Anda di halaman 1dari 9

Nama : Nor Habibah

Nim : 1901036005
Dosen Pengampu : Dwi Risma Deviyanti, SE., M.Si.,Ak.,CA,CSR

 UU KAP
Akuntan Publik adalah seseorang yang telah memperoleh izin
untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam UU No. 5 tahun
2011 tentang Akuntan Publik. UU No. 5 tahun 2011 tentang Akuntan
Publik disahkan di Jakarta pada tanggal 3 Mei 2011 oleh Presiden
Doktor Haji Susilo Bambang Yudhoyono. Undang-Undang Nomor 5
tahun 2011 tentang Akuntan Publik diundangkan di Jakarta pada
tanggal 3 Mei 2011 oleh Menkumham Patrialis Akbar.
Dalam UU 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik, Akuntan
Publik dapat memberikan jasa asurans seperti jasa audit atas
informasi keuangan historis, jasa reviu atas informasi keuangan
historis dan jasa asurans lainnya. Selain itu Akuntan Publik
dapat memberikan jasa lainnya yang berkaitan dengan akuntansi,
keuangan, dan manajemen.

UU No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik Pasal 3 :


1. Akuntan Publik memberikan jasa asurans, yang meliputi:
a. jasa audit atas informasi keuangan historis;
b. jasa reviu atas informasi keuangan historis; dan
c. jasa asurans lainnya.
2. Jasa asurans sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat
diberikan oleh Akuntan Publik.
3. Selain jasa asurans sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Akuntan Publik dapat memberikan jasa lainnya yang berkaitan
dengan akuntansi, keuangan, dan manajemen sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Jasa asurans menurut Undang-Undang Nomor 5 tahun 2011 tentang
Akuntan Publikadalah jasa Akuntan Publik yang bertujuan untuk
memberikan keyakinan bagi pengguna atas hasil evaluasi atau
pengukuran informasi keuangan dan nonkeuangan berdasarkan suatu
kriteria.

Jasa audit atas informasi keuangan historis dalam Undang-


Undang Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik adalah
perikatan asurans yang diterapkan atas informasi keuangan
historis yang bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai atas
kewajaran penyajian informasi keuangan historis tersebut dan
kesimpulannya dinyatakan dalam bentuk pernyataan positif.
Informasi keuangan historis mencakup antara lain laporan
keuangan, bagian dari suatu laporan keuangan, atau laporan yang
dilampirkan dalam suatu laporan keuangan.

Menurut Undang-Undang Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan


Publik, Jasa reviu atas informasi keuangan historis, adalah
perikatan asurans yang diterapkan atas informasi keuangan
historis yang bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas atas
kewajaran penyajian informasi keuangan historis tersebut dan
kesimpulannya dinyatakan dalam bentuk pernyataan negatif.

Undang-Undang Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik


menyatakan:

1. Ketentuan Pasal 4 dan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 34 Tahun


1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan (“Accountant”)
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 103,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 705)
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku;
2. Peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 34 Tahun
1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan (“Accountant”)
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 103,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 705) yang
mengatur jasa Akuntan Publik, sepanjang tidak bertentangan
dengan Undang-Undang ini dan belum ada peraturan
pelaksanaan yang baru berdasarkan Undang-Undang ini,
dinyatakan masih berlaku.

Pertimbangan dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 2011 tentang


Akuntan Publik adalah:

a. bahwa pembangunan nasional yang berkesinambungan memerlukan


perekonomian nasional yang sehat dan efisien serta memenuhi
prinsip pengelolaan yang transparan dan akuntabel untuk
mewujudkan masyarakat adil dan makmur sesuai dengan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
b. bahwa jasa akuntan publik merupakan jasa yang digunakan
dalam pengambilan keputusan ekonomi dan berpengaruh secara
luas dalam era globalisasi yang memiliki peran penting
dalam mendukung perekonomian nasional yang sehat dan
efisien serta meningkatkan transparansi dan mutu informasi
dalam bidang keuangan;
c. bahwa sampai saat ini belum ada undang-undang yang khusus
mengatur profesi akuntan publik yang memberikan
perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dan
profesi akuntan publik;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk Undang-Undang
tentang Akuntan Publik;

Tujuan dari Undang-Undang No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan


Publik
1. melindungi kepentingan publik;
2. mendukung perekonomian yang sehat, efisien, dan
transparan;
3. memelihara integritas profesi Akuntan Publik;
4. meningkatkan kompetensi dan kualitas profesi Akuntan
Publik; dan
5. melindungi kepentingan profesi Akuntan Publik sesuai
dengan standar dan kode etik profesi.

Undang-Undang ini mengatur antara lain:

1. lingkup jasa Akuntan Publik;


2. perizinan Akuntan Publik dan KAP;
3. hak, kewajiban, dan larangan bagi Akuntan Publik dan
KAP;
4. kerja sama antar-Kantor Akuntan Publik (OAI) dan kerja
sama antara KAP dan Kantor Akuntan Publik Asing (KAPA)
atau Organisasi Audit Asing (OAA);
5. Asosiasi Profesi Akuntan Publik;
6. Komite Profesi Akuntan Publik;
7. pembinaan dan pengawasan oleh Menteri;
8. sanksi administratif; dan
9. ketentuan pidana.
 Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
Di dalam auditing, ada sebuah istilah yang disebut
GAAS yang merupakan singkatan dari Generally Accepted
Auditing Standard. GAAS adalah aturan-aturan dan pedoman
umum yang digunakan akuntan publik yang terdaftar atau
bersertifikat dalam mempersiapkan dan melaksanakan
pemeriksaan laporan keuangan klien.
Di dalam GAAS terdapat 10 standar audit yang menjadi
pedoman auditor dalam melaksanakan pemeriksaan laporan
keuangan yang dikelompokkan dalam 3 standar. yaitu standar
umum (general standards), standar pekerjaan lapangan
(standards of field work) dan standar pelaporan (standards
of reporting).
1. Standar Umum (General Standards)
1). Competence, audit harus dilaksanakan oleh seseorang
atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis
cukup sebagai auditor.
2). Independence, dalam semua hal yang berhubungan
dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus
dipertahankan oleh auditor.
3). Due Professional Care, dalam pelaksanaan audit dan
penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalisnya dalam cermat dan
seksama.
2. Standar Pekerjaan Lapangan (Standards of Field Work)
1). Adequate Planning and Proper Supervision, pekerjaan
harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan ,
asisten harus disupervisi dengan semestinya.
2). Understanding the Entity, Environment, and Internal
Control, pemahaman yang memadai atas struktur
pengendalian intern harus diperoleh untk merencanakan
audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian
yang harus dilakukan.
3). Sufficient Competent Audit Evidence, bukti audit
kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai
dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan yang diaudit.
3. Standar Pelaporan (Standards of Reporting)
1). Financial Statements Presented in Accordance with
GAAP, laporan audit harus menyatakan apakah laporan
keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum.
2). Consistency in the Application of GAAP, laporan
audit harus menunjukkkan keadaan yang didalamnya
prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan
dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan
dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi yang
diterapkan dalam periode sebelumnya.
3). Adequacy of Informative
Disclosures, pengungkapan informative dalam laporan
keuangan harus dipandang memadai kecuali dinyatakan
lain dalam laporan audit.
4). Expression of Opinion, laporan audit harus memuat
suatu pendapat mengenai laporan keuangan
secara menyeluruh atau suatu asersi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diterima.

 Kode Etik Akuntan


Ada beberapa kode etik dasar yang harus diperhatikan dan
dipatuhi akuntan untuk menjalan praktik yang berhubungan
dengan pengelolaan keuangan bisnis. Berikut beberapa kode
etik yang perlu diperhatikan :
1. Integritas
Integritas menyiratkan berterus terang dan selalu
mengatakan yang sebenarnya. Akuntan tidak boleh secara
sengaja dikaitkan dengan laporan, komunikasi, atau
informasi lain ketika Akuntan percaya bahwa informasi
tersebut:

 Berisi kesalahan atau pernyataan yang menyesatkan secara


material;
 Berisi pernyataan atau informasi yang dibuat secara tidak
hati-hati; atau
 Terdapat penghilangan atau pengaburan informasi yang
seharusnya diungkapkan, sehingga akan menyesatkan.

2. Objektivitas dan Independensi


Objektivitas dan independensi merupakan nilai-nilai
etika yang penting dalam profesi akuntansi. Akuntan harus
tetap bebas dari benturan kepentingan dan hubungan bisnis
yang meragukan lainnya ketika melakukan jasa akuntansi.
Akuntan harus mematuhi prinsip objektivitas yang
mensyaratkan Akuntan tidak mengompromikan pertimbangan
profesional atau bisnis karena adanya bias, benturan
kepentingan, atau pengaruh yang tidak semestinya dari pihak
lain.

3. Kompetensi dan Kehati-hatian


Akuntan profesional sering diminta untuk meninjau
prinsip akuntansi yang diterima secara umum (PABU) dan
menerapkan kerangka ini untuk informasi keuangan spesifik
perusahaan. Kehati-hatian mengharuskan akuntan untuk
melatih kompetensi, ketekunan, dan pemahaman yang tepat
tentang informasi keuangan. Akuntan harus patuh terhadap
prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional yang
mensyaratkan akuntan untuk:

 Mencapai dan mempertahankan pengetahuan serta keahlian


profesional pada level yang disyaratkan untuk memastikan
bahwa klien atau organisasi tempatnya bekerja memperoleh
jasa profesional yang kompeten berdasarkan standar
profesional dan standar teknis terkini dan sesuai dengan
perundangundangan yang berlaku; dan
 Bertindak sungguh-sungguh dan sesuai dengan standar
profesional dan standar teknis yang berlaku.

4. Kerahasiaan
Akuntan harus mematuhi prinsip kerahasiaan, yang
mensyaratkan akuntan untuk menjaga kerahasiaan informasi
yang diperoleh sebagai hasil dari hubungan profesional dan
bisnis. Akuntan harus:

 Mewaspadai terhadap kemungkinan pengungkapan yang tidak


disengaja, termasuk dalam lingkungan sosial, dan
khususnya kepada rekan bisnis dekat, anggota keluarga
inti, atau keluarga dekat;
 Menjaga kerahasiaan informasi di dalam Kantor atau
organisasi tempatnya bekerja;
 Menjaga kerahasiaan informasi yang diungkapkan oleh calon
klien atau organisasi tempatnya bekerja;
 Tidak mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dari
hubungan profesional dan bisnis di luar Kantor atau
organisasi tempatnya bekerja tanpa kewenangan yang
memadai dan spesifik, kecuali jika terdapat hak atau
kewajiban hukum atau profesional untuk mengungkapkannya;
 Tidak menggunakan informasi rahasia yang diperoleh dari
hubungan profesional dan hubungan bisnis untuk keuntungan
pribadi atau pihak ketiga;
 Tidak menggunakan atau mengungkapkan informasi rahasia
apa pun, baik yang diperoleh atau diterima sebagai hasil
dari hubungan profesional atau bisnis maupun setelah
hubungan tersebut berakhir; dan
 Melakukan langkah-langkah yang memadai untuk memastikan
bahwa personel yang berada di bawah pengawasannya, serta
individu yang memberi advis dan bantuan profesional,
untuk menghormati kewajiban akuntan guna menjaga
kerahasiaan informasi.

5. Perilaku Profesional
Akuntan harus mematuhi prinsip perilaku profesional,
yang mensyaratkan akuntan untuk mematuhi peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan menghindari perilaku
apa pun yang diketahui atau seharusnya diketahui yang dapat
mendiskreditkan profesi. Ketika melakukan aktivitas
pemasaran atau promosi, Akuntan dilarang mencemarkan nama
baik profesi. Akuntan harus bersikap jujur dan mengatakan
yang sebenarnya, serta tidak:

 Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa profesional


yang dapat diberikan, kualifikasi yang dimiliki, atau
pengalaman yang telah diperoleh; atau
 Membuat pernyataan yang merendahkan atau melakukan
perbandingan yang tidak didukung bukti terhadap hasil
pekerjaan pihak lain.
Jika Akuntan memiliki keraguan atas tepat tidaknya suatu
bentuk iklan atau pemasaran lainnya, maka akuntan didorong
untuk berkonsultasi dengan asosiasi profesi yang relevan.

Anda mungkin juga menyukai