Anda di halaman 1dari 35

Analisis Laporan neuangan

omposisi liabilitas jangka pendek lebih penting


1. Kualitas aset lancar dan k
(misalnya, dua perusahaan dengan rasio
dalam mengevaluasi rasio lancar
t menunjukkan risiko yang berbeda secara
lancar yang sama persis dapa
alam kualitas komponen modal kerja).
substansial karena keragaman d
at bervariasi tergantung pada kondisi industri
2. Kebutuhan modal kerja dap
ngan neto perusahaan.
dan jangka waktu siklus perdaga

to
Analisis Siklus Perdagangan Ne
sahaan dipengaruhi oleh investasi persediaan yang
Kebutuhan modal kerja peru
a syarat kredit dari pemasok dengan kredit yang
diinginkan dan hubungan antar diberikan
ertimbangan ini menentukan siklus perdagangan
kepada pelanggannya. P neto (net trade
n. Perhitungan siklus perdagangan neto perusahaan
cycle) perusahaa dijelaskan pada Ilustrasi
10.4.

ri Technology Resources untuk rakhir tahun ke-1 adalah


Informasi keuangan terpilih da sebagai
/LUSTRASI 10.4
• IIII MI III III III•
berikut.
$ 360.000
Penjualan tahun ke-1
Piutang usaha 40.000
50.000
Persediaan*
20.000
Utang usahaT
an sebesar $30.000) 320.000
Beban pokok penjualan (termasuk penyusut

* Persediaan awal adalah $100.000.


beban pokok penjualan.
Hal ini terkait pembelian termasuk dalam

echnology Resources per hari sebagai berikut.


Kita memperkirakan pembelian T
$ 50.000
Persediaan akhir
Beban pokok penjualan 320.000
370.000
(100.000)
Dikurangi: Persediaan awal
270.000
Beban pokok pembelian dan produksi
penjualan (30.000)
Dikurangi: Penyusutan pada beban pokok
$ 240.000
Pembelian
Pembelian per hari = $240.000 360 = $666,67
eto Technology Resources dihitung (dalam hari) adalah
Kemudian, sildus perdagangan n
sebagai berikut.
$40.000 40,00 hari
Piutang Usaha —
$360.000 ± 360
$50.000 56,24 hari
Persediaan =
$320.000 ± 360 96,24 had
$20.000
Dikurangi: Utang usaha — = 30 00 hari
$240.000 ± 360
Siklus perdagangan neto = 66,24 hari
Bah Sepuluh I Analisis Kredit

Perhatikan bahwa pembilang dan penyebut pada Ilustrasi 10.4 disesuaikan pada
basis yang konsiten. Khususnya, piutang usaha dilaporkan dalam dolar penjualan
dibagi dengan penjualan per hari, persediaan dilaporkan pada biaya perolehan
dibagi dengan beban pokok penjualan per hari, dan utang usaha dilaporkan dalam
dolar pembelian dibagi dengan pembelian per hari. Oleh karena itu, sementara
ukuran hari dinyatakan dengan basis yang berbeda, estimasi siklus perdagangan neto
berdasarkan pada basis yang konsisten. Analisis ini menunjukkan bahwa Technology
Resources penjualannya tertahan selama 40 hari dalam piutang usaha, mengelola 56
hari barang tersedia sebagai persediaan, dan hanya menerima 30 hari pembelian
dengan dari pemasoknya. Semakin panjang siklus perdagangan neto, semakin besar
kebutuhan modal kerjanya. Pengurangan pada jumlah hari penjualan dalam piutang
(number of day's sales in receivables) atau biaya penjualan dalam persediaan akan
menurunkan kebutuhan modal kerja. Peningkatan pada jumlah hari pembelian
secara kredit yang diterima dari pemasok akan menurunkan kebutuhan modal kerja.
Kebutuhan modal kerja ditentukan oleh kondisi dan praktik industri. Perbandingan
dengan menggunakan rasio lancar dalam industri, dan analisis kebutuhan modal kerj a
dengan menggunakan ukuran siklus perdagangan neto berguna untuk menganalisis
kecukupan modal kerja suatu perusahaan.

SUDUT PANDANG ANALISIS ...ANDA ADALAH SEORANG BANKIR


International Machines Corporation (IMC) meminta Anda untuk memberikan pinjaman jangka pendek
satu tahun sebesar $2 juta untuk mendanai pengembangan usaha di Inggris. Sebagai bagian dari
analisis pinjaman IMC, Anda menghitung rasio lancar sebesar 4:1 atas aset lancar yang hampir
mencapai S1,6

Nik juta. Analisis pesaing industri menghasilkan rata-rata rasio lancar sebesar 1,9:1. Apakah keputusan Anda
terkait permohonan pinjaman IMC dengan informasi yang terbatas ini? Apakah keputusan Anda akan
:arubah jika IMC mengajukan permohonan pinjaman selama 10 tahun?

Ukuran Likuiditas dengan Rasio Berbasis Kas


Kas dan setara kas merupakan aset lancar yang paling likuid. Bagian ini akan
membahas ukuran likuiditas dengan menggunakan rasio berbasis kas.

Rasio Kas terhadap Aset Lancar


Rasio aset "mendekati kas" terhadap total aset lancar merupakan suatu ukuran
tingkat likuiditas aset lancar. Ukuran ini, yang dikenal sebagai rasio kas terhadap
aset lancar (cash to current assets ratio), dihitung sebagai berikut.

Kas + Setara kas + Efek yang dapat diperdagangkan


Aset lancar

Semakin tinggi rasio ini, maka aset lancar semakin likuid.

Rasio Kas terhadap Liabilitas Jangka Pendek


Rasio lain yang mengukur kecukupan kas adalah rasio kas terhadap liabilitas jangka
pendek (cash to current liabilities ratio). Rasio ini dihitung sebagai berikut.

Kas + Setara has + Efek yang dapat diperdagangkan


Liabilitas jangka pendek
150 Analisis Laporan Keuangan

Rasio ini mengukur ketersediaan kas untuk membayar kewajiban saat ini. Ini
merupakan uji yang berat dengan mengabaikan sifat pendanaan ulang aset lancar
dan liabilitas jangka pendek. Ini suplemen rasio kas terhadap aset lancar dalam
mengukur ketersediaan kas dari sudut pandang yang berbeda. Untuk melihat rasio ini
sebagai perpanjangan dari rasio cepat (lihat analisis berikutnya pada bab MO, kecuali
pada kasus yang ekstrem, merupakan uji likuiditas jangka pendek yang terlalu berat.
Namun, pentingnya kas sebagai bentuk akhir likuiditas seharusnya tidak dipandang
rendah. Catatan kegagalan usaha memberikan banyak contoh perusahaan insolven
dengan aset nonkas yang cukup besar (lancar maupun tidak lancar) dan tidak mampu
untuk membayar liabilitas atau untuk beroperasi.

.......ANALISIS LIKUIDITAS BERDASARKAN


AKTIVITAS OPERAS!
Ukuran likuiditas berdasarkan aktivitas operasi sangat penting dalam analisis kredit.
Bagian ini mempertimbangkan tiga ukuran aktivitas operasi berdasarkan piutang
usaha, persediaan, dan liabilitas jangka pendek.

Ukuran Likuiditas Piutang Usaha


Bagi kebanyakan perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit, piutang
usaha dan wesel tagih merupakan bagian penting dari modal kerja. Dalam menilai
likuiditas, termasuk kualitas modal kerja dan rasio lancar, sangat penting untuk
mengukur kualitas dan likuiditas piutang. Kualitas dan likuiditas piutang usaha
dipengaruhi oleh tingkat perputarannya. Kualitas merujuk pada kemungkinan
tertagihnya piutang tanpa menimbulkan kerugian. Ukuran kemungkinan ini
merupakan proporsi piutang dengan syarat pembayaran yang telah ditentukan oleh
perusahaan. Pengalaman menunjukkan bahwa semakin lama pelunasan piutang
melebihi tanggal jatuh temponya, semakin rendah kemungkinan tertagihnya. Tingkat
perputaran merupakan indikator atas umur piutang. Indikator ini secara khusus
berguna ketika dibandingkan dengan tingkat perputaran yang diperkirakan dihitung
dengan menggunakan persyaratan kredit yang diperkenankan. Likuiditas merujuk
pada kecepatan dalam mengonversi piutang usaha menjadi kas. Tingkat perputaran
piutang merupakan ukuran dari kecepatan ini.

Perputaran Piutang Usaha


Rasio perputaran piutang usaha (accounts receivable turnover) dihitung sebagai
berikut.

Penjualan neto secara kredit


Rata-rata piutang usaha

Wesel tagih dari penjualan normal harus disertakan ketika menghitung


perputaran piutang usaha. Perhitungan ini hanya memasukkan penjualan kredit
ketika menghitung rasio ini karena penjualan tunai tidak menghasilkan piutang.
Oleh karena laporan keuangan jarang secara terpisah mengungkapkan penjualan
tunai dan kredit, analisis sering kali harus menghitung rasio ini sering dengan
menggunakan total penjualan neto (yaitu, dengan mengasumsikan penjualan tunai
tidak signifikan). Jika penjualan tunai signifikan, maka rasio ini menjadi kurang
bermanfaat. Namun, jika proporsi penjualan tunai terhadap total penjualan relatif
stabil, maka perbandingan atas perubahan rasio perputaran piutang antartahun
menjadi reliabel/dapat diandalkan. Cara langsung untuk menentukan rata-rata
piutang usaha adalah menambahkan saldo awal dan saldo akhir piutang usaha
pada periode tersebut dan membaginya dengan dua. Penggunaan data bulanan
atau kuartalan menghasilkan estimasi yang lebih akurat. Semakin tinggi fluktuasi
penjualan, semakin tinggi kemungkinan rasio ini terkena distrosi. Rasio perputaran
piutang mengindikasikan berapa rata-rata perputaran piutang, yaitu piutang yang
diterima dan ditagih selama satu tahun. Ilustrasi 10.5 memberikan sebuah contoh.

Consumer Electronics melaporkan penjualan sebesar $1.200.000, saldo awal piutang sebesar ILUSTRAS1 10.5
$150.000, clan saldo akhir piutang sebesar $250.000. Rasio perputaran piutang dihitung la MI IN IN MI 1111

sebagai berikut.

$1.200.000 $1.200.000
6
($150.000 ± $250.000) 2 $200.000

Jumlah Had Penjualan dalam Piutang


Sementara rasio perputaran piutang usaha mengukur kecepatan penagihan dan
berguna untuk tujuan perbandingan, rasio ini tidak dapat diperbandingkan secara
langsung dengan syarat perdagangan
perusahaan meluas sampai ke pelanggannya. Jumlah Hari Penjualan dalam Piutang untuk Industri Terpilih
Perbandingan terakhir ini dibuat dengan
mengonversi rasio perputaran menjadi Target Corp.
jumlah hari penjualan yang tertahan dalam Pfizer Inc.
piutang. Jumlah hari penjualan dalam
Dell Inc.
piutang (day's sales in receivables) mengukur
oca-Cola Co.
jumlah hari yang dibutuhkan, secara C
rata-rata, untuk menagih piutang usaha Best Buy Co.
berdasarkan saldo akhir tahun pada piutang 3M Co
usaha. Rasio ini dihitung dengan membagi
0 40 50 60 70
piutang usaha dengan rata-rata penjualan
Hari
harian sebagai berikut.

Penjualan
Jumlah bah penjualan dalam piutang = Piutang usaha
360

Dengan menggunakan data dari Consumer Electronics, perhitungannya adalah


sebagai berikut.'

Piutang usaha $250.000 $250.000


— 75 hari
Rata-rata penjualan harian ($1.200.000/360) $3.333

Ukuran alternatif, periode penagihan piutang (receivables collection period), mengukur jumlah hari yang dibutuhkan, secara rerata,
untuk menagih piutang usaha berdasarkan rata-rata saldo piutang usaha. Angka ini dihitung dengan membagi 360 hari (perkiraan jumlah
hari dalam satu tahun) dengan rasio perputaran piutang usaha.

Periode penagihan — 360


Perputaran piutang usaha

Dengan menggunakan angka dari Consumer Electronics pada Ilustrasi 10.5, periode penagihan piutang adalah:
360
6 = 60 had
na Isis aporan euangan

Interpretasi Ukuran Likuiditas Piutang


Tingkat perputaran piutang usaha dan periode penagihan akan berguna jika
dibandingkan dengan rata-rata industri atau dengan persyaratan kredit yang diberikan
perusahaan. Jika periode penagihan dibandingkan dengan persyaratan penjualan
yang diperkenankan oleh perusahaan, kita dapat menilai tingkat pelanggan yang
membayar tepat waktu. Misalnya, jika persyaratan kredit biasa adalah 40 hari, maka
rata-rata periode penagihan adalah 75 hari mencerminkan satu atau lebih kondisi
berikut ini.

• Upaya penagihan yang buruk.


Penundaan dalam pembayaran pelanggan.

• Pelanggan dalam kesulitan keuangan.

Kondisi pertama menuntut tindakan korektif manajerial, sedangkan dua kondisi


lainnya mencerminkan pada kualitas dan likuiditas piutang usaha, dan menuntut
tindakan manajerial yang bijaksana. Langkah awal adalah untuk menentukan apakah
piutang usaha mencerminkan aktivitas penjualan perusahaan. Misalnya, piutang
dapat dijual kepada entitas bertujuan khusus (special purpose entities—SPE), dan, jika
SPE tersebut disusun dengan baik, maka piutang akan dihapus dari pembukuan. Oleh
karena itu, penjualan piutang usaha secara berselang dapat mendistorsi perhitungan
rasio. Ini bukan hal yang sudah biasa bagi perusahaan untuk secara terus-menerus
memperbaiki akun piutang usahanya melalui SPE. Dalam kasus ini, jumlah piutang
usaha harus diungkapkan dalam catatan kaki. Angka ini harus ditambahkan pada
saldo piutang dalam laporan posisi keuangan untuk menghitung total piutang yang
beredar. Rasio perputaran kemudian dihitung dengan menggunakan total piutang
yang beredar.
Kesulitan lain yang berkaitan dengan apakah rasio perputaran piutang
dihitung berdasarkan piutang usaha bruto atau neto. Jika dihitung menggunakan
piutang usaha neto, hasil perhitungannya dipengaruhi oleh tingkat konservatisme
perusahaan dalam mengestimasi piutang tak tertagih. Secara umum, penghitungan
rasio perputaran berdasarkan piutang usaha bruto lebih disukai untuk menghindari
masalah tersebut.
Analisis tren tertentu juga berguna untuk pemahaman kita. Tren pada periode
penagihan dari waktu ke waktu sangat penting dalam menilai kualitas dan likuiditas
piutang. Tren lain yang perlu diamati adalah hubungan antara penyisihan piutang
tak tertagih dengan piutang usaha bruto yang dihitung sebagai berikut.
Penyisihan piutang tak tertagih
Piutang usaha bruto

Peningkatan pada rasio ini dari waktu ke waktu menunjukkan penurunan pada
penagihan piutang. Sebaliknya, penurunan pada rasio ini menunjukkan perbaikan
penagihan atau perlunya untuk mengevaluasi ulang kecukupan provisi/penyisihan
piutang tak tertagih. Secara keseluruhan, ukuran likuiditas piutang usaha sangat
penting untuk analisis. Ukuran ini juga penting sebagai ukuran utilisasi/pemanfaatan
aset yang dibahas pada Bab 8.

Ukuran Perputaran Persediaan


Persediaan sering kali merupakan bagian aset lancar yang substansial. Alasan untuk
hal ini sering kali memiliki sedikit hubungan dengan kebutuhan perusahaan untuk
Bab Sepuluh I Analisis Kredit

mengelola kecukupan dana likuid. Persediaan merupakan investasi yang dibuat


untuk tujuan memperoleh imbal hasil melalui penjualan kepada pelanggan. Sebagian
besar perusahaan mempertahankan tingkat persediaan tertentu. Jika persediaan
tidak mencukupi, volume penjualan akan menurun di bawah tingkat yang dapat
dicapai. Sebaliknya, persediaan yang berlebihan menghadapkan perusahaan pada
biaya penyimpanan, asuransi, pajak, keusangan, dan kerusakan fisik. Persediaan
yang berlebihan juga menahan dana yang sebenarnya dapat digunakan secara lebih
menguntungkan pada hal lainnya. Oleh karena risiko dalam menyimpan persediaan,
dan fakta bahwa persediaan lebih lambat diubah menjadi kas dibandingkan piutang
usaha, persediaan umumnya dianggap sebagai aset lancar yang paling tidak likuid.
Evaluasi likuiditas jangka pendek dan modal kerj a, yang mencakup persediaan, harus
memasukkan evaluasi atas kualitas dan likuiditas persediaan. Ukuran perputaran
persediaan merupakan alat yang sangat baik untuk analisis ini.

Perputaran Persediaan
Rasio perputaran persediaan (inventory turnover ratio) mengukur rata-rata tingkat
kecepatan persediaan bergerak masuk dan keluar perusahaan. Perputaran persediaan
dihitung sebagai berikut.

Beban pokok penjualan


Rata-rata persediaan

Konsistensi menggunakan beban pokok penjualan sebagai pembilang karena,


seperti persediaan, beban pokok penjualan dilaporkan pada biaya perolehan.
Sebaliknya, penjualan mencakup margin laba. Rata-rata persediaan dihitung dengan
menambahkan saldo persediaan awal dan saldo persediaan akhir, dan membaginya
dengan dua. Perhitungan rata-rata ini dapat juga diperoleh dengan merata-ratakan
angka persediaan kuartalan atau bulanan. Jika ingin mengevaluasi tingkat persediaan
pada tanggal tertentu, seperti akhir tahun, rasio perputaran persediaan dihitung
dengan menggunakan saldo persediaan pada tanggal tersebut sebagai penyebut.

Hari Penjualan dalam Persediaan


Ukuran perputaran persediaan lain yang berguna dalam menilai kebijakan pembelian
dan produksi dalam perusahaan adalah jumlah hari penjualan dalam persediaan
(days' sales in inventory), yang dihitung sebagai berikut.2

Beban pokok penjualan


Persediaan
360

2 Ukuran alternatif, rasio jumlah hari untuk menjual persediaan (days to sell inventory ratio), dihitung sebagai berikut.
360
Perputaran persediaan

Rasio ini memberitahukan jumlah hari yang dibutuhkan perusahaan untuk menjual rata-rata persediaan selama tahun berjalan. Dengan
menggunakan angka dad Ilustrasi 10.6, rasio jumlah hari untuk menjual persediaan dihitung sebagai berikut.

Rasio perputaran persediaan = $1.200.000


4
($200.000 + $400.000) 2
3 0
Rasio jumlah hari untuk menjual persediaan = 6— = 90 had
4
Jumlah Hari Penjuaian daiam Persediaan untuk Perusahaan Terpilih Rasio ini memberitahukan iumlak
hari yang dibutuhkan untuk menjual
Target Corp. persediaan akhir dengan mengasumsikan
Pfizer Inc. tingkat penjualan tertentu. Ilustrasi
Dell Inc. 10.6 memberikan satu contoh dari rasio
tersebut.
Coca-Cola Co.
Best Buy Co
3M Co

100 0 250 000


Hari

Informasi keuangan terpilih dari Macon Resources untuk tahun ke-8 disajikan kemba_i
ILUSTRASI 10.6
E1 1111 1•1 115 •1 •1 •1 sebagai berikut.

Penjualan $1.800.000
Behan pokok penjualan 1.200.000
Persediaan awal 200.000
Persediaan akhir 400.000
$400.000
Had penjualan dalam persediaan : = 120 had
$1.200.000/380

Menginterpretasikan Perputaran Persediaan


Rasio lancar memandang komponen aset lancar sebagai sumber dana yang secara
potensial dapat melunasi liabilitas jangka pendek. Dengan pandangan yang serupa,
rasio perputaran persediaan menawarkan ukuran kualitas dan likuiditas komponen
persediaan pada aset lancar. Kualitas persediaan merujuk pada kemampuan perusahaan
untuk menggunakan dan melepaskan persediaan. Namun demikian, harus diakui
bahwa perusahaan yang terus berlanjut tidak menggunakan persediaan untuk
membayar liabilitas jangka pendek, karena setiap penurunan yang serius pada tingkat
persediaan normal kemungkinan akan mengurangi volume penjualan.
Jika perputaran persediaan turun dariwaktu ke waktu, atau di bawah norma industri, hal
tersebut menunjukkan pos persediaan bergerak lambat yang disebabkan keusangan,
melemahnya permintaan, atau tidak terjual. Kondisi ini mempersoalkan kelayakan
perusahaan untuk memulihkan biaya persediaan. Analisis lebih lanjut dalam kasus ini
untuk melihat apakah penurunan perputaran persediaan disebabkan penumpukan
persediaan dalam mengantisipasi penjualan yang meningkat, komitmen kontraktual,
kenaikan harga, penghentian kerja, kekurangan persediaan, atau alasan sah lainnya.
Selain itu, harus dipertimbangkan mengenai manajemen persediaan (seperti sistem
just-in-time) yang bertujuan untuk mempertahankan tingkat persediaan yang rendah
dengan mengintegrasikan pemesanan, produksi, penjualan, dan pendistribusian.
Manajemen persediaan yang efektif akan meningkatkan perputaran persediaan.
Ukuran likuiditas persediaan yang berguna lainnya adalah periode konversi
(conversion period) atau siklus operasi (operating cycle). Ukuran ini mengombinasikan
periode penagihan piutang dengan jumlah hari untuk menjual persediaan untuk
memperoleh interval waktu dalam mengonversikan persediaan ke kas. Dengan
menggunakan hasil perhitungan dari dua ilustrasi sebelumnya, periode konversi dapat
dihitung sebagai berikut.

Jumlah hari penjualan dalam piutang 75


Jumlah hari penjualan dalam persediaan 120
Periode konversi 195
Bab Sepuluh I Analisis Kredit

Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan Periode Konversi untuk Perusahaan Terpilih
membutuhkan waktu 195 hari untuk
menjual persediaan dan menagih piutangnya
berdasarkan tingkat piutang dan persediaan Target Corp.
saat ini.3 Pfizer Inc.
Dalam mengevaluasi perputaran Dell Inc.
persediaan, analisis harus waspada akan
Coca-Cola C
pengaruh prinsip akuntansi alternatif dalam
Best Buy C
menilai komponen rasio. Pembahasan
tentang akuntansi persediaan pada Bab 4 3M Co. I
menjadi sangat relevan di sini. Penggunaan 50 100 150 200 250 300 350
metode LIFO dalam penilaian persediaan Hari (Siklus Operasi)
dapat secara serius menurunkan kegunaan
rasio perputaran dan rasio lancar. Misalnya,
penilaian persediaan memengaruhi pembilang maupun penyebut pada rasio lancar—
penyebut melalui dampaknya terhadap utang pajak. Informasi yang tersedia pada
laporan keuangan memungkinkan untuk menyesuaikan nilai persediaan LIFO yang
secara tidak realistis terlalu rendah pada saat kenaikan harga, sehingga membuat
nilai tersebut berguna untuk dimasukkan dalam rasio perputaran dan rasio lancar.
Perhatikan bahwa bahkan jika kedua perusahaan menggunakan metode LIFO untuk
penilaian persediaan, rasio berbasis persediaan pada kedua perusahaan tersebut
cenderung tidak dapat diperbandingkan, karena kelompok (basis) persediaan LIFO
perusahaan hampir dapat dipastikan diperoleh pada tahun yang berbeda dengan
tingkat harga yang berbeda. Perlu diingat bahwa perusahaan yang menggunakan
"tahun alami" dapat memiliki tingkat persediaan yang umumnya rendah pada akhir
tahun. Hal ini dapat meningkatkan rasio perputaran pada tingkat yang tinggi secara
tidak normal.

SUDUT PANDANG ANALISIS .,.ANDA ADALAH KONSULTAN


King Entertainment Inc., rneminta jasa Anda sebagai konsultan manajemen. Saiah satu tugas Anda adalah
merampingkan biaya persediaan. Setelah mempelajari kinerja sebelumnya dan laporan persediaan, Anda
mengusuikan untuk rnengurangi persediaan secara strategis meialui perbaikan manajemen persediaan.
Ustdan Arida meminta perputaran persediaan sebesar 20 naik menjadi 25. Uang yang tidak diinvestasikan
dalam persediaan dapat digunakan untuk menurunkan liabilitas jangka pendek—biaya liabilitas jangka
pendek, rata-rata sebesar 10% per tahun. Berapakah estimasi penghematan biaya jika perkiraan
penjualan adaiah $150 juta dan perkiraan beban pokok penjualan adalah $100 juta?

Likuiditas Liabilitas Jangka Pendek


Liabilitas jangka pendek sangat penting dalam menghitung modal kerja maupun
rasio lancar untuk dua alasan yang saling terkait berikut ini.

1. Liabilitas jangka pendek digunakan dalam menentukan apakah kelebihan


aset lancar atas liabilitas jangka pendek mampu memberikan margin
keselamatan (margin of safety) yang memadai.
2. Liabilitas jangka pendek dikurangi dari aset lancar untuk menghitung modal
kerja.

Perhitungan alternatif yang umum digunakan adalah (a) Jumlah hari untuk menjual persediaan + Periode penagihan, seperti
yang dijelaskan pada catatan kaki 1 dan 2, serta (b) Jumlah had penjualan dalam piutang ((umiak hari untuk menjual persediaan) +
Jumlah hari penjualan dalam persediaan (periode penagihan) — Rata-rata periode pembayaran (iumlah had pembelian dalam utang
usaha). Perhitungan yang terakhir mengakui bahwa sebagian modal kerja disediakan oleh pemasok perusahaan (rata-rata periode
pembayaran dan jumlah hari pembelian dalam utang usaha yang dibahas pada bagian Jumlah Han Pembelian dalam Utang Usaha).
156 Analisis Laporan Keuangan

Dalam menggunakan modal kerj a dan rasio lancar, sudut pandangnya adalah likuidasi
dan bukan operasi yang dilanjutkan. Hal ini dikarenakan liabilitas jangka pendek
pada operasi normal tidak dilunasi semuanya, tetapi bersifat akan mengembalikan
dana (refunding). Saat penjualan relatif stabil, pembelian maupun liabilitas jangka
pendek harus tetap stabil. Peningkatan penjualan biasanya menghasilkan peningkatan
liabilitas jangka pendek.

Kualitas Liabilitas Jangka Pendek


Kualitas liabilitas jangka pendek sangat penting dalam analisis modal kerja dan
rasio lancar. Tidal( semua liabilitas jangka pendek merepresentasikan kebutuhan
pembayaran yang mendesak. Pada salah satu titik yang ekstrem, liabilitas untuk
berbagai pajak yang harus dibayar dengan segera terlepas dari tekanan keuangan saat
ini. Kekuatan penagihan dari pemerintah federal, negara bagian, maupun pemerintah
daerah tidak bisa dihindarkan. Pada titik ekstrem lainnya adalah liabilitas jangka
pendek kepada pemasok yang mana perusahaan telah memiliki hubungan yang
berlangsung lama, dan sangat tergantung serta bernilai bagi usahanya. Penangguhan
dan renegosiasi atas liabilitas ini pada saat terjadi tekanan keuangan merupakan hal
yang mungkin terjadi dan biasa dilakukan.
Kualitas liabilitas jangka pendek harus dinilai berdasarkan tingkat urgensi dalam
pembayaran. Jika arus dana masuk dari pendapatan saat ini dipandang sebagai
dana yang tersedia untuk membayar liabilitas jangka pendek, maka beban tenaga
kerja dan beban serupa yang membutuhkan pembayaran segera memiliki hak
pertama atas pendapatan tersebut. Utang usaha dan liabilitas lainnya dibayar hanya
setelah pengeluaran tersebut terpenuhi. Aspek arus dana ini telah dibahas pada bab
sebelumnya.
Analisis juga harus memperhatikan liabilitas yang tidak tercatat, tetapi memiliki
klaim atas dana saat ini. Contohnya adalah komitmen pembelian dan kewajiban
pascapensiun serta kontrak sewa tertentu. Jika terdapat klausul percepatan pinjaman
jangka panjang, kegagalan untuk memenuhi angsuran saat ini dapat menyebabkan
keseluruhan utang menjadi jatuh tempo dan terutang.

Jumlah Hari Pembelian dalam Utang Usaha


Suatu ukuran untuk mengukur sejauh mana perusahaan bersandar pada utang
adalah rata-rata jumlah hari utang yang beredar (average payable days outstanding).
Ukuran ini dihitung sebagai berikut:4

Utang usaha
Rata-rata jumlah hari utang yang beredar =
Beban pokok penjualan ÷ 360

Rata-rata jumlah hari utang yang beredar mengindikasikan rata-rata waktu yang
dibutuhkan perusahaan dalam membayar kewajibannya kepada pemasok. Semakin
lama periode pembayaran, semakin besar modal pemasok yang digunakan.
Ukuran terkait adalah perputaran utang usaha (accounts payable turnover).
Ukuran ini dihitung sebesar: Beban pokok penjualan ÷ Rata-rata utang usaha. Rasio ini
mengindikasikan kecepatan perusahaan dalam membayar pembelian kreditnya.

Dalam rumus ini, pembelian dapat disubstitusikan dengan beban pokok penjualan, dan dapat diestimasi sebagai: Pembelian = Beban
pokok penjualan + Persediaan akhir — Persediaan awal.
Bab Sepuluh I Analisis }Credit

....UKURAN LIKUIDITAS TAMBAHAN


Komposisi Aset Lancar
Komposisi aset lancar merupakan indikator likuiditas modal kerja. Penggunaan
perbandingan persentase common-size mempermudah evaluasi likuiditas komparatif,
tanpa memperhatikan jumlahnya. Perhatikan Ilustrasi 10.7 sebagai contoh.

Aset lancar Texas Electric beserta persentase common-size untuk tahun ke-1 dan ke-2 disajikan /LUSTRAS/ 10.7
sebagai berikut.

Tahun Tahun
Aset lancar
ke-1 ke-2
Kas $ 30.000 30% $ 20.000 20%
Piutang usaha 40.000 40 30.000 30
Persediaan 30.000 30 50.000 50
Total aset lancar $100.000 100% $100.000 100%

Analisis persentase common-size Texas Electric mengungkapkan penurunan likuiditas


aset lancar pada tahun ke-2 dibandingkan dengan tahun ke-1. Hal ini dibuktikan dengan
penurunan sebesar 10% pada kas dan piutang usaha.

Rasio Cepat
Pengujian likuiditas yang lebih ketat adalah dengan menggunakan rasio cepat (acid-
test/quick ratio). Rasio ini memasukkan aset yang paling cepat dikonversi menjadi
kas dan dihitung sebagai berikut.

Kas + Setara kas + Efek yang dapat diperdagangkan + Piutang usaha


Liabilitas jangka pendek

Persediaan sering kali merupakan aset lancar yang paling tidak likuid dan tidak
dimasukkan ke dalam rasio cepat. Alasan lain untuk tidak memasukkan persediaan
adalah penilaian persediaan biasanya melibatkan lebih banyak kebijakan manajerial
dibandingkan dengan penilaian aset lancar lainnya. Namun, perlu diingat bahwa
persediaan untuk beberapa perusahaan lebih likuid dibandingkan piutang yang
lambat pembayarannya. Analisis harus menilai manfaat mengeluarkan persediaan
dalam mengevaluasi likuiditas. Interpretasi rasio cepat sama dengan interpretasi
rasio lancar.

Ukuran Arus Kas


Sifat statis dari rasio lancar dan ketidakmampuannya (sebagai ukuran likuiditas)
untuk mengakui pentingnya arus kas dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo
telah menyebabkan pencarian ukuran likuiditas yang lebih dinamis. Oleh karena
liabilitas dibayar dengan kas, perbandingan arus kas operasi terhadap liabilitas jangka
pendek menjadi penting. Rasio yang membandingkan arus kas operasi dengan
liabilitas jangka pendek dapat mengatasi sifat statis rasio lancar karena pembilangnya
mencerminkan variabel yang mengalir. Rasio arus kas (cash flow ratio) dihitung
sebagai berikut.
Analisis Laporan Keuangan

Arus kas operasi


Liabilitas jangka pendek

Perhitungan rasio arus kas untuk Campbell Soup pada tahun ke-1 1 (data diambil
dari laporan keuangan yang disajikan kembali pada Lampiran A di akhir buku ini)
adalah sebagai berikut.

$805,2 _
$1.278 0,63

Fleksibilitas Keuangan
Ada pertimbangan kualitatif penting berpengaruh pada likuiditas jangka pendek.
Karakteristik ini sangat berguna karena tergantung pada fleksibilitas keuangan suatu
perusahaan. Fleksibilitas keuangan (financial flexibility) merupakan kemampuan
suatu perusahaan untuk mengambil langkah-langkah untuk melawan gangguan tak
terduga dalam arus dana. Hal tersebut dapat berarti kemampuan untuk meminjam
dari berbagai sumber, untuk meningkatkan modal ekuitas, untuk menjual dan
menarik kembali aset, atau untuk menyesuaikan tingkat dan arah operasi untuk
memenuhi perubahan keadaan. Kapasitas perusahaan untuk meminjam tergantung
pada beberapa faktor dan dapat berubah. Kapasitas tersebut tergantung pada
profitabilitas, stabilitas, ukuran, posisi industri, komposisi aset, dan struktur modal.
Selain itu, juga tergantung pada kondisi pasar kredit dan tren. Kapasitas perusahaan
untuk meminjam sangat penting sebagai sumber kas dan perputaran atas utang jangka
pendek. Pendanaan yang telah disepakati di awal atau jalur kredit terbuka (open lines of
credit) merupakan sumber kas yang dapat diandalkan. Faktor tambahan yang
berpengaruh pada penilaian fleksibilitas keuangan perusahaan adalah (1) peringkat
surat berharga komersial (commercial paper), obligasi, dan saham preferen, (2)
pembatasan atas penjualan aset, (3) sejauh mana beban bersifat diskresioner, dan (4)
kemampuan untuk merespons perubahan kondisi dengan cepat (seperti pemogokan,
pergeseran permintaan, dan berhentinya sumber pasokan).

Diskusi dan Analisis Manajemen


Seperti yang dibahas pada Bab 1 (Buku 1), Securities and Exchange Commision
(SEC) mensyaratkan perusahaan untuk memasukkan suatu diskusi dan analisis
manajemen (management discussion and analysis—MD&A) yang umum mengenai
kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan dalam laporan tahunannya. Bagian
kondisi keuangan mensyaratkan pembahasan mengenai likuiditas—termasuk
tren yang diketahui, permintaan, komitmen, atau ketidakpastian yang mungkin
berdampak pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas yang cukup. Jika
kekurangan likuiditas yang material teridentifikasi, manajemen harus membahas
tindakan yang telah atau akan dilakukan untuk memperbaiki kekurangan tersebut.
Sumber likuiditas internal maupun eksternal dan setiap sumber aset likuid yang
belum digunakan harus diidentifikasi dan dijelaskan. Diskusi dan analisis manajemen
akan menguntungkan analisis.

Analisis Bagaimana-Jika
Analisis bagaimana-jika (what-if analysis) merupakan teknik yang berguna untuk
melihat dampakperubahan kondisi atau kebijakan terhadap sumber daya perusahaan.
Bab Sepuluh I Analisis Kredit
r

Analisis what-if diilustrasikan pada bagian ini dengan menggunakan data keuangan
terpilih dari Consolidated Technologies Inc., pada tanggal 31 Desember, tahun ke-1.

Kos $ 70.000
Piutang usaha 150.000
Persediaan 65.000
Aset tetap 200.000
Akumulasi penyusutan 43.000
Utang usaha 130.000
Wesel bayar 35.000
Liabilitas pajak yang masih harus dibayar 18.000
Modal sahann 200.000

Informasi tambahan berikut dilaporkan untuk tahun yang berakhir pada 31


Desember, tahun ke-1.

Penjualan $ 750.000
Biaya penjualan 520.000
Pembelian 350.000
Penyusutan 25.000
Laba neto 20.000

Consolidated Technologies mengantisipasi pertumbuhan penjualan sebesar 10%


pada tahun ke-2. Semua pos pendapatan dan beban diperkirakan akan meningkat
sebesar 10%, kecuali untuk penyusutan yang tetap sama. Semua beban dibayarkan
secara tunai saat terjadinya, dan persediaan akhir pada tahun ke-2 diproyeksikan
sebesar $150.000. Pada akhir tahun ke-2, Consolidated Technologies berharap akan
memiliki wesel bayar sebesar $50.000 dan saldo nol dalam pajak yang masih harus
dibayar. Perusahaan mengelola saldo kas minimum sebesar $50.000 sebagai kebijakan
manajemen.

Kasus 10.1 Consolidated Technologies mempertimbangkan perubahan


kebijakan kredit di mana saldo akhir piutang usaha mencerminkan 90 hari penjualan.
Apakah dampak perubahan ini terhadap saldo kas perusahaan? Apakah perubahan ini
memengaruhi kebutuhan perusahaan untuk meminjam? Analisis mengenai situasi
bagaimana-jika adalah adalah sebagai berikut.

CONSOLIDATED TECHNOLOGIES
Perkiraan Kas
Untuk Tabun yang Berakhir pada 31 Desember, Tahun ke-2

Kas, Hanuari, Tahun ke-2 $ 70.000


Penagihan kas
Piutang usaha, 1 Januari, Tahun ke-2 $ 150.000
Penjualan 825.000
Total potensi penagihan kas 975.000
Dikurangi: Piutang usaha, 31 Desembe Tahun ke-2 (206.250) (a' 768.750
Total kas yang tersedia 838,750
Pengeluaran kas
Utang usaha, 1 Januari, Tahun ke-2 $ 130.000
Pembelian 657.000 (b.
(Bersambung)
Analisis Laporan Keuangan

(Lan]: utan) CONSOLIDATED TECHNOLOGIES


Perkiraan Kas
Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember, Tahun ke-2

Total potensi pengeluaran kas 787.000


Utang usaha, 31 Desember, Tahun ke-2 (244.000)(c) 543.000
Wesel bayar, 1 Januari, Tahun ke-2 35.000
Wesel bayar, 31 Desember, Tahun ke-2 (50.000) (15.000)
Pajak yang masih harus dibayar 18.000
Beban kas4 203.500 749.500
Kas, 31 Desember, Tahun ke-2 89.250
Saldo kas yang diinginkan 50.000
Kelebihan kas $ 39.250
Penjelasan:
90
(a) $825.000 x- =$206.250
360
Biaya penjualan tahun ke-2': $520.000 x 1,1 = $ 572.000
Persediaan akhir (angka diberikan) 150.000
Barang tersedia untuk dijual $ 722.000
Persediaan awal (65.000)
Pembelian $657000
*Tidak termasuk penyusutan
$13a000
(c, Saida awal utang usaha
Pembelian x - $657000 x - $244000
Pembelian tahun ke -1 $350.000
° Laba bruto ($825000 — $572000) $ 253.000
Dikurangi: Laba neto $ 24.500'
Penyusutan 25.000 (49.500)
Beban kas lainnya $ 203.500
'Sebesar 110% dari $20.000 (Laba tahun ke-1) + 10% dari $25.000 (Penyusutan tahun Ke-1).
Alternatitnya, $185.500 x 1,10 = $203.500, di mana $185000 adalah beban kas lainnya tahun sebelumnya.

Perubahan kebijakan kredit akan menghasilkan kelebihan kas dan tidak dibutuhkan
pinjaman.

Kasus 10.2 Bagaimana jika Consolidated Technologies berusaha untuk mencapai


rata-rata perputaran piutang usaha sebesar 4,0 (bukannya menggunakan saldo akhir
piutang usaha seperti pada kasus sebelumnya)? Apakah dampak dari perubahan ini
terhadap saldo kas perusahaan? Analisis terhadap situasi bagaimana-jika ini adalah
sebagai berikut.

Kelebihan saldo kas seperti yang dihitung di atas $ 39.250


Perubahan dari piutang usaha akhir menjadi rata-rata perputaran
piutang usaha (accounts receivable—A.R.) meningkatkan piutang
usaha akhir tahun menjadi:
$825.000
Rata-rata piutang usaha = — $206.250
II 4
Piutang usaha akhir = [$206.250 x 2] — $150.000 = $ 262.500a
Dikurangi: Saldo piutang usaha dari Kasus 10.1 (206.250) 56.250 (penurunan kas)
Kas yang perlu dipinjam $ 17.000 (deficit kas)

Penjualan
Rata - rata A. R. = : A. R. akhir = [(Rata - rata A. R.) x 2] - A. R. awal
Rata - rata perputaran A. R.
Bab Sepuluh I Analisis liredit

Consolidated Technologies akan membutuhkan pinjaman dana untuk mencapai


kinerja yang diharapkan berdasarkan kondisi di atas.

Kasus 10.3 Selain kondisi yang berlaku pada Kasus 10.2, bagaimana-jika,
pemasok perusahaan mensyaratkan pembayaran dalam waktu 60 hari? Apakah
dampak persyaratan pembayaran ini terhadap saldo kas? Analisis atas kasus ini
adalah sebagai berikut.

Kas yang diperlukan untuk meminjam (dari Kasus 10.2) $ 17.000


Saida akhir utang usaha (dari Kasus 10.1) $ 244.000
Saida akhir utang usaha di bawah pembayaran 60 hari:
60 60
Pembelian x — = $657.000 x —
360 360 (109.500)
Pengeluaran tambahan yang diperlukan 134.500
Kas yang akan dipinjam $ 151 500

Jadwal pembayaran yang lebih ketat dari pemasok akan menyebabkan persyaratan
pinjaman tambahan bagi Consolidated Technologies.

BAGIAN 2: STRUKTUR MODAL DAN


SOLVABILITAS
..DASAR-DASAR SOLVABILITAS
Analisis solvabilitas perusahaan berbeda dengan analisis likuiditas. Pada analisis
likuiditas, horizon waktu (time horizon) cenderung pendek untuk perkiraan arus
kas yang lebih akurat. Perkiraan jangka panjang kurang bisa diandalkan, akibatnya
penggunaan analisis solvabilitas kurang tepat, tetapi lebih mencakup ukuran-ukuran
analitis.
Analisis solvabilitas melibatkan beberapa elemen utama. Analisis struktur modal
adalah salah satunya. Struktur modal merujuk pada sumber pendanaan perusahaan.
Pendanaan dapat berasal dari modal ekuitas yang relatif permanen hingga sumber
pendanaan jangka pendek yang lebih temporer dan berisiko. Setelah perusahaan
memperoleh pendanaan, maka perusahaan akan menginvestasikannya pada berbagai
aset. Aset merepresentasikan sumber keamanan sekunder bagi pemberi pinjaman
dan dapat berasal dari pinjaman yang dijamin oleh aset tertentu hingga aset yang
tersedia sebagai pengamanan umum untuk kreditor tidak terjamin. Faktor ini dan
lainnya menghasilkan perbedaan risiko yang berkaitan dengan berbagai aset dan
sumber pendanaan.
Elemen kunci solvabilitas jangka panjang lainnya adalah laba atau kemampuan
menghasilkan laba (earnings or earning power)—yang menunjukkan kemampuan
berulang untuk menghasilkan kas dari operasi. Ukuran berbasis laba merupakan
indikator penting dan dapat diandalkan terkait kekuatan keuangan. Laba merupakan
sumber kas yang paling diinginkan dan diandalkan untuk pembayaran jangka
panjang atas bunga dan pokok utang. Sebagai ukuran arus kas masuk dari operasi,
laba sangat krusial untuk menutupi bunga jangka panjang dan beban tetap lainnya.
Arus laba yang stabil merupakan ukuran penting atas kemampuan perusahaan
untuk meminjam pada saat kekurangan kas. Hal ini jugs merupakan ukuran dari
kemungkinan perusahaan untuk bangkit setelah menghadapi kesulitan keuangan.
rr
Analisis Laporan Keuangan

smorgins Pemberi pinjaman melindungi diri mereka dari keadaan insolvensi perusahaan
BATAS UTANG dan kesulitan keuangan dengan memasukkan beberapa persyaratan pinjaman dalam
Setiap tahun, sekitar 40% perjanjian pinjaman. Persyaratan pinjaman mengatur kondisi gagal bayar, biasanya
pemilik bisnis berskala kecil berdasarkan ukuran akuntansi, pada tingkat yang memungkinkan pemberi pinjaman
mencari pinjaman. Bank
menolak hampir seperempat memiliki kesempatan untuk menagih pinjaman mereka sebelum kesulitan keuangan
dari jumlah tersebut. memburuk. Perjanjian biasanya dirancang untuk (1) menekankan ukuran utama
dari kekuatan keuangan seperti rasio lancar dan rasio utang terhadap ekuitas, (2)
melarang penerbitan utang tambahan, (3) menjamin tidak ada pengeluaran sumber
daya perusahaan melalui dividen yang berlebihan atau akuisisi. Perjanjian tidak dapat
menjamin kepada pemberi pinjaman dari kerugian operasi—walaupun merupakan
sumber kesulitan keuangan. Perjanjian dan ketentuan perlindungan juga tidak dapat
menggantikan kewaspadaan dan pemantauan terhadap hasil operasi dan kondisi
keuangan perusahaan. Pendanaan utang publik maupun swasta dalam jumlah besar
telah menyebabkan beberapa pendekatan standar pada analisis dan evaluasi. Bab ini
menjelaskan berbagai pendekatan tersebut, sementara Lampiran 10A membahas
analisis efek utang oleh lembaga pemeringkat, dan Lampiran 10B menjelaskan
penggunaan rasio sebagai alat prediksi terhadap kesulitan keuangan.

Pentingnya Struktur Modal


Struktur modal merupakan pendanaan ekuitas dan utang pada perusahaan yang sering
diukur dalam hal besaran relatif berbagai sumber pendanaan. Stabilitas keuangan
perusahaan dan risiko kebangkrutan tergantung pada sumber pendanaan dan jenis
maupun jumlah berbagai aset yang dimilikinya. Tampilan 10.1 menggambarkan
distribusi aset perusahaan secara umum beserta sumber pendanaannya. Tampilan
ini menekankan pada berbagai potensi dalam pos investasi dan pendanaan yang
dimiliki perusahaan—digambarkan dalam kerangka akuntansi mengenai aset sama
dengan liabilitas ditambah ekuitas.

Tampilan 10.1 Tipe Distribusi Aset Perusahaan dan Struktur Modal


IN • • IN III III

Aset (Investasi) r - - - --1 Utang dan Ekuitas (Pendanaan)


Liabilitas jangka
Aset
pendek
lancar

Investasi jangka Wesel jangka panjang


panjang dan obligasi

As et tetap Wesel bayar dan surat


utang subordinasi
(neto)
Kredit tangguhan
Provisi dan cadangan
Kepentingan nonpengendali pada
Aset entitas anak yang dikonsolidasi
takberwujud Saham preferen

Beban Ekuitas modal saham dan


tangguhan saldo laba
Bab Sepuluh I Analisis Kredit

Karakteristik Utang dan Ekuitas


Pentingnya menganalisis struktur modal diambil dari berbagai perspektif, salah
satunya adalah perbedaan antara utang dan ekuitas. Ekuitas (equity) merujuk
pada modal risiko (risk capital) suatu perusahaan. Karakteristik modal ekuitas
mencakup imbal hasil yang tidak pasti atau tidak ditentukan dan tidak memiliki pola
pembayaran kembali. Modal ekuitas berkontribusi terhadap stabilitas dan solvabilitas
perusahaan. Modal ekuitas ini biasanya bersifat permanen, kegigihan dalam masa
kesulitan, dan tidak memiliki persyaratan dividen yang bersifat wajib. Perusahaan
dapat menginvestasikan pendanaan ekuitas pada aset jangka panjang dan membuka
kemungkinan pada usaha yang berisiko tanpa hambatan atas penarikan kembali.
Berbeda dengan modal ekuitas, modal utang (debt) jangka pendek maupun
jangka panjang harus dilunasi. Semakin lama jangka waktu pelunasan (repayment
period) utang dan semakin kecil tuntutan ketentuan pelunasannya, maka semakin
mudah bagi perusahaan untuk melunasi modal utang. Namun, utang harus dilunasi
pada waktu yang telah ditentukan terlepas dari kondisi keuangan perusahaan, dan
juga bunga periodik yang terdapat pada kebanyakan utang. Kegagalan membayar
pokok pinjaman dan bunga biasanya berujung pada proses hukum, di mana
pemegang saham biasa dapat kehilangan kendali terhadap perusahaan dan sebagian
atau seluruh investasi mereka. Semakin besar proporsi utang dalam struktur total
modal perusahaan, semakin tinggi beban tetap dan komitmen pembayaran kembali
(pelunasan) yang ditimbulkan. Kemungkinan ketidakmampuan perusahaan untuk
membayar bunga dan pokok pinjaman saat jatuh tempo serta potensi kreditor
mengalami kerugian juga meningkat.
Bagi investor saham biasa, utang mencerminkan risiko kerugian investasi
mereka, dengan diimbangi potensi laba dari leverage keuangan. Leverage keuangan
(financial leverage) adalah penggunaan utang untuk meningkatkan laba. Leverage
memperbesar kesuksesan (laba) maupun kegagalan (rugi) manajerial. Batas utang
yang berlebihan menghambat inisiatif dan fleksibilitas manajemen untuk mengejar
peluang yang menguntungkan. Bagi kreditor, meningkatnya modal ekuitas lebih
diutamakan sebagai perlindungan terhadap kerugian pada saat kesulitan. Penurunan
modal ekuitas sebagai bagian proporsional dari pendanaan perusahaan menurunkan
perlindungan kreditor terhadap kerugian dan berdampak pada meningkatnya risiko
kredit. Tugas analisis ini adalah mengukur tingkat risiko yang diakibatkan adanya
struktur modal perusahaan. Bagian lain bab ini akan melihat motivasi untuk modal
utang dan mengukur dampaknya.

Motivasi untuk Modal Utang


Dari sudut pandang pemegang saham, utang adalah sumber pendanaan eksternal
yang lebih disukai karena dua alasan berikut ini.

1. Bunga atas sebagian utang adalah tetap dan, memberikan biaya bunga kurang
dari imbal hasil atas aset operasi neto, kelebihan imbal hasil adalah untuk
keuntungan investor ekuitas.
2. Bunga adalah beban yang dapat dikurangkan terhadap pajak, sedangkan
dividen tidak dapat dikurangkan terhadap pajak.

Kedua faktor tersebut akan dibahas pada bagian ini mengingat pentingnya terhadap
pendanaan utang dan analisis risiko.
Pendanaan Liabilitas dan Ekuitas untuk Konsep Leverage Keuangan
Perusahaan Terpilih Perusahaan biasanya menggunakan pendanaan utang dan
Target Corp ekuitas. Kreditor biasanya tidak bersedia memberikan
Pfizer Inc pendanaan tanpa perlindungan yang diberikan oleh
Dell Inc pendanaan ekuitas. Leverage keuangan merujuk pada
Coca-Cola Co jumlah pendanaan utang dalam struktur modal perusahaan.
Best Buy Co Perusahaan dengan leverage keuangan disebut dengan
3M Co perdagangan pada ekuitas (trading on the equity). Hal ini
0% 4r 60% 80% mengindikasikan bahwa perusahaan menggunakan modal
ekuitas sebagai dasar peminjaman dalam keinginan untuk
Pendanaan liabilitasDPendanaan ekuitasi
memperoleh kelebihan imbal hasil.
Tampilan 10.2 mengilutrasikan perdagangan pada
ekuitas. Tampilan ini menghitung imbal basil yang diperoleh dua perusahaan, Risky,
Inc. dan Safety, Inc.

Tampilan 10.2 Perdagangan pada Ekuitas—lmbal Hasil untuk Berbagai Tingkat Laba
M M M M M
(dalam jutaan dolar)

SUMBER
PENDANAAN Laba Operasi NOPAT [Ulm Operasi IMBAL BASIL
Sebelum
Aset Utang Ekuitas Bunga Pajak Laba x (1— 40%)] Aset Operasi Ekuitast
Pajak
Utang 10% (40%) Neto Neto (RNOA)* (ROE)
Tahun Ke-1
Risky, Inc. $1.000 $ 400 $ 600 $ 200 $ 40 $ 64 $ 96 $ 120 12% 16%
Safety, Inc. 1.000 0 1.000 200 0 80 120 120 12 12
Tahun Ke-2
Risky, Inc. 1.000 400 600 100 40 24 36 60 6 6
Safety, Inc. 1.000 0 1.000 100 0 40 60 60 6 6
Tahun 3
Risky, Inct 1.000 400 600 50 40 4 6 30 3 1
Safety, Inc. 1.000 0 1.000 50 0 20 30 30 3 3
*Imbal hasil atas aset operasi neto = NOPAT/Aset operasi neto.
timbal basil atas ekuitas = Laba neto/Ekuitas pemegang saham.

Kedua perusahaan ini memiliki aset operasi neto dan Laba operasi yang identik. Risky,
Inc. memperoleh 40% pendanaan dari utang, sedangkan Safety, Inc. merupakan
perusahaan tanpa utang, atau tanpa leverage. Pada tahun ke-1, ketika rata-rata imbal
basil atas aset operasi neto adalah 12%, imbal basil atas ekuitas pemegang saham
Risky, Inc. sebesar 16%. Imbal basil ini lebih tinggi untuk pemegang saham karena
kelebihan imbal hasil atas aset operasi neto di atas biaya utang setelah pajak (12%
dibandingkan 6%, yang terakhir dihitung dari 10% [1 - 0,04]). Imbal hasil atas ekuitas
Safety, Inc. selalu sama dengan imbal basil atas aset karena perusahaan tersebut
tidak memiliki utang. Pada tahun ke-2, imbal basil atas aset Risky, Inc. sama dengan
biaya utang setelah pajak, sehingga dampak leverage dinetralkan. Pada tahun ke-3,
leverage terlihat menjadi "pedang bermata dua". Khususnya, ketika imbal basil atas
aset operasi neto kurang dari biaya utang setelah pajak, imbal hasil atas ekuitas Risky,
Inc. lebih rendah dari imbal basil atas ekuitas untuk Safety Inc. yang bebas utang.
Untuk menggeneralisasi dari contoh ini: (1) perusahaan dengan leverage berhasil atas
perdagangan pada ekuitas ketika imbal basil atas aset melebihi biaya utang setelah
pajak, (2) perusahaan dengan leverage tidak berhasil atas perdagangan pada ekuitas
Bab Sepuluh I Analisis Kredit 165

ketika imbal hasil atas aset operasi neto kurang dari biaya utang setelah pajak, dan (3)
dampak dari leverage akan diperbesar pada tahun baik maupun tahun buruk.

Pengurangan Pajak Bunga


Salah satu alasan untuk posisi utang yang menguntungkan adalah pengurangan pajak
bunga. Berikut ilustrasi keuntungan pajak dengan cara mengembangkan kasus pada
Tampilan 10.2. Perhatikan kembali hasil dari kedua perusahaan pada tahun ke-2
(jutaan $).

Risky, Safety,
Tahun ke-2 Inc. Inc.
Laba sebelum bunga dan pajak $ 100 $ 100
Bunga (10% dari $400) (40) 0
Laba sebelum pajak 60 100
Pajak (40%) (24) (40)
Laba neto 36 60
Menambahkan kembali bunga yang dibayarkan kepada pemegang obligasi 40 0
Total imbal hasil kepada pemegang efek (utang dan ekuitas) $ 76 $ 60

Ingat kembali bahwa dampak leverage adalah netral pada tahun ke-2. Namun,
perhatikan bahwa meskipun imbal basil atas aset operasi neto sama dengan biaya
utang setelah pajak, total jumlah yang tersedia untuk distribusi ke pemegang utang
dan ekuitas Risky, Inc. adalah $16 lebih tinggi dari jumlah yang tersedia untuk
pemegang ekuitas Safety, Inc. Hal ini dikarenakan liabilitas pajak yang lebih rendah
untuk Risky, Inc. Perlu diingat bahwa nilai pengurangan pajak bunga tergantung
adanya laba yang cukup. Untuk menggeneralisasi dari contoh ini: (1) bunga dapat
dikurangkan dari pajak, sedangkan dividen tunai untuk pemegang ekuitas tidak
dapat dikurangkan, (2) karena bunga dapat dikurangkan dari pajak, maka laba
yang tersedia untuk pemegang efek dapat menjadi lebih besar, dan (3) tidak adanya
pembayaran atas bunga dapat menyebabkan kebangkrutan, sedangkan tidak adanya
pembayaran atas dividen tidak menyebabkan kebangkrutan.

Dampak Leverage Lainnya


Selain keuntungan dari kelebihan imbal hasil untuk leverage keuangan dan
pengurangan pajak bunga, posisi utang jangka panjang dapat menghasilkan manfaat
lainnya bagi pemegang ekuitas. Sebagai contoh, perusahaan yang sedang tumbuh
dapat menghindari dilusi laba per saham melalui penerbitan utang. Selain itu, jika
tingkat suku bunga meningkat, perusahaan dengan leverage yang membayar dengan
tingkat suku bunga tetap yang lebih rendah akan lebih menguntungkan dibandingkan
pesaingnya yang tanpa leverage. Namun, ini juga berlaku sebaliknya. Pada akhirnya,
saat masa inflasi, liabilitas moneter (seperti kebanyakan modal utang) menghasilkan
keuntungan dari tingkat harga.

PANDANGAN ANALISIS ...ANDA ADAM SEORANG WIRASWASTA


Anda ada!ah seorang wiraswasta. dan pemegang saham tunggal dari sebuah restoran kecil yang
baru didirikan. Usaha Anda tanpa leverage dan berjaian dengan baik. lmbal hasil atas aset beberapa
tahun terakhir adalah 9% dari aset sebesar $200.000 (tarif pajak sebesar 40%). Anda sedang
mempertimbangkan untuk mengembangkan usaha Anda, tetapi perlu mengambil utang untuk mendanai
pengembangan tersebut. Apakah kriteria yang akan Anda gunakan untuk menentukan pengembangan
usaha dengan melakukan penambahan utang?
66 Analisis taporan Keuangan

Penyesuaian untuk Analisis Struktur Modal


Pengukuran dan pengungkapan akun liabilitas (utang) dan ekuitas pada laporan
keuangan diatur berdasarkan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Pembahasan prinsip yang mengatur pengukuran dan pengungkapan akun liabilitas
dan ekuitas pada Bab 3. Analisis harus mengingat prinsip ini ketika menganalisis
struktur modal dan implikasinya terhadap solvabilitas.

Penyesuaian terhadap Nilai Buku dari Liabilitas


Hubungan antara liabilitas dan modal ekuitas, dua sumber utama dari pendanaan
perusahaan, merupakan faktor penting dalam menilai solvabilitas jangka panjang.
Pemahaman terhadap hubungan ini menjadi penting dalam analisis. Keberadaan
liabilitas tidak sepenuhnya dicerminkan pada laporan posisi keuangan, dan terdapat
pos yang terkait dengan pendanaan yang klasifikasi akuntansi sebagai utang atau
ekuitas tidak harus diterima begitu saja dalam analisis. Identifikasi dan klasifikasi pos ini
tergantung pada pemahaman menyeluruh atas substansi ekonomi dan kondisi yang
memengaruhinya. Pembahasan pada bagian ini melengkapi pertimbangan analitis
penting dalam Bab 3.

Pajak Penghasilan Tangguhan. Salah satu pertanyaan penting adalah apakah pajak
tangguhan diperlakukan sebagai liabilitas, ekuitas, atau sebagai bagian utang dan
bagian ekuitas. Jawabannya tergantung dari sifat tangguhan, pengalaman di masa lalu
dari akun tersebut (seperti pola pertumbuhannya), dan kemungkinan pembalikan di
masa depan. Dalam mencapai keputusan tersebut, perlu mengakui bahwa, dalam
situasi normal, pajak tangguhan akan membalik dan menjadi utang ketika ukuran
perusahaan menurun. Jika pembalikan di masa depan memiliki kemungkinan
sangat kecil, seperti yang mungkin terjadi dengan perbedaan waktu dari penyusutan
dipercepat, maka pajak tangguhan harus dianggap seperti pendanaan jangka panjang
dan diperlakukan seperti ekuitas. Namun, jika kemungkinan pelunasan pajak
tangguhan di masa mendatang cukup tinggi, maka pajak tangguhan (atau sebagian
jumlahnya) harus diperlakukan seperti liabilitas jangka panjang.

Sewa Operasi. Praktik akuntansi saat ini mensyaratkan bahwa sebagian besar
pendanaan sewa jangka panjang yang tidak dapat dibatalkan disajikan sebagai utang.
Namun demikian, perusahaan memiliki peluang tertentu untuk struktur sewa dengan
tujuan menghindari pelaporan mereka sebagai utang. Sewa operasi seharusnya
diakui pada laporan posisi keuangan untuk tujuan analitis, sehingga meningkatkan
aset tetap dan liabilitas seperti yang dibahas pada Bab 3.

Pendanaan di Luar Laporan Posisi Keuangan. Untuk menentukan utang pada suatu
perusahaan, analisis harus memperhatikan bahwa beberapa manajer berusaha
menurunkan nilai utang yang dilaporkan, sering kali dengan cara yang baru dan
terkadang kompleks. Beberapa cara untuk melakukan hal ini telah dibahas pada
Bab 3, termasuk penjualan piutang, pengaturan pendanaan di luar laporan posisi
keuangan dengan memanfaatkan entitas bertujuan khusus (special purpose entities—
SPE) dan investasi metode ekuitas. Kritis dalam membaca catatan dan komentar
manajemen, beserta pertanyaan dengan manajemen, sering kali dapat memberikan
petunjuk tentang keberadaan pos liabilitas yang tidak tercatat.

Liabilitas Kontinjensi. Kontinjensi seperti garansi dan jaminan produk


mencerminkan kewajiban untuk menawarkan jasa dan produk di masa depan yang
diklasifikasikan sebagai liabilitas. Umumnya, cadangan yang menimbulkan beban
Bab Sepuluh I Analisis Kredit

terhadap laba juga dianggap sebagai liabilitas. Analisis harus membuat penilaian
mengenai kemungkinan komitmen atau kontinjensi menjadi liabilitas aktual, dan
memperlakukan pos tersebut dengan semestinya. Sebagai contoh, jaminan atas
utang entitas anak atau lainnya yang mungkin menjadi liabilitas harus diperlakukan
sebagai liabilitas.

Kepentingan Nonpengendali. Kepentingan nonpengendali pada laporan keuangan


konsolidasian merepresentasikan nilai buku atas kepentingan kepemilikan pemegang
saham minoritas pada entitas anak dalam kelompok konsolidasi. Akun ini bukan
liabilitas yang serupa dengan utang, karena tidak memiliki pembayaran dividen yang
bersifat wajib maupun pembayaran kembali pokok. Pengukuran struktur modal
memusatkan pada aspek pembayaran wajib atas liabilitas. Dari sudut pandang ini,
kepentingan nonpengendali cenderung lebih menyerupai klaim pihak luar kepada
bagian ekuitas atau saling hapus (offset) yang merupakan kepemilikan proporsional
dari aset mereka.

Utang yang Dapat Dikonversi. Utang yang dapat dikonversi biasanya dilaporkan di antara
liabilitas (atau sebagai pos yang terpisah dari daftar utang maupun ekuitas). Jika hal
konversi menunjukkan utang ini akan dikonversi menjadi saham biasa, maka utang
tersebut dapat diklasifikasikan sebagai ekuitas untuk tujuan analisis struktur modal.

Saham Preferen. Kebanyakan saham preferen tidak mensyaratkan kewajiban untuk


membayar dividen atau pembayaran kembali pokok. Karakteristik ini mirip dengan
ekuitas. Namun, seperti yang telah dibahas pada Bab 3, saham preferen dengan
persyaratan penebusan wajib mirip dengan utang dan harus dianggap sebagai utang
dalam analisis.

PANDANGAN ANALISIS . „ANDA ADALAH SEDRANG ANALIS


Anda adalah seorang analis pada perusahaan efek. Atasan Anda meminta Anda untuk menilai risiko relatif
dari dua investasi ekuitas saham preferen yang potensial. Analisis Anda mengindikasikan bahwa kedua
perusahaan memiliki kemiripan dalam segala aspek mengenai imbal hasil dan risiko, kecuali komposisi
pendanaannya. Perusahaan pertama didanai 20% dengan utang, 20% dari ekuitas saham preferen, dan
60% dari ekuitas saham biasa. Sedangkan perusahaan kedua didanai 30% dengan utang, 10% dengan
ekuitas saham preferen, dan 60% dengan ekuitas saham biasa. Perusahaan manakah yang menunjukkan
risiko ekuitas saham preferen yang lebih besar?

....KOMPOSISI STRUKTUR MODAL DAN


SOLVABILITAS
Risiko fundamental struktur modal dengan leverage adalah risiko kas yang tidak
memadai dalam kondisi kesulitan. Utang melibatkan komitmen untuk membayar
beban tetap dalam bentuk bunga dan pembayaran kembali pokok pinjaman.
Meskipun pembayaran beban tetap tertentu dapat ditunda ketika terjadi kekurangan
kas, beban tetap terkait utang tidak dapat ditunda tanpa adanya dampak yang
merugikan bagi pemegang saham dan kreditor perusahaan. Bagian ini membahas
beberapa ukuran yang biasanya digunakan untuk mengestimasi tingkat leverage
keuangan dan mengevaluasi risiko insolvabilitas.
Analisis Laporan Keuanpn

Analisis Common-Size atas


Struktur Modal Tennessee Teletech

Saham preferen
17,8%

Modal disetor, 0,9%

Tampilan 10.3 Struktur Modal Tennessee Teletech: Analisis Common-Size


Liabilitas jangka pendek $ 428.000 19,0%
Utang jangka panjang 500.000 22,2
Modal ekuitas:
Saham preferen 400.000 17,8
Saham biasa 800.000 35,6
Modal disetor 20.000 0,9
Saldo laba 102.000 4,5
Total modal ekuitas 1.322.000 58,8
Total habilitas dan ekutias $ 2.250.000 100,0%

Ukuran Struktur Modal untuk Analisis Solvabilitas


Rasio struktur modal (capital structure ratios) merupakan alat lain untuk analisis
solvabilitas. Ukuran rasio struktur modal mengaitkan komponen struktur modal satu
dengan lainnya atau dengan totalnya. Bagian ini menjelaskan rasio-rasio yang paling
umum digunakan. Kita harus berhati-hati dalam memahami arti dan perhitungan
dari setiap ukuran atau rasio sebelum menerapkannya.

Total Utang terhadap Total Modal


Rasio komprehensif tersedia untuk mengukur hubungan antara total utang (Utang
lancar/jangkapendek + Utangjangkapanjang + Liabilitas lain sebagaimana ditentukan
oleh analisis seperti pajak tangguhan dan saham preferen ditukar) dan total modal
[Total utang + Ekuitas pemegang saham (termasuk saham preferen)]. Rasio total
utang terhadap total modal (total debt to total capital ratio)—juga disebut rasio
total utang (total debt ratio)—dinyatakan sebagai berikut.

Total utang
Total modal
Ingot bahwa total modal secara definisi sama dengan total aset. Rasio total utang
terhadap total modal untuk Campbell Soup pada tahun ke-1 1 (laporan keuangan
pada Lampiran A) dihitung sebagai berikut.

$1.278" + $772,6"+ $305,0 _ $2.355,6


_ 0,57
$1.793,e) + $2.355,e) $4.149,0

(a)
Liabilitas jangka pendek
(b) Utang jangka panjang
(c)
Liabilitas lainnya
(d)
Total ekuitas pemegang saham
(e)
Total utang (pembilang)

Ukuran ini sering dinyatakan dalam bentuk rasio, seperti 0,57; atau digambarkan
sebagai pembentuk utang 57% dari struktur modal Campbell Soup.

Total Utang terhadap Modal Ekuitas


Ukuran lain dari hubungan utang terhadap sumber modal adalah rasio total utang
(seperti dijelaskan di atas) terhadap modal ekuitas. Rasio total utang terhadap
modal ekuitas (total debt to equity capital ratio) dinyatakan sebagai berikut.

Total utang
Ekuitas pemegang saham

Rasio total utang terhadap modal ekuitas Campbell Soup pada tahun ke-1 1 dihitung
sebagai berikut.

$2.355,6 _ 31
$L793,4

Rasio ini menunjukkan bahwa total utang Campbell Soup adalah 1,31 kali modal
ekuitasnya. Dengan kata lain, pendanaan kredit Campbell Soup sama dengan 1,31
untuk setiap $1 pendanaan ekuitas.

Utang Jangka Panjang terhadap Modal Ekuitas


Rasio utang jangka panjang terhadap modal ekuitas (long-term debt to equity
capital ratio) mengukur hubungan utang jangka panjang (biasanya didefinisikan
sebagai semua liabilitas tidak lancar/jangka panjang) terhadap modal ekuitas. Rasio
yang melebihi 1:1 mengindikasikan pendanaan utang jangka panjang yang lebih
besar dibandingkan modal ekuitas. Rasio ini biasanya disebut sebagai rasio utang
terhadap ekuitas dan dihitung sebagai berikut.

Utang jangka panjang


Ekuitas pemegang saham

Pada tahun ke-1 1, Campbell Soup memiliki rasio utang jangka panjang terhadap
ekuitas adalah sebagai berikut.

$2.355,6' -$1.2786) —0,60


$1.793,4m
Analisis Laporan Keuangan

(a)
Total utang
(b)
Total liabilitas jangka pendek
(c) Ekuitas pemegang saham

Utang Jangka Pendek terhadap Total Utang


Rasio utang yang jatuh tempo dalam jangka waktu relatif pendek terhadap total utang
merupakan indikator penting dari kas jangka pendek dan kebutuhan pendanaan
perusahaan. Utang jangka pendek, sebagai lawan utang jangka panjang atau kebutuhan
dana pelunasan obligasi (sinking fund), adalah indikator ketergantungan perusahaan
terhadap pendanaan jangka pendek (terutama bank). Utang jangka pendek biasanya
tergantung pada perubahan yang sering terjadi pada tingkat suku bunga.

Interpretasi Ukuran Struktur Modal


Analisis common-size dan rasio struktur modal umumnya mengukur risiko struktur
modal perusahaan. Semakin tinggi prop orsi utang, semakin besar beban bunga tetap
dan pembayaran kembali utang, serta semakin besar kemungkinan insolven selama
periode penurunan laba atau masa sulit. Ukuran struktur modal berfungsi sebagai
perangkat skrin (screening devices). Sebagai contoh, jika rasio utang terhadap modal
ekuitas relatif kecil (10% atau kurang), tidak ada masalah yang jelas terkait aspek
kondisi keuangan perusahaan—analisis mungkin lebih baik diarahkan ke tempat
nionnom lainnya. Analisis harus mengungkapkan bahwa utang merupakan bagian penting
GAGAL BAYAR dari kapitalisasi, maka analisis lebih lanjut diperlukan. Analisis lebih lanjut harus
Sebuah studi mengindikasikan berfokus pada beberapa aspek kondisi keuangan perusahaan yang berbeda, hasil
bahwa kurang dari 1%
perusahaan yang memiliki
operasi, dan prospek di masa depan.
peringkat "A" mengalami Analisis likuiditas jangka pendek juga merupakan hal penting karena sebelum
kegagalan dalam membayar menilai solvabilitas jangka panjang harus yakin terhadap kelangsungan hidup
utangnya. Hal membandingkan
keuangan perusahaan dalam jangka waktu dekat. Bab ini telah menjelaskan berbagai
dengan 35% dari perusahaan
berperingkat B yang mengalami analisis likuiditas jangka pendek. Pinjaman dan perjanjian indenture obligasi
gagal bayar. membutuhkan pengelolaan tingkat modal kerja minimum untuk membuktikan
pentingnya likuiditas saat ini dalam menjaga solvabilitas jangka panjang perusahaan.
Uji analitis tambahan penting ini mencakup pengujian jatuh tempo utang (untuk
jumlah dan waktu), biaya bunga, dan faktor-faktor risiko yang dikenakan. Faktor
terakhir mencakup stabilitas laba atau persisten laba perusahaan, kinerja industri,
dan komposisi aset.

Ukuran Solvabilitas Berbasis Aset


Bagian ini membahas dua kategori analisis solvabilitas perusahaan berbasis aset.
Analisis Common-Size dari
Komposisi Aset Tennessee Teletech Komposisi Aset dalam Analisis Solvabilitas
Persediaan, 25,5% Piutang, 18,9% Aset yang digunakan perusahaan dalam aktivitas
operasinya menentukan sumber pendanaan sampai
batas tertentu. Sebagai contoh, aset tetap dan aset
jangka panjang lainnya biasanya tidak didanai dengan
Investasi, 11,9% Kas, 16,7% pinjaman jangka pendek. Aset jangka panjang ini
biasanya didanai dengan modal ekuitas. Modal utang
juga merupakan sumber umum pendanaan aset jangka
panjang, khususnya pada industri seperti utilitas yang
sumber pendapatannya stabil.
Aset Tetap, 16,4% Aset Takberwujud, 10,6%
Bab Sepuluh I Analisis Kredit 111

Analisis komposisi aset (asset composition analysis) merupakan alat penting


dalam menilai eksposur risiko struktur modal perusahaan. Komposisi aset biasanya
dievaluasi dengan menggunakan laporan common-size dari saldo aset. Tampilan 10.4
menunjukkan analisis common-size aset Tennessee Teletech (liabilitas dan ekuitas
dianalisis pada Tampilan 10.3). Dengan menilai distribusi aset dan struktur modal
terkait, tampak bahwa karena proporsi aset yang relatif tinggi adalah aset lancar
(61%), maka posisi total liabilitas sebesar 41% tidak terlalu berlebihan. Analisis
dan pengukuran lebih lanjut dapat mengubah atau memperkuat interpretasi awal
tersebut.

Komposisi Aset Tennessee Teletech: Analisis Common-Size Tampilan 10.4


Aset lancar
Kas $ 376.000 16,7%
Piutang usaha (neto) 425.000 18,9
Persediaan barang dagangan 574.000 25,5
Total aset lancar 1.375.000 61,1
Investasi 268.000 11,9
Aset tetap (neto) 368.000 16,4
Aset takberwujud 239.000 10,6
Tota I a set $ 2.250.000 100,0%

....CAKUPAN LABA
Pembahasan mengenai ukuran struktur modal yang mengakui kegunaan ukuran
ini sebagai perangkat screening. Perangkat ini merupakan sarana penting untuk
menentukan apakah risiko yang melekat (risk inherent) pada struktur modal
perusahaan membutuhkan analisis lebih lanjut. Salah satu keterbatasan ukuran
struktur modal adalah ketidakmampuannya berfokus pada ketersediaan arus kas
untuk melunasi utang perusahaan. Saat utang dilunasi, ukuran struktur modal
biasanya membaik, sementara kebutuhan kas tahunan untuk membayar bunga atau
dana pelunasan obligasi (sinking fund) cenderung tetap atau meningkat (contoh yang
terakhir termasuk tingkat pembayaran utang dengan penyisihan balloon repayment
atau obligasi tanpa bunga—zero coupon bonds). Keterbatasan ini menyoroti peranan
penting dari cakupan laba (earnings coverage) suatu perusahaan, atau kekuatan
menghasilkan laba (earning power), sebagai sumber pembayaran bunga dan pokok
pinjaman. Meskipun perusahaan dengan laba yang tinggi dapat menghadapi
masalah likuiditas jangka pendek karena komposisi asetnya, perlu diingat bahwa
laba jangka panjang merupakan sumber utama likuiditas, solvabilitas, dan kapasitas
peminjaman.

Hubungan Laba dan Beban Tetap


Hubungan laba dengan beban tetap merupakan bagian dari analisis cakupan laba
(earnings coverage analysis). Ukuran cakupan laba berfokus pada hubungan antara
beban tetap terkait utang dengan ketersediaan laba perusahaan untuk melunasi
beban tersebut. Ukuran ini merupakan faktor penting dalam peringkat utang (lihat
Lampiran 10A). Indenture obligasi sering kali menentukan tingkat cakupan laba
minimum untuk penerbitan tambahan utang. Peraturan Securities and Exchange
Analisis Laporan Keuangan

Commission (SEC) mengharuskan rasio laba terhadap beban tetap, akan diungkapkan
pada prospektus seluruh efek utang yang telah terdaftar. Ukuran rasio laba terhadap
beban tetap (earnings to fixed charges ratio) umumnya adalah sebagai berikut.

Laba yang tersedia untuk beban tetap


Beban tetap

Konsep yang mendasari ukuran ini sangat sederhana. Namun, aplikasi ukuran ini
dipersulit dengan apa yang dimasukkan dalam "laba yang tersedia untuk beban tetap"
dan "beban tetap."

Menghitung Laba yang Tersedia untuk Beban Tetap


Sebelumnya telah dibahas mengenai perbedaan antara laba yang ditentukan dengan
menggunakan akuntansi akrual dan arus kas dari operasi (lihat Bab 2, 6, dan 7).
Misalnya, pos pendapatan tertentu seperti laba entitas anak yang tidak didistribusikan
dan penjualan dengan perpanjangan jangka waktu 'credit yang tidak menghasilkan
arus kas masuk secara langsung (walaupun entitas induk dapat menentukan besarnya
dividen untuk entitas anak yang dikendalikan). Demikian pula, beban tertentu seperti
penyusutan, amortisasi, deplesi, dan beban pajak tangguhan tidak mensyaratkan arus
kas keluar. Pembedaan ini sangat penting karena beban utang tetap dibayarkan dengan
kas, bukan laba. Analisis harus mengakui bahwa laba neto yang belum disesuaikan
tidak selalu merupakan ukuran yang baik dalam mengukur ketersediaan kas untuk
beban tetap. Penggunaan laba sebagai perkiraan kas dari aktivitas operasi terkadang
dapat dilakukan, tetapi di sisi lain hal tersebut dapat mengakibatkan kesalahan dalam
menentukan jumlah yang tersedia untuk membayar beban tetap. Pendekatan untuk
mengatasi permasalahan ini tidak melalui generalisasi, tetapi dengan melakukan
analisis secara hati-hati atas pos pendapatan dan beban nonkas yang membentuk
laba. Misalnya, dalam menganalisis penyusutan sebagai beban nonkas, perlu diingat
kebutuhan jangka panjang untuk mengganti aset tetap perusahaan.
Tingkat laba yang digunakan dalam menghitung rasio cakupan laba layak
untuk mendapatkan perhatian. Perlu untuk mempertimbangkan pertanyaan ini:
Berapakah tingkat laba yang paling mewakili jumlah yang sebenarnya tersedia di
masa mendatang untuk membayar beban tetap terkait utang? Rata-rata laba dari
operasi dilanjutkan yang berada dalam siklus bisnis, dan disesuaikan berdasarkan
kemungkinan biaya masa mendatang, mungkin menjadi perkiraan yang baik atas
rerata kas yang tersedia untuk operasi di masa mendatang, yang digunakan untuk
membayar beban tetap. Jika salah satu tujuan rasio cakupan laba adalah mengukur
eksposur maksimum 'creditor terhadap risiko, maka angka laba yang tepat adalah
angka yang terjadi pada titik terendah dalam siklus bisnis perusahaan.

Menghitung Beban Tetap


Komponen utama kedua dalam rasio laba terhadap beban tetap adalah beban tetap.
Bagian ini akan menguji beban tetap yang biasanya dimasukkan dalam perhitungan.
Analisis beban tetap perlu untuk mempertimbangkan beberapa komponen penting.

Bunga yang Timbul. Bunga yang timbul (interest incurred) merupakan beban tetap
yang paling langsung dan jelas yang timbul dari utang. Jumlah beban bunga dapat
diperkirakan dengan mengacu pada pengungkapan wajib atas bunga yang dibayarkan
pada laporan arus kas. Beban bunga berbeda dengan bunga yang dibayarkan karena
alasan yang mencakup (1) perubahan utang bunga, (2) bunga yang dikapitalisasi
nailre

akan dinetokan, (3) amortisasi diskon dan premium. Dengan tidak adanya informasi,
bunga yang dibayarkan merupakan perkiraan yang baik dari bunga yang terjadi.

Bunga Implisit dalam Kewajiban Sewa. Pengakuan akuntansi atas sewa sebagai sarana
pendanaan telah dibahas pada Bab 3. Pada saat sewa dikapitalisasi, bagian bunga
dari pembayaran sewa dimasukkan dalam beban bunga pada laporan laba rugi,
sedangkan sebagian saldonya biasanya dianggap sebagai pembayaran kewajiban
pokok. Pertanyaan muncul ketika dalam menganalisis ditemukan beberapa sewa yang
seharusnya dikapitalisasi, tetapi tidak dilakukan. Pertanyaan ini di luar pertanyaan
akuntansi mengenai apakah kapitalisasi tersebut layak atau tidak. Perlu diingat
bahwa sewa jangka panjang mencerminkan kewajiban tetap yang harus diakui dalam
menghitung rasio laba terhadap beban tetap.
Persyaratan Dividen Saham Preferen dari Entitas Anak dengan Kepemilikan Saham
Mayoritas. Persyaratan ini dianggap sebagai beban tetap karena memiliki prioritas di
atas distribusi laba untuk entitas induk. Pos-pos yang akan atau telah dieliminasi
dalam konsolidasi seharusnya tidak dianggap sebagai beban tetap. Perlu diingat
bahwa seluruh biaya tetap yang tidak dapat dikurangkan terhadap pajak harus
disesuaikan terhadap pajak. Hal ini dilakukan dengan menambahkan sejumlah pajak
penghasilan yang dibutuhkan untuk menghasilkan laba setelah pajak yang memadai
untuk menutupi biaya tetap ini. Ketentuan dividen saham preferen dari entitas anak
yang dimiliki secara mayoritas merupakan sebuah contoh biaya tetap yang tidak
dapat dikurangkan terhadap pajak. Penyesuaian untuk menghitung jumlah bruto
adalah sebagai berikut.

Persyaratan dividen saham preferen


1— Tarif pajak

Persyaratan Pembayaran Kewajiban Pokok. Pembayaran kewajiban pokok dari sudut


pandang arus kas keluar sama besarnya dengan kewajiban bunga. Dalam kasus
pembayaran sewa, kewajiban perusahaan untuk membayar pokok dan bunga harus
dipenuhi secara bersamaan. Berikut beberapa alasan persyaratan pembayaran
kewajiban pokok yang tidak diakui dalam perhitungan rasio laba terhadap beban
tetap.

• Rasio laba terhadap beban tetap berdasarkan laba. Diasumsikan jika rasio
berada pada tingkat yang memuaskan, perusahaan dapat mendanai kembali
kewajiban yang jatuh tempo. Jadi, mereka tidak perlu melunasi dengan dana
yang tersedia dari laba.
• Jika perusahaan memiliki rasio utang terhadap ekutitas yang memadai, maka
perusahaan seharusnya dapat meminjam kembali jumlah yang sama untuk
pembayaran kewajiban pokok.
• Memasukkan pembayaran kewajiban pokok dapat menyebabkan perhitungan
ganda. Misalnya, dana yang dapat dipulihkan oleh penyusutan digunakan
untuk pelunasan utang. Jika laba mencerminkan pengurangan atas
penyusutan, maka beban tetap seharusnya tidak memasukkan pembayaran
kewajiban pokok. Ada beberapa dukungan terhadap pendapat jika utang
digunakan untuk memperoleh aset tetap yang dapat disusutkan dan jika
terdapat hubungan antara pola penyusutan dan pembayaran kewajiban
pokok. Pengakuan bahwa penyusutan dapat dipulihkan jika hanya terdapat
operasi yang menguntungkan atau setidaknya titik impas. Oleh karena itu,
validitas pendapat ini dipengaruhi kondisi tersebut. Pengakuan definisi laba
Analisis Laporan Keuangan

pada rasio laba terhadap beban tetap yang menekankan kas dari operasi
sebagai dana yang tersedia untuk menutupi beban tetap. Penggunaan konsep ini
menghapuskan masalah perhitungan ganda karena beban nonkas seperti
penyusutan akan ditambahkan kembali pada laba neto dalam perhitungan
cakupan laba.
• Masalah memasukkan persyaratan pembayaran kembali utang sebagai beban
tetap adalah bahwa tidak semua perjanjian utang menyediakan penyisihan
dana atau kewajiban pembayaran kembali yang sama. Setiap alokasi arbriter
dari utang antarperiode akan tidak realistis dan mengabaikan perbedaan
pada tekanan sumber daya kas dari pembayaran kembali utang aktual
antarperiode. Dalam jangka panjang, jatuh tempo dan balloon payment harus
dipenuhi. Salah satu solusi terletak pada analisis persyaratan pembayaran
kembali utang secara cermat. Analisis ini digunakan sebagai dasar
penentuan dampak persyaratan terhadap solvabilitas jangka panjang. Untuk
mengasumsikan utang dapat didanai kembali (refinanced), ditangguhkan,
atau dibayar dari operasi adalah berisiko. Sebaliknya, pengakuan persyaratan
pembayaran kembali utang dan waktunya dalam menganalisis solvabilitas
jangka panjang. Memasukkan penyisihan dana atau persyaratan pembayaran
kembali lebih awal dalam beban tetap merupakan salah satu cara untuk
mengakui kewajiban ini. Cara lainnya adalah menggunakan persyaratan
pembayaran kembali utang selama periode 5 hingga 10 tahun ke depan dan
mengaitkannya dengan dana setelah pajak yang diperkirakan tersedia dari
operasi.

Jaminan Pembayaran Beban Tetap. Jaminnan pembayaran beban tetap dari entitas anak
yang tidak dikonsolidasikan atau entitas yang tidak terafiliasi harus ditambahkan
pada beban tetap jika pembayaran terkait jaminan ini tidak dapat dihindari.

Beban Tetap Lainnya. Pembayaran bunga dan persyaratan pembayaran kewajiban


pokok merupakan beban tetap yang paling berkaitan langsung dengan utang,
sehingga tidak ada alasan untuk membatasi analisis solvabilitas jangka panjang atas
biaya dan komitmen ini. Analisis menyeluruh atas beban tetap harus memasukkan
s
seluruh kewajiban pembayaran sewa jangka panjang (tidak hanya bagian bunga),
dan terutama sewa yang harus dipenuhi dalam sewa yang tidak dapat dibatalkan.
Alasan sewa jangka pendek dapat dikeluarkan dari biaya tetap adalah pembayaran ini
hanya mencerminkan kewajiban dalam waktu yang terbatas, biasanya kurang dari tiga
tahun. Oleh karena itu, sewa ini dapat dihentikan ketika perusahaan menghadapi
tekanan keuangan. Analisis harus mengevaluasi seberapa penting unsur sewa ini
terhadap kelangsungan operasi perusahaan. Beban tambahan yang tidak secara
langsung terkait dengan utang, tetapi dianggap komitmen jangka panjang yang
bersifat tetap, adalah kontrak pembelian jangka panjang yang tidak dapat dibatalkan
dan jumlahnya melebihi kebutuhan normal.

Menghitung Laba terhadap Beban Tetap


Rumus konvensional untuk menghitung rasio laba terhadap beban tetap yang telah
diadopsi SEC adalah sebagai berikut.

Kapitalisasi sewa jangka panjang memengaruhi laba melalui beban bunga implisit dan amortisasi hak kepemilikan. Untuk
mempertimbangkan komponen pokok dari sewa ini sebagai beban tetap (setelah laba dikurangi dengan amortisasi hak kepemilikan) dapat
menyebabkan perhitungan ganda.
Bab SepuId I Analisis Kredit

(a) Laba sebelum pajak dari operas' dilanjutkan ditambah (b) Beban bunga ditambah (c) Amortisasi
beban utang dan diskonto atau premium ditambah (d) Bagian bunga dari beban sewa operasi ditambah
(e) Persyaratan dividen saham preferen pada entitas anak dengan kepemilikan saham mayoritas
setelah disesuaikan pajak ditambah (f) Jumlah bunga yang dikapitalisasi yang sebelumnya telah
diamortisasi pada periode berjalan dikurangi (g) Laba yang tidak dibagikan pada entitas anak atau
afiliasi yang kepemilikan saham kurang dari 50%
(h) Total beban bunga ditambah (c) Amortisasi beban utang dan diskonto atau premium
ditambah (d) Bagian bunga dari beban sewa operasi ditambah (e) Persyaratan dividen saham preferen
pada entitas anak dengan kepemilikan saham mayoritas setelah disesuaikan pajak

Setiap komponen dari rasio ini diberi tanda a-h dan lebih lanjut dijelaskan sebagai
berikut.

a. Laba sebelum pajak dari operasi sebelum dihentikan, pos luar biasa, dan
dampak kumulatif perubahan akuntansi.
b. Beban bunga dikurangi bunga yang dikapitalisasi.
c. Biasanya termasuk dalam beban bunga.
d. Sewa pendanaan yang dikapitalisasi sehingga bunga implisit dalam
komponen sudah termasuk dalam beban bunga. Namun, bagian bunga dari
sewa operasi jangka panjang dimasukkan dengan asumsi bahwa banyaknya
sewa operasi jangka panjang tidak berbeda jauh dengan kriteria sewa modal,
tetapi memiliki karakteristik transaksi pendanaan.
e. Mengecualikan semua pos-pos yang dieliminasi saat konsolidasi. Jumlah
dividen dinaikkan menjadi laba sebelum pajak yang dibutuhkan untuk
membayar dividen tersebut.6
f. Berlaku untuk perusahaan non-utilitas. Jumlah ini jarang diungkapkan.
g. Kepentingan nonpengendali atas laba entitas anak dengan kepemilikan
saham mayoritas yang memiliki beban tetap dapat dimasukkan ke dalam
laba.
h. Termasuk baik yang dibebankan maupun yang dikapitalisasi.

Untuk memudahkan penyajian, dua pos (provisi atau penyisihan) tidak dimasukkan
dari rasio di atas, tetapi pos tersebut seharusnya dicerminkan dalam rasio jika ada:

1. kerugian pada entitas anak dengan kepemilikan saham mayoritas harus


dipertimbangkan secara lengkap saat menghitung laba.
2. kerugian investasi pada entitas anak dengan kepemilikan saham kurang dari
50% dihitung dengan metode ekuitas tidak harus dimasukkan dalam laba,
kecuali perusahaan menjamin utang entitas anak tersebut.

Terakhir, SEC mensyaratkan bahwa jika rasio laba terhadap beban tetap kurang dari 1,
jumlah laba yang tidak mencukupi untuk menutup beban tetap harus dilaporkan.

Ilustrasi Rasio Laba terhadap Beban Tetap


Bagian ini mengilustrasikan perhitungan aktual rasio laba terhadap beban tetap. Kasus
pertama berfokus pada CompuTech Corp., yang laporan laba ruginya disajikan ulang
pada Tampilan 10.5 beserta dengan catatan atas laporan keuangan tertentu. Dengan

6 Dihitung sebagai (Persyaratan dividen saham preferen)/(1 — Tarif pajak). Tarif pajak dihitung sebagai Penyisihan pajak penghasilan
aktual/Laba sebelum pajak penghasilan, pos low biasa, dan dampak kumulatif perubahan kebijakan akuntansi.
a Isis poran euangan

menggunakan informasi dari CompuTech (dalam ribuan $), maka perhitungan rasio
laba terhadap beban tetap (dengan referensi huruf sebagai definisi rasio) sebagai
berikut.

$2.200 (a) + $700 (b dan c) + $300 (d) + $80 (f) — $600 (g) + $200*
$840 (h) + $60 (c) + $300 (d) 2,40

"Catatan: SEC memperbolehkan dimasukkannya laba kepentingan nonpengendali dalam laba entitas anak dengan
kepemilikan saham mayoritas yang memiliki beban tetap. Jumlah ini ditambahkan untuk membalikkan pengurangan
yang sejenis dari laba.

Perhitungan Pro Forma Laba terhadap Beban Tetap


Dalam situasi di mana beban tetap yang belum terjadi diakui dalam perhitungan rasio
laba terhadap beban tetap (seperti biaya bunga di bawah emisi pinjaman prospektif), hal
itu dapat diterima untuk mengestimasi `saling hapus' (offsetting) keuntungan yang
diharapkan dari arus kas masuk masa depan dan memasukkannya ke dalam laba pro
forma. Keuntungan yang diperoleh dari pinjaman prospektif dapat diukur dengan
berbagai cara, termasuk penghematan bunga dari aktivitas pendanaan kembali yang
direncanakan, laba investasi jangka pendek di mana hasil emisi dapat diinvestasikan,
atau estimasi rasional lainnya dari keuntungan masa depan. Saat dampak prospektif
rencana pendanaan kembali mengubah rasio sebesar 10% atau lebih, SEC biasanya
membutuhkan perhitungan pro forma dari rasio yang mencerminkan perubahan
yang diakibatkan oleh rencana tersebut.

Analisis Jumlah Kali Perolehan Bunga


Ukuran cakupan laba lainnya adalah rasio jumlah kali perolehan bunga (time
interest earned ratio). Rasio ini menganggap bunga hanya sebagai satu-satunya beban
tetap yang memerlukan cakupan laba.

Laba+ Beban pajak+Beban bunga


Beban bunga

Pembilang dalam rasio ini terkadang disebut sebagai laba sebelum bunga dan pajak
atau EBIT (earnings before interest and taxes), sehingga rasio ini disebut EBIT/I. Rasio
jumlah kali perolehan bunga merupakan ukuran yang disederhanakan. Rasio ini
mengabaikan sebagian besar penyesuaian, baik dari nisi pembilang maupun penyebut,
seperti pembahasan pada rasio laba terhadap beban tetap. Meskipun perhitungannya
sederhana, rasio ini berpotensi menyesatkan dan tidak seefektif alat analisis seperti
rasio laba terhadap beban tetap.
Bab Sepuluh I Analisis Kredit

COMPUTECH CORPORATION
Laporan Laba Rugi
Penjualan neto $13.400.000
Laba dari afiliasi dengan kepemilikan kurang dari 50% (seluruhnya tidak
didistribusikan) 600.000
Total pendapatan 14.000.000
Beban pokok penjualan $7.400.000
Beban penjualan, umum, dan administrasi 1.900.000
Penyusutan (dikeluarkan dari biaya di atas )' 800.000
Beban bunga, net& 700.000
Beban sewa3 800.000
Bagian kepentingan nonpengendali atm laba konsolidasian4 200.000 (11.800.000)
Laba sebelum pajak 2.200.000
Pajak penghasilan
Kini 800.000
Tangguhan 300.000 (1.100.000)

Laba sebelum pos luar biasa 1.100.000


Keuntungan luar biasa (setelah dikurangi pajak $67.000) 200.000
Laba neto $ 1.300.000
Dividen
Pada saham biasa $ 200.000
Pada saham preferen 400.000 (600.000)
Saldo laba tahun berjalan $ 700.000

Catatan terpilih atas laporan keuangan:


Penyusutan termasuk amortisasi bunga yang sebelumnya telah dikapitalisasi sebesar $80.000.
2 Beban bunga terdiri atas:
Beban bunga (kecuali pos berikut) $ 740.000
Amortisasi diskonto obligasi 60.000
Bagian bunga sewa dikapitalisasi 100.000
Bunga yang dikapitalisasi (200 000)
Beban bunga $ 700.000
3 Bunga implisit atas sewa tidak dikapitalisasi sejumlah $300.000.

Entitas anak ini memiliki beban tetap.


Informasi tambahan (untuk periode laporan laba rugi):
Kenaikan piutang dagang $ 310.000
Kenaikan persediaan 180.000
Kenaikan utang usaha 140.000
Penurunan pajak yang masih harus dibayar 20.000

Hubungan Arus Kas dengan Beban Tetap


Perusahaan harus membayar beban tetap dalam bentuk tunai, sementara laba
neto termasuk pendapatan yang diperoleh dan beban yang terjadi, tidak selalu
menghasilkan atau membutuhkan uang tunai dengan segera. Bagian ini menjelaskan
ukuran cakupan beban tetap berbasis kas untuk mengatasi keterbatasan ini.
Analisis Laporan Keuangan

Rasio Arus Kas terhadap Beban Tetap


Rasio arus kas terhadap beban tetap (cash flow to fixed charges ratio) dihitung
menggunakan kas dari operasi daripada laba pada pembilang dari rasio laba terhadap
beban tetap. Kas dari operasi dilaporkan dalam laporan arus kas. Rasio arus kas
terhadap beban tetap dihitung sebagai berikut.
Arus kas operasi sebelum pajak Penyesuaian (b) hin a (g) yang didefinisikan pada halaman 175
Behan tetap

Dengan menggunakan data keuangan CompuTech dari Tampilan 10.5, maka dapat
dihitung kas dari operasi sebelum pajak untuk rasio ini sebagai berikut.

Laba sebelum pajak $ 2.200.000


Ditambah (dikurangi) penyesuaian dengan basis kas
Penyusutan 800.000
Pajak penghasilan tangguhan (telah ditambahkan kembali)
Amortisasi diskonto obligasi 60.000
Bagian dari laba kepentingan nonpengendali 200.000
Laba afiliasi yang tidak didistribusikan (600.000)
Kenaikan piutang (310.000)
Kenaikan persediaan (180.000)
Kenaikan utang usaha 140.000
Penurunan pajak yang masih harus dibayar (20.000)
Kas dari operasi sebelum pajak $ 2.290.000

Berikut ini merupakan beban tetap yang perlu ditambahkan kembali untuk kas dari
operasi sebelum pajak.

Kas dari operasi sebelum pajak $ 2.290.000


Beban bunga (dikurangi diskonto obligasi yang ditambahkan di atas) 640.000
Bagian bunga dari beban sewa operasi 300.000
Jumlah amortisasi bunga yang sebelumnya dikapitalisasi selama periode berjalan*
Total pembilang $3.230.000
*Asumsikan sudah termasuk penyusutan (telah ditambahkan kembali).

Angka pembilang tidak mencerminkan pengurangan sebesar $600.000 (laba afiliasi


yang tidak didistribusikan) karena pos tersebut, merupakan sumber nonkas,
telah dikurangi untuk memperoleh nilai kas dari operasi sebelum pajak. "Bagian
kepentingan nonpengendali atas laba konsolidasian" juga telah ditambahkan kembali
untuk memperoleh nilai kas dari operasi sebelum pajak. Beban tetap untuk penyebut
dalam rasio adalah sebagai berikut.

Beban bunga $ 900.000


Bagian bunga dari sewa operasi 300.000
Beban tetap $ 1.200.000

Rasio arus kas terhadap beban tetap CompuTech dihitung sebagai berikut.

$3.230.000
$1.200.00 = 2 69
Bab Sepuluh I Analisis Kredit 179

Kas dari Operasi yang Permanen


Hubungan antara arus kas dari operasi perusahaan dengan beban tetap sangat penting
dalam analisis solvabilitas jangka panjang. Oleh karena pentingnya hubungan ini,
maka akan dinilai sifat "permanen" dari arus kas operasi. Hal ini biasanya dilakukan
untuk mengevaluasi komponen-komponen yang merupakan arus kas operasi.
Misalnya, penambahan kembali penyusutan terhadap laba neto lebih permanen
dibandingkan laba neto karena pemulihan penyusutan dari penjualan terjadi
sebelum laba diterima. Untuk semua jenis usaha, harga jual (dalam jangka panjang)
harus mencerminkan biaya aset tetap yang digunakan dalam produksi. Penambahan
kembali penyusutan mengasumsikan manfaat arus kas dari pemulihan penyusutan
yang tersedia untuk membayar utang. Asumsi ini hanya berlaku dalam jangka pendek.
Dalam jangka panjang, pemulihan kas ini harus diperuntukkan untuk mengganti
aset tetap. Pengecualian dapat terjadi dengan penambahan kembali item-item seperti
amortisasi goodwill yang tidak perlu mengganti atau dideplesi. Perubahan komponen
modal kerja operasi yang permanen (aset lancar operasi dikurangi liabilitas jangka
pendek operasi) dari arus kas operasi sering kali sulit dinilai. Modal kerja operasi
lebih sering dihubungkan dengan penjualan dibandingkan dengan laba sebelum
pajak sehingga lebih stabil dibandingkan arus kas operasi.

Cakupan Laba atas Dividen Saham Preferen


Analisis mengenai saham preferen sering kali diuntungkan dari pengukuran cakupan
laba atas dividen saham preferen. Analisis ini sama dengan analisis mengenai
bagaimana laba menutup beban tetap terkait utang. SEC mensyaratkan pengungkapan
rasio gabungan beban tetap dan dividen saham preferen dalam prospektus semua
penawaran perdana saham preferen. Perhitungan cakupan laba atas dividen saham
preferen harus dimasukkan dalam beban tetap yang dikeluarkan atas dividen saham
preferen. Oleh karena dividen saham preferen tidak dikurangkan dari pajak, maka
laba setelah pajak harus digunakan untuk membayar dividen ini. Dengan demikian,
rasio cakupan laba atas dividen saham preferen (earnings coverage of preferred
dividends ratio) dihitung sebagai berikut.

Laba sebelum pajak + Penyesuaian (b) hingga (g) yang didefinisikan pada halaman 175
Dividen saham preferen
Beban tetap +
1 — Tarif pajak

Dengan menggunakan data keuangan dari CompuTech Corp. pada Tampilan 10.5,
maka dapat dihitung rasio cakupan laba atas dividen saham preferen. Perhitungan ini
sama dengan perhitungan rasio laba terhadap beban tetap CompuTech (dihitung
sebelumnya) dan menambahkan persyaratan dividen saham preferen setelah
penyesuaian pajak. Perhitungan rasio cakupan laba atas dividen saham preferen
(dalam ribuan $) adalah sebagai berikut.

$2.200(a)+ $700(b dan c)+$300(d)+$80(f)— $600(g)+ $200* =


1,44
$840(h) + $60(c) + $300(d) + $400 1
1-0,50)

• Catatan: Huruf tersebut mengacu pada komponen rasio laba terhadap beban tetap (lihat halaman 175).
*Kepentingan nonpengendali atas laba entitas anak dengan kepemilikan mayoritas (lihat pembahasan sebelumnya).
tpersyaratan dividen saham preferen setelah penyesuaian pajak.
Analisis Laporan Keuangan

Jika terdapat dua atau lebih saham preferen yang beredar, rasio cakupan ini biasanya
dihitung untuk setiap penerbitan dengan menghilangkan persyaratan dividen saham
preferen yang dikeluarkan pertama dan memasukkan semua beban tetap serta
dividen saham preferen yang dikeluarkan terlebih dahulu.

Menginterpretasikan Ukuran Cakupan Laba


Ukuran cakupan laba memberikan pemahaman mengenai kemampuan perusahaan
untuk memenuhi beban tetapnya dari laba berjalan. Terdapat korelasi yang tinggi
antara ukuran cakupan laba dan tingkat gagal bayar terhadap utang—yaitu, semakin
tinggi cakupan, semakin rendah tingkat gagal bayar. Penelitian terkait pengalaman
kreditor dengan utang mengungkapkan tingkat gagal bayar dan yield atas utang yang
diklasifikasikan berdasarkan rasio jumlah kali perolehan bunga sebagai berikut.

Tingkat Gaga! Yield yang Yield yang Tingkat


Jumlah Kali Perolehan Bunga
Bayar Dijanjikan Direalisasikan Kerugian
Lebih dari 3,0 2,1% 4,0% 4,9% (0,9%)

Kurang dari 1,0 35,0 6,2 6,0 0,2

Perhatian terhadap ukuran cakupan laba merupakan hal yang masuk akal karena
kreditor menempatkan kepercayaan yang besar pada kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya dan melanjutkan operasi. Kenaikan tingkat yield atas utang
jarang mengompensasi risiko hilangnya pokok pinjaman yang diberikan kreditor.
Jika kemungkinan perusahaan memenuhi kewajibannya melalui operasi yang
dilanjutkan tidak tinggi, maka risiko bagi kreditor cukup besar.

Pentingnya Variabilitas dan Persistensi Laba untuk Cakupan Laba


Faktor penting dalam mengevaluasi ukuran cakupan laba adalah perilaku laba dan
arus kas dari waktu ke waktu. Semakin stabil pola laba dari suatu perusahaan atau
industri, semakin kecil ukuran cakupan laba yang dapat diterima. Misalnya, utilitas
mengalami dampak minimal ketika terjadi penurunan atau kenaikan ekonomi
sehingga menghasilkan rasio cakupan laba yang lebih rendah. Sebaliknya, perusahaan
musiman seperti produsen mesin dapat menghadapi penurunan dan kenaikan yang
cukup tajam pada kinerjanya. Ketidakpastian ini mengakibatkan pembebanan rasio
cakupan laba yang lebih tinggi pada perusahaan tersebut. Variabilitas laba maupun
persistensi laba merupakan ukuran umum dari ketidakpastian sepanjang waktu.
Analisis dapat menggunakan salah satu atau kedua ukuran ini untuk menentukan
standar cakupan laba yang dapat diterima. Persistensi laba sering kali diukur sebagai
korelasi (otomatis) laba antarwaktu.

Pentingnya Pengukuran dan Asumsi Cakupan Laba


Menentukan tingkat cakupan laba yang dapat diterima tergantung pada metode
perhitungan ukuran cakupan laba. Beberapa ukuran cakupan laba telah dijelaskan
pada bab ini. Beberapa dari ukuran ini mengasumsikan definisi yang berbeda atas laba
dan beban tetap. Tingkat ukuran cakupan laba yang lebih rendah sangat diharapkan
menggunakan definisi yang paling ketat dan kuat. SEC maupun perhitungan rasio
cakupan laba terhadap beban tetap menggunakan laba sebelum operasi dihentikan,
pos luar biasa, dan dampak kumulatif perubahan akuntansi. Dengan tidak
memasukkan ketiga pos ini akan menghasilkan arus laba yang kurang bervariasi, hal ini
juga tidak memasukkan komponen penting yang menjadi bagian dari aktivitas bisnis
perusahaan. Oleh karena itu, sebaiknya agar memasukkan komponen tersebut dalam
perhitungan rata-rata rasio cakupan selama beberapa tahun. Tingkat rasio yang
dapat diterima juga bervariasi dengan ukuran laba. Misalnya, laba diukur sebagai
rata-rata, terburuk, terbaik, atau laba pada kinerja median. Kualitas laba merupakan
faktor penting lainnya. Kita seharusnya tidak menghitung rasio cakupan laba
menggunakan jalan pintas atau dengan cara sengaja yang konservatif. Misalnya,
menggunakan laba setelah pajak dalam menghitung rasio cakupan ketika beban tetap
dikurangkan dari pajak yang tidak benar dan menggunakan konservatisme secara
tidak benar. Tingkat cakupan yang dapat diterima akhirnya harus mencerminkan
kemauan dan kemampuan untuk menanggung risiko (relatif terhadap imbal hasil
yang diharapkan—expected return). Lampiran 10A merujuk pada tingkat rasio
cakupan yang dapat diterima yang digunakan oleh lembaga pemeringkat dalam
menganalisis efek utang.

Risiko dan Wm! Hasil Struktur Modal


Hal ini sangat berguna untuk mempertimbangkan perkembangan terkini dalam
inovasi keuangan untuk menilai risiko yang melekat (risk inherent) pada struktur
modal perusahaan. Suatu perusahaan dapat meningkatkan risiko (dan imbal
hasil potensial) dari pemegang ekuitas dengan meningkatkan leverage. Misalnya,
leverage buyout menggunakan utang untuk mengambil alih perusahaan swasta
dengan membeli seluruh saham yang dimiliki pemegang ekuitas. Pengakuisisi
(acquirer) mengandalkan arus kas masa depan untuk membayar kenaikan utang dan
penjualan aset yang diantisipasi untuk mengurangi utang. Manfaat potensial lainnya
dari leverage adalah pengurangan pajak untuk bunga—dividen yang dibayarkan
kepada pemegang ekuitas tidak dikurangkan dari pajak. Namun, substitusi utang
untuk ekuitas menghasilkan struktur modal yang lebih berisiko. Hal inilah yang
menyebabkan mengapa obligasi yang digunakan untuk membiayai leverage buyout
tertentu disebut junk bonds (obligasi sampah). Junk bonds, tidak seperti obligasi
lainnya yang berkualitas baik, merupakan bagian dari struktur modal berisiko tinggi di
mana pembayaran bunganya ditutupi dengan laba secara minimal. Kesulitan
ekonomi dengan cepat membahayakan pembayaran bunga dan pokok junk bonds.
Junk bonds memiliki risiko ekuitas lebih tinggi dibandingkan dengan utang yang
aman.
Pengalaman keuangan terus mengingatkan orang-orang yang melupakan
hubungan antara risiko dan imbal hasil. Tidak mengejutkan bahwa periode keuangan
dengan spekulasi sangat tinggi akan menghasilkan efek yang berisiko. Hal yang
mengejutkan adalah penolakan beberapa orang untuk menilai arti kata junk (sampah)
jika direrapkan pada obligasi. Sama halnya, obligasi tanpa bunga (zero coupon bonds)
yang menangguhkan seluruh pembayaran bunganya hingga saat jatuh tempo dan
menawarkan sejumlah manfaat dibandingkan penerbitan utang standar. Namun,
ketika diterbitkan oleh perusahaan dengan kredibilitas kredit yang rendah, risiko
obligasi tanpa bunga secara substansial lebih tinggi dibandingkan utang standar—
dikarenakan ketidakpastian penerimaan bunga dan pokok selama beberapa tahun ke
depan. Inovasi keuangan lainnya disebut payment in kind (PIK) securities yang
membayar bunga dengan menerbitkan utang tambahan. Asumsinya adalah seorang
debitur mungkin terlalu lemah untuk membayar bunga saat ini, kemudian akan
cukup sukses untuk membayar di kemudian hari. Saat inovasi pendanaan aktivitas
Analisis Laporan Keuangan

bisnis perusahaan terus berlanjut, dan jangka waktu baru diciptakan, analisis harus
berfokus pada substansi mengungguli bentuk (substance over form). Kebenaran dasar
mengenai hubungan antara risiko dan imbal hasil dalam struktur modal tetap ada.
Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap risiko dan alat analisis yang tersedia
dibahas pada bab ini dan bab sebelumnya menunjukkan dibutuhkannya analisis
keuangan secara lengkap dan menyeluruh. Bersandar pada pemeringkat kredit atau
peringkat lainnya merupakan pendelegasian tanggung jawab analisis dan evaluasi.
Terlalu berisiko untuk menempatkan ketergantungan secara parsial atau eksklusif
pada sumber-sumber analisis ini. Tidak peduli bagaimana reputasinya, sumber
tersebut tidak dapat menangkap risiko yang unik dan imbal hasil yang diharapkan.

LAMPIRAN 10A PERINGKAT UTANG


Imbal Hasil (Yield) Obligasi Perusahaan dan Sistem untuk peringkat utang efek yang komprehensifdan kompleks
Treasuri 10 Tahun ditetapkan dalam perekonomian dunia. Peringkat yang tersedia
5.0% dari beberapa perusahaan penelitian investasi terkemuka: Moody's,
4.8% Standard & Poor's (S&P), Duff and Phelps, dan Fitch Ratings.
4.6% Beberapa institusi keuangan juga mengembangkan peringkat
4.4c/. mereka sendiri.
4.2%
4.0%
3.8% PERINGKAT KREDIT OBLIGASI
3.6%
Treasun MA AA A Peringkat kredit obligasi merupakan ungkapan gabungan dari
penilaian mengenai kelayakan kredit penerbit obligasi dan kualitas
efek tertentu yang dinilai. Peringkat mengukur risiko kredit di mana risiko kredit
merupakan probabilitas perkembangan yang tidak menguntungkan untuk kepentingan
kreditor. Penilaian kelayakan kredit dinyatakan dengan sejumlah simbol yang
mencerminkan tingkat risiko kredit. Secara khusus, ada empat peringkat teratas dari
Standard & Poor's.

AAA Obligasi dengan peringkat AAA merupakan obligasi tingkat tertinggi. Obligasi
ini memiliki tingkat perlindungan tertinggi untuk pokok pinjaman dan
bunga. Di pasar, obligasi ini bergerak sesuai dengan tingkat suku bunga dan
memberikan keamanan maksimal.
AA Obligasi dengan peringkat AA juga memenuhi syarat sebagai obligasi berkualitas
tinggi dan sebagian besar hanya sedikit berbeda dengan obligasi AAA. Harga
obligasi jenis ini juga bergerak seiring dengan pasar uang jangka panjang.
A Obligasi dengan peringkat A dikategorikan sebagai tingkat menengah atas.
Obligasi jenis ini memiliki kekuatan investasi yang memadai, tetapi tidak
terbebas dari dampak buruk perubahan kondisi ekonomi dan perdagangan.
Bunga dan pokoknya dianggap aman. Obligasi ini umumnya mencerminkan
kurs uang pada perilaku harganya dan untuk beberapa kondisi ekonomi.
BBB Obligasi dengan peringkat BBB, atau kategori tingkat menengah, merupakan
Batas antara obligasi yang aman dengan obligasi yang didominasi unsur spekulasi.
Obligasi ini memiliki cakupan aset yang cukup dan biasanya dilindungi oleh
tingkat laba yang memuaskan. Obligasi ini rentan terhadap perubahan kondisi,
terutama kelesuan ekonomi, dan membutuhkan pemantauan terus-menerus. Di
pasar, obligasi jenis ini lebih responsif terhadap kondisi usaha dan perdagangan
dibandingkan dengan tingkat suku bunga. Obligasi ini merupakan tingkat
terendah yang biasanya memenuhi kualifikasi untuk investasi bank komersial.

Anda mungkin juga menyukai