AUDITING
Disusun Oleh :
Ign. Novie Endi Nugroho
Reguler I / Angkatan XVII
DOSEN PENGAMPU :
Drs. M. Agung Prabowo, M.Si., Akt., Ph.D.
1
REGULASI DAN STANDAR MUTU PEKERJAAN AUDITOR
2
3. Erdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
4. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;
5. Tidak pernah dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin Akuntan Publik;
6. Tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;
7. Menjadi anggota Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang ditetapkan oleh Menteri; dan
8. Tidak berada dalam pengampuan.
D. Standar Auditing
Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan
Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan
standar pelaporan beserta interpretasinya. Standar auditing merupakan pedoman audit atas
laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri atas sepuluh standar dan dirinci dalam bentuk
Pernyataan Standar Auditing (PSA). Dengan demikian PSA merupakan penjabaran lebih lanjut
masing-masing standar yang tercantum di dalam standar auditing.
Di Amerika Serikat, standar auditing semacam ini disebut Generally Accepted Auditing
Standards (GAAS) yang dikeluarkan oleh the American Institute of Certified Public
Accountants (AICPA).
E. Standar Atestasi
Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan yang diberikan
oleh seorang yang independen dan kompeten yang menyatakan apakah asersi (assertion) suatu
entitas telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Asersi adalah suatu pernyataan yang
dibuat oleh satu pihak yang dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain, contoh asersi dalam
3
laporan keuangan historis adalah adanya pernyataan manajemen bahwa laporan keuangan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Standar atestasi membagi tiga tipe perikatan atestasi :
1. pemeriksaan (examination),
2. review,
3. prosedur yang disepakati (agreed-upon procedures).
Salah satu tipe pemeriksaan adalah audit atas laporan keuangan historis yang disusun
berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pemeriksaan tipe ini diatur berdasarkan
standar auditing. Tipe pemeriksaan lain, misalnya pemeriksaan atas informasi keuangan
prospektif, diatur berdasarkan pedoman yang lebih bersifat umum dalam standar atestasi.
Standar atestasi ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia.
4
pekerjaan jasa konsultansi ditentukan oleh perjanjian antara praktisi dengan kliennya.
Umumnya, pekerjaan jasa konsultansi dilaksanakan untuk kepentingan klien.
5
1) Standar Umum
Standar umum mencangkup tiga bagian yaitu :
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memilikikeahlian dan pelatihan
teknis yang cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensidan sikap mental
harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajibmenggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama
3) Standar Pelaporan
Standar pelaporan terdiri dari empat item, diantaranya:
1. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum atau sesuai dengan SAK
2. Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada ketidakkonsistenanpenerapan prinsip
akuntansi dalam penyusunan laporan keuanganperiode berjalan dibandingkan dengan
penerapan prinsip akuntansitersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harusdipandang memadai, kecuali
dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapatmengenai laporan keuangan
secara keseluruhan atau suatu asersibahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.
6
Unsur-unsur pengendalian mutu yang harus harus diterapkan oleh setiap KAP pada semua jenis
jasa audit, atestasi dan konsultansi meliputi:
1. Independensi
Meyakinkan semua personel pada setiap tingkat organisasi harus mempertahankan
independensi
2. Penugasan personel
Meyakinkan bahwa perikatan akan dilaksanakan oleh staf profesional yang memiliki tingkat
pelatihan dan keahlian teknis untuk perikatan dimaksud
3. Konsultasi
Meyakinkan bahwa personel akan memperoleh informasi memadai sesuai yang dibutuhkan
dari orang yang memiliki tingkat pengetahuan, kompetensi, pertimbangan (judgement), dan
wewenang memadai
4. Supervisi
Meyakinkan bahwa pelaksanaan perikatan memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh
KAP
5. Pemekerjaan (hiring)
Meyakinkan bahwa semua orang yang dipekerjakan memiliki karakteristik semestinya,
sehingga memungkinkan mereka melakukan penugasan secara kompeten
6. Pengembangan profesional
Meyakinkan bahwa setiap personel memiliki pengetahuan memadai sehingga
memungkinkan mereka memenuhi tanggung jawabnya. Pendidikan profesional
berkelanjutan dan pelatihan merupakan wahana bagi KAP untuk memberikan pengetahuan
memadai bagi personelnya untuk memenuhi tanggung jawab mereka dan untuk kemajuan
karier mereka di KAP
7. Promosi (advancement)
Meyakinkan bahwa semua personel yang terseleksi untuk promosi memiliki kualifikasi
seperti yang disyaratkan untuk tingkat tanggung jawab yang lebih tinggi.
8. Penerimaan dan keberlanjutan klien
Menentukan apakah perikatan dari klien akan diterima atau dilanjutkan untuk
meminimumkan kemungkinan terjadinya hubungan dengan klien yang manajemennya tidak
memiliki integritas berdasarkan pada prinsip pertimbangan kehati-hatian (prudence)
9. Inspeksi
Meyakinkan bahwa prosedur yang berhubungan dengan unsur-unsur lain pengendalian mutu
telah diterapkan dengan efektif
7
Tanggung Jawab Auditor Dan Lingkungan Laporan Keuangan
Menurut Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP), tanggung jawan Auditor dibagi menjadi 6:
1. TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERHADAP PROFESI
Tanggung jawab ini meliputi tanggung jawab mematuhi ketentuan yang telah disepakati
bersama oleh IAI, tanggung jawab mematuhi PABU, standar auditing yang telah ditetapkan IAI
dan kode etikakuntan Indonesia.
8
menerbitkan laporannya, ia betanggung jawabmelaksanakan review ke belakang terhadap
pekerjaannya. Agar apabila ada prosedur yang tidak dilakukan dapat terungkap.
9
Mendapatkan bukti audit kompeten yang cukup
Tujuan akhir standar pekerjaan lapangan adalah menyediakan dasar yang memadai bagi auditor
untukmenyatakan pendapat atas laporan keuangan klien. Untuk memenuhi standar ini
diperlukanpenggunaan pertimbangan profesional dalam menentukan jumlah (kecukupan) dan mutu
(kompetensi)bukti audit yang di perlukan untuk mendukung pendapat auditor
Pernyataan pendapat
Standar pelaporan mengharuskan auditor menyatakan pendapat atas laporan keuangan
secarakeseluruhan atau menyatakan bahwa pendapat tidak dapat diberikan
10
HUBUNGAN ANTARA STANDAR AUDITING DENGAN PROSEDUR AUDITING
Prosedur auditing (auditing procedures) adalah metode-metode yang digunakan serta tindakan
yangdilakukan oleh auditor selama audit berlangsung. Standar auditing yang dapat di terapkan pada
setiapaudit laporan keuangan, maka prosedur auditing dapat berbeda antara satu klien dengan klien
yanglainnya, karena adanya perbedaan dalam skala kegiatan suatu entitas dengan entitas lainnya,
perbedaankarakteristik, serta sifat dan kompleksitas operasi dan sebagainya
Independensi auditor
Independensi merupakan dasar dari profesi auditing. Hal itu berarti auditor akan bersifat
netralterhadap entitas, dan oleh karena itu akan bersifat objektif. Publik dapat mempercayai fungsi
auditkarena auditor bersikap tidak memihak serta mengakui adanya kewajiban untuk bersiikap adil.
Entitasadalah klien auditor, namun CPA memiliki tanggung jawab yang lebih besar kepada para
penggunalaporan auditor yang jelas telah diketahui. Auditor tidak boleh memposisikan diri atau
pertimbangannyadi bawah kelompok apapun dan siapapun. Independensi, integritas dan objektivitas
auditor mendorongpihak ketiga untuk menggunakan laporan keuangan yang tercakup dalam laporan
auditor dengan rasayakin dan percaya sepenuhnya
11
DETEKSI KECURANGAN
Dua jenis salah saji yang berkaitan dengan kecurangan yaituKecurangan pelaporan keuangan
(fraudulent financial reporting) terdiri dari tindakan-tindakan seperti:
Memanipulasi, pemalsuan atau pengubahan catatan akuntansi atau dokmen pendukung
yangmenjadi sumber penyusunan laporan keuangan
Representasi yang salah atau penghapusan yang disengaja atas peristiwa-peristiwa, transaksi
transaksi, atau informasi signifikan lainnya yang ada dalam laporan keuangan
Salah penerapan yang disengaja atas prinsip-prinsip akuntansi yang berkaitan dengan
jumlah,klasifikasi, cara penyajian atau pengungkapan.Penyalahgunaan asset (misappropriation of
assets) meliputi penggelapan atau pencurian aset entitasdimana penggelapan tersebut dapat
menyebabkan laporan keuangan tidak disajikan sesuai prinsip-prinsip yang berlaku umum.
Penyalahgunaan tersebut dapat dilakukan dengan cara
Menggelapkan penerimaan
Mencuri aset
Menyebabkan entitas membayar barang dan jasa yang tidak diterimaPenyalahgunaan aset dapat
disertai juga dengan pemalsuan atau pengabaian catatan atau dokumen
12
setiap kecurangan yang melibatkan manejemen senior, dan kecurangan yang terjadi padatingkat
manapun yang menyebabkan salah saji yang material pada laporan keuangan, harusdilaporkan
langsung oleh auditor ke komte audit atau dewan direksi
secara etis dan legal, pada umumnya auditor tidak dapat mengungkapkan kecurangan yangterjadi
di luar entitas, namun auditor dapat diminta mengungkapkan dalam hal
1. sebagai tanggpan atas dakwaan pengadilan
2. dikirimkan kepada SEC, apabila auditor mengundurkan diri atau diberhentikan dari
perikatan,atau bila auditor telah melaporkan adanya tindakan melawan hukum kepada
komite auditatau dewan direksi dan komite maupun dewan tidak mengambil langkah tindak
lanjut yangtepat
3. kepada auditor pengganti yang mengajukan pertanyaan sesuai dengan standar professional
4. kepada badan pembiayaan atau badan lainnya sesuai dengan persyaratan audit bagi
entitasyang menerima bantuan keuangan dari pemerintah
Tanggung jawab untuk mendeteksi dan melaporkan tindakan hukum yang dilakukan klien
Dua karakteristik tindakan melanggar hukum yang mempengaruhi tanggung jawab auditor
untukmendeteksi adalah:
penentuan apakah suatu tindakan dikatakan menggar hukum atau tidak, bergantung
padapertimbangan hukum yang pada umumnya di luar kompetensi profesional auditor
tindakan melanggar hukum dalam kaitan dengan laporan keuangan sangat beragam
jenisnya.Beberapa ketentuan dan peraturan, seperti hukum pajak penghasilan, memiliki akibat
langsungdan material terhadap laporan keuangan. Namun beberapa ketentuan yang berkenaan
dengankesahatan dan keselamatan kerja perlindungan lingkungan hanya memiliki pengaruh
tidaklangsung pada laporan keuangan.Ketentuan dalam AU 317.05 Ilegal Acts By Clients,
menunjukkan bahwa tanggung jawab auditor atassalah saji yang berasal dari tindakan melanggar
hukum yang memiliki pengaruh langsung dan materialpada penentuan jumlah laporan keuangan
adalah sama dengan tanggung jawab auditor atas kesalahandan kecurangan. Auditor
mengembangkan perencanaan audit berdasarkan indikator risko. Indikatorberikut ini dapat
menunjukkan adanya peningkatan risiko tindakan melanggar hukum, yaitu
(1) transaksidi luar kewenangan ,
(2) investigasi yang dilakukan oleh pejabat kantor pemerintah, dan
(3) kegagalanmengarsipkan formulir-formulir perpajakan.
13
Apabila auditor mencurigai adanya tindakan melanggarhukum, ia harus membahasnya dengan
manajemen pada tingkat yang tepat serta mengadakankonsultasi dengen penasehat hukum klien.
Apabila dipandang perlu, auditor harus menerapkan jugasejumlah prosedur tambahan untuk
memperoleh pemahaman atas tindakan tersebut dan pengaruhnyaterhadap laporan keuangan.
14
Beberapa pengguna laporan keuangan menganggap laporan standar auditor sebagai surat keterangan
kesehatan (bill of health).
Para pengguna keuangan lainnya merasa bahwa suatu audit akan memberikankeyakinan positif
bahwa bisnis merupakan tempat yang aman untuk berinvestasi, serta tidak akan gagal.Padahal tidak
ada petunjuk yang mengindikasikan tentang keraguan substansial dalam laporan auditormemberikan
keyakinan tentang kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.Suatu audit
dapat meningkatkan keyakinan para pengguna bahwa laporan keuangan tidak mengandungsalah saji
yang material. Karena auditor adalah seorang ahli yang independen dan objektif yang
jugamengetahui bisnis entitas serta persyaratan pelaporan keuangan
Tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kesalahan saji material adalah auditor menekan
beragam kesalahan yang diakibatkan oleh kesalahan dalam perhitungan, kealpaan, kesalahpahaman
dan kesalahan penerapan standar akuntansi serta kesalahan dalam pengelompokan dan penjelasan.
15
Kecurangan yang diakibatkan kecurangan dalam pelaporan keuangan membahayakan para
pengguna dengan cara memberikan informasi laporan keuangan yang salah untuk membuat
keputusan. Kecurangan akibat penyalahgunaan aset para pemegang saham, kreditor, dan lainnya
akan mendapatkan bahaya karena aset tersebut tidak lagi tersedia bagi para pemiliknya yang berhak.
Terdapat perbedaan penting antara penggelapan aset dan salah saji yang material dari penggelapan
aset dengan beberapa pertimbangan yaitu :
1. Aset yang diambil dan digelapkan ditutupi dengan cara menyalahsajikan aset
2. Aset diambil dan digelapkan ditutupi dengan mengurangsajikan pendapatan atau melebihsajikan
beban
Auditor memiliki tiga tingkat tanggung jawab untuk menemukan dan melaporkan tindakan-tindakan
ilegal sebagai berikut :
a. Akumulasi bukti ketika tidak ada alasan untuk meyakini adanya tindakan ilegal berdampak tidak
langsung
b. Akumulasi bukti ketika ada alasan untuk meyakini adanya tindakan ilegal berdampak langsung
atau tidak langsung yang mungkin timbul. Jika auditor yakin bahwa suatu tindakan ilegal telah
terjadi maka tindakan yang harus diambil adalah :
1. Menanyakan pada manajemen yang tingkatannya lebih tinggi dari pihak yang dicurigai terlibat
dalam tindakan ilegal yang potensial
2. Auditor harus berkonsultasi dengan penasihat hukum klien atau ahli lainnya
3. Auditor harus mempertimbangkan untuk menambah akumulasi bahan bukti audit
16
Siklus laporan keuangan
Pengauditan dilakukan dengan membagi laporan keuangan ke dalam kelompok yang lebih
kecil. Memperlakukan setiap saldo akun dalam laporan keuangan sebagai kelompok yang terpisah
tidak efisien dan berakibat audit yang terpisah atas akun-akun yang berhubungan sangat dekat.
Asersi manajemen
17
Asersi manajemen adalah pernyataan yang tersirat atau tertulis oleh manajemen mengenai
kelompok-kelompok transaksi dan akun-akun terkait serta pengungkapan dalam laporan keuangan.
Asersi manajemen secara langsung terkait dengan standar akuntansi karena asersi ini merupakan
bagian dari kriteria bahwa manajemen telah mencatat dan mengungkapkan informasi akuntansi
dalam laporan keuangan
Pengelompokan asersi menurut PSA 07 (SA 326)
1. Asersi mengenai kelompok-kelompok transaksi dan kejadian-kejadian selama periode yang
diaudit
- Keterjadian => asersi menekankan apakah transaksi yang telah tercatat dan telah dilaporkan
dalam laporan keuangan benar-benar telah terjadi selama periode pembukuan. Pelanggaran atas
asersi ini akan mengakibatkan lebih saji akun
- Kelengkapan => asersi ini menekankan apakah sumua transaksi yang seharusnya dimasukkan
dalam laporan keuangan sudah dicatat dengan lengkap. Kelengkapan ini merupakan kebalikan dari
asersi keterjadian. Pelanggaran atas asersi ini akan mengakibatkan kurang saji
- Akurasi => asersi ini membahas apakah transaksi telah dicatat dengan jumlah yang benar
- Klasifikasi => asersi ini menekankan apakah transaksi telah dicatat dengan nama akun yang
tepat
- Pisah batas => asersi ini membahas apakah transaksi telah dicatat pada periode pembukuan yang
tepat
18
- Akurasi dan penilaian => asersi ini terkait dengan apakah informasi keuangan telah diungkapkan
dengan wajar dan dengan jumlah yang tepat
- Klasifikasi dan pemahaman => asersi ini terkait dengan apakah jumlah-jumlah telah
diklasifikasikan dengan tepat dalam laporan keuangan dan catatan-catatan kaki dan apakah
penjelasan saldo dan pengungkapan terkait dapat dipahami
Tujuan Audit Terkait Transaksi dimaksudkan untuk memberikan kerangka untuk membantu
auditor dalam mengumpulkan bahan bukti audit yang memadahi yang diharuskan oleh standar
ketiga pekerjaan lapangan dan untuk memutuskan bukti yang tepat untuk dikumpulkan bagi setiap
kelompok transaksi sesuai dengan kondisi kontrak kerja tersebut
Tujuan umum audit terkait transaksi
1. Keterjadian – transaksi yang dicatat benar-benar ada
2. Kelengkapan – transaksi yang ada telah dicatat
3. Akurasi – transaksi yang dicatat disajikan dalam jumlah yang benar
4. Pemindahbukuan dan pengikhtisaran – transaksi yang dicatat telah dimasukkan dalam arsip
utama dengan tepat dan telah diikhtisarkan dengan benar
5. Klasifikasi – transaksi yang dimasukkan dalam jurnal klien telah diklasifikasikan dengan tepat
6. Penetapan waktu – transaksi dicatat pada tanggal yang benar
Setidaknya ada satu tujuan audit khusus terkait transaksi yang harus dimasukkan ke dalam
setiap tujuan umum audit terkait transaksi kecuali jika auditor yakin bahwa tujuan umum audit
terkait transaksi tidak relevan dan tidak penting dalam situasi tersebut.
Terdapat hubungan satu per satu antara asersi manajemen dengan tujuan audit terkait
transaksi kecuali asersi akurasi, karena asersi akurasi memberikan panduan dalam melakukan
pengujian akurasi transaksi bagi auditor.
Tujuan audit terkait saldo adalah untuk memberikan kerangka kerja untuk membantu auditor
untuk mengumpulkan bahan bukti yang memadahi terkait saldo akun
Tujuan umum audit terkait saldo :
1. Keberadaan – jumlah yang dicatat memang benar-benar ada
2. Kelengkapan – jumlah yang ada telah dicatat
3. Akurasi – jumlah yang dimasukkan dinyatakan dalam jumlah yang benar
4. Klasifikasi – jumlah yang dimasukkan pada daftar milik klien telah diklasifikasikan dengan benar
5. Pisah batas – transaksi mendekati tanggal neraca dicatat dalam periode yang benar
6. Keterikatan perincian saldo akun sesuai dengan jumlah di arsip utama yang terkait sesuai dengan
jumlah total saldo akun dan sesuai dengan jumlah di buku besar
7. Nilai terealisasi – aset dicatat pada estimasi jumlah yang dapat terealisasi
8. Hak dan kewajiban – sebagai pelengkap asersi manajemen tentang hak dan kewajiban untuk
saldo akun
19
Setidaknya ada satu tujuan audit khusus terkait saldo yang harus dimasukkan ke dalam
setiap tujuan umum audit terkait saldo kecuali jika auditor yakin bahwa tujuan umum audit terkait
transaksi tidak relevan dan tidak penting dalam situasi tersebut.
Hubungan antara asersi manajemen dan tujuan audit terkait saldo merupakan hubungan
satu-satu kecuali untuk penilaian dan asersi lokasi karena masalah kompleksitas dari penilaian dan
kebutuhan untuk menyediakan panduan tambahan untuk menguji penilaian bagi auditor
Tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan sama dengan asersi manajemen untuk
penyajian dan pengungkapan
20
transaksi. Demi tercapainya efisiensi seringkali kedua jenis pengujian tersebut dilakukan pada
waktu yang sama.
(Fase III) Melakukan Prosedur Analitis dan Pengujian atas Rincian Saldo
Prosedur analitis menggunakan perbandingan dan keterkaitan untuk menilai apakah saldo
akun atau data lain disajikan secara wajar. Menguji rincian saldo merupakan prosedur khusus yang
dimaksudkan untuk menguji salah saji nilai nominal saldo akun di laporan keuangan.
21