Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATA KULIAH

“AUDITING I”

Ria Susanti (18023000007)

KELAS SORE
JURUSAN AKUNTANSI DAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNMER MALANG
1. Resume KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR: 423/KMK.06/2002

1. Perubahan Asosiasi Profesi Akuntan Publik, yang sebelumnya setiap Akuntan Publik
berhimpun dalam naungan Ikatan Akuntan Indonesia-Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP)
sekarang berada di bawah naungan Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI);

2. Menegaskan kewajiban KAP menyampaikan laporan kegiatan dan keuangan yang lebih
terinci sehingga dapat menunjang system informasi akuntan, akuntan publik, dan kantor akuntan
publik yang sedang disusun.

Dalam Peraturan Menteri Keuangan tersebut terdapat pokok-pokok penyempurnaan peraturan


mengenai pembatasan masa pemberian jasa bagi akuntan, laporan kegiatan, dan asosiasi profesi
akuntan publik. Untuk pembatasan masa pemberian jasa bagi akuntan publik, sebelumnya KAP
dapat memberikan jasa audit umum paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut
kemudian dirubah menjadi 6 (enam) tahun buku berturut-turut. Mengenai Laporan Kegiatan,
telah ditetapkan formulir baku laporan kegiatan beserta lampirannya (termasuk di dalamnya
laporan keuangan KAP) yang di dalam peraturan sebelumnya tidak diatur. Selain itu laporan
kegiatan yang sebelumnya hanya disampaikan KAP dalam bentuk hardcopy, saat ini laporan
kegiatan yang akan disampaikan KAP harus dalam bentuk hardcopy dan softcopy.

Untuk asosiasi profesi akuntan publik, seluruh akuntan publik yang sebelumnya diwajibkan
menjadi anggota IAI dan IAI-KAP, kini diwajibkan menjadi anggota IAPI. Asosiasi akuntan
publik yang diakui adalah IAPI yang di dalam peraturan sebelumnya tidak diatur. Ujian
Sertifikasi Akuntan Publik dilaksanakan oleh IAPI yang sebelumnya dilaksanakan oleh IAI.
Sementara itu, Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) juga ditetapkan oleh IAPI yang
sebelumnya ditetapkan oleh IAI-KAP.

Dari perubahan peraturan tersebut di atas, mungkin yang cukup melegakan bagi KAP dan
akuntan publik-nya adalah perubahan Pasal 3 mengenai Pembatasan Masa Pemberian Jasa.

Berikut ini isi Pasal 3 dari Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 tersebut :

(1) Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun
buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku
berturut-turut;
(2) Akuntan Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menerima kembali penugasan
audit umum untuk klien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah 1 (satu) tahun buku tidak
memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien tersebut;

(3) Jasa audit umum atas laporan keuangan dapat diberikan kembali kepada klien yang sama
melalui KAP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah 1 (satu) tahun buku tidak diberikan
melalui KAP tersebut;

(4) Dalam hal KAP yang telah menyelenggarakan audit umum atas laporan keuangan dari
suatu entitas melakukan perubahan komposisi Akuntan Publiknya, maka terhadap KAP tersebut
tetap diberlakukan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1);

(5) KAP yang melakukan perubahan komposisi Akuntan Publik yang mengakibatkan jumlah
Akuntan Publiknya 50% (lima puluh perseratus) atau lebih berasal dari KAP yang telah
menyelenggarakan audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas, diberlakukan sebagai
kelanjutan KAP asal Akuntan Publik yang bersangkutan dan tetap diberlakukan pembatasan
penyelenggaraan audit umum atas laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1);

(6) Pendirian atau perubahan nama KAP yang komposisi Akuntan Publiknya 50% (lima puluh
perseratus) atau lebih berasal dari KAP yang telah menyelenggarakan audit umum atas laporan
keuangan dari suatu entitas, diberlakukan sebagai kelanjutan KAP asal Akuntan Publik yang
bersangkutan dan tetap diberlakukan pembatasan penyelenggaraan audit umum atas laporan
keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pada awalnya, ketentuan mengenai praktek akuntan di Indonesia diatur dengan Undang-undang
No. 34 tahun 1954 tentang pemakaian gelar akuntan yang mensyaratkan bahwa gelar akuntan
hanya dapat dipakai oleh mereka yang telah menyelesaikan pendidikannya dari perguruan tinggi
dan telah terdaftar pada Departemen Keuangan R.I.

Sejak tahun 1986, praktik akuntan publik diatur lebih lanjut oleh Menteri Keuangan selaku
regulator bagi profesi akuntan publik melalui Keputusan Menteri Keuangan (KMK) yang terus
diperbaharui hingga saat ini.
Keputusan Menteri Keuangan No. 423/KMK.06/2002 yang dirubah dengan KMK No.
359/KMK.06/2003 tentang Jasa Akuntan Publik merupakan KMK yang banyak mengundang
perhatian dan pro-kontra dari para akuntan praktisi karena pada KMK tersebut pertama kali
diperkenalkannya pengaturan rotasi bagi praktik Akuntan Publik di Indonesia.

Melihat perkembangan yang cukup pesat dari profesi akuntan publik, maka pemerintah selaku
regulator memandang perlu melakukan pembaharuan peraturan yang berkaitan dengan praktik
akuntan publik sehingga kemudian diterbitkan Peraturan Menteri Keuangan No.
17/PMK.01/2008 tanggal 5 Pebruari 2008 tentang Jasa Akuntan Publik yang diharapkan dengan
terbitnya PMK ini dapat menciptakan pengaturan, pembinaan dan pengawasan yang lebih efektif
dan berkesinambungan terhadap profesi akuntan publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) serta
melindungi kepentingan umum.

2. 10 Standar Auditing dalam SPAP, dan Penjelasannnya

 Standar Auditing

Standar auditing merupakan suatu panduan audit atas laporan keuangan historis.
Didalamnyaterdapat 10 standar yang secara rinci dalam bentuk pernyataan standar auditing
(PSA). PSA ini berisi tentang ketentuan-ketentuan dan panduan utama yang harus diikuti oleh
akuntan publikdalam melaksanakan perikatan audit. Audit atas laporan keuangan historis
merupakan jasatradisional yang disediakan oleh profesi akuntan publik kepada masyarakat, di
dalam standarauditing ini terdapat 10 standar auditing yang terbagi menjadi standar umum,
standar pekerjaanlapangan dan standar pelaporan. Standar auditing berbeda dengan prosedur
auditing yang mana berkaitan dengan tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan standar
berkaitan dengan suatukriteria ukuran mutu kinerja tindakan tersebut. Berikut akan dipaparkan
tentang standar auditingyang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.

1. Standar Umum

a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihanteknis
yang cukup sebagai auditor.

b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus
dipertahankan oleh auditor.

c. Dalam melaksanaan aufit dan penyusunan laporannya, auditor wajib mengggunakankemahiran


profesionalnya dengan cermat dan seksama.
2. Standar Pekerjaan Lapangan

a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus


disupervisidengan semestinya.

b. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan auditdan
menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.

c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan
keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan yang diaudit.

3. Standar Pelaporan

a. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

b. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan jika ada ketidakkonsistenan penerapan
prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan peride berjalandibandingkan dengan
penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

c. Pengungkapan infomatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai,


kecualidinyatakan lain dalam lapran auditor.

d. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangansecara
keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.Jika pendapat
secara keseluruhan tidak dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan.Dalam hal nama
auditor dikaitkan dengan laporan keuangan maka laporan auditor harusmemuat petunjuk yang
jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika adadan tingkat tanggungjawab yang
dipikul oleh auditor.

3. Resume tentang Kode Etik Profesi Akuntansi

- Perilaku Profesional

Setiap anggota harus berperilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi
tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang
dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada
penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum. Dalam
upaya memasarkan dan mempromosikan diri dan pekerjaan, akuntan profesional sangat tidak
dianjurkan mencemarkan nama baik profesi. Akuntan wajib mempunyai sikap jujur dan dapat
dipercaya.
- Tanggung Jawab Profesi

Seorang akuntan dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, harus senantiasa
menggunakan pertimbangan moral dan profesional terhadap semua kegiatan yang
dilaksanakannya. Anggota memiliki tanggung jawab kepada pemakai jasa mereka dan tanggung
jawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota demi mengembangkan profesi akuntansi serta
memelihara kepercayaan masyarakat. Semua usaha tersebut diperlukan untuk memelihara dan
meningkatkan tradisi profesi.

- Standar Teknis

Setiap kegiatan harus mengikuti standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai
dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, akuntan berkewajiban untuk melaksanakan
penugasan dari penerima jasa, selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan
objektivitas. Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar
yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan
pengatur dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.

- Kepentingan Publik

Anggota akuntan profesional berkewajiban untuk bertindak dalam rangka pelayanan kepada
publik, menghormati kepercayaan publik serta menunjukkan sikap profesionalisme. Salah satu
ciri dari profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan juga
memegang peranan penting di masyarakat. Arti publik dari profesi akuntan meliputi klien,
pemerintah, pemberi kredit dan pegawai. Investor, dunia bisnis dan pihak-pihak yang bergantung
kepada integritas dan objektivitas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis dengan
tertib. Oleh karena itu, seorang akuntan harus selalu bertindak sesuai dengan koridor pelayanan
publik untuk menjaga kepercayaan mereka.

- Integritas

Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi
tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin. Integritas mengharuskan
seorang anggota untuk bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia
penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan
pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang
jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.

- Kerahasiaan
Mengingat akuntan adalah profesi yang berhubungan langsung dengan data keuangan, maka
sudah sepatutnya harus mampu memegang prinsip kerahasiaan. Prinsip kerahasiaan
mengharuskan setiap akuntan untuk tidak melakukan hal berikut ini :

1. Mengungkapkan informasi rahasia yang diperolehnya dari hubungan profesional dan


hubungan bisnis pada pihak di luar kantor akuntan atau organisasi tempat akuntan bekerja
tanpa diberikan kewenangan yang memadai dan spesifik, terkecuali jika mempunyai hak
dan kewajiban secara hukum atau profesional untuk mengungkapkan kerahasiaan
tersebut.

2. Menggunakan informasi rahasia untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga. Informasi
yang diperoleh baik melalui hubungan profesional maupun hubungan bisnis.

- Objektivitas

Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam
pemenuhan kewajiban profesionalnya. Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai
atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak
memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka serta bebas dari benturan kepentingan atau
di bawah pengaruh pihak lain.

- Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Kompetensi adalah salah satu penjamin mutu dan kualitas layanan dari seorang profesional di
bidang jasa. Prinsip kompetensi dan kehati-hatian professional mengharuskan setiap anggota
akuntan untuk:

1. Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional yang dibutuhkan untuk menjamin


pemberi kerja (klien menerima layanan yang profesional dan kompeten.)

2. Bertindak tekun dan cermat sesuai teknis dan profesional yang berlaku ketika
memberikan jasa profesional.

Etika profesi dalam bidang akuntansi sangat perlu diperhatikan oleh setiap akuntan untuk
menghindari  hal-hal yang tidak diinginkan. Hal ini dilakukan untuk memenuhi tugas dan
tanggung jawabnya sebagai seorang akuntan yang profesional. Dengan memahami etika profesi
dengan baik, maka akuntan seharusnya dapat bekerja dengan maksimal, salah satunya dengan
membuat laporan keuangan yang terperinci.

Anda mungkin juga menyukai