Anda di halaman 1dari 32

CRITICAL BOOK REPORT

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II

Dosen Pengampu :
Drs. Lahanu , M.Si
Ulfa Nurhayani , SE , M.Si

Disusun oleh :
Kelompok 3

Annisa Amini Simanjuntak 7193342008


Clarissa Danella Manurung 7193142015
Poybe Sihite 7192442006
Sehatmasari Simamora 7193342007

PROGRAM S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan dan rahmatnya, sehingga
tugas ini dapat kami selesaikan. Laporan ini disusun atas dasar tugas critical book report mata
kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II . Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada Bapak Drs. Lahanu , M.Si dan Ibu Ulfa Nurhayani , SE , M.Si . Selaku Dosen
Pengampu mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II yang telah membimbing kami dalam
penyelesaian tugas ini.
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk pemenuhan tugas mata kuliah Akuntansi
Keuangan Lanjutan II . Penyusun menyadari bahwa penulisan tugas ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca guna untuk
menyempurnakan tugas ini. Semoga para pembaca mendapatkan informasi dari tugas ini dan
dapat bermanfaat untuk kami juga pada para pembaca sekalian.

Medan, September 2021

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR ........................................................................... 1
1.2 Tujuan CBR ....................................................................................................... 1
1.3 Manfaat CBR ..................................................................................................... 2
1.4 Identitas Buku CBR ........................................................................................... 2

BAB 2 RINGKASAN BUKU ............................................................................................ 3

2.1 Isi Ringkasan Buku Utama ................................................................................ 3


2.2 Isi Ringkasan Buku Pembanding ...................................................................... 19
BAB 3 PEMBAHASAN .................................................................................................... 27
3.1 Kelebihan Buku ................................................................................................ 27
3.2 Kelemahan Buku ............................................................................................... 27
BAB 4 PENUTUP.............................................................................................................. 28

4.1 Kesimpulan........................................................................................................ 28
4.2 Saran ................................................................................................................. 28

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 29

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR


Dalam Critical Book Report ini mahasiswa di tuntut untuk mengkritis sebuah
buku,dan meringkas menjadi satu kesatuan yang utuh sehingga dapat di pahami oleh
mahasiswa/mahasiswi yang melakukan crtical book report ini, termasuk di dalamnya
mengerti akan kelemahan dan kelebihan buku yang di kritisi.
Adapun dalam penuntasan tugas Critical Book Report ini mahasiswa di tuntut dalam
meringkas,menganalisa serta memberikan kritik berupa kelebihandan kelemahan pada
suatu buku berdasarkan fakta yang ada dalam buku tersebut,sehingga dengan begitu
membuat mahasiswa/mahasiswi senantiasa berfikir logis dan kritis serta tanggap terhadap
hal-hal baru yang terdapat pada buku tersebut.
Penugasan critical Book report ini juga merupakan pembiasaan agar mahasiswa
terampil dalam menciptakan ide-ide kreatif dan berpikir secara analitis sehingga pada
pembuatan tugas-tugas yang sama mahasiswa pun menjadi terbiasa serta semakin mahir
dalam penyempurnaan tugas tersebut. Pembuatan tugas crital book report ini juga
melatih,menambah, serta menguatkan betapa pentingnya mengkritikalisasi suatu buku
berdasarkan data yang faktual sehingga dengan begitu terciptalah mahasiswa yang
berkarakter logis serta analis sehingga dengan bertambahnya era yang semakin maju yang
seperti kita tahu sekarang dizaman berpikir maju yang diharapkan kepada generasi baru ini.

1.2 Tujuan CBR


Tujuan dari kegiatan dalam penulisan critical book report ini adalah untuk menambah
wawasan penulis maupun pembaca dalam mengkritis ,menciptakan ide-ide baru serta
mengetahui suatu kelebihan dan kelemahan suatu buku, juga sebagai pemenuhan tugas
dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II di Universitas Negeri Medan.

1
1.3 Manfaat CBR

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II.


2. Melatih kemampuan penulis dalam mengkritisi suatu buku.
3. Menumbuhkan pola pikir kreatif dalam membandingkan buku yang satu dengan yang
lainnya.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari buku tersebut.

1.4 Identitas Buku

A. Buku Utama

1. Judul : Akuntansi Keuangan Lanjutan


2. Edisi : Edisi 2 Buku 1
3. Penerbit : Salemba Empat
4. Penulis : Richard E.Baker dkk
5. ISBN : 978-979-061-547-2
6. Tahun terbit : 2015
7. Tebal halaman : 522 Halaman

B. Buku Pembanding

1. Judul : Modul Akuntansi Keuangan Lanjutan 2


2. Penerbit : Universitas Malikussaleh
3. Penulis : Dy Ilham Satria , SE , M.Si
4. ISBN :-
5. Tahun terbit : 2016
6. Tebal halaman : 79 Halaman

2
BAB 2

RINGKASAN BUKU

2.1 Isi Ringkasan Buku Utama

Bab 2
Pelaporan Kepemilikan Antar Perusahaan

Perusahaan sering mengakuisisi kepemilikan atau hak-hak lain di perusahaan lain


melalui berbagai perjanjian dan untuk berbagai alasan. Beberapa perusahaan berinvestasi pada
perusahaan lain hanya untuk mendapatkan i imbal hasil yang menguntungkan dengan
mengambil keuntungan dari situasi-situasi yang dapat menghasilkan laba. Akan tetapi,
perusahaan dapat mempunyai berbagai alasan lain untuk mengakuisisi kepemilikan di entitas
lain, termasuk untuk (1) mendapatkan kendali atas perusahaan lain, (2) memasuki pasar atau
area produk baru melalui perusahaan yang sudah menguasal pasar atau area produk tersebut.
(3) memastikan pasokan bahan baku atau input produksi lain, (4) memastikan output produksi
bagi pelanggan. (5) mendapatkan keuntungan ekonomis dari ukuran perusahaan yang lebih
besar. (6) diversifikasi, (7) mendapatkan teknologi - baru, (8) mengurangi kompetisi, dan (9)
membatasi risiko. Contoh dari investasi pada perusahaan lain adalah akuisisi Carrefour atas
sejumlah besar saham PT Alfa Retailindo untuk memperoleh keuntungan berupa bagian pasar
yang lebih besar dalam industri ritel dan pembelian saham PT HM Sampurna oleh Philip
Morris untuk memasuki industri rokok di Indonesia.

AKUNTANSI UNTUK INVESTASI PADA SAHAM BIASA


Metode yang digunakan untuk mencatat investasi pada saham biasa tergantung pda
tingkat pengaruh atau pengendalian yang dimiliki investor atas investee. Tingkat pengaruh
adalah faktor utama yang menentukan apakah investor dan investee akan menyajikan laporan
keuangan konsolidasian atau investor akan melaporkan investasi pada modal saham biasa
dalam laporan posisi keuanganny menggunakan metode blaya (yang disesuaikan nilai pasar,
jika diperlukan) atau metode ekuitas Figur 2-1 mengikhtisarkan hubungan antara metode-

3
metode yang digunakan untuk melaporkan investasi saham biasa di perusahaan lain dan
tingkat kepemilikan dan pengaruh.
Konsolidasi (consolidation) melibatkan kombinasi untuk pelaporan keuangan aset,
liabilitas, pendapatan, dan beban individual untuk dua atau lebih perusahaan yang
berhubungan istimewa seakan-akan mereka adalah satu perusahaan.
Metode ekuitas (equity method) digunakan untuk pelaporan eksternal jika investor
mempunyai pengaruh signifikan dalam kebijakan operasi dan keuangan investee dan
konsolidasi tidak sesuai Metode ekuitas tidak dapat digunakan sebagai pengganti konsolidasi
jika konsolidasi sesuai, dan karena itu penggunaan utama metode ekuitas adalah untuk
pelaporan investasi selain pada anak perusahaan. Metode ini paling sering digunakan ketika
satu perusahaan mempunyai kepemilikan antara 20% dan 50% di saham biasa perusahaan
lain.
Metode nilai wajar (fair value method) digunakan untuk pelaporan investasi dalam
sekuritas ekuitas yang tidak diperdagangkan ketika konsolidasi dan metode ekuitas tidak
sesual untuk digunakan. Metode ini digunakan ketika investor memiliki kepemilikan kurang
dari 20 persen dianggap bahwa investor memiliki sedikit pengaruh atau tidak sama sekali
pada investee.

METODE NILAI WAJAR


Sebagai ilustrasi penggunaan metode nilai wajar, asumsikan bahwa PT Republik
membeli 10% Saham Preferen saham biasa dari PT Bina Suka pada 1 Januari 2008 senilai
Rp50.000.000. PT Bina Suka memiliki aset bersih pada tanggal tersebut dengan nilal buku
Rp400.000.000 dan nilai wajar Rp465.000.000. PT Republik menerbitkan laporan keuangan
pada akhir setiap triwulan. Pada 1 Maret 2008, PT Republik menerima dividen tunai
Rp1.500.000 dari PT Bina Suka, PT Republik menentukan nilai wajar investasinya di PT Bina
Suka menjadi Rp57.000.000. Selama triwulan pertama 2008. PT Republik mencatat ayat
jurnal berikut ini pada pembukuan yang terkait dengan investasi di PT Bina Suka :
1 Januar 2008
Investasi di PT Bina Suka Rp.50.000.000
Kas Rp.50.000.000
Mencatat pembelian saham PT Bina Suka

4
Pada 1 Maret 2008, PT Republik menerima dividen tunai sebesar Rp1.500.000 alas
investasi di saham biasa PT Bina Suka. PT Republik sebagai investor menerima laba bersih
hanya ketika investee mengumumkan dividen tunai PT Republik mencatat dividen tunal
sebagai berikut:
1 Marel 2008
Kas Rp. 1.500.00
Pendapatan Dividen Rp1.500.000
Mencatat pendapatan dividen dari PT Bank

Pada setiap akhir triwulan, PT Republik membuat penyesualan atas investad ini pada
nilai pasay FT Republik mencatat kenaikan di Investasi akun posisi keuangan, terkait dengan
perubahan nilai wajar, dan dikreditkan ke akun Keuntungan (Kerugian) Tidak Terealisasi-
akun laba rog PT Republik membuat ayat jurnal berikut ini.
1 Maret 2008
Investasi di PT Bina Suka Rp. 7.000.000
Kauntungan (Kangian) Tidak Tanas-Labe Rp. 7.000.000
Mencatat kenaikan nilai PT Bina Suka

Pengumuman Dividen Lebih Besar dari Laba sejak Akuisisi


Perlakuan khusus diharuskan dalam metode nilai wajar pada situasi di mana investor
memegang modal saham biasa di perusahaan yang mengumumkan dividen lebih besar dari
laba yang diperolehnya sejak investor mengakuisisi saham investee. Dividen yang diterima
pada awalnya dipandang mencerminkan laba bevester dari tanggal pembelian investasi
sampai tanggal pengumuman dividen.
Ilustrasi Dividen Likuidasi
Untuk mengilustrasikan penghitungan dividen likuidasi yang diterima oleh investor,
asumsikan bahwa PT Investor membeli 10% modal saham biasa PT Invester pada tanggal 2
Januari 20X1. Laba tahunan dan dividen dari Investee, jumlah dividen yang diakui oleh
Investor tiap tahun berdasarkan metode biaya, dan pengurangan nilai tercatat investasi PT
Investor di PT Investee adalah sebagai berikut.

5
PT Investor mencatat bagian 10% atas dividen PT Investee sebagai pendapatan tahun
20X1 karena laba PT Investee lebih besar dari dividennya. Tahun 20X2, dividen PT Investee
lebih besar dibandingkan laba untuk tahun tersebut, tetapi kumulatif dividen yang diumumkan
sejak tanggal 2 Januari 20X1, saat PT Investor mengakuisisi saham PT Investee, tidak
melebihi laba PT Investee sejak tanggal tersebut. Oleh karena itu, PT Investor tetap mencatat
bagian 10% atas dividen sebagai pendapatan. Pada akhir tahun 20X3, dividen yang
diumumkan IT Investee sejak tanggal 1 Januari 20X1 total sejumlah Rp310.000.000,
sedangkan laba PT Investee sejak tanggal tersebut sejumlah total hanya Rp300.000.000, Jadi,
dari sudut PT Investor, Rp10.000.000 dari dividen yang diterima tahun 2003 merupakan
imbal hasil atas modal sedangkan sisanya Rp110.000.000 merupakan pembagian laba. PT
Investor mempunyai bagian 10% atas tiap jumlah tersebut. Ayat jurnal untuk mencatat
dividen tahun 2003 pada pembukuan IT Investor adalah sebagai berikut.

(3) Kas 12.00000


Investasi pada Saham PT Investee 1.000.000
Pendapatan Dividen 11.000.000
Mencatat penerimaan dividen tahun 20X3 dari PT Investee :
Rp12.000.000 = Rp 120.000.000 x 0,10
Rp1.000.000 = ( Rp.310 000 000-Rp300.000.000) x 0,10
Rp.11.000000 = ( Rp120.000.000-Rp10.000.000) x 0,10
Dividen Likuidasi Setelah Perubahan dari Metode Ekuitas
Jika sebelumnya investor mencatat investasi menggunakan metode ekuitas dan, karena
adanya penjualan sebagian investasi, berubah menjadi metode nilai wajar, maka tanggal
perubahan metode tersebut menggantikan tanggal akuisisi sebagai tanggal referensi untuk
menentukan dividen likuidasi. Dari tanggal tersebut, investor harus membandingkan antara
laba dan dividen investee mulai tanggal perubahan metode menjadi metode nilai vajar.

6
Sudut Pandang Investee atas Dividen Likuidasi
Dividen yang diterima investor melebihi laba sejak tanggal akuisisi, dianggap sebagai
dividen likuidasi oleh investor, tetapi biasanya bukan merupakan dividen likuidasi dari sudut
pandang investee. Jenis dividen ini dapat timbul, sebagai contoh, ketika saham investee dibeli
oleh investor sesaat sebelum pengumuman dividen

Akuisisi pada Tanggal Interim


Akuisisi investasi selain pada awal atau akhir tahun fiskal umumnya tidak menimbulkan
masalah besar jika metode nilal wajar digunakan untuk akuntansi investasi. Satu-satunya
kesulitan hanyalah penentuan apakah sebagian dividen yang diterima oleh investor
merupakan dividen likuidasi ketika investee mengumumkan dividen sesaat setelah investor
membeli saham invester.

Perubahan Jumlah Saham yang Dimiliki


Perubahan dalam jumlah saham investasi dari dividen saham, pemecahan saham, atau
pembalikan saham tidak menyebabkan adanya pengakuan formal dalam pembukuan investor.
Nilai tercatat investasi sebelum dividen saham atau pemecahan saham menjadi nilai tercatat
baru dari jumlah saham yang lebih besar atau lebih kecil tersebut. Tetapi untuk pembelian dan
penjualan saham tentu saja memerlukan ayat jurnal tetapi tidak menimbulkan kesulitan yang
berarti dalam pencatatan dengan metode nilai wajar.

Pembelian Saham Tambahan


Pembelian akan tambahan dicatat sebesar nilai wajar dalam cara yang sama sebagaimana
Invest al Kepemilikan saham sebelumnya harus dinilal silang terlebih dahulu berdasarkan
nilai wajar yang sama yang diaplikasikan untuk saham tambahan baru dan keuntungan
(kerugian) tidak terealisas akan laha rogi yang diakui.

Penjualan Saham
Jika seluruh atau sebagian saham investal pada perusahaan lain dijual, transaksi
tersebut diperlakukan dengan cara yang sama seperti penjualan aset tidak lancar lainnya.

7
Jika saham dibeli pada harga yang berbeda, harus ditentukan pada saat penjualan
lembar saham mana yang dijual Saham mana yang dijual dapat ditentukan melalui pemisahan,
penomoran sertifikat saham , atau cara-cara lain.

METODE EKUITAS

Penggunaan Metode Ekuitas


PSAK 15 (revisi 2013), "Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama,
mengharuskan metode ekuitas digunakan untuk pelaporan investasi di mana kepemilikan
investor atas saham berhak suara memberikan investor "kemampuan untuk mempunyai
pengaruh signifikan atas kebijakan operasi dan keuangan perusahaan.
Karena adanya kemungkinan kesulitan dalam menentukan tingkat pengaruh dalam
beberapa kasus PSAK 15 menetapkan aturan 20%. Jika tidak terdapat bukti lain yang
menunjukkan sebaliknya, investor yang mempunyai 20% atau lebih saham berhak suara
investee diasumsikan memiliki pengaruh signifikan atas investee. Sebaliknys, investasi lebih
kecil dari 20% atas saham berhak suara bevester harus diasumalkan tidak mempunyai
kemampuan untuk memiliki pengaruh signifikan. kecuali kemampuan tersebut dapat
ditunjukkan.

Ekuitas Investor atas investee


Dalam metode eksiltas, investor mencatat investasi sebesar biaya perolehan awal
Pengaruh dart laba, rugi, dan dividen invester terhadap akun investasi investor dan akun lain
dapat digambarkan sebagai berikut.

8
Pengakuan Pendapatan
Untuk mengilustrasikan, asumsikan PT ABC memperoleh pengaruh signifikan atas PT
XYZ dengan membeli 20% saham biasa IT XYZ pada awal tahun. PT XYZ melaporkan laba
sebesar Rp60.000.000 untuk tahun berjalan. PT ABC mencatat bagiannya atas laba PT XYZ
sebesar Rp12.000.000 dengan ayat jurnal sebagai berikut.

(4) Investal pada Saham PT XYZ 12.000.000


Pendapatan dari investee 12.000.000
Mencalat pendapatan dan investasi pada PT XYZ :
Rp. 60.000.000 x 0,20

Ayat jurnal ini dapat disebut sebagai akrual ekuitas (equity accrual) dan biasanya dibuat
sebagai ayat jurnal penyesuaian pada akhir periode. Jika investee melaporkan rugi untuk
periode tersebut. investor mengakui bagiannya atas rugi tersebut dan mengurangi nilai tercatat
investasi sebesar jumlah tersebut.

Pengakuan Dividen
Dividen dari investan tidak diakui sebagai pendapatan dalam metode ekuitas karena
bagian investor ata labs veste diakut pada saat laba tersebut diakui oleh investee. Sebaliknya,
dividen tersebut dipandang sebagai pembagian laha yang sebelumnya telah diakul dan telah
dikapitalisasi dalam nilai tercatat investa. Oleh karena itu, jika PT ABC memiliki 20% saham
ba PT XYZ dan PT XYZ mengumumkan serta membayar dividen sebesar Rp20.000.000, ayat
jurnal beriku dicatat dalam pembukuan PT ABC untuk mencatat bagiannya atas dividen
tersebut.

(5) Kas 4.000.000


Investasi pada Saham PT XYZ 4.000.000
Mancatat penerimaan dividen dari PT XYZ ;
Rp20.000.000 x 0.30

9
Nilai Tercatat Investasi
Untuk mengilustrasikan perubahan dalam nilai tercatat investasi berdasarkan metode
ekuitas asumsikan setelah PT ABC mengakuisisi 20% saham biasa PT PT XYZ senilai
Rp100.000.000, PT XYZ memperoleh laba sebesar Rp60.000.000 dan membayar dividen
Rp20.000.000. Nilai tercatat investasi diawali dengan biaya perolehan awal Rp100.000.000
dan bertambah sebesar bagian PT ABC atas laba PT XYZ yaitu sebesar Rp12.000.000. Nilai
tercatat dikurangi oleh bagian PT ABC atas dividen PT XYZ. yaitu Rp4.000.000. Oleh karena
itu, nilai tercatat investasi pada akhir periode adalah Rp108.000.000 (Rp100.000.000+
Rp12.000.000 - Rp4.000.000). Akun investasi pada pembukuan PT ABC akan terlihat sebagai
berikut.

Kenaikan akun investasi sebesar Rp8.000.000 mencerminkan bagian PT ABC sebesar 20%
atas laba PT XYZ yang tidak dibagikan (Rp 60.000.000 - Rp 20.000.000) untuk periode
tersebut.

Akuisisi pada Tanggal Interim


Pada saat investasi dibeli, investor mulai mengakui pendapatan dari investee
menggunakan metode ekuitas pada tanggal akuisisi. Tidak ada laba investire sebelum tanggal
akuisisi investasi yang boleh diakui oleh investor
Untuk mengilustrasikannya, asumsikan PT ABC mengakuitisi 20% saham biasa FT
XYZ pada tanggal 1 Oktober senilai Rp109.000.000. PT XYZ mengakuil laba secara merata
selama tahun tersebut sebesar Rp60,000,000 dan membayar dividen sebesar Rp20.000.000
pada tanggal 20 Desember. Nilai tercatat investasi meningkar Rp3.000.000, yang
menunjukkan bagian PT ABC atas laba bersih PT XYZ yang diperoleh antara tanggal 1
Oktober dan 31 Desember, dan menurun Rp4.000.000 dari dividen yang diterima pada akhir
tahun.

10
Perbedaan antara Biaya Perolehan Investasi dan Nilal Buku yang Mendasari
Ada beberapa alasan mengapa biaya perolehan investasi dapat melebihi nilai buku aset
bersih yang mendasari dan menimb dan menimbulkan selisih positif. Salah satu alasannya
adalah aset investee bernilai lebih dibandingkan nilai bukunya. Alasan lain adalah adanya
goodwill yang tidak tercatat karena adanya kemampuan menghasilkan laba lebih oleh
investee. Alasan apa pun yang menyebabkannya, bagian dari selisih yang berkaitan dengan
aset tertentu dari investee, termasuk goodwill, harus diketahui.

Amortisasi atau Penghapusbukuan Selisih


Pendekatan untuk mengamortisasi selisih yang paling konsisten dengan ide
mencerminkan semua aspek investasi dalam satu baris di laporan posisi keuangan dan satu
baris pada laparan laba rugi adalah dengan mengurangi pendapatan yang diakui investor dari
imester dan saldo akun investasi.

Pendapatan dari Investee xxx


Investasi pada Saham Biasa Investee xxx

Ilustrasi Perlakuan Selisih


Untuk mengilustrasikan metode ekuitas di mans biaya perolehan investasi melebihi nilai
buku puta aset bersih yang mendasari, asumsikan PT Antariksana membeli 40% saham biasa
PT Barapan pada tanggal 1 Januari 2008, senilai Rp200.000.000. PT Barapanas pada tanggal
tersebut mempunyai aset bersih dengan nilai buku Rp400.000.000 dan nilai wajar
Rp465.000.000. Bagian PT Antariksana sta nilai buku aset bersih PT Barapanas pada saat
akuisisi adalah Rp160.000.000 (Rp400.000.000 x0,40) Selisih sebesar Rp10.000.000.000
dihitung sebagai berikut.

11
Selisih lebih nilai wajar di atas nilai buku sebesar Rp65.000.000 terdiri dari Rp
15.000.000 peningkatan nilai tanah PT Barapanas dan Rp50.000.000 peningkatan nilai
peralatan PT Barapanas. Sebesar 40% bagian PT Antariksana atas peningkatan nilai aset PT
Harapanas adalah sebagai berikut

Oleh karena itu, selisih sebesar Rp26.000.000 dialokasikan ke tanah dan peralatan, dan
sisannya Rp14.000.000 dialokasikan ke goodwill. Alokasi selisih tersebut dapat dillustrasikan
sebagai berikut.

PT Barapanas mengumumkan dividen sebesar Rp20.000.000 selama tahun 2006 dan


pada akhir tahun melaporkan laba bersih Rp80.000.000 selama tahun tersebut. Dengan
menggunakan metode ekuitas, PT Antariksana mencatat ayat jurnal berikut dalam
pembukuannya selama tahun 2008.
(6) Investasi pada Saham PT Barapanas 20.000.000
Kas 20.000.000
Mencatat pembelan saham PT Barapanas

(7) Kas 8.000.000


Investasi pada Saham PT Barapanas 8.000.000
Mercatat dividen dari PT Berapanas: Rp20.000.000 x 0,40

12
(8) Investasi pada Saham PT Berapanas 32.000.000
Pendapatan dan investee 32.000.000
Mencatat pendapatan metode ekuitas: 80.000 x 0.40
(9) Pendapatan dari investee 4.000.000
Investasi pada Saham PT Barapanas 4.000.000
Amortissal selisih pembelian terkait dengan peralatan

Dengan ayat-ayat jurnal tersebut, PT Antariksana mengakui pendapatan Rp28.000.000


dari PT Barapanas dan menyesuaikan investasinya di PT Barapanas menjadi bersaldo akhir
Rp220.000.000.

Pelepasan Selisih Aset Terkait


Walaupun selisih dimasukkan dalam pembukuan investor sebagal bagian dari akun
investasi, selich tersebut terkait dengan aset tertentu dari investee. Oleh karena itu, jika
invester melepaskan aset dengan mana selisih tersebut terkait, maka bagian selisih tersebut
harus dikeluarkan dari akun investasi di pembukuan investor.
Sebagai contoh, jika dalam ilustrasi sebelumnya PT Barapanas menjual tanah di mana
tanah tersebut terkait dengan selisih PT Antariksana sebesar Rp60.000.000, PT Antariksana
tidak mengakui penuh 40% keuntungan atau kerugian dari penjualan tersebut. Asumsikan
bahwa PT Barapanas semula membeli tanah tersebut di tahun 2000 dengan harga
Rp75.000.000 dan menjual tanah tersebut di tahun 2009 dengan harga Rp125.000.000. PT
Barapanas mengakui keuntungan dari penjualan sebesar Rp50.000.000, dan bagian PT
tariksana atas keuntungan tersebut sebesar 40%, atau Rp20.000.000, Akan tetapi sebenarnya
bagian keuntungan yang diakul oleh PT Antariksana harus disesuaikan dengan penghitungan
sebagai berikut karena terdapat jumlah selisih lebih di atas nilai buku yang dibayar oleh PT
Antariksana atas investasinya di PT Barapanas.

13
Jadi, jika PT Barapanas melaporkan laba bersih (termasuk keuntungan dari penjualan
tanah) sebesar Rp150.000.000 untuk tahun 2009, PT Antariksana mencatat ayat jurnal berikut
(tidak memperhitungkan dividen dan amortisasi selisih terkait dengan peralatan).
(10) Investasi pada Saham PT Barapanas 60.000.000
Pendapatan dari Investee 60.000.000
Mencatat pendapatan metode ekuitas: Rp150.000.000 x 0,40

(11) Pendapatan dari Investee 6.000.000


Investasi pada Saham PT Barapanas 6.000.000
Menghapus selisih terkait dengan tanah PT Barapanas yang dijual

Penurunan Nilai Investasi


Nilai baru yang lebih rendah tersebut menjadi titik awal untuk penerapan berlanjut dari
metode ekultas Kenaikan kembali dari nilai investasi boleh diakui Indikan penurunan nilai
akan mengacu pada PSAIC 55 (revial 2013) dan penentuan penurunan nilai akan mengacu
pada PSAK 48.

Perubahan Jumlah Lembar Saham yang Dimiliki


Beberapa perubahan dalam jumlah lembar saham biasa yang dimiliki oleh investor
mempunyai perlakuan yang mudah dalam metode ekuitas, tetapi beberapa perubahan yang
lain memerlukan perhatian lebih. Perubahan yang disebabkan oleh dividen saham, pemecahan
saham, atau pemecahan saham terbalik (reverse splir) diperlakukan dengan cara yang sama
dalam metode nilai wajar. Tidak ada pengakuan formal yang diperlukan dalam pembukuan
investor. Di sisi lain, pembelian dan penjualan saham memerlukan pengakoan formal,

14
Pembelian Saham Tambahan
Pembelian lembar saham biasa tambahan atas saham biasa yang sudah dimiliki oleh
investor dan dicatat menggunakan metode ekuitas hanya menyebabkan penambahan biaya
perolehan saham baru tersebut dalam akun investasi dan menerapkan metode ekuitas dengan
cara yang sama mulai dari tanggal akuisisi. Investasi baru dan lama pada saham yang sama
digabungkan untuk tujuan pelaporan keuangan. Pendapatan yang boleh diakui atas saham
baru tersebut hanya boleh diakui oleh investor sejak tanggal akuisisi.

Penjualan Saham
Untuk mengilustrasikan perubahan ke metode ekuitas, asumsikan bahwa PT
Aroganomos membell 50% saham biasa PT Zorois pada 2 Januari 2007, dan menjual 30%
pada 2 Januari 2010. Selanjutnya, asumsikan bahwa PT Aroganomos beralih ke metode nilai
wajar pada 2 Januari 2010 karena ia kehilangan kemampuan untuk memengaruhi PT Zorois
secara signifikan. Berikut ini data laba dan dividen untuk PT Zorois, dan mengasumsikan
pembelian saham pada nilai buku, maka pendapatan investasi yang dilaporkan oleh PT
Aroganomos pada awalnya dan yang disajikan kembal adalah sebagai berikut.

Jadi, dalam laporan keuangan PT Aroganomos tahun 2010, laporan keuangan


komparatif untuk tahun 2007, 2008, dan 2009 disajikan kembali untuk memasukkan 50%
saham pada dividen PT Zorois dan mengeluarkan dari laba saham PT Aroganomos atas laba
bersih yang diakui berdasarkan metode ekuitas. Selain itu, akun investasi dan saldo laba PT
Aroganomos disajikan kembali seakan akan metode nilai wajar telah diterapkan dari tanggal
akuisisi awal. Penyajian kembali tersebut dilakukan pada pembukuan PT Aroganomos dengan
membuat ayat jurnal berikut pada tanggal 2 Januari 20X4.

15
(12)Saldo Laba. Rp. 12.500.000
Investasi pada Saham PT Zorbis. Rp.12.500.000
Menyajikan kamball aun nvestasi dari metode bleye ke metode ekuitas:
Rp.27.500.000 - Rp 15.000.000

PERBANDINGAN METODE NILAI WAJAR DAN METODE EKUITAS


Ikhtisar Perbandingan Metode Biaya dan Metode Ekuitas

KEPEMILIKAN SELAIN INVESTASI PADA SAHAM BIASA


Pada tahun-tahun belakangan terjadi peningkatan dalam kepemilikan perusahaan di
entitas lain selain investasi dalam saham blasa. Kepemilikan tersebut dapat melibatkan
investasi ekuitas di persekutuan, atau kepentingan yang tidak mencerminkan kepemilikan
pada semua. Karena keragaman dan kompleksitas dari berbagai jenis pengaturan, aturan-
aturan akuntansi, jika ada, sering sekali kompleks atau, dalam beberapa kasus, tidak
dijelaskan secara spesifik.

BEBERAPA PERTIMBANGAN SEHUBUNGAN DENGAN METODE EKUITAS


Penentuan Pengaruh Signifikan
Terdapat beberapa faktor yang dapat menunjukkan bukti lain mengenai kemampuan untuk
mempunyai pengaruh signifikan, yaitu sebagai berikut.
1. Perwakilan dalam dewan direksi
2. Partisipasi dalam pengambilan kebijakan.
3. Transaksi pokok antarperusahaan.

16
4. Pertukaran personel manajerial
5. Ketergantungan teknologi.
6. Besaran investasi dalam kaitannya dengan konsentrasi pemegang saham lain.

Laba Antarperusahaan yang Belum Direalisasi


Metode ekuitas yang diterapkan berdasarkan PSAK 15 sering disebut konsolidasi satu
baris (one line consolidation) karena (a) laba investor dan ekuitas pemegang saham adalah
sama jika invester dikonsolidasi dan (b) semua penyesuaian metode ekuitas dilakukan melalui
akun investasi dan pendapatan investasi, yang dilaporkan hanya satu baris dalam laporan
posisi keuangan dan a baris dalam laporan laba rugi,
laporan keuangan konsolidasian bukan satu-satunya yang terpengarah, karena laba
investor yang melaporkan investasi menggunakan metode ekuitas adalah sama jika investre
dikonsolidasi. Oleh karena itu, pendapatan metode dauitas investor dari investee juga harus
disesuaikan terhadap laba penjualan antarperusahaan yang belum direalisasi tersebut. Istilah
yang digunakan untuk penerapan metode ekuitas yang memasukkan penyesuaian terhadap
laba belum terealisasi dari penjualan afiliasi disebut metode ekuitas disesuaikan penuh (fully
adjusted equity method).

Penyesuaian untuk Laba Antarperusahaan yang Belum Direalisasi


Penjualan antarperusahaan biasanya dicatat pada pembukuan penjual dengan cara yang
sama seperti penjualan lain, termasuk pengakuan laba. Dalam penerapan metode ekuitas, laba
belum terealisasi yang masih ada pada akhir periode harus dikurang dari jumlah pendapatan
yang seharusnya dilaporkan .

Aturan Tambahan darl PSAK 15


PSAK 15 pernyataan yang mengatur pelaporan metode ckultas, menjelaskan beberapa aturan
tambahan berikut
1. Jika bagian investor atas kerugian investee meiebihi nilai tercatat investasi, maka
metode ekuiutas tidak lagi dipergunakan katika nilai investasi telah menjadi nol. Tidak
ada lagi kerugian yang diakui oleh lovestor. Jika, setelah metode ekuitas tidak lagi
dipergunakan invester melaporkan laba bersih, maka investor harus menggunakan

17
metode ekuitas kembali, tetapi hanya setelah bagian investor atas laba bersih sama
dengan bagiannya atas rugi yang sebelumnya tidak diakui
2. Dividen preferen dari investee harus dikurangi dari laba bersih investee jika
diumumkan atair, diumumkan atau tidak, jika saham preferen tersebut kumulatif,
sebelum investor menghitung baglannya atas leba invester.
3. Jika terdapat penurunan permanen atas nilai investasi, maka nilai tercatat investasi
harus dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut.
Bagian Investor atas Laba Komprehensif Lainnya
Ketika investor menggunakan metode ekuitas untuk mencatat investasi pada perusahaan
lain, didalam laba komprehensifnya juga harus dimasukkan bagian proporsional untuk tiap
jumlah yang dilaporkan sebagai "Laba Komprehensif Lainnya" (other comprehensive income)
oleh investee. Sebagai contoh, asumsikan PT Andaradika membeli 40% saham biasa PT
Baranatama pada tanggal 1 Januari 2008. Untuk tahun 2008, PT Baranatama melaporkan laba
bersih sebesar Rp80.000.000 dan laba komprehensif Rp115.000.000, termasuk laba
komprehensif lainnya sebesar (sebagai tambahan laba bersih) Rp35.000.000. Laba
komprehensif lainnya tersebut mencerminkan keuntungan yang belums. direalisasi sebesar
Rp35.000.000 (setelah dikurangi pajak) dihasilkan dari peningkatan nilai wajar dari investasi
saham yang diklasifikasikan sebagai tersedia-untuk-dijual berdasarkan kriteria yang
ditetapkan dalam PSAK 15. Selain pencatatan ayat jurnal metode ekuitas yang umum, PT
Andaradika mengakui bagian proporsionalnya atas keuntungan belum terealisasi dari
sekuritas tersedia untuk dijual yang dilaporkan PT Baranatama selama tahun 2008 dengan
ayat jurnal berikut.
(16) investasi pada Saham PT Baranatama 14.000.000
Keuntungan Belum Direalisasi dari Investasi pada Investee 14.000.000
Mengakui bagian atas keuntungan belum terealisasi investee
dari sekuritas tersedia untuk dijual.

Akuntansi untuk Investasi pada Anak Perusahaan


Perusahaan mempunyai tiga pendekatan yang berbeda dalam penggunaan akuntansi
untuk anak perusahaan yang dikonsolidasi:
1. Metode ekuitas disesuaikan penuh.

18
2. Metode ckaitas versi modifikasi.
3. Metode nilai wajar.

Ikhtisar Konsep-konsep Penting


Metode nilai wajar sama dengan pendekatan yang digunakan untuk akuntansi aset
tidak lancar lainnya. Investasi dicatat pada nilai wajarnya bagi investor. Konsisten dengan
konsep realis, pendapatan dari investasi diakul pada saat dibagikan ke investor dalam bentuk
dividen.
Metode ekuitas mempunyai keunikan di mana nilai tercatat investasi disesuaikan
secara berkala untuk mencerminkan perubahan ekuitas investor atas investee. Pendapatan dari
investasi diakui oleh investor berdasarkan metode ekuitas jika investee melaporkan laba
bukan pada saat dibagikan.

2.2 Isi Ringkasan Buku Pembanding

Bab 2
Laporan Konsolidasi Hubungan Perusahaan Induk Dan Anak

Pencatatan Investasi Pada Perusahaan Anak


Pemilikan saham-saham oleh suatu perusahaan terhadap perusahaan lain dapat
dilakukan dengan berbagai cara. Di antara cara – cara yang paling sering dijumpai adalah
pembelian langsung (tunai), pertukaran dengan kekayaan (aktiva) lainnya atau pertukaran
dengan surat-surat berharga.
Dalam hal saham – saham diperoleh dengan jalan membeli secara tunai, investasi
tersebut dicatat sebesar harga perolehannya yaitu sebesar jumlah uang yang diperlukan
(yang dikeluarkan) untuk memperoleh saham-saham tersebut.
Contoh 1 : PT. X bertempat kedudukan di Yogjakarta, bermaksud untuk membuka sebuah
kantor cabangnya di Jakarta pada tanggal 1 Januari 2005. Untuk meksud tersebut PT. X
telah mengirim uang tunai dan barang dagangan masing – masing sebesar Rp. 100.000,-

19
dan Rp. 400.000,-. Berikut ini Neraca PT. X dan Kantor Cabang Jakarta, sesaat setelah
terjadinya transaksi tersebut :
PT. X
Kantor Pusat Yogyakarta
Neraca per 1 Januari 2005

Aktiva Kewajiban dan Ekuitas

200.000 300.000
- Kas - Utang Dagang

400.000 3.000.000
- Piutang Dagang - Modal Saham

- Persediaan Barang
1.500.000 - Agio Saham 1.000.000
Dagangan

- Kantor Cabang Jakarta 500.000 - Laba Yang Ditahan 700.000


- Aktiva Tetap (Nilai Buku)

2.400.000 4.700.000

Jumlah Aktiva 5.000.000 Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 5.000.000

20
PT. X
Kantor Cabang Jakarta
Neraca, per 1 Januari 2005

Aktiva Kewajiban dan Ekuitas

- Kas 100.000 - Kantor Pusat 500.000

- Persediaan Barang 400.000


Dagangan Jumlah Kewajiban & Ekuitas
Jumlah Aktiva 500.000 500.000

PT. X dan Kantor Cabngnya


Daftar Lajur Untuk Penyusunan
Neraca Gabungan per 1 Januari 2005

Rekening Kantor Kantor Eliminasi Neraca Gabungan


Neraca Pusat Cabang D K D K

Debit :
- Kas 200.000 100.000 300.000
- Piutang Dagang 400.000 400.000
- Persediaan Barang 1.500.000 400.000 1.900.000
Dagangan
- Kantor Cabang 500.000 500.000
- Aktiva Tetap 2.400.000 2.400.000
5.000.000 500.000

Kredit :

21
- Utang Dagang 300.000 300.000
- Kantor Pusat 500.000 500.000
- Modal Saham 3.000.000 3.000.000
- Agio Saham 1.000.000 1.000.000
- Laba Ditahan 700.000 700.000
5.000.000 500.000 500.000 500.000 5.000.000 5.000.000

PT. X
Neraca Gabungan Kantor Pusat dan Cabang
Per 1 Januari 2005

AKTIVA

Aktiva Lancar :
- Kas 300.000
- Piutang Dagang 400.000
- Persediaan Barang 1.900.000

Jumlah Aktiva Lancar 2.600.000


Aktiva Tetap (Neto) 2.400.000
Jumlah Aktiva 5.000.000

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

Kewajiban :
- Utang Dagang 300.000

Ekuitas :
- Modal Saham 3.000.000
- Agio Saham 1.000.000
- Laba Yang Ditahan 700.000

4.700.000

22
Jumlah Kewajiban & Ekuitas 5.000.000

Contoh 2 :
Penyusunan Neraca Konsolidasi, jika perusahaan induk memiliki 100% saham-saham
perusahaan anak sebesar / sesuai dengan nilai bukunya. Perusahaan anak dalam keadaan
deficit. Jika diperhatikan dari contoh 2, khususnya mengenai komposisi hak-hak pemegang
saham PT. Prambini (perusahaan anak), maka kekayaan bersih PT. Prambini sebesar Rp.
37.500.000,- dapat pula terjadi dengan komposisi dimana perusahaan tersebut dalam
keadaan deficit. Misal : komposisi hak-hak pemegang saham PT. Prambini pada tanggal 1
Januari 2001 tersebut adalah sebagai berikut :
- Modal saham, 250 lbr @ Rp. 200.000,- Rp. 50.000.000,- -
Defisit (Rp. 12.500.000,-)
Jumlah Hak – hak Pemegang Saham Rp. 37.500.000,-

PT. Dani dan Perusahaan Anaknya (PT. Prambini)


Daftar Lajur Untuk Penyusunan Neraca
Konsolidasi per 1 Januari 2001

Rekening PT. Dani PT.Prambini Eliminasi Neraca Konsolidasi


Neraca Rp. Rp. D K D K

Debit :
Investasi saham - -
PT.Prambini 37.500.000 - -
Elim 100% - - -
Modal Saham - 50.000.000
Elim 100% - - -
Laba Ditahan 12.500.000 -
Macam-macam 45.000.000

23
Aktiva 50.000.000 - - 95.000.000

45.000.000
87.500.000
Kredit :

Macam-macam 7.500.000 -
Utang 12.500.000 - - 20.000.000
Modal Saham - -
PT. Dani 50.000.000 - - 50.000.000
Laba Ditahan - -
PT. Dani 25.000.000 - - 25.000.000
Modal Saham - 50.000.000 -
PT. Prambini - - -
Elim 100% - -
- 50.000.000 - -
Defisit PT.
- (12.500.000) -
Prambini - - -

Elim 100% - - - 12.500.000 - -

87.500.000 45.000.000 62.500.000 62.500.000 95.000.000 95.000.000

Bab 3
Laporan Keuangan Konsolidasi Dengan Metode Equity

Metode Ekuitas
Akuntansi metode ekuitas berdasarkan PSAK No. 4 pada dasarnya adalah akuntansi
akrual untuk investasi ekuitas yang memungkinkan perusahaan investor menggunakan pengaruh

24
yang signifikan terhadap perusahaan investi. Berdasarkan metode ekuitas, investasi dicatat pada
biaya perolehan dan disesuaikan dengan keuntungan, kerugian dan deviden. Perusahaan investor
melaporkan bagian miliknya yang menjadi keuntungan perusahaan investi sebagai pendapatan
investasi dan bagian bebannya dari kerugian perusahaan investi sebagai kerugian investasi.
Rekening investasi ditambah dengan pendapatan investasi dan dikurangi dengan kerugian
investasi. Dividen yang diterima dari perusahaan investi adalah disinvestasi berdasarkan metode
ekuitas, dan dividen tersebut dicatat sebagai pengurang rekening investasi. Maka pendapatan
investasi pada metode ekuitas merefleksikan bagian investor atas laba bersih perusahaan investi,
dan rekening investasi merefleksikan bagian investor atas aktiva bersih investi.
Metode Biaya
Berdasarkan metode biaya, investasi dalam saham biasa dicatat pada biayanya, dan
dividen dari laba berikutnya dilaporkan sebagai pendapatan dividen. Ada suatu pengecualian,
dividen yang diterima melebihi bagian laba investor setelah saham diperoleh, dianggap sebagai
pengembalian modal (atau likuidasi dividen) dan dicatat sebagai pengurang terhadap rekening
investasi.

Pencatatan dengan Metode Ekuitas


1. Laba perusahaan anak
Investasi saham perusahaan anak xxx
Laba-rugi xxx
(% kepemilikan x laba perusahaan anak)
2. Rugi perusahaan anak
Laba-rugi xxx
Investasi saham perusahaan anak xxx
(% kepemilikan x rugi perusahaan anak)
3. Dividen perusahaan anak
Piutang dividen/kas xxx
Investasi saham perusahaan anak xxx
(% kepemilikan x dividen perusahaan anak)

Pencatatan dengan Metode Biaya

25
1. Laba perusahaan anak
Tidak dijurnal
2. Rugi perusahaan anak
Tidak dijurnal
3. Dividen perusahaan anak
Piutang dividen/kas xxx
Pendapatan dividen xxx
(% kepemilikan x dividen perusahaan anak) Metode Ekuitas

26
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Kelebihan dan Kelemahan Buku Utama

 Kelebihan Buku Utama


1. Bahasa yang digunakan di dalam buku ini mudah dipahami
2. Kalimat penjelas dijelaskan dengan ringkas padat dan jelas
3. Setiap sub bab poin pembahasan dijelaskan secara rinci
4. Pada buku ini diberikan banyak contoh-contoh permaterinya.
5. Cover yang menarik dengan perpaduan beberapa warna

 Kelemahan Buku Utama


1. Contoh diberikan diakhir pembahasan materi , tidak diberikan setelah penjelasan
materi
2. Diakhir bab tidak diberikan refrensi daftar pustaka
3. Tidak diberikan pengurutan sub bab yang akan dibahas

3.2 Kelebihan dan Kelemahan Buku Pembanding


 Kelebihan Buku Pembanding
1. Sampul modul menarik, Materi tersusun secara rapi dan ringkas
2. Menampilkan banyak contoh setiap bab sehingga pembaca lebih memahami
3. Memberikan latihan soal

 Kelemahan Buku Pembanding


1. Materi yang disajikan kurang lengkap
2. Lebih dominan menjelaskan mengenai perhitungan dan sedikit ditemukan kalimat
penjelas

27
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setiap buku memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri, ada yang memuat
defenisi yang sederhana dan ada juga yang menggunakan penjelasan-penjelasan pada
dasarnya tergantung pada pembaca dan pemahamanlah yang dituntut, dan penilaian orang
adalah berbeda. Pada dasarnya setiap buku itu adalah baik dan layak untuk dibaca tetapi kita
harus memilih buku yang sesuai dalam pelajaran kita dan memenuhi kompetensi.
Dalam Critical Book Report ini sudah dijelaskan dan dipaparkan oleh reviewer
tentang isi, kelebihan dan kekurangan dari buku utama dan pembading. Kami lebih
merekomendasikan buku utama untuk digunakan oleh pendidik maupun peserta didik
(mahasiswa) karena pembahasan materi lebih lengkap disertai dengan contoh –contoh
dibanding buku pembanding.

4.2 Saran
Kedua buku ini pada dasarnya sangat baik digunakan sebagai panduan memahami materi
Akuntansi Keuangan Lanjutan II . Tetapi seiring dengan perkembangan zaman yang selalu
berubah maka alangkah baiknya jika kedua buku ini diperbaharui agar memberikan
rangkuman , pembahasan yang lebih baru lagi terutama untuk buku pembanding ,untuk
menguji pengetahuan pembaca terhadap materi yang ada di buku utama dan buku
pembanding.
Penulis menyadari bahwa dalam tulisan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
dengan penuh kerendahan hati kami berharap kritik dan saran yang membangun agar dapat
memperbaikinya dengan baik untuk berikutnya.

28
DAFTAR PUSTAKA

E Baker , Richard dkk . 2015 . Akuntansi Keuangan Lanjutan . Jakarta : Salemba Empat.
Satria, Dy Ilham .2016 . Modul Akuntansi Keuangan Lanjutan 2. Lhokseumawe : Universitas
Malikussaleh .

29

Anda mungkin juga menyukai