Anda di halaman 1dari 32

Kuliah kedua :standar profesi &

komite audit, meliputi materi :


A. Ciri-ciri Profesi,Standar Profesi Audit Internal
yang saat ini berlaku di Indonesia, kerangka,
kode etik internal auditor, perbedaan dengan
standar terdahulu, dan hal-hal yang harus
diperhatikan dalam penerapannya.
B.Perbedaan posisi komite Audit, keanggotaan
serta hubungannya dengan audit internal di
USA( pola one tier board ) dengan di
Indonesia( pola two tier board).
II.A.1 PEMBAHASAN SPAI
Ciri-Ciri Profesi (versi Sawyer,2005:hal 10)
Melayani publik
Melalui pelatihan khusus berjangka panjang
Menaati kode etik
Menjadi anggota asosiasi dan menghadiri pertemuan-
pertemuan
Publikasi jurnal untuk meningkatkan keahlian
Menguji pengetahuan kandidat auditor bersertifikat
Lisensi oleh negara atau serifikasi oleh dewan.
II.A.2 Standar Profesi Auditor Internal
Standar Profesi Auditor Internal(SPAI) di Indonesia baru
ditetapkan mulai tgl 12-05-2004 dan diberlakukan tahun 2005.
SPAI disusun/diadaptasi dari Standards for Professional
Practice of Internal Auditing-tahun 2002(SPPIA-USA) oleh
lima konsorsium audit internal, yaitu Yayasan Pendidikan
Internal Auditor(YPIA),Dewan Sertifikasi Qualified Internal
Auditor, Institute of Internal Auditor(IIA) Indonesia Chapter,
Perhimpunan Auditor Internal Indonesia(PAII) dan Forum
Komunikasi Satuan Pengawasan Intern(FK-SPI)
Karena SPPIA digunakan di negara yang menganut one tier
board sedangkan di Indonesia saat ini menganut pola two tier
board (baca bahasan hal tersebut pada bab komite audit),maka
pelaksanaan SPAI di Indonesia tetap harus memperhatikan
mekanisme(hukum) organisasi perseroan pola two tier board.
II.A.3 Kerangka SPAI
SPAI merupakan awal dari serangkaian Pedoman Praktik Audit
Internal (PPAI)
Keseluruhan PPAI terdiri atas 4 hal:(1) definisi AI, (2) kode etik
profesi AI, (3) SPAI dan (4) interpretasi SPAI (saran penerapan)
SPAI terdiri atas 3 standar: (1) standar atribut (2) standar kinerja (3)
standar implementasi
(1)Standar atribut berkenaan dengan karakter organisasi, individu dan
pihak-pihak yang melakukan kegiatan audit internal;(2) standar kinerja
menjelaskan sifat dari kegiatan audit internal, merupakan ukuran
kualitas pekerjaan audit internal dan memberikan praktek-praktek
terbaik pelaksanaan audit. Standar atribut dan standar kinerja berlaku
untuk semua jenis penugasan audit internal; (3)standar implementasi
hanya berlaku untuk satu penugasan tertentu (misalnya, untuk
kegiatan assurance, untuk kegiatan konsultasi, utk kegiatan investigasi
dan standar implementasi untuk control self assessment /CSA)
II.A.4 Definisi AI dan kode etik
Definisi AI, lihat slide kuliah pertama,definisi terakhir AI
Kode etik AI, memuat standar perilaku yang terdiri atas:(1)AI harus
jujur, obyektif dan sungguh-sungguh melaksanakan tugas & tanggung
jawab profesi (2)Loyal terhadap organisasi (3)tidak boleh secara sadar
mendiskreditkan profesi atau organisasinya (4)Menahan diri dari
kegiatan yang dapat menimbulkan konflik kepentingan dengan
organisasi (5)Tidak menerima sesuatu yang dapat mempengaruhi
pertimbangan profesi (6)Hanya melakukan jasa sesuai kompetensi
profesionalnya (7)Berusaha senantiasa memenuhi SPAI (8)Hati-hati dan
bijaksana menggunakan informasi yang diperoleh (9)Mengungkapkan
semua fakta utk menghindari distorsi laporan atau praktek melanggar
hukum(10)Selalu meningkatkan kompetensi dan wajib mengikuti PPL
Kode etik(1) dan (2), cenderung berlawanan. Bila top manajemen tidak
jujur, bagaimana anda harus mengungkapkan, agar tindakan anda tdk
bertentangan dg kode etik (2)?
II.A5. Isi Standar atribut
SPAI(ringkasan)
Seksi 1000:Tujuan, Kewenangan & tanggung jawab (dimuat
dalam Internal Audit Charter).
Seksi 1100:Independensi & Objektivitas (meliputi 1110-
independensi organisasi;1120-obyektivitas AI; 1130-
pengungkapan adanya kendala thd objektivitas &
independensi)
Seksi 1200:Keahlian & Kecermatan Profesional (meliputi
1210-keahlian IT, fraud dan risk; 1220-kecermatan profesi;
1230-pengembangan profesional yg berkelanjutan)
Seksi 1300:Program Quality Assurance (meliputi 1310-
penilaian program.QA minimal 3th sekali oleh assesor
eksternal indepenen; 1320-pelaporan prog.QA; 1330-
pernyataan kesesuaian dg SPAI; 1340-pengungkapan atas
ketidak patuhan).
II.A.6 Isi Standar Kinerja
SPAI(ringkasan)
Seksi 2000:Pengelolaan Fungsi Audit (2010-
perencanaan; 2020-komunikasi & persetujuan; 2030-
pengelolaan sumber daya; 2040-kebijakan&prosedur;
2050-koordinasi; 2060-laporan kepada pimpinan &
dewan pengawas).
Seksi 2100:Lingkup Penugasan(2110-pengelolaan
risiko; 2120-pengendalian; 2130-proses governance)
Seksi 2200:Perencanaan Penugasan(2200.1-
pertimbangan perencanaan; 2210-sasaran penugasan;
2220-ruang lingkup penugasan; 2230-alokasi sumber
daya penugasan; 2240-program kerja penugasan).
II.A7. Isi Standar kinerja
SPAI(lanjutan)
Seksi 2300:Pelaksanaan Penugasan(2310;iden-
tifikasi informasi; 2320-analisis & evaluasi; 2330-
dokummentasi informasi; 2340-supervisi penugasan)
Seksi 2400:Komunikasi Hasil Penugasan(2410
kriteria komunikasi;2420-kualitas komunikasi ;2430-
pengungkapan atas ketidak patuhan terhadap standar;
2440-penyampaian hasil penugasan)
Seksi 2500:Pemantauan Tindak Lanjut(2510-penyu
sunan prosedur tindak lanjut)
Seksi 2600:Resolusi Penerimaan Risiko oleh
Manajemen
ASESSMENT UNIT AUDIT
INTERNAL
Sesuai SPAI tahun 2004 seksi 1310, penjaminan mutu
profesi auditor internal dapat ditempuh melalui
asessment secara internal maupun eksternal
Secara eksternal, mutu SPI dinilai oleh asessor
independen minimal tiga tahun sekali. Salah satu cara
yang praktis adalah dengan menambah lingkup
assessment mutu SPI dalam kontrak tahunan audit
KAP yang melaksanakan general audit setiap tiga
tahun sekali.
Secara internal, audit mutu SPI dapat dilaksanakan
oleh team perusahaan yang anggotanya mantan
pejabat-pejabat SPI
Lingkup asessment fungsi audit
internal
Pemeriksaan dokumen kebijakan audit, minimal
meliputi Internal Audit Charter(IAC), kesesuaian
IAC dengan Comitee Audit Charter dalam hal
pola hubungan kerja, Rencana Induk
Pemeriksaan/RIP( yang merupakan kebijakan
pengawasan yang sinkron dengan RJP
perusahaan/Statement of Corperate Intent),
PKPT/ RKPT( Program Kerja Pemeriksaan
Tahunan) dan Buku Pedoman Pemeriksaan
Internal.
Lingkup assessment(lanjutan 1)
Pembandingan PKPT dengan realisasi kegiatan
periodikal(umumnya triwulanan) SPI, minimal
meliputi realisasi jumlah auditan, jumlah LHP,
jumlah saran pengembangan kegiatan
operasional/ pengembangan kebijakan organisasi-
prosedur pengendalian/ desk audit, efektifitas
tindak lanjut, analisis efisiensi(manfaat-biaya)
action plan tindak lanjut, jumlah jam trainning
staf SPI mengikuti PPL, & realisasi anggaran SPI
Lingkup assessment(lanjutan 2)
Dokumen pelaksanaan PKPT SPI, minimal
meliputi dokumen audit program tiap team,
kertas kerja audit, laporan hasil
pemeriksaan periodikal, saran-saran
pengembangan perbaikan internal
control,dokumen self assessment
pelaksanaan manajemen resiko dan GCG
serta dokumen monitoring tindak lanjut
dari saran auditor eksternal maupun
internal
Lingkup assessment(lanjutan 3)
Pelaksanaan Non PKPT, umumnya melipiti
pembinaan SPI anak perusahaan, pengkajian
pengembangan internal control, pengkajian dan
pengembangan manajemen resiko dan GCG,
hubungan dengan organisasi profesi sejenis/
hubungan dengan auditor eksternal, pelaksanaan
audit khusus serta tahapan / proses audit secara
umum atau sesuai buku pedoman (pemilihan
auditee, persiapan audit, entry dan exit briefing,
adanya komentar audit, undangan rapat, dsb),ratio
jumlah staf SPI terhadap total karyawan, ratio
audit yang dikerjakan sendiri dan disubkontrakan.
II.A8. Perbedaan dengan standar
terdahulu
Sebelum SPPIA tahun 2002 dikeluarkan, standar yang
diberlakukan adalah SPPIA tahun 1995, meliputi seksi 100
tentang independensi sampai seksi 560 tentang quality
assurance(baca: Ratliff-Intr.Audit halaman 907-962).
Beberapa perbedaan diantara keduanya antara lain mengenai
lingkup penugasan, adanya klausul good governance,
keharusan melaporkan kepada pengawas (Komisaris) pada
SPPIA 2002, serta format pelaporan hasil pemeriksaan dengan
5 atribut temuan pada SPPIA tahun 1995.
Tugas bagi mahasiswa, agar membuat makalah mengenai
perbedaan isi seksi-seksi SPPIA 2002 dengan SPPIA 1995,
serta relevansi penerapan seksi tersebut dalam tahap pekerjaan
lapangan.
II.A.9. Hal-Hal yang perlu diperhatikan pada
SPAI
Dalam praktek, penyusunan Internal Audit Charter (seksi 1000)
merupakan buku pedoman yg wajib ada dalam assessment
GCG di perusahaan. Isi IA charter diantaranya: tugas &
wewenang serta tanggung jawab,kode etik, persyaratan auditor
serta pola hubungan kerja (dng Komite Audit)
Seksi 2060, memuat keharusan fungsi audit internal
menyampaikan laporan secara berkala kepada pimpinan dan
dewan pengawas (komisaris). Di Indonesia, penyampaian
laporan kepada komisaris maupun komite audit harus seijin dan
sepengetahuan direksi terlebih dulu,karena Indonesia mengikuti
pola two tier board(dua dewan yang terpisah)
Pengaturan hubungan auditinternal dgn Komite Audit dalam
charter masing-masing (internal audit charter dan comitee audit
charter), perlu diselaraskan.
IIA.10. Position paper # 1/2003 organisasi
profesi auditor internal:
Merupakan rekomendasi untuk peningkatan corperate
governance, dari lima konsorsium organisasi profesi auditor
internal (IIA Indonesia chapter,YPIA, FKSPI BUMN/D,
YPIA, DS-QIA, PAII) kepada Gubernur Bank Indonesia,
Menteri BUMN, dan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal,
agar :
1. Bank, BUMN, dan Perusahaan Publik wajib membentuk dan
mengembangkan fungsi internal auditing yang efektif guna
membantu manajemen melakukan penilaian atas pengelolaan risiko
dan pengendalian internal
2. Fungsi internal audit yang efektif harus memiliki karakter
independen, kompeten, dan didukung sumber daya yang memadai
3. Direksi& komisaris pd Bank, BUMN dan Perusahaan Publik
diwajibkan melaporkan hasil penilaian efektifitas pengendalian
internal dan kepatuhan thd perundangan dlm laporan tahunan
perusahaan.
Lanjutan uraian posisition paper
4. Bank, BUMN dan perusahaan publik agar membentuk
komite audit untuk membina dan mendukung internal
auditor dalam melakukan penilaian proses corperate
governance, pengelolaan risiko dan pengendalian internal
5. Direksi bertanggung jawab atas proses corperate
governance, pengelolaan risiko, dan pengendalian
internal. Dewan komisaris bertanggung jawab memonitor
efektifitas pelaksanaannya. Oleh karena itu, internal audit
wajib menyampaikan laporannya kepada Direktur Utama
dan Komisaris Utama melalui komite audit.
6. Akuntan Publik yang melakukan audit atas laporan
keuangan Bank, BUMN dan Perusahaan Publik agar
melakukan review atas penerapan rekomendasi ini
II.B. PEMBAHASAN KOMITE AUDIT, MELIPUTI
MATERI:

1. Hubungan, Model dan Posisi KA, IA dan EA pada:


a. One -Tier Board(misalnya di USA, Canada,
UK,dll)
b. Two -Tier Board(Indonesia, Belanda, Belgia,dll
2. Tugas Komite audit
3. Landasan Hukum yang terkait dengan KA
4. Contoh Isi/Format Comite Audit Charter
5. Atribut Komite Audit versi SEC Rules & COSO
6. Anggaran Dasar KA (Comite Audit Charter) &
Contoh Format (Prof Hiro)
7. Komposisi Komite Audit
IIB.1. Komponen Pendukung dalam
One-Tier dan Two-Tier Board di
Model
Perusahaan Two-tier board
One-tier board

Komposisi Executive dan non Keduanya bekerja , ada


executive bekerja board yang terpisah
bersama dalam
satu board
Komite Diwajibkan atau Direkomendasikan
direkomendasi-kan

Organisasi Unitary (one-tier) Binary (two-tier)

CEO duality Dibolehkan/ Tidak boleh


dimungkinkan

Sumber : Massen and Van den Bosch (1997)


IIB.2. Hubungan KA, AI dan AE pada One Tier
Board dan Two Tier Board
Baik pada one maupun two tier board, komite audit bertugas mereviu
laporan hasil pemeriksaan(LHP) audit eksternal maupun audit
internal. Perbedaannya, pada one tier board (dewan direksi dan
dewan komisaris menyatu dalam satu dewan, BOD), KA dapat
langsung mereviu LHP AI, berhu- bungan secara langsung dan
memberi pengarahan kpd AI; sedangkan pada two tier board,
pengiriman LHP AI kepada KA untuk direviu harus seijin /
sepengetahuan Dewan Direksi ( karena adanya dua dewan-; AI
dibawah Dewan Direksi, KA dibawah Dewan Komisaris,
sebagaimana UU nomor 40/2007 ttg Perseroan
Terbatas).Hubungan tsb,biasanya dinyatakan dalam IA charter
atau Komite audit Charter
SPAI seksi 2060 mengikuti pola one tierboard dengan menetap
kan klausul bahwa LHP AI harus dikirim kepada Dewan Direk
si dan Dewan Pengawas/Dekom(hal ini tidak sesuai UU 40).
POLA ONE TIER BOARD
RUPS

BOD
KOMITE AUDIT

KAP
INTERNAL
AUDIT

GM GM GM
Financial

Pada pola ini, KA dapat langsung berhubungan dengan AI, bahkan juga dengan GM
keuangan(diikuti USA,Canada,Inggris ,dll)
POLA TWO TIER BOARD
(diikuti Indonesia, Belanda, Belgia, dll).
RUPS

BOC
KOMITE AUDIT

BOD KAP

INTERNAL
AUDIT

GM GM Financial
IIB.3. Pertanggung Jawaban Tugas
Berdasarkan pola diatas, pada one tier board,
baik KA maupun AI bertanggung jawab
langsung kepada BOD
Pada pola two tier board, KA bertanggung
jawab kepada dewan komisaris, sedangkan AI
bertanggung jawab kepada dewan direksi.
Laporan AI dapat disampaikan kepada dewan
komisaris, seijin/sepengetahuan dewan direksi
IIB.4. TUGAS KOMITE AUDIT

a. Minimal tiga tugas :


- Review Internal Control
- Review Ext Audit Report & Int.
Audit Report.
- Ketaatan pada aturan
b. Versi Price Water House Copper (4 tugas)
c. Versi One Tier Board (lihat teks)
IIB.5. Tugas KA(Menurut Applying Best Practice
in Indonesia, Audit Commitees, Price Water
House Copper 2001)

1. Melakukan Review terhadap kecukupan sistem


pengendalian internal
2. Melakukan Review terhadap laporan keuangan
tahunan dan laporan keuangan intern serta
proses manajemen yang digunakan untuk
menyiapkannya.
3. Melakukan review terhadap ketaatan pada
peraturan perundangan yang berlaku.
4. Melakukan review terhadap ketaatan pada Code
of Conduct.
IIB.6. LANDASAN HUKUM KOMITE AUDIT

1. UU No.19 Tahun 2003, tentang BUMN,


Bab IV Pasal 70 ayat 1 s/d 4.
2. Kep. M-MBU No. Kep-117/M-MBU/ 2002,
tentang penerapan GCG di BUMN, pasal
14 ayat 1.
3. Kep. 103/M-MBU/2002, tentang
pembentukan Komite Audit.
4. Surat Edaran Bapepam No. SE-03/PM/ 2000, tentang
pelaksanaan pembentukan Komite Audit bagi
perusahaan yang go public.
5. Keputusan Direksi BEJ No. Kep-339/ BEJ/07-2001,
tentang ketentuan umum pencatatan efek bersifat
Ekuitas di Bursa mengatur mengenai Komite Audit
dalam jumlah dan kualifikasi keanggotaan.
6. Surat keputusan Ketua Bapepam No. KEP-
412/PM/2003, memberikan pedoman Pembentukan
Komite Audit.
7. KEP-29/PM/2004 Ketua Bapepam, tanggal 24
September 2004, tetang Pembentukan dan Pedoman
Pelaksanaan Kerja Komite Audit.
IIB. 7. COMITEE AUDIT CHARTER
CONTOH DAFTAR ISI:
ANGGARAN DASAR KOMITE AUDIT
Pendahuluan .. 1
Tanggung Jawab Utama .. 2
Tanggung Jawab memilih Akuntan Independen dan Penugasan
Auditor Internal .................
3
Tanggung Jawab Mengkaji Audit Internal, Audit Eksternal
Tahunan Serta Laporan Keuangan Triwulan dan Tahunan
. 4
Tanggung Jawab Periodik ....... 7
Daftar Pustaka .... 8
(dikutip dari Hiro Tugiman Komite Audit)
IIB.8. CONTOH ISI ANGGARAN DASAR KOMITE
AUDIT VERSI AMERIKA (ONE TIER BOARD)
(Dikutip dari Barbara/1999)
A. Mission Statement
B. Membership and Meeting
C. Duties and Responsibilities
D. Length of Service
1. Atribut yang dipersyaratkan berdasarkan standar
yang ada (SEC rules), dan COSO Fraud Report
(Cangeni et al, 2003 : 117) sebagai berikut :
Model of Attributes for Effective Audit Committee

Independence (outside directors)


Competence (knowledge and
understanding of accounting, auditing, and
internal controls; critical thinkers)
Organizational Structure (reporting
channels direct from internal audit
function, external auditors, whistle
blowers)
Leadership (active, strong, decisive chair)
Proactive Approach
IIB.9. Committee Composition
When establishing an audit committee, the breath
rather than the depth of knowledge should be
emphasized. Individuals should be knowledgeable in
financial matters and in industry issues. Diversity and
balance enhance effectiveness. A good rule of thumb is
to include one CPA and one lawyer to assure expertise
in key financial and legal matters. Furthermore,
members should not be associated with senior
management on a friendship basis or otherwise.
Remember that quality tends to attract quality. The
appointment of one outstanding individual could make
the task of recruiting additional members much easier.
Lanjutan (komposisi komite audit)

Di Indonesia, komite audit dipimpin oleh salah


seorang komisaris, yaitu komisaris
independen , dan anggotanya terdiri dari orang
yang memahami bidang keuangan/ akuntansi,
orang yang memahami bidang operasional
perusahaan dan terkadang anggota ditambah 1
orang yang memahami hukum/ lawyer.
(Komisaris independen, belakangan ini(2000-
2008), umumnya ditunjuk individu dari
perguruan tinggi).

Anda mungkin juga menyukai