profesi Publik yang diakui oleh
Akuntan Publik Pemerintah adalah Institut
untuk menjalankan Akuntan Publik Indonesia
kewenangan sesuai (IAPI).
dengan ketentuan
dalam Undang-
Undang.
3) Asosiasi Profesi Tidak diatur Tidak diatur
Akuntan Publik harus
memenuhi kriteria
sebagai berikut:
a. berbentuk badan
hukum sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang~unda
ngan
b. mempunyai
anggota paling
sedikit 2/3 (dua
per tiga) dari
seluruh Akuntan
Publik;
c. memiliki
anggaran dasar
dan anggaran
rumah tangga;
d. mempunyai
susunan
pengurus yang
telah disahkan
oleh rapat
anggota;
e. memiliki program
mengenai
pelatihan
profesional
berkelanjutan;
f. memiliki kode
etik organisasi;
dan
g. memiIiki program
reviu mutu bagi
Akuntan Publik
yang menjadi
anggotanya.

Pasal 44: Pasal 8 Pasal 61


1) Asosiasi Profesi
Akuntan Publik Asosiasi Profesi IAPI menyusun dan
berwenang berwenang menetapkan SPAP.
menyusun dan menyusun dan
menetapkan SPAP; menetapkan SPAP.

Penyusunan dan
penetapan SPAP
paling sedikit
meliputi:
a. penyusunan
draf SPAP;
b. uji publik
terhadap draf
SPAP;
c. .penetapan
dan
pemberlakuan
SPAP; dan
d. penerbitan
SPAP.
Uji publik
sebagaimana
dimaksud dapat
dilakukan dengan:
a. meminta
pertimbangan
kepada Komite
Profesi Akuntan
Publik; dan/atau
b. meminta
pertimbangan
kepada
masyarakat.

Dalam
penyusunan dan
penetapan SPAP,
Asosiasi Profesi
dapat membentuk
organ Asosiasi
Profesi yang
bertugas sebagai
pelaksana teknis.
Keanggotaan
organ Asosiasi
Profesi paling
sedikit terdiri dari
unsur Asosiasi
Profesi dan
akademisi di
bidang akuntansi.

Pasal 9
SPAP yang telah
ditetapkan harus
disosialisasikan
kepada para
pemangku
kepentingan oleh
Asosiasi Profesi.

2) menyelenggarakan Pasal 2 Pasal 60


uiian profesi akuntan 1) Asosiasi Profesi Ujian Sertifikasi Akuntan
publik; berwenang Publik (USAP)
menyelenggarak diselenggarakan oleh IAPI.
an ujian profesi (2) IAPI wajib melaporkan
Akuntan Publik. rencana penyelenggaraan
2) Penyelenggaraa USAP kepada Sekretaris
n ujian profesi Jenderal u.p. Kepala Pusat
Akuntan Publik yang mencakup silabus,
meliputi: metode penilaian kelulusan,
a. menetapkan susunan panitia
silabus dan penyelenggara, waktu dan
mata ujian tempat penyelenggaraan,
profesi Akuntan serta frekuensi
Publik; penyelenggaraan ujian yang
b. menetapkan akan dilaksanakan dalam 1
kriteria (satu) tahun pada setiap
kelulusan akhir bulan Oktober
peserta ujian sebelum periode
profesi Akuntan penyelenggaraan USAP.
Publik;
c. menetapkan (3) IAPI wajib melaporkan
ketentuan dan daftar nama lulusan USAP
tata cara untuk periode 1 (satu) tahun
pendaftaran paling lambat pada setiap
peserta ujian akhir bulan Februari tahun
profesi Akuntan berikutnya kepada
Publik; Sekretaris Jenderal u.p.
d. Kepala Pusat.
melaksanakan
ujian profesi
Akuntan Publik;
e. menetapkan
kelulusan
peserta ujian
profesi Akuntan
Publik;
f. menerbitkan
sertifikat tanda
lulus ujian
profesi Akuntan
Publik;
g. menetapkan
sebutan profesi;
dan
h.
melaksanakan
tugas lain yang
berkaitan
dengan
penyelenggaraa
n ujian profesi
Akuntan Publik.
Dalam
penyelenggaraan
ujian profesi
Akuntan Publik,
Asosiasi Profesi
dapat membentuk
organ Asosiasi
Profesi yang
bertugas sebagai
pelaksana teknis.
Keanggotaan organ
Asosiasi Profesi
sebagaimana
dimaksud pada ayat
paling sedikit terdiri
dari unsur Asosiasi
Profesi dan
akademisi di bidang
akuntansi.

3) menyelenggarakan Pasal 6 Pasal 59


pendidikan Akuntan Publik a. IAPI wajib melaporkan
profesional wajib menjaga rencana penyelenggaan
berkelanjutan; kompetensi dengan Pendidikan Profesional
mengikuti Berkelanjutan (PPL)
Pendidikan kepada Sekretaris
Profesional Jenderal u.p. Kepala
Berkelanjutan Pusat yang paling sedikit
dalam jumlah mencakup silabus dan
satuan kredit metode PPL yang akan
Pendidikan dilaksanakan dalam 1
Profesional (satu) tahun pada setiap
Berkelanjutan akhir bulan Oktober
tertentu. (2) sebelum periode
Akuntan Publik penyelenggaraan PPL.
wajib b. IAPI wajib melaporkan
menyampaikan daftar nama peserta PPL
laporan realisasi dan jumlah satuan kredit
Pendidikan PPL untuk periode 1
Profesional (satu) tahun paling
Berkelanjutan lambat pada setiap akhir
tahunan kepada bulan Februari tahun
Menteri paling lama berikutnya kepada
pada akhir bulan Sekretaris Jenderal u.p.
Januari tahun Kepala Pusat.
berikutnya. (3) c. IAPI wajib melaporkan
Ketentuan lebih pengakuan dan
lanjut mengenai penyetaraan jumlah SKP
jumlah satuan terhadap PPL yang
kredit Pendidikan diselenggarakan oleh
Profesional selain IAPI kepada
Berkelanjutan dan Sekretaris Jenderal u.p.
tata cara pelaporan Kepala Pusat.
realisasi Pendidikan d. Pasal 60
Profesional
Berkelanjutan
tahunan
sebagaimana
dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2),
diatur dengan
Peraturan Menteri.

Pasal 7
a. Asosiasi Profesi
berwenang
menyelenggarak
an Pendidikan
Profesional
Berkelanjutan.
b. Penyelenggaraan
Pendidikan
Profesional
Berkelanjutan
meliputi:
menentukan
materi atau
silabus
Pendidikan
Profesional
Berkelanjutan;.
menentukan
metode
Pendidikan
Profesional
Berkelanjutan;
melakukan
verifikasi atas
keikutsertaan
Pendidikan
Profesional
Berkelanjutan; .
melaksanakan
Pendidikan
Profesional
Berkelanjutan;.
menerbitkan
sertifikat
keikutsertaan
Pendidikan
Profesional
Berkelanjutan;
dan
melaksanakan
tugas lain yang
berkaitan
dengan
penyelenggaraan
Pendidikan
Profesional
Berkelanjutan.
Dalam
penyelenggaraan
Pendidikan
Profesional
Berkelanjutan
sebagaimana
dimaksud pada
ayat (2), Asosiasi
Profesi dapat
membentuk
organ Asosiasi
Profesi yang
bertugas sebagai
pelaksana teknis.
(4) Keanggotaan
organ Asosiasi
Profesi
sebagaimana
dimaksud pada
ayat (3) paling
sedikit terdiri
dari unsur
Asosiasi Profesi
dan akademisi di
bidang
akuntansi.

10 Komite Pasal 45 Tidak diatur Tidak diatur


Profesi 1) (1) Menteri membentuk
Akunta Komite Profesi Akuntan
n Publik.
Publik 2) (2) Keanggotaan Komite
Profesi Akuntan Publik
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berjumIah
13 (tiga belas) orang
yang terdiri dari unsur-
unsur sebagai berikut:
3) a. Kementerian
Keuangan; b. Asosiasi
Profesi Akuntan Publik;
c. Asosiasi Profesi
Akuntan; d. Badan
Pemeriksa Keuangan; e.
otoritas pasar modal; f.
otoritas perbankan; g.
akademisi akuntansi; h.
pengguna jasa akuntan
publik; i. Kementerian
Pendidikan Nasional; j.
Dewan Standar
Akuntansi Keuangan; k.
Dewan Standar
Akuntansi Syariah; 1.
Dewan SPAP; dan m.
Komite Standar
Akuntansi Pemerintah.
4) (3) Anggota Komite
Profesi Akuntan Publik
diangkat oleh Menteri
untuk jangka waktu 3
(tiga) tahun dan dapat
diperpanjang untuk 1
(satu) rnasa periode
berikutnya.
5) Keanggotaan Komite
Profesi Akuntan Publik
sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) bersifat
kolegial.

Pasal 46
1) Ketua Komite Profesi
Akuntan Publik
ditetapkan dari unsur
pemerintah dan
wakil ketua
ditetapkan dari unsur
Asosiasi Profesi
Akuntan Publik.
2) Komite Profesi
Akuntan Publik
bertugas
memberikan
pertimbangan
terhadap:
a. kebijakan
pemberdayaan,
pembinaan, dan
pengawasan Akuntan
Publik dan KAP;
b. penyusunan
standar alruntansi
dan SPAP; dan
c. hal-hal lain yang
diperlukan berkaitan
dengan profesi
Akuntan Publik.
3) Selain memberikan
pertimbangan,
Komite Profesi
Akuntan Publik juga
berfungsi sebagai
lembaga banding
atas hasil
pemeriksaan dan
sanksi administratif
yang ditetapkan oleh
Menteri atas Akuntan
Publik dan KAP.
4) Keputusan Komite
Profesi Akuntan
Publik atas banding
bersifat final dan
mengikat .
Tata cara beracara banding
ditetapkan oleh Komite
Profesi Akuntan Publik.

BAB VIII membahas mengenai Biaya yang dikeluarkan oleh akuntan public terkait Asosiasi Profesi
Akuntan Publik, belum ada peraturan PP ataupun PMK yang menetapkan besaran biaya yang perlu di
keluarkan oleh akunta publik.
Akuntan Publik berhimpun dalam wadah Asosiasi Profesi Akuntan Publik (APAP). Di tetapkan pada BAB
IX Menteri menetapkan hanya 1 (satu) APAP untuk menjalankan kewenangan sesuai dengan ketentuan
UU Akuntan Publik yang di tetapkan pada UU no.5 tahun 2011. PAP yang ditetapkan dengan
Keputusan Menteri berwenang untuk:
a. Menyusun dan menetapkan SPAP
b. Menyelenggarakan ujian profesi akuntan publik;
c. Menyelenggarakan pendidikan profesional berkelanjutan; dan
d. Melakukan review mutu bagi anggotanya.
Menteri juga membentuk Komite Profesi Akuntan Publik (KPAP), di tetapkan pada BAB X, Keanggotaan
KPAP bersifat kolegial. Ketua KPAP ditetapkan dari unsur pemerintah dan wakil ketua ditetapkan dari
unsur Asosiasi Profesi Akuntan Publik KPAP bertugas memberikan pertimbangan terhadap:
a. Kebijakan pemberdayaan, pembinaan, pengawasan Akuntan Publik dan KAP;
b. Penyusunan standar akuntansi dan SPAP; dan
c. Hal-hal lain yang diperlukan berkaitan dengan profesi Akuntan Publik.
N URAIAN UU NO.5 PP NO.20 PMK NO.17 TAHUN 2008
O TAHUN 2011 TAHUN 2015
11 Umum Pasal 49 Tidak ada Pasal 30 :
. Menteri berwenang (1) Menteri melakukan
melakukan pembinaan dan pembinaan dan
pengawasan terhadap pengawasan terhadap
Akuntan Publik, Kantor akuntan publik
Akuntan Publik, dan (2) Pelaksanaan pembinaan
cabang KAP dan pengawasan
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan
oleh sekretaris jenderal
Pembinaan Pasal 50 Tidak ada Peraturan dan keputusan
a. menetapkan peraturan yang berkaitan dengan
atau keputusan yang Pasal 50 UU No.5 Tahun
berkaitan dengan 2011 dijelaskan lebih lanjut
pembinaan Akuntan dalam PMK No.17 Tahun
Publik, KAP, dan cabang 2008
KAP; Pasal 31,32,35,36,
40,45,46,48,49
menjelaskan tentang
aturan dan keputusan
bagi Akuntan Publik
Pasal 37, 38, 40,
41,42,43, 44, 47, 49,50,
dan 51 menjelaskan
tentang aturan dan
keputusan bagi KAP
Pasal 39,41,43,50, dan 51
menjelaskan tentang
aturan dan keputusan
bagi cabang KAP
Pembinaan Pasal 50 Bab IV Penyusunan Tidak Ada
b.menetapkan kebijakan Dan Penetapan
tentang SPAP, ujian Standar
profesi akuntan publik, Profesional
dan pendidikan Akuntan
profesional berkelanjutan; Pasal 8 ayat (1):
Asosiasi Profesi
berwenang
menyusun dan
menetapkan SPAP
Bab II
Praktik akuntan Publik perlu adanya pembinaan, pengawasan dengan tujian Akuntan Publik
memperoleh hak nya dan menjalankan kewajibannya sebagai mana yang telah di tetapkan pada
Undang undang, maupun peraturan mengaenai akuntan public yang berlaku di Indonesia.

Menteri berwenang melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Akuntan Publik, KAP, dan
cabang KAP. Dalam pelaksanaannya pembunaan dan penawasan di lakukan oleh sekretaris jendral,
kewenagan sekertaris jendral. Menetapkan peraturan atau keputusan Menetapkan kebijakan tentang
SPAP, ujian profesi akuntan publik, dan pendidikan professional berkelanjutan menjadi focus utama
pembinaan dan pengawasan praktik akuntan publik.

Salah satu implementasi pengawasan diantanya adalah dilakukannya pemeriksaan, Pemeriksaan


hanya dilakukan untuk memperoleh keyakinan atas kepatuhan Akuntan Publik, KAP, dan cabang KAP
terhadap Undang-Undang ini dan peraturan pelaksanaannya, serta SPAP.

NO URAIAN UU NO.5 PP NO.20 PMK NO.17 TAHUN 2008


TAHUN 2011 TAHUN 2015
12. Pihak yang Pasal 53 Pasal 16 Pasal 62
berwewena (1) Menteri berwenang (1) Menteri (2) Menteri mengenakan
ng mengenakan sanksi berwenang sanksi sebagaimana
menjatuhka administratif kepada mengenakan dimaksud pada ayat (1)
n sanksi Akuntan Publik, KAP, sanksi kepada Akuntan Publik,
dan/atau cabang KAP administratif KAP, atau Cabang KAP.
atas pelanggaran kepada Akuntan (3) Sanksi sebagaimana
ketentuan administratif. Publik, KAP, dimaksud pada ayat (1)
dan/atau cabang ditetapkan oleh
KAP Sekretaris Jenderal atas
atas pelanggaran nama Menteri.
ketentuan
administratif.
Bentuk Pasal 53 Pasal 16 Pasal 64
pelanggara (2) Pelanggaran ketentuan (2) Pelanggaran (1) Pelanggaran terhadap
n administratif ketentuan ketentuan Pasal 7 ayat
administrati sebagaimana dimaksud administratif (1) sampai dengan ayat
f pada ayat (1) berupa sebagaimana (3), Pasal 12 ayat (3) dan
pelanggaran terhadap dimaksud pada ayat (4), Pasal 31 ayat (1)
Pasal 4, Pasal 8 ayat (4), ayat (1) berupa dan ayat (2), Pasal
Pasal 9 ayat (4), Pasal pelanggaran 32, Pasal 33, Pasal 34,
13, Pasal 17, Pasal 19, terhadap: Pasal 35, Pasal 44 ayat
Pasal 25, Pasal 27, Pasal a. Pasal 8 ayat (2), Pasal 45 ayat (3),
28 ayat (1), Pasal 29 (4), Pasal 9 ayat Pasal 46 ayat (1), ayat
ayat (1), Pasal 30 ayat (4), Pasal 13, (2), dan ayat (4), Pasal
(1), Pasal 31, Pasal 32, Pasal 17, Pasal 48, Pasal 54, serta Pasal
Pasal 34 ayat (3) dan 19, Pasal 25, 72 dikenakan sanksi
ayat (4), Pasal 35 ayat Pasal 27, Pasal 28 sebagaimana dimaksud
(5) dan ayat (6), atau ayat (1), Pasal 29 dalam Pasal 62 ayat (1)
Pasal 51 ayat (4) dan ayat (1), Pasal 30 kepada Akuntan Publik.
ayat (5). ayat (1), Pasal (2) Pelanggaran terhadap
31, Pasal 32, ketentuan Pasal 16 ayat
Pasal 34 ayat (3), (5), Pasal 20 ayat (1) dan
Pasal 34 ayat (4), ayat (2), Pasal 24, Pasal
Pasal 35 ayat (5), 25 ayat (3) dan ayat (4),
Pasal 35 ayat (6), Pasal 27 ayat (1) dan
Pasal 51 ayat (4), (2), Pasal 31 ayat (3),
atau Pasal 51 Pasal 36 ayat (1) sampai
ayat (5) Undang- dengan ayat (5), Pasal
Undang 37, Pasal 38 ayat (1)
b. Pasal 6 ayat sampai dengan ayat (4),
(1), Pasal 6 ayat Pasal 39 ayat (1), Pasal
(2), Pasal 11, 41, Pasal 42, Pasal 43,
atau Pasal 15 Pasal 47, Pasal 54, serta
ayat (3) Pasal 73 dikenakan
Peraturan sanksi sebagaimana
Pemerintah ini. dimaksud dalam Pasal 62
ayat (1) kepada KAP
dan/atau Cabang KAP.
Sanksi Pasal 53 Pasal 16 Tidak ada
Administrati (3) Sanksi administratif (3) Sanksi
f sebagaimana dimaksud administratif
pada ayat (1) dapat sebagaimana
berupa: dimaksud pada
a. rekomendasi untuk ayat (1) dapat
melaksanakan kewajiban berupa:
tertentu; a. rekomendasi
b. peringatan tertulis; untuk
c. pembatasan pemberian melaksanakan
jasa kepada suatu jenis kewajiban
entitas tertentu; tertentu;
d. pembatasan pemberian b. peringatan
jasa tertentu; tertulis;
e. pembekuan izin; c. pembatasan
f. pencabutan izin; pemberian jasa
dan/atau kepada suatu jenis
g. denda. entitas tertentu;
d. pembatasan
pemberian jasa
tertentu;
e. pembekuan izin;
f. pencabutan izin;
dan/atau
g. denda

Sanksi yang di jatuhkan pada akuntan publik yang melakukan pelanggaran di bagi menjadi 2 macam,
yaitu, sanksi administrative dan sanksi pidana. Menteri mengenakan sanksi kepada Akuntan Publik,
KAP, atau Cabang akan ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menteri.

N URAIAN UU No. 5 Tahun 2011 PP No. 20 Tahun PMK 17 Tahun 2008


o 2015
13 Kedaluwar Pasal 58
sa 1) Akuntan Publik yang
Tuntutan melakukan perbuatan TIDAK ADA TIDAK ADA
atau sebagaimana dimaksud
Gugatan
dalam pasal 55
dibebaskan dari tuntutan
pidana apabila perbuatan TIDAK ADA TIDAK ADA
yang dilakukan telah
lewat dari 5 (lima) tahun
terhitung sejak tanggal
laporan hasil pemberian
jasa

2) Akuntan Publik
dibebaskan dari gugatan
terkait dengan pemberian
jasa sebagimana
dimaksud dalam Pasal 3
ayat (1) dan ayat (3)
apabila perbuatan
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 55 yang
dilakukan telah lewat dari
5 (lima) tahun terhitung
sejak tanggal laporan
hasil pemberian jasa

2 Ketentuan Pasal 59
Peralihan a. Akuntan Publik, KAP, dan TIDAK ADA (dimasukkan dalam
cabang KAP yang telah Ketentuan Penutup - Pasal
memiliki izin Akuntan 81)
Publik, KAP dan cabang
KAP yang masih berlaku
dinyatakan tetap berlaku. TIDAK ADA
TIDAK ADA

b. Akuntan Publik yang telah


memiliki izin Akuntan Pasal 77
Publik yang masih berlaku TIDAK ADA 1. Permohonan izin
harus memperbarui
Akuntan Publik, izin
(registrasi ulang) izin
Akuntan Publiknya dalam usaha KAP, dan izin
waktu paling lama 1 Cabang KAP yang telah
(satu) tahun sejak diajukan sebelum
berlakunya Undang-
Undang ini dengan ditetapkan nya
menyampaikan dokumen TIDAK ADA Peraturan Menteri
berupa surat keterangan Keuangan ini, namun
domisili dan Nomor Pokok
belum memperolah izin,
Wajib Pajak
wajib diajukan kembali
sesuai dengan
c. Permohonan izin Akuntan persyaratan yang diatur
Publik, izin usaha KAP dalam ketentuan
dan/atau izin pendirian TIDAK ADA Peraturan Menteri
cabang KAP yang telah
diajukan dan sedang Keuangan ini
dalam proses, harus TIDAK ADA Pasal 79
diajukan kembali sesuai
Penyelenggaraan USAP
dengan persyaratan yang
sebagaimana dimaksud
diatur dalam Undang- TIDAK ADA dalam Pasal 3 ayat (1) huruf
Undang ini
e Keputusan Menteri
Keuangan nomor
423/KMK.06/2002 tentang
jasa akuntan publik yang
TIDAK ADA dilaksanakan dalam jangka
d. Sertifikat tanda lulus ujian waktu 6 (enam) bulan sejak
profesi yang telah berlakunya Peraturan
TIDAK ADA Menteri Keuangan ini
diterbitkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia atau dinyatakan sah dan
Institut Akuntan Publik sertifikat tanda lulusnya
Indonesia dinyatakan memenuhi persyaratan
masih berlaku untuk untuk memperoleh izin
memenuhi persyaratan akuntan Publik sesuai
memperoleh izin Akuntan ketentuan Pasal 5 Peraturan
Publik sesuai ketentuan Menteri Keuangan ini
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 ayat (1)
huruf a sampai ada TIDAK ADA
ketentuan yang baru.

TIDAK ADA
e. Rekan non-Akuntan Publik
yang telah menjadi rekan Pasal 77
pada suatu KAP dalam KAP dan Cabang KAP wajib
waktu paling lama 1 menyesuaikan komposisi
(satu) tahun sejak auditor sesuai ketentuan
berlakunya Undang- dalam Pasal 18 ayat (1)
Undang ini harus huruf c atau Pasal 22 ayat
mendaftar sebagai Rekan (1) huruf c atau pasal 41
non-Akuntan Publik huruf b dalam jangka waktu
dengan menyampaikan 1 (satu) tahun sejak
dokumen sebagaimana Peraturan Menteri Keuangan
dimaksud dalam pasal 14 ini ditetapkan
ayat (2) huruf c dan huruf
d TIDAK ADA
f. KAPA atau OAA yang
namanya telah
TIDAK ADA
dicantumkan bersama-
sama dengan nama KAP
harus mendaftar dalam
waktu paling lama 1
(satu) tahun sejak
berlakunya Undang-
Undang ini

g. KAP harus menyesuaikan


komposisi tenaga kerja
profesional dalam waktu
paling lama 1 (satu) tahun
sejak berlakunya Undang-
Undang ini.

h. Asosiasi Profesi Akuntan


Publik yang telah diakui
oleh Menteri ditetapkan
kembali dengan
Keputusan Menteri
sebagai Asosiasi Profesi
Akuntan Publik untuk
menjalankan kewenangan
sesuai dengan ketentuan
dalam Undang-Undang
ini.

g. SPAP yang ditetapkan


oleh Asosiasi Profesi
Akuntan Publik yang
telah diakui oleh
Menteri dinyatakan tetap
berlaku.

Pasal 77
1. KAP wajib menyesuaikan
TIDAK ADA TIDAK ADA penulisan huruf sesuai
ketentuan dalam pasal
27 ayat (2) dalam jangka
waktu 6 (enam) bulan
sejak berlakunya
Peraturan Menteri
TIDAK ADA TIDAK ADA Keuangan ini

Pasal 78
1. KAP yang telah
memperoleh persetujuan
TIDAK ADA TIDAK ADA pencantuman nama
KAPA atau OAA bersama-
sama nama KAP pada
saat berlakunya
TIDAK ADA Peraturan Menteri
.TIDAK ADA Keuangan ini,
dinyatakan telah
memperoleh persetujuan
berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan ini.

2. Akuntan Publik yang


telah memperoleh
persetujuan
pemberhentian jasa
akuntan publik untuk
sementara waktu, yang
masih berlaku pada saat
berlakunya Peraturan
Menteri Keuangan
dinyatakan telah
memperoleh persetujuan
berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan ini

3. Pengenaan sanksi
peringatan dan/atau
pembekuan izin
terhadap Akuntan Publik,
KAP dan/atau Cabang
KAP yang dikenakan
berdasarkan Keputusan
Menteri Keuangan
Nomor 423/KMK.06/2002
tentang Jasa Akuntan
Publik sebagaimana
telah diubah dengan
Keputusan Menteri
Keuangan Nomor
359/KMK.06/2003,
dinyatakan tetap berlaku

Pasal 80
TIDAK ADA TIDAK ADA a. Pemeriksaan terhadap
Akuntan Publik, KAP
dan/atau cabang KAP
yang sedang
berlangsung tetap dapat
diteruskan dan
TIDAK ADA TIDAK ADA
selanjutnya tunduk
kepada ketentuan dalam
Peraturan Menteri
Keuangan ini

b. Pengenaan sanksi
terhadap Akuntan Publik,
KAP, dan/atau cabang
TIDAK ADA TIDAK ADA KAP yang didasarkan
atas hasil pemeriksaan
yang dilaksanakan
sesuai dengan
Keputusan Menteri
Keuangan nomor
423/KMK.06/2002
tentang Jasa Akuntan
Publik sebagaimana
telah diubah dengan
Keputusan Menteri
Keuangan nomo
359/KMK.06/2003,
tunduk terhadap
ketentuan Peraturan
Menteri Keuangan ini

c. Semua sanksi
peringatan dan
pembekuan yang telah
dikenakan kepada
Akuntan Publik, KAP
dan/atau Cabang KAP
dinyatakan sah dan
berlaku dan untuk
selanjutnya tunduk
kepada ketentuan Pasal
66 dan Pasal 67 dalam
Peraturan Menteri
Keuangan ini.

Pasal 22
a. untuk 1 (satu)
TIDAK ADA tahun buku TIDAK ADA
dapat
melanjutkan
TIDAK ADA TIDAK ADA
pem-berian jasa
audit secara
TIDAK ADA berturut-turut TIDAK ADA
untuk 4 (empat)
tahun buku
berikutnya.
b. untuk 2 (dua)
tahun buku
secara berturut-
turut dapat
melanjutkan
pemberian jasa
audit secara
berturut turut
untuk 3 (tiga)
tahun buku
berikutnya.

c. untuk 3 (tiga)
tahun buku
secara berturut-
turut dapat
melanjutkan
pemberian jasa
audit secara
berturut turut
untuk 2 (dua)
tahun buku
berikutnya.
3 Ketentuan Pasal 60
Penutup a. Ketentuan Pasal 4 dan
Pasal 5 Undang - Undang TIDAK ADA TIDAK ADA
Nomor 34 Tahun 1954
tentang Pemakaian Gelar
Akuntan (Accountant)
(Lembaran Negara TIDAK ADA TIDAK ADA
Republik Indonesia Tahun
1954 Nomor 103,
Tambahan Lembaran
Negara Republik
Indonesia Nomor 705)
dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku

b. Peraturan pelaksanaan
Undang-Undang Nomor
34 Tahun 1954 tentang
pemakaian Gelar Akuntan
(Acccountant)
(Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun
1954 Nomor 103,
Tambahan Lembaran
Negara Republik
Indonesia Nomor 705)
yang mengatur jasa
Akuntan Publik, sepanjang
tidak bertentangan
dengan Undang-Undang
ini dan belum ada
peraturan pelaksanaan
yang baru berdasarkan
Undang-Undang
ini,dinyatakan masih
berlaku

Pasal 61
1) Semua Peraturan
Pemerintah sebagai TIDAK ADA TIDAK ADA
peraturan pelaksanaan
TIDAK ADA TIDAK ADA
Undang-undang ini
ditetapkan paling lama 1
(satu) tahun sejak
Undang-Undang ini
diundangkan

2) Semua Peraturan Menteri


sebagai peraturan
pelaksanaan Undang-
Undang ini ditetapkan
paling lama 2 (dua) tahun
sejak Undang-Undang ini
diundangkan
Pasal 62 Pasal 82 Pasal 23
Undang-Undang ini mulai 2) Peraturan Peraturan Menteri Keuangan
berlaku pada tanggal Pemerintah ini ini mulai berlaku pada
diundangkan. Agar setiap mulai berlaku tanggal ditetapkan.
orang mengetahuinya,
pada tanggal
memerintahkan,
pengundangan Undang- diundangkan.
Undang ini dengan Agar setiap
penempatannya pada orang
Lembaran Negara Republik mengetahuinya,
Indonesia memerintahkan
pengundangan
Peratudan
Pemerintah ini
dengan
Penempatannya
dalam Lembaran
Negara Republik
Indonesia

Pasal 81
1) Akuntan yang
TIDAK ADA telah memliki TIDAK ADA
Sertifikat tanda
lulus USAP pada
TIDAK ADA saat Peraturan TIDAK ADA
Menteri
Keuangan ini
ditetapkan,
dinyatakan
TIDAK ADA tetap diakui TIDAK ADA
berdasarkan
Peraturan
Menteri
Keuangan ini

2) Dengan
berlakunya
Peraturan
Menteri
Keuangan ini,
semua pihak
dilarang
memberikan
jasa
sebagaimana
dimaksuddalam
ketentuan Pasal
2 apabila tidak
memenuhi
ketentuan dalam
Peratudan
Menteri
Keuangan ini
3) Ketentuan
sebagaimana
dimaksud pada
ayat (3),
dikecualikan
bagi pemeriksa
Badan
Pemeriksaan
Keuangan yang
memberikanjasa
dalam lingkup
kewenangannya
dan sesuai
dengan
peraturan
perundang-
undangan yang
berlaku.

Pasal 82
1) Dengan
berlakunya
TIDAK ADA Peraturan TIDAK ADA
Menteri
Keuangan ini,
Keputusan
Menteri Keungan
nomor
423/KMK.06/200
2 tetang Jasa
Akuntan Publik
sebagaimana
telah diubah
dengan
Keputusan
Menteri
Keuangan
Nomor
359/KMK.06/200
3 dinyatakan
tidak berlaku
lagi

Anda mungkin juga menyukai