”suatu proses sistematis untuk secara objektif mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi
tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk meyakinkan tingkat keterkaitan
antara asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.”
“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen,
terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan
dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan tersebut.”
“Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai
pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan
tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan,
serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.”
Menurut Mulyadi, (2002:9), berdasarkan pengertian audit di atas maka audit mengandung
unsur-unsur:
1. suatu proses sistematis, artinya audit merupakan suatu langkah atau prosedur yang logis,
berkerangka dan terorganisasi. Auditing dilakukan dengan suatu urutan langkah yang direncanakan,
terorganisasi dan bertujuan.
2. untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif, artinya proses sistematik ditujukan untuk
memperoleh bukti yang mendasari pernyataan yang dibuat oleh individu atau badan usaha serta
untuk mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terhadap bukti-bukti tersebut.
3. pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi, artinya pernyataan mengenai kegiatan dan
kejadian ekonomi merupakan hasil proses akuntansi.
4. menetapkan tingkat kesesuaian, artinya pengumpulan bukti mengenai pernyataan dan evaluasi
terhadap hasil pengumpulan bukti tersebut dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian pernyataan
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Tingkat kesesuaian antara pernyataan dengan kriteria
tersebut kemungkinan dapat dikuantifikasikan, kemungkinan pula bersifat kualitatif.
5. kriteria yang telah ditetapkan, artinya kriteria atau standar yang dipakai sebagai dasar untuk menilai
pernyataan (berupa hasil akuntansi) dapat berupa:
1) peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislatif
2) anggaran atau ukuran prestasi yang ditetapkan oleh manajemen
3) prinsip akuntansi berterima umum (PABU) di Indonesia
6. Penyampaian hasil (atestasi), dimana penyampaian hasil dilakukan secara tertulis dalam bentuk
laporan audit (audit report).
7. Pemakai yang berkepentingan, pemakai yang berkepentingan terhadap laporan audit adalah para
pemakai informasi keuangan, misalnya pemegang saham, manajemen, kreditur, calon investor,
organisasi buruh dan kantor pelayanan pajak.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa audit mencakup suatu proses
sistematis dan terarah dalam prosesnya untuk menguji laporan keuangan perusahaan yang telah
disusun manajemen oleh seorang yang kompeten (memiliki keahlian sebagai seorang akuntan) dan
independen (tidak memiliki hubungan apapun dengan perusahaan) dengan tujuan dapat memberikan
pendapat/opini mengenai kewajaran laporan keuangan.
Suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan kantor akuntan publik (KAP)
independen dengan tujuan untuk bisa memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
secara keseluruhan. Pemeriksaan tersebut harus dilakukan sesuai dengan Standar Profesional
Akuntan Publik dan memperhatikan Kode Etik Akuntan Indonesia, Aturan Etika KAP yang telah
disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia serta Standar Pengendalian Mutu.
Sedangkan menurut Mulyadi (2002:30) membagi jenis-jenis audit menjadi 3 kelompok yaitu:
Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan
keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai kewajran laporan
keuangan tersebut.
Audit kepatuhan ialah audit yang tujuannya untuk menentukan apakah yang diaudit sesuai dengan
kondisi atau peraturan tertentu. Hasil audit kepatuhan umumnya dilaporkan kepada pihak yang
berwenang membuat kriteria. Audit kepatuhan banyak dijumpai dalam pemerintahan.
Auditor operasional merupakan review secara sistematik kegiatan organasasi, atau laporan bagian
daripadanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Tujuan audit operasional adalah untuk :
1) Mengevaluasi kinerja
Auditor independen adalah auditor profesional yang menyediakan jasanya kepada masyarakat
umum, terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh klien. Audit tersebut
terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para pemakai informasi keuangan seperti kreditur,
investor, calon kreditur, calon investor, dan instansi pemerintah ( terutama instansi pajak).
2. Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah ialah auditor profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya
melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi atau
entitas pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah.
3. Audit Intern
Audit Intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara ataupun perusahaan
swasta) yang tugas pokoknya ialah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang diterapkan
oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan kekayaan
organisasi, menentukan efisiensi dan efektifitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan
keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.
Menurut Wiliam, et.al (2006:65) mengklasifikasi jenis auditor menjadi empat kelompok yaitu:
1. Auditor Eksternal
2. Auditor Internal
3. Auditor Pemerintah
4. Auditor Forensik
1. Standar Umum
1) Audit harus dilakukan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang
cukup sebagai auditor.
2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus
dipertahankan oleh auditor.
3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran
profesionalnya dengan cermat dan seksama.
“Standar umum bersifat pribadi dan berkaitan dengan persyaratan auditor dan mutu pekerjaannya
dan berbeda dengan standar yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan lapangan dan
pelaporan. Standar pribadi atau standar umum ini berlaku sama dalam bidang pelaksanaan
pekerjaan lapangan dan pelaporan.”
1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi
sebagaimana mestinya.
2) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan
menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan
keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan yang diaudit.
Menurut Sukrisno Agoes (2004:35) bahwa “ standar pekerjaan lapangan berkaitan dengan
pelaksanaan audit dan sepervisi, pemahaman dan evaluasi pengendalian intern, pengumpulan bukti-
bukti audit melalui compliance test, substantive test, analytical review, sampai selesainya audit field
work.”
3. Standar Pelaporan
1) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2) Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi
dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip
akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan
lain dalam laporan audit
4) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara
keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak diberikan. Jika pendapat secara
keseluruhan tidak diberika, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan
dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifart
pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggungjawab yang dipikul oleh auditor.
Perikatan (engagement) adalah kesepakatan dua pihak untuk mengadakan suatu ikatan perjanjian.
Dalam perikatan audit, klien yang memerlukan jasa auditing mengadakan suatu ikatan perjanjian
dengan auditor. Dalam ikatan perjajian tersebut, klien menyerahkan pekerjaan audit atas laporan
keuangan kepada auditor dan auditor sanggup untuk melaksanakan pekerjaan audit tersebut
berdasarkan kompetensi profesionalnya.
2. Perencanaan Audit
Langkah berikutnya setelah perikatan audit diterima oleh auditor adalah perencanaan audit.
Keberhasilan penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan audit yang
dibuat oleh auditor.
Tujuan utama pelaksanaan pekerjaan lapangan ini adalah untuk memperoleh bukti audit tentang
efektifitas pengendalian intern klien dan kewajaran laporan keuangan klien.
4. Pelaporan Audit
Pelaksanaan tahap ini harus mengacu ke “standar pelaporan”. Ada dua langkah penting yang
dilaksanakan oleh auditor dalam pelaporan audit. 1) menyelesaikan audit dengan meringkas semua
hasil pengujian dan menarik kesimpulan. 2) menerbitkan laporan audit.
4. Lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik yang diselenggarakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
5. Menjadi anggota IAI dan IAI-Kompartemen Akuntan Publik yang dibuktikan dengan kartu anggota atau
surat keterangna dari organisasi yang bersangkutan.
6. Memiliki pengalaman kerja di bidang audit umum atas laporan keuangan sekurang-kurangnya 1.000
(seribu) jam dalam 5 (lima) tahun terakhir dan sekurang-kurangnya 5 (lima ratus) jam diantaranya
memimpin dan menspervisi perikatan audit umum, yang disahkan oleh Pemimpin KAP tempat
bekerja atau pejabat setingkat eselon I instansi pemerintah keuangan yang berwenagn di bidang
audit umum, dan pengalaman audit umum sekurang-kurangnya 3.000 (tiga ribu) jam dengan reputasi
baik di bidang audit.
1. Parner
Parner menduduki jabatan tinggi dalam perikatan audit. Bertanggungjawab atas hubungan dengan
klien. Bertanggungjawab secara menyeluruh mengenai auditing. Parner menandatangani laporan
audit dan management letter, dan bertanggungjawab terhadap penagihan fee audit dari klien.
2. Manajer
Manajer bertindak sebagai pengawas audit, bertugas untuk membantu auditor senior dalam
merencanakan program audit dan waktu audit. Me-review kertas kerja, laporan audit
dan management letter. Biasanya manajer melakukan pengawasan terhadap pekerjaan beberapa
auditor
3. Auditor senior
Auditor senior bertugas untuk melaksanakan audit. Bertanggungjawab untuk mengusahakan biaya
audit dan waktu audit sesuai dengan rencana. Bertugas untuk mengarahkan dan me-
review pekerjaan auditor junior. Auditor senior biasanya akan menetap di kantor klien sepanjang
prosedur audit dilaksanakan.
4. Auditor junior
Auditor junior melaksanakan audit secara rinci. Membuat kertas kerja untuk mendokumentasikan
pekerjaan audit yang telah dilaksanakan. Pekerjaan ini biasanya dipegang oleh auditor baru saja
menyelesaikan pendidikan formalnya di sekolah. Dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai auditor
junior, seorang auditor harus belajar secara rinci mengenai pekerjaan audit.
Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan mutu informasi bagi
pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan memerlukan informasi yang handal dan relevan
sebagai basis untuk mengambil keputusan.
2. Jasa atestasi
Jasa atestasi adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen dan
kompeten tentang apakah asersi entitas sesuai, dalam semua hal yang material, dengan kriteria yang
telah ditetapkan. Asersi adalah pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang secara implisit
dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain (pihak ketiga).
3. Jasa nonassurance
Jasa nonassurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di dalamnya ia tidak
memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan. Jenis
jasa nonassurance yang dihasilkan oleh akuntan publik adalah jasa kompilasi, jasa perpajakan, jasa
konsultasi.
1. Standar Auditing
2. Standar Atestasi
Menurut Sukrisno Agoes, (2004:173) “piutang usaha adalah piutang yang berasal dari
penjualan barang dagangan atau jasa secara kredit.”
Menurut Jhon J Wild (2005:260) “Piutang merupakan semua klaim dalam bentuk uang
terhadap entitas lainnya, termasuk individu, perusahaan, atau organisasi-organisasi lainnya.”
Menurut Mulyadi (2001:257) dalam akuntansi piutang, secara periodik dihasilkan pernyataan
piutang yang dikirimkan kepada setiap debitur. Mutasi penjualan adalah disebabkan oleh transaksi
penjualan kredit, penerimaan kas dari debitur, retur penjualan, dan penghapusan piutang.
Contoh dari piutang usaha menurut Sukrisno Agoes (2004:713) ialah :
1. Piutang Usaha
2. Wesel Tagih
3. Piutang Pegawai.
4. Piutang Bunga
5. Uang Muka
7. Piutang lain-lain
2. Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan authenticity (ke otentikan) dari pada piutang.
4. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingent liability) yang timbul karena
pendiskontoan wesel tagih (notes receivable)
5. Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di neraca sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia/Standar Akuntansi Keuangan.
4. Periksa mathematical accuracy-nya dan check individual balance ke subledger lalu totalnya ke general
ledger.
5. Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang dan sales invoice.
1) Tentukan dan tuliskan dasar pemilihan pelanggan yang akan dikirim surat konfirmasi.
4) Jawaban konfirmasi yang berbeda harus diberitahukan kepada klien untuk dicari perbedaannya.
7. Periksa subsequent collections dengan memeriksa buku kas dan bukti penerimaan kas untuk periode
sesudah tanggal neraca sampai mendekati tanggal penyelesaian pemeriksaan lapangan (audit field
work). Perhatikan bahwa yang dicatat sebagai subsequent collectionshanyalah yang berhubungan
dengan penjualan dari periode yang sedang diperiksa.
8. Periksa apakah ada wesel tagih (notes receivable) yang didiskontokan untuk mengetahui
kemungkinan adanya contingent liability.
9. Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah jumlah yang disediakan oleh
klien sudah cukup, dalam arti tidak terlalu besar dan terlalu kecil.
10. Test sales cut-of dengan jalan memeriksa sales invoice, credit note dan lain-lain, lebih kurang 2 (dua)
minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca. Periksa apakah barang-barang yang dijual
melalui invoice sebelum tanggal neraca, sudah dikirim per tanggal neraca. Kalau belum cari tahu
alasannya. Periksa apakah ada faktur penjualan dari tahun yang diperiksa, yang dibatalkan dalam
periode berikutnya.
11. Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank, dan correspondence
file untuk mengetahi apakah ada piutang yang dijadikan sebagai jaminan.
12. Periksa apakah penyajian piutang di neraca dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia/SAK
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian internal (Internal Control) yang baik atas
pitang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas
2. Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan Authenticity (keontetikan) daripada piutang
3. Untuk memeriksa collectibility (Kemungkinan tertagihnya) piutang dan cukup tidaknya
perkiraan allowance for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih.
4. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingente lebility) yang timbul karena
pendiskontoan wesel tagih (notes recivable).
5. Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di neraca sesuai dengan standar akuntansi yag
berlaku umum di indonesia atau standar akuntansi keuangan atau SAK ETAP.
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian internal (Internal Control) yang baik
atas pitang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas
2. Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan Authenticity (keontetikan) daripada
piutang
3. Untuk memeriksa collectibility (Kemungkinan tertagihnya) piutang dan cukup
tidaknya perkiraan allowance for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih.
4. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingente lebility) yang timbul
karena pendiskontoan wesel tagih (notes recivable).
5. Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di neraca sesuai dengan standar akuntansi
yag berlaku umum di indonesia atau standar akuntansi keuangan atau SAK ETAP.
Keseluruhan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah mengevaluasi apakah
saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan
prinsip – prinsip akuntansi yang diterima umum.
B. FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS DAN DOKUMEN SERTA CATATAN
TERKAIT
Siklus Penjualan dan Penagihan melibatkan keputusan serta proses yang diperlukan
untuk mengalihkan kepemilikan barang dan jasa kepada pelanggan setelah keduanya tersedia
untuk dijual. Hal ini diawali dengan permintaan oleh seorang pelanggan dan diakhiri dengan
konversi bahan atau jasa menjadi piutang usaha yang akhirnya menjadi kas.
Kelas Transaksi, Akun, Fungsi Bisnis, dan Dokumen serta Catatan terkait untuk Siklus
Penjualan dan Penagihan.
Kelas Transaksi Akun Fungsi Bisnis Dokumen Dan Catatan
Penjualan Penjualan Pemroses pesanan Pesanan pelanggan
piutang usaha pelanggan Pesanan penjualan
Pemberian kredit Pesanan pelanggan atau
Pengiriman barang pesanan penjualan
Penagihan pelanggan Dokumen pengiriman
dan pencatatan Faktur penjualan
penjualan File transaksi penjualan
Jurnal penjualan atau listing
File induk piutang usaha
Neraca saldo piutang usaha
Laporan bulanan
Penerimaan Kas Kas di bank ( Pemroses dan Remittance advice
debet dari pencatatan Prelisting penerimaan kas
penerimaan kas ) penerimaan kas File transaksi penerimaan
piutang usaha kas
Jurnal penerimaan kas atau
listing
Retur Dan Retur dan Pemroses dan Memo kredit
Pengurangan pengurangan pencatatan retur dan Jurnal retur dan pengurangan
Penjualan penjualan pengurangan penjualan
Pitang usaha penjualan
Penghapusan Piutang Usaha Penghapusan piutang Formulir otorisasi piutang
Piutang tak Penyisihan untuk usaha tak tertagih tak tertagih
Tertagih piutang tak Jurnal umum
tertagih
Beban Piutang tak Beban piutang Penyediaan piutang Jurnal umum
Tertagih tak tertagih tak tertagih
Penyisihan untuk
piutang tak
tertagih
Pada kolom diatas sebelum dapat menilai resiko pengendalian dan merancang pengujian
pengendalian serta pengujian substansif atas transaksi harus memaham fungsi bisnis dan
dokumen serta catatan suatu perusahaan.
Pemroses pesanan pelanggan
o Pesanan pelanggan yaitu permintaan barang dagang yang diajukan oleh pelanggan.
o Pesanan penjualan yaitu dokumen untuk mengkomunikasikan deskripsi, kuantitas, dan
informasi terkait mengenai barang yang dipesan oleh pelanggan.
Pemberian kredit
o Dokumen pengiriman dibuat untuk mengawali pengiriman barang, yang menunjukkan
deskripsi barang dagang , kuantitas yang dikirimkan, dan data yang relevan lainnya.
o Bill of lading yaitu kontrak tertulis mengenai penerimaan dan pegiriman barang antara
pembawa dan penjual. Bill of lading dikirimkan secara elektronik ketika barang telah
dikirimkan , dan secara otomatis akan membuat faktur penjualan yang terkait serta ayat jurnal
dalam jurnal penjualan.
Penagihan pelanggan dan pencatatan penjualan
Aspek paling penting dari penagihan yaitu :
Semua pengiriman telah ditagih ( kelengkapan = completeness )
Tidak ada pengiriman yang ditagih lebih dari satu kali ( keterjadian = occurrence )
Setiap pengiriman ditagih dalam jumlah yang tepat ( keakuratan = accuracy )
o Faktur penjualan yaitu dokumen yang menunjukkan deskripsi dan kuantitas barang yang
dijual, harga, ongkos angkut, asuransi, syarat, dan relevan lainnya.
o File transaksi penjualan yaitu file yang dihasilkan computer yang mencantumkan semua
transaksi penjualan yang diproses oleh system akuntansi selama suatu periode, seperti sehari,
seminggu, atau sebulan.
o Jurnal penjualan atau listing yaitu laporan yang dibuat dari file transaksi penjualan yang
cantumkan biasanya mencantumkan nama pelanggan, tanggal, jumlah dan klasifikasi bagi
setiap transaksi seperti divisi atau lini produk.
o File induk piutang usaha yaitu file computer yang digunakan untuk mencatat penjualan
individual , penerimaan kas , serta retur dan penguragan penjualan bagi setiap pelanggandan
untuk mempertahankan saldo akun pelanggan.
o Laporan bulanan yaitu dokumen yang dikirimkan melalui surat atau secara elektronik kepada
setiap pelanggan yang menunjukkan saldo awal piutang usahanya.
Pemroses dan pencatatan penerimaan kas
o Remmitance advice yaitu dokumen yang dikirimkan kepada pelanggan dan biasanya
dikembalikan kepada penjual beserta pembayaran kas
o Prelisting penerimaan yaitu daftar yang disusun ketika kas diterima oleh seseorang yang tidak
memiliki tanggung jawab untuk mencatat penjualan, piutang usaha, kas dan yang tidak
memiliki akses ke catatan akuntansi.
o Memo kredit yaitu dokumen yang mengindikasikan pengurangan dari jumlah pelanggan
akibat retur barang atau pengurangan harga.
o Jurnal retur dan pengurangan penjualan yaitu jurnal yang digunakan untuk mencatat retur dan
pengurangan penjualan.
Penghapusan piutang usaha tak tertagih
o Formulir otorisasi piutang tak tertagih yaitu dokumen yang digunakan dalam lingkungan
internal untuk menunjukkan otoritas menghapus suatu piutang usaha sebagai tak tertagih.
C. PROSEDUR AUDIT PIUTANG USAHA DAN PENJUALAN
Jawab :
1. Ida Cahya Diniarti
4. Heppi Fitriyan
Dari poin 9 itu , karena jika alluence lebih kecil maka laba perusahaan kecil karena untuk
membayar piutang tak tertagih. Karena jika lebih besar nanti akan mengurangi laba, selain
mempengaruhi jumlah laba yang sebenarnya terjadi tidak tertagih nanti tidak sesuai. Cara
menentukan cadangan kerugian piutang yang tepat itu bisa dilihat dari historical dari sebuah
perusahaan, apabila misalkan perusahaan tahun lalu mencadangkan cadangan kerugian
piutang sebesar Rp 5.000.000 maka untuk tahun ini perusahaan bisa mencadangkan Rp
5.500.000 atau Rp 6.000.000.Lihat juga dari tahun-tahun sebelumnya , dan bisa diasumsikan
tepat dan cukup itu bisa kita asumsikan cukup / tidak.