Dosen Pengampu :
Drs. Lahanu , M.Si
Ulfa Nurhayani , SE , M.Si
Disusun oleh :
Kelompok 3
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan dan rahmatnya, sehingga
tugas ini dapat kami selesaikan. Laporan ini disusun atas dasar tugas critical book report mata
kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II . Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada Bapak Drs. Lahanu , M.Si dan Ibu Ulfa Nurhayani , SE , M.Si . Selaku Dosen
Pengampu mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II yang telah membimbing kami dalam
penyelesaian tugas ini.
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk pemenuhan tugas mata kuliah Akuntansi
Keuangan Lanjutan II . Penyusun menyadari bahwa penulisan tugas ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca guna untuk
menyempurnakan tugas ini. Semoga para pembaca mendapatkan informasi dari tugas ini dan
dapat bermanfaat untuk kami juga pada para pembaca sekalian.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
4.1 Kesimpulan........................................................................................................ 28
4.2 Saran ................................................................................................................. 28
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.3 Manfaat CBR
A. Buku Utama
B. Buku Pembanding
2
BAB 2
RINGKASAN BUKU
Bab 2
Pelaporan Kepemilikan Antar Perusahaan
3
metode yang digunakan untuk melaporkan investasi saham biasa di perusahaan lain dan
tingkat kepemilikan dan pengaruh.
Konsolidasi (consolidation) melibatkan kombinasi untuk pelaporan keuangan aset,
liabilitas, pendapatan, dan beban individual untuk dua atau lebih perusahaan yang
berhubungan istimewa seakan-akan mereka adalah satu perusahaan.
Metode ekuitas (equity method) digunakan untuk pelaporan eksternal jika investor
mempunyai pengaruh signifikan dalam kebijakan operasi dan keuangan investee dan
konsolidasi tidak sesuai Metode ekuitas tidak dapat digunakan sebagai pengganti konsolidasi
jika konsolidasi sesuai, dan karena itu penggunaan utama metode ekuitas adalah untuk
pelaporan investasi selain pada anak perusahaan. Metode ini paling sering digunakan ketika
satu perusahaan mempunyai kepemilikan antara 20% dan 50% di saham biasa perusahaan
lain.
Metode nilai wajar (fair value method) digunakan untuk pelaporan investasi dalam
sekuritas ekuitas yang tidak diperdagangkan ketika konsolidasi dan metode ekuitas tidak
sesual untuk digunakan. Metode ini digunakan ketika investor memiliki kepemilikan kurang
dari 20 persen dianggap bahwa investor memiliki sedikit pengaruh atau tidak sama sekali
pada investee.
4
Pada 1 Maret 2008, PT Republik menerima dividen tunai sebesar Rp1.500.000 alas
investasi di saham biasa PT Bina Suka. PT Republik sebagai investor menerima laba bersih
hanya ketika investee mengumumkan dividen tunai PT Republik mencatat dividen tunal
sebagai berikut:
1 Marel 2008
Kas Rp. 1.500.00
Pendapatan Dividen Rp1.500.000
Mencatat pendapatan dividen dari PT Bank
Pada setiap akhir triwulan, PT Republik membuat penyesualan atas investad ini pada
nilai pasay FT Republik mencatat kenaikan di Investasi akun posisi keuangan, terkait dengan
perubahan nilai wajar, dan dikreditkan ke akun Keuntungan (Kerugian) Tidak Terealisasi-
akun laba rog PT Republik membuat ayat jurnal berikut ini.
1 Maret 2008
Investasi di PT Bina Suka Rp. 7.000.000
Kauntungan (Kangian) Tidak Tanas-Labe Rp. 7.000.000
Mencatat kenaikan nilai PT Bina Suka
5
PT Investor mencatat bagian 10% atas dividen PT Investee sebagai pendapatan tahun
20X1 karena laba PT Investee lebih besar dari dividennya. Tahun 20X2, dividen PT Investee
lebih besar dibandingkan laba untuk tahun tersebut, tetapi kumulatif dividen yang diumumkan
sejak tanggal 2 Januari 20X1, saat PT Investor mengakuisisi saham PT Investee, tidak
melebihi laba PT Investee sejak tanggal tersebut. Oleh karena itu, PT Investor tetap mencatat
bagian 10% atas dividen sebagai pendapatan. Pada akhir tahun 20X3, dividen yang
diumumkan IT Investee sejak tanggal 1 Januari 20X1 total sejumlah Rp310.000.000,
sedangkan laba PT Investee sejak tanggal tersebut sejumlah total hanya Rp300.000.000, Jadi,
dari sudut PT Investor, Rp10.000.000 dari dividen yang diterima tahun 2003 merupakan
imbal hasil atas modal sedangkan sisanya Rp110.000.000 merupakan pembagian laba. PT
Investor mempunyai bagian 10% atas tiap jumlah tersebut. Ayat jurnal untuk mencatat
dividen tahun 2003 pada pembukuan IT Investor adalah sebagai berikut.
6
Sudut Pandang Investee atas Dividen Likuidasi
Dividen yang diterima investor melebihi laba sejak tanggal akuisisi, dianggap sebagai
dividen likuidasi oleh investor, tetapi biasanya bukan merupakan dividen likuidasi dari sudut
pandang investee. Jenis dividen ini dapat timbul, sebagai contoh, ketika saham investee dibeli
oleh investor sesaat sebelum pengumuman dividen
Penjualan Saham
Jika seluruh atau sebagian saham investal pada perusahaan lain dijual, transaksi
tersebut diperlakukan dengan cara yang sama seperti penjualan aset tidak lancar lainnya.
7
Jika saham dibeli pada harga yang berbeda, harus ditentukan pada saat penjualan
lembar saham mana yang dijual Saham mana yang dijual dapat ditentukan melalui pemisahan,
penomoran sertifikat saham , atau cara-cara lain.
METODE EKUITAS
8
Pengakuan Pendapatan
Untuk mengilustrasikan, asumsikan PT ABC memperoleh pengaruh signifikan atas PT
XYZ dengan membeli 20% saham biasa IT XYZ pada awal tahun. PT XYZ melaporkan laba
sebesar Rp60.000.000 untuk tahun berjalan. PT ABC mencatat bagiannya atas laba PT XYZ
sebesar Rp12.000.000 dengan ayat jurnal sebagai berikut.
Ayat jurnal ini dapat disebut sebagai akrual ekuitas (equity accrual) dan biasanya dibuat
sebagai ayat jurnal penyesuaian pada akhir periode. Jika investee melaporkan rugi untuk
periode tersebut. investor mengakui bagiannya atas rugi tersebut dan mengurangi nilai tercatat
investasi sebesar jumlah tersebut.
Pengakuan Dividen
Dividen dari investan tidak diakui sebagai pendapatan dalam metode ekuitas karena
bagian investor ata labs veste diakut pada saat laba tersebut diakui oleh investee. Sebaliknya,
dividen tersebut dipandang sebagai pembagian laha yang sebelumnya telah diakul dan telah
dikapitalisasi dalam nilai tercatat investa. Oleh karena itu, jika PT ABC memiliki 20% saham
ba PT XYZ dan PT XYZ mengumumkan serta membayar dividen sebesar Rp20.000.000, ayat
jurnal beriku dicatat dalam pembukuan PT ABC untuk mencatat bagiannya atas dividen
tersebut.
9
Nilai Tercatat Investasi
Untuk mengilustrasikan perubahan dalam nilai tercatat investasi berdasarkan metode
ekuitas asumsikan setelah PT ABC mengakuisisi 20% saham biasa PT PT XYZ senilai
Rp100.000.000, PT XYZ memperoleh laba sebesar Rp60.000.000 dan membayar dividen
Rp20.000.000. Nilai tercatat investasi diawali dengan biaya perolehan awal Rp100.000.000
dan bertambah sebesar bagian PT ABC atas laba PT XYZ yaitu sebesar Rp12.000.000. Nilai
tercatat dikurangi oleh bagian PT ABC atas dividen PT XYZ. yaitu Rp4.000.000. Oleh karena
itu, nilai tercatat investasi pada akhir periode adalah Rp108.000.000 (Rp100.000.000+
Rp12.000.000 - Rp4.000.000). Akun investasi pada pembukuan PT ABC akan terlihat sebagai
berikut.
Kenaikan akun investasi sebesar Rp8.000.000 mencerminkan bagian PT ABC sebesar 20%
atas laba PT XYZ yang tidak dibagikan (Rp 60.000.000 - Rp 20.000.000) untuk periode
tersebut.
10
Perbedaan antara Biaya Perolehan Investasi dan Nilal Buku yang Mendasari
Ada beberapa alasan mengapa biaya perolehan investasi dapat melebihi nilai buku aset
bersih yang mendasari dan menimb dan menimbulkan selisih positif. Salah satu alasannya
adalah aset investee bernilai lebih dibandingkan nilai bukunya. Alasan lain adalah adanya
goodwill yang tidak tercatat karena adanya kemampuan menghasilkan laba lebih oleh
investee. Alasan apa pun yang menyebabkannya, bagian dari selisih yang berkaitan dengan
aset tertentu dari investee, termasuk goodwill, harus diketahui.
11
Selisih lebih nilai wajar di atas nilai buku sebesar Rp65.000.000 terdiri dari Rp
15.000.000 peningkatan nilai tanah PT Barapanas dan Rp50.000.000 peningkatan nilai
peralatan PT Barapanas. Sebesar 40% bagian PT Antariksana atas peningkatan nilai aset PT
Harapanas adalah sebagai berikut
Oleh karena itu, selisih sebesar Rp26.000.000 dialokasikan ke tanah dan peralatan, dan
sisannya Rp14.000.000 dialokasikan ke goodwill. Alokasi selisih tersebut dapat dillustrasikan
sebagai berikut.
12
(8) Investasi pada Saham PT Berapanas 32.000.000
Pendapatan dan investee 32.000.000
Mencatat pendapatan metode ekuitas: 80.000 x 0.40
(9) Pendapatan dari investee 4.000.000
Investasi pada Saham PT Barapanas 4.000.000
Amortissal selisih pembelian terkait dengan peralatan
13
Jadi, jika PT Barapanas melaporkan laba bersih (termasuk keuntungan dari penjualan
tanah) sebesar Rp150.000.000 untuk tahun 2009, PT Antariksana mencatat ayat jurnal berikut
(tidak memperhitungkan dividen dan amortisasi selisih terkait dengan peralatan).
(10) Investasi pada Saham PT Barapanas 60.000.000
Pendapatan dari Investee 60.000.000
Mencatat pendapatan metode ekuitas: Rp150.000.000 x 0,40
14
Pembelian Saham Tambahan
Pembelian lembar saham biasa tambahan atas saham biasa yang sudah dimiliki oleh
investor dan dicatat menggunakan metode ekuitas hanya menyebabkan penambahan biaya
perolehan saham baru tersebut dalam akun investasi dan menerapkan metode ekuitas dengan
cara yang sama mulai dari tanggal akuisisi. Investasi baru dan lama pada saham yang sama
digabungkan untuk tujuan pelaporan keuangan. Pendapatan yang boleh diakui atas saham
baru tersebut hanya boleh diakui oleh investor sejak tanggal akuisisi.
Penjualan Saham
Untuk mengilustrasikan perubahan ke metode ekuitas, asumsikan bahwa PT
Aroganomos membell 50% saham biasa PT Zorois pada 2 Januari 2007, dan menjual 30%
pada 2 Januari 2010. Selanjutnya, asumsikan bahwa PT Aroganomos beralih ke metode nilai
wajar pada 2 Januari 2010 karena ia kehilangan kemampuan untuk memengaruhi PT Zorois
secara signifikan. Berikut ini data laba dan dividen untuk PT Zorois, dan mengasumsikan
pembelian saham pada nilai buku, maka pendapatan investasi yang dilaporkan oleh PT
Aroganomos pada awalnya dan yang disajikan kembal adalah sebagai berikut.
15
(12)Saldo Laba. Rp. 12.500.000
Investasi pada Saham PT Zorbis. Rp.12.500.000
Menyajikan kamball aun nvestasi dari metode bleye ke metode ekuitas:
Rp.27.500.000 - Rp 15.000.000
16
4. Pertukaran personel manajerial
5. Ketergantungan teknologi.
6. Besaran investasi dalam kaitannya dengan konsentrasi pemegang saham lain.
17
metode ekuitas kembali, tetapi hanya setelah bagian investor atas laba bersih sama
dengan bagiannya atas rugi yang sebelumnya tidak diakui
2. Dividen preferen dari investee harus dikurangi dari laba bersih investee jika
diumumkan atair, diumumkan atau tidak, jika saham preferen tersebut kumulatif,
sebelum investor menghitung baglannya atas leba invester.
3. Jika terdapat penurunan permanen atas nilai investasi, maka nilai tercatat investasi
harus dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut.
Bagian Investor atas Laba Komprehensif Lainnya
Ketika investor menggunakan metode ekuitas untuk mencatat investasi pada perusahaan
lain, didalam laba komprehensifnya juga harus dimasukkan bagian proporsional untuk tiap
jumlah yang dilaporkan sebagai "Laba Komprehensif Lainnya" (other comprehensive income)
oleh investee. Sebagai contoh, asumsikan PT Andaradika membeli 40% saham biasa PT
Baranatama pada tanggal 1 Januari 2008. Untuk tahun 2008, PT Baranatama melaporkan laba
bersih sebesar Rp80.000.000 dan laba komprehensif Rp115.000.000, termasuk laba
komprehensif lainnya sebesar (sebagai tambahan laba bersih) Rp35.000.000. Laba
komprehensif lainnya tersebut mencerminkan keuntungan yang belums. direalisasi sebesar
Rp35.000.000 (setelah dikurangi pajak) dihasilkan dari peningkatan nilai wajar dari investasi
saham yang diklasifikasikan sebagai tersedia-untuk-dijual berdasarkan kriteria yang
ditetapkan dalam PSAK 15. Selain pencatatan ayat jurnal metode ekuitas yang umum, PT
Andaradika mengakui bagian proporsionalnya atas keuntungan belum terealisasi dari
sekuritas tersedia untuk dijual yang dilaporkan PT Baranatama selama tahun 2008 dengan
ayat jurnal berikut.
(16) investasi pada Saham PT Baranatama 14.000.000
Keuntungan Belum Direalisasi dari Investasi pada Investee 14.000.000
Mengakui bagian atas keuntungan belum terealisasi investee
dari sekuritas tersedia untuk dijual.
18
2. Metode ckaitas versi modifikasi.
3. Metode nilai wajar.
Bab 2
Laporan Konsolidasi Hubungan Perusahaan Induk Dan Anak
19
dan Rp. 400.000,-. Berikut ini Neraca PT. X dan Kantor Cabang Jakarta, sesaat setelah
terjadinya transaksi tersebut :
PT. X
Kantor Pusat Yogyakarta
Neraca per 1 Januari 2005
200.000 300.000
- Kas - Utang Dagang
400.000 3.000.000
- Piutang Dagang - Modal Saham
- Persediaan Barang
1.500.000 - Agio Saham 1.000.000
Dagangan
2.400.000 4.700.000
20
PT. X
Kantor Cabang Jakarta
Neraca, per 1 Januari 2005
Debit :
- Kas 200.000 100.000 300.000
- Piutang Dagang 400.000 400.000
- Persediaan Barang 1.500.000 400.000 1.900.000
Dagangan
- Kantor Cabang 500.000 500.000
- Aktiva Tetap 2.400.000 2.400.000
5.000.000 500.000
Kredit :
21
- Utang Dagang 300.000 300.000
- Kantor Pusat 500.000 500.000
- Modal Saham 3.000.000 3.000.000
- Agio Saham 1.000.000 1.000.000
- Laba Ditahan 700.000 700.000
5.000.000 500.000 500.000 500.000 5.000.000 5.000.000
PT. X
Neraca Gabungan Kantor Pusat dan Cabang
Per 1 Januari 2005
AKTIVA
Aktiva Lancar :
- Kas 300.000
- Piutang Dagang 400.000
- Persediaan Barang 1.900.000
Kewajiban :
- Utang Dagang 300.000
Ekuitas :
- Modal Saham 3.000.000
- Agio Saham 1.000.000
- Laba Yang Ditahan 700.000
4.700.000
22
Jumlah Kewajiban & Ekuitas 5.000.000
Contoh 2 :
Penyusunan Neraca Konsolidasi, jika perusahaan induk memiliki 100% saham-saham
perusahaan anak sebesar / sesuai dengan nilai bukunya. Perusahaan anak dalam keadaan
deficit. Jika diperhatikan dari contoh 2, khususnya mengenai komposisi hak-hak pemegang
saham PT. Prambini (perusahaan anak), maka kekayaan bersih PT. Prambini sebesar Rp.
37.500.000,- dapat pula terjadi dengan komposisi dimana perusahaan tersebut dalam
keadaan deficit. Misal : komposisi hak-hak pemegang saham PT. Prambini pada tanggal 1
Januari 2001 tersebut adalah sebagai berikut :
- Modal saham, 250 lbr @ Rp. 200.000,- Rp. 50.000.000,- -
Defisit (Rp. 12.500.000,-)
Jumlah Hak – hak Pemegang Saham Rp. 37.500.000,-
Debit :
Investasi saham - -
PT.Prambini 37.500.000 - -
Elim 100% - - -
Modal Saham - 50.000.000
Elim 100% - - -
Laba Ditahan 12.500.000 -
Macam-macam 45.000.000
23
Aktiva 50.000.000 - - 95.000.000
45.000.000
87.500.000
Kredit :
Macam-macam 7.500.000 -
Utang 12.500.000 - - 20.000.000
Modal Saham - -
PT. Dani 50.000.000 - - 50.000.000
Laba Ditahan - -
PT. Dani 25.000.000 - - 25.000.000
Modal Saham - 50.000.000 -
PT. Prambini - - -
Elim 100% - -
- 50.000.000 - -
Defisit PT.
- (12.500.000) -
Prambini - - -
Bab 3
Laporan Keuangan Konsolidasi Dengan Metode Equity
Metode Ekuitas
Akuntansi metode ekuitas berdasarkan PSAK No. 4 pada dasarnya adalah akuntansi
akrual untuk investasi ekuitas yang memungkinkan perusahaan investor menggunakan pengaruh
24
yang signifikan terhadap perusahaan investi. Berdasarkan metode ekuitas, investasi dicatat pada
biaya perolehan dan disesuaikan dengan keuntungan, kerugian dan deviden. Perusahaan investor
melaporkan bagian miliknya yang menjadi keuntungan perusahaan investi sebagai pendapatan
investasi dan bagian bebannya dari kerugian perusahaan investi sebagai kerugian investasi.
Rekening investasi ditambah dengan pendapatan investasi dan dikurangi dengan kerugian
investasi. Dividen yang diterima dari perusahaan investi adalah disinvestasi berdasarkan metode
ekuitas, dan dividen tersebut dicatat sebagai pengurang rekening investasi. Maka pendapatan
investasi pada metode ekuitas merefleksikan bagian investor atas laba bersih perusahaan investi,
dan rekening investasi merefleksikan bagian investor atas aktiva bersih investi.
Metode Biaya
Berdasarkan metode biaya, investasi dalam saham biasa dicatat pada biayanya, dan
dividen dari laba berikutnya dilaporkan sebagai pendapatan dividen. Ada suatu pengecualian,
dividen yang diterima melebihi bagian laba investor setelah saham diperoleh, dianggap sebagai
pengembalian modal (atau likuidasi dividen) dan dicatat sebagai pengurang terhadap rekening
investasi.
25
1. Laba perusahaan anak
Tidak dijurnal
2. Rugi perusahaan anak
Tidak dijurnal
3. Dividen perusahaan anak
Piutang dividen/kas xxx
Pendapatan dividen xxx
(% kepemilikan x dividen perusahaan anak) Metode Ekuitas
26
BAB 3
PEMBAHASAN
27
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setiap buku memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri, ada yang memuat
defenisi yang sederhana dan ada juga yang menggunakan penjelasan-penjelasan pada
dasarnya tergantung pada pembaca dan pemahamanlah yang dituntut, dan penilaian orang
adalah berbeda. Pada dasarnya setiap buku itu adalah baik dan layak untuk dibaca tetapi kita
harus memilih buku yang sesuai dalam pelajaran kita dan memenuhi kompetensi.
Dalam Critical Book Report ini sudah dijelaskan dan dipaparkan oleh reviewer
tentang isi, kelebihan dan kekurangan dari buku utama dan pembading. Kami lebih
merekomendasikan buku utama untuk digunakan oleh pendidik maupun peserta didik
(mahasiswa) karena pembahasan materi lebih lengkap disertai dengan contoh –contoh
dibanding buku pembanding.
4.2 Saran
Kedua buku ini pada dasarnya sangat baik digunakan sebagai panduan memahami materi
Akuntansi Keuangan Lanjutan II . Tetapi seiring dengan perkembangan zaman yang selalu
berubah maka alangkah baiknya jika kedua buku ini diperbaharui agar memberikan
rangkuman , pembahasan yang lebih baru lagi terutama untuk buku pembanding ,untuk
menguji pengetahuan pembaca terhadap materi yang ada di buku utama dan buku
pembanding.
Penulis menyadari bahwa dalam tulisan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
dengan penuh kerendahan hati kami berharap kritik dan saran yang membangun agar dapat
memperbaikinya dengan baik untuk berikutnya.
28
DAFTAR PUSTAKA
E Baker , Richard dkk . 2015 . Akuntansi Keuangan Lanjutan . Jakarta : Salemba Empat.
Satria, Dy Ilham .2016 . Modul Akuntansi Keuangan Lanjutan 2. Lhokseumawe : Universitas
Malikussaleh .
29