Anda di halaman 1dari 6

RANGKUMAN MATERI KULIAH

TATA KELOLA & MANAJEMEN RISIKO (K)


“PERAN DAN TANGGUNG JAWAB AUDITOR EKSTERNAL
DAN INTERNAL”

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB AUDITOR EKSTERNAL DAN INTERNAL

A. LATAR BELAKANG
Setiap tahunnya, dilakukan audit yang dilakukan oleh auditor eksternal yang bersifat
independent, memiliki kualifikasi, serta kompeten. Hal ini bertujuan untuk memberikan
asurans eksternal serta obyektif dan memperlihatkan bahwa laporan keuangan sudah
memperlihatkan posisi keuangan serta kinerja perusahaan yang bagus.

Auditor eksternal memiliki tanggung jawab, yaitu memberikan opini atau saran
mengenai kewajaran laporan keuangan yang disusun oleh manajemen. Sedangkan
fungsi dari auditor eksternal adalah memberikan keabsahan mengenai laporan
keuangan serta meminimalisir risiko informasi mengenai laporan keuangan yang salah
atau menyesatkan.

Sedangkan tugas dari auditor internal adalah memberikan jasa asurans yang diperlukan
perusahaan, memastikan bahwa sistem pengendalian internal berjalan dengan baik.
Auditor internal juga menyediakan kebutuhan bagi auditor eksternal.

B. PERAN AUDITOR EKSTERNAL TERHADAP PENEGAKAN GCG

Kebutuhan atas Jasa Auditor Eksternal


Laporan keuangan bisa mengurangi asimetri informasi (masalah dari pemisahan
pemilik sumberdaya dengan pengelola sumber daya) karena berisikan penyampaian
posisi serta kinerja keuangan suatu perusahaan. Dalam hal ini tentunya membutuhkan
jasa auditor eksternal. Auditor dinilai sebagai gatekeepers yang memberikan
perlindungan pada investor dari laporan keuangan yang salah.

Auditor juga harus berkonsisten dengan UU PT, UU Pasar Modal, serta UU Perbankan
(UU No.7 Tahun 1992 dan telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998) mewajibkan
laporan keuangan dari perusahaan yang memiliki aset besar, perusahaan publik,
institusi keuangan yang bank atau non-bank untuk dilakukan audit.

Apabila auditor menemukan sesuatu yang janggal seperti manipulasi laporan keuangan,
maka dengan ini dapat dijadikan dasar oleh pemegang saham memberikan sanksi,
pemecatan kepada direksi.
Standar Audit yang Berkualitas Tinggi
Terdapat badan yang menetapkan standar terhadap audit, badan tersebut adalah Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI). IAPI telah mempublikasikan kode etik menurut Code
of Ethics from International Ethics Standards Boards for Accountans 2016 Editions
pada akhir tahun 2018, yang memiliki keefektifan tanggal 1 Juli 2019 tanpa melibatkan
Non-Compliance with Laws and Regulation atau bisa disebut dengan NOCLAR.

IAPI melakukan perubahan terhadap standar auditnya, yaitu Standar Profesional


Akuntan Publik (SPAP) dengan menggandeng International Standars on Auditing
(ISA). ISA dapat dikatakan sebaagi standar yang telah diakui secara global.

Kualitas Jasa Audit: Kompetensi dan Independensi


Seperti yang dipaparkan oleh DeAngelo (1981), jasa audit memiliki kualitas yang
ditentukan dari kemampuan dari auditor dalam menemuka suatu pelanggaran pada
sistem akuntansi pelanggan, lalu kemampuan auditor dalam melaporkan adanya
pelanggaran tersebut.

Beberapa Faktor Penentu Kualitas Jasa Audit

 Pembinaan dan Pengawasan Terhadap Akuntan Publik


Menteri Keuangan membawahi tanggung jawab pembinaan serta pengawasan
terhadap akuntan publik. Hal tersebut dilakukan melalui divisi Pusat Pembinaan
Profesi Keuangan atau PPPK. Inti dari tugas PPPK adalah menyiapkan
kebijakan dalam pengawasan serta pembinaan atas profesi keuangan yang
terdiri dari Akuntan, Teknisi Akuntansi, Akuntan Publik, Penilai, Penilai
Publik, serta Aktuaris. Adapun fungsi dari PPPK adalah:
1. Membentuk rumusan pada bidang akuntansi
2. Membentuk rumusan kebijakan pada profesi yang telah disebutkan di atas
3. Penggerak administrasi registrasi Akuntan serta perizinan profesi Akuntan
Publik
4. Pengembangan serta pembinaan bagi profesi yang telah disebutkan
5. Penggerak analisis pada laporan serta penyajian informasi pada Akuntan
Publik
6. Pengawas atas profesi Akuntan Publik
7. Pemberi sanksi administrative pada profesi Akuntan Publik

Menurut UU AP, telah dibentuk Komite Profesu Akuntan Publik yang memiliki
tugas pada kebijakan pengawasan, pembinaan pada akuntan publik serta KAP,
melakukan penyusunan standar akuntansi serta SPAP.

UU No.5 Tahun 2011, Akuntan Oublik mengatur isin untuk menjadi akuntan
publik:
1. Mempunyai sertifikat kelulusan profesi akuntan publik
2. Mempunyai pengalaman dalam memberikan jasa
3. Bertempat tinggal di Negara Kesatuan Republik Indonesia
4. Mempunyai NPWP
5. Tidak pernah terkena sanksi yaitu pencabutan izin Akuntan Publik
6. Tidak pernah dihukum dengan tindak pidana penjara 5 tahun atau lebih
7. Tidak di posisi pengampunan

 Audit Fee
Audit fee telah menjadi isu serta menjadi masalah ketergantungan oleh auditor
eksternal cukup lama. Saat kehilangan pelanggan yang lumayan besar, hal itu
memberikan dampak buruk unutk remunerasi individu akuntan publik serta
KAP. Namun, ketergantungan terhadap audit fee ini juga berisiko terhadap
pengeluaran opini oleh audit eksternal, opini mereka akan tidak sesuai dengan
kualitas laporan keuangan perusahaan. Di sisi lain, audit fee yang rendah bisa
menyebabkan auditor eksternal melaksanakan proses audit yang tidak sesuai
dengan standar.

Maka terlibatlah OJK dalam penanganan kasus ini. OJK memerintahkan


perusahaan mengungkapkan informasi tentang auditor eksternal bersamaan
dengan besarnya fee serta periode penugasan yang telah dilaksanakan hal ini
sesuai dengan Peraturan OJK No.29/POJK/04/2016 tentang laporan tahunan.
IAPI juga mengeluarkan Surat Keputusan Ketua Umum IAPI Nomor:
KEP.024/IAPI.VII/2008 mengenai Kebijakan Penentuan Fee Audit (SK Fee
Audit 2008).

 Jasa Non-Audit
Saat KAP menerima non-audit dari suatu perusahaan,, dapat timbul isu
independensi. Hal ini mampu mengurangi independensi auditor serta dapat
menyebabkan auditor melaksanakan audit sesuai kehendak mereka. Pengaruh
lain dari non-audit fee adalah dapat memengaruhi independensi auditor
eksternal, dimana auditor eksternal yang akan mengaudit perusahaan yang
melakukan penawaran perdana saham ke publik (Initial Public Offering atau
IPO). Auditor bisa memiliki insentif untuk menerbitkan opini audit wajar tanpa
pengecualian dikarenakan dari pertimbangan dia tidak mau kehilangan fee dari
jasa yang dia berikan.

Dibentuk Peraturan Bapepam-LK VIII.A.2 tentang independensi Akuntan Yang


Memberikan Jasa Audit di Pasar Modal, yaitu berisi:
1. Pembukuan yang berhubungan dengan catatan akuntansi pelanggan
2. Desain sistem informasi akuntansi keuangan serta implementasinya
3. Audit internal
4. Jasa konsultasi manajemen
5. Jasa konsultasi SDM
6. Penasihat keuangan
7. Jasa dalam perpajakan, terkecuali telah menerima persetujuan dari Komite
Audit
8. Jasa-jasa lain yang bisa membuat benturan kepentingan.

 Masa Jasa Audit


Muncul keresahan mengenai pemberian jasa audit yang memakan waktu terlalu
lama, nantinya akan beerdampak pada menurunnya independensi auditor, maka
diperlukannya peraturan yang membatasi jasa audit atau rotasi auditor.

Diatur dalam PMK No.17/PMK.01/2008 mengenai Jasa Akuntan Publik


tentang batasan masa pemberlakuan jasa audit, untuk KAP memiliki jangka
waktu paling lama 6 Tahun buku lalu untuk Akuntan Publik paling lama 3
Tahun buku berturut-turut. KAP serta Akuntan Publik bisa menerima
penugasan lagi untuk klien yang sama setelah 1 tahun tidak memberikan jasa
audit pada pelanggan itu. Dalam Pasal 11 di Peraturan Pemerintah, dijabarkan
bahwa jasa audit pada entitas yang dilakukan oleh Akuntan Publik dibatasi
paling lama 5 tahun buku berturut-turut. Hal itu merubah pemberlakukan
sebelumnya yang awalnya 6 tahun menjadi 5 tahun, namun untuk KAP tidak
ada perubahan.

 Kualifikasi
Seorang akuntan publik wajib memiliki izin yang dikeluarkan oleh Menteri
Keuangan. Akuntan yang berkegiatan di Pasar Modal harus terdaftar di OJK
dan memenuhi persyaratan dari OJK. Diperlukannya Pendidikan dan Pelarihan
Berkelanjutan (PPL) serta pengawasan pengalaman kerja. Pada PMK
No.17/PMK.01/2008 mengharuskan Akuntan Publik mengikuti PPL yang
diadakan oleh IAPI serta PPAJP.

 Mekanisme Corporate Governance


Komite audit dapat merekomendasikan pengangjatan serta pemberhentian
eksternal auditor pada Dewan Komisaris, juga mengusulkan audit fee.

Penunjukan dan Pemberhentian Auditor Eksternal


Dalam pedoman GCG yang diterbitkan oleh KNKG (2021), auditor dipilih dalam
pelasanaan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) yang berasal dari usulan Dewan
Komisaris serta rekomendasi Komite Audit. Sedangkan dalam Peraturan Bank
Indonesia No.8/4/PBI/2006 tentang pelaksanaan Good Corporace Governance Bagi
Bank Umum, bahwa komite audit diharuskan memberi usulan tentang penunjukkan
akuntan publik serta KAP pada Dewan Komisaris yang akan disampaikan di RUPS.

C. PERAN AUDITOR INTERNAL DALAM PENEGAKAN GCG


Tugas Auditor Internal
Terdapat fungsi dari internal audit adalah memberikan asurans serta jasa konsultasi
untuk kegiatan perusahaan, termasuk manajemen risiko, pelaporan keuangan,
pengendali internal, serta tata kelola lainnya.

Menurut KPMG (2008), auditor internal memiliki tanggung jawab membantu direksi
serta dewan komisaris, yaitu:
1. Pengevaluasian pada risiko serta kerangka pengendali internal
2. Analisa sistem pada proses bisnis
3. Penilaian pada nilai serta keberadaan aset
4. Sumber informasi untuk major fraud and irregularities
5. Penilaian pada area serta risiko yang tidak bisa diterima
6. Penilaian kerangka kepatuhan serta isunya
7. Penilaian dari kinerja operasional serta keuangan
8. Menyarankan pemakaian sumber daya yang efisien
9. Penilaian pada pencapaiandari tujuan suatu perusahaan
10. Umpan balik pada kepatuhan nilai serta kode etik perusahaan.

Independensi dan Kompetensi Audit Internal


Dalam peraturan OJK No.56/POJK.4/2015 mengenai Pembentukan dan Pedoman
Penyusutan Piagam Unit Audit Internal mengatur permasalahan kedudukan unit audit
internal, dimana kepala audit internal tunduk pada direktur utama. Serta direktur utama
dapat mencopot jabatab Kepala Audit Internal setelah mensapat persetujuan dari dewan
komisaris.

Pengungkapan Audit Internal


Dalam Surat Edaran OJK No.30/SEOJK.04/2016 mengenai bentuk serta isi laporan
tahunan emiten atau Perusahaan Publik harus mengungkapkan pada laporan tahunan
mengenai kepala editor internal, yang berisikan nama, riwayat jabatan, pengalaman
kerja disertai dasar hukum penunjukkan, kualifikasi atau sertifikat sebagai profesi audit
internal, struktur serta kedudukan unit audit internal, tanggung jawab dan tugas yang
tercantum dalam piagam (charter) unit audit internal, serta deskripsi singkat tugas dari
unit audit internal pada tahun buku.

D. AKUNTABILITAS AUDITOR EKSTERNAL TERHADAP PEMEGANG


SAHAM DALAM MENJALANKAN TUGAS DARI PERUSAHAAN UNTUK
MELAKUKAN AUDIT SECARA PROFESIONAL

Sesuai dengan prinsip dari peraturan OJK No.55/POJK.4/2015 dan peraturan BI


No.8/4/PBI/2016 menwajibkan komite audit memberikan usulan kepada dewan
komisaris mengenai pemilihan akuntan publik. Dalam best practice, mengharuskan
auditor ekternal mengikuti RUPS. Di Indonesia, umumnya auditor eksternal mengikuti
RUPS, tapi pemegang saham tidak bisa mengajukan pertanyaan ke auditor.

E. PELAKSANAAN PERAN AUDITOR EKSTERNAL DAN AUDITOR


INTERNAL MENURUT HASIL PENILAIAN IICD-ASEAN CG SCORECARD

Ada tiga pertanyaan mengenai audit internal pada bagian E, yaitu mengenai tanggung
jawab dewan. Dua pertanyaan mengenai adakah fungsi internal audit serta apakah
pemilihan dan pemberhentian ketua internal audit harus disetujui komite audit atau
dewan komisaris, serta diharuskan dijalankan di Indonesia.

Terdapat penalty yang diberikan jika perusahaan mendapat opini audit selain opini
wajar tanpa pengecualian (WTP) dan jika perusahaan melakukan revisi laporan
keuangan selain dikarenakan alasan perubahan kebijakan akuntansi. Penalti diberikan
juga kepada direksi atau manajemen senior adalah mantan karyawan atau partner dari
KAP yang pada saat itu mengaudit perusahaan selama dua tahun terakhir.

Anda mungkin juga menyukai