UNSUR-UNSUR PPN
1. Subjek yang melakukan penyerahan BKP atau JKP adalah pengusaha kena pajak (PKP)
2. Objek pengenaan PPN adalah kegiatan penyerahan (konsumsi) BKP/JKP
3. Wilayah pengenaan PPN adalah di dalam daerah PABEAN
4. Dasar pengenaan pajak adalah dasar bagi penghitungan tariff pajak pertambahan nilai
SAAT – SAAT PENTING DALAM PENGENAAN PPN
a. Barang kena pajak tersebut merupakan barang dagangan termasuk turunannya, baik berupa produk
sampingan maupun barang sisa yang laku dijual. Contoh: pabrik busana memiliki produk laku dijual yang
terdiri dari:
1) Produk utama berupa busana
2) Produk sampingan berupa sapu tangan
3) Barang sisa berupa kain perca (potongan-potongan kain)
4) Barang sisa kemasan bekas pembungkus kain
b. Penyerahan barang kena pajak secara konsinyasi menurut ketentuan akuntansi komersial
1) Transaksi penyerahan barang kena pajak secara (titipan) konsinyasi ini belum diperlukan sebagai
penjualan tetapi menurut fikal transaksi ini merupakan objek PPN.
2) Ekspor barang kena pajak baik yang berwujud maupun tidak berwujud
3) Membangun bangunan sendiri
4) Penyetoran aktiva oleh pengusaha kena pajak (PKP) yang awalnya tidak untuk diperjualbelikan
5) Ekspor jasa kena pajak
6) Impor BKP/JKP
Barang yang Tidak Dikenakan PPN
1 Pembelian
Berikut ini adalah contoh transaksi-transaksi PPN-nya.
a. Pembelian barang yang dapat dikreditkan PPN-nya
Contoh Transaksi:
1) PT. Dinamika membeli barang dagang untuk persediaan pada tanggal 7 Agustus 2010 seharga Rp. 60.000.000 dari PT. Kita
Maju secara kredit.
Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah:
Sistem Periodik
Pembelian Rp. 60.000.000 -
PPN Masukan Rp. 6.000.000 -
Utang Usaha - Rp. 66.000.000
Sistem Perpetual
Persediaan Rp. 60.000.000 -
PPN Masukan Rp. 6.000.000 -
Utang Usaha - Rp. 66.000.000
AKUNTANSI PPN
Contoh Transaksi:
2) Pada Tanggal 1 Agustus 2010 PT. Dinamika membeli aktiva berupa mesin photocopy dari PT. Selaras utama dengan harga
sebesar Rp. 30.000.000.
Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah:
Masa manfaat dari barang tersebut lebih dari 1 tahun maka PPN-nya merupakan biaya (cost) dari barang tersebut dan
PPN-nya tidak dapat dikreditkan.
AKUNTANSI PPN
2 Penjualan
a. Penjualan Biasa
Selama bulan Mei 2010 PT. Dinamika menjual barang dagangan sebanyak Rp. 100.000.000 dengan HPP 80% dari harga
jual. Semua penjualan dilakukan secara kredit. Jurnal untuk mencatat transaksi diatas adalah:
Sistem Periodik
Piutang Dagang Rp. 110.000.000 -
Penjualan Rp. 100.000.000
PPN Keluaran - Rp. 10.000.000
Sistem Perpetual
Piutang Dagang Rp. 110.000.000 -
Penjualan - Rp. 100.000.000
PPN Keluaran - Rp. 10.000.000
Harga Pokok Penjualan Rp. 80.000.000 -
Persediaan Barang Dagang - Rp. 80.000.000
AKUNTANSI PPN
b. Retur Penjualan
Pada tanggal 10 Mei 2010 PT. Dinamika menerima retur barang dagang dari pembeli yaitu senilai Rp. 10.000.000. Jumlah ini
belum termasuk PPN. HPP sebesar 80% dari penjualan retur tersebut tidak diganti dengan barang dagangan yang lain
Jurnal untuk mencatat transaksi diatas adalah:
Sistem Periodik
Retur Penjualan Rp. 10.000.000 -
PPN Keluaran Rp. 1.000.000 -
Piutang Dagang - Rp. 11.000.000
Sistem Perpetual
Retur Penjualan Rp. 10.000.000 -
PPN Keluaran Rp. 1.000.000 -
Piutang Dagang - Rp. 11.000.000
Persediaan Barang Dagang Rp. 8.000.000 -
Harga Pokok Penjualan - Rp. 8.000.000
AKUNTANSI PPN
d. Penjualan Cicilan
Pada tanggal 20 Mei 2010 PT. Dinamika menjual barang dagangan sebesar Rp. 100.000.000 kepada PT. Bulan Bintang. PT. Bulan
Bintang membayar dengan cicilan sebesar 20% perbulan selama 5 tahun dan dibayar setiap tanggal 20.
Jurnal untuk mencatat transaksi diatas adalah:
Tanggal 20 Mei 2010
Piutang Dagang Rp. 110.000.000 -
Penjualan - Rp. 100.000.000
PPN Keluaran - Rp. 10.000.000
Catatan:
Setiap penerimaan cicilan, PPN terutang sudah sudah tidak dicatat karena PPN
terutang sudah terjadi dan dicatat pada saat penyerahan barang.