Anda di halaman 1dari 3

Akuntansi desa adalah pencatatan dari proses transaksi yang terjadi di desa, dibuktikan dengan

nota-nota kemudian dilakukan pencatatan dan pelaporan keuangan sehingga akan


menghasilkan informasi dalam bentuk laporan keuangan yang digunakan pihak-pihak yang
berhubungan dengan desa.

Pihak-pihak yang menggunakan informasi keuangan desa diantaranya adalah:

1. Masyarakat desa
2. Perangkat desa
3. Pemerintahan daerah
4. Pemerintahan pusat
Laporan keuangan desa menurut Permendagri No 113 tahun 2014 yang wajib dilaporkan oleh
pemerintahan desa berupa:

1. Anggaran
2. Buku kas
3. Buku pajak
4. Buku bank
5. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
Menurut Permendagri No 113 Tahun 2014 Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban
desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa.

Menurut Permendagri No 113 tahun 2014 Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan
kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan
pertanggungjawaban keuangan desa.

Desa sesuai dengan aturan perundang-undangan memperoleh hak dan wewenang untuk
mengatur keuangan sendiri yang terangkum di dalam Alokasi Dana Desa (ADD) yang tercantum
di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten. Adapun besarnya dana
ADD tergantung alokasi dana yang telah ditetapkan untuk masing-masing daerah Kabupaten.
Pemberian pengelolaan Keuangan kepada Desa bertujuan agar supaya masing-masing
Pemerintah Desa bisa mandiri untuk membangun sendiri desanya sesuai dengan kebutuhan
dan Rencana Pembangunan Desa masing-masing.

Niat baik Pemerintah Pusat untuk mengembangkan dan membangun Desa sebagai sokoguru
pemerintahan yang paling bawah seringkali tidak diimbangi dengan niat baik dari para Kepala
Desa. Banyak sekali kegiatan-kegiatan yang didanai oleh ADD tidak dilaksanakan dengan baik,
maupun sama sekali tidak dikerjakan. Hal ini yang memicu banyak kepala-kepala desa yang
pada akhirnya terjerat oleh masalah hukum. Halaman ini mencoba menjelaskan mengenai
dasar-dasar hukum yang memayungi pengelolaan keuangan di Desa dan dapat dijadikan
sebagai acuan agar Kades tidak “bermain-main” dengan proyek/ kegiatan yang dibawah
tanggung jawabnya.

Dasar Hukum Pengelolaan Keuangan Desa


1. PP No. 72 tahun 2005 tentang Pemerintahan Desa, Pasal 75 ayat (1)
2. Permendagri Nomor 13 tahun 2006 juncto Permendagri Nomor 59 tahun 2007 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Bab I pasal 4 ayat (1) dan (2)
3. Permendagri No. 37 Th. 2007 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa, Pasal 2 ayat (1)
dan (2), Pasal 3 ayat (3) , ayat (4) butir a dan b, ayat (5), Pasal 9 ayat (6) dan (7)
4. Perda Kabupaten Jember No. 3 Th. 2007 Tentang Keuangan Desa, Pasal 52 ayat (1), ayat (2),
ayat (3), Pasal 57 dan Pasal 61
5. . Peraturan Bupati Jember No. 10 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Bantuan
Keuangan kepada Desa Kabupaten Jember tahun 2012. Bab II pasal 2 : Maksud pemberian
bantuan keuangan kepada desa adalah untuk membiayai program pemerintahan desa dalam
melaksanakan kegiatan pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat. Pasal 12 ayat (1) dan (2)

Dasar Hukum dan Ketentuan Pengelolaan Keuangan


Desa
26/05/2016
Semua uang yang dipergunakan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan desa adalah
uang Negara dan uang rakyat, yang harus dikelola berdasar pada hukum atau peraturan yang berlaku, khususnya:

* UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa


* PP No. 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa

* PP No. 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN

* Permendagri No. 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa.

Serta peraturan lain yang terkait, antara lain:

* UU Tentang Keterbukaan Informasi Publik

* Peraturan yang diterbitkan oleh Menteri Desa.

* Permendagri No. 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa.

Ketentuan-ketentuan pokok tentang Pengelolaan Keuangan Desa dalam UU No. 6 Tahun 2014 tercantum pada
Pasal 71 – 75 yang mencakup: Pengertian keuangan desa, Jenis dan sumbersumber Pendapatan Desa, Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa), Belanja Desa, dan Kepala Desa sebagai pemegang kekuasaan
Pengelolaan Keuangan Desa. Kemudian dijabarkan lebih rinci dalam PP No. 43 Tahun 2014, sebagaimana termuat
pada Pasal 80 (Penghasilan Pemerintah Desa), dan Pasal 90 – 106.

Ketentuan-ketentuan pokok dimaksud selanjutnya dijabarkan secara detil/teknis dalam Permendagri No. 113 Tahun
2014. Dengan demikian, pengelola keuangan desa wajib menjadikan Permendagri dimaksud sebagai “kitab” yang
harus selalu dirujuk, agar terhindar dari neraka di dunia (Penjara) dan kelak di akhirat (Jahanam)

Anda mungkin juga menyukai