Anda di halaman 1dari 2

Waktu Pelaksanaan Pengujian Pengendalian

penentuan waktu uji pengendalian menentukan jangka waktu uji pengendalian itu dilakukan.
Jika uji pengendalian dilakukan oleh auditor pada saat waktu tertentu, maka auditor hanya
mendapatkan bukti bahwa pengendalian dioperasikan secara efektif pada waktu tertentu. Jika
uji pengendalian dilakuakan sepanjang masa periode tertentu, maka auditor memperoleh
bukti tentang efektivitas operasi selama satu periode tersebut.
Ketika auditor memperoleh bukti tentang desain atau operasi pengendalian selama periode
interim, ia harus menentukan apa tambahan materi bukti harus diperoleh untuk periode yang
tersisa. auditor harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut ketika bukti yang harus
diperoleh selama periode yang tersisa.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pentingnya asersi yang terlibat.


Pengendalian spesifik yang dievaluasi selama periode interim.
Sejauh mana desain yang efektif dan operasi pengendalian tersebut dievaluasi.
Hasil uji pengendalian yang digunakan untuk membuat evaluasi tersebut.
Lamanya waktu yang tersisa.
Masalah bukti tentang desain atau operasi yang mungkin timbul dari uji pengendalian
monitoring pada pihak klien dan uji substantif dilakukan pada periode yang tersisa.
Terdapat 3 masalah penentuan waktu pelaksanaan uji pengendalian

1. Periode interim periode yang jangka waktunya kurang dari satu tahun keuangan penuh
2. Periode yang tersisa
3. Hasil dari periode sebelumnya hasil dari audit sebelumnya
LINGKUP UJI PENGENDALIAN
Luas pengujian pengendalian dipengaruhi langsung oleh tingkat risiko pengendalian yang
ditetapkan yang telah direncanakan oleh auditor. Semakin rendah tingkat risiko pengendalian
yang ditetapkan, semakin luas lingkup uji pengendalian.
Dalam membuat penilaian tentang lingkup uji pengendalian, auditor harus
mempertimbangkan beberapa faktor:
1. The nature of the control
Sifat pengendalian
2. Frequency of operation.
3. Importance of the control
Merancang Uji Pengendalian
1. Penyusunan tim untuk uji pengendalian Menentukan staf yang pantas untuk melaksanakan
penugasan adalah penting hal ini berdasarkan klien, dimana staff audit harus akrab dengan
jenis industri dari klien.
2. Audit program untuk uji pengendalian Keputusan yang diambil oleh auditor berkaitan
dengan jenis, lingkup, dan saat pengujian pengendalian harus didokumentasikan dalam suatu
program audit dan kertas kerja yang bersangkutan.
3. Dual-purpose test adalah suatu prosedur pengujian yang sekaligus dimaksudkan untuk
melakukan pengujian pengendalian dan pengujian subtanstif. Contoh dual-purpose
test adalah reperformance.

Menilai Risiko Pengendalian Untuk Asersi Saldo Akun Dipengaruhi Oleh Kelas
Transaksi Tunggal
Proses menilai risiko pengendalian untuk asersi saldo akun langsung ditujukan kepada akunakun yang dipengaruhi oleh suatu kelas transaksi tunggal. Hal ini merupakan kasus dalam
akun laporan laba rugi
Menilai Risiko Pengendalian Untuk Asersi Saldo Akun Yang Dipengaruhi Oleh Suatu
Kelas Transaksi Ganda
Penilaian risiko pengendalian untuk asersi keberadaan atau keterjadian dan asersi
kelengkapan untuk suatu kelas transaksi yang menurunkan saldo akun berhubungan dengan
asersi berlawanan yang dipengaruhi. Contohnya peningkatan piutang karena penjualan akan
mengurangi penerimaan kas atau karena retur dan potongan penjualan.
Menggabungkan Penilaian Risiko Pengendalian Yang Berbeda
Apabila penilaian risiko pengendalian untuk asersi kelas transaksi yang relevan berbeda,
auditor dapat menimbang signifikansi dari setiap penilaian guna mencapai suatu penilaian
kombinasi. Kemungkinan lain, beberapa kantor akuntan public memilih untuk menggunakan
penilaian relevan yang paling konservatif.
Mendokumentasikan penilaian tingkat risiko pengendalian
Kertas kerja auditor seharusnya memasukkan pendokumentasian penilaian risiko
pengendalian. Persyaratan tersebut adalah :
1. Risiko pengendalian dinilai pada tingkat maksimum
2. Risiko pengendalian dinilai pada tingkat di bawah maksimum

Mengkomunikasikan masalah pengendalian intern


Auditor diminta untuk mengidentifikasikan dan melapor pada komite audit dengan otoritas
dan tanggung jawab yang sama, kondisi tertentu yang berhubungan dengan pengendalian
intern suatu entitas yang diamati selama audit laporan keuangan.
Auditor akan secara normal mengevaluasi apakah klien memiliki pengendalian yang cukup
untuk mengatasi masalah yang diciptakan oleh risiko usaha suatu entitas. Pengendalian intern
klien seharusnya menyediakan keyakinan yang memadai bahwa salah saji dapat dicegah,
dideteksi, dan diperbaiki pada waktu yang tepat.
Defisiensi Signifikan suatu kondisi yang defisiensi secara signifikan di dalam rancangan
atau operasional atas pengendalian intern yang mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam
melakukan otorisasi, pencatatan, proses, atau pelaporan data keuangan eksternal yang andal.
Weakness Defisiensi suat kondisi yang terlaporkan dimana rancangan atau opersional
dari salah satu atau lebih pengendalian intern-nya tidak mampu mengurangi atau menurunkan
suatu resiko ringan atau salah penyajian yang jumlahnya relatif material kaitannya dengan
laporan keuangan yang jika di audit akan dapat ditemukan

Anda mungkin juga menyukai