Anda di halaman 1dari 10

“Undang-Undang No.

5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik”

Disusun untuk memenuhi tugas:

Mata Kuliah: Auditing I

Dosen Pengampu: Dr. Novita Weningtyas Respati, S.E., M.Si., Ak.

Oleh:

Devana Pangestu 1910313220016


Faris Rizki 1910313310048
Muhammad Dzikri 1910313210043
Muhammad Zein Huda 1910313210074

Program Studi S1-Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lambung Mangkurat
2021
Jasa audit, jasa reviu, dan jasa asurans lainnya Atas Informasi Keuangan

Dalam UU 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik, Akuntan Publik dapat memberikan jasa
asurans seperti jasa audit atas informasi keuangan historis, jasa reviu atas informasi keuangan
historis dan jasa asurans lainnya. Selain itu Akuntan Publik dapat memberikan jasa lainnya yang
berkaitan dengan akuntansi, keuangan, dan manajemen.

Pasal 3 UU 5 2011 tentang Akuntan Publik berbunyi:

1. Akuntan Publik memberikan jasa asurans, yang meliputi:


a. jasa audit atas informasi keuangan historis;
b. jasa reviu atas informasi keuangan historis; dan
c. jasa asurans lainnya.
2. Jasa asurans sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat diberikan oleh Akuntan
Publik.
3. Selain jasa asurans sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Akuntan Publik dapat
memberikan jasa lainnya yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan, dan manajemen
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Jasa asurans menurut Undang-Undang Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publikadalah
jasa Akuntan Publik yang bertujuan untuk memberikan keyakinan bagi pengguna atas hasil
evaluasi atau pengukuran informasi keuangan dan nonkeuangan berdasarkan suatu kriteria.
Jasa audit atas informasi keuangan historis dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 2011
tentang Akuntan Publik adalah perikatan asurans yang diterapkan atas informasi keuangan historis
yang bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai atas kewajaran penyajian informasi
keuangan historis tersebut dan kesimpulannya dinyatakan dalam bentuk pernyataan positif.
Informasi keuangan historis mencakup antara lain laporan keuangan, bagian dari suatu laporan
keuangan, atau laporan yang dilampirkan dalam suatu laporan keuangan.
Menurut Undang-Undang Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik, Jasa reviu atas
informasi keuangan historis, adalah perikatan asurans yang diterapkan atas informasi keuangan
historis yang bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas atas kewajaran penyajian informasi
keuangan historis tersebut dan kesimpulannya dinyatakan dalam bentuk pernyataan negatif.
Jasa asurans lainnya, adalah perikatan asurans selain jasa audit atau reviu atas informasi
keuangan historis. Yang termasuk jasa asurans lainnya antara lain perikatan asurans untuk
melakukan evaluasi atas kepatuhan terhadap peraturan, evaluasi atas efektivitas pengendalian
internal, pemeriksaan atas informasi keuangan prospektif, dan penerbitan comfort letter untuk
penawaran umum.
Jasa lainnya yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan, dan manajemen, dalam UU 5
tahun 2011 tentang Akuntan Publik maksudnya antara lain adalah jasa audit kinerja, jasa internal
audit, jasa perpajakan, jasa kompilasi laporan keuangan, jasa pembukuan, jasa prosedur yang
disepakati atas informasi keuangan, dan jasa sistem teknologi informasi.
Jasa Kompilasi
Kompilasi Laporan Keuangan adalah jasa yang diberikan oleh akuntan yang terbatas pada
penyajian Laporan keuangan beserta catatan atas laporan keuangan sesuai dengan Standar
Akuntansi yang berlaku, dengan di awali oleh adanya engagement letter antara akuntan dan
manajemen atau pemilik suatu perusahaan.Sebuah penugasan untuk jasa kompilasi didefinisikan
dalam PSAR sebagai salah satu hal yang dipersiapkan akuntan saat membuat dan menyajikan
laporan keuangan kepada klien atau pihak ketiga tanpa memberikan assurance dari akuntan publik
tentang laporan tersebut. Laporan ini biasanya digunakan oleh manajemen untuk urusan internal,
meskipun dapat juga diberikan kepada pengguna eksternal. Akuntan publik tidak perlu menjadi
independen dalam melakukan kompilasi dan laporan keuangan tersebut dapat ditebitkan tanpa
adanya penjelasan tambahan.
Ketika akuntan menyampaikan laporan keuangan yang dimaksudkan untuk digunakan oleh
puhak ketiga, mereka diwajibkan mengeluarkan laporan kompilasi yang menyertai laporan.
Akuntan tidak diizinkan menyiapkan dan menyajikan laporan keuangan untuk klien yang
menyerahkan laporan tersebut kepada penguna eksternal tanpa memenuhi persyaratan penugasan
kompilasi, termasuk penerbitan laporan kompilasi. Ketika akuntan tidak menginginkan laporan
tersebut digunakan oleh pihak ketiga, mereka tidak wajib mengeluarkan laporan kompilasi asalkan
mereka mendokumentasikan, dalam surat penugasan, pemahaman mengenai jasa yang akan
dilakukan dan pembatasan bahwa laporan keuangan ditujukan hanya bagi manajemen.
Suatu kompilasi terbatas pada penyajian informasi dalam bentuk laporan keuangan yang
merupakan representasi manajemen (pemilik). Auditor tidak melakukan audit atau telaah terhadap
laporan keuangan terlampir tersebut dan tidak menyatakan pendapat atau bentuk keyakinan lain
atas laporan keuangan tersebut. Manajemen memutuskan untuk tidak memasukkan hampir semua
pengungkapan material, yang diharuskan oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Jika pengungkapan yang tidak dimasukkan tersebut disajikan dalam laporan keuangan, mungkin
hal tersebut akan mempengaruhi kesimpulan para pemakai laporan keuangan tentang posisi
keuangan, hasil usaha, dan arus kas perusahaan. Oleh karena itu, laporan keuangan ini tidak
dirancang untuk mereka yang tidak mengetahui tentang masalah seperti itu.
Persyaratan Kompilasi, kompilasi tidak membebaskan akuntan dari pertanggungjawaban
karena mereka perlu bertanggung jawab dalam menjalankan seluruh jenis penugasan. Dalam
penugasan kompilasi, akuntan harus menjalankan prosedur sebagai berikut.
▪ Memperoleh pemahaman bersama klien mengenai jenis dan keterbatasan jasa yang
diberikan dan penjelasan atas laporan, jika laporan akan diterbitkan.
▪ Memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip akuntansi dan praktik industri klien.
▪ Memahami klien, termasuk sifat transaksi bisnisnya, pencatatan akuntansi, dan misi
laporan keuangan.
▪ Melakukan Tanya jawab untuk menentukan apakah informasi klien memenuhi persyaratan.
▪ Membaca kompilasi laporan keuangan dan berhati-hati dengan hal-hal yang tidak
dimasukkan atau kesalahan dalam perhitungan dan GGAP.

Akuntan tidak harus melakukan tanya jawab lainnya atau melakukan prosedur lain dalam
verifikasi informasi yang diberikan oleh klien. Akan tetapi jika mereka menyadari bahwa laporan
tidak disajikan secara wajar, maka mereka harus memperoleh informasi tambahan. Jika klien
menolak untuk memberikan informasi, maka akuntan harus menarik diri dari penugasan
kompilasi.Bentuk Laporan PSAR menyebutkan tiga jenis laporan kompilasi. Penggunaan masing-
masing laporan bergantung pada keputusan manajemen untuk memasukkan semua pengungkapan
yang diperlukan dalam laporan keuangan.
1. Kompilasi dengan pengungkapan penuh. Kompilasi jenis ini membutuhkan
pengungkapan sesuai dengan GAAP.
2. Kompilasi yang menghilangkan seluruh pengungkapan. Hal ini menunjukkan kata-kata
yang tepat ketika akuntan mengompilasi laporan tanpa pengungkapan. Contohnya,
manajemen juga memilih untuk tidak menyajikan laporan aliran kas. Jenis kompilasi akan
diterima jika laporan menunjukkan kurangnya pengungkapan dan tidak adanya
pengungkapan tersebut, menurut akuntan publik, tidak dilakukan dengan maksud
menyesatkan pengguna. Laporan ini digunakan untuk manajemen.
3. Kompilasi Tanpa Independensi. Seperti KAP dapat mengeluarkan laporan kompilasi
meskipun laporan tersebut tidak independen dari klien, seperti yang didefinisikan oleh
Kode Etik. Apabila akuntan tidak memiliki independensi, maka pada laporan harus
menyatakan bahwa“ Kami tidak independen terhadap PT Wasito Prima.”

Jadi unsur-unsur jenis laporan kompilasi yang dibutuhkan, seperti:


▪ Tanggal pada laporan akuntan adalah tanggal penyelesaian kompilasi.
▪ Setiap halaman laporan keuangan yang dikompilasi oleh akuntan harus menyatakan “Lihat
kompilasi laporan akuntan.”
▪ Apabila klien tidak menggunakan GAAP, maka auditor harus memasukkan modifikasi
yang sama dalam laporan kompilasi yang digunakan dalam laporan telaah.

Jasa Audit
Tujuan audit adalah memberikan dasar yang wajar untuk menyatakan pendapat mengenai
laporan keuangan yang diambil secara keseluruhan dan bahwa akun yang disajikan kepada publik
atau pemegang saham akurat dan dibenarkan
Hasil prosedur audit keuangan dapat disajikan kepada pemegang saham, bank dan orang
lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Salah satu alasan utama untuk audit keuangan adalah
untuk memastikan bahwa perusahaan perdagangan tidak melakukan penipuan.
Ini alasan kenapa orang yang melakukan audit keuangan adalah pihak ketiga yang
independen.
KAP RNR melakukan audit sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan oleh Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Dengan demikian, auditor kami akan memeriksa, atas dasar
pengujian, bukti yang mendukung jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan, menilai
prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta
mengevaluasi penyajian laporan keuangan secara keseluruhan sesuai dengan persyaratan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang
dikeluarkan oleh IAPI.
Auditor akan memberikan opini audit independen dari akun yang disiapkan. Dengan
demikian, pendapat kami tentang laporan keuangan tersebut bergantung pada hasil prosedur audit
yang akan kami lakukan.
Jasa ini umumnya dibutuhkan untuk kepentingan Tender, Bank, OJK, Pemegang Saham,
Perpajakan, Regulator Lainnya.

Jasa Review
Menurut Undang-Undang Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik, Jasa reviu atas
informasi keuangan historis, adalah perikatan asurans yang diterapkan atas informasi keuangan
historis yang bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas atas kewajaran penyajian informasi
keuangan historis tersebut dan kesimpulannya dinyatakan dalambentuk pernyataan negatif.
Penugasan jasa review memungkinkan akuntans untuk mengekspresikan keyakinan yang
terbatas bahwa laporan keuangan telah sesuai dengan PABU. Akuntan publik harus independen
dari klien dalampenugasan jasa review.

Prosedur yang Disarankan dalam Jasa Review


Bukti untuk penugasan review terutama terdiri dari pengajuan pertanyaan kepada
manajemen dan prosedur analitis, yang pada intinya memerlukan lebih sedikit prosedur ketimbang
untuk suatu audit. Sehingga akuntan tidak memerlukan pemahaman tentang pengendalian internal,
pengujian pengendalian, atau pengujian substantif atas transaksi dan saldo. SSARS
merekomendasikan prosedur berikut untuk suatu jasa review:
- Memperoleh pengetahuan tentang prinsip-prinsip akuntansi dan praktik dari industri klien.
- Memperoleh pemahamanmengenai klien.
- Melakukan tanya jawab dengan manajemen: merupakan prosedur yang laing penting,
pengajuan pertanyaan harus dilakukan kepada personil yang klien sesuai dan pada
umumnya melibatkan diskusi.
- Melakukan prosedur analitis: mengidentifikasi hubungan dan item individual yang tampak
tidak biasa.
- Mendapatkan surat representasi. Jika akuntans merasa khawatir bahwa informasi tidak
benar, maka prosedur tambahan sebaiknya dilakukan sebelumakuntan menerbirkan
laporan jasa review standar.

Bentuk Laporan
Terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan dalamlaporan:
1. Paragraf pertama sama dengan laporan audit, kecuali merujuk pada jasa review, bukan jasa
audit.
2. Paragraf kedua menyatakan bahwa review terutama yang berisi pengajuan pertanyaan dan
prosedur analitis, ruang lingkupnya kecil dibandingkan dengan audit, dan tidak ada opini.
3. Paragraf ketiga menunjukkan assurance terbatas, dalambentuk assurance negatif.
Kegagalan Mengikuti Prinsip-Prinsip Akuntansi yang Diterima Umum
Jika dalam laporan review tersebut klien tidak mengikuti PABU, maka laporan harus
dimodifikasi. Laporan tersebut sebaiknya mengungkapkan dampak penyimpangan seperti
ditentukan oleh manajemen atau prosedurkaji ulang akuntan.
Jenis- jenis Jasa yang Diberikan oleh Auditor (Atestasi)
Jenis jasa-jasa yang diberikan oleh audit terangkum dalam Standar profesional yang
diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia sebagai berikut:
1. Pernyataan Standar Auditing (SAP)
Pernyataan standar auditing adalah merupakan interpelasi atas standar auditing yang
biasanya berkaiitan dengan asersi-asersi tentang elemen-elemen dalam laporan keuangan.
2. Pernyataan Standar Atestasi (SAT)
Pernyataan standar atestasi adalah merupakan kerangka umum untuk berbagai jasa atestasi
yang semakin banyak dilakukan profesi akuntan.
3. Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (SAR)
4. Merumuskan jasa-jasa yang berkaitan dengan review atau kompilasi laporan keuangan
pada entitas nonpublik dan memberikan pedoman bagai para akuntan tentang standar dan
prosedur yang diterapkan pada kedua jenis penugasan ini.

Jasa Atestasi
Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang
independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang
materal, dengan criteria yang telah ditetapkan.
Penugasan atestasi adalah penugasan yang di dalamnya akuntan publik dikontrak untuk
menerbitkan komunikasi tertulis yang menyatakan kesimpulan mengenai keandalan asersi-asersi
dalam sutau organisasi atau perusahaan.
Dalam melaksanakan suatu penelitian, akuntan publik harus mengumpulkan bukti-bukti
untuk mendukung asersi-asersi, menilai secara objektif pengukuran dan pengkomunikasian
individu yang membuat asersi, dan melaporkan temuan- temuannya.
Asersi (assertion) adalah suatu deklarasi, atau suatu rangkaian deklarasi secara
keseluruhan, oleh pihak yang bertanggung jawab atas deklarasi tersebut.
Jadi, asersi adalah pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang secara implicit
dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain (pihak ketiga). Untuk laporan keuangan histories,
asersi merupakan pernyataan dalam laporan keuangan oleh manajemen sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
Perikatan Atestasi
Bila seorang akuntan yang berpraktik sebagai akuntan publik (selanjutnya disebut sebagai
praktisi) melaksanakan suatu perikatan atestasi, sebagaimana didefinisikan berkut ini, perikatan
tersebut diatur dengan standar atestasi dan pernyataan serta interpretasi pernyataan yang berkaitan
dengan standar tersebut.
Suatu perikatan atestasi adalah perikatan yang di dalamnya praktisi mengadakan perikatan
untuk menerbitkan komunikasi tertulis yang menyatakan suatu simpulan tentang keandalan asersi
tertulis yang menjadi tanggung jawab pihaklain.
Contoh jasa profesional yang dapat diberikan oleh para praktisi yang tidak termasuk dalam
perikatan atestasi adalah:
Perikatan konsultansi manajemen yang di dalamnya praktisi memberikan nasihat atau
rekomendasi kepada kliennya.
Perikatan yang di dalamnya praktisi membela kepentingan klien-sebagai contoh, dalam
masalah pemeriksaan/verifikasi pajak yang sedang ditangani oleh aparat Direktorat Jendral Pajak.
Perikatan pajak yang di dalamnya praktisi mengisi Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan atau memberikan nasihat perpajakan.
Perikatan yang di dalamnya praktisi melakukan kompilasi laporan keuangan, karena ia
tidak diminta untuk memeriksa atau me-review bukti yang mendukung informasi yang diserahkan
oleh klien dan tidak menyatakan simpulan apa pun atas keandalannya.
Perikatan yang di dalamnya praktisi berperan terutama hanya membantu klien-sebagai
contoh, bertindak sebagai akuntan perusahaan dalam pembuatan informasi selain laporan
keuangan.
Perikatan yang di dalamnya praktisi bertindak sebagai saksi ahli dalam bidang akuntansi,
auditing, perpajakan, atau hal lain, berdasarkan fakta-fakta tertentu yang disepakati dalam kontrak.

Anda mungkin juga menyukai