Anda di halaman 1dari 13

PUSAT PERTANGGUNGJAWA

BAN
Pusat Biaya dan Pusat Pendapatan

DOSEN PENGAMPU :
Andri Zainal, SE., M.Si., Ph.D., Ak., CA.
Sondang Aida Silalahi, SE., M.Si

KELOMPOK 11

Febriani Ritonga (Nim : 7182142004)


Marotua Sitompul (Nim : 7182142006)
Sofhia Fadhillah (Nim : 7183142039) 
PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN
Pusat pertanggungjawaban adalah satu unit organisasi yang dipimpin oleh se
orang manajer pertanggungjawaban.

Sifat Pusat Pertanggungjawaban

Fungsi dari berbagai pusat tanggungjawab dalam perusahaan adalah untuk


mengimplementasikan strategi. Karena organisasi merupakan sekumpulan pusat
tanggungjawab, maka jika setiap pusat tanggungjawab telah memenuhi tujuannya
sehingga cita-cita organisasi juga telah tercapai.
Sifat Pusat Pertanggungjawaban
Sifat dari pusat pertanggungjawaban dapat diilustrasikan pada gambar berikut:

Bagian A : Analogi untuk Generator


Listrik
Input Output
PENGERJAAN
Bahan Bakar, Udara, Air Listrik

Bagian B : Dalam Kenyataan Input untuk pusat


pertanggungjawaban
Input: lainnya
Bahan baku Pusat
Output:
Tenaga kerja Pertanggung
Barang, Jasa
Jasa lainnya jawaban
Dijual kepada pihak
luar

Bagian C : Sebagai Penghasil Informasi


Pusat Output:
Input :
Pertanggung Pendapatan Informasi Non
Data Biaya dan Data Non Moneter
jawaban Moneter
Hubungan Antara Input dan Output

Manajemen bertanggung jawab untuk memastikan hubungan yang


optimal antara input dan output. Hubungan input dan output bisa
bersifat timbal balik dan langsung. Akan tetapi dalam sejumlah
situasi, input tidak secara langsung berkaitan dengan output yang
dihasilkan.
Mengukur Input dan Output

Sebagian besar input yang digunakan oleh pusat pertanggungjawaban dapat dinyatakan dalam
ukuran-ukuran fisik (jam kerja, liter minyak, rim kertas, khw listrik dll. Dalam sistem pengendalian
manajemen ukuran tersebut dinayatakan dalam satuan moneter (nilai uang). Nilai uang dari input
tertentu dapat dihitung dengan menghasilkan kuantitas fisik dengan harga per unit.
Dalam organisasi-organisasi adalah lebih mudah untuk mengukur biaya input daripada untuk
menghitung nilai output.
Efisiensi dan Efektifitas
Efisiensi adalah rasio antara output terhadap input atau jumlah output per unit
dibandingkan input. Pusat pertanggungjawaban A lebih efisien dari B jika menggunakan
input
yang lebih sedikit di bandingkan dengan B, sedangkan output yang dihasilkan sama,
atau memperoleh hasil yang lebih besar sedangkan input yang digunakan sama.

 Biaya yang dicatat tidak merupakan ukuran  Ukuran standar hanyalah merupakan
yang persis terhadap sumber daya yang digunakan. ukuran ideal yang seharusnya dicapai.

Efektivitas adalah hubungan antara output pusat pertanggungjawaban dan tujuannya. Makin
besar kontribusi output terhadap tujuan maka makin efektiflah satu unit tersebut. Karena baik
tujuan maupun hasil sulit diukur secara kuantitas maka efektivitas sering diukur dengan
pertimbangan lain.

Peranan Laba
Jenis Pusat Pertanggungjawaban

01 Pusat pendapatan (revenue center)

02 Pusat biaya (expense center)

03 Pusat laba (profit center)

04 Pusat investasi (investment center)


Pusat Pertanggungjawaban Penghasilan
Pada hakikatnya, pusat pendapatan merupakan unit-unit pemasaran/penjualan yang tidak
memiliki wewenang untuk menetapkan harga jual dan tidak bertanggung jawab atas harga pokok
barang-barang yang mereka pasarkan.
Pusat pendapatan merupakan pusat pertanggungjawaban dimana output-nya diukur
dalam unit moneter, tetapi tidak dihubungkan dengan input-nya. Setiap pusat pendapatan juga
merupakan pusat biaya karena sebenarnya mereka mengeluarkan biaya untuk terciptanya pendapatan.
Namun biaya tersebut tidak diukur. Bagian pemasaran juga tidak dibebani harga pokok
penjualan atas barang yang terjual.Di pusat pendapatan suatu output (yaitu pendapatan) diukur
secara moneter, akan tetapi tidak ada upaya formal yang dilakukan untuk mengaitkan input (yaitu
beban atau biaya) dengan output. (Jika beban dikaitkan dengan pendapatan maka unit tersebut akan
menjadi pusat laba).
Pada umumnya pusat pendapatan merupakan unit pemasaran atau penjualan yang tak memiliki
wewenang untuk menetapkan harga jual dan tidak bertanggung jawab atas harga
pokok penjualan dari barang-barang yang mereka pasarkan. Penjualan atau pesanan aktual diukur
dari angggaran dan kuota, dan manajer dianggap bertanggung jawab atas beban. Yang terjadi secara
langsung didalam unitnya, akan tetapi ukuran utamanya adalah pendapatan.
CONTOH KASUS
Bank Rakyat Indonesia adalah sebuah perusahaan perbangkan milik Negara yang terbesar di
Indonesia berdiri pada tahun 1895, pendapatan Bank Rakyat
Indonesia dari nasabah telah mengalami kenaikan yang sangat pesat karena
kehadiran inovasi-inovasi baru yang mereka berikan kepada para nasabah, Tahun
2014 mereka meraup Laba sebesar (24 Triliun), 2015 (25 triliun), 2016 (25,8 Triliun),
2017 (13,4 Triliun) www.irbri.com. Kenaikan Laba yang sangat pesat ini berkaitan
dengan meningkatnya pertanggungjawaban manajer dalam megelola keuangan
secara baik untuk kelangsungan perusahaan.
Dengan kenaikan pada sisi penerimaan tersebut, upaya yang ada dipusatkan untuk
pertanggungjawaban dalam pelaporan di segala aspek, serta peningkatan
pengendalian untuk mengelola sisi biaya secara ketat demi kelangsungan hidup
perusahaan, maka sebaiknya perlu dilakukan pengendalian terhadap biaya-biaya
yang akan dikeluarkan dan mengurangi biaya biaya yang tidak efektif dalam
kegiatannya.
Perusahaan perlu menerapkan akuntansi pertanggungjawaban guna menunjang
pengendalian biaya. Semakin baik penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada
perusahaan maka akan semakin baik pengendalian biaya, sedangkan pengendalian
biaya yang baik akan memudahkan penerapan akuntansi pertanggungjawaban dalam
perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai, (Adharawati, 2010).

Salah satu fasilitas yang di berikan PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Ampera
Merauke kepada masyarakat yaitu fasilitas kredit dimana seorang debitur melakukan
perjanjian kredit ritel untuk modal usaha terhadap pihak PT. Bank Rakyat Indonesia
Unit Ampera Merauke dengan jaminan sertifikat rumah dan telah dilakukan pengecekan
pada objek jaminan tersebut. Dalam masa pengasuran, debitur mengalami kendala dalam
melakukan pembayaran bunga kredit. Masalah debitur tersebut menjadi kredit macet
sehingga pihak PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Ampera Merauke melakukan penyitaan
terhadap jaminan debitur tersebut.
PENYELESAIAN KASUS
Menerapkan Kebijakan PT. Bank Rakyat Indoesia Merauke Unit Ampera
Merauke yang berhubungan dengan Biaya

Penilaian Kinerja Manager Pusat Biaya PT. Bank Rakyat


Indonesia Merauke Unit Ampera

Akuntansi Pertanggungjawaban

Efisiensi Pengendalian Biaya


Daftar Pustaka

Aprian, M.Y., dan Paulus Peka Hayon. (2017). Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat
Penilaian Kinerja Pusat Biaya Pada PT Bank Rakyat Indonesia Unit Amepra Merauke (Studi Kasus
Pada PT Bank Rakyat Indonesia Merauke Unit Ampera Periode 2017). (Jurnal)
Halim, Abdul, Achmad Tjahjono dan Muhammad Fakhri Husein. (2019). Sistem Pengendalian Manajemen.
UPP
STIM YKPN : Yogyakarta.
https://www.researchgate.net/publiction/319107394
Karsam, Karsam dan Ruth Leli Ravita Manurung. (2014). Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam
Memperkuat Hubungan Sistem Pengendalian Manajemen Dengan Pencapaian Kinerja Perusahaan: Suatu
Telaah Kepustakaan.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai