Standar Audit
Standar audit berbeda dengan prosedur auditing. Prosedur berkaitan dengan tindakan yang harus
dilaksanakan, sedangkan standar berkenaan dengan kriteria atau ukuran mutu kinerja tindakan
tersebut dan berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui penggunaan prosedur tersebut.
Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (2001:150) terdiri
dari sepuluh standar yang dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar yaitu:
1. Standar Umum
1. Audit harus dilakukan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang
cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus
dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran
profesionalnya dengan cermat dan seksama.
Sukrisno Agoes (2004:30) menjelaskan bahwa :
Standar umum bersifat pribadi dan berkaitan dengan persyaratan auditor dan mutu pekerjaannya dan
berbeda dengan standar yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan lapangan dan pelaporan.
Standar pribadi atau standar umum ini berlaku sama dalam bidang pelaksanaan pekerjaan lapangan dan
pelaporan.
2. Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi
sebagaimana mestinya.
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan
menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan
keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan yang diaudit.
Menurut Sukrisno Agoes (2004:35) bahwa standar pekerjaan lapangan berkaitan dengan pelaksanaan
audit dan sepervisi, pemahaman dan evaluasi pengendalian intern, pengumpulan bukti-bukti audit
melalui compliance test, substantive test, analytical review, sampai selesainyaaudit field work.
3. Standar Pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi
dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip
akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali
dinyatakan lain dalam laporan audit
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara
keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak diberikan. Jika pendapat secara
keseluruhan tidak diberika, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan
dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai
sifart pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggungjawab yang dipikul oleh
auditor.
5. Menjadi anggota IAI dan IAI-Kompartemen Akuntan Publik yang dibuktikan dengan kartu anggota
atau surat keterangna dari organisasi yang bersangkutan.
6. Memiliki pengalaman kerja di bidang audit umum atas laporan keuangan sekurang-kurangnya 1.000
(seribu) jam dalam 5 (lima) tahun terakhir dan sekurang-kurangnya 5 (lima ratus) jam diantaranya
memimpin dan menspervisi perikatan audit umum, yang disahkan oleh Pemimpin KAP tempat bekerja
atau pejabat setingkat eselon I instansi pemerintah keuangan yang berwenagn di bidang audit umum,
dan pengalaman audit umum sekurang-kurangnya 3.000 (tiga ribu) jam dengan reputasi baik di bidang
audit.
7. Melengkapi formulir AP-1 sebagaimana terlampir dalam Keputusan Menteri Keuangan.
2.2.3 Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik
Suatu KAP yang sudah cukup besar dapat dibagi-bagi menurut jenis jasa yang diberkan. Jadi, misalnya
kita dapat melihat kantor akuntan yang dibagi menjadi bagian pemeriksaan (audit), bagian
konsultasi (management service), dan bagian sistem (system analysist). Pembagian ini dimaksudkan
untuk memungkinkan pegawai profesional mengembangkan keahlian mereka ke jurusan yang sesuai
dengan pengerahuan dan preferensi mereka sehingga memungkinkan pemberian jasa yang lebih baik
bagi pelanggan.
Mulyadi (2002:33) menjelaskan struktur auditor dibagi menjadi parner (rekan), manajer, auditor senior,
dan auditor junior
1. Partner
Partner menduduki jabatan tinggi dalam perikatan audit. Bertanggungjawab atas hubungan dengan
klien. Bertanggungjawab secara menyeluruh mengenai auditing. Parner menandatangani laporan audit
dan management letter, dan bertanggungjawab terhadap penagihan fee audit dari klien.
2. Manajer
Manajer bertindak sebagai pengawas audit, bertugas untuk membantu auditor senior dalam
merencanakan program audit dan waktu audit. Me-review kertas kerja, laporan audit danmanagement
letter. Biasanya manajer melakukan pengawasan terhadap pekerjaan beberapa auditor
3. Auditor senior
Auditor senior bertugas untuk melaksanakan audit. Bertanggungjawab untuk mengusahakan biaya audit
dan waktu audit sesuai dengan rencana. Bertugas untuk mengarahkan dan me-reviewpekerjaan auditor
junior. Auditor senior biasanya akan menetap di kantor klien sepanjang prosedur audit dilaksanakan.
4. Auditor junior
Auditor junior melaksanakan audit secara rinci. Membuat kertas kerja untuk mendokumentasikan
pekerjaan audit yang telah dilaksanakan. Pekerjaan ini biasanya dipegang oleh auditor baru saja
menyelesaikan pendidikan formalnya di sekolah. Dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai auditor
junior, seorang auditor harus belajar secara rinci mengenai pekerjaan audit.
2.2.4 Jasa Yang Diberikan Kantor Akuntan Publik
Menurut Mulyadi (2002:4) jasa yang diberikan akuntan publik dapat digolongkan ke dalam tiga
kelompok yaitu jasa assurance, jasa atestasi dan jasa nonassurance.
1. Jasa assurance
Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan mutu informasi bagi
pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan memerlukan informasi yang handal dan relevan
sebagai basis untuk mengambil keputusan.
2. Jasa atestasi
Jasa atestasi adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen dan
kompeten tentang apakah asersi entitas sesuai, dalam semua hal yang material, dengan kriteria yang
telah ditetapkan. Asersi adalah pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang secara implisit
dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain (pihak ketiga).
3. Jasa nonassurance
Jasa nonassurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di dalamnya ia tidak
memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan. Jenis
jasa nonassurance yang dihasilkan oleh akuntan publik adalah jasa kompilasi, jasa perpajakan, jasa
konsultasi.
2.2.5 Standar Profesional Akuntan Publik
Kualitas jasa yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik diatur dan dikendalikan melalui berbagai
standar yang diterbitkan oleh organisasi profesi tersebut. Organisasi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang
merupakan wadah untuk menampung berbagai tipe akuntan Indonesia memiliki empat kompartemen
yaitu kompartemen Akuntan Publik, kompartemen Akuntan Manajemen, Kompartemen Sektor Publik,
Kompartemen Akuntan Pendidik.
Kompartemen Akuntan Publik merupakan wadah untuk menampung para akuntan yang berpraktik
dalam profesi akuntan publik. Di dalam Kompartemen Akuntan Publik ini dibentuk badan yang
bertanggungjawab untuk menyusun berbagai standar yang digunakan oleh akuntan publik di dalam
penyediaan berbagai jasa bagi masyarakat. Badan penyusun standar (standard setting body) yang
bertanggung jawab untuk menyusun standar penyediaan berbagai jasa akuntan publik adalah Dewan
Standar Profesional Akuntan Publik.
Menurut Mulyadi (2002:35) ada lima macam standar profesioanal yang diterbitkan oleh Dewan Standar
Profesional Akuntan Publik sebagai aturan mutu pekerjaan akuntan publik yaitu:
1. Standar Auditing
2. Standar Atestasi
3. Standar Jasa Akuntansi dan Review
4. Standar Jasa Konsultasi
5. Standar Pengendalian Mutu
5 OPINI AUDIT
Opini audit adalah pernyataan auditor terhadap kewajaran laporan keuangan dari entitas yang telah diaudit.
Kewajaran ini menyangkut materialitas, posisi keuangan, dan arus kas. Menurut SPAP (Standar Profesional
Akuntan Publik), opini audit ada 5 macam, yaitu :
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian
Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Ini adalah pendapat yang dinyatakan dalam laporan auditor
bentuk baku. Kriteria pendapat wajar tanpa pengecualian antara lain.
- Laporan keuangan lengkap
- Tiga standar umum telah dipenuhi
- Bukti yang cukup telah diakumulasi untuk menyimpulkan bahwa tiga standar lapangan telah dipatuhi
- Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan GAAP (Generally Accepted Accounting Principles)
- Tidak ada keadaan yang memungkinkan auditor untuk menambahkan paragraf penjelas atau modifikasi
laporan
2. Bahasa penjelasan ditambahkan dalam laporan auditor bentuk baku
Keadaan tertentu mungkin mengharuskan auditor menambahkan suatu paragraf penjelasan (atau bahasa
penjelasan yang lain) dalam laporan auditnya. Auditor menyampaikan pendapat ini jika:
- Kurang konsistennya suatu entitas dalam menerapkan GAAP
- Keraguan besar akan konsep going concern
- Auditor ingin menekankan suatu hal
3.Pendapat wajar dengan pengecualian
Pendapat wajar dengan pengecualian, menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang
dikecualikan.
4. Pendapat tidak wajar
Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan,
hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat
Pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak menyatakan pendapat atas
laporan keuangan. Opini ini dikeluarkan ketika auditor tidak puas akan seluruh laporan keuangan yang
disajikan.