Anda di halaman 1dari 290

PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN
Dalam Meningkatkan
Pemahaman Kewirausahaan
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

PENGANTAR
KEWIRAUSAHAAN
Dalam Meningkatkan
Pemahaman Kewirausahaan

Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd


Drs. Dadang Mulyana, M.Pd

Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana


PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN
Dalam Meningkatkan Pemahaman Kewirausahaan
Penulis: Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd., dan
Drs. Dadang Mulyana, M.Pd.

Copyright © 2018, pada penulis


Hak cipta dilindungi undang-undang
All rigths reserved

Penata letak: Muhammad Yunus Nasution


Perancang sampul: Aulia@rt

Diterbitkan oleh:
PERDANA PUBLISHING
Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana
(ANGGOTA IKAPI No. 022/SUT/11)
Jl. Sosro No. 16-A Medan 20224
Telp. 061-77151020, 7347756 Faks. 061-7347756
E-mail: perdanapublishing@gmail.com
Contact person: 08126516306

Cetakan pertama : Juli 2018

ISBN 978-602-5674-36-5

Dilarang memperbanyak, menyalin, merekam sebagian atau seluruh


bagian buku ini dalam bahasa atau bentuk apapun tanpa
izin tertulis dari penerbit atau penulis
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

KATA PENGANTAR

P
ertama sekali penulis mengucapkan puji dan syukur kepada
Allah s.w.t yang senantiasa memberikan taufik dan hidayahNya
sehingga buku ini dapat selesai ditulis. Penulisan buku pengantar
kewirausahaan ini didorong oleh keinginan penulis untuk membantu
para peserta maupun masyarakat umum dalam meningkatkan pemahaman
tentang kewirausahaan sehingga dapat menunjang keterampilan yang
dimiliki maupun diperoleh dari kegiatan pelatihan. Semoga dengan mening-
katnya pemahaman terhadap kewirausahaan berdampak terhadap keinginan
berwirausaha. Jika diperhatikan minat pemuda/masyarakat untuk berwirausaha
cenderung kurang karena berbagai hal, kiranya dengan memahami isi
buku ajar ini peserta tertarik untuk menekuni kegiatan atau pekerjaan
yang dikembangkan berdasarkan konsep-konsep kewirausahaan.
Buku ini dihimpun dari berbagai sumber dan bahan untuk dapat
memberikan pemahaman tentang kewirausahaan yang dikemas dalam
bentuk buku pengantar. Penulis menyadari bahwa buku ini masih memiliki
banyak kekurangan dan kelemahan, oleh sebab itu penulis dengan senang
hati mengharapkan saran dan kritik untuk penyempurnaan buku ini pada
edisi berikutnya. Atas kritik dan saran dari semua pihak penulis mengucapkan
terima kasih. Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan dorongan dan dukungan
baik moril maupun material kepada penulis sehingga buku ini dapat terwujud.

Medan, September 2017

Abdul Muin Sibuea

v
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................... v


Daftar Isi .................................................................................... vi

BAB I
KONSEP KEWIRAUSAHAAN ................................................ 1
A. Pengertian Kewirausahaan ................................................... 1
B. Faktor-Faktor Keberhasilan dan Kegagalan Usaha ............... 4
C. Ciri-Ciri Wirausaha yang Berhasil/Unggul ........................... 20
D. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kegagalan Wirausaha .... 21

BAB II
PRILAKU KERJA PRESTATIF ............................................... 23
A. Pengertian Perilaku Kerja Prestatif ........................................ 23
B. Menanamkan Perilaku Kerja Prestatif .................................. 27
C. Pentingnya Bekerja Prestatif ................................................. 29

BAB III
SEMANGAT WIRAUSAHA ..................................................... 33
A. Kreatifitas dan Inovatif ......................................................... 33
B. Motivasi dan Sikap ................................................................ 43

BAB IV
KOMITMEN DALAM USAHA ................................................ 49
A. Pengertian Komitmen Tinggi ................................................ 49
B. Faktor-Faktor Komitmen Tinggi ............................................ 49
C. Menerapkan Perilaku Tepat Waktu ....................................... 50
D. Menerapkan Perilaku Tepat Janji ......................................... 50

vi
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

E. Menerapkan Kepedulian Terhadap Mutu Hasil Kerja ........... 51


F. Menerapkan Komitmen Tinggi Terhadap Pengendalian Diri 52

BAB V
SIKAP MANDIRI ..................................................................... 53
A. Mengembangkan Kepercayaan Diri ...................................... 53
B. Pengembangan Sikap Percaya Pada Diri Sendiri ................... 54
C. Pengembangan Rasa Percaya Pada Diri Sendiri .................... 58
D. Mengembangkan Sikap Kemauan Diri ................................. 61
E. Mengembangkan Sikap Kerja Positif .................................... 63
F. Mengukur Kemampuan dan Kelakuan Pribadi .................... 66
G. Mengembangkan Sikap Positif .............................................. 71

BAB VI
PENDIRIAN USAHA............................................................... 76
A. Prosedur Pengurusan Izin Usaha .......................................... 76
B. Sistem Pengelolaan Keuangan .............................................. 83
C. Memilih dan Menetapkan Tempat Usaha ............................. 91
D. Pengelolaan Fasilitas dan Bahan Baku Produksi................... 94
E. Merekrut dan Menempatkan SDM/Tenaga Kerja ................. 105
F. Mempersiapkan Administrasi Usaha .................................... 110

BAB VII
PELUANG USAHA .................................................................. 115
A. Peluang dan Resiko Usaha .................................................... 115
B. Faktor-Faktor Keberhasilan dan Kegagalan Usaha ............... 117
C. Mengembangkan Ide dan Peluang Usaha ............................. 126
D. Menganalisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan ... 134
E. Memetakan Peluang Usaha ................................................... 138
F. Pemanfaatan Peluang Secara Kreatif dan Inovatif ............... 140

BAB VIII
RESIKO DALAM USAHA ....................................................... 143
A. Mengelola Keuangan ............................................................ 143

vii
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

B. Menganalisis Potensi Pasar ................................................... 146


C. Memasarkan Produksi/Jasa.................................................. 157
D. Menganalisis Pelanggan ........................................................ 161
E. Menganalisis Pesaing ............................................................ 163
F. Mengelola Proses Produksi .................................................... 164
G. Mengelola Administrasi Kantor ............................................ 167
H. Pengenalan Analisis SWOT ................................................... 169

BAB IX
ASPEK-ASPEK PERENCANAAN USAHA ............................ 173
A. Tujuan dan Sasaran Usaha ................................................... 173
B. Bentuk-Bentuk Badan Usaha ................................................ 176
C. Struktur Organisasi Sederhana ............................................. 177
D. Produk dan Jasa .................................................................... 181
E. Pengelolaan Persediaan ......................................................... 184
F. Proses Produksi ..................................................................... 187
G. Penyimpanan Produk ............................................................ 189
H. Menetapkan Bentuk Badan Usaha ........................................ 190
I. Perizinan Usaha ..................................................................... 194
J. Surat Menyurat ..................................................................... 197
K. Pencatatan Transaksi Keuangan ........................................... 206
L. Pajak Pribadi dan Pajak Usaha .............................................. 225

BAB X
PROPOSAL USAHA ................................................................ 232
A. Prospek Usaha ....................................................................... 232
B. Sistematika Penyusunan Proposal Usaha .............................. 233
C. Membuat Proposal Usaha ..................................................... 235

BAB XI
USAHA KECIL ......................................................................... 237
A. Defenisi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Penerapan
Fungsi Manajemen ................................................................ 237

viii
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

B. Perencanaan Usaha ............................................................... 242


C. Penyusunan dan Manfaat Perencanaan Usaha .................... 245

BAB XII
MENGEVALUASI HASIL USAHA .......................................... 250
A. Rasio Keuangan .................................................................... 250
B. Teknik Menyusun Laporan ................................................... 261
C. Pengembangan Kegiatan Usaha ............................................ 267

DAFTAR PUSTAKA ................................................................. 277

ix
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

x
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

BAB I

KONSEP KEWIRAUSAHAAN

A. PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN

W
irausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan
untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya
atau bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas merancang, menentukan
mengelola, mengendalikan semua usahanya. Sedangkan kewirausahaan
adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain.
Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau
kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam berusaha dalam
rangka meningkatkan pendapatan dalam kegaitan usahanya atau kiprahnya.
Seorang yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak puas dengan
apa yang telah dicapainya. Dari waktu-ke waktu, hari demi hari, minggu
demi minggu selalu mencari peluang untuk meningkatkan usaha dan
kehidupannya. Ia selalu berkreasi dan berinovasi tanpa berhenti, karena
dengan berkreasi dan berinovasi lah semua peluang dapat diperolehnya.
Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam
mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya.
Pada hakekatnya semua orang adalah wirausaha dalam arti mampu
berdiri sendiri dalam menjalankan usahanya dan pekerjaannya guna
mencapai tujuan pribadinya, keluarganya, msaayarakat, bangsa dan
negaranya, akan tetapi banyak diantara kita yang tidak berkarya dan
berkarsa untuk mencapai prestasi yang lebih baik untuk masa depannya,
dan ia menjadi ketergantungan pada orang lain, kelompok lain dan bahkan
bangsa dan negara lainnya.
Istilah kewirausahaan, kata dasarnya berasal dari terjemahan entrepreneur,
yang dalam bahasa Inggris di kenal dengan between take atau go between.

1
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Pada abad pertengahan istilah entrepreneur digunakan untuk menggambarkan


seseorang aktor yang memimpin proyek produksi. Konsep wirausaha
secara lengkap dikemukakan oleh Josep Schumpeter, yaitu sebagai orang
yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan
barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru
atau mengolah bahan baku baru. Orang tersebut melakukan kegiatannya
melalui organisasi bisnis yang baru atau pun yang telah ada. Dalam definisi
tersebut ditekankan bahwa wirausaha adalah orang yang melihat adanya
peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan
peluang tersebut. Sedangkan proses kewirausahaan adalah meliputi semua
kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang
dengan menciptakan suatu organisasi. Istilah wirausaha dan wiraswasta
sering digunakan secara bersamaan, walaupun memiliki substansi yang
agak berbeda.
Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5) menge-
mukakan definisi wirausaha sebagai berikut:
“An entrepreuneur is one who creates a new business in the face of risk
and uncertainty for the perpose of achieving profit and growth by identifying
opportunities and asembling the necessary resourses to capitalize on
those opportunuties”.

Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha


adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung
resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Secara
esensi pengertian entrepreneurship adalah suatu sikap mental, pandangan,
wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas
yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan.
Atau dapat juga diartikan sebagai semua tindakan dari seseorang yang
mampu memberi nilai terhadap tugas dan tanggungjawabnya. Adapun
kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif
dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya
meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewira-
usahan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar,
kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari
kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan seuatu yang
baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan

2
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan


hidup. Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak
seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif
kedalam dunia nyata secara kreatif.
Dari beberapa konsep yang ada 6 hakekat penting kewirausahaan
sebagai berikut (Suryana, 2003 : 13), yaitu:
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku
yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat,
kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker,
1959).
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi
dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk mem-
perbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai
suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth)
(Soeharto Prawiro, 1997).
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu
yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang ber-
manfaat memberi nilai lebih.
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan
jalan mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru
dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut
dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan
pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang
dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa
yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan
kepada konsumen.

Berdasarkan keenam konsep di atas, secara ringkas kewirausahaan


dapat didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif
(create new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses
dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang
dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko.

3
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Dari segi karakteristik perilaku, wirausaha (entepreneur) adalah mereka


yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan
miliknya sendiri. Wirausaha adalah mereka yang bisa menciptakan kerja
bagi orang lain dengan berswadaya. Definisi ini mengandung asumsi
bahwa setiap orang yang mempunyai kemampuan normal, bisa menjadi
wirausaha asal mau dan mempunyai kesempatan untuk belajar dan berusaha.
Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok (1) peluang dan, (2) kemampuan
menanggapi peluang, Berdasarkan hal tersebut maka definisi kewirausahaan
adalah “tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat
tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga,
produktif dan inovatif.” (Pekerti, 1997)

B. FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN USAHA


1. Motif Berprestasi Tinggi
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha
karena adanya motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive).
Menurut Gede Anggan Suhanda (dalam Suryana, 2003 : 32) motif
ber-prestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat
untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi.
Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Seperti yang
dikemukakan oleh Maslow (1934) tentang teori motivasi yang dipengaruhi
oleh tingkatan kebutuhan kebutuhan, sesuai dengan tingkatan pemuasannya,
yaitu kebutuhan fisik (physiological needs), kebutuhan akan keamanan
(security needs), kebutuhan harga diri (esteem needs), dan kebutuhan
akan aktualisasi diri (self-actualiazation needs).
Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan
untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan
sebelumnya. Wirausaha yang memiliki motif berprestasi pada umumnya
memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Suryana, 2003 : 33-34)
1) Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul
pada dirinya.
2) Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan
dan kegagalan.
3) Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.

4
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

4) Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan.


5) Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang (fiftyfifty).
Jika tugas yang diembannya sangat ringan, maka wirausaha merasa
kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari tantangan yang paling
sulit yang memungkinkan pencapaian keberhasilan sangat rendah.

Motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti


to move atau menggerakkan, (Steers and Porter, 1991:5), sedangkan
Suriasumantri (hal.92) berpendapat, motivasi merupakan dorongan,
hasrat, atau kebutuhan seseorang. Motif dan motivasi berkaitan erat dengan
penghayatan suatu kebutuhan berperilaku tertentu untuk mencapai
tujuan. Motif menghasilkan mobilisasi energi (semangat) dan menguatkan
perilaku seseorang. Secara umum motif sama dengan drive. Beck (1990:
19), berdasarkan pendekatan regulatoris, menyatakan “drive” sama seperti
sebuah kendaraan yang mempunyai suatu mekanisme untuk membawa
dan mengarahkan perilaku seseorang.
Sejalan dengan itu, berdasarkan teori atribusi Weiner (Gredler, 1991:
452) ada dua lokus penyebab seseorang berhasil atau berprestasi. Lokus
penyebab instrinsik mencakup (1) kemampuan, (2) usaha, dan (3) suasana
hati (mood), seperti kelelahan dan kesehatan. Lokus penyebab ekstrinsik
meliputi (1) sukar tidaknya tugas, (2) nasib baik (keberuntungan), dan
(3) pertolongan orang lain. Motivasi berprestasi mengandung dua aspek,
yaitu (1) mencirikan ketahanan dan suatu ketakutan akan kegagalan
dan (2) meningkatkan usaha keras yang berguna dan mengharapkan
akan keberhasilan (McClelland, 1976: 74-75). Namun, Travers (1982:435)
mengatakan bahwa ada dua kategori penting dalam motivasi berprestasi,
yaitu mengharapkan akan sukses dan takut akan kegagalan.
Uraian di atas menunjukkan bahwa setidak-tidaknya ada dua indikator
dalam motivasi berprestasi (tinggi), yaitu kemampuan dan usaha. Namun,
bila dibandingkan dengan atribusi intrinsik dari Wainer, ada tiga indikator
motivasi berprestasi tinggi yaitu: kemampuan, usaha, dan suasana hati
(kesehatan). Berdasarkan uraian di atas, hakikat motivasi berprestasi
dalam penelitian ini adalah rangsangan-rangsangan atau daya dorong
yang ada dalam diri yang mendasari kita untuk belajar dan berupaya
mencapai prestasi belajar yang diharapkan.

5
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

2. Selalu Perspektif
Seorang wirausahawan hendaknya seorang yang mampu menatap
masa dengan dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir
dan berusaha. Usaha memanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan.
Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki persepktif
dan pandangan kemasa depan. Karena memiliki pandangan jauh ke masa
depan maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya (Suryana,
2003 : 23). Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru serta berbeda dengan yang sudah ada. Walaupun dengan risiko
yang mungkin dapat terjadi, seorang yang perspektif harus tetap tabah
dalam mencari peluang tantangan demi pembaharuan masa depan.
Pandangan yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat puas
dengan karsa dan karya yang sudah ada. Karena itu ia harus mempersiap-
kannya dengan mencari suatu peluang.

3. Memiliki Kreatifitas Tinggi


Menurut Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir
yang baru dan berbeda. Menurut Levit, kreativitas adalah berfikir sesuatu
yang baru (thinking new thing), oleh karena itu menurutnya kewirausahaan
adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berfikir sesuatu
yang lama dengan cara-cara baru. Menurut Zimmerer dalam buku yang
ditulis Suryana (2003 : 24) dengan judul buku “Entrepreneurship and
The New Venture Formation”, mengungkapkan bahwa ide-ide kreativitas
sering muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berfikir
sesuatu yang baru dan berbeda. Oleh karena itu kreativitas adalah menciptakan
sesuatu dari yang asalnya tidak ada (generating something from nothing).
Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka
memecahkan persolan-persolan dan peluang untuk meningkatkan dan
memperkaya kehidupan (inovation is the ability to apply creative solutions
to those problems ang opportunities to enhance or to enrich people’s live).
“Sometimes creativity involves generating something from nothing.
However, creativity is more likely to result in colaborating on the present,
in putting old things together in the new ways, or in taking something
away to create something simpler or better”.

6
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Dari definisi diatas, kreativitas mengandung pengertian, yaitu:


1) Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada.
2) Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan
cara baru.
3) Menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana dan
lebih baik.

Menurut Zimmerer(1996:7), “creativity ideas often arise when entrepreuneurs


look at something old and think something new or different”. Ide-ide kreativitas
sering muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berpikir
sesuatu baru dan berbeda. Oleh karena itu kreativitas adalah menciptakan
sesuatu dari yang asalnya tidak ada (generating something from nothing).
Rahasia kewirausahaan adalah dalam menciptakan nilai tambah barang
dan jasa terletak pada penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan
masalah dan meraih peluang yang dihadapi tiap hari (applying creativity
and inovation to solve the problems and to exploit opportunities that people
face every day). Berinisiatif ialah mengerjakan sesuatu tanpa menunggu
perintah. Kebiasaan berinisiatif akan melahirkan kreativitas (daya cipta)
setelah itu melahirkan inovasi.
Menurut Zimmerer ada tujuh langkah proses berpikir kreatif dalam
kewirausahaan, yaitu:
1) Tahap 1: Persiapan (Preparation)
2) Tahap 2: Penyelidikan (Investigation)
3) Tahap 3: Transformasi (Transpormation)
4) Tahap 4: Penetasan (Incubation)
5) Tahap 5: Penerangan (Illumination)
6) Tahap 6: Pengujian (Verification)
7) Tahap 7: Implementasi (Implementation)

4. Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi


Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi tidaklah
sesulit yang dibayangkan banyak orang, karena setiap orang dalam belajar
berwirausaha. Menurut Poppy King, wirausaha muda dari Australia yang
terjun ke bisnis sejak berusia 18 tahun, ada tiga hal yang selalu dihadapi
seorang wirausaha di bidang apapun, yakni: pertama, obstacle (hambatan);

7
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

kedua, hardship (kesulitan); ketiga, very rewarding life (imbalan atau


hasil bagi kehidupan yang memukau). Sesungguhnya kewirausahaan
dalam batas tertentu adalah untuk semua orang. Mengapa? cukup banyak
alasan untuk mengatakan hal itu. Pertama, setiap orang memiliki cita-
cita, impian, atau sekurang-kurangnya harapan untuk meningkatkan
kualitas hidupnya sebagai manusia. Hal ini merupakan semacam “intuisi”
yang mendorong manusia normal untuk bekerja dan berusaha. “Intuisi”
ini berkaitan dengan salah satu potensi kemanusiaan, yakni daya imajinasi
kreatif.
Karena manusia merupakan satu-satunya mahluk ciptaan Tuhan
yang, antara lain, dianugerahi daya imajinasi kreatif, maka ia dapat meng-
gunakannya untuk berpikir. Pikiran itu dapat diarahkan ke masa lalu,
masa kini, dan masa depan. Dengan berpikir, ia dapat mencari jawaban-
jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan penting seperti: Dari manakah
aku berasal? Dimanakah aku saat ini? Dan kemanakah aku akan pergi?
Serta apakah yang akan aku wariskan kepada dunia ini?
Menelusuri sejarah pribadi di masa lalu dapat memberikan gambaran
mengenai kekuatan dan kelemahan seseorang. Di dalamnya terdapat
sejumlah pengalaman hidup: hambatan dan kesulitan yang pernah kita
hadapi dan bagaimana kita mengatasinya, kegagalan dan keberhasilan,
kesenangan dan keperihan, dan lain sebagainya. Namun, karena semuanya
sudah berlalu, maka tidak banyak lagi yang dapat dilakukan untuk mengubah
semua itu. Kita harus menerimanya dan memberinya makna yang tepat
serta meletakkannya dalam suatu perspektif masa kini dan masa depan
(Harefa: Sukses Tanpa Gelar, Gramedia Pustaka Utama, 1998 : 3-7).
Masa kini menceritakan situasi nyata dimana kita berada, apa yang
telah kita miliki, apa yang belum kita miliki, apa yang kita nikmati dan
apa yang belum dapat kita nikmati, apa yang menjadi tugas dan tanggung
jawab kita dan apa yang menjadi hak asasi kita sebagai manusia, dan
lain sebagainya. Dengan menyadari keberadaan kita saat ini, kita dapat
bersyukur atau mengeluh, kita dapat berpuas diri atau menentukan sasaran
berikutnya, dan seterusnya. Masa depan memberikan harapan, paling
tidak demikianlah seharusnya bagi mereka yang beriman berkepercayaan.
Bila kita memiliki masa lalu yang tidak menyenangkan, dan masih berada
pada situasi dan kondisi yang belum sesuai dengan cita-cita atau impian
kita, maka adalah wajar jika kita mengharapkan masa depan yang lebih

8
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

baik, lebih cerah, dan lebih menyenangkan. Sebab selama masih ada hari
esok, segala kemungkinan masih tetap terbuka lebar (terlepas dari
pesimisme atau optimisme mengenai hal itu).
Jelas bahwa masa lalu, masa kini, dan masa depan bertalian langsung
dengan daya imajinasi kita, dan di dalam masa-masa itulah segala hambatan
(obstacle), kesulitan (hardship), dan kesenangan atau suka cita (very
rewarding life) bercampur baur jadi satu. Sehingga, jika Poppy King mengatakan
bahwa ketiga hal itulah yang dihadapi oleh seorang wirausaha dalam
bidang apapun, maka bukankah itu berarti bahwa kewirausahaan adalah
untuk semua orang? Siapakah manusia di muka bumi ini yang tidak pernah
menghadapi hambatan dan kesulitan untuk mencapai cita-cita dan impiannya?
Alasan kedua yang membuat kewirausahaan itu pada dasarnya
untuk semua orang adalah karena hal itu dapat dipelajari. Peter F. Drucker,
misalnya, pernah menulis dalam Innovation and Entrepreneurship bahwa,
“Setiap orang yang memiliki keberanian untuk mengambil keputusan
dapat belajar menjadi wirausaha, dan berperilaku seperti wirausaha. Sebab
(atau maka) kewirausahaan lebih merupakan perilaku daripada gejala
kepribadian, yang dasarnya terletak pada konsep dan teori, bukan pada
intuisi”, dan perilaku, konsep, dan teori merupakan hal-hal yang dapat
dipelajari oleh siapapun juga. Sepanjang kita bersedia membuka hati
dan pikiran untuk belajar, maka kesempatan untuk menjadi wirausaha
tetap terbuka. Sepanjang kita sadar bahwa belajar pada hakekatnya merupakan
suatu proses yang berkelanjutan, yang tidak selalu berarti dimulai dan
berakhir di sekolah atau universitas tertentu, tetapi dapat dilakukan seumur
hidup, dimana saja dan kapan saja maka belajar berwirausaha dapat dilakukan
oleh siapa saja, meski tak harus berarti menjadi wirausaha “besar”.
Alasan yang ketiga adalah karena fakta sejarah menunjukkan kepada
kita bahwa para wirausaha yang paling berhasil sekalipun pada dasarnya
adalah manusia biasa. Sabeer Bathia, seorang digital entrepreneur yang
meluncurkan hotmail.com tanggal 4 Juli 1996, baru menyadari hal
ini setelah ia berguru kepada orang-orang seperti Steve Jobs, penemu
komputer pribadi (Apple), dan kesadaran itu membuatnya cukup percaya
diri ketika menetapkan harga penemuannya senilai 400 juta dollar AS
kepada Bill Gates, pemilik Microsoft, yang juga manusia biasa.
Alasan keempat adalah karena setelah mempelajari kiat-kiat sukses
puluhan wirausaha kecil, menengah dan besar, dalam konteks lokal,

9
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

nasional-, regional sampai internasional-global-dunia, maka sampai pada


kesimpulan bahwa kiat-kiat sukses mereka sangatlah sederhana. Dalam
buku Berwirausaha Dari Nol telah dapat disampaikan bahwa mereka:
1) Digerakkan oleh ide dan impian,
2) Lebih mengandalkan kreativitas,
3) Menunjukkan keberanian,
4) Percaya pada hoki, tapi lebih percaya pada usaha nyata,
5) Melihat masalah sebagai peluang,
6) Memilih usaha sesuai hobi dan minat,
7) Mulai dengan modal seadanya,
8) Senang mencoba hal baru,
9) Selalu bangkit dari kegagalan, dan
10) Tak mengandalkan gelar akademis.

Sepuluh kiat sukses itu pada dasarnya sederhana, tidak memerlukan


orang-orang yang luar biasa. Orang dengan IQ tinggi, sedang, sampai
rendah dapat (belajar) melakukannya.
Alasan kelima adalah karena kewirausahaan mengarahkan orang
kepada kepemimpinan. Kepemimpinan adalah untuk semua orang
(Harefa: Berguru Pada Matahari, Gramedia Pustaka Utama, 1998; juga
Harefa: Menjadi Manusia Pembelajar, Kompas, 2000). Dengan lima alasan
sederhana di atas, dapat menegaskan bahwa kewirausahaan adalah untuk
semua orang.

5. Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja


dan Tanggung Jawab
Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya
dan tekad yang bulat didalam mencurahkan semua perhatianya pada
usaha yang akan digelutinya, didalam menjalankan usaha tersebut seorang
wirausaha yang sukses terus memiliki tekad yang mengebu-gebu dan
menyala-nyala (semangat tinggi) dalam mengembangkan usahanya,
ia tidak setengah-setengah hati dalam berusaha, berani menanggung
resiko, bekerja keras, dan tidak takut menghadapi peluang-peluang yang
ada dipasar. Tanpa usaha yang sungguh-sunguh terhadap pekerjaan yang
digelutinya maka wirausaha sehebat apapun pasti menemui jalan kegagalan

10
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

dalam usahanya. Oleh karena itu penting sekali bagi seorang wirausaha
untuk komit terhadap usaha dan pekerjaannya.
Salah satu sumber bala yang menimbulkan bencana nasional akhir-
akhir ini adalah karena tidak dimilikinya etos kerja yang memadai bagi
bangsa kita. Belajar dari negara lain, Jerman dan Jepang yang luluh lantak
di PD II. Tetapi kini, lima puluh tahun kemudian, mereka menjadi bangsa
termaju di Eropa dan Asia, karena etos kerja mereka tidak ikut hancur,
yang hancur hanya gedung-gedung, jalan, dan infrastruktur fisik.
Max Weber menyatakan intisari etos kerja orang Jerman adalah:
rasional, disiplin tinggi, kerja keras, berorientasi pada kesuksesan material,
hemat dan bersahaja, tidak mengumbar kesenangan, menabung dan investasi.
Di Timur, orang Jepang menghayati “bushido” (etos para samurai) perpaduan
Shintoisme dan Zen Budhism. Inilah yang disebut oleh Jansen H. Sinamo
(1999) sebagai “karakter dasar budaya kerja bangsa Jepang”.
Ada 7 prinsip dalam bushido, ialah :
1) Gi : keputusan benar diambil dengan sikap benar berdasarkan kebenaran,
jika harus mati demi keputusan itu, matilah dengan gagah, terhormat,
2) Yu : berani, ksatria,
3) Jin : murah hati, mencintai dan bersikap baik terhadap sesama,
4) Re : bersikap santun, bertindak benar,
5) Makoto : tulus setulus-tulusnya, sungguh-sesungguh-sungguhnya,
tanpa pamrih,
6) Melyo : menjaga kehormatan martabat, kemuliaan,
7) Chugo : mengabdi, loyal. Jelas bahwa kemajuan Jepang karena mereka
komit dalam penerapan bushido, konsisten, inten dan berkualitas.

Indonesia mempunyai falsafah Pancasila, tetapi gagal menjadi etos


kerja bangsa kita karena masyarakat tidak komit, tidak inten, dan tidak
bersungguh-sungguh dalam menerapkan prinsip-prinsip Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari. Maaf cakap “Ketuhanan Yang Maha Esa” misalnya,
sering ditampilkan sebagai “Keuangan yang maha kuasa”. Kemanusiaan
yang adil dan beradab, diterapkan menjadi “Kekuasaan menentukan
apa yang adil dan siapa yang beradab”, “Persatuan Indonesia” prakteknya
menjadi “persatuan pejabat dan konglemerat” dan sebagainya. Inilah
bukti dari ramalan Ronggowarsito dan inilah zaman edan.

11
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Dampak kondisi ini etos kerja yang berkembang adalah etos kerja
asal-asalan. Beberapa pernyataan berikut adalah gambaran ungkapan
yang sering muncul ke permukaan yang menggambarkan etos kerja
asalasalan, atau istilah Sinamo (1999) sebagai “etos kerja edan”, ialah:
(1) bekerjalah sesuai keinginan penguasa, (2) bekerja sebisanya saja,
(3) bekerja jangan sok suci, kerja adalah demi uang, (4) bekerja seadanya
saja nggak usah ngoyo, tak lari gunung dikejar, (5) bekerja harus pinter-
pinter, yang penting aman, (6) bekerja santai saja mengapa harus ngotot,
(7) bekerja asal-asalan saja, wajar-wajar saja, kan gajinya kecil, (8) bekerja
semau gue, kan di sini saya yang berkuasa. Ungkapan ungkapan seperti
tersebut di atas menggambarkan tidak adanya etos kerja yang pantas
untuk dikembangkan apalagi menghadapi persaingan global. Maka dari
itu wajarlah jika bangsa ini harus menerima pil pahit bencana nasional
krisis yang berkepanjangan yang tak kunjung usai. Untuk mencapai
kualifikasi Wirausaha Unggul maka SDM Perusahaan harus memiliki
Etos Kerja Unggul.
Jansen H. Sinamo (1999) mengembangkan 8 Etos Kerja Unggulan
sebagai berikut:
1) Kerja itu suci, kerja adalah panggilanku, aku sanggup bekerja benar.
Suci berarti diabdikan, diuntukkan atau diorientasikan pada Yang Suci.
Penghayatan kerja semacam ini hanya mungkin terjadi jika seseorang
merasa terpanggil. Bukan harus dari Tuhan, tapi bisa juga dari idealisme,
kebenaran, keadilan, dan sebagainya. Dengan kesadaran bahwa kerja
adalah sebuah panggilan suci, terbitlah perasaan untuk melakukannya
secara benar.
2) Kerja itu sehat, kerja adalah aktualisasiku, aku sanggup bekerja keras.
Maksudnya adalah bekerja membuat tubuh, roh dan jiwa menjadi sehat.
Aktualisasi berarti mengubah potensi menjadi kenyataan. Aktualisasi
atau penggalian potensi ini terlaksana melalui pekerjaan, karena kerja
adalah pengerahan energi bio-psiko-sosial. Akibatnya kita menjadi kuat,
sehat lahir batin. Maka agar menjadi maksimal, kita akan sanggup
bekerja keras, bukan kerja asal-asalan atau setengah setengah.
3) Kerja itu rahmat, kerja adalah terimakasihku, aku sanggup bekerja
tulus.
Rahmat adalah karunia yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa. Respon
yang tepat adalah bersyukur dan berterima kasih. Ada dua keuntungan

12
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

dari bekerja sebagai rahmat, (1) Tuhan memelihara kita, dan (2) disamping
secara finansial kita mendapat upah, juga ada kesempatan belajar,
menjalin relasi sosial, dsb. Pemahaman demikian akan mendorong
orang untuk bekerja secara tulus.
4) Kerja itu amanah, kerja adalah tanggung jawabku, aku sanggup
bekerja tuntas.
Melalui kerja kita menerima amanah. Sebagai pemegang amanah,
kita dipercaya, berkompeten dan wajib melaksanakannya sampai
selesai. Jika terbukti mampu, akhlak terpercaya dan tanggung jawab
akan makin menguat. Di pihak lain hal ini akan menjadi jaminan
sukses pelaksanaan amanah yang akan menguklir prestasi kerja dan
penghargaan. Maka tidak ada pekerjaan yang tidak tuntas.
5) Kerja itu seni/permainan, kerja adalah kesukaanku, aku sanggup
bekerja kreatif.
Apapun yang anda kerjakan pasti ada unsur keindahan, keteraturan,
harmoni, artistik seperti halnya seni. Untuk mencapai tingkat penghayatan
seperti itu dibutuhkan suatu kreativitas untuk mengembangkan dan
menyelesaikan setiap masalah pekerjaan. Jadi bekerja bukan hanya
mencari uang, tetapi lebih pada mengaktualisasikan potensi kreatif
untuk mencapai kepuasan seperti halnya pekerjaan seni.
6) Kerja itu ibadah, kerja adalah pengabdianku, aku sanggup bekerja
serius.
Tuhan mewajibkan manusia beribadah (dalam arti ritual) dan beribadah
(dalam artian kerja yang diabdikan pada Tuhan). Kerja merupakan
lapangan konkrit melaksanakan kebajikan seperti: untuk pembangunan
bangsa, untuk kemakmuran, untuk demokrasi, keadilan, mengatasi
kemiskinan, memajukan agama, dan sebagainya. Jadi bekerja harus
serius dan sungguh-sungguh agar makna ibadah dapat teraktualisasikan
secara nyata sebagai bentuk pengabdianpada Tuhan.
7) Kerja itu mulia, kerja adalah pelayananku, aku sanggup bekerja sempurna.
Secara moral kemuliaan sejati datang dari pelayanan. Orang yang
melayani adalah orang yang mulia. Pekerjaan adalah wujud pelayanan
nyata bagi institusi maupun orang lain. Kita ada untuk orang lain dan
orang lain ada untuk kita. Kita tidak seperti hewan yang hidup untuk
dirinya sendiri. Manusia moral seharusnya mampu proaktif memikirkan

13
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

dan berbuat bagi orang lain dan masyarakat. Maka kuncinya ia akan
sanggup bekerja secara sempurna.
8) Kerja itu kehormatan, kerja adalah kewajibanku, aku sanggup bekerja
unggul.
Sebagai kehormatan kerja memiliki lima dimensi: (1) pemberi kerja
menghormati kita karena memilih sebagai penerima kerja (2) kerja
memberikan kesempatan berkarya dengan kemampuan sendiri, (3)
hasil karya yang baik memberi kita rasa hormat, (4) pendapatan sebagai
imbalan kerja memandirikan seseorang sehingga tak lagi jadi tanggungan
atau beban orang lain, (5) pendapatan bisa menanggung hidup orang
lain. Semuanya adalah kehormatan. Maka respon yang tepat adalah
menjaga kehormatan itu dengan bekerja semaksimal mungkin untuk
menghasilkan mutu setinggi–tingginya. Dengan unggul di segala bidang
kita akan memenangkan persaingan.

6. Mandiri atau Tidak Ketergantuangan


Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan untuk
menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different)
melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang
dalam menghadapi tantangan hidup, maka seorang wirausaha harus
mempunyai kemampuan kreatif didalam mengembangkangkan ide dan
pikiranya terutama didalam menciptakan peluang usaha di dalam
dirinya, dia dapat mandiri menjalankan usaha yang digelutinya tanpa
harus bergantung pada orang lain, seorang wirausaha harus dituntut
untuk selalu menciptakan hal yang baru dengan jalan mengkombinasikan
sumber-sumber yang ada disekitarnya, mengembangkan teknologi
baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk
menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki
produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk
memberikan kepuasan kepada konsumen.

7. Berani Menghadapi Risiko


Richard Cantillon, orang pertama yang menggunakan istilah entrepreneur
di awal abad ke-18, mengatakan bahwa wirausaha adalah seseorang
yang menanggung risiko. Wirausaha dalam mengambil tindakan hendaknya

14
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

tidak didasari oleh spekulasi, melainkan perhitungan yang matang. Ia


berani mengambil risiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan.
Oleh sebab itu, wirausaha selalu berani mengambil risiko yang moderat,
artinya risiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.
Keberanian menghadapi risiko yang didukung komitmen yang kuat, mendorong
wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh
hasil. Hasil-hasil itu harus nyata/jelas dan objektif, dan merupakan umpan
balik (feedback) bagi kelancaran kegiatannya (Suryana, 2003: 14-15).
Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salah
satu nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil
risiko akan sukar memulai atau berinisiatif. Menurut Angelita S. Bajaro,
“seorang wirausaha yang berani menanggung risiko adalah orang yang
selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan dengan cara yang baik”
(Yuyun Wirasasmita, dalam Suryana, 2003 : 21). Wirausaha adalah orang
yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk lebih mencapai
kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang menantang.
Oleh sebab itu, wirausaha kurang menyukai risiko yang terlalu rendah
atau terlalu tinggi. Keberanian untuk menanggung risiko yang menjadi
nilai kewirausahaan adalah pengambilan risiko yang penuh dengan per-
hitungan dan realistis. Kepuasan yang besar diperoleh apabila berhasil
dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara realistis. Wirausaha menghindari
situasi risiko yang rendah karena tidak ada tantangan, dan menjauhi situasi
risiko yang tinggi karena ingin berhasil. Pilihan terhadap risiko ini sangat
tergantung pada:
1) Daya tarik setiap alternatif
2) Kesediaan untuk rugi
3) Kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal

Untuk bisa memilih, sangat ditentukan oleh kemampuan wirausaha


untuk mengambil risiko antara lain:
1) Keyakinan pada diri sendiri
2) Kesediaan untuk menggunakan kemampuan dalam mencari peluang
dan kemungkinan memperoleh keuntungan.
3) Kemampuan untuk menilai situasi risiko secara realistis.

15
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Pengambilan risiko berkaitan dengan berkaitan dengan kepercayaan


diri sendiri. Artinya, semakin besar keyakinan seseorang pada kemampuan
sendiri, maka semakin besar keyakinan orang tersebut akan kesanggupan
mempengaruhi hasil dan keputusan, dan semakin besar pula kesediaan
seseorang untuk mencoba apa yang menurut orang lain sebagai risiko.
Oleh karena itu, pengambil risiko ditemukan pada orang-orang yang
inovatif dan kreatif yang merupakan bagian terpenting dari perilaku kewira-
usahaan (Suryana, 2003 : 22).

8. Selalu Mencari Peluang


Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang
untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan
yang lebih baik pada pelanggan dan masyarakat, cara yang etis dan produktif
untuk mencapai tujuan, serta sikap mental untuk merealisasikan tanggapan
yang positif tersebut. Pengertian itu juga menampung wirausaha yang
pengusaha, yang mengejar keuntungan secara etis serta wirausaha yang
bukan pengusaha, termasuk yang mengelola organisasi nirlaba yang
bertujuan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi pelanggan/
masyarakat.
Anugerah Pekerti, mantan Direktur Utama Lembaga Manajemen
PPM, mendefinisikan kewirausahaan sebagai tanggapan terhadap peluang
usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan
hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif, dan inovatif.
Howard H. Stevenson, mantan Presiden Harvard Business School yang
memahami kewirausahaan sebagai suatu pola tingkah laku manajerial
(menyeluruh) yang terpadu dalam upaya pemanfaatan peluang-peluang
yang tersedia tanpa mengabaikan sumber daya yang dimilikinya. Saya
mendukung pendapat Drucker bahwa pemanfaatan peluang merupakan
definisi yang tepat untuk kewirausahaan dan bahwa seorang wirausaha
harus mengalokasikan sumber daya dari bidang-bidang yang memberi
hasil rendah atau menurun ke bidang-bidang yang memberi hasil tinggi
atau meningkat.
Joseph Schumpeter mengatakan bahwa wirausaha adalah inovator
produksi, dan lebih lanjut dikatakan bahwa wirausaha adalah seorang
peniru, seperti pendapat William H. Sahlman, juga tak ada salahnya.

16
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Tetapi saya pribadi lebih suka pada pandangan Jose Carlos Jarillo-Mossi
yang mengatakan bahwa wirausaha itu adalah seseorang yang merasakan
adanya peluang, mengejar peluang-peluang yang sesuai dengan situasi
dirinya, dan percaya bahwa kesuksesan merupakan suatu hal yang dapat
dicapai.

9. Memiliki Jiwa Kepemimpinan


Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan,
kepeloporan dan keteladanan. Ia selalu ingin tampil berbeda, lebih dahulu,
lebih menonjol. Dengan menggunakan kemampuan kreativitas dan inovasi,
ia selalu menampilkan barang dan jasa-jasa yang dihasilkanya lebih cepat,
lebih dahulu dan segera berada dipasar. Ia selalu menampilkan produk
dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga ia menjadi pelopor yang baik
dalam proses produksi maupun permasaran. Ia selalu memamfaatkan
perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai. Karena itu, perbedaan
bagi sesorang yang memiliki jiwa kewirausahaan merupakan sumber
pembaharuan untuk menciptakan nilai. Ia selalu ingin bergaul untuk
mencari peluang, terbuka untuk menerima kritik dan saran yang kemudian
dijadikan peluang. Leadership Ability adalah kemampuan dalam kepemimpinan.
Wirausaha yang berhasil memiliki kemampuan untuk menggunakan
pengaruh tanpa kekuatan (power), seorang pemimpin harus memiliki
taktik mediator dan negosiator daripada diktator.
Semangat, perilaku dan kemampuan wirausaha tentunya bervariasi
satu sama lain dan atas dasar itu wirausaha dikelompokkan menjadi
tiga tingkatan yaitu: wirausaha andal, wirausaha tangguh, wirausaha
unggul. Wirausaha yang perilaku dan kemampuannya lebih menonjol
dalam memobilisasi sumber daya dan dana, serta mentransformasikannya
menjadi output dan memasarkannya secara efisien lazim disebut Administrative
Entrepreneur. Sebaliknya, wirausaha yang perilaku dan kemampuannya
menonjol dalam kreativitas, inovasi serta mengantisipasi dan menghadapi
resiko lazim disebut Innovative Entrepreneur.

10. Memiliki Kemampuan Manajerial


Salah satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorang wirausaha
adalah kemampuan untuk memanagerial (mengelola) usaha yang sedang

17
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

digelutinya, seorang wirausaha harus memiliki kemampuan perencanaan


usaha, mengorganisasikan usaha, visualisasikan usaha, mengelola usaha
dan sumber daya manusia, mengontrol usaha, maupun kemampuan
mengintegrasikan operasi perusahaanya yang kesemuanya itu adalah
merupakan kemampuan managerial yang wajib dimiliki seorang wirausaha,
tanpa itu semua maka bukan keberhasilan yang diperoleh tetapi kegagalan
uasaha yang diperoleh.
Untuk menuju terwujudnya wawasan kewirausahaan, maka salah
satu kuncinya adalah menciptakan “perusahaan” (lembaga) yang dinamis
dan fleksibel, manajer bervisi ke depan, serta lingkungan kerja yang kondusif.
1) Organisasi perusahaan harus dinamis dan fleksibel.
Pengembangan organisasi perusahaan harus didasarkan atas visi,
misi dan tujuan yang jelas. Ada delapan roh oganisasi (perusahaan)
agar sukses dan panjang umur:
a) roh kesucian dan kesehatan
b) roh kebaikan dan kemurahan
c) roh cinta dan suka cita
d) roh keunggulan dan kesempurnaan
2) Peran manajer sangat menentukan.
Manajer harus memiliki visi ke depan agar mampu mengarahkan dan
meningkatkan kinerja perusahaan. Sekurang-kurangnya ada 8 kompetensi
manajer bervisi ke depan, ialah : kemampuan strategi, kemampuan
sintesis, kemampuan organisasi, kemampuan komunikasi, kemampuan
negosiasi, kemampuan presentasi, dinamika, dan ketangguhan.
3) Penciptaan lingkungan kerja yang kondusif.
Ada delapan persyaratan kualitas kehidupan lingkungan kerja disebut
kondusif, ialah :
a) Upah yang layak dan pantas bagi pekerjaan yang dilakukan dengan
baik
b) Kondisi kerja yang aman dan sehat
c) Kesempatan untuk belajar dan menggunakan keterampilan-
keterampilan baru
d) Kesempatan untuk mengembangkan dan memajukan karir
e) Integrasi sosial ke dalam organisasi

18
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

f) Perlindungan terhadap hak-hak individu


g) Keseimbangan antara tuntutan kerja dan bukan kerja
h) Rasa bangga terhadap kerja itu sendiri dan terhadap organisasi
k. Memiliki Kerampilan Personal

Wirausahawan Andal. adalah wirausahawan yang memiliki memiliki


ciri-ciri dan cara-cara sebagai berikut:
1) Percaya diri dan mandiri yang tinggi untuk mencari penghasilan dan
keuntungan melalui usaha yang dilaksanakannya.
2) Mau dan mampu mencari dan menangkap peluang yang menguntungkan
dan memanfaatkan peluang tersebut.
3) Mau dan mampu bekerja keras dan tekun untuk menghasilkan barang
dan jasa yang lebih tepat dan effisien.
4) Mau dan mampu berkomunikasi, tawar menawar dan musyawarah
dengan berbagai pihak, terutama kepada pembeli.
5) Menghadapi hidup dan menangani usaha dengan terencana, jujur,
hemat, dan disiplin.
6) Mencintai kegiatan usahanya dan perusahaannya secara lugas dan
tangguh tetapi cukup luwes dalam melindunginnya.
7) Mau dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dan kapasitas
perusahaan dengan memanfaatkan dan memotivasi orang lain (leadership/
managerialship) serta melakukan perluasan dan pengembangan usaha
dengan resiko yang moderat.
8) Berusaha mengenal dan mengendalikan lingkungan serta menggalang
kerja sama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak
yang berkepentingan dgn perusahaan.

Penilaian Akhir
1. Apakah yang dimaksud dengan motif berprestasi?
2. Sebutkan ciri-ciri wirausaha yang memiliki motif berprestasi menurut
Suryana (2003)?
3. Apa yang dimaksud dengan kreativitas?
4. Sebutkan tujuh langkah proses berpikir kreatif menurut Zimmerer!
5. Apakah yang dimaksud dengan inovatif?

19
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

6. Sebutkan pengertian wirausaha yang mandiri?


7. Sebutkan ciri-ciri wirausaha yang handal?

C. CIRI-CIRI WIRAUSAHA YANG BERHASIL/UNGGUL


Menjadi wirausaha profesional harus memenuhi kriteria ketangguhan
dan keunggulan. Adapun ciri dari kedua kriteria tersebut adalah sebagai
berikut:
a) Ciri dan Kemampuan Wirausaha Tangguh
1) Berpikir dan bertindak strategik, dan adaptif terhadap perubahan
dalam berusaha mencari peluang keuntungan termasuk yang
mengandung resiko agak besar dan dalam mengatasi masalah.
2) Selalu berusaha untuk mendapat keuntungan melalui berbagai
keunggulan dalam memuaskan langganan.
3) Berusaha mengenal dan mengendalikan kekuatan dan kelemahan
perusahaan (dan pengusahanya) serta meningkatkan kemampuan
dengan sistem pengendalian intern.
4) Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan ketangguhan
perusahaan terutama dengan pembinaan motivasi dan semangat
kerja serta pemupukan permodalan.
b) Ciri dan Kemampuan Wirausaha Unggul
1) Berani mengambil resiko serta mampu memperhitungkan dan
berusaha menghindarinya.
2) Selalu berupaya mencapai dan menghasilkan karya bakti yang
lebih baik untuk langganan, pemilik, pemasok, tenaga kerja, masyarakat,
bangsa dan negara.
3) Antisipasif terhadap perubahan dan akomodatif terhadap lingkungan.
4) Kreatif mencari dan menciptakan peluang pasar dan meningkatkan
produktivitas dan efisiensi.
5) Selalu berusaha meningkatkan keunggulan dan citra perusahaan
melalui inovasi di berbagai bidang.

20
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEGAGALAN WIRAUSAHA


Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44) ada beberapa faktor
yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya:
a. Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki
kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor
penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
b. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan,
keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan
mengintegrasikan operasi perusahaan.
c. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil
dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara
aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat.
Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan menghambat operasional
perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
d. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari
suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami
kesulitan dalam pelaksanaan.
e. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan
faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis
dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
f. Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan
efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan
penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
g. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang
setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang
dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemung-
kinan gagal menjadi besar.
h. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan,
tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam ber-
wirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan
dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

21
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi juga


oleh sifat dan kepribadian seseorang. Steinhoff dan John F Burgess
(dalam Suryana, 2003: 16) mengemukakan bahwa kewirausahaan yang
berhasil pada umumnya memiliki sifat-sifat kepribadian (entrepreunerial
personality) sebagai berikut:
a. Kepercayaan diri,
b. Kemampuan mengorganisir,
c. Kreativitas,
d. Suka tantangan.

Kelemahan wirausaha Indonesia menurut Heidjrachman Ranu Pandojo


yang perlu diperbaiki adalah :
a. Sifat mentalitet yang meremehkan mutu
b. Sifat mentalitet yang suka menerabas
c. Sifat tidak percaya pada diri sendiri
d. Sifat tidak berdisiplin murni
e. Sifat mentalitet yang suka mengabaikan tanggunjawab yang kokoh.

22
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

BAB II

PERILAKU KERJA PRESTATIF

A. PENGERTIAN PERILAKU KERJA PRESTATIF

K
einginan semua orang untuk terus maju dan berprestasi tidak
dapat dihindari. Seorang wirausaha harus berbuat dan bekerja
prestatif. Prestatif itu apa? Prestatif artinya seorang wirausaha
selalu berambisi ingin maju (ambition drive). Di sini seorang wirausaha
memiliki komitmen tinggi terhadap pekerjaannya atau tugasnya dan
setiap saat pikirannya tidak lepas dari bisnisnya. Seorang wirausaha yang
ingin berhasil di dalam usahanya janganlah loyo, pasrah diri, tidak mau
berjuang, tetapi harus bersemangat tinggi, berjuang dan berambisi ingin
maju dengan komitmen tinggi terhadap pekerjaannya.
Dengan berbuat dan bekerja prestatif terhadap bisnisnya, wirausaha
tersebut akan berhasil di dalam kegiatan usahanya. Berbuat dan bekerja
secara prestatif merupakan modal dasar untuk keberhasilan seorang
wirausaha. Seorang wirausaha yang berhasil selalu menempuh saat-
saat di mana ia harus bekerja keras, membanting tulang dalam merintis
bisnisnya. Seorang wirausaha yang mempunyai semangat tinggi, mau
berjuang untuk kemajuan bisnisnya. Seorang wirausaha yang mempunyai
semangat tinggi, mau berjuang untuk maju berbisnis. Ia yang berbuat
dan bekerja secara prestatif dan selalu gigih dalam menghadapi pekerjaan
serta tantangan yang dihadapinya biasanya selalu berhasil di dalam usahanya.
Apapun jenis pekerjaan yang dilakukan, profesi apapun yang dijalankan,
seorang wirausaha harus mampu melihat ke depan dan berjuang untuk
mencapai keberhasilan dalam bisnisnya. Wirausaha yang bekerja secara
prestatif, memiliki kegemeranannya atau kegila-gilaannya pada pekerjaan
usahanya.

23
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Menurut Zimmerer, karakteristik wirausaha yang berhasil karena


bekerja secara prestatif adalah sebagai berikut:
a. Memiliki komitmen tinggi terhadap tugasnya atau pekerjaannya.
Boleh dikata setiap saat pikirannya tidak lepas dari perusahaannya.
b. Mau bertanggungjawab. Apa saja tindakan yang ia lakukan selalu
diikuti dengan rasa penuh tanggung jawab.
c. Keinginan bertanggungjawab ini, erat hubungannya dengan memper-
tahankan internal locus of control yaitu minat kewirausahaan dalam
dirinya.
d. Peluang untuk mencapai obsesi. Seorang wirausaha harus mempunyai
obsesi untuk mencapai prestasi tinggi dan bisa diciptakannya.
e. Toleransi untuk mencapai resiko kebimbangan dan ketidakpastian
f. Yakin pada dirinya
g. Kreatif dan fleksibel
h. Ingin memperoleh balikan dengan segera. Dia mempunyai keinginan
yang kuat untuk menggunakan pengetahuan dan pengalaman guna
memperbaiki penampilannya.
i. Enerjik seorang wirausaha lebih baik dibandingkan rata-rata orang
lain.
j. Motivasi untuk lebih unggul. Seorang wirausaha mempunyai motivasi
untuk bekerja lebih tinggi dan lebih unggul dari apa yang sudah dikerjakan.
k. Berorientasi ke masa depan
l. Mau belajar dari kegagalan. Seorang wirausaha tidak takut gagal,
dia memusatkan perhatiannya pada kesuksesannya di masa depan
dan menggunakan kegagalannya ini sebagai guru yang berharga.
m. Kemampuan memimpin. Seorang wirausaha harus mampu menjadi
pemimpin yang baik dalam memimpin sumber daya non manusia
dan harus dikelola sebaik-baiknya.

Murpy and Peck (1980) menggambarkan ada delapan jalan menuju


wirausaha yang berhasil untuk maju yaitu sebagai berikut.
a. Kemauan bekerja keras
b. Bekerja sama dengan pihak lain
c. Penampilan yang baik

24
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

d. Keyakinan diri
e. Pandai membuat keputusan
f. Mau menambah ilmu pengetahuan
g. Ambisi untuk maju
h. Pandai berkomunikasi

Stephen Covey, dalam bukunya First Thing’s First, mengungkapkan


empat sisi potensial yang dimiliki manusia untuk maju yaitu:
a. Self awareness adalah sikap mawas diri dan memiliki
b. Couscience adalah mempertajam suara hati, supaya menjadi manusia
berkehendak baik seraya memunculkan keunikan serta memiliki misi
dalam hidup
c. Independent will adalah pandangan independen untuk bekal bertindak
dan kekuatan untuk mengambil manfaat hasil
d. Creative imagination adalah berpikir dan mengarah ke depan untuk
memecahkan masalah dengan imajinasi, khayalan, serta memiliki
dengan yang tepat.

Dengan berbuat dan bekerja prestatif terhadap bisnisnya, wirausaha


tersebut akan berhasil di dalam kegiatan usahanya. Untuk menjadi wirausaha
yang berhasil, harus memiliki ciri-ciri karakteristik prestatif sebagai berikut:

Tabel Ciri-ciri Karakteristik Prestatif dan


Sifat-sifat Profil Wirausaha

1. Percaya diri  Keyakinan


 Ketidaktergantungan
 Individualistik
 Optimisme
2. Berorientasi pada dan
hasil  Kebutuhan akan prestasi
hasil  Berorientasi pada laba
 Ketekunan dan ketabahan
 Kerja keras
 Mempunyai dorongan kuat

25
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

3. Pengambilan resiko  Energi dan inisiatif


 Kemampuan mengambil resiko
 Suka pada tantangan
4. Kepemimpinan  Bertingkah laku sebagai pemimpin
 Dapat bergaul dengan orang lain
 Menanggapi saran-saran dan kritik
5. Keorisinilan  Inovatif, kreatif, dan fleksibel
 Memiliki
Punya banyak
banyaksumber
sumber
 Serba bisa
 Mengetahui banyak
6. Berorientasi kemasa  Pandangan ke masa depan
depan  Perseptif

Jika karakteristik prestatif seorang wirausaha diterapkan di dalam


bisnis maka:
a. Ia memiliki tekad kuat berusaha tetapi bukan karena terpaksa;
b. Ia mawas diri dan bertekad bulat untuk berusaha maju, setelah menerima
umpan balik;
c. Ia berpikir ada kemungkinan gagal, tetapi ia tidak gentar;
d. Ia ingin maju atau mandiri, walaupun berisiko tinggi;
e. Ia berpikir positif, karena ingin berkreatif.

Setelah mengenali karakteristik prestatif dan kompetensinya, akhirnya


seorang wirausaha akan menentukan hal-hal berikut.
a. Apakah perlu kita berwirausaha ?
b. Apakah berwirausaha menunggu petunjuk ?
c. Apakah berwirausaha akan menunggu inspirasi ?
d. Apakah berwirausaha datangnya modal?
e. Apakah berwirausaha menunggu teman-teman ?
f. Kapan akan memulai berwirausaha?
g. Apakah berwirausaha harus melakukan survei terlebih dahulu ?

26
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Di bawah ini ada beberapa falsafah bekerja prestatif para wirausaha


yang perlu dihayati.
a. Hidup harus banyak belajar tentang dirinya sendiri.
b. Kegagalan usaha harus diterima sebagai pengalaman
c. Kekuatan berusaha datang dari tindakannya sendiri.
d. Resiko kegagalan selalu ada,
e. Wirausaha harus menerima dan bertanggungjawab
f. Ada keberhasilan berusaha, setelah kegagalan
g. Wirausaha yang menghindari resiko rendah
h. Menjauhi resiko tinggi karena ingin berhasil
i. Harta terbesar bersikap positif di dalam usaha.
j. Prestasi ditentukan oleh sikap dan tindakan wirausaha sendiri.
k. Kerjarlah kemampuan dan keterampilan yang dimiliki
l. Terimalah apa adanya dan kurangilah kelemahan-kelemahannya.

B. MENANAMKAN PERILAKU KERJA PRESTATIF


Sebelum menguraikan lebih jauh mengenai pembinaan dalam
bekerja prestatif, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang
efektivitas bekerja dan efisiensi bekerja. Wirausaha yang bekerja prestatif
harus memiliki efektivitas bekerja dan efisiensi bekerja, wirausaha harus
bekerja terukur, terencana dan terkendali dalam setiap tindakan hasilnya.
Efektivitas bekerja adalah suatu pekerjaan yang dapat diselesaikan
tepat waktu, sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dengan perkataan
lain, efektifitas bekerja adalah sampai tingkat tujuan itu sudah dicapai
dalam arti kualitas dan kuantitas. Setiap orang memiliki kemampuan
mengatur semua kegiatannya tanpa ada keterbatasan. Seorang wirausaha
memiliki kemampuan mengatur kegiatan dengan terencana dan terukur
dengan tingkah hasil tertentu.
Efisien bekerja adalah perbandingan yang terbaik antara input dan
output, antara daya usaha dan hasil usaha, atau antara pengeluaran dan
pendapatan. Dengan perkataan lain, efisien bekerja adalah segala sesuatu
yang dikerjakan dengan berdaya guna atau segala sesuatunya dapat
diselesaikan dengan tepat, cepat, hemat dan berhasil guna.

27
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

a. Tepat; artinya bekerja mencapai sasaran sesuai dengan yang diinginkan


atau semua yang dicita-citakan tercapai.
b. Cepat; artinya mengatur waktu dengan tepat pada tingkat tertentu.
Bila pekerjaan dapat diselesaikan lebih cepat atau tepat pada waktu
yang ditetapkan
c. Hemat; artinya dengan biaya yang tertentu tanpa adanya pemborosan
dalam bidang pekerjaan apapun yang menghasilkan pada tingkat
tertentu pula
d. Berhasil guna; artinya segala sesuatu sampai pada tujuan pekerjaan
yang dimaksud tanpa mengalami hambatan-hambatan, sehingga
meraih prestasi tertentu.

Ingatlah bahwa menetapkan tujuan, menentukan prioritas, dan


menetapkan batas waktu untuk mencapai setiap sasaran merupakan
kegiatan-kegiatan produktif dan efektif. Bahwa setiap sasaran merupakan
kegiatan produktif dan efektif harus diikuti dengan keberhasilan yang
dicapai. Sebab keberhasilan suatu perusahaan sangat dipengaruhi
oleh kemampuan perusahaan memasarkan produknya, sehingga mampu
mempersiapkan, memahami, medukung dan memenuhi kebutuhan
pasar sasaran. Dorongan mengembangkan sumber-sumber yang dimiliki
sebuah organisasi untuk memenuhi kebutuhan amat penting agar
kemajuan dapat dinikmati.
Di dalam bekerja, para wirausaha harus berorientasi pada tujuan,
dalam arti harus mempunyai tujuan jangka pendek dan jangka panjang.
Mereka harus menangani pekerjaan-pekerjaannya yang paling utama
atau paling penting dan meninggalkan pekerjaan yang kurang penting.
Adapun pentingnya bekerja prestatif merupakan sesuatu yang perlu disumbangkan
dalam rangka usaha bersama, tanpa adanya pemborosan waktu, biaya,
tenaga dan sebagainya.
Para wirausaha yang melaksanakan kegiatan dalam bidang usaha
bisnis, memerlukan usaha kerja keras secara prestatif, efektif, dan efisien.
Dalam menanamkan kerja keras itu, tersembunyi rasa kepuasan batin
yang tidak dapat dinikmati oleh profesi lainnya. Para wirausaha selalu
mengutamakan prestasi dahulu, baru kemudian prestise, bukan sebaliknya.
Menanamkan kerja secara prestatif, dapat menggerakkan motivasi untuk
bekerja dengan sungguh-sungguh.

28
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Orang-orang yang berhasil dalam bisnis adalah yang mau bekeja


keras, tahan menderita, dan mau berjuang untuk memperbaiki nasibnya.
Adapun perencanaan perilaku bekerja prestatif sebagai berikut:
a. Masa inkubasi
Kapanpun mengembangkan diri harus disesuaikan dengan bisnis
yang cocok. Ide-ide dapat dikembangkan dan direncanakan dengan
baik, sehingga perencanaan dapat dikembangkan dengan baik pula.
b. Analisis sumber perencanaan
Bekerja dilakukan dengan baik dengan menganalisis kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman. Artinya bekerja telah mengandung bahan-
bahan yang sangat penting untuk perencanaan bekerja secara prestatif.
c. Sasaran jelas, realitis dan menggairahkan
Bekerja agar sesuai sasaran perlu direnungkan, dibayangkan, dan
diidamkan semenarik mungkin, sehingga dapat menggairahkan
semangat bekerja dan dapat dilakukan sesuai yang diharapkan.
d. Hasil yang terukur
Bekerja dengan sasaran perlu direnungkan, dibayangkan, dan diidamkan
seefektif mungkin, sehingga dapat mendorong niat pelaku untuk
bekerja dengan efisien.

C. PENTINGNYA BEKERJA PRESTATIF


Seorang wirausaha berpikiran ingin maju dan berusaha mencari
informasi yang sebanyak-banyaknya. Mereka tidak ingin ketinggalan
informasi sekecil apapun bentuknya. Banyak cara yang dapat ditempuh
untuk mengembangkan diri wirausaha agar mampu berpikiran maju,
salah satu cara yang dapat dikembangkan yaitu latihan yang terus
menerus.
Dengan adanya latihan, karyawan akan berkembang lebih cepat
dan bekerja lebih prestatif. Dengan adanya latihan, berarti wirausaha
yang bersangkutan akan memperoleh karyawan yang ahli dan trampil
dalam melaksanakan pekerjaannya. Dengan adanya latihan, berarti akan
menjamin tersedianya tenaga kerja yang mempunyai keahlian khusus,
mempunyai keterampilan dan dapat mempergunakan pikirannya secara
prestatif. Pentingnya menanamkan bekerja prestatif melalui latihan adalah:

29
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

a) Menghargai cita-cita dan masa depan;


b) Meningkatkan kemampuan bekerja secara prestatif;
c) Mengurangi pengawasan dalam bekerja;
d) Terus menerus menambah ilmu pengetahuan;
e) Mengembangkan rasa kesetiakawanan;
f) Mengembangkan sikap yang positif;
g) Mengembangkan kemampuan berprakarsa;
h) Mengembangkan daya kreativitas;
i) Efektif dan efisien dalam bekerja.

Pada umumnya terdapat tiga macam kegiatan dalam merencanakan


proses kerja prestatif, yakni sebagai berikut.
1) Pemanfaatan kegiatan-kegiatan wirausaha, seperti menggunakan
waktu, seleksi penerimaan tenaga kerja, dan peralatan kerja.
2) Aspek bisnis dari kegiatan wirausaha, seperti menyiapkan laporan
keuangan bulanan, monitor, merevisi anggaran, mengelola arus produksi,
serta memasarkan produk dan jasa.
3) Pengendalian faktor-faktor eksternal wirausaha, seperti kebijakankebijakan
pemerintah, kondisi ekonomi, dan iklim usaha

Adapun proses kerja prestatif yang berkaitan dengan bidang-bidang


berikut ini. Bidang-bidang keahlian yang dimiliki para wirausaha. Keahlian
wirausaha dalam bidang teknologi dapat menimbulkan hal berikut :
a) Meningkatkan kesejahteraan
b) Menimbulkan masalah-masalah baru, antara lain :
· Masalah sosial; seperti kemiskinan, kejahatan, ketertinggalan
daerah tertentu
· Masalah konsumen baru
· Persaingan penguasaan teknologi.

Perkembangan keahlian wirausaha dalam perkembangan perekonomian


dapat menimbulkan hal-hal berikut.
a) Persaingan bisnis
b) Timbul bisnis baru

30
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

c) Kebangkrutan
d) Mencari pasar baru
e) Produksi yang terus meningkat

Wirausaha yang mempunyai keahlian merupakan bekal bisnis melalui


pendidikan formal tertentu. Dari klasifikasi jelas bahwa diantara para
wirausaha akan terdapat dan memiliki keahlian khusus. Masalah-masalah
keahlian, sampai sekarang dikejar orang dalam berbagai sekolah atau
pendidikan. Adapun keahlian pokok yang perlu dimiliki oleh seorang
wirausaha atau siapa saja adalah :
1) Keahlian pengendalian keuangan;
2) keahlian mengenai risiko persaingan;
3) keahlian mengurus usaha atau manajemen usaha;
4) keahlian menawarkan produk (salesmanship); dan
5) Keahlian menjaga hubungan dengan pelanggan.

Lima keahlian pokok inilah yang sesungguhnya merupakan keahlian


utama yang diperlukan oleh setiap wirausaha. Setelah menikmati pendidikan
dan latihan, dalam keahlian pokok maupun keahlian tambahan, maka
dalam praktek kehidupan usaha atau bisnis lambat laun cenderung akan
menambah keahlian. Wirausaha berusaha meraih masa depan dengan
baik, agar lingkungan bisnis yang terbentuk mampu mengembangkan
keberlanjutan bisnisnya. Keterampilan yang harus dimiliki para wirausaha,
diantaranya:
1) Akuntansi dan perpajakan;
2) Pengetahuan survai pemetaan
3) Mengetik;
4) Bahasa local dan asing;
5) Pengetahuan tentang gambar bangunan
6) Pengetahuan asuransi;
7) Pengetahuan perpajakan dan hukum;
8) Pengetahuan tentang elektronik dan computer;
9) Pengetahuan perbankan;
10) Pengetahuan tentang pariwisata
11) Pengetahuan dan pengembangan cenderamata

31
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

12) Ketrampilan dalam bidang seni tari, seni suara dan seni lukis/patung
13) Teknik dan organisasi bisnis;
14) Pengetahuan tentang jasa boga dan busana
15) Impor dan ekspor dalam bisnis
16) Teknik dan pengetahuan menembok dan plester.

32
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

BAB III

SEMANGAT WIRAUSAHA

A. KREATIFITAS DAN INOVATIF

K
esulitan dan kemelut yang terjadi dalam kehidupan manusia
janganlah kita anggap sebagai rintangan untuk maju di dalam
berwirausaha. Hadapilah hidup ini dengan penuh keyakinan.
Apabila kita berhadapan dengan keadaan buruk, janganlah kita marah,
berputus asa atau kecewa. Keyakinan, ketabahan, dan ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa harus kita miliki dan kita tanamkan dalam diri
kita sendiri. Kegagalan dan kegelapan yang menyelimuti, yang menjadikan
pandangan hidup menjadi suram, harus kita ubah menjadi lebih cerah,
produktif, dan penuh kreatif. Cara berpikir positif mengarahkan pada hal-
hal yang baik, dan sesuatu yang buruk itu harus dipandang sebagai
pengalaman dan guru yang terbaik. Cara berpikir yang demikian itu bisa
dikatakan cara berpikir kreatif dan produktif. Manusia wirausaha memiliki
jiwa mandiri, hal ini didukung oleh cara-cara berpikirnya yang kreatif.
Pemikiran kreatif itu sendiri didukung oleh dua hal yaitu pengerahan
daya imajinasi dan proses berpikir ilmiah. Dengan pemikiran yang kreatif
kita bisa memecahkan berbagai macam permasalahan.
Kreativitas dapat dikembangkan melalui peningkatan jumlah dan
ragam masukan ke otak, terutama tentang hal yang baru, dengan meman-
faatkan daya ingat, daya khayal dan daya serap dari otak akan dapat ditumbuh-
kan berbagai ide baru menuju kreativitas. Kreativitas adalah karya yang
merupakan hasil pemikiran dan gagasan. Ada rangkaian proses yang
panjang dan harus digarap terlebih dahulu sebelum suatu gagasan menjadi
suatu karya. Rangkaian tersebut antara lain meliputi fiksasi (pengikatan,
pemantapan) dan formulasi gagasan, penyusunan rencana, dan program
tindakan nyata yang harus dilakukan sesuai dengan rencana yang telah
disusun untuk mewujudkan gagasan tersebut.

33
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Kreativitas merupakan sebuah proses yang dapat dikembangkan


dan ditingkatkan. Namun, kemampuan ini berbeda dari satu orang terhadap
orang lainnya. Kemampuan dan bakat merupakan dasarnya, tetapi pengetahuan
dari lingkungannya dapat juga mempengaruhi kreativitas seseorang.
Selama ini ada anggapan yang salah mengenai orang yang kreatif. Ada
yang mengatakan hanya orang jenius/pintar saja yang memiliki kreativitas.
Kreativitas bukanlah suatu bakat misterius yang diperuntukkan hanya
bagi segelintir orang. Mengingat kreativitas merupakan suatu cara pandang
yang sering kali justru dilakukan secara tidak logis. Proses ini melibatkan
hubungan antar banyak hal sehingga orang lain kadang-kadang tidak
atau belum memikirkannya.
Kreativitas dalam hal ini adalah menghadirkan suatu gagasan
baru. Kreativitas merupakan sebuah proses yang dapat dikembangkan
dan ditingkatkan. Anda harus mengetahui bahwa kreativitas tiap-
tiap orang berbeda-beda, kemampuan seseorang dalam bakat, penge-
tahuan, dan lingkungan juga dapat mempengaruhi kreativitas. Kreativitas
merupakan sumber yang penting dari kekuatan persaingan karena adanya
perubahan lingkungan.
Inovasi menurut Goman (1991) merupakan penerapan secara praktis
gagasan kreatif. Inovasi tercipta karena adanya kreativitas yang tinggi.
Kreativitas adalah kemampuan untuk membawa sesuatu yang baru
ke dalam kehidupan. Pendapat lain menyebutkan kreativitas itu adalah
kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru ini :
a. Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi
atau melihat hubungan-hubungan baru antara unsur, data, variabel,
yang sudah ada sebelumnya.
b. Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu
yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif
berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Conny Semiawan (1984).

Dalam mengelola usaha, keberhasilan seorang Wirausaha terletak


pada sikap dan kemampuan berusaha, serta memiliki semangat kerja yang
tinggi. Sedangkan semangat atau etos kerja yang tinggi seorang Wirausaha
itu terletak pada kreativitas dan rasa percaya pada diri sendiri untuk maju
dalam berwirausaha. Seorang Wirausaha yang kreatif dapat menciptakan
hal-hal yang baru untuk mengembangkan usahanya. Kreativitas dapat

34
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

menyalurkan inspirasi dan ilham terhadap gagasan-gagasan baru untuk


kemajuan dalam bidang usahanya. Kita tidak mungkin memiliki gambaran
yang lengkap mengenai masa depan, tetapi tindakan kita akan memiliki
konsekuensi di masa depan. Oleh karena itulah, kita memerlukan pemikiran
yang kreatif yang membantu untuk melihat konsekuensi dari tindakan
serta untuk memberikan alternatif tindakan. Pemikiran kreatif berhubungan
secara langsung dengan penambahan nilai, penciptaan nilai, serta penemuan
peluang bisnis. Pola pemikiran kreatif juga dibutuhkan untuk menggambarkan
keadaan masa depan, di mana seorang Wirausaha akan beroperasi, juga
akan memberikan gambaran yang tidak dapat dihasilkan oleh eksplorasi
terhadap trend masa kini.
De Bono, berpendapat bahwa pola pemikiran yang kreatif merupakan
motivator yang sangat besar, karena membuat orang sangat tertarik akan
pekerjaanya. Pemikiran kreatif juga memberikan kemungkinan bagi setiap
orang untuk mencapai sesuatu tujuan. Seorang Wirausaha yang kreatif
akan membuat hidup akan lebih menyenangkan, lebih menarik serta akan
menyediakan kerangka kerja dan dapat bekerjasama dengan orang lain.
Randsepp, menyebutkan ciri-ciri tentang pemikiran kreatif sebagai
berikut:
a. Sensitif terhadap masalah-masalah,
b. Mampu menghasilkan sejumlah ide besar,
c. Fleksibel,
d. Keaslian,
e. Mau mendengarkan perasaan,
f. Keterbukaan pada gejala bawah sadar,
g. Mempunyai motivasi,
h. Bebas dari rasa takut gagal,
i. Mampu berkonsentrasi, dan
j. Mempunyai kemampuan memilih.

Seorang Wirausaha yang memliki daya pengembangan kreativitas


yang tinggi akan dapat merombak dan mendorongnya di dalam pengem-
bangan lingkungan usahanya menjadi berhasil. Karena dengan kreativitas
seorang Wirausaha dapat:

35
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

a. Meningkatkan efisiensi kerja,


b. Meningkatkan inisiatif,
c. Meningkatkan penampilan,
d. Meningkatkan mutu produk, dan
e. Meningkatkan keuntungan.

Seorang Wirausaha yang kreatif selalu dihujani bahan-bahan informasi


bisnis melalui televisi, surat kabar, majalah, percakapan dengan orang
lain, laporan, surat, memo, pengumuman, selebaran, telepon dan sebagainya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Wirausaha yang kreatif
dalam mencari informasi yang penting bagi usahanya:
a. Informasi tentang kepribadian dan kemampuanya,
b. Peluang pasar,
c. Peluang usaha yang menguntungkan perusahaan,
d. Pemasok barang,
e. Kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap produk,
f. Persaingan dalam dunia usaha, dan
g. Lingkungan usaha yang dihadapinya dan lain-lain.

Bagi kalangan Wirausaha, tingkat kreativitas akan sangat menunjang


dalam kemajuan bisnis. Dalam lingkungan bisnis global, dimana perubahan
begitu cepat, organisasi dipaksa membutuhkan orang-orang kreatif yang
dapat mengantisipasi dan tanggap terhadap perubahan.
Oleh karena itu, kreativitas sebenarnya merupakan sebuah proses
yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan. Kreativitas seorang wirausaha
dapat juga dipengaruhi oleh bakat, kemampuan, dan ilmu pengetahuan.
Begitu juga pengalaman seorang Wirausaha juga merupakan guru yang
berharga untuk memicu kreativitas keberhasilan dalam perusahaan. Seorang
Wirausaha dikatakan kreatif apabila mempunyai kemampuan untuk men-
ciptakan sesuatu yang baru atau mengadakan sesuatu yang belum ada.
Untuk memacu kreativitas yang tinggi ada 4 tahapan menurut
Edward de Bono (1970) dalam proses kreatif, yaitu:
a. Latar Belakang atau Akumulasi Pengetahuan
Kreasi yang baik biasanya didahului oleh penyelidikan dan pengumpulan

36
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

informasi. Hal ini meliputi membaca, berbicara dengan orang lain,


menghadiri pertemuan profesional dan penyerapan informasi sehubungan
dengan masalah yang tengah digeluti. Sebagai tambahan dapat juga
menerjuni lahan yang berbeda dengan masalah kita karena hal ini
dapat memperluas wawasan dan memberikan sudut pandang yang
berbeda-beda.
b. Proses Inkubasi
Dalam tahap ini seseorang tidak selalu harus terus menerus memikirkan
masalah yang tengah dihadapinya, tetapi ia dapat sambil melakukan
kegiatan lain, yang biasa, yang sama sekali tidak ada hubungannya
dengan masalah. Akan tetapi, ada waktu-waktu tertentu di mana
ia harus menyempatkan diri memikirkan masalah ini untuk pemecahannya.
c. Melahirkan Ide
Ide atau solusi yang seirama ini dicari-cari mulai ditemukan. Terkadang
ide muncul pada saat yang tidak ada hubungannya dengan masalah
yang ada. Ia bisa muncul tiba-tiba. Di sini ia harus dapat dengan cepat
dan tanggap menangkap dan memformulasikan baik ide maupun
pemecahan masalah lanjutan dari ide tersebut.
d. Evaluasi dan Implementasi
Tahap ini merupakan tahap tersulit dalam tahapan-tahapan proses
kreativitas karena dalam tahap ini seseorang harus lebih serius, disiplin,
dan benar-benar berkonsentrasi. Wirausahawan yang sukses dapat
mengidentifikasi ide-ide yang mungkin dapat dikerjakan dan memiliki
kemampuan untuk melaksanakannya. Lebih penting lagi, ia tidak
menyerah begitu saja bila menghadapi hambatan. Bahkan biasanya
ia baru akan berhasil mengembangkan ide-ide setelah beberapa kali
mencoba. Hal penting lain dalam tahapan ini adalah di mana Wirausaha
mencoba-coba kembali ide-ide sampai menemukan bentuk finalnya
karena ide yang muncul pada tahap III (c) tadi biasanya dalam bentuk
yang tidak sempurna. Jadi, masih perlu dimodifikasi dan diuji untuk
mendapatkan bentuk yang baku dan matang dari ide tersebut.

Dalam rangka mengembangkan daya kreatifitas, dibutuhkan kesempatan


untuk menilai perilaku kreatifitas sendiri agar dapat mulai mempraktekkan
pemikiran yang kreatif.

37
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Kreatifitas adalah sebuah bidang lain dimana dalam kebanyakan


kasus, pengusaha memiliki lebih banyak peluang untuk menggunakan
bakat kreatif mereka dibandingkan dengan pegawai yang digaji. Pegawai
yang digaji sering kali tidak diharuskan untuk berpikir kreatif dan bahkan
ketika mereka memiliki ide baru, mereka sering kali didiamkan oleh yang
lain.
Karena pengusaha memiliki tanggung jawab yang begitu luasnya,
kreatifitas dapat menjadi sangat berguna dalam pengembangan ide-
ide untuk memecahkan berbagai macam permasalahan. Pengusaha,
sebagai pimpinan, juga memiliki kebebasan yang lebih besar untuk
mengimplementasikan ide-ide.
Kebanyakan orang dapat memikirkan beberapa pekerjaan yang
membutuhkan kreatifitas, seperti : seniman, musisi, penari, perancang
dan ilmuwan. Meskipun demikian, kebutuhan akan kreatifitas tidak
terbatas pada pekerjaan-pekerjaan ini. Ide-ide kreatif dibutuhkan dimana
terdapat masalah dengan solusi yang tidak diketahui. Di dunia usaha,
pengusaha menggunakan kreatifitas untuk memecahkan masalah sehari-
hari, mempromosikan barang-barang dan jasa-jasa, memperbaharui
barang-barang dan jasa-jasa dan menggunakan sumber daya yang terbatas.
Beberapa orang menjadi terbiasa untuk berpikir dengan cara tertentu,
mereka mungkin memiliki kesulitan memikirkan ide-ide yang asli. Orang-
orang dapat mengembangkan potensi kreatif mereka melalui pembelajaran
dan praktek.
Beberapa teknik dapat digunakan untuk mengembangkan kreatifitas,
antara lain: peningkatan kesadaran, tukar pendapat, dan mengubah
ide-ide yang ada. Peningkatan Kesadaran berarti belajar untuk memperhatikan
hal-hal yang biasanya tidak kita hiraukan. Kebanyakan orang memiliki
kebiasaan untuk menutup beberapa penglihatan dan suara tertentu dalam
rangka berkonsentrasi pada suatu hal pada suatu waktu. Dengan mem-
perhatikan apa yang biasanya tidak kita indahkan, kita dapat membuka
pikiran kita terhadap cara-cara berpikir yang baru.
Tukar Pendapat adalah sebuah teknik dimana orang-orang menghasilkan
sejumlah besar ide-ide. Munculnya ide-ide baru, walaupun terkadang
tidak biasa, sangat diharapkan. Ide-ide tidak boleh dinilai atau dikritisi
selama tukar pendapat. Peserta dapat mengkombinasikan dan meningkatkan
ide-ide selama tukar pendapat.

38
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Ide-ide yang baru dan asli dapat dikembangkan dengan menggunakan


ide-ide yang ada sebagai titik awal. Sebagian dari ide-ide yang ada dapat
diubah dalam banyak cara. Ide-ide tersebut dapat diperbesar, diperkecil,
diubah warnanya, rasanya atau gayanya, diatur ulang, dibalik, diganti, atau
digabungkan. Barang-barang dan jasa-jasa sering diubah agar lebih menarik
dengan menggunakan teknis yang sederhana.
Metode ini juga dapat digunakan untuk membantu pengusaha membuat
situasi kerjanya lebih menyenangkan dan efisien. Dengan mengembangkan
dan menggunakan kreatifitas mereka, pengusaha dapat meningkatkan
potensi mereka agar sukses. Kegiatan-kegiatan berikut ini dirancang untuk
membantu peserta mengembangkan kebiasaan berpikir kreatif.
Apakah Anda menganggap diri Anda kreatif? Apakah kreatifitas
dapat dikembangkan? Bagi sebagian orang, menjadi kreatif adalah melibatkan
upaya untuk tidak malu dengan ide-idenya sendiri; bagi yang lain adalah
menyadari bahwa menjadi kreatif dapat dilakukan dengan banyak cara
yang berbeda. Orang-orang yang sadar dan cukup percaya diri, memiliki
lebih sedikit penghalang dan dapat begitu saja membiarkan sifat kreatif
mereka berjalan.
Dalam sebuah konteks usaha, inovasi umumnya dianggap sebagai
penerapan dari kreatifitas. Peter F Drucker menyarankan bahwa inovasi
“adalah instrumen khusus kewirausahaan.” Peter F Drucker kemudian
menyatakan bahwa terdapat tujuh sumber kesempatan inovatif. Empat
diantaranya terkait dengan industri atau sektor jasa khusus, yaitu: yang
tidak diharapkan; yang tidak awam; kebutuhan proses; dan perubahan
struktural. Tiga yang lain terkait dengan lingkungan manusia dan ekonomi:
demografi; perubahan persepsi, suasana hati, dan arti; dan pengetahuan baru.
Kita dapat melihat beberapa faktor,tersebut, misalnya di kedai kopi.
Faktor yang tidak diharapkan dalam kesuksesan juru masak di kedai
kopi yang baru-baru ini diperolehnya adalah kesediaan pelanggan untuk
membayar dua atau tiga kali lipat dari harga secangkir kopi biasa untuk
kopi yang eksotis, kopi dengan aroma dan rasanya tertentu atau memiliki
merek dagang yang terkenal. Contoh suatu hal yang tidak awam adalah
popularitas makanan pencuci mulut yang bebas lemak (sehat) untuk
dinikmati bersama kopi tersebut. Perubahan struktural di industri adalah
munculnya waralaba. Perubahan lingkungan juga telah berkontribusi
pada fenomena ini. Karena bertambahnya usia membuat tempat pertemuan

39
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

yang lebih disukai pindah dari bar ke klub kesehatan selanjutnya ke kedai
kopi.
Dari situs Internet Creativity Web, yang disunting oleh Linda Schiffer,
berikut ini,beberapa saran untuk hal-hal yang dapat Anda lakukan untuk
meningkatkan kreatifitas Anda:
- Mempelajari tentang teknik-teknik berpikir kreatif dan mempraktekkannya
dari buku-buku.
- Menghadiri kursus tentang berpikir kreatif dan mempraktekkan ide-
ide.
- Menyimpan sebuah buku catatan harian dan mencatat pemikiran-
pemikiran, ide-ide, sketsa-sketsa Anda, dll segera setelah Anda mendapat-
kannya. Tinjau ulang buku catatan harian Anda secara reguler dan
lihat ide-ide apa yang dapat dikembangkan.
- Memanjakan diri dalam kegiatan-kegiatan bersantai dan olah raga
untuk mengistirahatkan pikiran dan memberikan waktu bagi alam
bawah sadar Anda untuk mencerna informasi.
- Mengembangkan minat yang beragam untuk hal-hal yang berbeda,
lebih baik apabila hal tersebut jauh dari lingkungan kerja Anda yang
biasanya. Misalnya, baca buku komik atau majalah yang biasanya
tidak Anda peroleh. Hal ini akan membuat otak Anda sibuk dengan
hal-hal baru. Sifat umum bagi orang-orang yang kreatif adlah ketertarik
terhadap berbagai subyek yang luas keragamannya.
- Jangan bekerja terlalu keras; Anda membutuhkan waktu untuk berada
jauh dari sebuah masalah setelah periode-periode fokus yang intens
agar dapat kreatif.

Pertimbangkan informasi tentang beberapa tren terkini di bawah


ini untuk melihat apakah kita dapat mengaitkannya dengan kesempatan-
kesempatan yang potensial dalam konteks kategori-kategori yang dibuat
Profesor Drucker. Untuk masing-masing kategori tersebut, lihat apakah
Anda bisa menemukan kecocokannya untuk membangun sebuah usaha:
- Yang tidak diharapkan. International Association for Financial Planning
mengamati sebuah peningkatan yang pesat terhadap permintaan
rujukan untuk pembuat rencana keuangan. Seorang juru bicara

40
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

untuk IAFP mengatakan, “Orang-orang menyadari bahwa perencanaan


keuangan bukan hanya berlaku untuk pensiun atau menabung untuk
pendidikan anak; perencanaan keuangan berlaku dalam semua
tahap kehidupan seseorang.”
- Yang tidak awam. Banyak orang Amerika yang merasa tertekan oleh
waktu. Secara tidak awam atau tidak lazim, mereka berharap dapat
menjalani hidup yang lebih sederhana, lebih mudah tanpa harus meng-
hentikan kegiatan-kegiatan yang paling memakan waktu dan meng-
habiskan tenaga. Kondisi ini melahirkan kesempatan menawarkan
barang-barang dan jasa-jasa yang menghemat waktu dan membebaskan
orang-orang ini dari tugas-tugas yang menurut mereka tidak terlalu
memuaskan, tidak senilai dengan waktu yang dihabiskannya, atau
tidak menyenangkan.
- Kebutuhan proses. Individu-individu dan bisnis menghabiskan banyak
uang untuk memperoleh pendidikan, pelatihan dan keterampilan
yang diperlukan untuk tetap berdaya saing dalam pasar yang berevolusi
secara cepat, menciptakan kesempatan di bidang konsultasi dan
pelatihan.
- Perubahan struktural. Industri kesehatan akan berkembang karena
bertambahnya usia, manusia, banyaknya kemajuan teknologi dan
harapan orang-orang terhadap perawatan medis yang siap tersedia.
Salah satu segmen dari industri tersebut yang berkembang paling
pesat adalah layanan kesehatan berbasis rumah, yang cocok bagi
pengusaha karena kemudahan memperolehnya.
- Demografi. Populasi jelang usia lanjut memiliki gabungan antara waktu
santai dan dana siap pakai. Hal ini membuat mereka menjadi pasar
yang besar bagi usaha baru di bidang jasa yang terkait dengan kenyamanan
dan kebutuhan rekreasi mereka.
- Perubahan persepsi, suasana hati dan arti. Jumlah uang yang dikeluarkan
oleh warga dan bisnis untuk barang dan jasa keamanan berkembang
pesat; pilihan untuk melakukan transaksi melalui internet semakin
meningkat.
- Pengetahuan baru. Pada tahun 1996, untuk pertama kalinya penjualan
komputer mengalahkan penjualan televisi di Amerika Serikat.

41
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Tujuh Langkah Teratas Untuk Memperluas Potensi Kreatif


Anda (Karen Carnabucci)
Penghargaan terhadap kreatifitas telah menjadi budaya yang populer
selama beberapa tahun terakhir. Saat ini semakin dapat diterima bahwa
intelektualitas dan riwayat hidup berada di belakang kemampuan untuk
menanggapi situasi secara kreatif. Berikut ini adalah tujuh langkah
untuk memperluas potensi kreatif Anda :
a. Periksa bagaimana Anda memandang kreatifitas dan orang-orang
yang kreatif. Budaya kita yang berorientasi pada hasil cenderung melihat
mereka yang menghasilkan sebuah barang – buku, lukisan atau kue–
sebagai orang yang kreatif. Kita kurang mampu mengenali orang-
orang dan mengidentifikasi cara-cara berpikir serta tingkah laku yang
baru, terutama dalam kehidupan sehari-hari termasuk di dalam bisnis.
b. Luangkan waktu bersama orang-orang yang kreatif. Amati bagaimana
mereka Berperilaku, berpikir, bersantai dan menanggapi. Mintalah
mereka untuk berbicara tentang kejadian apa dalam hidup mereka
yang mempengaruhi kreatifitas mereka.
c. Pelajari proses pemanasan Anda sendiri, kemampuan Anda untuk
menyiapkan diri terhadap kelahiran sebuah ide yang kreatif dan mengambil
resiko yang positif dalam membuat perubahan, bahkan yang untuk
perubahan yang kecil sekalipun. Kejadian dan situasi apa yang tampaknya
mendorong tindakan kreatif Anda?
d. Bergerak, menari, berolahraga, bersepeda, berjalan dan melakukan
peregangan otot. Cobalah yoga, tai chi, atau qigong. Kegiatan-
kegiatan fisik ini dapat membuat kita rileks dari kegiatan berpikir
dan memulihkan kondisi tubuh. Seiring dengan gerakan tubuh,
otak bagian kanan dan bagian kiri (sisi imaginatif dan sisi kognitif)
mampu bekerja sama lebih efisien.
e. Dengarkan musik dan bereksperimen dengan latihan teater yang
menggunakan improvisasi, meskipun Anda tidak dapat bermain
atau tidak bisa bersandiwara. Perhatikan bagaimana jenis-jenis musik
yang berbeda mengekspose berbagai potensi dalam diri Anda. Latihan
teater dan drama akan membantu Anda mempraktekkan cara-cara
menanggapi yang berbeda.

42
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

f. Simpan sebuah buku catatan yang berisi ide-ide dan pengamatan-


pengamatan yang menarik atau kreatif. Tempelkan gambar-gambar
dari majalah-majalah yang menarik bagi Anda, meskipun Anda tidak
tahu untuk apa. Menulis dan menggambar secara acak-acakan, jika
Anda ingin. Apapun yang Anda lakukan, jangan menyensor diri Anda
sendiri. Lihat apa yang terjadi.
g. Cari pembimbing, guru, atau pelatih yang dapat membantu Anda
mengembangkan kreatifitas yang baru Anda ditemukan.

Karen Carnabucci adalah seorang konsultan kreatifitas, psikoterapis,


pelatih di Racine, Wis., menawarkan program-program pengembangan
profesional dan bimbingan serta mengajar metode-metode tindakan dan
metode-metode yang mempromosikan kreatifitas dan spontanitas dalam
kehidupan sehari-hari. Lihat http://www. companionsinhealing.com
untuk keterangan lebih lanjut tentang Karen Carnabucci.

B. MOTIVASI DAN SIKAP


Motivasi membantu pengusaha dalam menggunakan sikap mereka
untuk mengendalikan situasi. Sikap mental yang positif membantu me-
motivasi Anda agar terfokus pada kegiatan, kejadian dan hasil-hasil yang
ingin Anda capai. Bahkan pengalaman yang negatif mengandung sesuatu
yang positif. Motivasi datang dari adanya sikap mental yang positif terhadap
semua kejadian dan carilah manfaat dari setiap pengalaman.
Motivasi yang baik dan sikap mental yang positif dibangun melalui
periode waktu yang panjang. Faktor-faktor berikut ini berguna bagi pengusaha
dalam membangun sikap mental yang positif:
- Berkonsentrasi untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang positif.
- Memilih tujuan-tujuan kerja yang positif.
- Bergabung dengan pengusaha-pengusaha lain. Dan dapatkan pemikiran,
sikap dan karakteristik orang-orang ini.
- Hindari ide dan pemikiran yang negatif.
- Peka terhadap kesempatan-kesempatan untuk memperbaiki situasi,
Apakah itu kehidupan pribadi, kehidupan kerja mapun kehidupan
dalam komunitas.

43
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

- Buanglah ide-ide yang tidak membuahkan hasil. Lebih baik mengubah


arah daripada memburu ide-ide yang hanya memberikan hasil-hasil
yang terbatas.
- Lingkungan mempengaruhi kinerja Anda. Jika lingkungan Anda
tidak cocok dengan kebutuhan Anda, ubahlah lingkungan tersebut
atau pindah ke lingkungan lainnya yang lebih positif dan menunjang
dalam mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan.
- Percaya pada diri sendiri dan bakat Anda sendiri. Kesuksesan datang
kepada mereka yang menggunakan kemampuannya semaksimal.
- Hilangkan stress mental dengan mengambil tindakan. Fokus pada
masalah yang spesifik; setelah Anda mengambil keputusan, segera
ambil tindakan menyelesaikan masalah tersebut.

Sikap mental yang positif sangat penting untuk membantu pencapaian


keberhasilan. Bagaimana seorang pengusaha berperilaku adalah sebuah
cerminan bagaimana mereka memandang diri mereka sendiri dan lingkungannya.
Kebiasaan yang baik susah untuk diperoleh, akan tetapi sekali diperolah,
kebiasaan-kebiasaan yang baik ini akan menjadi aset yang penting dalam
membantu memotivasi Anda. Sebagai contoh, beberapa pengusaha telah
terbiasa memulai kerja pada jam-jam yang sangat dini di pagi hari. Memulai
kerja lebih awal dari biasanya merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan
motivasi. Hal ini memerlukan upaya yang sangat besar, akan tetapi,
jika seorang pengusaha dapat menjalankan praktek ini selama 2 bulan,
kegiatan ini akan menjadi sebuah kebiasaan.
Untuk dapat menggunakan waktu di dini hari secara produktif, tentukan
(malam sebelumnya) bagaimana waktu pagi hari tersebut akan digunakan.
Buat rencana tentang kegiatan-kegiatan penting di hari berikutnya
sebelum tidur setiap malamnya. Kebiasaan yang baik memberi motivasi.
Guna memperoleh kebiasaan yang baik, seseorang harus mempraktekkan
kegiatan setiap hari selama periode waktu satu bulan. Setelah waktu
sebulan itu berlalu, orang tersebut akan termotivasi meneruskan kegiatan
itu secara rutin. Jika hal ini dilaksanakan dengan benar, maka kegiatan
tersebut menjadi kebiasaan yang baik dan akan memberikan motivasi
untuk meningkatkan kinerjanya. Anda harus memahami bahwa Anda
bertanggung jawab atas tindakan-tindakan Anda sendiri. Anda harus
bersedia untuk mengulas kebiasaan-kebiasaan Anda berkenaan dengan

44
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

tujuan masa depan Anda. Kebiasaan-kebiasaan baru harus dilakukan


untuk mengganti kebiasaan-kebiasaan yang lama guna memberikan
motivasi yang menjamin kesuksesan di masa depan.
Banyak orang yang dalam hidupnya berharap menjadi orang lain
atau mereka melakukan pekerjaan yang lain. Banyak orang yang mempunyai
hasrat untuk mengubah “situasi kerja” mereka, akan tetapi hanya sedikit
orang yang benar-benar melakukan tindakan untuk membuat perubahan
yang diharapkan. Proporsi orang-orang yang ingin mengambil resiko
untuk mengubah hidup mereka untuk menjadi lebih baik relatif kecil. Orang-
orang ini berjiwa wirausaha karena mereka memanfaatkan kesempatan-
kesempatan untuk memilki dan menjalankan usaha mereka sendiri. Hal
penting bagi setiap pengusaha sejati adalah terus berubah, berkembang
dan memiliki sikap yang positif serta citra diri yang sehat.

1. Motivasi Mental
Pengusaha memiliki mental yang sehat dalam memandang kehidupan.
Mereka adalah individu-individu yang dewasa dengan membangun sebuah
cara memandang dan menyikapi semua pengalaman dengan sikap yang
sehat. Berikut ini adalah usulan-usulan untuk membantu membangun
motivasi mental yang baik:
- Pengusaha menemukan kepuasan dalam bekerja dan bangga akan
hasil usahanya. Oleh karena itu, tunjukkan sikap mental yang positif
terhadap pekerjaan Anda, karena sikap mental inilah yang akan
membantu kesuksesan Anda.
- Pikiran adalah alat yang sangat hebat. Luangkan waktu untuk pemikiran
yang reflektif setiap hari. Ijinkan otak Anda untuk terlibat secara penuh
dalam kegiatan-kegiatan usaha Anda.
- Jangan membatasi pikiran-pikiran Anda hanya pada masalah-masalah
kecil-detail dan kegiatan-kegiatan rutin sehari-hari. Motivasilah diri
Anda untuk memperluas pola pikir dan milikilah pola pikir yang “besar-
menyeluruh”. Orang-orang yang termotivasi untuk melihat “Gambaran
Besar” adalah mereka yang berjiwa wirausaha dan berpotensi menjadi
pemimpin dalam usaha dan komunitas.
- Memiliki selera humor yang sehat akan menolong dan mempertahankan

45
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

motivasi diri. Bersikap terlalu serius dalam bekerja dapat menjadi


tidak sehat dan merugikan efektifitas kerja.
- Terorganisirlah secara mental, dan fokus pada berbagai macam-masalah.
Anda harus dapat memindah perhatian dari satu bidang permasalahan
ke bidang permasalahan yang lain dengan upaya sekecil mungkin.

Sikap mental yang tepat untuk bekerja sangat penting untuk membangn
motivasi. Pengusaha yang sukses memiliki motivasi yang tinggi, menikmati
pekerjaan mereka serta terlibat dan berdedikasi terhadap yang mereka
lakukan. Sikap mental positif melahirkan motivasi yang menjadikan
pekerjaan menjadi menarik, menggairahkan, dan menghasilkan kepuasan
yang besar.

2. Motivasi Internal vs. Eksternal


Sebuah penelitian tentang pola-pola perilaku eksternal dan internal
menemukan bahwa sebuah lokus kontrol internal (pengendalian dari
dalam diri) memberikan kontribusi pada efektifitas terhadap peranan-
peranan organisasi. Penelitian tersebut mengusulkan hal-hal berikut ini:
- Individu yang berorientasi eksternal (termotivasi oleh faktor luar
diri) lebih cenderung mengekspresikan aspirasi-aspirasi kerja yang
kurang realistik.
- Orang-orang yang berorientasi eksternal kurang dapat mengatasi
tuntutan realitas.
- Lokus kontrol mempengaruhi perilaku kerja. Orang-orang yang
berorientasi internal lebih mampu merawat peralatan, memberi indikasi
kepuasan yang tinggi pada latihan kerja, lebih toleran dalam kerja,
dan lebih kooperatif, mampu mengandalkan diri sendiri, dan lebih
memahami pekerjaan mereka.
- Dalam penelitian tentang perilaku mencari kerja dari individu-individu
yang tidak memiliki pekerjaan atau menganggur, ditemukan bahwa
mereka yang berorientasi internal menunjukkan pengarahan diri
yang lebih besar dan menerima tanggung jawab lebih besar untuk
pembangunan karir mereka.

46
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

- Saat ditunjuk sebagai penyelia, orang-orang yang berorientasi internal


lebih mengandalkan pendekatan pribadi, sedangkan orang-orang
yang berorientasi eksternal akan lebih menggunakan kekuatan, paksaan
dan ancaman Hal ini merupakan indikasi perbedaan antara keduanya
dalam menanamkan pengaruh mereka.
- Orang-orang yang berorientasi internal akan lebih memilih orang
dengan kemampuan yang setara atau lebih mampu sebagai pasangan
dalam menyelesaikan tugas. Orang-orang yang berorientasi eksternal
cenderung memilih rekan kerja yang kemampuannya lebih rendah.
Orang yang berorientasi eksternal memiliki rasa percaya diri kurang
akan hasil tugasnya ketika harus menyerahkan kendali kepada orang
lain.
- Orang-orang yang berorientasi internal lebih cepat dalam mengadopsi
inovasi dan praktek-praktek baru. Misalnya, dalam kelompok pertanian,
petani yang menggunakan praktek-praktek pertanian yang baru biasanya
lebih berorientasi internal dari pada yang lain. Contoh lainnya, orang
dengan norma-norma keluarga kecil juga biasanya adalah orang-
orang yang berorientasi internal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar orang-orang


dibatasi oleh orientasi eksternal. Hal ini disebabkan kegagalan dalam
menerapkan kendali atas lingkungannya. Orang-orang yang demikian
tidak memperoleh kesuksesan secara psikologis yang dapat memberikan
rasa kepuasan atau keberhasilan dalam pekerjaan mereka.
Entrepreneurial Orientation Inventory adalah suatu alat untuk mengukur
sejauh mana seseorang berorientasi internal atau eksternal yang terkait
dengan berbagai kegiatan kewirausahaan. Alat ini ditujukan untuk
membantu responden dalam menelaah derajat eksternal atau internal
mereka sendiri. Alat ini memberikan umpan balik langsung kepada pengusaha,
calon pengusaha, dan pelatih pengusaha dalam bermacam situasi.
Mereka yang mendapatkan nilai tinggi dalam internalitas kewirausahaan
adalah mereka yang percaya bahwa pengusaha dapat membentuk nasib
mereka sendiri melalui kemampuan dan upaya mereka sendiri. Mereka
yang medapatkan nilai tinggi dalam eksternalitas kewirausahaan adalah
mereka yang percaya bahwa kesuksesan pengusaha bergantung pada

47
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

faktor-faktor seperti kesempatan, iklim politik, kondisi masyarakat, dan


lingkungan ekonomi – faktor-faktor yang berada di luar kemampuan
dan kendali mereka.
Riset telah mengindikasi bahwa orang-orang dengan pandangan
kewirausahaan internal yang tinggi lebih berpotensi menjadi pengusaha
yang sukses. Mereka lebih cenderung melakukan kegiatan, aktif terlibat
dalam pekerjaan mereka, dan tetap tekun. Sebaliknya, mereka dengan
pandangan eksternal yang tinggi lebih cenderung membiarkan hal-hal
terjadi di luar kehendak mereka, sebagai hasilnya, mereka tidak melakukan
yang terbaik.

3. Motivasi dan Imbalan


Bagian yang sangat penting dari pekerjaan Anda sebagai pemilik
usaha kecil adalah memotivasi dan memberi imbalan bagi pekerja Anda.
Pekerja Anda harus bersedia untuk melakukan pekerjaan yang baik oleh
karena itu mereka harus diberi imbalan saat mereka melakukannya.
Imbalan tidak selalu harus dalam bentuk bonus maupun hadiah, walaupun
itu adalah suatu cara yang baik sebagai penghargaan. Imbalan dapat
juga dalam bentuk pujian yang sederhana misalnya dengan berkata: “Saya
tahu tentang keberhasilan Anda berjualan, saya sangat bangga terhadap
Anda” atau, “Saya melihat Anda telah memperbaiki motor Edi ,dengan
cepat dan hasilnya sangat baik. Anda tampaknya tahu betul tentang mesin.”
Atau, “Saya sangat puas dengan cara Anda berpakaian dan cara Anda
melayani pelanggan kita.”
Komentar semacam ini membuat pekerja tahu bahwa Anda benar-
benar sangat menaruh perhatian dan menghargai kerja mereka. Ketika
Anda membuat pekerja merasa senang, mereka akan terus melakukan
kerja mereka dengan sebaik-baiknya. Jika Anda mampu, Anda dapat
juga memberikan bonus kepada mereka setiap 3 atau 6 bulan sekali. Jumlahnya
tidak perlu besar, tetapi juga sesuatu yang menunjukkan betapa kerja
keras mereka telah mendapatkan imbalan yang layak.
Yang menjadi tujuan Anda adalah menciptakan lingkungan kerja
yang baik, memberi kesempatan karyawan untuk tumbuh dan menerapkan
sebuah sistem pengakuan dan penghargaan.

48
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

BAB IV

KOMITMEN DALAM USAHA

A. PENGERTIAN KOMITMEN TINGGI

K
omitmen tinggi yang dimaksudkan adalah fokus pikiran diarahkan
kepada tugas dan usahanya dengan selalu berupaya untuk
memperoleh hasil yang maksimal.
Seorang wirausaha yang mempunyai komitmen tinggi adalah orang
yang mentaati atau memenuhi janjinya untuk memajukan usaha bisnisnya
sampai berhasil sekaligus mempertahankan dan menciptakan kepercayaan
dari orang lain baik itu konsumen mapun mitra bisnisnya.

B. FAKTOR-FAKTOR KOMITMEN TINGGI


1. Konsisten, Tegar dan Fair
Konsisten adalah seorang wirausaha yang sudah tidak berubah-
ubah dalam mengambil keputusan. Contohnya adalah seorang wirausaha
yang sudah memutuskan untuk menaikkan gaji para pegawainya dan
keesokan harinya keputusan itu berubah maka wirausaha tersebut tidak
konsisten.
Seorang wirausaha harus memiliki kharisma yaitu suatu pancaran
kewibawaan bukan karena paksaan atau adanya peraturan yang mengikat,
memiliki sifat yang konsisten, tegas dan terbuka terhadap saran dan kritikan
yang membangun (fair).

2. Mercusuar
Mercusuar akan memberikan penerangan wirausaha yang kharismatik
yang sangat berguna dan sangat baik. Seorang wirausaha yang berkharisma

49
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

bukan sekedar menerangi dari ke jauhan, tetapi juga mempraktekan


apa yang dibicarakan dan disampaikan.seorang wirausaha yang berkharisma,
selalu bersedia melakukan sebanyak yang dia tuntut dari orang lain.

3. Konsentrasi pada Manusia


Seorang wirausahawan harus fokus kepada manusia, dengan bersedia
memperhatikan masalah, keinginan, dan perkembangan bawahannya.
Karyawan akan lebih bergairah dan senang mendapatkan tugas sekecil
apapun serta selalu berusaha untuk menyelesaikan tugas tersebut
sebaik-baiknya.

C. MENERAPKAN PERILAKU TEPAT WAKTU


1. Tepat Waktu adalah Organisasi
Tepat waktu merupakan organisasi, artinya keseluruhan dari aktifitas
kegiatan untuk mencapai suatu tujuan.
2. Tepat Waktu adalah Kekuasaan
Maksudnya waktu yang kita hadapi sekarang akan menentukan
kejadian-kejadian pada masa akan datang.
3. Tepat Waktu adalah Nilai Uang
Maksudnya, waktu yang diberikan seseorang untuk dapat menghasilkan
sesuatu yang dapat dinilai dengan uang
4. Tepat Waktu adalah Ukuran
Maksudnya, menentukan berapa lama harus untuk menghasilkan sesuatu
dan berapa lama waktu yang kita abaikan sehingga dapat menimbulkan
kerugian.

D. MENERAPKAN PERILAKU TEPAT JANJI


1. Watak sebagai Calon Wirausaha
Ciri-ciri potensi kepribadian sebagai calon wirausaha adalah:
- Bermodal tinggi dalam menempati janji.
- Bersikap mental tinggi dalam menempati janji
- Terampil di dalam belajar dan dalam berusaha

50
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

2. Penerapan Perilaku Tepat Janji Bagi Pekerja di Lingkungan


Perusahaan
- Para pekerja diajarkan dan dibiasakan sehari-harinya untuk
mendaya-gunakan tepat janji waktu bekerja.
- Membiasakan mendidik diri sendiri diri sendiri dalam bekerja dan
jangan berbohong
- Merenungi kelengahan dan kelemahan yang terdapat dalam pribadi
serta cara untuk mengatasinya
- Merenungkan keberhasilan dan kegagalannya di dalam bekerja,
berkarya, dan berprestasi.
- Sadarilah bahwa budaya menempati janji itu sangat berharga
untuk mengisi kehidupan dalam bekerja, berkarya, dan berprestasi.
- Meningkatkan disiplin diri sendiri untuk membiasakan budaya
menempati janji.

E. MENERAPKAN KEPEDULIAN TERHADAP MUTU HASIL KERJA


1. Elemen-Elemen Kepedulian terhadap Kualitas
- Informasi mutu (kualitas) harus digunakan untuk perbaikan,
bukan untuk mengawasi orang.
- Imbal jasa harus sepadan dengan nilai pekerjaannya
- Warga perusahaan harus merasa memiliki perusahaan
- Kewenangannya harus sebatas tanggung jawab.
- Kolaborasi, sinergi, bukan kopetensi, harus merupakan basis kerja
sama.
- Warga perusahaan merasa aman dan senang terhadap pekerjaannya
- Rasa keadilan harus ditanamkan.
2. Penampilan Seorang Wirausaha
- Bermoral atau berakhlak baik dan jujur
- Melaksanakan tata karma yang baik
- Melaksanakan sopan santun
- Memberikan suri teladan yang baik
- Tolong-menolong dengan sesama anggota masyarakat

51
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

- Tenggang rasa dengan sesama anggota masyarakat


- Melaksanakan norma-norma anggota masyarakat
- Hormat-menghormati sesama anggota masyarakat
- Berbusana yang sopan
- Berbicara yang baik
3. Tujuan Menampilkan Produk yang Baik
- Menciptakan hasil produk yang sesuai dengan selera konsumen
- Menciptakan hasil produksi yang berfaedah dan disenangi konsumen
- Menciptakan produk yang mudah pemeliharaannya

F. MENERAPKAN KOMITMEN TINGGI TERHADAP PENGENDALIAN DIRI


Pengendalian diri seorang wirausaha adalah penentu keberhasilan.
Perlu dipahami bahwa dalam diri seorang wirausaha selalu ada dua hal
yang akan dihadapinya di waktu yang akan datang yaitu kesuksesan dan
kegagalan. Perilaku pengendalian diri sangat dibutuhkan dalam mencapai
dan mempertahankan kesuksesan maupun menghadapi situasi-situasi
sulit di saat mengalami kegagalan. Faktor komitmen tinggi untuk menerap-
kan pengendalian diri diperlukan agar usaha yang dirintisnya sukses.
Berikut ini faktor-faktor yang mendukung terwujudnya pengendalian
diri.
a. Tabah yaitu tetap kuat dalam ahti hati ketika menghadapi cobaan
dan kesulitan hidup.
b. Sabar yaitu ketenangan hati dalam menghadapi segala situasi yang
kurang berkenan di dalam hati.
c. Keuletan yaitu sikap yang ditunjukkan dengan tangguh, kuat dan
tidak mudah putus asa dalam mencari jalan yang lebih baik untuk
maju dan mencapai suksesan.
d. Disiplin sikap kerja yang ditunjukkan dengan ketaatan pada peraturan
dan prosedur yang telah dibuat sehingga tidak terjadi penyimpangan.
Disiplin juga memiliki arti lain yaitu tetap konsisten dengan kemampuan,
ilmu yang dimiliki, dan usaha bisnis yang dijalankan.
e. Kerjasama yaitu sebuah kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh
beberapa orang untuk mencapai tujuan keberhasilan bersama.

52
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

BAB V

SIKAP MANDIRI

A. MENGEMBANGKAN KEPERCAYAAN DIRI

S
eperti kita ketahui bahwa manusia adalah makhluk yang
istimewa bila dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya.
Manusia memiliki segala kelebihan dan kekuasaan. Manusia
tidak hanya berbeda dengan makhluk lainnya, tetapi sesama manusia
pun terdapat perbedaan. Perbedaan berpengaruh kepada tingkah lakunya.
Sebagai contoh ada manusia yang kuat fisik dan mentalnya dan ada
pula yang lemah dan hal ini akan mempengaruhi kemampuan kerja mereka.
Apalagi mereka yang selama ini membiarkan daya khayalannya tidur
harus dibangunkan. Mereka yang mempergunakan daya khayalnya atau
dipengaruhi oleh alam pikiran yang negatif harus segera di rubah, bahkan
jika perlu dibuang jauh-jauh.
Untuk mengubah ini tidak mudah, mereka harus diberi pengertian
terlebih dahulu tentang apa yang hendak dicapai, apa kegunaannya,
bagaimana cara mencapainya, dan hal-hal lainnya sehubungan dengan
pengembangan sikap kepercayaan pada diri sendiri. Untuk memberikan
pengertian tersebut diperlukan cara-cara berfikir sistematis, praktis, dan
kreatif. Yaitu cara berfikir yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan
dalam pengembangan dirinya.
Perasaan memiliki kepercayaan diri hanya dapat dirasakan oleh
yang bersangkutan dalam bentuk kematangan hati menghadapi tugas
yang harus dilakukan. Seberapa jauh hatinya mantap dan yakin dapat
melakukan suatu pekerjaan akan menandai seberapa jauh kepercayaan
dirinya.

53
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

B. PENGEMBANGAN SIKAP PERCAYA PADA DIRI SENDIRI


1. Tugas dan Kepercayaan Diri
Kepercayaan diri atau Self Confidence merupakan suatu paduan
sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi suatu tugas atau pekerjaan.
Dalam praktek, kepercayaan diri tersebut merupakan sikap dan keyakinan
untuk memulai, melakukan, dan menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan
yang harus dihadapi.
Kepercayaan diri adalah sifat internal pribadi seseorang dan bersifat
sangat relatif, baik antara seseorang dengan orang lain ataupun pada
seseorang, tetapi beda tugas atau pekerjaan yang dihadapinya. Seseorang
mungkin mempunyai kepercayaan diri yang besar untuk melakukan suatu
pekerjaan, misalnya mengendarai sebuah mobil, tetapi kepercayaan dirinya
mungkin akan hilang jika dia dipaksa untuk menerbangkan sebuah pesawat
jet tempur. Seseorang mungkin mempunyai kepercayaan diri yang tinggi
dalam menulis, tetapi kepercayaan dirinya berkurang jika dia harus
menyampaikannya dalam suatu seminar. Sebaliknya, ada juga orang
yang mempunyai diri yang mantap jika berpidato, namun sering mengalami
kesulitan atau bimbang dan ragu jika harus menulis suatu teks.
Kepercayaan diri juga bersifat dinamis, seseorang yang semula mem-
punyai kepercayaan diri yang tinggi untuk mengendarai mobil, kemudian
berkurang karena makin tua atau setelah mengalami suatu kecelakaan
lalu lintas. Usia atau kondisi kesehatan seseorang dapat mempengaruhi
tingkat kepercayaan diri yang bersangkutan. Secara umum orang yang
makin tua, terutama yang telah melewati setengah umur, makin berkurang
kepercayaan dirinya dalam kegiatan yang bersifat keterampilan fisik
seperti mengendarai mobil, meniti, melompat, memanjat, dan kegiatan
lain yang sejenis, namun sebaliknya, usia yang makin lanjut makin memberi
kepercayaan diri yang tinggi untuk mengatasi berbagai masalah nonfisik
walaupun mungkin relatif kompleks. Hal ini mungkin disebabkan oleh
pengalamannya yang cukup banyak dan jiwanya yang relatif lebih matang
dalam menghadapi berbagai cobaan dan masalah.

2. Sukses dan Kegagalan


Faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan atau pengurangan

54
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

kepercayaan diri seseorang salah satunya adalah kegagalan atau keberhasilan


dalam melaksanakan dan menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan.
Kemungkinan gagal atau sukses dalam melaksanakan dan menyelesaikan
suatu pekerjaan banyak ditentukan oleh tingkat kemudahan atau kesulitan
pekerjaan yang bersangkutan dan oleh tingkat kemampuan seseorang.
Makin sulit suatu pekerjaan yang harus diselesaikan, maka makin besar
pula kemungkinan gagal. Namun, jika pekerjaan yang sulit itu dapat diselesaikan
dengan baik, maka makin tinggi pula kepercayaan dirinya. Makin sulit
pekerjaan, maka makin diperlukan tingkat kepercayaan yang tinggi.
Dalam upaya meningkatkan kepercayaan diri, seseorang harus berusaha
sebanyak dan sesering mungkin membuat sukses. Untuk itu sebaiknya
seseorang harus sering melatih diri secara bertahap dan periodik atau
secara teratur untuk menghindari kegagalan. Tingkat kesulitan yang
dihadapi hendaknya tidak melonjak dalam arti terlalu jauh dari kemampuan.
Kemampuan dan kepercayaan diri memang saling berkaitan, mungkin
seseorang mampu menyelesaikan suatu pekerjaan yang sulit apabila
dia pernah menyelesaikan pekerjaan yang serupa yang pernah diselesaikannya,
dengan tingkat kesulitan yang sama atau hampir sama. Tingkat kepercayaan
seseorang akan meningkat atau bertambah jika sering dihadapkan pada
penyelesaian pekerjaan-pekerjaan yang tingkat kesulitannya bertambah,
dan dia mampu meyelesaikannya dengan baik.

3. Kepercayaan Diri
Kepercayaan diri seseorang banyak ditentukan oleh kemampuan
untuk memulai, melaksanakan, dan menyelesaikan suatu pekerjaan dengan
baik dalam arti baik perencanaannya, sistematikanya, teknis pelaksanaannya,
efisiensi waktu, biaya dan tenaga, serta baik hasil akhir yang diperoleh.
Jika seseorang dapat memulai, melaksanakan, dan menyelesaikan suatu
pekerjaan dengan tertib, cekatan, mantap, dan lancar, maka hal itu menunjukkan
bahwa dia dapat mengerjakan pekerjaan tersebut dengan penuh kepercayaan
diri. Selain itu, faktor ketenangan, ketekunan, dan kegairahan dalam
mengerjakan sutau pekerjaan, secara langsung ataupun tidak, dapat
menunjukkan kepercayaan diri seseorang. Kepercayaan diri yang kurang
atau yang labil dapat meyebabkan cara kerja yang canggung, tersendat-
sendat dan tidak memuaskan.

55
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Dalam upaya, menghindari, mencegah atau berkurangnya kepercayaan


diri, maka seseorang harus pandai memilih pekerjaan atau cara memyelesaikan
pekerjaan yang dihadapinya. Janganlah terlalu bernafsu untuk melakukan
“loncatan jauh” dalam waktu singkat apabila kemampuan ataupun peng-
alamannya berada di luar batas kemampuannya. Hendaknya hal ini jangan
ditafsirkan sebagai sesuatu yang menakutkan (discourage) seseorang
yang berambisi untuk mencapai sukses yang besar, memang benar ambisi
yang besar sangat diperlukan untuk dapat mencapai sukses, tetapi hendaknya
kemampuan seseorang yang dikembangkan melalui latihan-latihan dan
pengalaman diri.

4. Sikap Mental dan Kepercayaan Diri


Keyakinan dan keberanian mengambil risiko dalam menghadapi suatu
tantangan tugas tidak luput dari pengaruh kepercayaan diri yang ada.
Optimisme dan keberanian yang melampaui batas kemampuan sering
disebut over optimistic, terlalu berani, atau nekat. Oleh karena itu, sebaiknya
optimisme dan keberanian mengambil risiko didasarkan atas perhitungan
yang benar-benar matang dan disesuaikan dengan tingkat kepercayaan
diri yang ada.
Kepercayaan diri merupakan landasan yang kuat untuk meningkatkan
karsa dan karya seseorang. Setiap karya yang dihasilkan akan menumbuhkan
dan meningkatkan kepercayaan diri. Kepercayaan diri secara langsung
atau tidak langsung, baik disadari atau tidak akan mempengaruhi sikap
mental seseorang. Gagasan, karsa, inisiatif, kreatifitas, keberanian, ketekunan,
semangat kerja keras, kegairahan kerja, karya, dan sebagainya, banyak
dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan diri seseorang yang berbaur dengan
pengetahuan, keterampilan, serta kewaspadaannya.

5. Unsur Keimanan
Keyakinan dan keberanian berkaitan dengan kepercayaan diri seseorang
juga tumbuh karena keimanan. Seseorang akan yakin dan berani melakukan
suatu pekerjaan jika dianggapnya pekerjaan tersebut benar dan bahkan
mungkin mulia. Dalam hal ini unsur iman kepada Tuhan memegang
peranan yang sangat penting. Keyakinan bahwa Tuhan adalah Maha

56
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Pengasih, Penyayang, Maha Pengampun dan Maha Penolong akan mem-


pertebal kepercayaan diri seseorang yang beriman karena akan mengurangi
bahkan menghilangkan keraguan, kebimbangan atau ketakutan dalam
melakukan suatu pekerjaan selama hal itu tidak bertentangan dengan
perintah-Nya.
Iman, bersyukur, dan berdo’a adalah bagian yang tidak terpisahkan,
bahkan merupakan landasan utama dari kepercayaan diri. Bersyukur,
selain memberi kesempatan kepada seseorang untuk menjelajahi rahmat
apa saja yang diberikan Tuhan sehingga bisa dimanfaatkan, juga untuk
dapat merasakan puas atas setiap hasil kerja yang diperolehnya. Do’a
banyak memberikan ketentraman batin dan dorongan pada karsa, namun
harus diikuti oleh tindakan nyata jika memang ada suatu hasil nyata yang
diinginkan. Hal tersebut serupa dengan suatu pemikiran atau ide (gagasan)
yang hanya akan dapat terwujud jika yang bersangkutan berusaha dan
melakukan tindakan nyata untuk mewujudkannya.

6. Mawas Diri
Dalam mawas diri jika ada kekurangan-kekurangan, dicoba untuk
dapat memperbaiki diri sendiri dengan cara membuat suatu pertanyaan
yang ditujukan kepada diri pribadi yaitu:
1) Saya akan mengusahakan supaya perkataan saya sama benarnya
dengan apa yang saya lakukan.
2) Saya akan memenuhi segala kewajiban-kewajiban saya, apa pun yang
terjadi.
3) Saya akan membiasakan diri dan akan memberikan keterangan-
keterangan dengan seksama dan benar.
4) Saya akan memenuhi dengan tepat segala janji-janji telah diucapkan.
5) Saya tidak akan menjanjikan apa-apa sebelum memikirkan lebih dahulu,
akan tetapi jika saya telah berjanji, maka janji itu akan saya tepati.
6) Saya menyadari dan menginsyafi tanggung jawab yang saya pikul.
7) Saya mengadakan persiapan-persiapan untuk menghadapi keadaan-
keadaan darurat.
8) Dalam segala pembicaraan dan pertanyaan saya berusaha mencari
kebenaran.

57
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

9) Saya memusatkan dan mencurahkan pikiran, waktu dan kemampuan


saya kepada satu tujuan.

C. PENGEMBANGAN RASA PERCAYA PADA DIRI SENDIRI


1. Arti Percaya kepada Diri Sendiri
Apabila Anda telah mengembangkan rasa percaya kepada diri sendiri.
Anda akan meninggalkan kesan yang baik kepada orang lain dengan
ketegasan, kekuatan, dan kepastian yang memancar dari diri Anda. Anda
lalu berani memandang orang dengan mata yang jujur, dan mengucapkan
pendapat Anda sejelas-jelasnya, sementara kepercayaan Anda kepada
diri sendiri akan menimbulkan rasa hormat dan kepercayaan.

2. Mengembangkan Rasa Percaya Diri


Rasa percaya kepada diri sendiri yang cukup diperlukan secara mutlak
supaya bisa mendapatkan hasil-hasil yang gemilang. Percaya kepada
diri sendiri yang berasaskan kejujuran, hati nurani yang terang, kesabaran,
simpati, kesetiaan, kebesaran hati dan lain-lainnya. Cara mengembangkan
rasa percaya kepada diri sendiri yaitu :
a. Hendaknya sikap lahiriah Anda membuktikan betapa besar rasa
percaya Anda kepada diri sendiri.
b. Mengembangkan rasa percaya kepada diri sendiri dengan bersikap
seimbang.
c. Kembangkanlah rasa percaya kepada diri sendiri dengan melakukan
pekerjaan sebaik-baiknya.
d. Kembangkanlah rasa percaya diri sendiri dengan sering mengulangi
perkataan yang memberi keberanian dan ketabahan kepada diri sendiri.
e. Kembangkanlah rasa percaya kepada diri sendiri dengan bersikap
jujur.
f. Kembangkanlah rasa percaya kepada diri sendiri dengan memperbaiki
cara bicara Anda.
g. Kembangkanlah rasa percaya kepada diri sendiri dengan menggauli
orang-orang yang memiliki rasa percaya kepada diri sendiri.

58
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

h. Kembangkanlah rasa percaya kepada diri sendiri dengan membuat


pilihan yang baik.
i. Kembangkanlah rasa percaya kepada diri sendiri dengan renungan
dan konsentrasi.

Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan dalam rangka mengembangkan


rasa percaya pada diri sendiri diantaranya sebagai berikut:
a. Mulailah setiap hari dengan mengucapkan suatu sugesti (saran),
yang bisa memperkuat rasa percaya diri Anda. Misalnya: “Saya percaya
dan yakin bahwa saya bisa menghadapi setiap pekerjaan dan tugas,
dan bahwa saya dengan kerajinan dan ketekunan akan memungut
hasil-hasil gemilang.”
b. Lukiskanlah dalam buku catatan Anda gambaran manusia yang
percaya kepada diri sendiri seratus persen. Sebutlah semua sifat-sifat
yang menurut Anda harus ada. Kemudian ambilah keputusan untuk
mengembangkan sifat-sifat ini.
c. Setiap malam sebelum tidur, hendaknya sepuluh menit lamanya Anda
memikirkan hal-hal mengenai percaya kepada sendiri, dan ingatlah
apa-apa yang sudah Anda lakukan hari itu berdasarkan keyakinan
diri Anda.

3. Dalil Mengembangkan Kepribadian


Ada beberapa dalil untuk mengembangkan kepribadian tersebut
antara lain:
a. Perhatikanlah segi-segi kecil dari sikap dan lahiriah Anda.
b. Bersikaplah sebagai gentlemen.
c. Cerminkanlah watak Anda di dalam muka Anda.
d. Setiap hari Anda harus memelihara kesehatan dan daya hidup Anda.
e. Perhatikanlah suara Anda.
f. Curahkan seluruh perhatian Anda kepada pekerjaan selama jam-
jam kerja.
g. Hendaknya Anda mencerminkan kekuatan batin dalam sikap Anda.
h. Setiap hari hendaknya Anda menjalankan self-discipline.

59
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

i. Janganlah Anda menjadi tua, karena pikiran-pikiran dan kebiasaan-


kebiasaan yang usang.

4. Percaya Kepada Diri Sendiri


Supaya bisa bekerja sebaik-baiknya, Anda harus percaya pada diri
sendiri dan percaya kepada tenaga Anda. Percaya pada diri sendiri bisa
seiring dengan sikap rendah hati. Tidak sama dengan sikap sombong
atau congkak. Hanya semata-mata merupakan kesadaran diri, yang tak
boleh tidak harus ada untuk mencapai sukses besar. Di bawah ini adalah
sifat-sifat orang yang bisa mencapai sukses
a. Pendidikan yang baik. Banyak orang yang pendidikannya tidak begitu
baik, namun memiliki berbagai sifat-sifat tertentu dan bisa mencapai
sukses, tetapi hal ini merupakan kekecualian. Pendidikan yang baik
merupakan dasar untuk sukses selanjutnya.
b. Cerdas dan terus memperkembangkan kecerdasannya. Sebagaimana
halnya intan yang kasar harus digosok, maka otak harus digosok terus
menerus. Hal ini adalah cara memperkembangkan kapasitaskapasitas
yang sewajarnya.
c. Memahami diri sendiri. Orang yang mengerti dan memahami diri
sendiri tidak akan menempuh jalan-jalan yang membahayakan bagi
dirinya. Dengan demikian, di lapangan mana pun juga, ia berjuang
hingga tujuan yang terakhir.
d. Mengetahui kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan manusia.
Jika Anda mengetahui dan memahami diri sendiri, maka Anda pun
akan bisa lebih mengetahui dan memahami orang lain sehingga Anda
bisa menghadapi orang lain.
e. Tetapkanlah tujuan Anda pada sasaran yang tepat.
f. Memiliki pandangan yang luas. Orang yang bisa menguasai dan
memiliki pandangan yang luas pada akhirnya akan mencapai tujuannya
asal ia memiliki perkiraan dan tekun dalam bekerja.
g. Jujur dan terus terang. Dengan ini Anda akan mendapat kepercayaan
dari orang lain.
h. Suka kebenaran. Kebenaran selalu menang. Cinta kebenaran dalam
perusahaan merupakan benteng yang tidak bisa direbut. Dengan

60
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

jujur, berarti Anda menjunjung kehormatan dan mendapat kepercayaan


sehingga Anda mendapat sukses yang lebih besar.
i. Pembagian waktu yang baik. Bekerja dua belas jam, tidur sepuluh
jam, dua jam beristirahat. Tidur lama mempersegar pikiran, memberi
tenaga baru kepada jiwa dan raga.
j. Kesabaran berdasarkan kemauan yang kuat. Orang yang tidak cukup
tekadnya, akhirnya akan jatuh. Tekad yang kuat bisa mengatasi semua.
Tekad kuat dengan kesabaran akan mendorong Anda ke arah kemajuan,
dan akan membantu Anda untuk mencapai kemenangan-kemenangan.

Kegagalan jangan terlalu dipikirkan. Kalau Anda memikirkan kegagalan


berarti Anda menempatkan diri pada kedudukan yang merugikan. Anda
akan kehilangan rasa percaya kepada diri sendiri, dan merugikan perusahaan
yang Anda pimpin. Iman dan percaya akan sukses hendaknya menghinggapi
seluruh jiwa Anda. Dengan memikirkan kegagalan, terjadilah kegagalan
yang betul-betul.

D. MENGEMBANGKAN SIKAP KEMAUAN DIRI


1. Kemauan Akan Memberikan Semangat
Perkataan “kemauan” menimbulkan asosiasi dengan ketekadan.
Ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian
diri, keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan, kelaki-lakian
dan pantang mundur. Adalah penting sekali bahwa kemauan Anda
harus berkembang ke taraf yang lebih tinggi karena harus menguasai
diri sepenuhnya lebih dulu untuk bisa menguasai orang lain. Percayalah
kepada diri sendiri dan tenaga-tenaga yang terpendam, maka dengan
sendirinya kemauan Anda akan maju ke depan dan menang. Setiap kali
Anda penuh dengan harapan dan percaya, maka akan menjadi lebih
kuat dalam melaksanakan pekerjaan.

2. Cara Mengembangkan Kemauan


Jika Anda setiap hari sering mengatakan: “Saya mau!”, maka pada
akhir setiap hari akan merasakan bahwa kepercayaan kepada diri sendiri

61
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

menjadi lebih kuat. Jika setiap kali Anda menghadapi suatu tugas yang
sukar, berkata: “Saya malu!”, maka akan menjadi makin jelas dan tegas
cara menyelesaikan tugas tersebut akan terhambat. Untuk mengembangkan
kemauan bisa dengan jalan berikut:
1) Gunakanlah kemauan untuk mendapatkan suatu keputusan yang
tegas. Jika menghadapi suatu soal, pikirkanlah baik-baik dan periksalah
dari berbagai segi. Kemudian ambillah keputusan, dan taatilah keputusan
tersebut.
2) Gunakan kemauan untuk meningkatkan tenaga-tenaga Anda. Dengan
menunggu kesempatan-kesempatan yang lebih baik, berarti Anda
telah mengabaikan dan melewatkan kesempatan-kesempatan yang
sedang dihadapi untuk memperkuat kemauan Anda

Kesukaran-kesukaran itu membuat manusia menjadi besar. Tenaga-


tenaga yang Anda miliki tiada batasnya, dan bahwa Anda betul-betul bisa
melaksanakan pekerjaan besar karena Anda sendirilah yang menentukan
bagaimana cara menggunakan tenaga-tenaga untuk mencapai tujuan hidup.

3. Pergunakan Kemauan untuk Mengembangkan Jiwa dan


Pikiran
Jiwa dan pikiran yang sehat merupakan jiwa yang di dalamnya
terdapat pikiran-pikiran yang kuat, optimis dan kreatif. Setiap pendapat
yang memberi ketabahan dan keberanian baru membuat jiwa dan pikiran
menjadi lebih sehat. Untuk mengambil yang sebaik-baiknya dari dalam
diri, maka Anda harus menyelidiki tenaga-tenaga Anda dan memeriksa
cara-cara manakah yang paling baik untuk menggunakan tenaga-tenaga
itu. Anda memiliki kekuatan yang tak terbatas, Anda akan mengalami
sendiri apa yang Anda bisa capai dengan bertindak serajin-rajinnya dan
cukup mengembangkan kemauan Anda sendiri dengan baik.

4. Kemauan untuk Mengembangkan Ketabahan pada Kondisi


Darurat
Anda harus mempunyai kemauan untuk tekun dan berjalan terus
meskipun banyak kesukaran-kesukaran yang harus dihadapi. Prestasi
besar hanya dapat dicapai dengan berjalan terus dan pantang mundur.

62
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Doronglah jiwa dan pikiran Anda supaya lebih waspada dengan menghasratkan
tujuan yang tinggi dan bertekadlah untuk meletakkan banyak keberanian
dan ketabahan dalam pikiran-pikiran, perbuatan-perbuatan dan tingkah
laku sehari-hari Anda.
Jika Anda hampir putus asa dan sudah kehilangan segala harapan
dan segala sesuatu nampaknya gelap dan mengancam kebangkrutan
serta keputusasaan, maka dapat dikatakan Anda dalam kondisi yang
darurat. Oleh karena itu segala tenaga Anda harus bekerja sebaik mungkin
dan percayalah kepada keyakinan diri akan kemenangan Anda yang
sedang menanti. Karena itu Anda harus yakin bahwa di atas kegagalan
ada keberhasilan.

5. Selalu Percaya kepada Diri Sendiri


Apabila Anda telah menggariskan suatu kebijaksanaan tertentu,
janganlah sekali-kali mengubah keputusan itu walau ada orang-orang
lain yang campur tangan. Supaya dapat menghasilkan sesuatu yang layak
dan betul-betul berharga, maka Anda harus memiliki kemauan sendiri.
Sudah barang tentu ada kalanya Anda harus minta nasihat kepada orang
lain tetapi kalau Anda telah menimbang secara matang dalam mengambil
keputusan untuk melaksanakan suatu rencana tertentu maka laksanakanlah
dengan ketegasan tanpa ragu-ragu, kemudian mencurahkan seluruh
tena-ga dan kekuatan yang Anda miliki. Orang yang mau mencapai sesuatu
haruslah mengadakan spesialisasi tentang suatu hal tertentu, dan mencurah-
kan seluruh daya kekuatannya kepadanya, yakni seluruh tenaga (energi)
dari tangan, mulut, hati dan otaknya. Orang yang mencapai sukses adalah
orang yang mempunyai pengetahuan yang kuat, optimis, dan penuh
keyakinan apabila menghadapi kesukaran-kesuakaran di tengah jalan.
Hasil sebanyak-banyaknya akan didapat oleh orang yang meletakkan
kemauannya dalam pekerjaannya, selalu ada itikad baik dan melihat segala
sesuatu dari segi yang optimis (menyenangkan).

E. MENGEMBANGKAN SIKAP KERJA POSITIF


Cara Anda menggunakan pekerjaan, kecakapan-kecakapan pengetahuan
dan energi Anda menentukan hasil-hasil Anda setiap hari. Jika Anda

63
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

mengorganisasikan keempat-empatnya dengan sebaik-baiknya, maka


Anda memperlipatgandakan hasil pekerjaan Anda sehari-hari.

1. Menggunakan Waktu
Supaya dapat maju dengan pesat, maka setiap menit harus Anda
pergunakan untuk suatu tujuan yang praktis. Oleh karena itu, Anda
harus berusaha supaya jangan sampai ada orang yang mengganggu
dan mencuri waktu Anda.
Curahkan segala waktu yang ada kepada hal-hal yang penting.
Singkirkan segala hal yang kurang penting dan serahkan kepada orang
lain. Lambat laun elakan segala hal yang kurang penting. Perhatikan garis-
garis besarnya saja. Laksanakanlah hal-hal yang penting saja dulu.

2. Menggunakan Kemampuan Anda


Periksalah dengan seksama sampai dimana Anda dapat menggunakan
kemampuan bagi kepentingan perusahaan Anda. Sudah barang tentu
akan muncul gagasan-gagasan untuk memperluas kapasitaskapasitas
Anda, barangkali Anda bisa memperbaiki cara berbicara, cara memilih
kata-kata, memperbaiki sikap rohani dan jasmani Anda. Jika Anda ingin
sukses, adalah sangat penting bahwa Anda selalu ha-rus ingat kepada
hal-hal yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu, buatlah daftar sebelum
Anda memulai kerja. Suatu rencana tertulis bagi Anda adalah sama pentingnya
dengan gambar arsitek bagi seorang pemborong.

3. Menggunakan Pengetahuan
Barangkali Anda mengetahui banyak tentang perusahaan yang sampai
sekarang belum Anda gunakan. Periksalah bahwa banyak pengetahuan
yang belum Anda gunakan. Tulislah dalam beberapa baris tentang pendapat-
pendapat Anda, dan kemudian gunakanlah sebaikbaiknya. Perluaslah
pengetahuan Anda.
Barangkali Anda mengetahui lebih baik daripada siapa pun mengenai
sempit atau terbatasnya pengetahuan Anda. Periksalah dan perluaslah
pengetahuan Anda. Usahakanlah, supaya pengetahuan Anda bisa dipercaya.

64
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Berdasarkan pengetahuan Anda kepada fakta-fakta (kenyataan). Jangan


mempercayai sesuatu yang penting semata-mata karena ada orang yang
mengatakannya kepada Anda. Selidikilah sendiri sehingga keterangan-
keterangan Anda berasal dari tangan pertama. Apa yang Anda mengetahui
fakta-faktanya dan cara mengemukakannya, tentu Anda memiliki kekuasaan
yang sukar dilawan.

4. Menggunakan Energi
Hematlah energi atau tenaga Anda untuk suatu tugas dan tujuan
tertentu. Berhematlah dengan energi Anda dengan memilki satu tujuan
tertentu. Periksalah betapa banyak energi yang Anda gunakan tiap-tiap
hari. Apakah Anda menggunakan energi itu terlalu banyak atau terlalu
sedikit. Berdasarkan itu, Anda bisa menggunakan dengan cara yang
setepat-tepatnya dalam melaksankan pekerjaan.
Mesin harus cukup berisi energi supaya bisa bekerja dengan lancar.
Tidak saja Anda memilki tenaga untuk bisa melaksanakan pekerjaan Anda,
akan tetapi juga cukup energi supaya bisa melaksankan pekerjaan Anda
sebaik-baiknya. Makin kuat jasmani Anda, semakin besar kemungkinan
Anda mendapatkan sukses.
Di bawah ini beberapa dalil pedoman hidup menuju sehat.
1) Kunyahlah makanan Anda sebaik-baiknya.
2) Lakukanlah senam barang sepuluh menit setiap pagi dan malam.
3) Mandilah setiap hari.
4) Bernafaslah dalam-dalam.
5) Tidurlah setiap malam, delapan jam lamanya.

Latihan jasmani yang paling baik ialah dimana otot dan urat-urat
secara berganti-ganti dikendorkan dan dikerutkan. Hal ini akan mempersegar
jiwa dan raga Anda. Keseimbangan lebih utama dan hindarkanlah hal-
hal yang melampaui batas. Selalulah berusaha supaya menghasilkan prestasi-
prestasi. Sering-seringlah meluangkan waktu untuk berpikir atau untuk
beristirahat. Ada waktu bekerja, dan ada waktu untuk beristirahat. Usahakanlah
supaya badan Anda tetap segar.

65
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Usahakan tidak terlalu banyak menuntut dari diri sendiri. Banyak


perbedaan antara usaha terus-menerus dan ketergesa-gesaan yang serba
gelisah. Ada waktu berbicara dan waktu berdiam diri. Berhematlah dengan
energi Anda, bahkan kalau Anda sedang melakukan pekerjaan yang penting-
penting. Memboroskan energi sama buruknya dengan kekurangan energi.

5. Ketelitian
Tertib dan teliti sangat erat berhubungan dengan keberesan. Seorang
usahawan terkenal mengatakan bahwa “kebiasaan menangguhkan
sesuatu merupakan karang yang menghancurkan lebih banyak perusahaan
daripada batukarang-batukarang lainnya.” Kebiasaan menangguhkan
sesuatu hingga besok adalah sangat merugikan jika Anda ingin mencapai
sukses.
Ada orang mengatakan dengan tepat bahwa kesaksamaan dan
ketertiban merupakan sifat bumi dan langit. Planet-planet mengitari
matahari di jalan yang sudah ditentukan pada waktu yang tertentu dan
selalu di tempat di mana mereka harus berada. Demikianlah dalam dunia
bisnis ke-telitian dan ketertiban merupakan sifat dari perusahaan tidak
bisa berputar dengan lancar. Jika seorang wirausaha dapat membagi waktunya
dengan baik, maka segala sesuatu bisa terjadi pada waktu tertentu ditangguhkan,
pekerjaan itu harus dilakukan waktu yang mestinya diisi dengan pekerjaan
lain. Dengan demikian pekerjaan hari itu jadi kacau.”
Untuk mencapai tempat yang Anda dapat capai, Anda harus mem-
bayangkannya dalam angan-angan Anda sejelas-jelasnya, dan mencermatinya
sebaik-baiknya. Apa yang Anda perlukan ialah suatu pikiran kreatif dengan
tujuan yang jelas, kerajinan yang tiada henti-hentinya dan kebiasaan untuk
membagi-bagi pekerjaan secara sistematis. Jika Anda belum memiliki
sifat-sifat ini, Anda harus berupaya supaya memiliki selekas-lekasnya.

F. MENGUKUR KEMAMPUAN DAN KELAKUAN PRIBADI


Agar Anda dapat berkembang dan mencapai sukses, maka Anda
harus terus menerus melakukan hal hal yang berguna. Oleh karena itu,
perhatikanlah secara khusus petunjuk petunjuk-praktis dan praktekkanlah
dalam kehidupan Anda sehari hari.

66
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

1. Berusaha Semaksimum Mungkin


Sebagaimana dalam hidup Anda, Anda mempunyai ambisi dan cita-
cita, maka tiap tiap hari Anda harus mempunyai suatu tujuan tertentu
sebelum Anda melakukan hal hal yang lain. Jika Anda berhasil setiap
hari melaksanakan suatu pekerjaan saja yang layak dan patut, Anda pasti
akan mendapatkan semangat yang terus menerus karena yakin bahwa
rentetan rentetan dari hari hari yang demikian itu akan merupakan sesuatu
yang menyenangkan dalam bisnis.
Oleh karena itu, berusahalah setiap hari membuat rencana pekerjaan,
menuliskan dan selalu memperhatikannya. Jika belum pernah Anda
lakukan, lakukanlah ini sekarang. Adalah sangat penting bagi kemajuan
Anda untuk menegaskan ini sebaik baiknya.
Jika Anda telah melakukan pembagian waktu, hendaknya Anda
mentaati sekuat-kuatnya. Hendaknya ada rasa tanggung jawab dan kewajiban
yang mendalam mendorong dan mendesak Anda untuk mencurahkan
suatu rencana tertentu. Jika ada sebagian dari pekerjaan Anda meninbulkan
rasa tidak enak, justru hadapilah dengan rasa yang sungguh-sunguh.
Niscaya Anda akan mengalami kepuasan yang sangat mendalam.

2. Manfaatkan Semua Kesempatan


Selalulah percaya dalam melakukan setiap pekerjaan bahwa Anda
pasti berhasil. Dorong dan bangkitkan segala aktivitas Anda supaya Anda
semakin mendapatkan hasil yang lebih hebat. Usahakan selalu melihat
pada kesempatan-kesempatan yan baru, yang datang menjemput Anda,
dan cepatlah laksanakan tanpa menunggu waktu. Arahkan pandangan
Anda pada cita-cita yang tertingi, dan selalu ingat dengan ketekunan Anda
akan mencapai sukses.
Jangan Anda menunggu hingga Anda merasa senang akan suatu
pekerjaan, akan tetapi usahakanlah supaya Anda menjadi suka akan pekerjaan
itu. Satu jam memusatkan perhatian dan tenaga kepada satu pekerjaan
saja lebih banyak hasilnya daripada berjam-jam melakukan pekerjaan
tanpa aturan tanpa arah. Cobalah mulai hari ini. Biasakanlah melakukan
pekerjaan dalam suatu waktu tertentu, dan kerjakanlah dengan sebaik
baiknya.

67
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

3. Bersyukur terhadap Pekerjaan


Anda harus berjerih payah. Untuk mencapai sukses, Anda harus
mendaki. Jika kadang nampak sukar ingatlah semua keuntungan, pekerjaan
menjadi rahmat bagi orang yang bekerja. Bekerja adalah suatu kehormatan.
Periksalah karier orang-orang yang berhasil dalam hidupnya. Pekerjaan
merupakan obat bagi jiwa, bahkan lebih baik daripada Anda itu. Pekerjaan
merupakan kehidupan Anda sendiri karena tanpa pekerjaan Anda tidak
mempunyai harga diri.
Buanglah gagasan bahwa untuk mendapatkan sukses diperlukan
bakat-bakat istimewa. Periksalah prestasi orang-orang yang maju dengan
pesat. Mereka itu maju karena berhasil mengatasi kesulitan-kesulitan. Orang
yang bakat-bakatnya tidak begitu hebat, akan tetapi sangat rajin dan teguh
hatinya ternyata lebih maju daripada mereka yang banyak bakat-bakatnya,
namun tidak begitu rajin dan bersemangat.

4. Tingkatkan Keberanian
Anda pasti mengalami banyak kesulitan dan kekecewaan, yang
sebenarnya. Meskipun demikian, tetaplah berpegang teguh pada tujuan.
Paksalah diri Anda untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang sukar.
Dengan demikian, keberanian Anda akan bertambah. Kebanyakan kesukaran
dan kesulitan yang paling hebat lenyap karena kepercayan kepada diri
sendiri.
Ketahuilah perlunya tenaga cadangan untuk mencapai kesuksesan.
Sediakanlah cadang tenaga itu untuk digunakan di hari-hari kemudian.
Selalulah ingat betapa besar tenaga-tenaga yang ada dalam diri kita
Jika ada tanda-tanda kelebihan rohani atau dalam melaksanakan pekerjaan
yang sulit dan sukar ada kecenderungan untuk putus asa, cobalah latihan
sebagai berikut : berdirilah tegak-tegak, nafaslah dalamdalam. Bangkitlah
dan tengadahkan muka Anda ke atas. Lakukanlah cara itu de-ngan energik
beberapa kali. Jika Anda memanjangkan tubuh Anda sebanyak banyaknya,
maka Anda bisa bekerja dengan semangat.
Energi merupakan dasar watak (karakter). Jika Anda energik (banyak
energi) dan dalam latihan segala tindak tanduk sadar tujuan, Anda akan
segera menjadi orang yang merdeka dan banyak inisiatif. Berganti pekerjaan
membuat orang akan menjadi bebas. Kebanyakan orang tidak menderita

68
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

dari kenyataan bahwa mereka itu berkerja terlalu banyak, akan tetapi mereka
tidak bekerja secara teratur dan terorganisai. Usahakanlah di luar pekerjaan,
ada cukup waktu untuk isirahat. Jam-jam bebas terasa paling enak
setelah melakukan pekerjaan berat dan banyak. Bekerjalah dalam waktu
kerja. Tolaklah untuk memborosboroskan waktu Anda. Gunakanlah
setiap menit sebaik-baiknya. Pusatkan perhatian dan tenaga pada pekerjaan
yang sedang Anda lakukan.

5. Periksalah Kemampuan Diri Sendiri


Sangatlah penting untuk selalu memeriksa diri sendiri supaya Anda
tahu sampai dimana Anda mencapai kemajuan, dan supaya Anda membuat
hari depan-hari depan yang lebih baik. Lakukanlah ini pada setiap hari
pertama tiap bulan, dan tulislah pendapat-pendapat Anda secara singkat.
Salinlah setiap hari kira-kira dua halaman dari suatu buku yang baik.
Dengan demikian, kemampuan Anda untuk mengucapkan gagasangagasan
Anda akan bertambah. Pilihlah hasil pemikiran-pemikiran yang baik-baik.
Pilihlah hasil pemikiran yang paling baik dari seluruh dunia. Jika Anda
menemui suatu pendapat atau perasaan yang Anda anggap ada gunanya,
tulislah dalam buku secepatnya dan kemudian harus diperkembangkan
secepatnya.

6. Tanggap Terhadap Perkembangan di Luar


Gunakanlah waktu bekerja Anda sebaik-baiknya, akan tetapi juga
perhatikanlah lapangan-lapangan lain supaya pikiran/perhatian Anda
bisa dipindahkan dan menjadi disehatkan. Jangan mengabaikan kesenangan
kesenangan ringan dalam kehidupan ini. Memperhatikan hal-hal di luar
pekerjaan Anda akan membantu jiwa Anda dan akan membuat lebih
senang menghadapi pekerjaan Anda yang pokok.
Banyak yang tergantung dari jenis-jenis kesibukan dan rencana
Anda. Jika Anda banyak bekerja sambil duduk dan sifat pekerjaan Anda
bersifat pemikiran, hendaknya Anda menaruh perhatian kepada hal-hal
yang ringan dan keistirahatan.
Perhatikan juga pendidikan rohani dan kesenian. Banyak orang sibuk
dan asyik pada pekerjaannya sehingga sampai umur lima puluh atau

69
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

enam puluh mereka tetap mengasyikinya sehinga tak bisa melepaskan


diri dari pekerjaanya itu. Mereka akhirnya “mati dalam pekerjaanya”.
Sukses dalam pekerjaan hendaknya menjadi alat untuk tujuan yang tinggi.
Tujuan lebih tinggi boleh letaknya di lapangan politik, lapangan amal,
akan tetapi apa pun yang Anda lakukan hendaknya betul-betul ada perhatian
di dalamnya.

7. Memilki Semangat dan Jerih Payah


Belajarlah untuk melakukan sendiri pekerjaan-pekerjaan. Bangkitkanlah
hasrat untuk melaksanakan hal-hal besar dan berhasil. Usahakanlah supaya
pekerjaan Anda menjadi sebagian dari pribadi Anda dan menjadi penjelmaan
dari kepribadian Anda. Berusahalah untuk memperbaiki pekerjaan
sampai Anda benar-benar sukses.
Shakespeare berumur lima puluh tahun ketika ia meninggal dunia.
Saya, yang sekarang berumur enam puluh delapan tahun menyadari
kesehatan saya semakin membaik. Saya kira, bahwa Shakespeare meninggal
dunia pada umur yang demikian muda karena ia tidak bekerja. Saya mengalami
bahwa umur erat hubungannya dengan pekerjaan. Bekerja berarti lebih
banyak zat asam untuk paru-paru, selera (nafsu) makan dan merupakan
kegiatan yang mempersegar jiwa dan pikiran. Bismarck umurnya enam
puluh lima tahun ketika ia memerintah Jerman. Glanstone pada umur
delapan puluh dua tahun merupakan suatu kekuasaan politik yang berarti
di Inggris; Their memerintah Perancis ketika pada umur delapan puluh
tahun. Orang-orang yang mencontoh dia mencurahkan tenaga-tenaga
dan pikirannya sebaik-baiknya di lapangan mereka masing-masing.

8. Kembangkan Semangat Anda


Dalam suatu perusahaan yang sukses para pekerja dan pegawainya
harus semua semangat. Semangat ini biasanya tergantung pada managernya
sendiri. Anda hendaknya mempunyai banyak sekali energi yang bisa
Anda berikan kepada orang lain. Anda harus berusaha agar setiap orang
yang bekerja di bawah atau di samping Anda, bangga karena melakukan
pekerjaan mereka sebaik-baiknya.

70
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Banyak orang menghasratkan sukses tanpa menginsyafi apa artinya


yang sebenarnya. Orang itu pada umumnya memang lambat dan lamban,
dan orang yang terus-menerus rajin jarang terdapat. Biasanya orang-
orang yang jarang terdapat itu, adalah di kedudukan sangat tinggi, baik
dunia keniagaan maupun di dunia lapangan lain.
Banyak orang yang gagal meskipun mereka pandai dan cerdas. Hal
ini disebabkan karena mereka tidak mempunyai cukup ketabahan. Mereka
jatuh dan terpeleset, sedangkan orang-orang yang kurang berbakat, akan
tetapi lebih besar kemauan dan tekadnya, berhasil mencapai tujuan mereka.

G. MENGEMBANGKAN SIKAP POSITIF


1. Berfikir Positif
Manusia berpikir dengan berbagai macam cara. Ada yang langsung
menuju kepada soalnya, memikirkan segala detail-detailnya, kemudian
mengambil keputussan yang jelas dan seksama. Ada banyak orang yang
ragu-ragu dan bimbang-bimbang dalam mereka berpikir. Nampak mereka
tidak menguasai pikiran-pikiran mereka, oleh hal yang kecil saja mereka
menjadi bingung.
Cara yang sebaik-baiknya supaya bisa berpikir positif ialah biasakanlah
untuk memusatkan pikiran kepada satu titik atau soal dan terus memikirkannya
sehingga bisa membuat kesimpulan atau konklusi yang jelas. Cara lain
yang baik ialah membaca suatu karangan dari surat kabar dan kemudian
berusaha menceritakan kembali apa yang Anda baca itu dengan kata-
kata sendiri. Melatih ingatan dengan cara demikian dan memahami intisari
dari karangan itu berarti Anda telah mempertajam pikiran dan dalam
hal itu Anda belajar menyatakan pendapat-pendapat secara kuat dan
singkat.

2. Konsentrasi pada Satu Tujuan


Rahasia sukses kebanyakan orang terletak pada kenyataan bahwa
mereka selalu memusatkan perhatian/tenaga kepada satu gagasan yang
tegas dan jelas. Memang daya konsentrasi, daya pemusatan merupakan
factor yang sangat perlu, maha penting. Jika Anda selalu menggagaskan
dan melihat dengan nyata apa yang Anda inginkan, maka gagasan dan

71
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

gambaran itu akan merupakan pedoman dan bimbingan untuk menerangi


jalan kehidupan bagi Anda. Makin besar dan dahsyat dalam memusatkan
pikiran pada satu sasaran, maka makin cepat dan tangkas untuk mendapat-
kan penyelesaian yang sebaik-baiknya.
Mulailah dengan menetapkan suatu tujuan yang sejelas-jelasnya.
Jika Anda sudah memilikinya, carilah cara-cara yang tepat untuk mencapai-
nya, lalu laksanakanlah dengan segala kegigihan dan ketabahan. Dengan
setiap hari melukiskan/menggambarkan/menetapkan satu tujuan yang
jelas-terang, sukses Anda akan berlipat ganda secara menakjubkan.
Sebaiknya Anda melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang terpenting
pada pagi hari. Pada pagi hari itu biasanya Anda dalam keadaan paling
segar dan bersemangat, dan jika Anda melakukan pekerjaan Anda pada
pagi hari, tidak saja prestasi-prestasi Anda akan lebih baik, akan tetapi
Anda pun bisa mengatasi kemungkinan-kemungkinan kelambatan dan
rintangan-rintangan yang muncul.

3. Memiliki Sikap Teliti dan Ulet


Anda harus percaya dan yakin bahwa Anda akan mencapai sukses.
Jangan tergesa-gesa. Ingat dan sadarlah bahwa bentuk konsentrasi yang
paling baik adalah berdasarkan kesungguhan hati dan kepercayaan diri
kepada diri sendiri. Anda harus percaya dan yakin kepada kekuatan dan
tenaga diri sendiri. Anda harus cepat dan bersikap teguh dalam berbuat
dan bertindak. Makin tegas dan jelas bertujuan, maka semakin mudahlah
bagi Anda untuk memusatkan tenaga sebaik-baiknya.

4. Sopan dan Tata Krama dalam Berbicara


Sekali-kali jangan dilupakan bahwa kata-kata yang Anda ucapkan
memegang peranan sangat penting dalam kehidupan Anda. Jika pikiran-
pikiran dan gagasan-gagasan Anda terang, akan terang pulalah pembicaraan
Anda. Jika Anda ragu-ragu atau gagap dalam berbicara, kesan yang
Anda timbulkan pasti kurang baik.
Berbicaralah dengan nada yang tegas. Usahakanlah supaya tujuan
Anda jelas terpancang di depan mata Anda, dan tunjukkan sekaligus bahwa
Anda menguasai apa yang Anda bicarakan. Bukalah mulut Anda supaya

72
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

suara Anda bisa keluar dengan leluasa, ucapkanlah kata-kata Anda secara
teliti dan seksama. Berbicaralah dengan sunguh-sungguh dan yakinkanlah
orang lain, justru karena Anda yakin kepada diri sendiri.

5. Bersikap Tertib dan Cermat


Banyak orang yang bekerja terus menerus tiada hentinya, namun
tidak mendapatkan hasil yang baik. Tidaklah hal itu berarti bahwa mereka
tidak berbakat atau tidak cakap. Soalnya, rasa ketertiban mereka tidak
begitu di perkembangkan. Dengan melaksanakan sekarang, yang memang
harus dilakukan sekarang, Anda melakukan hari besoknya untuk pekerjaan
yang dilakukan besok. Insaflah bahwa adalah menguntungkan untuk menye-
lesaikan pekerjaan pada waktu yang tepat, dan dengan segera, lalu sorenya
merasakan, bahwa Anda menggunakan waktu dan energi Anda seefisien-
efisiennya dan seproduktif-produtifnya.
Penata buku, penjual atau pegawai apa pun, yang tertib, teliti, yang
bisa dipercaya, akan dihargai dalam setiap perusahaan. Dalam setiap
bagian ketertiban dan ketelitian adalah syarat pertama. Setiap hal yang
dilaksanakan dengan baik hanya perlu dilaksanakan satu kali saja. Akan
tetapi, supaya mengerjakan sesuatu dengan baik, Anda harus berpikir
jelas dan terang, mengetahui apa yang Anda lakukan, dan memusatkan
perhatian dan tenaga. Jika Anda ingin mendapatkan hasil-hasil pekerjaan
maka Anda harus bekerja dengan tertib dan teliti.
Jika Anda menepati setiap janji, ini menunjukkan bahwa Anda meng-
insyafi nilai/harga waktu Anda sendiri dan waktu orang lain. Orang-
orang yang sangat repot dan cermat serta teliti akan sangat mempercayai
Anda jika Anda bisa mematuhi dan menpati janji-janji Anda. Jika Anda
bisa dipercaya dalam soal-soal kecil-kecil, demikian mereka berpikir, tentunya
Anda pun akan teliti cermat dalam soal-soal besar. Memang di dunia ini
orang harus saling mempercayai dan saling membantu. Seorang niagawan
yang tidak seksama dan cermat bukanlah seorang niagawan yang baik.
Untuk melakukan segala sesuatu harus dilaksanakan tepat pada waktunya.
Dan Anda harus melaksanakan pekerjaan dengan cermat dan teratur.
Jangan sekali-kali meremehkan atau melupakan arti waktu. Keseksamaan
hendaknya Anda anggap sabagai soal kesopanan dan kehormatan, dan
soal hati nurani. Adalah susatu tanda yang baik, jika Anda terkenal sebagai

73
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

orang yang selalu menepati waktu. Dan adalah baik sekali, jika Anda
dikenal sebagai orang yang bekerja cepat. Sudah barang tentu ketergesa-
gesaan tidak baik, akan tetapi setiap orang yang sukses pandai melaksanakan
pekerjaannya cepat-cepat.

6. Memanfaatkan Waktu yang Tepat


Supaya bisa memilih waktu yang tepat dan jitu, orang harus mengambil
tindakan dan keputusan yang tegas. Haruslah orang mengetahui mana
yang penting dan mana yang tidak penting sebab tak bisalah orang mencurahkan
perhatian kepada semua hal. Pendeknya, orang harus tahu menyederhanakan
kewajiban-kewajiban, pekerjaan, dan kehidupannya. Saat yang sebaik-baiknya
untuk memilih ialah memulai dengan sesuatu yang dianggap penting.
Merupakan lawan antara kekayaan dan kekacauan, dan kekacauan
disebabkan oleh kebiasaan berarti juga mengakhiri pekerjaan, di mana
kita harus mengakhirinya. Tak akan ada sesuatu yang tercipta dan berhasil
kalau tidak ada kesudahannya. Apa yang kita tunda hingga besok bisa
menjadi halangan untuk besok harinya. Kita akan selalu mendapatkan saat
yang tepat jika kita setiap hari berpikir dan berbuat apa yang kita harus
pikirkan dan lakukan, dan tidak menunda hingga esok harinya.

7. Bekerja Berdasarkan Prosedur dan Aturan


Jika Anda telah membiasakan diri untuk bersikap dan bertindak dengan
baik, teratur dan tertib, maka segalanya akan berjalan secara otomatis.
Sifat-sifat itu akan menambah mutu dan hasil-hasil pekerjaanAnda dan
memungkinkan Anda melaksanakan segala sesuatu dengan penuh keyakinan.
Anda setiap hari harus menggunakan sifat-sifat ketegasan, keseksamaan
dan ketelitian Anda, sifat-sifat ini akan menimbulkan kekuatan pada Anda
dan membuat Anda menjadi orang yang memiliki watak yang kuat. Ketahuilah
apa yang Anda ingin lakukan dan laksanakan dengan ketekunan. Dan
bekerja keras inilah yang akan membawa Anda menuju sukses-sukses
yang besar. Kemudian jadilah orang yang praktis artinya serba mengetahui
dan dapat bekerja.

74
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

8. Jadilah Orang Praktis


Gagasan-gagasan yang baik dan rencana-rencana yang paling baik
hanya ada harganya kalau dipraktekkan. Apa yang Anda bisa lakukan
dengan kapasitas-kapasitas Anda adalah lebih penting daripada apa yang
Anda miliki. Curahkan perhatian Anda khususnya kepada hal-hal yang
praktis pula, pakailah akal sehat Anda dalam segala tindakan dan perbuatan
Anda, dan dalam segala hal itu hendaknya Anda mengarahkan perhatian
dan penglihatan Anda kepada apa yang Anda tuju dan ingin capai.
Tanpa cara-cara yang baik tidaklah Anda bisa melaksanakan pekerjaan
Anda dengan baik. Bagaimanapun pandai dan berbakat Anda, untuk
mendapatkan hasil-hasil yang sebaik-baiknya, Anda harus bekerja secara
sistematis. Akan tetapi, usahakanlah jangan sampai terlalu terikat pada
sistem dan metode-metode Anda. Semuanya itu hanyalah alat, bukan tujuan,
dan Anda tidak boleh sekali-kali melupakan tujuan pokok Anda.

75
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

BAB VI

PENDIRIAN USAHA

A. PROSEDUR PENGURUSAN IZIN USAHA

P
erijinan usaha dagang adalah alat untuk membina, mengarahkan,
mengawasi, dan menerbitkan izin-izin usaha perdagangan.
Untuk memperlancar pengelolaan usaha, setiap pengusaha
diwajibkan mengurus surat izin dari instansi pemerintah terkait. Bagi
pemerintah sendiri perizinan usaha perdagangan sangat penting untuk
mengetahui perkembangan tentang dunia usaha di wilayah negara Republik
Indonesia.
Sebagai tindak lanjut Inpres Nomor 5 Tahun 1984 tentang penyeder-
hanaan pengendalian perizinan di bidang usaha, telah diterbitkan SK
Menteri Perdagangan Nomor 1458/KP/XII/1984, pada tanggal 19 Desember
1984. Begitu pula Inpres nomor 4 tahun 1985 banyak sekali pengaruhnya
dalam bidang perdagangan barang dan jasa. Dengan adanya kebijakan-
kebijakan pemerintah daerah melalui peraturan-peraturan di dalam bidang
perizinan usaha, berarti pemerintah daerah turut serta meningkatkan
efektifitas dan produktivitas dalam bidang perdagangan.
Peraturan pemerintah daerah yang berhubungan dengan pemberian
surat-surat izin usaha dalam bidang perdagangan, antara lain sebagai
berikut:

a. Surat Izin Tempat Usaha (SITU)


1).Ketentuan-ketentuan Pokok SITU
Untuk kelancaran usaha, setiap pengusaha perlu surat izin Tempat
Usaha. Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dikeluarkan oleh pemerintah
daerah tingkat II. Adapun prosedur pengurusan SITU, di antaranya:

76
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

a). Terlebih dahulu meminta izin para tetangga di sekitarnya.


b). Setelah memperoleh izin, diketahui oleh RT, RW kemudian diteruskan
ke Kelurahan dan Kecamatan untuk memperkuat izin tempat usaha.
c). Permohonan surat izin dari para tetangga yang diketahui Lurah dan
Camat, akhirnya dituruskan ke Kotamadya/Kabupaten untuk memperoleh
SITU dan setiap satu tahun dilakukan registrasi (daftar ulang)
d). Membayar biaya izin dan leges, perdasarkan PERDA Nomor 17/PD/
1976, Nomor 35/PD/1977 dan Nomor 09 Tahun 1986.

2).Syarat-syarat yang tertuang dalam SITU


Dalam menjalankan perusahaan, pengusaha/pemilik/pengurus
yang bersangkutan wajib menaati syarat-syarat sebagai berikut:
a). Keamanan
· Menyediakan alat pemadam kebakaran
· Perusahaan yang kegiatannya menyediakan bahan-bahan yang
mudah terbakar, harus menyimpan barang-barang tersebut dengan
aman
· Bangunan perusahaan harus terdiri atas bahan-bahan yang tidak
mudah terbakar
· Mengikuti dan menaati undang-undang keselamatan kerja
b). Kesehatan
· Memelihara dan menjaga kebersihan dan kesehatan
· Menyediakan tempat sampah yang tetutup
· Mencegah kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan
· Menyediakan alat-alat P3K
c). Ketertiban
· Memelihara dan menjaga ketertiban
· Kegiatan usaha disesuaikan dengan peraturan pemerintah daerah
· Untuk jam kerja lembur dilakukan dengan ijin khusus
· Dilarang menyimpan barang di dekat pinggir jalan umum

77
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

d). Syarat-syarat lain


· Perusahaan wajib mengutamakan tenaga kerja penduduk sekitarnya
yang memiliki KTP
· Menjaga keindahan lingkungan dengan mengadakan penghijauan.

3).Dokumen yang diperlukan dalam pengurusan SITU antara


lain:
a) Salinan kartu tanda penduduk (KTP)
b) Pas photo 2 buah ukuran 3 x 4 dari penanggung jawab/pemilik
c) Salinan akta pendirian yang dibuat notaris, terutama bagi perusahaan
yang beradab hukum seperti CV. PT. Firma, BUMN, BUMD, Koperasi
dan sebagainya.
d) Surat lunas PBB
e) Denah tempat kedudukan usaha
f) Surat persetujuan tidak keberatan dari tetangga yang diketahui
RT., RW, Lurah dan camat.

b. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)


1).Ketentuan Umum SIUP
SIUP adalah surat ijin yang diberikan oleh Menteri atau Pejabat
yang ditunjukan kepada pengusaha untuk melaksanakan kegiatan usaha
di bidang perdagangan dan jasa. SIUP diberikan kepada para pengusaha
baik perorangan, Firma, CV, PT, Koperasi, BUMN dan sebagainya.
SIUP dikeluarkan berdasarkan domilisi pemilik atau penanggung
jawab perusahaan. SIUP perusahaan kecil dan menengah diterbitkan
dan ditandatangani oleh Kepala Kantor Perdagangan daerah tingkat
Kabupaten atas nama Menteri. Sedangkan SIUP perusahan besar diterbitkan
dan ditandatangani oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Perdagangan
tingkat Provinsi atas nama Menteri.
SIUP perusahaan kecil dan menengah masa berlakunya tidak terbatas
selama perusahaan yang dimilikinya masih menjalankan kegiatan usaha.
Sedangkan SIUP bagi perusahaan besar mempunyai masa berlaku 5 tahun.
Untuk mendapatkan SIUP, perusahaan wajib mengajukan surat permohonan

78
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

izin perusahaan yang melakukan kegiatan perdagangan dapat dibedakan


menjadi:
a). Perusahaan kecil yang mempunyai modal dan kekayaan bersih (netto)
di bawah RP. 25.000.000,-
b). Perusahaan menengah yang mempunyai modal dan kekayaan bersih
(netto) Rp. 25.000.000,- s/d Rp. 100.000.000,-
c). Perusahaan besar yang mempunyai modal dan kekayaan bersih (netto)
di atas Rp. 100.000.000,-

2).Kewajiban Pemilik SIUP


Dalam pelaksanaannya ada beberapa kewajiban yang dibebankan
kepada pemilik SIUP di antaranya adalah:
a). Pemilik SIUP wajib melaporkan kepada:
- Kepala Kantor Depertemen Wilayah Perdagangan atau Kepala Kantor
Departemen Perdagangan yang menerbitkan SIUP; apabila perusahaan
melakukan lagi kegiatan perdagangan atau menutup usahanya
disertai dengan pengembalian SIUP
- Kepala Kantor Wilayah Departemen Perdagangan setempat mengenai
pembukaan cabang atau perwakilan perusahaan dan penghentian
kegiatan atau penutupan cabang.
b). Perusahaan wajib memberikan data informasi mengenai kegiatan
usahanya apabila diperlukan oleh Menteri/Pejabat yang berwenang.
c). Perusahaan wajib membayar uang jaminan dan biaya administrasi
perusahaan sesuai dengan kebutuhan yang berlaku.

3).Dokumen-dokumen yang perlu


Dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan untuk pengurusan
SIUP, tergantung pada perusaannya seperti:
a). Perusahaan yang berbentuk PT meliputi: salinan akta pendirian
yang dibuat Notaris, salinan pengesahan anggaran dasar dari Departemen
Kehakiman, salinan pendaftaran akta pendirian pada kepanitraan
pengadilan setempat, salinan berita negara tentang pendirian PT.,
salinan risalah rapat umum pemegang saham tentang pengangkatan

79
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Direksi dan Dewan Komisaris, salinan SITU dari pemerintah daerah,


salinan KTP dari penanggung jawab, salinan SK ganti nama dari
penanggung jawab perusahaan yang dikeluiarkan oleh Menteri Kehakiman/
Kepala Daerah (apabila ada pengganti nama), pas photo 2 bah ukuran
3 x 4 cm dari penaggung jawab, salinan surat keputusan Direksi dan
Persetujuan Dewan Komisaris mengenai pendirian cabang/perwakilan
dan nomor surat ijin usaha perdagangan dari perusahaan setempat.
b). Perusahaan yang berbentuk Firma (Fa) meliputi: salinan akta pendirian
yang dibuat Notaris, salinan pendaftaran akta pendirian pada kepanitraan
pengadilan setempat, salinan berita negara tentang pendirian Firma,
salinan SITU dari pemerintah daerah, salinan KTP dari penanggung jawab,
salinan SK ganti nama dari penanggung jawab perusahaan yang
dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman/Kepala Daerah (apabila ada peng-
ganti nama), pas photo 2 bah ukuran 3 x 4 cm dari penaggung jawab.
c). Perusahaan yang berbentuk CV. meliputi: salinan akta pendirian
yang dibuat Notaris, salinan pendaftaran akta pendirian pada kepanitraan
pengadilan setempat, salinan berita negara tentang pendirian CV,
salinan SITU dari pemerintah daerah.
d). Perusahaan yang berbentuk perorangan meliputi: salinan SITU dari
pemerintah daerah, salinan KTP dari penanggung jawab, pas photo
2 bah ukuran 3 x 4 cm dari penaggung jawab.
e). Perusahaan yang berbentuk Koperasi meliputi: surat salinan pendirian
koperasi dari direktorat jenderal koperasi atau kantor wilayah koperasi,
salinan surat keterangan dari Direktorat Jenderal Koperasi atau kantor
wilayah koperasi meliputi nama dan jabatan pengurus, nama manager,
nomor badan hukum, jenis kegiatan dan domisili.
f). Perusahaan yang berbentuk Perseroan (Persero) meliputi: salinan peraturan
pemerintah tentang penyertaan modal, salinan surat keputusan menteri
keuangan tentang pengangkatan Direksi, salinan akta notaris tentang
pendirian perusahaan perseroan, salinan pengesahan anggaran dasar
dari departemen kehakiman, surat berita negara tentang pendirian per-
usahaan perseroan yang bersangkutan, salinan surat tentang pendaftaran
akta pendirian perusahaan pada kepaniteraan pangadilan setempat.
g). Perusahaan yang berbentuk perusahaan daerah meliputi: salinan
peraturan daerah tentang pendirian perusahaan, salinan surat keputusan

80
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

tentang pelimpahan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah


sebagai pelaksana peraturan pemerintah nomor 7 tahun 1964 apabila
perusahaan tersebut merupakan pelimpahan dari pusat, salinan akta
pendirian yang dibuat notaris.

c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)


Setiap wajib pajak harus mendaftarkan dirinya kepada Kantor Pelayanan
Pajak setempat dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Kepada wajib pajak yang tidak mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP
akan dikenakan sanksi pidana sesuai dengan ketentuan pasal 36 undang-
undang Nomor 6 tahun 1983.
Pada umumnya yang diwajibkan untuk mendaftarkan diri dan mendapatkan
NPWP adalah setiap wajib pajak yang meliputi:
1). Setiap badan yang menjadi subjek pajak penghasilan adalah PT. CV.
Firma, BUMN/BUMD, Persekutuan, Perseroan, Kongsi, Koperasi, yayasan
dan bentuk usaha tetap.
2). Setiap wajib pajak orang pribadi/perorangan, pajak penghasilan
yang mempunyai penghasilan netto di atas Penghasilan Tidak Kena
Pajak (PTKP) yang mulai berlaku 1 Januari 1994.
3). Setiap wajib pajak harus mengisi surat pemberitahuan, menandatangani
dan menyampaikan ke Direktorat Jenderal Pajak (Kantor Pelayanan
Pajak) dalam wilayah wajib pajak bertempat tinggal atau berkedudukan.
4). Setiap wajib pajak harus mengambil sendiri SPT yang telah disediakan
oleh Direktorat Jenderal Pajak, mengisi, menghitung dan memperhitungkan
sendiri pajak tertuang dalam satu masa pajak dan menyampaikan
SPT yang telah diisi dan ditandatangani tersebut ke Dirjen Pajak dalam
batas waktu yang telah ditentukan.

Dokumen yang perlu dipersiapkan dalam pengurusan NPWP antara


lain:
1). Foto copy akta pendirian perubahan yang terakhir.
2). Foto copy surat ijin tempat usaha
3). Foto copy KTP/ Kartu Keluarga/ Paspor Pengurus
4). Foto copy NPWP Kantor Pusat (yang berstatus cabang)
5). Surat kuasa (bagi pengurus yang diwakili kuasanya)

81
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

d. Nomor Registrasi Perusahaan (NRP)


Dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan dalam dalam pengurusan
NRP antara lain:
1). Foto copy KTP dari pengangung jawab/pemilik
2). Foto copy akta pendirian/akta perubahan yang terakhir dari Notaris
bagi perusahaan yang berbadan hukum
3). Foto copy surat ijin tempat usaha atau surat keterangan lainnya dari
instansi yang berwenang
4). Foto copy NPWP.

Nomor register perusahaan disebut juga Tanda Daftar Perusahaan


(TDP) seperti contoh di bawah ini.

Bagian Muka
Formulir
Model G

REPUBLIK INDONESIA
DEPARTEMEN PERDAGANGAN

TANDA DAFTAR PERUSAHAAN


BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1982
TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN

NOMOR PENDAFTARAN BERLAKU s/d TANGGAL


10105006000 15 Desember 2014

NAMA PERUSAHAAN : CV. ANGKASA

STATUS : PUSAT

ALAMAT : JL. PAUS V No. 10


: RT. 03 RW. 05 PUSAT

JAKARTA, 15 DESEMBER 2009


KEPALA KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN PERDAGANGAN
PROPINSI DKI JAKARTA
SELAKU KANTOR PENDAFTARAN PERUSAHAAN DAERAH
YANG MEWAKILI

(________________________)

82
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

e. Nomor Rekening Bank (NRB)


Persyaratan untuk mendapatkan rekening bank adalah:
1). Foto copy KTP/SIM
2). Mengisi formulir kartu contoh tanda tangan (untuk nomor rekening
bank) bagi perusahaan minimal 2 orang yaitu bendahara dan manajer.
3). Tanda setoran
4). Lembar pemberitahuan setoran

B. SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN


1. Pentingnya Masalah Keuangan
Dalam setiap organisasi usaha atau perusahaan terdapat berbagai
fungsi atau bagian, antara lain fungsi personalia, fungsi produksi, fungsi
pemasaran, fungsi pengadaan, dan fungsi keuangan. Kesemua fungsi
yang ada tersebut berjalan secara sinergis sebagai satu kesatuan gerak
menuju ke arah atau tujuan yang sama. Oleh karena itu, bila salah satu
dari fungsi tersebut tidak berjalan baik, maka akan berdampak kurang
baik pada fungsi-fungsi lainnya. Dari sekian fungsi yang ada dalam sebuah
perusahaan, sebagian orang beranggapan bahwa keuangan memegang
peranan atau strategis dibandingkan dengan fungsi-fungsi lainnya. Hal
ini memang ada benarnya, walaupun pada kenyataannya semua fungsi
memiliki peranan yang tak kalah penting. Sebenarnya fungsi-fungsi yang
lainnya pasti berhubungan dengan fungsi keuangan, hal ini karena fungsi
apapun selalu membutuhkan dana untuk setiap kegiatannya.
Setiap organisasi usaha (perusahaan) menganggap bahwa masalah
keuangan khususnya memegang peran sentral karena tanpa dana, perusahaan
tidak akan berjalan dengan baik. Di sinilah peranan dana atau modal
menjadi sangat penting, sehingga menuntut pimpinan perusahaan atau
wirausaha untuk dapat mencari dana sesuai dengan yang dibutuhkan
dari berbagai alternatif sumber, serta dapat mengalokasikannya secara
efektif dan efisien. Oleh karena itu, setiap pimpinan perusahaan atau seorang
Wirausaha harus dapat mengelola keuangan sedemikian rupa, sehingga
tidak harus menempatkan masalah keuangan sebagai fokus dari semua
permasalahan. Karena seorang wirausaha mempunyai banyak cara untuk
mengatasi kesulitan, termasuk masalah keuangan, Di sinilah peranan manajemen

83
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

keuangan, yaitu bagaimana perusahaan mencari atau mendapatkan


dana yang dibutuhkan usahanya, serta bagaimana cara mengalokasikan
atau menggunakan dana secara efektif dan efisien.
Tak dapat dimungkiri bahwa setiap usaha atau perusahaan mem-
butuhkan dana atau biaya untuk dapat beroperasi. Hal ini sebenarnya
menjadi persoalan yang dihadapi hampir semua pengusaha, untuk men-
dapatkan uang dibutuhkan pengeluaran sejumlah uang sebagai modal
awal. Pengeluaran tersebut seperti untuk membeli bahan baku dan penolong,
alat-alat dan fasilitas produksi serta pengeluaran operasional lainnya.
Dari barang-barang yang dibeli tersebut, perusahaan dapat menghasilkan
sejumlah output yang kemudian dapat dijualnya untuk mendapat sejumlah
uang kembali sebagai keuntungan. Bagian keuntungan ini sebagian
dipergunakan untuk memperbesar modal agar menghasilkan uang sebagai
keuntungan dalam jumlah yang lebih besar lagi, dan seterusnya begitu
sampai pengusaha mendapatkan hasil sesuai yang diinginkan atau target.
Dari sini, dapat disimpulkan bahwa tidak satu usaha pun yang tidak memiliki
modal atau uang sedikitpun, tetapi tidak ada pula perusahaan yang langsung
berhasil mendapatkan keuntungan dalam jumlah besar. Semuanya berproses
dan bertahap yang membutuhkan kesabaran dan ketelitian dalam pengelolaannya.
Uang merupakan salah satu bentuk modal,
dan perlu dimanage dengan tepat. Oleh karena
itu, setiap pengusaha sebelum menjalankan
suatu usaha maka perlu terlebih dahulu menjawab
berbagai pertanyaan berikut.
1) Dari mana dana diperoleh atau sumber dana
yang manakah yang digunakan untuk membiayai
jalannya usaha atau perusahaan?
2) Berapa besar kebutuhan dana dan bagaimana pengalokasian dana?
3) Apakah dana yang dialokasikan untuk suatu investasi akan menguntungkan
atau tidak?
4) Seberapa besar uang kas harus tesedia untuk menjamin kontinuitas
usaha atau perusahaan?
5) Berapa banyak uang yang akan ditanamkan dalam bentuk kredit atau
pinjaman ke pelanggan?
6) Berapa tingkat persediaan optimal yang harus dipertahankan?

84
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Keenam pertanyaan di atas semuanya berkaitan dengan masalah


dana. Oleh karenanya, pengetahuan mengenai cara mengelola keuangan
sangat dibutuhkan oleh seorang pengusaha atau manajer keuangan.

2. Fungsi Keuangan dan Permodalan


Telah dijelaskan bahwa keuangan merupakan bagian penting untuk
membiayai aktivitas usaha atau perusahaan. Dalam masalah ini, manajer
keuangan atau pengusaha dihadapkan pada persoalan utama dalam
masalah keuangan, yaitu sebagai berikut .
1) Bagaimana mendapatkan modal atau dengan cara yang mudah dan
murah?
Masalah ini disebut dengan istilah perencanaan keuangan.
2) Bagaimana mengalokasikan atau menggunakan dana atau uang
yang ada yang akan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan?
Masalah ini disebut dengan istilah investasi.

3. Perencanaan keuangan
Rencana keuangan adalah panduan atau pedoman yang disusun
perusahaan untuk mencapai tujuan dan membantu peningkatan nilai
perusahaan. Untuk itu biasanya perusahaan melakukannya dengan cara
memperkirakan jumlah dan penetapan waktu investasi dan pembiayaan
yang diperlukan. Dalam membuat rencana keuangan, seorang pengusaha
atau wirausaha harus memiliki sikap positif sehingga dalam aktivitasnya
merencanakan keuangan mengikuti sepuluh langka berikut:
1) Menetapkan tujuan perencanaan keuangan perusahaan secara tepat
2) Menggunakan perencanaan keuangan sebagai motivator dan berusaha
mengkomunikasikannya dengan pihak terkait;
3) Memastikan bahwa proses perencanaan diikuti pula oleh pengendalian
dan selalu menginformasikannya pihak terkait;
4) Mengevaluasi strategi-strategi keuangan alternatif;
5) Mengumpulkan dan menetapkan target efisiensi baik jangka pendek
maupun jangka panjang;
6) Mengembangkan sebuah perencanaan dengan membandingkannya
terhadap prestasi standar yang sudah ditetapkan;

85
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

7) Memeriksa kebenaran perencanaan keuangan secara menyeluruh;


8) Meninjau kembali perencanaan keuangan serta merevisinya sehingga
lahir kombinasi strategi yang tepat.

Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan


rencana keuangan ini, yaitu.
1) Produk yang ada dan yang disusun untuk diproduksi.
Hal ini untuk mengetahui berapa jumlah dana yang diperlukan. Jika
produk yang akan dihasilkan merupakan produk yang sudah ada
atau sudah berjalan maka tidak memerlukan tambahan modal yang
begitu besar. Sedangkan bila akan dihasilkan pula produk-produk tambahan
atau baru, maka akan membutuhkan tambahan modal yang cukup
besar.
2) Sumber daya manusia yang dimiliki dan yang akan direkrut.
Hal ini untuk memperhitungkan apakah rencana produk yang akan
dihasilkan didukung oleh sumber daya yang cukup atau tidak, apakah
perlu sumber daya tambahan khususnya sumber daya yang memiliki
keterampilan khusus.
3) Pembiayaan yang diperlukan untuk memproduksi dan kegiatan penjualan.
Jika rencana mengenai produk yang akan dihasilkan dan sumber
daya yang dimiliki semuanya telah siap, maka akan dapat diperhitungkan
berapa dana yang dibutuhkan sehingga dapat dicari alternatif sumber
pembiayaannya.

Jika perencanaan keuangan telah dilakukan dengan baik maka masalah


keuangan perusahaan akan dapat dikelola dengan baik pula. Hal ini sesuai
dengan tujuan dari perencanaan keuangan, yaitu.
1) Meningkatkan investasi dalam usaha;
2) Perubahan imbalan untuk para wirausaha;
3) Meningkatkan kemampuan laba dalam usaha;
4) Dapat memberikan harapan terhadap pertumbuhan usaha;
5) Meningkatkan efisiensi usaha.

Selanjutnya untuk mengetahui apakah perencanaan keuangan benar-


benar dapat mencapai tujuan sebagaimana di atas, lakukan evaluasi

86
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

dan analisislah rencana keuangan tersebut. Dalam evaluasi yang dilakukan,


diharapkan diperoleh jawaban atas.
1) Adakah faktor penghambat dalam merealisasikan rencana keuangan
yang disusun?
2) Apakah hambatan-hambatan tersebut berasal dari intern atau ekstern
perusahaan dan apakah hambatannya bersifat finansial atau nonfinansial?
3) Apakah investasi yang dilakukan memberi manfaat dan keuntungan?
4) Apakah pelanggan puas dengan investasi yang dilakukan perusahaan?
5) Apakah ada keinginan dari pengelola atau manajemen perusahaan
untuk lebih mengembangkan investasi yang sudah dilakukan?

Bila jawaban telah didapat dari pertanyaan-pertanyaan di atas maka


rencana keuangan akan dapat disusun dengan lebih baik lagi.

4. Investasi (penggunaan uang)


Masalah investasi menyangkut masalah pengalokasikan dana untuk
berbagai kebutuhan, baik kebutuhan operasional maupun untuk program
atau proyek tertentu yang diharapkan memberi manfaat dan laba bagi
perusahaan. Seorang manajer keuangan atau seorang wirausaha harus
dapat mengalokasikan dananya secara tepat; memenuhi unsur-unsur
prinsip usaha yaitu efektif, efisien dan produktif, agar perusahaan memperoleh
keuntungan.
Berbicara tentang pengalokasian dana, sebenarnya berbicara tentang
dua kepentingan yang sering sekali tidak sejalan (trade off). Kepentingan
pertama adalah keinginan perusahaan untuk menahan atau memiliki
uang kas yang besar yang tujuannya untuk menjaga likuiditas finansial.
Kepentingan kedua adalah kebutuhan untuk melakukan investasi pada
proyek jangka panjang yang memiliki peluang untuk memberikan laba
bagi perusahaan. Artinya, perusahaan memiliki dua kepentingan, apakah
perusahaan akan lebih mementingkan likuiditas finansial (artinya memiliki
uang kas yang selalu tersedia untuk kepentingan jangka pendek) atau
apakah semua dana yang ada diinvestasikan pada usaha yang ada (misalnya
menambah modal untuk produksi atau pengadaan bahan baku dan mesin-
mesin)? Kepentingan pertama memberikan dampak pada finansial perusahaan.
Dari kepentingan pertama ini, perusahaan selalu dalam keadaan mampu

87
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

membayar kewajiban-kewajiban jangka pendek (membeli bahan baku,


membayar gaji karyawan atau membayar cicilan utang), tetapi ada yang
menganggur atau tidak produktif.
Sebaliknya, kepentingan kedua berdampak pada kondisi finansial
dengan kondisi perusahaan tidak memiliki dana yang cukup untuk membayar
kewajiban-kewajiban jangka pendek, tetapi perusahaan memiliki peluang
untuk mendapat laba yang besar dari sejumlah dana yang diinvestasikan
atau ditanamkan pada kegiatan usaha.

Perhitungan waktu secara tepat akan mendatangkan


keuntungan

Dilihat dari waktu penggunaan, ada dua bentuk pengeluaran atau


alokasi dan, yaitu.
1) Pengeluaran jangka pendek
Pengeluaran jangka pendek adalah pengeluaran yang digunakan untuk
mendukung produksi dan aktivitas penjualan saat ini, disebut juga
dengan “biaya operasi”. Pengendalian pengeluaran uang yang bersifat
jangka pendek ini dimaksudkan agar perusahaan memiliki kas yang
cukup untuk biaya operasionalnya, seperti untuk membeli bahan baku
atau penolong, membayar gaji karyawan, membayar berbagai rekening
serta untuk keperluan-keperluan jangka pendek lainnya.
2) Pengeluaran jangka panjang
Perusahaan juga mengeluarkan dana untuk keperluan investasi jangka
panjang, atau yang dinamakan dengan investasi atas aktiva tetap,
seperti membeli tanah, gedung, mesin-mesin dan alat produksi lainnya.

Manajer keuangan atau seorang wirausaha harus memperhatikan


sifat pengeluaran investasi berikut agar investasi dalam aktiva tetap ini
mendatangkan keuntungan, yaitu:

88
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

a). Investasi aktiva tetap berjangka waktu panjang


b). Investasi aktiva tetap membutuhkan dana dalam jumlah besar

Mengingat kedua sifat di atas, pengeluaran jangka panjang ini memiliki


risiko tinggi. Dengan demikian, sebelum memutuskan untuk berinvestasi,
diperlukan perhitungan manfaat (benefit) yang akan diterima dari investasi
tersebut. Tiga tahap yang dapat dilakukan agar rencana pengeluaran
tersebut memberikan manfaat (benefit) dan keuntungan (profit).
1). Tahap pengembangan proposal usul investasi, mungkin berupa usul
investasi penggantian aktiva atau penambahan aktiva yang dimaksudkan
untuk perluasan kapasitas produksi atau diversifikasi produk.
2). Tahap menilai setiap proposal usul investasi. Hal utama dari tahap ini
adalah menilai kelayakan finansial dari setiap proposal, yaitu dengan
cara membandingkan cash-flow, baik aliran kas masuk (cash inflow)
maupun aliran kas keluar (cash outflow) dengan tujuan untuk mengukur
dampak finansial dari usul investasi tersebut.
3). Tahap memutuskan diterima atau ditolak usul investasi.
Setiap perusahaan belum tentu memiliki dana yang cukup untuk membiayai
semua usul investasi. Oleh karena itu, tidak semua usul investasi
dapat diterima untuk dilaksanakan. Untuk memutuskan hal ini,
dilakukan: a) Analisis kualitatif atau pertimbangan financial, dalam
hal ini dipilih usul investasi yang pada tahap dua memenuhi kelayakan
financial, yaitu usul investasi yang memberi dampak baik manfaat
maupun keuntungan bagi perusahaan; b) Analisis kualitatif atau
pertimbangan nonfinansial, dalam hal ini maka akan dipilih usul
investasi yang memiliki kesesuaian dengan rencana strategis perusahaan,
yaitu yang dapat meningkatkan nilai perusahaan.
4). Tahap pelaksanaan proyek dari usul investasi yang diterima.
Pelaksanaan akan melibatkan semua fungsi yang ada pada perusahaan
karena proyek tersebut sudah menjadi proyek perusahaan, sehingga
menjadi tanggung jawab semua fungsi atau bagian untuk melaksanakan
sebaik-baiknya agar dampak secara finansial (berupa laba atau peningkatan
kesejahteraan) maupun nonfinansial (berupa nilai tambah perusahaan)
dapat tercapai.

89
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

5. Mencari Alternatif Permodalan


Telah diuraikan sebelumnya, bahwa modal memegang peran penting
dalam setiap usaha. Oleh karena itu sering kali orang menyangka bahwa
sukses usaha hanya ditentukan oleh jumlah modal yang dimiliki. Sesungguhnya
modal memang penting, tetapi perannya dalam suatu usaha tidak semata-
mata dilihat dari jumlah modal, akan tetapi yang lebih utama adalah
dari pengelolaan modal tersebut. Salah satu bentuk pengelolaan modal
adalah dalam bentuk mencari alternatif yang tepat dari permodalan.
Pietra Sarosa (2004) memberi kiat mencari alternatif permodalan
ini adalah dengan memperhitungkan hal-hal berikut.
1) “Langkah awal mempersiapkan modal”, yang menurutnya ada beberapa
hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan modal, yaitu.
a). Hitung kebutuhan modal
Untuk memulai suatu usaha maka harus diperhitungkan beberapa
besarnya kebutuhan modal, baik modal kerja (biasanya modal awal
beroperasi) maupun kebutuhan modal keseluruhan.
b). Siapkan modalnya.
Menyiapkan modal yang dibutuhkan tidaklah mudah, apalagi
bila perusahaan atau wirausaha tidak mampu menyediakan modal
sendiri yang besar yang dapat memenuhi semua kebutuhan modal.
Alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan mencari sumber
modal di luar modal sendiri. Pietra Sarosa (2004) memberi cara
untuk menyiasati kebutuhan modal usaha sebagai berikut.
(1) Cobalah untuk menekan kebutuhan modal Anda
(2) Pandai-pandai dalam mengatur prioritas modal
(3) Jagalah kepercayaan yang diberikan pihak lain kepada kita.
c). Siapkan dana cadangan untuk 6-12 bulan ke depan
Perusahaan yang baru biasanya tidak langsung memperoleh laba
yang dapat digunakan sebagai modal selama perusahaan beroperasi,
sedangkan kebutuhan perusahaan tidak dapat ditunda. Oleh
karena itu, perusahaan harus dapat menyediakan dana cadangan
untuk memenuhi kebutuhan modal selama perusahaan belum
menghasilkan (misalnya untuk 6 sampai 12 bulan ke depan)

90
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

2) Sumber-sumber permodalan
Untuk dapat memenuhi kebutuhan modal maka ada beberapa sumber
permodalan yang dapat dijadikan sebagai alternatif sumber modal,
yaitu.
a) Modal sendiri, adalah modal yang biasanya berasal dari pemilik
b) Modal pinjaman adalah yang berasal dari pihak ketiga atau kreditur
c) Bank atau lembaga keuangan bukan bank.
d) Modal ventura, adalah modal yang diperoleh dari kerjasama dengan
pihak lain.

C. MEMILIH DAN MENETAPKAN TEMPAT USAHA


1. Mencari Tempat Usaha yang Strategis
Lokasi tempat usaha yang strategis merupakan dambaan dari para
wirausahawan. Setiap usaha yang dibentuk sudah barang tentu didirikan
pada tempat atau daerah para pelanggan yang sangat potensial. Lokasi
usaha harus berdekatan dengan pemusatan para pembeli, agar dapat
menjamin penyerahan barang yang mudah dan cepat. Keputusan yang
tepat dalam mencari tempat usaha yang strategis dapat dipandang sebagai
proses mencari tempat usaha yang umum yang strategis dan mencari
tempat usaha yang khas.
Tempat usaha yang strategis adalah tempat perusahaan melakukan
aktivitas berikut pemasarannya, serta penjualan barang dagangan yang
dapat memberikan keuntungan besar. Untuk mencari tempat usaha yang
strategis banyak kaitannya dengan badan usaha. Mencari tempat usaha
perusahaan yang strategis pada umumnya lebih mudah bila dibandingkan
dengan mencari tempat pabrik. Tempat usaha yang strategis adalah di
daerah pusat perdagangan dan keuangan agar pemasaran produk atau
barangdagangan lebih berhasil dan terjamin.

2. Memilih Tempat Usaha yang Strategis


Memilih tempat usaha yang paling strategis akan menyangkut banyaknya
pusat penjualan yang didirikan. Tempat usaha yang paling strategis dipengaruhi
oleh beberapa faktor, di antaranya corak barang yang disediakan, pelayannya,
penyerahan barangnya, dan kemudahan transportasinya.

91
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

1) Tempat Usaha yang diinginkan Perusahaan


Tempat usaha yang paling strategis dan yang paling diinginkan oleh
perusahaan toko, diantaranya sebagai berikut.
a. Letaknya strategis
b. Dekat dengan bahan-bahan baku
c. Dekat dengan pasar
d. Tenaga kerja mudah didapat
e. Biaya transportasi murah
f. Fasilitas pemerintah daerah mendukung dan menunjang
g. Fasilitas tenaga penggerak/energi mudah didapat
h. Keadaan ekonomi konsumen di daerah tersebut cukup baik
2) Tempat Usaha yang Diinginkan Konsumen/Pembeli
Tempat usaha yang paling strategis dan yang diinginkan pembeli,
adalah sebagai berikut.
a. Adanya fasilitas parkir yang cukup luas
b. Fasilitas transportasi mudah dan lancar

3. Menetapkan Tempat Usaha yang Paling Strategis


Menetapkan tempat usaha yang paling strategis merupakan dambaan
para pengelola usaha, sebab:
1) Sangat menguntungkan,
2) Dapat memuaskan langganan,
3) Adanya kemudahan dalam segala hal,
4) Memudahkan pemasaran dan penjualan barang dagangan.

Apabila perusahaan telah menetapkan tempat atau daerah yang


strategis, maka masalah-masalah selanjutnya yang akan dihadapi adalah:
1) Masalah biaya,
2) Masalah pelayanan,
3) Arus pengunjung,
4) Arus para pembeli,
5) Masalah parkir kendaraaan,
6) Masalah keamanan,
7) Masalah populasi,

92
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

8) Masalah persaingan,
9) Masalah transportasi,
10)Batas-batas daerah perdagangan,
11)Masalah keindahan,
12)Masalah tenaga kerja yang terampil

4. Menetapkan Tempat Usaha


Menetapkan tempat usaha sangat penting sekali. Tempat usaha
adalah tempat dimana perusahaan melakukan kegiatan usaha. Tempat
tempat usaha tersebut tentunya tidak akan dibangun di setiap tempat.
Menetapkan tempat usaha perlu di bangun wilayah yang strategis serta
menguntungkan. Penciptaan perusahaan di wilayah yang strategis akan
mendukung lancarnya kegiatan-kegiatan usaha.
Pengertian tempat yang strategis ditinjau dari sudut ekonomisnya,
secara lebih terperinci faktor-faktor yang dapat mempengaruhi di dalam
penetapan tempat usaha adalah sebagai berikut.
1) Pasar
Masalah pasar yang perlu dipertimbangkan adalah masalah transportasi
dan distribusinya, sehingga dapat menentukan tempat usaha yang dinginkan.
2) Tenaga Kerja
Tenaga kerja terdidik ataupun tenaga kerja terlatih yang cukup profesional
sangat mendukung lancarnya usaha.
3) Fasilitas Transportasi
Fasilitas transportasi yang tersedia dapat mendukung di dalam menetapkan
tempat usaha perusahaan.
4) Faktor-faktor Pendukung
Faktor-faktor pendukung yang dapat mempengaruhi di dalam penempatan
tempat usaha, diantaranya sebagai berikut.
a) Fasilitas-fasilitas perbankan.
b) Sikap atau animo masyarakat terhadap produk/jasa.
c) Kemungkinan tempat untuk pengembangan perusahaan.
d) Fasilitas keamanan tempat usaha.
e) Fasilitas daya tahan tempat usaha.
f) Fasilitas kesehatan dan kebersihan tempat usaha.

93
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

D. PENGELOLAAN FASILITAS DAN BAHAN BAKU PRODUKSI


a. Pengelolaan Alat
1) Pentingnya Pengelolaan Alat
Untuk dapat terlaksananya kegiatan produksi dan kegiatan usaha
dengan baik, maka diperlukan keterampilan dalam memelihara alat-
alat atau perlengkapan. Hal ini dikenal dengan istilah “pengendalian
pemeliharaan” yang erat kaitannya dengan masalah pengendalian proses
produksi. Pengendalian dapat diartikan sebagai “pengawasan yang sekaligus
juga dapat mengambil beberapa tindakan untuk perbaikan”.
Dari pengertian pengendalian tersebut terkandung makna, bahwa
secara otomatis bila pengawasan dilakukan secara efektif maka akan melahirkan
cara kerja yang efektif pula. Cara kerja yang demikian salah satunya ditunjukkan
dengan cara melakukan pemeliharaan alat dan perlengkapan dimulai
dari awal (preventif) sebelum proses berjalan sampai proses berjalan, bahkan
saat proses telah berakhir. Harus diingat, bahwa pengendalian pemeliharaan
alat-alat dan perlengkapan produksi dan usaha secara teratur dan baik
akan menunjang dan menjamin kelancaran proses produksi. Alat dan
perlengkapan tersebut umumnya tahan lama dan mahal, oleh karena
itu diperlukan pemeliharaan yang tepat sehingga tidak terjadi kerusakan
terhadap alat tersebut yang akan menggangu proses produksi.
Pemeliharaan alat-alat dan fasilitas produksi merupakan hal yang
penting, karena bila kerusakan terjadi pada saat proses produksi berjalan,
dapat mengganggu kontinuitas produksi sehingga lebih jauh dapat berdampak
pada kehilangan peluang mendapat keuntungan sebagai akibat dari larinya
pelanggan. Oleh karena itu ibarat peribahasa “lebih baik mencegah daripada
mengobati” juga berlaku dalam alat-alat dan fasilitas produksi. Artinya
bahwa jangan sampai melakukan perbaikan setelah alat-alat dan fasilitas
tersebut mengalami kerusakan, apalagi bila telah parah sehingga perlu
penanganan yang lama. Apabila sampai terjadi demikian dapat berakibat
pada terhentinya kegiatan produksi yang mungkin dalam waktu yang
cukup lama. Keadaan seperti itu tentu saja mengakibatkan kerugian bagi
perusahaan, selain kemungkinan kehilangan pelanggan, juga dapat berakibat
terjadinya penumpukan bahan baku atau barang setengah jadi, sebagian
karyawan menganggur, dan sebagainya. Industri pemintalan benang merupakan
usaha yang proses produksinya menggunakan alat/mesin produksi sederhana.

94
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Dibawah ini diuraikan mengenai keuntungan pemeliharaan alat-


alat dan perlengkapan produksi:
a) Peralatan dan mesin-mesin produksi dapat digunakan dalam jangka
waktu panjang
b) Proses produksi akan lebih lancar dan baik dalam hubungannya dengan
kondisi mesin dan peralatan yang terawat.
c) Kerusakan berat dari mesin dan peralatan dapat ditekan serendah-
rendahnya.
d) Kualitas dan hasil produk akan berada pada tingkat standard yang
dibutuhkan.
e) Umumnya biaya pemeliharaan lebih rendah dari biaya perbaikan
atau penggantian alat.
f) Dengan lancar serta baiknya mesin juga akan mengindari pemborosan
pemakaian bahan.

2) Macam-macam Pengelolaan Alat


Alat dalam hal ini adalah peralatan atau sarana atau fasilitas atau
perlengkapan produksi yang digunakan oleh suatu perusahaan. Terhadap
alat-alat produksi perlu dilakukan pemeliharaan, karena alat-alat merupakan
aset sebagai investasi yang memberi kontribusi terhadap pencapaian
laba perusahaan. Pengelolaan atau pemeliharaan terhadap alat dan fasilitas
produksi dilakukan oleh bagian pemeliharaan (Maintenance Departement).
Pada prinsipnya Maintenance Departement ini dibedakan atas: a) Bagian
preventive maintenance, dan b) Bagian line maintenance.

a) Bagian Preventive Maintenance


Bagian preventive maintenance yaitu Bagian pemeliharaan alat yang
bertugas melakukan pemeliharaan alat-alat produksi yang sifatnya pencegahan,
artinya pemeliharaan dilakukan pada saat alat-alat tersebut baru dibeli
atau belum dipakai. Dengan kata lain bagian preventive maintenance melakukan
pemeriksaan awal terhadap alat-alat yang baru dibeli, yang maksudnya
adalah agar sebelum alat tersebut digunakan dapat diketahui apakah
ada kerusakan arau kekurangan. Karena apabila kerusakan terjadi setelah
alat-alat tersebut masuk ke bagian produksi untuk digunakan, maka tanggung-
jawab perbaikan menjadi tanggung jawab bagian line maintenance.

95
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Bagian preventive maintenance melakukan kegiatan antara lain sebagai


berikut:
(1) Set up mesin yaitu kegiatan melakukan pemeriksaan terhadap alat-
alat produksi sampai dinyatakan dapat diterima oleh bagian produksi.
(2) Bila alat-alat produksi tersebut telah dinyatakan diterima oleh bagian
produksi, maka kerusakan walaupun kecil tidak lagi menjadi tanggung
jawab bagian preventive maintenance, melainkan menjadi tanggung
jawab bagian line maintenance.
(3) Perbaikan alat-alat produksi menjadi tanggung jawab bagian preventive
maintenance, yaitu apabila:
(a) Mesin-mesin tersebut rusak berat yang tidak dapat segera diperbaiki
oleh bagian line maintenance.
(b) Memang sudah saatnya alat-alat tersebut untuk diperbaiki.
Walaupun pada alat tersebut belum tampak kerusakan yang
berarti, maka bila menurut skedul sudah saatnya untuk diperbaiki,
maka alat-alat tersebut segera diambil alih oleh bagian preventive
maintenance dari line maintenance untuk di service.

b) Bagian Line Maintenance


Bagian line maintenance adalah bagian dari maintenance departement
yang melakukan kegiatan pemeliharaan alat dengan cara mengecek
kondisi alat-alat setiap hari. Untuk kasus-kasus kerusakan yang berat dan
alat-alat yang sudah saatnya diperbaiki, maka line maintenance tidak
berkerja sendiri melainkan akan dilakukan oleh preventive maintenance.
Bagian line maintenance melakukan kegiatan antara lain sebagai berikut:
(1) Melakukan pencatatan kerusakan alat-alat dan fasilitas produksi
disertai dengan penyebab kerusakannya dan akibat yang ditimbulkannya.
Bila kerusakan cukup parah, maka catatan penyebab dan akibat
tersebut juga dikirimkan ke bagian preventive maintenance.
(2) Melakukan pemeliharaan terhadap alat-alat dan fasilitas produksi
setiap hari, baik mempersiapkan mesin maupun memeriksa kondisi
mesin sebelum digunakan maupun setelah selesai penggunaan pada
hari tersebut.

96
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

(3) Melakukan perbaikan alat-alat dan fasilitas produksi yang mengalami


kerusakan ringan atau tidak memerlukan waktu yang panjang untuk
memperbaikinya.
(4) Mengirimkan alat-alat dan fasilitas produksi ke bagian preventive
maintenance, baik yang mengalami kerusakan parah atau perlu penanganan
lama, dan alat-alat yang sudah waktunya untuk diperbaiki/diservice.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dilihat dari sifat
pemeliharaan, maka pemeliharaan dan pengelolaan alat-alat dan fasilitas
produksi dapat dibedakan atas: 1) pemeliharaan alat atau pencegahan
(preventive maintenance); dan 2) Perbaikan atau pemulihan kerusakan
alat (remedial maintenance).
Pemeliharaan yang bersifat pencegahan atau preventive maintenance,
yaitu pemeliharaan atau perawatan alat-alat dan fasilitas produksi sebelum
alat-alat dan fasilitas tersebut mengalami kerusakan. Preventive maintenance
lebih balik dari menunggu alat-alat mengalami kerusakan, baik dari sisi
biaya, keawetan atau ketahanan alat serta segi produktivitasnya.
Alat-alat yang terpelihara tidak akan cepat rusak atau mengalami
gangguan sehingga tidak memerlukan biaya perbaikan yang biasanya
lebih besar dari biaya pemeliharaan. Dengan kondisi yang selalu baik
dan siap pakai, alat-alat tersebut dapat dipakai sesuai dengan kebutuhan
dan dapat berkerja dengan kondisi optimal sehingga produktivitasnya
tinggi. Coba bandingkan dengan kondisi alat-alat yang kurang perawatan,
biasanya seringkali mengalami gangguan atau kerusakan sehingga memerlukan
biaya perbaikan. Dengan kondisi yang kurang bagus dan seringkali rusak
berakibat pada produkitivitas yang rendah.
Oleh karena itu diperlukan pengendalian alat-alat dan fasilitas produksi,
agar kontinuitas proses produksi tetap terjaga, yang antara lain dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
(1) Mengatur tata letak alat-alat dan fasilitas produksi sesuai dengan
tata urutannya.
(2) Mengatur tata ruang pabrik dan atau perusahaan sedemikian rupa
agar proses produksi dan kegiatan lainnya dapat berjalan efektif dan
efisien.

97
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

(3) Pemeliharaan harus bersifat preventif dan dilakukan secara berkala


secara teliti dan cermat, sehingga alat-alat dan fasilitas selalu siap
untuk digunakan dan tahan lama.
(4) Selalu menyediakan suku cadang dari alat-alat dan fasilitas yang
digunakan seandainya terjadi kerusakan.
(5) Menyediakan alat pengaman alat-alat dan fasilitas serta alat pengaman
bagi penggunya atau operatornya.
(6) Mempersiapkan tenaga yang dapat mengoperasikan alat-alat dan
fasilitas tersebut beserta cara perawatannya, dengan cara memberikan
pendidikan dan pelatihan keterampilan penggunaan alat.

3) Penggantian Alat-Alat dan Fasilitas Produksi


Dalam setiap perusahaan selalu ada usul investasi, salah satu bentuk
usul atau rencana investasi tersebut adalah dalam bentuk penggantian
alat dan fasilitas produksi. Dalam hal ini harus memperhatikan beberapa
faktor, yaitu:
a). Umur ekonomis alat atau fasilitas tersebut
b). Nilai residu atau sisa alat yang akan diganti dan nilai beli penggantinya.
c). Ketersediaan dana untuk membeli alat baru tersebut.

Harus difahami bahwa walaupun suatu alat hampir habis atau telah
habis umur ekonomisnya, bukan berarti alat tersebut sudah sama sekali
tidak dapat dipakai. Oleh karena itu selagi alat tersebut masih layak pakai
dan dana penggantiannya belum tersedia, maka alat tersebut masih dapat
terus dipakai, kecuali apabila alat tersebut seringkali mengalami kerusakan
dan membutuhkan biaya perbaikan yang cukup besar. Disinilah manager
produksi harus memperhitungkan keuntungan dan kerugian dari kemungkinan
penggantian alat tersebut.
Untuk itu maka manager perusahaan harus dapat menjawab dua
permasalahan yang dihadapi, yaitu:
a). Kapan penggantian alat tersebut akan dilakukan ?
b). Memilih pengganti dari alat atau fasilitas produksi tersebut. Dalam hal
ini mungkin ada beberpa pilihan baik dilihat dari harga, merk atau
kualitas alat.

98
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Agar dapat menjawab dua permasalahan di atas, maka perlu dilakukan


perhitungan agar perusahaan tidak mengalami kerugian, karena bila salah
menentukan kapan dilakukan penggantian maupun salah memilih alat
maka akan berakibat kerugian yang bersifat jangka panjang. Mengapa
demikian ? Hal ini dikarenakan alat-alat dan fasilitas produksi merupakan
aktiva tetap yang bersifat jangka panjang dan membutuhkan dana yang
besar, oleh karena itu resiko investasi alat dan fasilitas juga cukup besar.

b. Pengelolaan Persediaan
1).Pengertian dan Tujuan Pengelolaan Persediaan (inventory)
Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan
untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang.
Persediaan terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan bahan setengah
jadi dan persediaan barang jadi. Persediaan bahan baku dan bahan setengah
jadi disimpan sebelum digunakan atau dimasukan kedalam proses produksi,
sedangkan persediaan barang jadi atau barang dagangan disimpan sebelum
dijual atau dipasarkan.
Dengan demikian setiap perusahaan yang melakukan kegiatan usaha
umumnya memiliki persediaan. Perusahaan yang melakukan kegiatan
produksi (industri manufaktur) akan memiliki tiga jenis persediaan, yaitu
persediaan bahan baku dan penolong, persediaan bahan setengah jadi
dan persediaan barang jadi. Sedangkan perusahaan perdagangan minimal
memiliki satu jenis persediaan, yaitu persediaan barang dagangan. Adanya
berbagai macam persediaan ini menuntut pengusaha untuk melakukan
tindakan yang berbeda untuk masing-masing persediaan, dan ini akan
sangat terkait dengan permasalahan lain seperti masalah peramalan
kebutuhan bahan baku serta peramalan penjualan atau permintaan konsumen.
Bila melakukan kesalahan dalam menetapkan besarnya persediaan maka
akan merembet ke masalah lain, misalnya tidak terpenuhinya permintaan
konsumen atau bahkan berlebihnya persediaan sehingga tidak semuanya
terjual, timbulnya biaya ekstra penyimpanan atau pesanan bahan, dan
sebagainya.
Dikarenakan persediaan merupakan salah satu faktor yang menentukan
kelancaran produksi dan penjualan, maka persediaan harus dikelola secara
tepat. Dalam hal ini perusahaan harus dapat menentukan jumlah persediaan

99
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

optimal, sehingga di satu sisi kontinuitas produksi dapat terjaga dan


pada sisi lain perusahaan dapat memperolah keuntungan, karena perusahaan
dapat memenuhi setiap permintaan yang datang. Karena persediaan
yang kurang sama tidak baiknya dengan persediaan yang berlebihan,
sebab kondisi keduanya memiliki beban dan akibat masing-masing. Bila
persediaan kurang, maka perusahaan tidak akan dapat memenuhi semua
permintaan sehingga akibatnya pelanggan aka kecewa dan beralih ke
perusahaan lainnya. Sebaliknya bila persediaan berlebih, ada bebearpa
beban yang harus ditanggung, yaitu:
a). Biaya penyimpanan di gudang, semakin banyak barang yang disimpan
maka akan semakin besar biaya penyimpanannya;
b). Resiko kerusakan barang, semakin lama barang tersimpan di gudang
maka resiko kerusakan barang semakin tinggi
c). Resiko keusangan barang, barang-barang yang tersimpan lama akan
“out of date” atau ketinggalan zaman.

Disinilah pentingnya dilakukan perhitungan persediaan optimal,


yaitu yang menunjukkan tingkat persediaan yang sesuai dengan kebutuhan
dan dapat menjaga kontinuitas produksi dengan pengorbanan atau pengeluaran
biaya yang ekonomis.
Dengan demikian yang dimaksud dengan pengelolaan persediaan
adalah “kegiatan dalam memperkirakan jumlah persediaan (bahan baku/
penolong) yang tepat, dengan jumlah yang tidak terlalu besar dan tidak
pula kurang atau sedikit dibandingkan dengan kebutuhan atau permintaan”.
Dari pengertian tersebut, maka tujuan pengelolaan persediaan adalah
sebagai berikut:
a) Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan
cepat (memuaskan konsumen)
b) Untuk menjaga kontinuitas produksi, hal ini dikarenakan alasan:
(1) Kemungkinan barang (bahan baku dan penolong) menjadi langka
sehingga sulit untuk diperoleh
(2) Kemungkinan supplier terlambat mengirimkan barang yang dipesan.
c) Untuk mempertahankan dan bila mungkin meniingkatkan penjualan
dan laba perusahaan.

100
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Ada dua macam kelompok bahan baku, yaitu:


a) Bahan baku langsung (direct materials)
Yaitu bahan yang membentuk dan merupakan bagian dari barang
jadi yang biayanya dengan mudah bisa ditelusuri dari biaya barang
jadi tersebut. Jumlah bahan baku langsung bersifat variabel, artinya
sangat tergantung atau dipengaruhi oleh besar kecilnya volume produksi
atau perubahan output.
Contoh:
- Kain adalah bahan baku industri garmen atau pakaian jadi
- Tepung terigu adalah bahan baku pabrik roti.
b) Bahan baku tak langsung (indirect materials)
Yaitu bahan baku yang dipakai dalam proses produksi, tetapi sulit
menelusuri biayanya pada setiap barang jadi.
Contoh:
- Benang adalah bahan baku tak langsung yang digunakan dalam
industri garmen
- Garam dan ragi adalah bahan baku tak langsung pembuatan
roti.

2).Faktor-faktor yang Menentukan Persediaan


Yang menjadi masalah bagi perusahaan adalah bagaimana menentukan
persediaan yang optimal, oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor
yang mempengaruhi besar kecilnya persediaan. Sebenarnya perlu dibedakan
antara persediaan bahan baku dan barang jadi, namun yang dimaksud
dengan persediaan dalam kaitannya dengan kegiatan produksi adalah
persediaan bahan baku/penolong.
Besar kecilnya persediaan bahan baku dan bahan penolong dipengaruhi
oleh faktor:
a). Volume atau jumlah yang dibutuhkan, yaitu yang dimaksudkan untuk
menjaga kelangsungan (kontinuitas) proses produksi. Semakin banyak
jumlah bahan baku yang dibutuhkan, maka akan semakin besar tingkat
persediaan bahan baku.

101
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Volume produksi yang direncanakan, hal ini ditentukan oleh penjualan


terdahulu dan ramalan penjualan. Semakin tinggi volume produksi
yang direncanakan berarti membutuhkan bahan baku yang lebih banyak
yang berakibat pada tingginya tingkat persediaan bahan baku.
b). Kontinuitas produksi tidak terhenti, diperlukan tingkat persediaan
bahan baku yang tinggi, dan sebaliknya.
c). Sifat bahan baku/penolong, apakah cepat rusak (durable goods) atau
tahan lama (undurable goods). Barang yang tidak tahan lama tidak
dapat disimpan lama, oleh karena itu bila bahan baku yang diperlukan
tergolong barang yang tidak tahan lama tidak perlu disimpan dalam
jumlah banyak. Sedangkan untuk bahan baku yang memiliki sifat
tahan lama, maka tidak ada salahnya perusahaan menyimpannya
dalam jumlah besar.

Agar kontinuitas produksi tetap terjaga, maka untuk berjaga-jaga


perusahaan sebaiknya memiliki apa yang dinamakan dengan persediaan
besi (safety stock). Persediaan besi atau disebut pula persediaan inti adalah
persediaan minimal bahan baku/penolong yang harus dipertahankan
untuk menjaga kontinuitas produksi.

3).Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya safety


stock:
a) Resiko kehabisan persediaan, yang biasanya ditentukan oleh:
(1) Kebiasaan pihak penyedia dalam pengiriman barang yang
dipesan, apakah tepat waktu atau sering kali terlambat dari
waktu yang telah ditetapkan dalam kontrak pembelian.
Apabila kebiasaan supplier dalam pengiriman barang yang
dipesan sering kali tepat waktu, maka perusahaan tidak perlu
memiliki persediaan besi yang besar, dan sebaliknya bila kebiasaan
supplier dalam pengiriman barang seringkali tidak tepat waktu
sebagaimana yang disepakati, maka perusahaan sebaiknya atau
perlu memiliki persediaan yang cukup besar.
(2) Dapat diduga atau tidaknya kebutuhan bahan baku/penolong
untuk produksi.
Apabila kebutuhan bahan baku/penolong untuk setiap kali proses

102
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

produksi dapat diduga atau diperhitungkan secara tepat, maka


perusahaan tidak perlu memiliki persediaan besi yang besar,
dan sebaliknya bila kebutuhan bahan baku/penolong seringkali
tidak dapat diduga atau perhitungan kebutuhan seringkali meleset,
maka perusahaan sebaiknya atau perlu memiliki persediaan
yang cukup besar.
b) Biaya simpan di gudang dan biaya ekstra bila kehabisan persediaan.
Apabila dibandingkan, biaya penyimpanan di gudang lebih besar
dari biaya yang dikeluarkan seandainya melakukan pesanan ekstra
bila persediaan habis, maka perusahaan tidak perlu memiliki persediaan
besi yang besar. Sebaliknya bila biaya pesanan ekstra lebih besar
dari biaya penyimpanan di gudang, maka perusahaan sebaiknya
atau perlu memiliki persediaan yang cukup besar.
c) Sifat persaingan.
Apabila sifat persaingan yang adalah kecepatan pelayanan pemenuhan
permintaan langganan/konsumen, maka perusahaan perlu memiliki
persediaan besi yang besar. Namun bila yang menjadi sifat persaingan
adalah hal lain (misalnya kualitas dan harga), maka tidak mendesak
untuk memiliki persediaan besi yang besar.

4).Biaya-biaya Persediaan (inventory cost)


Bagi perusahaan yang melakukan kegiatan produksi, persediaan
(bahan baku dan penolong) merupakan faktor yang paling utama karena
tanpa persediaan yang cukup produksi akan terhambat. Besar kecilnya
persediaan yang dimiliki sangat tergantung pada kebijakan perusahaan,
dan hal ini ditentukan dengan pertimbangan tertentu salah satunya adalah
faktor biaya (lihat tentang faktor-faktor yang menentukan persediaan di
atas). Biaya yang dikeluarkan bukan hanya biaya penyimpanan persediaan
di gudang, melainkan harus diperhitungkan pula biaya yang dikeluarkan
mulai dari pemesanan sampai barang tersebut masuk kedalam proses
produksi dan kembali ke gudang sebagai barang jadi.
Oleh karena itu biaya persediaan dapat dibedakan atas:
a). Biaya persiapan atau biaya pemesanan (ordering cost)
Ordering cost adalah biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan
pemesanan barang ke supplier. Besar kecilnya biaya pemesanan sangat

103
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

tergantung pada frekuensi pesanan, semakin sering memesan barang


maka biaya yang dikeluarkan akan semakin besar dan sebaliknya.
Termasuk dalam biaya pemesanan ini antara lain:
(1) Biaya persiapan pesanan, seperti biaya penentuan besarnya pesanan,
biaya telepon atau ongkos menghubungi supplier, dan sebagainya.
(2) Biaya pengiriman pesanan
(3) Biaya penerimaan barang, seperti biaya pembongkaran dan pemasukan
ke gudang, biaya pengecekan serta biaya laporan penerimaan barang
dan sebagainya.
(4) Biaya-biaya proses pembayaran, seperti biaya pembuatan cek,
pengiriman cek atau biaya transfer ke bank supllier, dan sebagainya.
b). Biaya Penyimpanan di Gudang (Biaya simpan – Storage cost).
Storage cost adalah biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan penyimpanan
barang di gudang. Besar kecilnya biaya simpan sangat tergantung
pada jumlah rata-rata barang yang disimpan di gudang. Semakin
banyak rata-rata persediaan, maka biaya simpan juga akan besar dan
sebaliknya. Termasuk dalam biaya simpan antara lain adalah:
(1) Biaya sewa atau penggunaan gudang.
(2) Biaya pemeliharaan barang
(3) Biaya pemanasan atau pendingin, bila untuk menjaga ketahanan
barang dibutuhkan faktor pemanas atau pendingin.
(4) Biaya menghitung dan menimbang barang, dan sebagainya.

Bila diperhatikan kedua jenis biaya persediaan barang di atas, maka


diketahui bahwa baik biaya pesan maupun biaya simpan merupakan
“biaya variabel” atau biaya yang besarnya berubah-ubah tergantung pada
frekuensi pemesanan dan volume persediaan.

5).Pengendalian Bahan dan Persediaan Optimal


Dengan telah terkendalinya kualitas bahan baku maka akan dihasilkan
output yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pengendalian
bahan dilakukan baik terhadap kualitas bahan maupun kuantitas bahan.
Pengendalian kualitas bahan dimaksudkan agar tercapai kesesuaian kualitas
bahan yang dibutuhkan dengan standar yang telah ditetapkan.

104
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Pengendalian kualitas bahan antara lain dapat dilakukan melalui


uji laboratorium atau uji contoh (sampling test) . Dari uji laboratorium atau
sampling test tersebut, maka dapat diketahui bagaimana kualitas dari
bahan yang akan digunakan, apakah sesuai dengan standar yang ditetapkan
atau diinginkan. Bila ternyata belum sesuai maka dicari lagi bahan lain
sampai memenuhi standar yang ditetapkan. Pengendalian kuantitas bahan
dimaksudkan agar tercapai kesesuaian jumlah bahan yang akan digunakan
untuk memproduksi suatu produk, sehingga tidak terjadi pemborosan
bahan dan kualitas produk tetap terjamin. Pengendalian kuantitas bahan
mencakup tiga hal, yaitu:
a) Analisis kebutuhan bahan
b) Penentuan jumlah pembelian bahan baku
c) Penentuan kapan pembelian harus dilakukan

E. MEREKRUT DAN MENEMPATKAN SDM/TENAGA KERJA


Bila dalam suatu perusahaan membutuhkan tenaga kerja baru,
maka perusahaan akan merekrut (menarik) atau mencari orang-orang
yang mampu melakukan tugas-tugas untuk lowongan tersebut. Langkah
berikut sesungguhnya merupakan langkah kedua. Langkah pertama
adalah menentukan jenis pekerjaan yang akan dilakukan.
Untuk memilih orang yang tepat, perlu dianalisis terlebih dahulu.
Artinya memberi gambaran secara umum tentang pekerjaan tersebut
penentuan sifat dan jenis pekerjaan serta penentuan keterampilan yang
harus dimiliki utnuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik, hal
tersebut dimamakan job analysis atau analisa jabatan. Jadi, sebelum
diadakan perekrutan atau pemcarian tenaga kerja, maka harus terlebih
dahulu diadakan job analysis dari jabatan yang akan diserahkan.

a. Analisis Jabatan
Untuk dapat melaksanakan seleksi pada calon-calon pegawai dengan
sebaiknya-baiknya, maka perlu terlebih dahulu diketahui keterangan-
keterangan yang lengkap tentang jabatan yang hendak diisi. Sebelum
diadakan seleksi, haruslah terlebih dahulu ada kriteria yang objektif dalam
melakukan pemilihan tersebut. Untuk dapat menentukan apakah seseorang

105
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

mampu bekerja pada sesuatu jabatan, perlu terlebih dahulu diketahui pendidikan,
keahlian, pengalaman, dan keadaan fisik yang diminta oleh masing-masing
jabatan. Syarat-syarat mental dan syarat fisik yang diminta sesuatu jabatan
dapat diketahui dengan membuat analisa jabbatan.
Analisa jabatan merupakan suatu proses untuk membuat uraian
pekerjaan sedemikian rupa, sehingga dari uraian tersebut dapat diperoleh
keterangan-keterangan yang perlu untuk dapat menilai jabatan itu
guna sesuatu keperluan. Analisa jabatan bukan saja dapat dipergunakan
untuk menentukan syarat fisik dan syarat mental dari pegawai yang akan
memangku sesuatu jabatan, tetapi dapat pula sesuai dengan tujuan lain.
Analisa jabatan dapat dibedakan atas empat macam sesuai dengan tujuan
analisa jabatan tersebut. Keempat jenis analisa jabatan tersebut adalah
sebagai berikut:
1). Analisa jabatan yang bertujuan untuk menentukan syarat mental.
Bagaimana cara yang dibutuhkan dari seseorang untuk dapat sukses
dalam memangku sesuatu jabatan.
2). Analisa jabatan yang bertujuan untuk menentukan langkah-langkah
yang harus ditempuh dalam mengajarkan sesuatu pekerjaan kepada
seorang pegawai baru guna kebutuhan latihan atau pendidikan.
3). Analisa jabatan bertujuan untuk menentukan nilai masing-masing
jabatan dalam sesuatu badan usaha sehingga dengan demikian dapat
ditentukan tingkat upah masing-masing jabatan itu secara adil.
4). Analisa jabatan yang ditujukan untuk dapat mempermudah cara
bekerja pegawai pada sesuatu jabatan tertentu, yakni bermaksud
untuk menghilangkan segala gerak-gerak pegawai yang tidak perlu.

b. Manfaat analisis Jabatan


Analisis jabatan dapat dianggap merupakan alat bagi pimpinan
dalam memecahkan masalah kemanusiaan. Ini disebabkan analisa jabatan
dapat memberikan bantuannya dalam banyak hal, yaitu:
1). Dalam penarikan (rekrutment), seleksi, dan penempatan para pekerja;
2). Dalam pendidikan;
3). Dalam penilaian jabatan;
4). Dalam perbaikan syarat-syarat pekerjaan;

106
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

5). Dalam perencanaan organisasi; dan


6). Dalam pemindahan dan promosi.

Cara menyusun analisa jabatan adalah sebagai berikut:


1). Penyusunan daftar pertanyaan.
2). Interview.
3). Peninjauan oleh penganalisa jabatan.

c. Deskripsi jabatan dan Spesifikasi Jabatan


Deskripsi jabatan dan spesifikasi jabatan dapat disusun berdasarkan
keterangan yang didapat daripada analisa jabatan. Pada umumnya keterangan-
keterangan yang ditulis dalam deskripsi jabatan meliputi dua hal yaitu:
1). Sifat pekerjaan yang bersangkutan,
2). Tipe pekerja yang cocok untuk jabatan itu.

Mengenai hal yang pertama, maka dalam suatu deskripsi jabatan


harus termuat antara lain sebagai berikut.
1). Nama jabatan
2). Jumlah pegawai yang memegang jabatan itu.
3). Ringkasan pekerjaan yang menjelaskan dengan singkat tugas-tugas
utama, alat-alat atau mesin-mesin yang dipergunakan dalam pekerjaan
itu.
4). Rangkaian pekerjaan.
5). Keterangan tentang bahan yang dipakai.
6). Hubungan pekerjaan itu dengan pekerjaan yang terdekat.
7). Penjelasan tentang jabatan di bawah dan jabatan kemana petugas
akan dipromosikan.
8). Latihan yang dibutuhkan.
9). Besarnya upah.
10). Lamanya jam kerja.
11). Keadaan khusus sesuatu pekerjaan, misalnya mengenai udara,
penerangan, ventilasi dan lain sebagainya.

Mengenai hal yang kedua yakni tipe pekerja yang cocok untuk jabatan
tersebut, maka harus dimuat antara lain sebagai berikut:

107
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

1). Jenis kelamin.


2). Keadaan fisik.
3). Emosi si pekerja.
4). Mental si pekerja.
5). Syarat pendidikan.
6). Temperamen.
7). Karakter.
8). Minat si pekerja.

Spesifikasi jabatan merupakan hasil yang diperoleh dari suatu job


description (deskripsi jabatan). Ia menjelaskan karakteristik dari pekerja
yang dibutuhkan utnuk mengku suatu jabatan tertentu. Pada umumnya
spesifikasi jabatan memuat ringkasan pekerjaan yang jelas, yang diikuti
oleh kualifikasi definitive yang dibutuhkan dari pemangku jabatan yang
disebut terakhir menjelaskan antara lain:
1). Tingkatan pendidikan,
2). Keadaan fisik,
3). Pengetahuan dan kecakapan,
4). Nikah atau belum,
5). Jenis kelamin,
6). Batas umur, dan
7). Karakter.

d. Menempatkan Orang-orang dalam Organisasi


Untuk menempatkan seseorang di dalam organisasi perusahaan
perlu diketahui terlebih dahlu sifatnya (karakternya), keahliannya, dan
keadaan pekerjaan perusahaan yang bersangkutan. hal tersebut sangat
penting sekali, karena berhasil tidaknya seorang pegawai untuk melaksanakan
tugas pekerjaan sangat dipengaruhi oleh adanya kualifikasi denga job
specification.
Menempatkan orang-orang di dalam organisasi sudah barang tentu
tidak akan sembarang. Orang-orang yang akan ditempatkan di dalam organisasi
harus mempunyai peryaratan tertentu, di antaranya sebagai berikut:
1). Loyalitas dan kesetiaan yang tinggi terhadap perusahaan.
2). Mempunyai ilmu pengetahuan dan pendidikan.

108
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

3). Mempunyai semangat etos kerja yang tinggi demi perusahaan.


4). Penuh inisiatif dan kreatif.
5). Mempunyai kemampuan memimpin bawahanya.
6). Mempunyai kecakapan khusus dalam bidangnya.
7). Mampu melaksanakan bidang yang dipimpinya.
8). Mampu menjalankan manajemen perusahaan.
9). Mempunyai tanggung jawab dan fungsi.
10). Mempunyai kejujuran serta bertingkah laku yang baik.

Orang yang ditunjuk untuk ditempatkan di dalam organisasi harus


mampu menciptakan hubungan-hubungan yang baik dengan sesama
pegawai, karena sangat penting untuk suksesnya pekerjaan dalam pengorgani-
sasian. Seorang pengusaha yang baik, mempunyai keyakinan akan kemampuan
terhadap orang-orang yang akan ditempatkan dalam organisasi perusahaannya.
Dalam hal tersebut perusahaan akan menanamkan kepercayaan
kepada orang-orang dan mengembangkan kemampuan serta kemauannya
untuk melaksanakan tugasnya dengan sukses. Orang-orang yang akan
ditempatkan di dalam organisasi perusahaan harus mempunyai otoritas
yang artinya adalah mempunyai hak untuk bertindak atau untuk melakukan
tindakan oleh orang-orang lain dalam suatu bidang yang telah ditentukan.
Orang-orang yang akan ditempatkan dalam organisasi perusahaan harus
mempunyai delegasi otoritas yang artinya mempunyai tindakan memberikan
otoritas oleh seorang pejabat perusahaan kepada seorang pejabat unit
organisasi lainnya.

e. Penggunaan Sumber-sumber Tenaga Kerja


Langkah pertama dalam merekrut/penarikan ialah menentukan
sifat dan keadaan dari jabatan yang akan dipangku oleh orang-orang
yang ditarik tersebut. Dengan kata lain membuat suatu analisa jabatan,
dari analisa jabatan mana dapat dibuat job spesification dari pegawai yang
dibutuhkan untuk memangku jabatan itu.
Bila kualifikasi sudah diketahui, maka pada langkah berikutnya
ditariklah orang-orang yang memenuhi kualifikasi tersebut. Pada langkah
berikut, timbul pertanyaan, dari manakah orang-orang tersebut harus
ditarik dari beberapa sumber tenaga kerja. Ada berbagai macam sumber

109
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

tenaga kerja, dari mana perusahaan dapat memenuhi kebutuhan akan


tenaga kerja yang dibutuhkan.
Pada umumnya sumber
tenaga kerja itu dapat digolong-
kan kepada dua sumber yaitu
sumber dari dalam perusahaan
dan sumber dari luar perusaha-
an. Sumber dari dalam per-
usahaan, diartikan bahwa bila-
mana ada lowongan yang kosong,
maka para pegawai yang bekerja
dalam perusahaan dipilih atau diangkat untuk memangku jabatan yang
kosong tersebut.
Penggunaan sumber-sumber tenaga kerja dari luar perusahaan bukan
saja karena seperti hal tersebut di atas. Bila karena benar-benar kekurangan
tenaga kerja, maupun karena tidak adanya tenaga kerja di dalam perusahaan
yang mempunyai kualifikasi sebagaimana dicantumkan dalam job specification,
maka mau tak mau pengisian lowongan tersebut harus ditarik dari sumber-
sumber tenaga kerja di luar perusahaan. Sumber tenaga kerja di luar
perusahaan meliputi antara lain:
1). Teman-teman pegawai perusahaan.
2). Badan-badan penempatan kerja.
3). Lembaga-lembaga pendidikan.
4). Melalui advertensi.
5). Sumber-sumber lain.

F. MEMPERSIAPKAN ADMINISTRASI USAHA


Mengatur kantor sangat penting sekali, agar perusahaan yang ber-
sangkutan di dalam melaksanakan kegiatan usahanya berjalan lancar
sesuai dengan perencanaan. Pengaturan administrasi kantor dalam
perusahaan perlu ditata sedemikian rupa dengan menempatkan orang-
orang-orang yang mampu bekerja di bidang administrasi kanotr. Administrasi
kantor adalah segenap proses penyelenggaraan dalam setiap kerja sama
sekelompok orang termasuk peralatan, perlengkapan dan fasilitas di dalam

110
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

organisasi kantor untuk mencapai suatu tujuan. Pengaturan administrasi


kantor, diantaranya sebagai berikut:
a. Pengaturan catatan personalis atau kepegawaian perusahaan
b. Pengaturan catatan mesin-mesin dan peralatan kantor
c. Pengaturan catatan keuangan perusahaan
d. Pengaturan catatan hasil produksi
e. Pengaturan catatan pemasaran dan penjualan
f. Pengaturan catatan para pelanggan perusahaan
g. Pengaturan catatan warkat atau surat menyurat

Dengan kata lain pengaturan administrasi kantor adalah mengerjakan


bermacam-macam keterangan dengan maksud menyajikan dalam bentuk
yang lebih berguna atau bermanfaat untuk perusahaan. Adapun perlengkapan
di dalam mengatur administrasi kantor, antara lain sebagai berikut:
a. Buku penjualan produk
b. Buku pemasaran produk
c. Buku pembelian bahan-bahan baku
d. Buku kas
e. Buku piutang
f. Buku kepegawaian
g. Buku persediaan produk
h. Buku ekspedisi
i. Buku agenda
j. Buku tamu
k. Buku inventaris
l. Buku pelanggan perusahaan

Untuk memberi kemudahan di dalam pengaturan dan pengelolaan


administrasi kantor perusahaan, perlu dirancang dan disiapkan diantaranya
sebagai berikut:
a. Perangkat Keras Perkantoran antara lain:
1). Mesin tik
2). Mesin stensil
3). Mesin fotocopy
4). Mesin Komputer
5). Mesin hitung dan kalkulator

111
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

6). Telepon dan teleteks


7). Tinta stensil dan alat tulis kantor
8). Cat dan kuas
9). Meja, kursi dan almari
10). Papan agenda dan papan informasi.
b. Perangkat Lunak Perkantoran antara lain:
1). Surat masuk dan surat keluar
2). Surat tugas para pegawai
3). Surat pemberhentian pegawai
4). Surat cuti pegawai
5). SK pengangkatan para pegawai
6). Cat/stempel perusahaan
7). Daftar hadir para pegawai
8). Daftar gaji/honor/upah para pegawai
9). Bukti pemasukan uang
10). Bukti pengeluaran uang
11). Bukti peneriamaan barang
12). Bukti pengeluaran barang
13). Faktor pesanan barang
14). Faktor penjualan barang
15). Buku agenda
16). Buku ekspedisi
c. Arsip Perkantoran antara lain:
1). Surat masuk dan surat keluar
2). Bukti penjualan
3). Bukti piutang
4). Bukti kredit barang dan uang
5). Bukti pembelian barang
6). Bukti utang
7). Daftar para pelanggan
8). Daftar para pembeli
9). Daftar inventaris

Selain pengaturan administrasi kantor, administrasi keuangan juga


merupakan hal yang sangat penting. Mengatur administrasi keuangan
merupakan pedoman yang menunjukkan pemilihan cara mengatur dan

112
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

berhubungan dengan kegiatan-kegiatan peralatan administrasi keuangan


dilakukan untuk hal-hal berikut:
a. Pencatatan dan Penataan
1). Pembelian, penjualan dan pengarsipan faktur.
2). Pencatatan, pelaksanaan pembayaran produk.
3). Pencatatan, pengurusan, dan pengaturan retur serta klaim.
4). Pembuatan dan pencatatan nota atau faktur penjualan.
b. Pengaturan peralatan dan perlengkapan
1). Buku kas
2). Buku pembelian
3). Buku penjualan
4). Buku produksi
5). Buku piutang
6). Buku voucher (buku untuk mencatat pembayaran utang)
7). Buku persediaan dagang

Pekerjaan mengatur administrasi keuangan yang perlu dilakukan


oleh wirausaha antara lain:
a. Menyiapkan bukti yang lengkap atas peneriamaan dan pengeluaran
uang.
b. Menerima, menyimpan uang dan mengadministrasikannya.
c. Menyusun laporan saldo kas
d. Meneliti kelengkapan dan kebenaran bukti-bukti pembukuan.
e. Menata dan mengatur administrasi keuangan
f. Menyimpan dan memelihara semua dokumen
g. Menyiapkan dan menata data-data keuangan berupa neraca dan per-
hitungan rugi/laba.

Dalam mengatur administrasi keuangan, selalu berhubungan dengan


catatan-catatan setiap adanya transaksi jual-beli atau catatan pemasukan
dan pengeluaran uang dalam kas. Diantara catatan di dalam pengaturan
administrasi keuangan selalu berhubungan dengan buku-buku sebagai
berikut:

113
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

a. Buku jurnal, terdiri atas:


1). Jurnal penjualan, dipergunakan untuk mencatat penjualan produk
secara kredit.
2). Jurnal pembelian, dipergunakan untuk mencatat pembelian secara
kredit
3). Jurnal penerimaan kas, dipergunakan untuk mencatat penerimaan
uang kas.
4). Jurnal pengeluaran kas, dipergunakan untuk mencatat semua
pembayaran produk yang uangnya dibayar dari kas
5). Jurnal umum, dipergunakan untuk mencatat semua transaksi
yang belum tercakup dalam keempat jurnal di atas.
b. Buku besar, dipergunakan untuk mencatat saldo awal keuangan
perusahaan
c. Buku piutang, dipergunakan untuk mencatat piutang-piutang perusahaan
d. Buku utang, digunakan untuk mencatat utang-utang perusahaan.

114
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

BAB VII

PELUANG USAHA

A. PELUANG DAN RESIKO USAHA

S
etiap orang yang mempunyai keinginan untuk membuka usaha
baik dalam bentuk apapun, terlebih dahulu mengakaji dan
menelaah dengan melihat langsung ke lapangan apa saja peluang
usaha yang dapat dilakukan dan mendatangkan keuntungan. Selain
itu juga perlu menganalis seandainya usaha tersebut akan dijalankan,
kira-kira apa saja yang menjadi permasalahan atau resiko yang akan
dihadapi. Hal itu akan menjadi bahan pertimbangan dan pemikiran bagi
calon wirausahawan untuk mengambil keputusan dan tindakan yang
cepat. Apakah usaha yang direncanakan akan dijalankan atau tidak?
Faktor di atas akan menjadi penentu bagi tindakan selanjutnya, apabila
terdapat peluang usaha dengan resiko yang dapat diminimalkan, maka
usaha dapat dijalankan. Namun sebaliknya apabila terdapat peluang
usaha dengan resiko yang tinggi, sebaiknya perlu dipertimbangkan kembali
untuk dijalankan atau tidak dijalankan sama sekali. Peluang-peluang
usaha yang terdapat disekitar tempat tinggal atau yang berjauhan dari
tempat tinggal, akan menjadi peluang yang sangat besar apabila dijalankan
dengan penuh keyakinan dan kegigihan untuk menjadi sukses.
Dalam mengkaji peluang usaha yang dapat dijalankan, seorang
wirausahawan tidak harus memilih jenis usaha yang paling mudah/ringan,
bersih (tidak kotor), untung besar, dan tidak perlu berpikir susah. Tetapi
identifikasilah jenis usaha apa saja yang mungkin dapat dilakukan dan
halal. Usaha-usaha tersebut sebenarnya terdapat di sekitar kita, dan kita
hanya mengelolanya dan menjadikannya sebagai usaha secara berkesinam-
bungan. Untuk mengidentifikasi peluang usaha yang ada, sebaiknya seorang
wirausahawan mempunyai pikiran yang positif dan kreatif terhadap jenis

115
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

usaha yang akan dijalankannya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan


antara lain:
- Mempunyai keyakinan bahwa usaha yang dirintis akan berhasil
- Menerima berbagai ide dan pendapat orang lain terhadap usaha yang
dijalankan.
- Mampu mengevaluasi demi perbaikan dimasa depan.
- Ikut mengambil bagian dalam berbagai aturan dan ketentuan dalam
dunia usaha atau bisnis.
- Memiliki kinerja yang tinggi dan,
- Pandai bergaul dengan orang lain atau konsumen

Peluang usaha dapat dianalisis dengan analisis SWOT (strength, weakness,


opportunity and threat). Informasi mengenai peluang usaha bisa didapatkan
melalui informasi dari dalam (intern) ataupun informasi dari luar (ekstern).
Melalui informasi yang didapatkan maka seorang wirausahawan dapat
mengetahui:
- Apa yang menjadi kekuatan untuk membuka usaha (strength)
- Apa yang menjadi kelemahan jika membuka usaha tersebut (weakness)
- Apa yang menjadi peluang (opportunity)
- Apa yang menjadi ancaman jika usaha tersebut dijalankan (threat)

Menurut Dr. D. J. Schwartz, cara memanfaatkan peluang usaha


atau bisnis sebagai berikut:
- Percaya dan yakin bahwa usahanya itu akan berhasil.
- Jangan menghadiri lingkungan yang statis sehingga mlumpuhkan
jiwa kewirausahaan
- Setiap hari bertanya pada diri sendiri
- Bertanya dan mendengarkan
- Mempunyai pola pikir yang luas.

Paul Charlap mengemukakan sebuah rumusan mencakup 4 unsur


yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan agar mencapai kesuksesan
dalam pekerjaanya antara lain:
- Bekerja keras (work hard)
- Bekerja cerdas (work smart)

116
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

- Penuh kegairahan (enthusiasm)


- Pelayanan (service)

Selanjutnya setiap usaha yang dilakukan kemungkinan pasti mendapat


tantangan dan hambatan sedikit demi sedikit. Beberapa resiko yang mungkin
terjadi:
- Perubahan permintaan
Perubahan permintaan dapat terjadi karena adanya perubahan ekonomi,
adanya perubahan mode dan perubahan selera konsumen. Hal ini
akan membawa dampak yang sangat besar terhadap permintaan konsumen.
- Perubahan konjungtor
Perubahan kondisi ekonomi yang tidak menentu, sehingga mempengaruhi
keadaan usaha yang semakin lama semakin tidak terkendali.
- Persaingan, terjadi semakin lama semakin ketat. Pesaing dapat meng-
akibatkan usaha yang kita rintis mengalami hambatan kemajuan
dan jika tidak bisa ditanggulangi akan mengakibatkan kerugian atau
kehancuran. Untuk itu perlu dipertahankan dengan berbagai cara
seperti mempertahankan kualitas dan harga jual.
- Akibat yang lain merupakan resiko usaha, seperti perubahan teknologi,
peraturan, bencana alam dan lain sebagainya.

Resiko dalam berusaha memang harus dihadapi dan tidak perlu menjadi
kecemasan bagi seorang wirausahawan. Jika ada resiko, maka kita perlu
hati-hati dan waspada agar jangan mengambil tindakan yang buru-buru
dan tanpa pertimbangan yang matang. Untuk itu risiko harus kita kenali
sejak dini agar dapat mengantisipasi dampaknya terhadap usaha yang
kita jalankan. Hal ini sangat penting bagi wirausahawan sebagai orang
yang berani mengambil resiko dalam menjalankan usaha.

B. FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN USAHA


1. Faktor Keberhasilan Usaha
Keberhasilan usaha adalah suatu pernyataan adanya persesuaian
antara rencana dengan proses pelaksanaan serta hasil yang dapat dicapainya.

117
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Adapun faktor-faktor yang mendukung keberhasilan usaha adalah sebagai


berikut:
- Adanya perencanaan yang tepat dan matang, serta dapat dilaksanakan
dengan baik. Adanya visi, misi dan dedikasi yang tinggi dari usaha untuk
mencapai tujuan dan prestasi.
- Adanya dana yang cukup untuk usaha.
- Adanya SDM yang handal dan teknologi tinggi.
- Adanya manajemen usaha yang baik, tepat dan realistis.
- Adanya faktor internal dan eksternal berupa peningkatan permintaan
akan barang dan jasa.
- Adanya keterampilan dan pengalaman dalam bidang usaha.
- Adanya kecocokan, minat atau interest terhadap bidang usaha
- Adanya kebutuhan konsumen yang terpuaskan
- Adanya sarana dan prasarana yang lengkap sebagai penunjang usaha

Beberapa faktor lain yang menjadi dasar keberhasilan dalam usaha,


diantaranya:
- Faktor keuntungan
- Faktor fasilitas dan kemudahan
- Faktor teknis dan permodalan
- Faktor pemasaran dan penjualan
- Faktor tenaga kerja dan bahan baku
- Faktor persaingan dan resiko
- Faktor manajemen dan pengalaman

Beberapa faktor pendukung keberhasilan usaha yang akan dirintis


antara lain:

1) Faktor manusia
Kesuksesan dan keberhasilan dalam berwirausaha merupakan dambaan
dan tujuan setiap wirausahawan. Manusia merupakan makhluk sosial
dan makhluk hidup yang banyak akalnya, akan mampu mewujudkan
tujuan didalam usahanya. Oleh karena itu manusia sangat terlibat didalam
kegiatan berwirausaha untuk memperoleh keuntungan yang diharapkannya.
Betapapun canggihnya teknologi, jika manusia tersebut pemalas, bodoh,

118
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

apatis, dan tidak mempunyai semangat untuk maju, maka sudah barang
tentu segala kegiatan usahanya akan menuai kegagalan.

2) Faktor keuangan
Modal atau keuangan merupakan faktor penunjang dan pendukung
keberhasilan dalam berwirausaha. Keuangan dipergunakan untuk modal
usaha, seeperi untuk biaya produksi, pembelian bahan baku, promosi dan
pemasaran, gaji pegawai dan sebagainya. Beberapa hal yang harus diper-
timbangkan oleh calon wirausahawan dalam hal keuangan antara lain:
- Perkiraan jumlah dana yang dibutuhkan
- Struktur pembiyaan yang menguntungkan
- Perhitungan biaya, harga dan laba yang diinginkan
- Pemenuhan dana dari pinjaman, sumber pinjaman, jumlah pinjaman
dan persyaratannya.

Supaya mampu bertahan dan berkembang, seorang wirausahawan


harus dapat mengelola keuangan secara ketat dan disiplin. Seorang wirausahawan
harus mampu mengelola usaha yang telah dirintis, minimal mengetahui
dan mampu menerapkan pedoman dasar mengurus keuangan. Kunci
utama dalam mengurus keuangan adalah dengan adanya pembukuan
yang rapi, teliti dan tepat. Seorang wirausahawan yang mengurus keuangan
usahanya, harus memperhatikan hal-hal seebagai berikut:
- Buatlah pembukuan yang teratur dan tertib.
- Catatlah semua uang yang masuk dan keluar dengan cermat dan teliti.
- Periksalah keabsahan semua bukti-bukti pengeluaran uang.
- Pisahkan harta pribadi dengan keuangan perusahaan.
- Tentukan gaji karyawan termasuk gaji pemilik perusahaan.
- Buatlah anggaran untuk semua aspek keuangan dan bandingkan
dengan realisasinya.

3) Faktor organisasi
Organisasi merupakan wadah kegiatan yang ada di dalam usaha
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Organisasi usaha tidak hanya
ditinjau dari segi statisnya saja, tetapi juga akan ditinjau dari segi dinamisnya.

119
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Fungsi organisasi dalam perusahaan adalah untuk menetapkan kegiatan


yang harus dilaksanakan dalam mengelompokkan kegiatan berwirausaha.
Dengan adanya organisasi, berarti seorang wirausaha dapat:
- Mempertegas hubungan dengan para karyawan
- Menciptakan hubungan antara karyawan
- Mengetahui tugas yang akan dilaksanakan oleh para karyawan
- Mengetahui kepada siapa para karyawan itu harus bertanggungjawab.

Sebagai ciri-ciri organisasi usaha antara lain:


- Adanya sekelompok orang yang bekerja
- Adanya kerja sama satu sama lain
- Adanya kegiatan kerja yang berbeda-beda tetapi saling berhubungan.

Adapun yang menjadi faktor sasaran organisasi adalah untuk men-


dapatkan bentuk kerja sama yang berguna bagi usaha. Sedangkan tujuan
faktor organisasi adalah untuk meningkatkan pemasaran produk yang
jauh lebih efektif dan efisien dengan hasil yang memuaskan. Dengan adanya
faktor organisasi maka sumber daya akan masuk ke dalam suatu pola,
sehingga orang-orang yang bekerja di dalam suatu usaha dapat bekerja
sama secara berdaya guna untuk mencapai suatu tujuan.
Seorang wirausaha yang ingin bertindak dengan berhasil guna,
sebaiknya menguasai:
- Tindakan apa saja yang harus dilakukan
- Siapa-siapa saja yang harus membantunya
- Kepada atasan mana ia harus bertanggung jawab
- Siapa saja bawahan yang harus memberi laporan.

Sedangakan bagi karyawan (bawahan), hal-hal yang perlu diketahui


dan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
- Jenis pekerjaan yang harus dilakukan
- Uraian tugas, wewenang dan tanggung jawabnya
- Hubungan pekerjaanya dengan teman-teman kelompoknya
- Batas-batas yang jelas anatara pekerjaannya dengan pekerjaan lainnya
- Anggota kelompok kerja terdekat yang terjalin kesinambungan tugasnya.

120
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

4) Faktor perencanaan
Perencanaan yang baik dalam usaha adalah mendiskusikan masalah
operasional, manajemen, kepemilikan, administrasi, memproduksi barang,
pemasaran dan sebagainya. Perencanaan usaha berfungsi untuk menentukan
dan merumuskan tujuan akhir saja. Fungsi perencanaan usaha meliputi
perumusan maksud berwirausaha. Yang ditujukan dalam bentuk sasaran
yang akan dicapai.
Perencanaan usaha merupakan alat pengawasan dan alat pengendalian.
Oleh karena itu, seorang wirausahawan sejak mendirikan perusahaan
dan pada saat itu pula, sudah mulai merencanakan:
- Produk apa yang akan dibuat?
- Berapa jumlah dana yang diperlukan?
- Berapa jumlah produk yang akan dibuat?
- Kemana produk akan dipasarkan?

Perencanaan usaha sebenarnya bukan suatu hal yang rumit, tetapi


membutuhkan komitmen untuk berfikir secara rinci mengenai memulainnya
suatu usaha. Adapun yang menjadi dasar utama dalam perencanaan usaha
adalah memiliki gambaran yang jelas mengenai produk-produk yang
akan ditawarkan atau dipasarkan kepada konsumen. Perencanaan usaha
itu bertujan di antaranya untuk:
- Mendorong cara berfikir seorang wirausahawan jauh ke depan
- Mengkoordinasi kegiatan usaha
- Mengawasi kegiatan-kegiatan usaha
- Merumuskan tujuan usaha yang akan dicapai.

5) Faktor mengatur usaha


Usaha perusahaan akan mencakup banyak hal, di antaranya masalah
penggunaan dana perusahaan. Seorang wirausahawan yang mengelola
usahanya dengan baik, selalu berhubungan dengan kegiatan perencanaan.
Pengorganisasian, pengawasan dan pengendalian uasaha. Pada umumnya
seorang wirausahawan yang sudah berpengalaman dapat menghindari
masalah-masalah atau hal-hal yang banyak merugikan perusahaannya.
Oleh sebab itu, pengalaman berwirausaha sangat penting karena wirusahawan

121
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

yang bersangkutan akan dapat bekerja lebih giat, lebih giat, lebih efisien
dan lebih efektif dari pada perusahaan yang baru didirikan.
Di dalam mengatur perusahaan, seorang wirusahawan perlu melakukan
kegiatan usaha sebagai berikut:
- Menyusun uraian tugas pokok untuk menjalankan usahanya.
- Menyusun struktur organisasi usaha
- Memperkirakan tenaga kerja yang dibutuhkan
- Menetapkan balas jasa dan insentif
- Membuat jadwal usaha
- Pengaturan mesin-mesin produksi
- Pengaturan tata laksana usaha
- Penataan barang-barang
- Penataan administrasi usaha
- Pengawasan usaha dan pengendaliannya

6) Faktor pemasaran
Faktor pemasaran produk prusahaan dapat ditinjau berikut ini:
- Daya serap pasar dan prospeknya
- Kondisi pemasaran dan prospeknya
- Program pemasarannya.

7) Faktor administrasi
Bisnis atau usaha apapun yang akan dijalankan oleh seorang wira-
usahawan, perlu sekali mencatat kejadian-kejadian dalam kegiatan usahanya.
Seorang wiraswastawan yang berhasil di dalam usahnya adalah yang
selalu mencatat dan mendokumentasikan segala kejadian usahanya,
yang berkaitan dengan masalah administrasi.

8) Faktor fasilitas pemerintah


Fasilitas pemerintah, khususnya pemerintah daerah sangat diperlukan.
Fasilitas yang diperlukan itu berupa pemberian bantuan modal, bantuan
kemudahan dalam mengurus izin usaha, dan sebagainya. Berdasarkan
undang-undang Republik Indonesia nomor 9 tahun 1995, fasilitas pemerintah
yang diberikan kepada wirausahan yang mengelola usaha kecil, diantaranya:

122
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

- Keringanan membayar pajak


- Kemudahan dalam memberi izin usaha
- Memberikan keringanan dalam tarif prasarana usaha
- Memberikan kemudahan dalam pendanaan usaha
- Membantu dalam penyebaran informasi pasar, teknologi, desain
dan peningkatan kualitas produk
- Memberikan bantuan konsultasi hukum dan pembelaan dalam usaha
- Membantu fasilitas listrik, bahan baku, jalan raya, pemasaran produk
ke luar negeri, dan sebagainya.

Jika perusaha yang memperoleh fasilitas itu mendapat suatu kemauan


di dalam usahanya, sudah barang tentu akan menunjang pemerintah
di dalam:
- Pemasukan pajak
- Pembangunan daerah
- Sosial budaya masyarakatan setempat
- Mengetaskan kemiskinan
- Mengurangi pengangguran

Menurut W. Keith Schilit, ada 8 hal yang membuat usaha atau bisnis
meraih kesuksesan atau keberhasilan yaitu:
- Peluang pasar yang baik
- Keunggulan persaingan
- Kualitas barang/jasa
- Inovasi yang berproses
- Dasar budaya perusahaan
- Menghargai pelanggan dan pegawai
- Manajemen yang berkualitas
- Dukungan modal yang kuat

2. Faktor Kegagalan Usaha


Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat bergantung pada
kemampuan pribadi wirausaha. Zimmerer (1996) dalam Suryana (2003:44)
mengemukan beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam
menjalankan usaha barunya sebagai berikut.

123
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

1) Tidak kompeten dalam manajerial.


Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan
mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat
perusahaan kurang berhasil.
2) Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan
memvisualisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan
mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan
operasi perusahaan.
3) Kurang dapat mengendalikan keuangan.
Agar suatu usaha berhasil dengan baik, maka faktor yang paling utama
dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran
dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran
kas akan menghambat operasional perusahaan dan mengakibatkan
perusahaan tidak lancar.
4) Gagal dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan. Jika kita mengalami
sekali kegagalan dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan
dalam pelaksanaan.
5) Lokasi yang kurang memadai.
Letak lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan
keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan
perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
6) Kurangnya pengawasan peralatan.
Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang
pengawasan dapat mengakibatkan pengunaan alat tidak efisien dan
tidak efektif.
7) Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha! Sikap yang
setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang
dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemung-
kinan gagal menjadi besar.
8) Ketidak mampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan,
tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam ber-
wirausaha hanya bisa diperoleh dengan berani mengadakan perubahan
dan membuat peralihan setiap waktu.

124
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Selain faktor yang membuat kegagalan wirausaha, Zimmerer (1996)


dalam Suryana (2003:45) mengemukakan beberapa potensi yang membuat
seseorang mundur dari usahanya, yaitu :
1) Pendapatan yang tidak menentu, baik tahap awal maupun tahap per-
tumbuhan, berbisnis tidak ada jaminan untuk terus memperoleh pendapatan
yang berkesinambungan. Dalam kewirausahaan, sewaktu-waktu
bisa rugi dan sewaktu-waktu bisa untung. Kondisi yang tidak menentu
dapat membuat seseorang mundur dari kegiatan berwirausaha.
2) Kerugian akibat hilangnya modal investasi. Tingkat kegagalan bagi
usaha baru sangatlah tinggi. Menurut Yuyun Wirasasmita (1998), tingkat
mortalitas/kegagalan usaha kecil di Indonesia mencapai 78 %. Kegagalan
investasi mengakibatkan seseorang mundur dari kegiatan berwirausaha.
Bagi seorang wirausaha, kegagalan sebaiknya dipandang sebagai
pelajaran berharga.
3) Perlu kerja keras dan waktu yang lama. Wirausaha biasanya bekerja
sendiri mulai dari pembelian, pengolahan, penjualan, dan pembukuan.
Waktu yang lama dan keharusan bekerja keras dalam berwirausaha
mengakibatkan orang yang ingin menjadi wirausaha menjadi mundur.
Ia kurang terbiasa dalam menghadapi tantangan. Wirausaha yang
berhasil pada umumnya menjadikan tantangan sebagai peluang
yang harus dihadapi dan ditekuni.
4) Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya mantap.
Kualitas kehidupan yang tidak segera meningkat dalam usaha, akan
mengakibatkan seseorang mundur dari kegiatan berwirausaha. Misalnya,
pedagang yang kualitas kehidupannya tidak meningkat, ia akan mundur
dari usaha dagangnya dan masuk ke usaha lain.

Berdasarkan analisis lingkungan usaha, sebenarnya wirausaha tidak


perlu mengalami kegagalan dalam usahanya, apabila sejak mulai usahanya
dapat menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (SWOT).
Meskipun risiko kegagalan dalam usaha selalu ada, tetapi para wirausaha
mengambil risiko itu dengan jalan menerima tanggung jawab dan tindakannya.
“Apa yang orang lihat dari kesuksesan saya cuma 1%, tapi 99% yang
tidak terlihat adalah kegagalan saya.” (Soichiro Honda).

125
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

“Setiap orang harus minimal pernah gagal sekali, paling tidak sebelum
berusia 40 tahun…. Semakin parah kegagalan Anda, semakin besar peluang
meraih sukses di kemudian hari … Sebagian orang tua hawatir anaknya
gagal. Saya cemas justru karena anak saya sudah berumur lebih dari 30
tahun, tetapi belum pernah gagal.” (Al Neutharth, pendiri USA Today).

Dalam menghadapi era globalisasi dan liberalisasi perdagangan


dunia, wirausaha harus terus meningkatkan kualitas kinerja di dalam
usahanya. Menurut Korakaya dan Kobu dalam Ating Tedjasutisna (2004:109)
mengidentifikasi tiga kelompok permasalahan yang menyebabkan kegagalan
usaha, yaitu:
1) Kelompok pertama berkaitan dengan produk dan pasar, antara lain:
a. Waktu peluncuran produk yang kurang tepat;
b. Desain produk yang tidak sesuai dengan keinginan konsumen;
c. Strategi distribusi produk yang tidak tepat;
d. Tidak mampu mendefinisikan usaha yang sedang dijalankan;
2) Kelompok kedua berkaitan dengan masalah finansial yang meliputi:
a. Terlalu rendah dalam memperhitungkan dana;
b. Terlalu dini berutang dalam jumlah besar;
3) Kelompok ketiga berkaitan dengan masalah manajemen, yaitu
a. Terlalu bersikap nepotisme;
b. Sumber daya manusia yang rendah;
c. Tidak menggunakan konsep tim.

C. MENGEMBANGKAN IDE DAN PELUANG USAHA


1. Magang
Sekolah kejuruan adalah sekolah menengah yang khas dengan mengem-
bangkan kompetensi dasar kejuruan yang dibutuhkan dunia kerja. Sekolah
ini tidak dimiliki secara luas di masing-masing daerah. Sekolah yang didasarkan
pada kebutuhan dan kemampaun potensial dari daerah masing-masing.
Sekolah kejuruan masih mengalami keterbatasan dalam hal kuantitas
dan kualitas guru, pelatih dan fasilitas serta peralatan praktek. Oleh karena
itu, dunia pendidikan dan pengajaran di tingkat kejuruan hendaknya

126
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

mulai didekatkan dengan dunia bisnis, dunia industri dan dunia kerja
di lapangan secara terpadu. Apa yang telah dirintis dalam dunia kejuruan
diharapkan mampu menjadi warna dasar kemampuan tingkat menengah
di masyarakat secara luas.
Agar sekolah-sekolah kejuruan dapat mengembangkan pengajaran
yang mempersiapkan manusia-manusia wirausaha, diperlukan adanya
pula sinergi, kerjasama yang efektif dan efisien antara sekolah, keluarga,
masyarakat pemakai industri tenaga kerja, dan dunia ekonomi pada umumnya.
Sinergi ini diharapkan terus menerus tumbuh dan berkembang dengan
memiliki dasar mengembang ide dan meraih peluang sebanyak-banyaknya.
Para siswa Kejuruan (SMK) lebih memahami
dan menghayati kegiatan para wirausaha dan
semangat berusaha, diharapkan para siswa dapat
melaksanakan magang. Apa yang dimaksud
dengan magang itu? Magang adalah ikut belajar
bekerja dalam kegiatan usaha atau bisnis wirausaha
dengan perusahaan tertentu pada bidang tertentu pula. Dengan kata
lain, magang adalah ikut bekerja usaha yang diakui berstandar kurikulum
tertentu dalam suatu perusahaan yang telah ditentukan. Pemahaman
ini menempatkan siswa memiliki kemahaman dasar dari bidang-bidang
yang dipelajari dengan standar-standar kerja yang telah ditetapkan.
Hidup ini tidak hanya dipelajari secara formal tapi kegiatan informal
dan pengalaman pribadi mampu menjadi cermin keberhasilan. Pada umumnya,
ada suatu kekeliruan pandangan bahwa segala sesuatu yang perlu diketahui
dalam hidup ini, dapat diajarkan semuanya melalui pendidikan formal.
Kenyataannya, pendapat seperti itu tidak sepenuhnya tepat, ketekunan
dan ketajaman pengamatan dalam kegiatan magang, justru mampu
mengantarkan siswa untuk menarik berbagai pelajaran usaha atau bisnis
yang berguna untuk diterapkan sendiri dalam berwirausaha.
Masyarakat diberikan kebebasan memilih kompetensi yang ditingkatkan
sesuai dengan jenjang pengajarannya. Sampai saat ini minat siswa SMP
untuk menekuni pendidikan jalur kejuruan masih rendah. Kita tidak dapat
menutup mata terhadap kenyataan tentang mutu pribadi dari sebagian
besar para lulusan SMK. Sebagian besar para lulusan SMK, begitu selesai
studinya, cenderung untuk berupaya mencari pekerjaan dan terbatas informasi.
Suatu kenyataan yang perlu direnungkan adalah bahwa kebanyakan para

127
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

siswa SMK setelah selesai studinya berperan sebagai buruh pabrik, pegawai
dan sebagainya jarang para tamatan SMK yang mau dan mampu menciptakan
serta mengembangkan pekerjaan, baik untuk dirinya maupun untuk orang
lain. Dalam rangka mengatasi permasalahan di atas, salah satu pendidikan
dapat dilakukan melalui magang atau ikut bekerja di dalam kegiatan
Wirausaha yang sangat sangat penting. Kegiatan magang biasa dilakukan
pada siswa SMK saat melakukan praktek kerja lapangan. Selama ini maknanya
hanya terbatas pada proses pembelajaran saja sehingga kemampuan
mengembangkan ide dan menangkap peluang tidak teruji dengan baik.
Kemampuan siswa mengembangkan diri sebagai wirausaha diharapkan
kegiatan magang melahirkan keberhasilan-keberhasilan mengembangkan
ide dan menciptakan peluang.
Secara umum dapat dikatakan, jika mereka menjadi wirausaha
maka akan menjadi orang yang memiliki potensi untuk berprestasi. Mereka
senantiasa akan memiliki motivasi yang tinggi untuk maju di dalam ber-
wirausaha. Dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun, jika mereka
menjadi wirausaha maka akan mampu menolong dirinya sendiri di dalam
mengatasi permasalahannya. Karena itu, setelah selesai ikut bekerja
dalam kegiatan wirausaha (magang), para siswa SMK diharapkan akan
mempunyai kepribadian yang kuat, sebagai berikut:
1) Memiliki semangat kerja keras
2) Mampu mengembangkan ide dengan baik
3) Memiliki sikap mental berwirausaha
4) Memiliki moral yang tinggi
5) Memiliki keterampilan berwirausaha
6) Memiliki kepekaan terhadap arti lingkungan
7) Mengembangkan terus menerus meraih meraih dan mengembangkan
peluang
8) Memiliki keinginan berprestasi.

2. Membuat catatan kegiatan Wirausaha.


Wirausaha yang baik mampu mengingat kembali kegiatan yang telah
dikerja dan mengevaluasi rencana yang akan datang. Tentu tidak semua
wirausaha mampu mengingat kembali pekerjaan yang telah diselesai
dengan baik. Tentu tindakan yang baik adalah membuat perencanaan

128
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

dan catatan yang telah dikerjakan. Membuat catatan kegiatan wirausaha


dan menyusun laporannya sangat penting, serta dapat dipresentasikan.
Pelaksanaan mempresentasikan catatan kegiatan wirausawan, dapat
dirumuskan dalam bentuk tertulis. Adapun catatan-catatan kegiatan
wirausaha adalah mengenai keberhasilan dan kegagalannya serta per-
masalahannya, sehingga catatan tersebut menjadi bahan evaluasi keberhasilan
yang telah dibuat.
Membuat catatan kegiatan wirausaha, diantaranya meliputi :
1) Kegiatan-kegiatan jual beli dalam bisnis dan perdagangan;
2) Kegiatan-kegiatan dalam bidang geodesi;
3) Kegiatan-kegiatan utang piutang;
4) Kegiatan-kegiatan kerja dalam pabrik diberbagai macam barang
dan jasa;
5) Kegiatan-kegiatan dalam bangunan;
6) Kegiatan-kegiatan dalam pengawasan kerja;
7) Kegiatan-kegiatan promosi dagang atau bisnis;
8) Kegiatan-kegiatan dalam bidang arsitektur dan sipil;
9) Kegiatan-kegiatan proses produksi;
10) Kegiatan-kegiatan pendistribusian produk;
11) Kegiatan-kegiatan transportasi;
12) Kegiatan-kegiatan bidang pariwisata.

Semakin banyak wirausaha semakin maju negara. Sebab tuntutan


inovasi dan kreativitas wirausaha tinggi. Kreativitas wirausaha rasanya
sejalan dengan trend yang sedang menjamur di negara-negara maju dan
sedang berkembang. Para wirausaha semakin menonjol, memainkan
peranan strategis dan bermutu dalam masyarakat. Dalam proses pengem-
bangan kewirausahaan, kita perlu melakukan kegiatan banding dengan
pengalaman yang terjadi di negara-negara maju. Setelah dihayati dan
diamati secara mendalam pada waktu magang, ternyata kegiatan wirausaha
itu sangat luas, yakni meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini.
1) Dalam bidang usaha promosi, meliputi :
· Menciptakan makna baru suatu produk;
· Memberikan promosi terhadap jasa;
· Memberikan nilai tambah pada produk.

129
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

2) Dalam bidang usaha angkutan, meliputi :


· Memberi peran baru pada transportasi
· Mengerahkan armada angkutan
3) Dalam bidang usaha perawatan komputer, meliputi :
· Teknisi dalam perawatan dan perbaikan;
· Menciptakan nilai tambah pada komputer yang rusak untuk dibeli,
diperbaiki, kemudian dijual kembali.
4) Dalam bidang usaha tataboga, meliputi :
· Menciptakan peluang baru dari kesibukan dan memberi nilai
tambah pada masakan tradisional;
· Memasarkan fast food khas Indonesia
· Menciptakan masakan-masakan dan menu baru
5) Dalam bidang usaha pelayanan SDM, meliputi :
· Memberi pelatihan keterampilan menyusun bata, gambar dengan
Autocad, seni batik, seni ukir, seni keramik, seni lukis, senia suara,
seni musik, dan sebagainya.
· Memberi bimbingan kepada pengrajin, calon Wirausaha, dan sebagainya
· Melaksanakan kursus-kursus keterampilan.
6) Dalam bidang usaha olahan, meliputi :
· Menciptakan peluang baru dari bahan antara bahan baku dan
kebutuhan konsumen, memberi nilai tambah pada bahan baku
melalui proses olahan;
· Mendayagunakan teknologi untuk mengolah bahan baku;
· Memasarkan produk yang dibutuhkan konsumen.
7) Dalam bidang usaha rekruitmen, meliputi
· Pelatihan sumber daya manusia dan kemampuan menjual;
· Membekali pengetahuan dan keterampilan menjual;
· Mempertemukan kebutuhan akan tenaga kerja penjual dan kebutuhan
pencari kerja.
8) Dalam bidang usaha perkreditan, meliputi :
· Mempertemukan kebutuhan pemasok dan pemakai;
· Menciptakan peluang baru dari kesulitan pengadaan uang kas
dan penjualan barang;

130
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

· Memberikan nilai tambah pada uang kas dan barang modal atau
barang konsumsi;
9) Dalam bidang usaha pembekalan, meliputi :
· Mendayagunakan modal kedua belah pihak dengan manajemen
waktu;
· Menjamin mutu dan kesinambungan pemasok;
· Menciptakan peluang baru dari budaya ingin dilayani;
· Memberi nilai tambah pada barang modal atau produk jadi yang
dibutuhkan.
10) Dalam bidang usaha cenderamata, meliputi :
· Pelatihan SDM pengembangan cenderamata
· Menciptakan sendiri cenderamata yang unik;
· Memasarkan hasil kerajinan khas daerah yang potensial untuk
dijadikan cenderamata.
· Mengembangkan pasar-pasar cenderamata
11) Dalam bidang usaha bangunan, meliputi
· Pelatihan sumber daya manusia dan kemampuan gambar sesuai
dengan perkembangan teknologi;
· Pelatihan sumber daya manusia dan kemampuan bidang memplester
tembok;
· Membekali pengetahuan dan keterampilan menjual hasil gambar;
· Mempertemukan kebutuhan akan tenaga kerja dan kebutuhan
pencari kerja.
12) Dalam bidang usaha geodesi, meliputi
· Pelatihan sumber daya manusia di bidang survei pemetaan
· Mengembangkan kemampuan survai pemetaan;
· Membekali pengetahuan dan keterampilan survai pemetaan;
· Mempertemukan kebutuhan akan tenaga kerja dan kebutuhan
pencari kerja di bidang survai dan pemetaan.
13) Dalam bidang usaha busana, meliputi :
· Melahirkan ahli-ahli madya bidang desain-desain
· Menciptakan peluang baru dari desain yang ada dan memberi
nilai tambah pada pada pakaian tradisional;

131
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

· Memasarkan hasil-hasil desain khas Indonesia


· Menciptakan sinergi desain-desain baru dan peraga busana baru
14) Dalam bidang usaha pariwisata, meliputi :
· Menciptakan peluang baru dari kesibukan keterbukaan dunia
Internasional dan memberi nilai tambah pada daerah-daerah
wisata;
· Memasarkan produk-produk wisata khas indonesia
· Menciptakan produk-produk khas indonesia untuk wisata.

3. Mempresentasikan hasil catatan


Pada umumnya kita tidak selamanya ingat akan tindakan kegiatan-
kegiatan dalam pengamatan terhadap kegiatan usaha wirausaha. Pengetahuan
mencatat kegiatan usaha wirausaha, sangat bermanfaat dalam membantu
mengetahui hasil-hasil yang telah dicapai. Mencatat hasil kegiatan usaha
wirausaha, merupakan ungkapan perasaan dan kemampuan yang dibantu
alam pikiran untuk disampaikan kepada orang lain.
Merumuskan masalah-masalah bermanfaat bagi perkembangan
mengumpulkan hasil catatan, menginterprestasikan data-data, serta menarik
kesimpulannya. Pada waktu mempresentasikan hasil penghayatan kegiatan
wirausaha di dalam diskusi, diharapkan kelompok-kelompok diskusi membuat
catatan-catatan sebagai bahan tanggapan. Presentasi hasil penghayatan
kegiatan wirausaha pada umumnya, berhubungan dengan:
1) Pola kerja keras para wirausaha
2) Pola pikir positif dalam berwirausaha;
3) Kemauan untuk maju dalam berwirausaha;
4) Keuletan di dalam berwirausaha;
5) Perjuangan di dalam berwirausaha;
6) Kejujuran di dalam berwirausaha;
7) Keyakinan kepada ilmu dan spiritual di dalam berwirausaha;
8) Disiplin di dalam berwirausaha.

Mencatat kegiatan wirausaha merupakan ungkapan perasaan dan


kemampuan yang dibantu alam pikiran dan keterampilan untuk disampaikan
kepada orang lain. Dari hasil presentasi penghayatan kegiatan wirausaha,
para kelompok diskusi nantinya akan:

132
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

1) Memahami arti perjuangan dan ciri-ciri wirausaha


2) Memahami pentingnya wirausaha dalam memajukan kehidupan
pribadi, keluarga, bangsa, dan negara;
3) Mengenal bidang-bidang dan jenis-jenis wirausaha;
4) Mengenal langkah-langkah strategis para wirausaha.

Presentasi hasil catatan kegiatan wirausaha yang dilakukan harus


terorganisir, dipersiapkan dengan baik, menarik, dan fleksibel. Dari hasil
penghayatan kegiatan wirausaha, dapat dipresentasikan bahwa faktor-
faktor yang menunjang keberhasilannya adalah sebagai berikut:
1) Wirausaha, bekerja dengan keiklasan
2) Wirausaha, bekerjanya dengan penuh keyakinan.
3) Wirausaha, bekerjanya dengan penuh ketekunan dan tekad yang terarah.
4) Wirausaha, bekerjanya dengan menjalankan pola pikir dengan gagasan
yang positif
5) Wirausaha, bekerjanya didasarkan pada:
- Profesional dan kompetensi diri
- Kemampuan sendiri
- Bakat yang dimiliki
- Pengalaman sendiri
- Penuh kesungguhan dalam berusaha
6) Wirausaha, bekerjanya dengan penuh semangat, kegairahan, dan
ketabahan.
7) Wirausaha, bekerjanya tidak terpengaruh oleh pekerjaan lain
· Keberhasilan wirausaha tergantung kepada kesediannya untuk
bertanggung jawab atas pekerjaannya.
· Wirausaha cenderung mudah jenuh terhadap segala kemapanan
hidup, untuk kemudian bereksprimen dengan inovasi-inovasi baru.
· Wirausaha cenderung tidak cepat puas diri selalu ingin terus maju
dan berkembang

133
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

D. MENGANALISIS KEMUNGKINAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN


1. Keberhasilan Usaha
Pada dasarnya setiap wirausaha mempunyai peluang untuk maju.
Tetapi, kenyataannya peluang usaha tersebut tidak membuahkan hasil
yang memuaskan. Pada dasarnya wirausaha tidak berusaha menggali
peluang yang ada. Untuk menggali peluang usaha, seorang wirausaha
harus berpikir secara positif dan kreatif di antaranya :
1) Harus mempunyai pilihan dan yakin bahwa usaha bisa dilaksanakan
2) Harus menerima gagasan-gagasan baru di dalam dunia usaha
3) Harus menaklukan diri sendiri
4) Harus mendengarkan saran-saran orang lain
5) Harus menyemangati dan menggauli diri sendiri

Peluang usaha bukanlah suatu peluang, jika anda tidak sanggup


menemukan tindakan yang mungkin untuk mewujudkannya. Peluang
usaha dapat dicari pada semua jenis usaha yang anda inginkan dan yang
menguntungkan. Pembangunan Indonesia terus berjalan dan berkembang
dengan pesat. Meningkatnya jumlah kota-kota besar, dapat menyebabkan
terjadinya perubahan dan perkembangan dalam bidang usaha. Dengan
mempelajari dinamika kehidupan masyarakat yang sudah maju, anda
harus mencari kesempatan, kira-kira usaha apa yang baik dan cocok serta
memberi peluang yang menguntungkan.
Usaha yang memberi peluang untuk memajukan dan menguntungkan
adalah usaha yang mampu meraih keuntungan dengan cara menciptakan
produk-produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Peluang dan kesempatan yang ada dalam usaha, banyak sekali dan akan
memberikan suatu keuntungan. Adapun yang menjadi modal utama
untuk meraih keberhasilan, di antaranya :
1) Pola pikir yang mengarah pada sikap dan kemauan untuk sukses
2) Kepribadian yang kuat untuk sukses
3) Kecakapan dalam mengelola usaha untuk sukses
4) Menerapkan menajemen usaha yang baik
5) Berani memikul segala resiko dalam usaha

Secara lebih terperinci, keberhasilan usaha yang dikelola seorang


wirausahawan dapat diidentifikasi sebagai berikut :

134
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

1) Keyakinan dalam berusaha


2) Sikap mental yang positif dalam berusaha
3) Keyakinan penuh terhadap diri sendiri
4) Tingkah laku yang bertanggung jawab
5) Kreatifitas dan inovatif
6) Sasaran besar yang menantang dalam berusaha
7) Keunggulan dalam berusaha
8) Pengembangan diri
9) Pengelolaan waktu yang efektif dan efisien
10) Kemampuan berusaha

Keberhasilan seorang wirausaha dalam menjalankan usahanya,


tidak hanya tergantung pada tingkat pendidikan yang mereka miliki.
Pada kenyataannya tidak sedikit wirausaha yang berhasil dalam mengelola
usaha berasal dari golongan orang-orang yang berpendidikan SD, SLTP
dan SLTA.
Di bawah ini akan diuraikan cara mengidentifikasi berbagai situasi
dan perkembangan usaha yang berkaitan dengan keberhasilan para wirausaha:

1) Mengidentifikasi Profil Wirausaha yang Berhasil dalam Usaha

Karakteristik Ciri Wirausahawan sukses yang


No
Profil menonjol
1 Percaya diri Mengandalkan tingkat percaya dirinya yang tinggi
dalam mencapai sukses
2 Pemecahan Cepat mengenali dan memecahkan masalah yang
masalah dapat menghalangi kemampuannya mencapai
tujuan sukses
3 Berprestasi Bekerja keras dan bekerja sama dengan para ahli
tinggi untuk memperoleh prestasi
4 Pengambil Tidak takut mengambil risiko, tetapi akan meng-
risiko hindari risiko tinggi bilamana dimungkinkan
5 Ikatan emosi Tidak akan memperbolehkan hubungan emosional
yang mengganggu sukses usahanya
6 Pencari status Tidak akan memperbolehkan hubungan emosional
yang mengganggu misi usahanya

135
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

7 Tingkat energi Berdedikasi tinggi dan bersedia bekerja dengan


tinggi jam kerja yang panjang untuk membangun usaha-
nya

2) Mengidentifikasi wirausaha yang berhasil dalam usaha

Karakteristik Ciri Wirausahawan sukses yang


No
Profil menonjol
1 Pengendalian Mengenali arti penting pribadinya bagi kegiatan
pribadi usahanya
2 Pemikiran Akan selalu mencari suatu cara yang lebih baik
kreatif dalam melakukan sesuatu di dalam usaha
3 Pengendalian Mengendalikan semua yang mereka lakukan
diri
4 Pengusahaan Menyukai aktivitas yang menunjukkan kemajuan-
diselesaikannya kemajuan yang berorientasi pada tujuan
urusan
5 Pemilik obyektif Mengakui jika terjadi keliru
6 Pemecahan Melihat ke pilihan-pilihan untuk memecahkan
masalah setiap masalah
7 Pengarahan Memotivasi diri sendiri dengan suatu hasrat
diri sendiri yang tinggi untuk berhasil di dalam usaha
8 Pengelolaan Cepat memahami tugas rinci yang harus diselesai-
usaha dengan kan untuk mencapai sasaran usaha
sasaran

Jadi, keberhasilan seorang wirausaha di dalam mengelola usahanya


dapat diidentifikasi berdasarkan pada:
1) Kemauan serta tindakan-tindakan yang nyata
2) Keberanian untuk berinisiatif
3) Kecakapan atau keahlian
4) Keaktifitasan dan percaya diri
5) Kependidikan dan pengalaman

136
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

2. Kegagalan usaha
Dalam menjalankan usaha atau bisnis, selalu diwarnai dengan kesulitan
dan hambatan. Semuanya itu merupakan hal yang wajar dalam hidup
berusaha. Setiap kegagalan dalam berusaha harus dipandang sebagai
guru dan dijadikan sebagai pendorong untuk mendapatkan kemajuan
dalam usaha yang lebih cepat. Segala keslitan dan hambatan harus dihadapi
dengan bijaksana dan tetap dalam landasan berpikir yang positif.
Calon wirausahawan seharusnya harusnya belajar dari pengalaman,
baik pengalaman sukses maupun pengalaman gagal. Wirausahawan
tidak boleh terlena dan menyerah begitu saja pada kegagalan. Dari kegagalan
usaha, seorang wirausahawan akan mendapat hikmat dan pengalaman
yang lebih banyak. Seorang wirausahawan harus dapat mempelajari kegagalan
dalam berusaha, dan akan mendapatkan kemajuan dan keberhasilan
yang dua kali lebih besar dari pada yang ia harapkan. Secara umum, kegagalan
seorang wirausahawan dalam menjalankan usahanya dapat dilihat pada
karakteristik kegagalan wirausaha sebagai berikut:

Karakteristik
No Ciri Kegagalan Wirausahawan
Kegagalan
1 Dedikasi Meremehkan waktu dan dedikasi dalam me-
mulai usaha
2 Pengendalian Gagal mengendalikan aspek-aspek utama usaha
usaha atau bisnis atau bisnis
3 Pengamatan Pemahaman umum terhadap disiplin manajemen
manajemen rata-rata kurang
4 Pengelolaan Menimbulkan masalah arus kas buruk mereka
piutang dengan kurangnya perhatian dengan piutang
5 Memperluas Memulai perluasan usaha yang belum siap
usaha berlebihan
6 Perencanaan Meremehkan kebutuhan usaha
keuangan
7 Lokasi usaha Lokasi usaha yang buruk
8 Pembeelanjaan Menimbulkan pengeluaran awal yang tinggi
besar

137
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Umumnya kelemahan ataupun kegagalan usaha justru disebabkan


oleh pemimpin, pemilik atau pengelola perusahaan. Mereka tidak berusaha
mengembangkan diri dengan mempelajari pengetahuan atau teknologi
baru. Mereka juga kurang tanggap dengan perubahan dan perkembangan
dalam masyarakat. Sebagian besar para pengelola perusahaan mengabaikan
pencatatan transaksi keuangan dan tidak melakukan pembukuan yang
baik. Selain itu juga mereka enggan melakukan promosi dan riset pasar
serta meremehkan konsumen. Kondisi seperti ini harus segera diperbaiki
agar wirausahawan bisa terhindar pada kegagalan secara terus menerus.

E. MEMETAKAN PELUANG USAHA


Jika dipilah-pilah peluang usaha bagi calon wirausaha yang lainnya,
adalah sebagai berikut :
1) Dalam bidang produksi
Kegiatan produksi dapat diklasifikasikan dalam tiga tingkatan:
a) Produksi primer
Kegiatan Produksi primer mengacu pada kegiatan penggalian sumber
yang tersedia dalam bumi dan alam. Termasuk dalam kegiatan
ini adalah kehutanan, kelautan, pertanian, pertambangan, energi,
dan perikanan.
b) Produksi sekunder
Kegiatan Produksi sekunder mangacu pada kegiatan pemanfaatan
sumber daya alam, atau bahan baku yang di proses dan diolah
menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Termasuk dalam
kegiatan ini adalah pabrikasi komponen-komponen yang diassembling
menjadi barang industri atau barang konsumsi.
c) Produksi tersier
Produksi tersier mengacu pada kegiatan yang lebih dominan meng-
hasilkan jasa dibanding dengan tangible goods. Jasa yang dihasilkan
misalnya dosen, dokter, guru, insinyur, restoran, angkutan, dan
sebagainya.
2) Dalam bidang distribusi
Dalam kegiatan ekonomi yang berjalan maka kegiatan produksi terus
berjalan pula sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya. Untuk itu

138
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

agar produksi tidak terjadi penumpukan di satu daerah tertentu


maka kegiatan disitribusi harus dilakukan. Distribusi mengacu pada
kegiatan pergerakan barang dan jasa dari produsen kepada konsumen
atau produsen, distributor dan langsung ke konsumen.
3) Dalam bidang konsumsi
Tolak ukur dari keberhasilan produsen, biasanya dilihat dari tingginya
permintaan barang dan jasa. Jaringan distribusi membawa barang
dan jasa kepada konsumen serta merefleksikan tingkat permintaan
akan barang dan jasa.
a) Pengenalan diri adalah awal seorang wirausaha untuk dapat mengenali
diri sendiri, mengenali lingkungan, mengindera peluang bisnis
dan mengerahkan sumber daya, guna meraih peluang bisnis.
b) Wirausaha akan dapat hidup sukses bila mampu mampu mengenal
dengan baik pelanggan, memelihara hubungan yang baik dengan
pemasok dan pelanggan.
c) Pengenalan bisnisnya dengan baik, untuk memiliki maupun meng-
gunakannya, agar pelanggan memberikan citra yang baik

Wirausaha tidak dibatasi dalam kegiatan ekonomi saja, tapi aspek-


aspek lain yang mampu mempengaruhi kegiatan ekonomi dapat dikatakan
sebagai wirausaha. Oleh karena itu berdasarkan pengamatan penulis,
kegiatan wirausaha sangat luas. Dari hasil catatan kegiatan wirausaha,
di bawah ini diuraikan lagi sebagai berikut.
1) Kegiatan hasil pariwisata
Kegiatannya dalam usaha pengumpulan produk-produk wisata, paket
wisata, memperkenalkan daerah-daerah wisata, dan cenderamata
khas daerah-daerah tertentu dan Indonesia. Bukan hal yang mustahil
jika kemudian kegiatan wirausaha sebagai eksport-impor pariwisata
yang bertaraf internasional.
2) Kegiatan hasil pertanian
Kegiatannya dalam usaha pengumpulan hasil-hasil olahan pertanian/
perkebunan/kehutanan, hasil bumi, hasil hutan, dan hasil perkebunan.
Bukan hal yang mustahil kemudian berkembang kegiatan wirausaha
sebagai eksport-impor agrobisnis yang bertaraf internasional di bidang
pertanian.

139
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

3) Kegiatan hasil kerajinan rakyat


Kegiatan ini disasarkan pada bidang kegiatan yang bersifat kekhasan
daerah-daerah tertentu yang mempengaruhi kegiatan masyarakat.
Kegiatannya bisa dimulai sebagai pedagang pikulan mulai dari sayur-
sayuran, makanan khas daerah, berlanjut dengan pembukaan kios-
kios di daerah tujuan wisata, kemudian berakhir sebagai ekspor-impor
cinderamata ke mancanegara.
4) Kegiatan hasil industri
Kegiatannya berpusat pada barang-barang konsumsi hasi produksi
aneka industri seperti makanan dan minuman dalam kaleng, kosmetik,
obat-obatan, dan sebagainya.
5) Kegiatan hasil industri mesin
Bentuk Kegiatannya bertumpu pada bidang hasil industri mesin dan
logam, serta peralatan, seperti alat-alat pertanian, perbengkelan,
alat-alat kantor, otomotif dan sebagainya.
6) Kegiatan hasil dari bangunan
Kegiatannya bertumpu pada bidang hasil-hasil bangunan dan survai
pemetaan, serta peralatan-peraralatan bangunan, seperti alat-alat
potong kayu, peralatan menembok, perbengkelan, alat-alat meja gambar
dan komputer dengan program autocad dan sebagainya.

F. PEMANFAATAN PELUANG SECARA KREATIF DAN INOVATIF


Kreativitas merupakan salah satu kemampuan manusia yang dapat
memberi kepuasan dan keberhasilan dalam hidup sehingga manusia dapat
mengaktualisasikan dirinya ke dalam lingkungannya. Bentuk kreativitas
antara satu dengan yang lain tidaklah sama. Meskipun tidak sama, bila
ia mampu menggunakan potensi-potensi yang dimilikinya, akan menjadikan
sesuatu yang produktif.
Wirausahaan yang kreatif adalah wirausahawan yang secepat menangkap
peluang yang muncul dari suatu kondisi lingkungan sekitarnya dan
tidak pernah menyia-nyiakan waktunya. Wirausahawan yang kreatif
memandang sesuatu produk yang sebagian orang menganggap tidak
berguna, menjadi sangat berguna dan mempunyai nilai jual. Seseorang
yang kreatif tidak akan menjadi bagian dari orang-orang yang mencari

140
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

pekerjaan, karena dia sendiri yang akan menciptakan lapangan pekerjaan


untuk dirinya sendiri dan untuk orang lain.
Beberapa peluang usaha yang dapat dimanfaatkan secara kreatif dan
mampu menghasilkan nilai tambah antara lain sebagai berikut:
a. Memanfaatkan barang bekas misalnya:
1) Sedotan minum dibuat bunga
2) Bulu ayam menjadi aneka hiasan, seperti lukisan, asesories baju,
dll.
3) Kulit telur menjadi hiasan meja.
4) Kardus menjadi bingkai foto
5) Potongan kayu menjadi aneka gantungan kunci, pegangan kapak
dan kotak perhiasan.
6) Perca menjadi kaset, baju boneka, pakaian anak-anak, tempat
pinsil, tempat koran, dll.
b. Memanfaatkan barang yang tersedia (disediakan oleh alam) seperti:
membuat kerajinan dari tanah liat.
c. Memanfaatkan kejadian atau peristiwa yang ada disekitarnya seperti:
1) Berdagang aneka keperluan sekolah menjelang tahun ajaran
baru.
2) Usaha parcel waktu lebaran, natal dan tahun baru.
3) Berjualan aneka minuman seperti es buah, es kelapa muda, es
teler ketika musim kemarau.

Inovasi adalah suatu proses pengubahan peluang menjadi gagasan


atau ide yang dapat dijual dan bukan selalu berupa ide yang sangat rumit,
tetapi kadang inovasi berasal dari ide yang sepele dan sejenis saja, asal
merupakan hal yang baru dan lebih baik dari yang telah ada. Sedangkan
kemampuan inovasi seorang wirausahawan merupakan proses mengubah
suatu gagasan yang dapat dijual. Oleh karena itu jika seorang wirausawan
ingin sukses dalam usaha, harus membuat produk-produknya dengan
inovasi yang baru. Sebab dalam dunia bisnis pada zaman sekarang, tanpa
adanya inovasi, baik mengenai produk-produk maupun pelayanannya
akan mengakibatkan kegagalan dalam bisnis.
Mereka tidak puas hanya dengan meningkatkan atau memperbaiki

141
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

yang sudah ada atau mengadakan modifikasi saja. Tetapi mencoba menciptakan
nilai yang baru dan berbeda-beda serta kepuasan yang baru atau berbeda
pula, mengubah suatu bahan menjadi suatu sumber daya. Dalam proses
penerapan, kemampuan berinovasi menurut Kuratko (1995), ada empat
jenis inovasi yang dapat dikembangkan sebagai berikut:
1. Invensi (penemuan)
Merupakan hasil produk, atau proses yang benar-benar baru yang
sebelumnya tidak ada.
2. Ekstensi (pengembangan)
Pemanfaatan baru atau penerapan lain pada produk, jasa atau proses
yang sudah ada.
3. Duplikasi (penggandaan)
Merupakan refleksi kreatif atas konsep yang telah ada.
4. Sintesis
Kombinasi atas konsep dan faktor-faktor yang telah ada dalam peng-
gunaan atau formulasi baru.

142
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

BAB VIII

RESIKO DALAM USAHA

A. MENGELOLA KEUANGAN
1. Administrasi Keuangan

A
dministrasi keuangan memegang peranan penting dalam rangka
peningkatan dan kesinambungan perusahaan. Sasaran utama
pengaturan administrasi keuangan adalah peristiwa-peristiwa
yang berhubungan dengan keuangan itu sendiri seperti:
1). Mencatat keluar masuknya uang perusahaan
2). Menguraikan dan menganalisis keuangan perusahaan
3). Menggolongkan pos keungan yang diperlukan perusahaan
4). Melaporkan peristiwa keuangan perusahaan

Pelaksanaan administrasi keuangan yang baik akan diperoleh


informasi seperti:
1). Jumlah yang di peroleh
2). Posisi modal harta dan utang perusahaan
3). Kegiatan perusahaan
4). Laporan pajak
5). Laporan penghasilan dan sebagainya

Alat-alat pengaturan administrasi keuangan perusahaan usaha jasa


perdagangan di antaranya sebagai berikut.
1). Dokumen-dokumen buku administrasi.
2). Buku-buku harian/jurnal
a). Buku Kas

143
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

b). Buku bank


c). Buku penjualan
d). Buku pembelian
3). Buku Besar
4). Buku Tambahan
a). Buku Piutang
b). Buku Utang
c). Buku Persediaan
5). Neraca Lajur
6). Laporan-laporan

Macam-macam transaksi dagang setiap hari dicatat dan diadministrasikan


ke dalam buku harian. Transaksi dagang tersebut meliputi penerimaan
tagihan, pembayaran utang, pemyimpanan uang di bank, pemgambilan
uang dari bank, pembelian barang dagangan, pembayaran ongkos angkutan,
pembayaran gaji, dan lain sebagainya.

2. Bentuk-bentuk Laporan Keuangan


Bentuk-bentuk laporan keuangan pada umumnya dapat disajikan/
dibuat dalam dua bentuk yaitu laporan pada saat tertentu dan laporan
pada periode tertentu.

a. Laporan pada saat tertentu


Laporan posisi keuangan pada saat tertentu dinamakan neraca
(balance sheet). Di dalam prakteknya, kita akan menjumpai 3 macam
bentuk neraca yaitu bentuk vertikal, skontro, dan yang disesuaikan dengan
posisi keuangan perusahaan

b. Laporan pada periode tertentu


Laporan perusahaan posisi keuangan untuk suatu periode tertentu
terdiri atas laporan berikut.
1. Laporan rugi/laba (incomes statement)
Laporan rugi/laba perusahaan adalah suatu laporan yang menunjukkan

144
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

tentang pendapatan, biaya dan rugi /laba suatu perusahaan selama


periode tertentu. Laporan perhitungan rugi/laba perlu disusun secara
sistematis dan logis. Di dalam menyususn laporan rugi/laba perusahaan
dasarnya adalah sebagai berikut:
a. Bagian pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh perusahaan
dalam hal ini dapat dilihat dari harga pokok barang/jasa yang dijual,
sehingga diperoleh laba kotor.
b. Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya usaha yang terdiri atas
biaya penjualan, biaya administrasi, dan biaya umum.
c. Bagian ketiga ialah hasil-hasil lain dan beban lainnya yang tidak
berasal dari usaha pokok perusahaan. Misalnya biaya bunga, pen-
dapatan sewa dan lain sebagainya.
d. Bagian keempat ialah menunjukkan rugi/laba insidentil, sehingga
akan diperoleh rugi setiap laba bersih sebelum pajak penghasilan.
Misalnya laba penjualan activa tetap, surat berharga dan lain sebagainya.
Bentuk laporan rugi/laba perusahaan pada umumnya menggunakan
bentuk single step dan multiple step.
a. Bentuk single step
Laporan rugi/laba dengan single step adalah semua pendapatan
yang digabungkan dalam satu kelompok, demikian juga semua
beban disatukan dalam satu kelompok. Selanjutnya, kelompok
pendapatan dan kelompok beban diselisihkan. Apabila jumlah pen-
dapatan lebih besar daripada beban maka menghasilkan laba bersih,
tetapi apabila jumlah pendapatan lebih kecil dari beban maka meng-
hasilkan rugi bersih
b. Bentuk multiple step
Laporan rugi/laba dengan menggunakan multiple step adalah
bentuk laporan yang disusun dengan cara memisahkan pendapatan
ataupun beban ke dalam kelompok operasional dan non operasional.
Dengan membandingkan dua bagian tersebut diperoleh rugi/laba
operasional/usaha pokok.
2. Laporan laba yang ditahan atau laporan perubahan modal (retained
earning statement)
Laporan laba yang ditahan merupakan salah satu dari laporan per-
ubahan posisi keuangan yang berasal dari kegiatan usaha suatu perusahaan

145
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

dalam suatu periode tertentu. Menyusun laporan yang ditahan menyangkut


masalah rugi/laba insidentil. Rugi/laba insidentil pencatatannya
dapat dilakukan seperti berikut:
a. Bentuk clean surplus principle.
b. Bentuk nonclean surplus concept

B. MENGANALISIS POTENSI PASAR


1. Peluang Pasar
Salah satu faktor yang perlu dianalisis oleh setiap wirausaha atau
calon pengusaha adalah kemampuannya untuk mengetahui peluang
atau potensi pasar. Apabila Anda sebagai wirausaha kurang mampu dalam
menganalisis potensi pasar, maka kemungkinan besar potensi yang ada
akan dimanfaatkan pihak pesaing atau wirausaha yang lain. Sehingga
kegiatan usaha yang dijalankan akan banyak mengalami hambatan atau
bahkan kurang berhasil dalam menjalankan fungsi usahanya.

a. Pengertian Peluang Pasar


Sebenarnya istilah peluang pasar lebih ditujukan untuk perusahaan
atau usaha kecil yang sudah berdiri dan bergerak dalam bidang usaha
tertentu. Tetapi, bagaimanakah dengan usaha Anda yang baru mulai?
Peluang selalu berada dalam suatu lingkungan oleh karena itu, Anda
harus selalu berusaha memperolehnya dengan cara:
a. Peluang harus terus dicari, dipertahankan, dan diperluas.
b. Dengan bantuan para ahli atau konsultan usaha, bila perlu anda menge-
luarkan biaya untuk memperoleh informasi yang baik.

Peluang pasar dapat dianalisis melalui pendekatan permintaan dan


penawaran yaitu
a. Pendekatan Permintaan
Pendekatan permintaan menekankan tentang kebutuhan manusia
yang sampai sekarang belum sepenuhnya terpenuhi atau kemungkinan
sudah terpenuhi namun kurang memuaskan. Misalnya, masyarakat
di wilayah pedesaan banyak yang pergi ke kota untuk belanja pakaian.

146
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Artinya, golongan masyarakat tersebut membutuhkan pakaian sesuai


dengan selera mereka yang tidak dapat diperoleh di desa atau mungkin
dapat diperoleh di desa, tetapi harganya terlalu mahal. Jadi, di desa
ini terdapat peluang usaha untuk menyediakan pakaian kebutuhan
masyarakat desa. Melalui pendekatan permintaan Anda dapat mengetahui
jumlah permintaan terhadap produk/jasa yang meliputi :
o Sasaran pembeli/konsumen
o Jumlah konsumen
o Jumlah kebutuhan
o Total kebutuhan pertahun
b. Pendekatan Penawaran
Pendekatan penawaran berawal dari kemampuan wirausaha dalam
membuat suatu produk/barang, memberikan pelayanan jasa atau
gabungan dari keduanya. Dari sini barulah mulai mencari adakah
pasarnya atau orang-orang yang membutuhkannya. Misalnya, seorang
wirausaha memproduksi genteng dengan kualitas yang bersaing.
Dengan kualitas genteng yang bersaing tersebut, lalu apakah berarti
para calon konsumen, developer, pemborong pembangunan rumah
dan sebagainya kira-kira berminat membeli, sebab harga genteng
produksi wirausaha ternyata lebih mahal dibandingkan genteng dengan
kualitas yang sama di pasaran saat ini. Apakah konsumen mempunyai
daya beli berminat untuk membeli genteng yang lebih mahal dengan
kualitas sama atau membeli genteng yang harganya sama dengan
kualitas yang baik. Melalui pendekatan penawaran wirausaha juga
dapat mengidentifikasi banyaknya pesaing yang membuat produk/
jasa yang sama.

b. Langkah-Langkah Menganalisis Peluang Pasar


Untuk melihat peluang pasar, maka langkah yang harus anda lakukan
adalah mengamati konsumen untuk mengetahui beberapa hal, yaitu
a. Produk/jasa apa yang paling dibutuhkan oleh konsumen ?
b. Berapa banyaknya produk/jasa yang dibutuhkan ?
c. Kualitas produk/jasa mana yang paling tepat ?
d. Berapa banyaknya produk/jasa dari tiap-tiap kualitas yang ada ?

147
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Langkah-langkah yang harus anda perhatikan untuk menentukan


ada atau tidak adanya peluang pasar adalah sebagai berikut.
a. Amati kebutuhan apa yang paling banyak diperlukan oleh masyarakat
sekitarnya. Misalnya, kebutuhan rutin sehari-hari yang paling sering
diperlukan (seperti sabun mandi, shampo, pasta gigi, sabun cuci atau
sembako). Kebutuhan yang sifatnya musiman (seperti baju untuk
Idul Fitri, Natal atau hari besar lainnya), kebutuhan sapi atau kambing
untuk Idul Adha. Kebutuhan payung, jaket atau jas hujan pada waktu
musim hujan dan pemenuhan kebutuhan lainnya.
b. Kapan saja konsumen membutuhkan produk, apakah setiap saat atau
sering dibutuhkan, kadang-kadang dibutuhkan atau jarang dibutuhkan.
c. Perhatikan karakteristik konsumen berdasarkan jenis kelamin, umur,
pekerjaan maupun pendidikan. Karakteristik ini sangat penting untuk
menentukan jenis barang apa yang paling cocok dengan kebutuhan
konsumen. Misalnya, apabila konsumennya laki-laki, maka kebutuhan
laki-laki yang harus banyak disediakan. Apabila kebanyakan konsumennya
petani, maka sediakan alat-alat pertanian atau pupuk. Apabila konsumennya
sebagian besar pelajar atau mahasiswa, maka sediakan alat-alat tulis,
buku, foto copy atau rental komputer/warnet.
d. Bagaimana daya beli (kemampuan bayar) konsumen, apakah termasuk
konsumen yang mempunyai pendapatan tinggi atau rendah. Misalnya,
untuk masyarakat/konsumen yang berpendapatan rendah, maka
produk yang disediakan harus dengan kualitas dan harga yang terjangkau
oleh tingkat konsumen tersebut. Sedangkan, untuk konsumen yang
berpendapatan tinggi dapat disediakan produk dengan kualitas dan
harga sesuai dengan tingkat pendapatannya.
e. Perhatikan, apakah di pasar ada pesaing atau tidak. Apabila ada pesaing,
peluang pasar apa yang belum digarap oleh pesaing. Bagi usaha baru
dan kecil lebih baik menggarap niche market.

c. Menilai Peluang Pasar


Suatu hal yang dapat membantu Anda dalam menilai peluang pasar
adalah informasi. Informasi yang lengkap dan akurat dapat membantu
Anda dalam pengambilan keputusan, adalah :

148
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

a. Menemukan pasar yang menguntungkan.


b. Memilih produk atau jasa yang dapat dijual.
c. Menentukan perubahan dalam perilaku konsumen.
d. Meningkatkan teknik-teknik pemasaran.
e. Merencanakan sasaran yang realistik.
f. Meramalkan untuk masa yang akan datang.

Wirausaha kadang-kadang membuat kesalahan dalam usahanya


karena sering mengambil keputusan berdasarkan perasaan dan pendapatnya
sendiri. Sebagai seorang wirausaha, Anda harus dapat mengambil keputusan
berdasarkan atas informasi terbaik yang dikumpulkan. Informasi pasar
akan membantu untuk menemukan pasar baru yang dapat dimasuki
dan menemukan pelanggan baru dalam pasar yang ada sekarang serta
mengetahui produk-produk baru yang mempunyai potensi untuk dikembangkan
pada masa yang akan datang. Melalui informasi pasar Anda harus dapat
mengetahui alasan dari kesuksesan atau kegagalan usaha yang ada sekarang.
Oleh karena itu, mengumpulkan informasi pasar untuk menemukan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut akan dapat membantu
seorang wirausaha menjadi lebih berhasil.
a). Produk/jasa apa yang merupakan kebutuhan sekarang dan potensial
dari pelanggan/calon pelanggan anda ?
b). Pasar-pasar tambahan mana yang dapat dimasuki wirausaha yang
baru ?
c). Karakteristik khusus apa yang dapat anda diamati dari pelanggan?
Misalnya jenis kelamin, umur, pekerjaan, pendapatan, status sosial,
letak tempat tinggal dll.
d). Apakah produk/jasa anda mempunyai keunikan/keistimewaan diban-
dingkan dengan produk/jasa serupa yang dibuat oleh orang lain/pesaing?

Dengan memperhatikan hal tersebut di atas, wirausaha dapat belajar


banyak tentang pelanggan mengenai bagaimana mereka berpakaian?
Berapa umurnya? Bagaimana status pernikahan mereka ? Berapa yang
mempunyai anak? Apa hobi mereka ? Bagaimana tingkat status sosial mereka?
Serta apa kebudayaan mereka? Pertanyaan-pernyataan ini dapat meningkatkan
kepekaan wirausaha tentang pelanggan mereka. Simpanlah catatan

149
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

itu selama seminggu dan dari kunci-kunci yang sederhana ini, pelajarilah
apa yang akan dapat anda ketahui tentang pelanggan anda! Informasi
pasar juga merupakan seni, karena berkaitan dengan sikap orang yang
selalu berubah-ubah. Dengan cara mengumpulkan data pemasaran secara
teratur dan obyektif, anda akan mampu mengetahui lebih banyak dan
lebih baik tentang pasar-pasar anda. Bagaimanapun besar atau kecinya
usaha anda, tetap ada kebutuhan untuk menentukan sikap, pendapatan
dan kepercayaan dari pelanggan anda. Selain itu, informasi pasar juga
menyediakan data yang dibutuhkan pada waktunya untuk:
a). Mengurangi risiko usaha.
b). Mengurangi persoalan dan masalah potensial pada usaha anda saat
ini.
c). Mengenal peluang pasar yang baru.
d). Memperoleh informasi dan fakta tentang usaha untuk dimanfaatkan
dalam membuat keputusan dan rencana tindak yang lebih realistis.

2. Penelitian Pasar
Penelitian pasar adalah suatu proses sistematis yang dilakukan untuk
mengumpulkan data, mencatat, mengolah, dan menganalisis data/informasi
yang berkaitan dengan pemasaran produk/jasa. Penelitian pasar dilakukan,
seperti prosedur proses penelitian ilmiah lainya, yaitu mulai mengumpulkan
data, mengolah data, menganalisis, dan menarik kesimpulan.
Tujuan penelitian pasar adalah mengumpulkan informasi untuk
pengambilan keputusan. Wirausaha selalu membutuhkan informasi
dan pengetahuan tentang pasar mereka. Penelitian pasar dapat membuat
keputusan pemasaran yang lebih baik. Penelitian pasar dapat membantu
kita untuk menemukan pasar yang menguntungkan, memilih produk
yang dapat dijual, menentukan perubahan dalam perilaku konsumen,
meningkatkan teknik-teknik pemasaran, dan merencanakan sasaran-
sasaran yang realistis.
Perusahaan yang sudah besar mungkin dapat mengangkat tenaga
ahli pemasaran untuk melakukan penelitian pasar atau menyewa konsultan
penelitian pasar. Tetapi, untuk usaha perorangan yang masih relatif kecil,
wirausaha mungkin tidak dapat menggaji seorang ahli pemasaran. Meskipun
demikian, wirausaha tetap harus dapat mengetahui pelanggan dan mampu

150
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

mempelajari apa yang disukai dan tidak disukai serta pola konsumsi
mereka yang selalu berubah-ubah. Penelitian pasar menyediakan data
dan informasi pasar yang dibutuhkan wirausaha untuk mengurangi
resiko, mengurangi persoalan dan masalah potensial pada usaha anda
saat ini, mengenal peluang pasar yang baru, memperoleh informasi,
dan fakta tentang usaha untuk dimanfaatkan dalam membuat keputusan
serta rencana tindak yang lebih nyata.

3. Melakukan Penelitian Pasar


Dalam kegiatan rutin sehari-hari, sadar atau tidak mungkin Anda
sering atau pernah terlibat dalam penelitian pasar. Misalnya, sebelum
Anda membeli suatu barang, Anda keliling ke toko/pasar swalayan untuk
membandingkan barang yang akan Anda beli dengan harga yang paling
murah, kualitas yang paling baik dan model yang bagus. Sebagai seorang
wirausaha, Anda mungkin akan memeriksa barang yang dikembalikan,
untuk mengetahui alasannya mengapa barang dikembalikan pelanggan.
Anda mungkin menanyakan kepada pelanggan lama, mengapa mereka
berhenti membeli dari toko Anda. Anda mungkin mempelajari iklan dari
koran, majalah atau televisi, untuk mengetahui bagaimana mereka menjual
produk.
Dari kegiatan-kegiatan tersebut di atas, sebenarnya Anda telah melakukan
peneiitian. Penelitian pasar hanya membuat proses kegiatan tersebut menjadi
lebih sistematis. Melalui penelitian pasar, Anda dapat membuat suatu
kerangka yang memungkinkan Anda menilai arti informasi tentang pasar
secara obyektif. Langkah-langkah dalam melakukan penelitian pasar
adalah sebagai berikut :
1) Merumuskan masalah
2) Melakukan penelitian pendahuluan
3) Merencanakan penelitian
4) Menggunakan sumber daya anda sendiri atau dari luar
5) Mengolah dan menafsirkan data
6) Membuat kesimpulan atau keputusan
7) Menerapkan keputusan dan mengkaji ulang keputusan Anda.

151
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

1) Merumuskan Masalah
Anda harus dapat mengidentifikasikan permasalahan umum secara
jelas dulu, sebelum menentukan masalah pemasaran yang khusus
ditentukan, merumuskan pertanyaan riset, dan menentukan tipe-
tipe pemecahan secara umum. Sebelum melaksanakan sebuah riset,
Anda haruslah mengetahui pertanyaan-pertanyaan apa yang harus
diajukan. Setelah merumuskan problem utama Anda, cobalah mengenali
semua faktor-faktor yang mungkin telah menyebabkan atau mem-
pengaruhi problem itu.
2) Melakukan Penelitian Pendahuluan
Sebuah penelitian pendahuluan akan membantu Anda untuk merumuskan
persoalan anda. Anda dapat juga mengembangkan dan mentes pemecahan-
pemecahan sementara. Pengkajian selanjutnya, mungkin dapat meng-
identifikasikan pemecahan potensial lainnya. Pada fase ini, tentukanlah
apakah diperlukan riset selanjutnya dan apakah hasil-hasil yang potensial
sesuai dengan waktu, biaya, dan usaha yang dikeluarkan.
3) Merencanakan Penelitian
Menjelang anda mulai perencanaan riset tersebut, anda harus sudah
mempunyai pemahaman yang baik atas persoalannya dan fakta yang
berpengaruh, yang dapat diperoleh. Problem serta fakta yang berkaitan,
akan membantu anda menentukan teknik-teknik yang digunakan
untuk mengumpulkan data meliputi daftar pertanyaan survai, teknik
kuantitatif khusus, dan pengukuran pasar. Pelbagai jenis riset pasar
mencakup analisis statistik, analisis penjualan, survai, riset observasi,
dan riset eksperimental.
4) Menggunakan Sumber Daya Anda Sendiri atau Dari Luar
Sebelum mempertimbangkan sebuah riset pasar, perhatikan dulu
informasi yang tersedia bagi anda. Catatan dan files mengenai pelanggan
akan sangat menolong. Pelajarilah catatan penjualan, penerimaan,
daftar keluhan dan catatan kumulatif lainnya. Informasi ini dapat mem-
bantu dalam mengetahui di mana pelanggan tinggal dan bekerja,
pola konsumsi mereka, apa yang mereka beli, bagaimana mereka
membeli, kapan mereka membeli dan di mana mereka membeli. Memelihara
hubungan yang baik dengan pelanggan (pasar) anda akan membantu
anda dalam menentukan kebutuhan pelanggan anda yang berubah-

152
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

ubah. Biaya untuk semua informasi ini tidak besar atau sama sekali
tanpa biaya dan dapat sangat berguna bagi anda.
Karyawan anda mungkin juga mempunyai informasi berharga tentang
sikap-sikap dan pendapat-pendapat pelanggan anda. Usahakan agar
para karyawan anda menyimpan catatan tertulis keluhan pelanggan,
yang kehabisan persediaan, barang-barang yang diminta pelanggan,
dan komentar oleh pelanggan atas pelayanan anda. Berbicara dengan
karyawan anda tentang hubungan mereka sehari-hari dengan pelanggan
dapat memberikan kepada anda perspektif yang berbeda tentang
prosedur pemasaran.
5) Sumber Daya dari Luar
Sekali anda telah memperoleh keterangan-keterangan dari sumber-
sumber di dalam organisasi anda, mungkin anda akan memerlukan
sumber-sumber di luar usaha anda. Terdapat sejumlah terbitan mengenai
penelitian pasar, termasuk artikel, publikasi survei, majalah, laporan
dan buku, yang semuanya dinamakan “rujukan tak langsung”. Rujukan
tak langsung dapat diperoleh dari perpustakaan, badan-badan pemerintah,
lembaga pendidikan, penjual buku, dan penerbit.
Informasi yang dikumpulkan dari rujukan tak langsung seharusnya
dapat membantu dalam mengorganisasi proyek penelitian pasar yang
sesungguhnya. Proyek ini dapat menghasilkan riset langsung, yang
bentuknya sederhana seperti memberikan kuesioner pada semua
pelanggan yang datang ke tempat anda dan kemudian meringkaskan
hasil-hasilnya. Pengkajian secara canggih dapat dirancangkan dan
dilaksanakan oleh organisasai riset, namun biayanya mungkin akan
tinggi.
6) Mengolah dan Menafsirkan Data
Meskipun mengumpulkan data adalah sebagian dari kegiatan riset
pasar anda, pemecahan yang efektif atas suatu persoalan pemasaran
ditentukan oleh penafsiran datanya. Penting mengetahui arti datang,
dan bagaimana data itu dapat dipakai untuk membuat keputusan
yang dilandasi oleh adanya informasi.
7) Membuat Kesimpulan atau Keputusan
Keputusan anda dipengaruhi oleh penafsiran anda, namun memper-
hitungkan semua faktor tanpa wujud dan pendapat anda tentang

153
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

pengkajian riset tergantung pada anda. Jika perasaan anda sesuai


dengan penafsiran data, anda akan lebih yakin akan keputusan anda.
Jika pendapat anda berbeda dari penafsiran data, maka diperlukan
analisis lebih lanjut.
8) Menerapkan Keputusan dan Mengkaji Ulang Keputusan
Langkah terakhir dalam melaksanakan sebuah riset pasar adalah
menerapkan keputusan anda dan meninjau hasilnya. Hanya dengan
cara inilah, dapat secara tepat menentukan hasil keputusan. Sebagai
akibat dari keputusan anda, mungkin anda harus melaksanakan
pengkajian selanjutnya. Data penilaian anda dapat digunakan untuk
melaksanakan pengkajian pemasaran yang lain.

Dalam penelaahan penelitian pasar, mungkin anda ingin menanyakan


pertanyaan berikut pada diri aAnda sendiri :
a) Apakah sasaran-sasaran bisnis saya ?
b) Bagaimana gambaran pelanggan saya ?
c) Bagaimana pandangan pelanggan saya tentang bisnis saya ?
d) Bagaimana pandangan saya tentang pesaing saya ?
e) Bagaimanakah strategi produk saya ?
f) Bagaimana strategi harga saya ?
g) Bagaimana strategi promosi saya ?
h) Apakah lokasi bisnis saya dapat dibenarkan dalam rangka melayani
pelanggan saya ?

Salah satu keputusan yang penting terdapat dalam pemilihan barang-


barang dan jasa-jasa yang akan dijual. Usaha kecil dimulai karena adanya
suatu kebutuhan yang terpenuhi. Untuk menganalisis potensi pasar,
wirausaha terlebih dahulu harus melakukan penelitian pasar. Berdasarkan
analisis dan ramalan potensi pasar tersebut dapat diketahui apakah usaha
yang akan dirintis atau dikembangkan memiliki potensi pasar yang yang
memadai atau tidak.
Dalam analisis pasar, biasanya ada beberapa komponen yang harus
dianalisis dan dicermati (Suryana, 2003:145), di antaranya seperti di
bawah ini.

154
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

1) Kebutuhan dan Keinginan Konsumen


Barang dan jasa apa yang banyak dibutuhkan dan diinginkan konsumen?
Berapa banyak yang mereka butuhkan ? Bagaimana daya beli mereka?
Kapan mereka membutuhkan ? Jika kebutuhan dan keinginan mereka
teridentifikasi dan memungkinkan terpenuhi berarti peluang pasar
bisnis kita terbuka dan layak bila dilihat dari kebutuhan/keinginan
konsumen.
2) Segmentasi pasar
Pelanggan dikelompokkan dan diidentifikasi, misalnya berdasarkan
geografi, demografi, dan sosial budaya. Jika segmentasi pasar teridentifikasi,
maka pasar sasaran akan dapat terwujud dan tercapai.
3) Target
Target pasar menyangkut banyaknya konsumen yang dapat diraih.
Berapa target yang ingin dicapai ? Apakah konsumen loyal terhadap
bisnis kita ? Sangat tergantung pada nilai produk dan jasa yang dipasarkan
apakah memberi kepuasan atau tidak. Jika loyal, maka potensi pasar
tinggi.
4) Nilai tambah
Wirausaha harus mengetahui nilai tambah produk dan jasa pada setiap
rantai pemasaran mulai dari pemasok, agen, sampai pada konsumen
akhir. Nilai tambah barang dan jasa biasanya diukur dengan harga.
Misalnya, berapa harga dari pabrik pemasok, berapa harga setelah di
agen, dan berapa harga setelah ke konsumen. Dengan mengetahui
nilai tambah setiap rantai pemasaran, maka nilai tambah bisnis akan
dapat diketahui tinggi atau rendah.
5) Masa hidup produk
Harus dianalisis apakah masa hidup produk dan jasa bertahan lama
atau tidak. Apakah ukuran lama masa produk lebih dari waktu yang
dibutuhkan untuk menghasilkan laba sampai modal kembali atau
tidak ? jika masa produk lebih lama berarti potensi pasar tinggi. Harus
dianalisis juga, apakah produk industri baru atau industri lama yang
sudah mapan atau produk industri yang sedang menurun. Jika
produk industri baru sedang tumbuh, maka potensi pasar tinggi.
6) Struktur pasar
Harus dianalisis apakah barang dan jasa yang akan dipasarkan termasuk

155
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

pasar persaingan sempurna atau pasar persaingan tidak sempurna


(monopoli, oligopoli atau persaingan monoplistik). Jika barang dan
jasa termasuk jenis pasar persaingan tidak sempurna berarti potensi
pasar tinggi, dibandingkan bila produk termasuk pasar persaingan
sempurna.
7) Persaingan dan strategi pesaing
Harus dianalisis apakah tingkat persaingan tinggi atau rendah. Jika
persaingan tinggi, berarti peluang pasar rendah. Wirausaha harus
membandingkan keunggulan pesaing, dilihat dari strategi produk,
strategi harga, strategi jaringan distribusi, dan strategi promosi. Apakah
lebih unggul ? Bagaimana tingkat teknologinya? Jika pesaing lebih
unggul, berarti bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan akan
lemah dalam persaingan. Untuk memenangkan persaingan, tentu
saja bisnis tersebut harus lebih unggul daripada pesaing.
8) Ukuran pasar
Ukuran pasar dapat dianalisis dari volume penjualan. Jika volume
penjualan tinggi berarti pasar potensial. Misalnya, untuk volume penjualan
usaha skala kecil sebesar Rp 5 miliar per tahun atau sebesar Rp 10 juta
per hari, berarti ukuran pasar cukup besar.
9) Pertumbuhan pasar
Pertumbuhan pasar dapat dianalisis dari pertumbuhan volume penjualan.
Jika pertumbuhan pasar tinggi (misalnya, lebih dari 20%), berarti potensi
pasar tinggi.
10)Laba kotor
Apakah perkiraan margin laba kotor tinggi atau rendah ? Jika profit
margin kotor lebih dari 20 persen, berarti pasar potensial.
11)Pangsa pasar
Pangsa pasar bisa dianalisis dari selisih jumlah barang dan jasa yang
diminta dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Jika pangsa
pasar menurut proyeksi meningkat bahkan setelah lima tahun mencapai
40%, berarti bisnis yang akan dilakukan atau dikembangkan memiliki
pangsa pasar yang tinggi.

156
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

C. MEMASARKAN PRODUKSI/JASA
1. Melaksanakan Penelitian untuk Calon Pembeli
Melaksanakan penelitian untuk calon pembeli itu penting sekali bagi
perusahaan. Penelitian untuk calon pembeli adalah merupakan suatu
kegiatan sistematis dengan tujuan untuk mengumpulkan, mengolah,
dan menganalisis data-data yang bersangkutan atau pembeli dengan
berbagai macam masalah pembeli hasil produksi perusahaan.
Di dalam pelaksanaan penelitian untuk calon pembeli, dititikberatkan
pada hal-hal berikut:
1). Jenis barang yang disukai atau disenangi calon pembeli
2). Manfaat barang yang disukai oleh calon pembeli.
3). Model barang yang disenangi oleh calon pembeli
4). Kualitas barang yang dapat memuaskan calon pembeli
5). Harga barang yang relatif murah untuk calon pembeli.
6). Pendistribusian barang yang cepat dan tepat waktu.
7). Pelayanannya yang baik dan dapat memuaskan calon pembeli.

Cara pelaksanaan penelitian untuk calon pembeli dapat dilakukan


dengan cara berikut:
1). Observasi
2). Eksperimen
3). Survey
4). Wawancara

2. Menetapkan Jenis dan Kualitas Barang


Menetapkan jenis dan kualitas barang sangat perlu sekali sebab
kecenderungan para konsumen/pembeli/pelanggan jaman sekarang
sanagt membutuhkan adanya jenis-jenis dan kualitas barang yang dapat
memuaskannya. Dengan adanya jenis-jenis barang yang tersedia, maka
para konsumen dapat memilih dan menetukan sesuai dengan pilihannya
terhadap barang yang dibutuhkan.
Penentuan jenis-jenis barang yang akan diproduksi berdasarkan
atas pertimbangan pengaruh adanya kombinasi produk terhadap keuntungan,
selera, dan keinginan konsumen/pembeli/langgan. Perusahaan harus mem-

157
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

pertimbangkan terhadap jenis-jenis barang, diakibatkan adanya perkembangan


teknologi dan selera para konsumen/pembeli/langganan. Suatu jenis barang
pada umumnya mempunyai ciri-ciri spesifik menurut ukuran, harga,
dan atribut-atributnya.
Disamping memperhatikan dan mempertimbangkan jenis barang
yang dibuthkan konsumen/pembeli/langganan, perusahaan juga harus
dapat meningkatkan kualitas barang. Kualitas barang yang tinggi biasanya
diikuti oleh harga barang yang relatif mahal atau tinggi, serta diimbangi
dengan keuntungan perusahaan dari hasil penjualan.
Dengan kata lain perusahaan harus dapat memilih kualitas barang
dengan mempertimbangkan kepada pasar sasaran demi segmen tertentu
dan strategi para pesaingnya.

3. Menetapkan Harga penjualan


Menetapkan harga penjualan sangat penting, sebab harga penjualan
merupakan penentu untuk mengambil keuntungan yang diharapkan
perusahaan. Tujuan perusahaan menetapkan harga penjualan barang
adalah sebagai berikut:
1). Mendapatkan pasar.
2). Mendapatkan laba maksimum.
3). Memanfaatkan keuntungan.
4). Mempromosikan barang.
5). Mencapai tingkat hasil penerimaan penjualan barang.

Sedangkan yang menjadi sasaran di dalam menetapkan harga penjualan


barang dagangan diantaranya sebagai berikut:
1). Mencapai target laba investasi.
2). Memaksimalkan laba.
3). Meningkatkan penjualan barang dagangan.
4). Mempertahankan bagian pasar.
5). Menstabilkan harga barang dagangan.
6). Menangkal persaingan.

Agar lebih jelas perhatikan contoh perhitungan di dalam menetapkan


haraga penjualan barang dagangan.

158
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Diketahui
1). Rencana produksi adalah Rp. 80.000,- unit dengan ongkos Rp. 50.000,-
atau biayanya sebesar Rp. 400.000.000,-
2). Bahan baku, bahan pembantu dan upah Rp. 400.000.000,-
3). Biaya lain-lainya Rp. 100.000.000,-
4). Laba sebelum pajak Rp. 80.000.000,-

Ditanyakan
Berapa harga penjulan barang dagangan per unitnya?

Jawab:
Bahan baku, bahan pembantu, dan upah Rp. 400.000.000,-
Biaya lain-lainya Rp. 100.000.000,-
Laba pokok penjualan barang dagangan Rp. 500.000.000,-
Laba sebelum pajak Rp. 80.000.000,-
Harga penjualan barang dagangan 80.000 unit Rp. 580.000.000,-
Harga penjualan barang per unit Rp. 580.000.000/80.000 = Rp. 7.250,-

4. Menyusun Strategi Penjuaalan


Menyususn strategi penjualan sangat penting sekali. Hal tersebut
karena stratgi penjualan yang disusun dan ditetapkan secara tetap akan:
1). Mempertahankan kesetiaan langganan membeli barang dagangan;
2). Memikat dan menarik para pelanggan baru;
3). Menguasai pasaran barang;
4). Menguntungkan perusahaan jasa perdagangan;
5). Meningkatkan penghasilan.

Menyusun strategi penjualan barang dagangan harus hati-hati dan


memperhatikan hal-hal berikut:
1). Masalah strategi penjualan akan disusun.
2). Data dan fakta penjualan barang dagangan.
3). Kebutuhan dan keinginan para konsumen terhadap barang dagangan

Menyusun strategi penjualan barang dagangan diantaranya sebagai


berikut:

159
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

1). Berusaha meningkatkan penjualan.


2). Berusaha meningkatka atau mempertahankan kelangsungan usaha
perusahaan
3). Memilih segmen pasar yang potensial
4). Membuat program penjualan yang mantap.
5). Menetapkan para tenaga pemasaran penjualan yang potensial.
6). Mencari dan menetapkan cara, metode, dan teknik pelaksanaan penjualan.

Adapun proses penyususnan strategi penjualan adalah sebagai berikut:


1). Memperkirakan keadaan pasar, konsumen, kebijakan pemerintah,
produk/ barang dan para pesaing.
2). Menetapkan sasaran penjualan barang dagangan yang diinginkan.
3). Menyususn program penjualan barang dagangan yang diinginkan.
4). Menyusun jadwal kegiatan penjualan barang dagangan.
5). Menyusun anggaran belanja untuk setiap kegiatan penjualan barang
dagangan
6). Adanya penafsiran kebijaksanaan dan keputusan dalam penjualan
barang dagangan.
7). Adanya pengendalian dan pengawasan dalam pelaksanaan penjualan
barang dagangan

5. Memberi Pelayanan Kepada Pembeli


Sesungguhnya memberi pelayanan kepada pembeli adalah para penjual
barang dagangan memberikan informasi mengenai barang-barang dagangan
yang dibutuhkan oleh para konsumen. Memberi pelayanan kepada para
pembeli sebenarnya merupakan kunci keberhasilan di usaha jasa perdagangan.
Seorang penjual yang baik adalah tidak mebiarkan para pembeli untuk
menunggu layanan yang terlalu lama. Memberi pelayanan yang baik
kepada para pembeli dapat menimbulkan kesan menyenangkan bagi pembeli
sehingg akan menimbulkan rasa simpati kepada pelaksana penjual barang
sekaligus kepada perusahaan.
Secara terperinci sikap pelayanan yang baik kepada para pembeli
adalah sebagai berikut:
1). Sopan santun

160
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

2). Periang dan mudah bergaul


3). Ramah tamah
4). Cekatan dan terampil
5). Penuh persahabatan
6). Bijaksana dan menaruh perhatian

Adapun proses memberikan pelayanan kepada pembeli adalah sebagai


berikut:
1). Memberikan perhatian penuh kepada pembeli.
2). Mendorong para pembeli agar mau atau berminat untuk membeli.
3). Mendorong agar para pembeli mau memiliki barang dagangan
4). Memberikan motivasi agar terjadi transaksi jual beli barang dagangan

D. MENGANALISIS PELANGGAN
Zikmund & D’Amico (1989) menyatakan bahwa market segmentation
merupakan upaya memilah-milah sebuah pasar yang beraneka ragam
(heterogeneuos) menjadi beberapa bagian yang lebih kecil yang memiliki
karakterisitik relatif sama.

1. Segmentasi berdasarkan perilaku pembelian


Setiap konsumen memiliki pola perilaku dan kebiasaan yang berbeda
terhdap objek barang dan jasa yang ditawarkan oleh seseorang penjual.
Sejumlah konsumen membeli pakaian hanya di tempat toko-toko pakaian
tertentu. Sejumlah konsumen yang lain akan membeli pakaian di departemen
store, sedangkan konsumen yang lainnya mungkin akan membeli pakaian
berdasarkan informasi dari katalog. Kebiasaan berbelanja dan perbedaan
perilaku tersebut merupakan variabel yang biasa digunakan untuk melakukan
segmentasi pasar. Unsur-unsur yang termasuk di dalam perilaku pembelian
adalah jenis-jenis toko/tempat yang biasa digunakan untuk berbelanja,
waktu pembelian, jumlah unit barang yang kan dibeli, frekuensi berbelanja,
dan media informasi yang biasa digunakan.

2. Segmentasi berdasarkan pola konsumsi


Perilaku konsumsi merupakan unsur yang penting bagi pemasaran,

161
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

sebab para pembeli sangat bervariasi dalam pola konsumsinya mulai


dari yang paling sering dan paling banyak membeli sampai yang tidak
pernah sama sekali. Oleh karena itu dalam banyak kasus pola-pola pembelian
merupakan dasar yang sangat baik untuk melakukan segmentasi pasar.
Segmentasi berdasarkan pola konsumsi mencakup; frekuensi penggunaan
(sering sampai tidak pernah), loyalitas terhadap merek, kepemilikan produk-
produk lain.

3. Segmentasi berasarkan predisposisi konsumen


Pengetahun dan sikap konsumen terhadap suatu produk pada umumnya
bervariasi, begitu juga tentang keyakinan pada produk-produk dan merek
yang ada dipasaran serta alasan-alasan yang melatarbelakangi pembelian.
Pengetahuan dan pemahaman pembeli akan memberikan pengaruh yang
sanagt besar terhadap tindakan pembelian yang akan dilakukannya. Sejumlah
konsumen paham sekali apa yang mereka cari, pertanyaan apa yang
harus ditanyakan pada saat akan melakukan pembelian, tempat dimana
akan membeli, tempat diaman akan mendapatkan service purna jual
dan bahkan mereka juga tahu tingkat harga barang yang dibeli. Sedangkan
seorang konsumen baru sama sekali tidak mengetahui tentang hal di
atas, sehingga mereka memerlukan bantuan. Konsumen baru akan mencari
sebuah toko yang memiliki reputasi yang bagus dan pramuniaga-pramuniaga
yang dapat dipercaya mebantu, membimbing tindakan pembelian yang
akan mereka lakukan. Seorang konsumen yang telah berpengalaman
akan mempercayai pengetahuan dan keyakinan yang dimilikinya dibandingkan
dengan informasi yang diberikan oleh pramuniaga. Disamping itu keuntungan
yang akan diperoleh dengan suatu produk juga sangat bervariasi antara
kelompok yang satu dengan yang lainnya, dan hal ini dapat dijadikaan
dasar bagi penjual dalam melakukan segmentasi pasar. Zigmund dan
D’Amico (1989) menyebutnya sebagai benefits segmentation. Menurut
mereka ketika dua atau lebih pembeli membeli suatu produk yang sama
diharapkan akan mendapat keuntungan yang akan dipresepsikan oleh
mereka bervariasi. Segmentasi pasar berdasarkan predisposisi konsumen
mencakup pengetahuan tentang produk, masalah-masalah yang dihadapi
konsumen, dan keuntungan yang mungkin diperoleh dari pembelian
suatu produk.

162
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

E. MENGANALISIS PESAING
Pihak-pihak yang dapat dianggap pesaing adalah semua perusahaan
atau orang yang melakukan kegiatan yang sama dengan usaha kita,
informasi dari mereka yang perlu dicatat adalah lokasi, kualitas produk,
iklan, jumlah karyawan, cara distribusi, strategi promosi, pelayanan terhadap
pelanggan dan sebagainya. Dengan informasi ini kita dapat melakukan
analisis kekuatan dan kelemahan yang dimiliki pesaing dan kekuatan
dan kelemahan dari presepsi pelanggan, agar kita dapat melakukan strategi
untuk mengalahkan kekuatan yang dimiliki oleh pesaing.
Strategi dan tujuan pesaing merupakan informasi yang dapat diperoleh
dari laporan tahunan perusahaan, bahkan jika dibutuhkan kita dapat
melakukan kegiatan penelitian atas perusahaan pesaing untuk mengetahui
informasi yang kita butuhkan.
Cara Memperoleh Informasi dari Pesaing
a. Melalui Internet.
b. Kunjungan personal ke perusahaan pesaing
· Mengamati bagaimana para karyawan berintegrasi dengan pelanggan
· Mengamati bagaimana produk tersebut ditawarkan pada pelanggan
· Mengamati bagaimana kebijakan mengenai harga
c. Berbicara dengan pelanggan, pelajari bagaimana pendapat pelanggan
terhadap perusahaan anda dan perusahaan pesaing.
d. Pelajari iklan yang dikeluarkan oleh pesaing yaitu tentang :
· Target pasar
· Posisi pasar
· Penampilan produk
· Keuntungan yang ditawarkan
· Harga
e. Hadiri seminar atau presentase yang dilakukan pesaing anda
f. Amati pameran yang dilakukan pesaing anda secara kritis, terutama
dari sudut pandang pelanggan potensial
g. Pelajari dokumen-dokumen tertulis dari pesaing seperti:
· Publikasi bisnis secara umum
· Publikasi iklan dan pemasaran
· Jurnal ilmiah, surat kabar dan majalah

163
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

· Laporan tahunan
· Dll.
h. Buat “file” untuk masing-masing pesaing “update” data itu secara reguler

Analisis pesaing adalah memahami apa yang ada dibenak perusahaan


lain dengan cara memetakan semua ide-ide yang tersembunyi untuk
masa yang akan datang, analisis pesaing berusaha untuk memahami
perilaku pesaing untuk masa jangka panjang, kesalahan patal dalam
analisis pesaing adalah fokus yang berlebihan pada kondisi saat ini.

F. MENGELOLA PROSES PRODUKSI


1. Pengertian Produksi
Produksi adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menambah nilai
pada suatu barang. Arah kegiatan ditujukan kepada upaya-upaya pengturan
yang sifatnya dapat menambah atau menciptakan kegunaan (utility)
dari suatu barang atau mungkin juga jasa.
Untuk melaksanakan kegiatan produksi tersebut tentu saja perlu
dibuat suatu perencanaan yang menyangkut apa yang akan diproduksi,
berapa anggarannya, dan bagaimana pengendalian/pengawasannya.
Bahkan harus pula difikirkan, kemana hasil produksi akan didistribusikan,
karena pendistribusian dalam bentuk penjualan hasil produksi pada akhirnya
merupakan penunjang untuk kelanjutan produksi.
Pada hakikatnya, kegiatan produksi akan dapat dilaksanakan bila
tersedia faktor-faktor produksi, antara lain yang paling pokok adalah
berupa man (orang/tenaga kerja) money (uang/dana), material (bahan-
bahan), baik bahan baku maupun bahan pembantu), dan methode (metode).
Kegiatan produksi tersebut secara garis besarnya dapat digambarkan
sebagai berikut.

Digunakan dalam Manager


Faktor-faktor Produksi Kegiatan Produksi Penelitian

Keterangan:
Money (uang) adalah meliputi sejumlah uang dan barang modal yang

164
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

dibeli dengan uang tersebut. Barang modal antara lain dapat berupa peralatan,
mesin, pabrik dan sebagainya. Berikut ini adalah beberapa contoh kegiatan
produksi.
1). Proses produksi kapas menjadi benang (dalam pembuatan benang,
selain digunakan kapas digunakan pula bahan pembantu lain seperti
lilin, obat pemutih, obat pewarna, dan sebagainya).
2). Proses produksi benang menjadi kain(dalam pembuatan kain, selain
benang digunakan pula bahan pembantu seperti minyak, kanji, obat,
pewarna, dan sebagainya).
3). Proses produksi kain menjadi pakaian (dalam pembuatan pakaian,
selain kain sebagai bahan baku utama digunakan pula bahan lain
seperti kancing, benang, resleting, kain keras, kain furing, dan sebagainya).

2. Proses Produksi
Proses produksi sebagai kegiatan pembuatan, pengubahan, dan penciptaan
untuk meningkatkan nilai suatu barang merupakan kegiatan yang perlu
dikelola secara efesien. Sifat proses produksi adalah mengolah, yaitu mengolah
bahan baku dan bahan pembantu secara manual atau dengan menggunakan
peralatan sehingga menghasilkan suatu produk yang nilainya lebih dari
barang semula.

a. Proses Produksi Terus-Menerus dan Berselingan


Proses produksi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu proses produksi
terus-menerus dan proses produksi berselingan.
1). Proses produksi terus-menerus (continuous proces of production)
Proses produksi terus-menerus adalah suatu proses produksi yang
bahan baku untuk produksinya mengalir secara berurutan melalui
beberapa tahap pengerjaan sampai akhirnya menjadi barang jadi.
Contoh:
Pembuatan suatu produk x

Bahan Proses Proses Proses Hasil/


Baku 1 2 3 barang jadi

165
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

2). Proses produksi berselingan


Proses produksi berselingan adalah proses produksi yang terputus-
putus, dimana proses produksi tidak dilakukan secara berurutan

b. Tata Letak Mesin


Dalam suatu perusahaan yang melakukan proses produksi ternyata
bukan hanya lokasi pabrik saja yang menjamin kesuksesan operasi, tetapi
tata letak mesin (plant lay out) memegang peranan penting selain faktor
keterampilan seperti keterampilan operator, teknik dan sebagainya.
Tata letak mesin disesuaikan dengan kebutuhan dan keserasian produksi
meliputi kelancaran arus bahan baku pabrik penyimpanan, urutan dan
cara pengerjaan sampai menjadi produk akhir. Dalam hal ini perlu diper-
hatikan keselamatan kerja, efektivitas kerja, kesehatan kerja, kenyamanan
kerja, dan kemungkinan perluasan pabrik. Pola tata letak mesin dipengaruhi
oleh sifat produksi, urutan proses produksi, macam hasil produksi, perlengkapan
dan alat yang di gunakan.

3. Produk satuan, massa, seri, dan Pesanan


Pada dasarnya terdapat empat macam sifat produk antara lain:
1). Produk satuan
Produk satuan yaitu pembuatan suatu barang yang dibuat secara
khusus, biasanya ditujukan untuk kepentingan perseorangan karena
pesanan atau pihak produsen sengaja membuat khusus. Misalnya
sebuah “butik” yang hanya merancang dan membuat satu model
baju saja, hal tersebut sengaja dibuat untuk menarik perhatian pembeli
tertentu atau karena pesanan pelanggan.
2). Produk massa
Produk massa yaitu pembuatan barang dalam jumlah besar (massa/
massal), biasanya produksi untuk kepentingan umum (orang banyak).
Misalnya minyak, gula, tepung, kain dan sebagainya
3). Produk seri
Pada dasarnya dua macam sifat produk seri yaitu satuan seri berprinsip
produksi satuan dan produksi massal. Satuan seri pada prinsipnya
adalah produk satuan, tetapi karena permintaan maka produksi dilakukan

166
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

dalam satu seri produk yang sama. Jadi, pembuatan produk satuan
seri dilakukan berdasarkan strandard satuan. Sedangkan massa seri
pada prinsipnya adalah produk massa tetapi berseri. Dalam produksinya
untuk setiap jenis atau tipe produk dibuat secara massa dan berseri,
dilakukan berdasarkan standard produk massa. Contohnya produk
TV, produk motor, produk mobil dan sebagainya.
4). Produk pesanan
Produk pesanan adalah kegiatan produksi yang dilakukan berdasarkan
pesanan dari pelanggan. Hasil produksi pesanan yang disebut sebagai
produk pesanan. Produk pesanan dapat berupa pesanan satuan, satuan
seri,massa maupun massa seri.

G. MENGELOLA ADMINISTRASI KANTOR


1. Administrasi Kantor
Sebelum mengatur administrasi kantor, sebaiknya kita mengetahui
terlebih dahulu tentang pengertian administrasi itu apa? Administrasi
adalah aktivitas-aktivitas kelompok yang bekerja sama untuk mencapai
tujuan. Jadi, disini harus ada faktor-faktor:
a. Adanya kelompok orang
b. Adanya kerja sama,
c. Adanya tujuan yang diharapkan

Sedangkan yang dimaksud dengan kantor adalah setiap tempat dimana


biasanya pekerjaan kantor dilakukan. Dengan kata lain kantor adalah
tempat dimana pekerjaan tata usaha dilakukan. Mengapa administrasi
kantor itu perlu diatur sedemikian rupa? Administrasi kantor diatur sebaik-
baiknya dengan tujuan berikut.
a. Memberikan kepuasan kepada apara pelanggan atau konsumen.
b. Memberikan pekerjaan tata usaha secara tertib dan cermat.
c. Membantu perusahaan memelihara saingan.

Adapun cara mengatur administrasi kantor adalah sebagai berikut:


a. Memilih dan menempatkan alat-alat perkantoran secara baik dan
tertib.

167
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

b. Menyusun dan mengatur warkat-warkat.


c. Merinci dan membeli administrasi kantor dan perlengkapan lainnya.
d. Mengatur tata ruang kantor berikut alat-alat admnistrasinya.
e. Mengatur pesanan barang, faktor-faktor, berkas katalog, dan daftar
harga.

Sebenarnya mengatur administrasi kantor perusahaan merupakan


fungsi dalam organisasi perusahaan yang bertanggung jawab dalam
proses dan operasi pekerjaan administrasi kantor. Adapun pengaturan
admnistrasi kantor, diantaranya sebagai berikut:
a. Pengaturan catatan warkat-warkat.
b. Pengaturan catatan para pelanggan
c. Pengaturan catatan personalia.
d. Pengaturan catatan pemasaran dan penjualan produk.
e. Pengaturan catatan mesin-mesin dan peralatan kantor.
f. Pengaturan catatan inventaris barang-barang dagangan.

Dengan kata lain pengaturan administrasi kantor adalah sebagai


berikut:
a. Penyimpanan, pemeliharaan, dan pengembangan informasi.
b. Penyediaan dan pemeliharaan sarana kantor
c. Penggunaan pengaturan dan pengarsipan dokumen-dokumen administrasi
kantor.

2. Melayani Pelanggan
Melayani pelanggan bukan oleh kepuasan barang dagangan yang
dibelinya, tetapi prinsip yang paling mendasar adalah dengan keadaan
kantor yang layak dan harmonis sehingga dapat memuaskan para pelanggan.
Cara mengatur keterlaksanaan kantor perdagangan yang baik
adalah sebagai berikut:
1). Tata ruang kantor disusun sedemikian ruap agar pelanggan merasa
betah dan puas.
2). Kantor perdagangan harus bersih, nyaman dan tertib.

168
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

3). Kantor perdagangan harus punya ventilasi udara, ruang WC, ruangan
tamu, ruangan arsip, ruangan khusus, gudang, ruangan administrasi,
ruangan pesawat telepon untuk umum dan sebagainya.

H. PENGENALAN ANALISIS SWOT


Secara konvensional, perencanaan usaha didahului oleh analisis
mengenai kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity),
dan ancaman (threat) yang dihadapi oleh perusahaan. Analisis perencanaan
usaha di lakukan untuk mengenai tingkat kesiapan keseluruhan fungsi
perusahaan yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

1. Proses perencanaan usaha


Adapun proses perencanaan usaha secara sistematis meliputi 8
(delapan) langkah, sebagai berikut:
1). Menentukan tujuan
Menentukan tujuan usaha yang akan dijalankan sangatlah penting.
Disini seorang wirausahawan perlu mengumpulkan data, fakta dan
informasi mengenai situasi lingkungan perusahan yang akan dijalankan
(ekstern).
2). Mengumpulkan data, fakta, dan informasi
Seorang wirausahawan perlu mengumpulkan data, fakta dan informasi
mengenai situasi serta kondisi di dalam perusahaan (intern) sendiri.
3). Pembahasan data fakta dan informasi
Mengadakan pembahasan data, fakta dan informasi dari langkah a
dan b untuk mencari peluang (opportunity), mengenali ancaman
(threat) serta mengetahui kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness)
dalam mengambil langkah tentang kegiatan usaha yang akan datang.
4). Merumuskan sasaran usaha
Seorang wiraswastawan perlu merumuskan sasaran usaha secara
tegas, tepat dan bertanggung jawab.
5). Merumuskan berbagai macam alternatif
Disini seorang wiraswastawan perlu merumuskan berbagai macam
alternatif dan harus memilih alternatif yang terbaik, yang dapat ditempuh
untuk merealisasikan sasaran usaha.

169
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

6). Merumuskan rencana strategis


Seorang wiraswastawan perlu merumuskan rencana strategis jangka
panjang usaha.
7). Merumuskan rencana taktis
Selanjutnya seorang wirausahawan merumuskan rencana taktis jangka
pendek usaha.
8). Menyusun anggaran

Pada langkah selanjutnya, seorang wiraswastawan dianalisis dengan


menggunakan istilah SWOT, singkatan dari: S : Strength, artinya kekuatan,
W : Weakness, artinya kelemahan, O : Opportunity, artinya peluang, dan
T : Threat, artinya ancaman
Dengan adanya analisis SWOT seorang wiraswastawan akan cepat
mengetahui peta kongkret tentang keberadaan dan peluangnya, begitu
pla ancmannya. Jadi, dengan analisis SWOT, perusahaan yang dikelola
seorang wiraswastawan akan menyiapkan jalan keluarnya secara rasional,
tegas dan tugas di dalam menghadapinya. Begitu pula dengan informasi
dari luar perusahaan dan dari dalam perusahaan, seorang wiraswastawan
yang bersangkutan akan dapat mengetahui:
1). Adakah kekuatan (strength) yang dapat mendukung kekuatan untuk
mencapai sasaran usaha?
2). Apa kelemahan (weakness) yang membatasi atau menghambat kemampuan
dalam mencapai sasaran usaha?
3). Dimanakah peluang usaha tesebut (opportunity)?
4). Apa saja yang dapat mengamcam dan membahayakan kegiatan usaha
(threat)?

Apabila seorang wiraswastawan akan memanfaatkan analisis SWOT


di dalam usahanya maka pergunakanlah:
1). S (strength); kekuatan dan pupuklah atau bina terus usahanya
2). W (weakness); tempuhlah segala daya upaya untuk dapat mengatasi
masalah kelemahan dalam usahanya.
3). O (Opportunity); manfaatkanlah segala peluang seluas-luasnya.
4). T (Threat); waspada dan berjaga-jaga terhadap ancaman dari para
pesaing usahanya.

170
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Berhubung tingkat kesiapan fungsi ditentukan oleh tingkat persiapan


masing-masing yang terlibat maka analisis SWOT dilakukan terhadap
keseluruhan faktor dalam setiap fungsi, baik faktor internal maupun
ekstenal. Tiap persiapan minimal yang dapat memenuhi ukuran kesiapan
yang diperlukan untuk mencapai sasaran, dinyatakan sebagai:
1). Kekuatan (strength) bagi faktor internal
2). Peluang (opportunity) sebagi faktor eksternal

Sedangkan tingkat kesiapan yang kurang memadai, artinya tidak


memenuhi ukuran kesiapan, dinyatakan sebagai:
1). Kelemahan (weakness) bagi faktor internal
2). Ancaman (threat) bagi faktor eksternal.

Baik kelemahan (weakness) maupun ancaman (threat) sebagai faktor


yang memiliki tingkat kesiapan kurang memadai, merupakan persoalan.
Dari hasil analisis SWOT, kemudian dipilih langkah-langkah pemecahan
dalam berbagai persoalan, yaitu tindakan yang diperlukan untuk mengubah
fungsi-fungsi yang tidak siap agar menjadi fungsi-fungsi yang siap.
Selama masih ada persoalan maka sasaran yang sudah ditetapkan
perusahaan tidak akan tercapai. Oleh karena itu, agar sasaran usahanya
tercapai maka perlu dilakukan berbagai tindakan yang mampu mengubah
ketidaksiapan menjadi kesiapan fungsi. Tindakan yang dimaksud tersebut
lazimnya disebut langkah-langkah pemecahan persoalan yang hakikatnya
merupakan tindakan mengatasi makna kelemahan (weakness) atau
ancaman (threat).
Hal ini dilakukan agar menjadi kekuatan (strength) atau peluang
(opportunity) dengan memanfaatkan adanya satu atau lebih faktor yang
bermakna kekuatan (strength) atau peluang (opportunity).

2. Faktor-faktor yang di kaji dalam analisis SWOT


Analisis SWOT merupakan alat analisis dasar untuk merumuskan
suatu strategi usaha. berdasarkan kegiatan faktor internal yang ada di
dalam perusahaan dan faktor eksternal yang ada di luar perusahaan, di
dalam analisis SWOT, faktor-faktor yang dikaji didasarkan atas matriks
yang dibuat oleh Boston Consulting Group (BCG) sebagai berikut:

171
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

1). Faktor Internal


Faktor internal tediri atas advertensi, jenis jasa. Pelayanan konsumen,
distribusi, kekuatan finansial, kekuatan manajemen, citra perusahaan,
pangsa pasar, pengembangan, jasa baru, kualitas produk, pemasaran,
penjualan, pelayanan purnaljual, tenaga penjualan dan sebagainya.
2). Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang dikaji terdiri atas tingkat penjualan musiman,
faktor demografis, faktor lingkungan, teknologis, profitabilitas, regulasi,
ketersediaan sumber, politik sosial budaya, konsentrasi pasar, hambatan-
hambatan usaha dan sebagainya.

172
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

BAB IX

ASPEK-ASPEK PERENCANAAN USAHA

A. TUJUAN DAN SASARAN USAHA

T
ujuan usaha merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasil-
kan perusahaan yang bersangkutan. Tujuan usaha adalah
target yang bersifat kuantitatif dan pencapaian target tersebut
merupakan ukuran keberhasilan kinerja perusahaan. Tujuan usaha pada
dasarnya untuk jangka panjang dengan tugas yang harus diselesaikan
selama waktu itu, dan akan mengarahkan kinerja perusahaan.
Karena pentingnya konsistensi tehadap tujuan, maka perumusan
visi dan misi perusahaan harus dilakukan dengan serius. Visi dan misi
perusahaan harus dirumuskan sependek mungkin dengan spesifikasi
yang jelas sehingga setiap orang akan selalu mengingatnya. Dengan meng-
ingat selalu pada perusahaan maka segala kegiatan selalu berorientasi
pada tujuan.
Seorang wirausaha harus dapat memecah tujuan utama perusahaannya
menjadi tujuan-tujuan yang lebih kecil yang disebut sasaran. Secara lebih
rinci, seorang wirausahawan menetapkan tujuan perusahaan di dalam
perencanaan usahanya sebagai berikut:
1. Untuk mencapai keberhasilan di dalam usaha
2. Mengatur dan membentuk kerja sama dengan perusahaan lain
3. Berguna untuk melakukan merger dengan perusahaan lain
4. Mengundang orang-orang yang mempunyai keahlian untuk kerja
sama.
5. Menjamin adanya fokus tujuan dari berbagai personil yang ada di
dalam perusahaan.

173
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Sebagai simpulannya tujuan perusahaan merupakan penjabaran


visi dan misi dan tujuan perusahaan yang tidak realistis, sangat sulit
bahkan tidak mungkin tercapai.
Untuk merealisasikan ide usaha atau perencanaan perusahaan,
diperlukan konsep usaha dan sasaran-sasaran usaha yang akan dicapai.
Penentuan sasaran dan strategi yang dilakukan seorang wirusahawan
selalu memperhatikan kebutuhan fungsional, kemampuan, kesempatan,
dan sebagainya. Secara konvensional, sasaran perusahaan harus didahului
oleh adanya analisis mengenai kekuatan (strenght), kelemahan (weakness),
peluang (opportunity), dan ancaman (threat) yang dihadapinya.
Sedangkan yang dimaksud dengan sasaran perusahaan adalah penjabaran
dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dihasilkan oleh perushaan dalam
jangka waktu tertentu. Agar sasaran dapat dicapai dengan efektif dan
efesien maka sasaran perusahaan harus dibuat secara spesifik, terukur,
jelas kriterianya, dan disertai indikator-indikator yang lebih rinci. Sasaran
perusahaan mungkin dapat dirumuskan uintuk mencapai pertumbuhan
pelan-pelan ataukah pertumbuhan yang cepat untuk keuntungan sesaat.
Untuk memudahkan dalam menentukan sasaran usaha, sebaiknya
perusahaan memilih hal-hal sebagai berikut:
a. Kemampuan menghasilkan laba
laba bersih yang akan dicapai setelah biaya-biaya dan pajak, harus
tumbuh melebihi indeks biaya hidup. Kalau tidak demikian, maka wira-
usahawan akan ketinggalan dalam usahanya.
b. Kedudukan pasar
Apa yang diinginkan perusahaan mengenai kedudukan di pasar?
Apa perusahaan ingin menjadi salah satu perushaan yang besar? Apa
perushaan ingin menjadi pengikut saja dengan pangsa pasar minoritas?
c. Sumber daya manusia
Apakah sikap pengetahuan dan keterampilan wirausahawan akan
ditingkatkan sesuai tuntutan zaman?
d. Pengembangan usaha
Seorang wirausahawan yang mengelola usahanya, perlu meningkatkan:
- Penjualan
- Penetrasi pasar

174
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

- Laba
- Aset
- Unit usaha
- Organisasi kerja
e. Sumber daya keuangan
Tingkat efesiensi mana yang akan dicapai? Margin bersih berapa yang
diinginkan? Laba investasi berapa dana yang dibutuhkan dalam investasi?
Berapa dana yang dibutuhkan dalam operasi usaha?
f. Sarana kerja
Sarana kerja, semakin lama dipakai akan semakin rusak dan usang.
Dalam hal ini, apakah sarana harus diganti? Apakah sarana perlu
diperbaiki?
g. Tanggung jawab sosial
Apakah berwirausaha itu semata-mata demi mencari keuntungan?
Apakah seorang wirausahawan ingin diterima oleh masyarakat
sekitarnya?

Selanjutnya seorang wirausahawan di dalam merencakan usaha


yang akan dibuatnya harus didahului oleh analisis SWOT, yaitu mengenai
kekuatan (strenght), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan
ancaman atau bahayanya (threat), yang akan dihadapi oleh perusahaan.
Analisis SWOT adalah salah satu cara untuk menguji gagasan usaha,
seperti hal berikut ini:
- Kekuatan adalah hal-hal yang mempunyai pengaruh positif terhadap
usaha. Misalnya, kita mempunyai produk yang lebih baik dari produk
pesaing, lokasi kita lebih baik atau karyawannya lebih terampil.
- Kelemahan (weakness) adalah hal-hal yang tidak baik didalam usaha.
Misalnya, harga produk kita lebih mahal dari harga produk pesaing,
kita tidak mempunyai cukup uang untuk memasang iklan sebanyak
yang kita inginkan atau kita tidak dapat menawarkan pelbagai pelayanan
yang sama dengan para pesaing.
- Kesempatan (opportunity) adalah hal-hal yang ada di masyarakat
sekitar kita, yang mempunyai pengaruh yang positif terhadap usaha
kita. Misalnya, produk anda menjadi lebih terkenal, tidak ada toko

175
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

yang lebih baik di sekitar usaha kita, atau jumlah pelanggan yang potensial
akan meningkatya karena banyak usaha baru yang pindah ke daerah
kita.
- Ancaman (threat) adalah hal-hal yang ada di masyarakat di sekitar
kita, yang mempunyai pengaruh negatif terhadap usaha kita. Misalnya,
adanya perusahaan lain di sekitar kita yang membuat produk yang
sama dengan produk kita, pajak penjualan naik sengingga mengakibatkan
harga produk kita akan naik atau kita tidak tahu berapa lama produk
kita akan tetap terkenal di pasaran. Apabila kita telah mengerjakan
analisa SWOT maka kita akan mampu mengevaluasi gagasan usaha
dan memutuskan untuk memulai usaha.

B. BENTUK-BENTUK BADAN USAHA


Bentuk-bentuk usaha yang dapat dijalankan setiap perusahaan, baik
yang besar maupun yang kecil selalu bermuara untuk mencapai tujuan.
Sebetulnya untuk memulai berwirausaha sangatlah mudah sekali, akan
tetapi untuk menetapkan jenis usaha yang paling cocok dan menguntungkan
sangatlah sulit sekali. Kadang-kadang ada pengelola usaha yang baru,
menderita suatu kerugian karena tidak tepatnya dalam menentukan bentuk
usaha yang akan dilaksanakan. Beberapa bentuk-bentuk usaha yang
dapat dilaksanakan antara lain:
a. Jenis usaha perbengkelan
b. Jenis usaha keteknikan
c. Jenis usaha perindustrian
d. Jenis usaha perniagaan
e. Jenis usaha perhotelan
f. Jenis usaha perjalanan wisata
g. Jenis usaha hiburan
h. Jenis usaha kesehatan
i. Jenis usaha peransurasian
j. Jenis usaha pertokoan
k. Jenis usaha restoran
l. Jenis usaha kerajinan tangan
m. Jenis usaha pertamanan
n. Jenis usaha pertanian

176
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

o. Jenis usaha perikanan


p. Jenis usaha perkebunan
q. Dan sebagainya

Jika sudah mengetahui jenis-jenis usaha, maka tugas selanjutnya


yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan adalah:
1. Jenis usaha yang sesuai dengan hasrat dan minat
2. Jenis usaha yang benar-benar akan membawa suatu keuntungan
3. Jenis usaha yang mudah mengurus dan mengerjakannya
4. Jenis usaha yang mudah pemeliharaannya
5. Jenis usaha yang mudah memasarkan hasil produksinya
6. Jenis usaha yang disenangi dan dibutuhkan konsumen
7. Jenis usaha yang bahan bakunya mudah didapat
8. Jensi usaha yang mendapat dukungan dan perlindungan pemerintah.

C. STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA


Organisasi yang baik dan berjalan sesuai dengan fungsinya, merupakan
dambaan setiap pengurus dan anggotanya. Pengertian organisasi adalah
suatu struktur hubungan untuk menyelesaikan pekerjaan. Stuktur organisasi
yang telah dikembangkan harus membantu suatu usaha untuk mencapai
tujuan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Untuk menentukan struktur organisasi, biasanya dilandaskan kepada
penggunaan dan pengembangan kewenangan-kewenangan sebagai
berikut:
1. Kewenangan line (line authority)
2. Kewenangan staf (staf authority)
3. Kewenangan fungsional (functional authority)

Selanjutnya berdasarkan jenis kewenangan tersebut, maka bentuk


atau jenis organisasi sebuah usaha dapat berupa:
1. Organisasi lini
Dalam organisasi lini atau garis, kekuasaan berjalan secara langsung
dari atasan ke bawahan, sedangkan perintah datang dari atasan kepada
bawahan secara langsung. Bentuk organisasi lini lebih tepat jika digunakan

177
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

dalam sebuah perusahaan kecil yang jumlah pegawainya sedikit,


yang tingkat keahliannya belum terlalu tinggi. Beberapa keuntungan
organisasi lini antara lain:
1) Kesatuan pimpinan terjamin karena ada ddalam satu komando;
2) Koordinasi relatif mudah dilaksanakan;
3) Proses pengambilan keputusan dan instruksi-instruksi akan berjalan
cepat dan tidak bertele-tele;
4) Pengendalian relatif mudah dilaksanakan;
5) Rasa solideritas pegawai pada umumnya tinggi.

sedangkan dari organisasi lini antara lain adalah:


1) Tujuan pribadi pimpinan seringkali sulit dibedakan dengan tujuan
organisasi
2) Pimpinan seringkali menjadi otoriter
3) Kesempatan pegawai untuk berkembang terbatas sebab kewenangan
untuk merencanakan, mengomando, dan melaksanakan pengen-
dalian sepenuhnya ada pada pimpinan.
4) Organisasi perusahaan terlalu tergantung pada pimpinan.

Bentuk Sturuktur Organisasi Lini

Direktur

Manajer Manajer Manajer


Pembelian Penjualan Keuangan

Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja


A B C D E F

2. Organisasi lini dan staf


Dalam sistem ini pemusatan kekuasaan dari atas ke bawah tetap ada,
tetapi untuk melancarkan tugas yang diperintahkan dari atasan ke

178
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

bawah dibantu oleh staf. Peran staf disini berupa saran-saran, pertimbangan
dalam mengambil kebijaksanaan, atau membuat keputusan. Sistem
ini dipakai orang untuk perusahaan besar yang karyawannya banyak.

Direktur

Staf

Manajer Manajer Manajer


Pembelian Penjualan Keuangan

Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit

3. Organisasi fungsional
Dalam sistem ini terdapat pembagian kerja berdasarkan spesialisasi.
Pimpinan melimpahkan wewenangnya kepada manager, kemudian
manager menugaskan kepada tenaga ahli fungsional masing-masing.
Dengan demikian para pekerja bertanggung jawab kepada manajer,
sedangkan manajer bertanggung jawab kepada pimpinan.

Direktur

Direktur Direktur Direktur Direktur


Umum Keuangan Produksi Penjualan

Pegawai / Karyawan

4. Organisasi lini, staf dan fungsional.


Sistem organisasi ini merupakan gabungan dari bermacam-macam
sistem organisasi. Dengan memakai sistem gabungan dimungkinkan
yang menguntungkan dipakai, sedangkan yang merugikan ditinggalkan.

179
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Direktur

Staf

Direktur Direktur Direktur Direktur


Umum Keuangan Produksi Penjualan

Pegawai / Karyawan

Di bawah ini adalah contoh bentuk struktur organisasi sederhana dalam


kegiatan bisnis. Kedudukan bagian penjual dalam sebuah kegiatan
bisnis dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:

Direktur

Divisi Divisi Divisi Divisi


Penjualan Keuangan Produksi Personalia

Dari bagan tersebut dapat dilihat, bahwa kegiatan penjualan mempunyai


kedudukan yang sejajar dengan bagian-bagian lainnya seperti produksi,
distribusi, keuangan dan sebagainya. Hal tersebut menandakan betapa
pentingnya posisi penjualan dalam sebuah bisnis. Dari sturuktur organisasi
tersebut dapat dikembangkan lagi struktur organisasi bagian/divisi/departemen
penjualan. Secara struktur organisasi divisi penjualan dibagi menjadi tiga,
bila dilihat dari cara pembagian kelompok kerjanya, yaitu: berdasarkan
permasalahan (subjek), jenis konsumen, dan daerah penjualan (geografis).

180
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

D. PRODUK DAN JASA


1. Produk
Sebelum menentukan produk yang akan dipasarkan terlebih dahulu
kita harus memahami apa yang dimaksud dengan produk. Hal ini bertujuan
untuk mempermudah dalam proses pemilihan jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan dan dapat mengantisipasi kemungkinan resiko kegagalan
dalam berusaha.
Kebutuhan manusia akang produk (barang) melalui proses produksi
atau perantaraan. Proses produksi ini dimaksudkan untuk meningkatkan
nilai dan faedahnya lebih berguna bagi kehidupan manusia dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Yang dimaksud dengan produksi menurut Chaniago
adalah sebagai “segala kegiatan yang mempertinggi faedah barang baik
secara langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan
manusia”.
Dari pengertian di atas, jelas bahwa kegiatan produksi bukan hanya
merubah atau mengolah dari bahan baku samapai barang jadi. Tetapi
mengandung arti yang lebih mendalam meliputi segala kegiatan yang
dapat mempertinggi nilai dan faedah suatu barang. Kegiatan-kegiatan
yang dapat mempertinggi nilai barang tersebut antara lain: pemberian
bungkusan, pemberian merek, distribusi, penyimanan, penggunaan tenaga
kerja dan penggunaan jasa peralatan sehingga barang tersebut dapat diukur
dengan sejumlah uang atau harga. Dari segala kegiatan tersebut dapat
dihasilkan suatu bentuk kebutuhan manusia yang dinamakan produk.
Dengan demikian apa yang dimaksud dengan produk?
Menurut W.J. Stanton “Produk adalah seperangkat atribut baik ber-
wujud maupun tidak berwujud termasuk di dalamnya masalah pembung-
kusan, warna, harga, nama baik perusahaan (pabrik), nama baik pengecer
dan pelayanan perusahaan dan pelayanan pengecer yang diterima oleh
pembeli guna memuaskan keinginannya.
Sedangkan menurut Basu Swastha memberi pengertian produk
sebagai berikut: produk adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba
maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkusan, warna, harga, prestise
perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan peengecer, yang
diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginannya atau kebutuhannya.

181
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Dari kedua pendapat di atas, ternyata produk tidak hanya berwujud


fisik saja tetapi juga terdiri dari atribut (komponen) yang menjadi satu
kesatuan yang di dalamnya termasuk pelayanan, goodwill dan tenaga
kerja, berarti secar konseptual produk itu meliputi: barang, kemasan
(pembungkus), merek, pelayanan, harga dan jaminan.
Dari penjelasan di atas kita dapat memahami ternyata produk itu
terdiri dari berbagai atribut dan melalui proses yang cukup rumit. Dalam
menentukan produk yang akan dipasarkan banyak faktor yang harus
dipertimbangkan karena tujuan akhir produk yang dihasilkan adalah keputusan
konsumen yang sifatnya kompleks.
Beberapa faktor yang perlu dianalisis dalam pemilihan produk antara
lain:
1) Kualitas setiap barang
2) Bentuk/model
3) Ukuran
4) Kemasan
5) Merek
6) Layanan, dll

2. Jasa
Jasa adalah produk tidak nyata atau tidak dapat dilihat, tetapi hanya
dapat dirasakan sewaktu dikonsumsi. Jasa meliputi segala bentuk hasil
kegiatan produksi yang ditawarkan untuk konsumsi pihak lain. Jasa
dapat berkaitan atau tidak berkaitan ddengan produk fisik.

a) Karakteristik jasa
Berikut ini beberapa karakteristik jasa :
1) Intangible, sifat jasa yang tidak bersifat fisik (walau dapat berkaitan
dengan produk fisik) sehingga tidak dapat dilihat atau dirasakan
sebelum dibeli. Oleh karena itu, untuk memperoleh keyakinan dan
jaminan kualitas jasa yang akan dibeli, konsumen memerlukan beberapa
pedoman atau faktor fisik yang dapat dilihat. Misalnya gedung, seragam
karyawan,perlengkapan kantor, peralatan komputer, simbol, dan
harga.

182
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

2) Insparable, adalah sifat jasa yang tidak dapat dipisahkan antara


proses produksidan konsumsi sehingga intteraksi antara produsen
dan konsumen sangat menentukan. Pada kasus tertentu keterlibatan
konsumen menentukan kualitas produk yang akan dibeli,misalnya
jasa konsultasi. Juga sulit dipisahkan antara jasa dengan produsennya
sehingga misalnya produsen jasa digantikan oleh orang lain akan
mengecewakan konsumen (misalnya jasa penyanyi).
3) Variable. Adalah sifat jasa yang mempunyai berbagai variasi bentuk,
kualitas dan jenisnya tergantung dari siapa, kapan dan dimana produk
tersebut dihasilkan. Pengendalian keragaman kualitas jasa tersebut
diperlukan tiga hal, yaitu pemilihan personel, standarisasi proses
operasional, dan pemantauan kepuasan konsumen.
4) Perishable, adalah sifat jasa yang mudah rusak, atau hilang karena
ketidakmampuannya untuk disimpan. Jasa akan segera rusak apabila
tidak segera dikonsumsi. Jasa tidak dapat disimpan apabila tidak dapat
dijual atau disimpan untuk penjualan kemudian. Misalnya kursi-kursi
pada pesawat terbang yang tidak laku tidak akan dapat dijual untuk
penerbangan berikutnya. Pesawat akan tetap terbang meski sebagian
dari kursinya kosong.

b) Klasifikasi jasa
Jasa dapat dibedakan dalam beberapa kriteria. Meskipun demikian,
penggolongan ini tidak saling meniadakan, artinya, jasa yang masuk
dalam kategori tertentu dapat juga termasuk pada golongan jasa yang
lain.dasar klasifiksai jasa meliputi :
a) Tingkat keterlibatan dengan produk fisik
b) Tingkat keterampilan produsen jasa,,
c) Tingkat keterlibatan tenaga kerja mengasilkan jasa,
d) Kontak produsen dengan pelanggan pada proses produksi jasa, dan
e) Tingkat pengaturan bisnis jasa.

c) Kualitas jasa
Salah satu cara utama membedakan perusahaan jasa adalah memberikan
dengan kualitas yang lebih tinggi dari pesaing secara konsisten. Kuncinya
memenuhi atau melebihi ekspektasi kualitas jasa pelanggan sasaran.pelanggan

183
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

dibentuk oleh pengalaman lalunya, pembicaraan dari mult ke mulut promosi


yang dilakukan oleh perusahaan jasa. Pelanggan memilih penyedia ber-
dasarkan hal ini, dan setelah menerima jasa itu, mereka membandingkan
jasa dengan jasa yang diharapkan. Jika jasa yang dialami terletak di bawah
jasa yang diharapkan, pelanggan tidak berminat lagi pada penyedia. Jika
jasa yang memenuhi atau melebihi harapan mereka akan menggunakan
penyedia jasa itu lagi.

E. PENGELOLAAN PERSEDIAAN
Persediaan adalah cadangan bahan baku yang belum digunakan.
Pesediaan harus disediakan dalam jumlah “cukup”, artinya jumlah yang
tidak berlebihan. Karena apabila persediaan yang berlebih, akan menimbulkan
beban biaya modal dan resiko penyimpanan. Begitu pula apabila persediaan
terlalu sedikit akan menimbulkan masalah yaitu tidak berjalannya proses
produksi, karena terhambatnya bahan baku. Persediaan yang cukup
dapat memenuhi kebutuhan produksi berikut mengantisipasi bila terjadi
hambatan pesediaan karena sesuatu hal.
Secara umum proses pengelolaan bahan baku terdiri dari dua proses
yaitu :
1. Proses pemesanan
Proses pemesanan akan menimbulkan biaya. Biaya yang dimungkinkan
timbul karena proses penyimpanan adalah :
· Biaya persiapan pemesanan.
· Biaya pengriman pemesana seperti surat, perangko, telepon, biaya
pengiriman dan sejenisnya.
· Biaya penerimaan barang seperti baya bongkar, biaya pemeriksaan,
dan sebagainya.
· Biaya proses pembayaran seperti biaya materai, biaya transfer,
dan sebainya.
2. Proses penyimpanan
Biaya-biaya yang mungkin timbul dari proses penyimpanan diantaranya:
· Biaya sewa gudang
· Biaya pemeliharaan selama disimpan

184
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

· Biaya asuransi
· Biaya modal (cost of capital), karena selama persediaan disimpan
uang tidak dapat diputar.

Disamping memperhatikan jumlah persediaan optimal, pengelola


usaha harus menilai berapa perputaran persediaan. Fungsi penilaian hal
itu adalah untuk menentukan jumlah persediaan yang tepat sekaligus
menilai apakah kegiatan pemasokkan pesediaan dilakukan dengan wajar.
Semua itu dilakukan untuk menghindari pengeluaran biaya yang tidak
perlu.
Tingkat perputaran dihitung dengan membandingkan penjualan
bersih selama satu tahun dengan persediaan rata-rata. Persediaan rata-
rata dihitung dengan menambahkan persediaan awal tahun dan akhir
tahun kemudian dibagi dua. Contoh, PT. Rizeva mempunyai kondisi pen-
jualan berikut ini ;
- Penjualan bersih............................ Rp. 2.000.000.-
- Persediaan awal tahun................... Rp. 600.000.-
- Persediaan akhir tahun.................. Rp. 400.000.-
Maka persediaan rata-rata adalah :

Persediaan rata-rata : 600.000 + 400.000


2
:Rp. 500.000.-
Sehingga perputaran barang :
2.000.000
: 4 kali dalam setahun, atau tiga bulan sekali.
500.000
simpulan yang dapat diambil adalah pengadaan persediaan sebaiknya
sekitar tiga bulan sekali.
Tingkat persediaan merupakan keputusan distribusi fisik utama
yang mempengaruhi keputusan pelanggan. Wiraniaga ingin perusahaannya
menyimpan cukup persediaan untuk dapat segera memenuhi semua
pesanan pelanggan, tetapi tidak efektif biaya jika perusahaan menyimpan
sebanyak mungkin persediaan. Biaya penyimpanan meningkat pada laju
yang semakin meningkat jika tingkat pelayananan pelanggan mendekati
100%. Perusahaan perlu mengetahui berapa peningkatan penjualan dan

185
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

laba karena menyimpan persediaan yang lebih besar dan menjanjikan


waktu pemenuhan pesanan yang lebih cepat.
Dalam keputsan persediaan perlu mengetahui kapan memesan dan
berapa banyak yang dipesan. Dengan berkurangnya persediaan, perusahaan
harus mengetahui pada tingkat persediaan brapa perlu dilakukan pesanan.
Tingkat persediaan ini disebut titik pemesanan (atau pemesanan ulang).
Titik pemesanan 20 berarti pemesanan ulang dilakukan jika persediaan
tinggal 20 unit. Titik pemesanan harus lebih tinggi jika waktu tenggang
pesanan lebih lama, tingkat pemakaian lebih tinggi, dan standar pelayan
lebih tinggi. Jika waktu tenggang pesanan dan tingkat pemakaian pelanggan
bervariasi titik pemesanan harus ditetapkan lebih tinggi sebagai persediaan
pengamanan. Titik pemesanan akhir harus menyeimbangkan antara
resiko kehabisan persediaan dan resiko kelebihan persediaan.
Keputusan lainnya adalah berapa banyak yang dipesan. Semakin
besar kuantitas pemesanan, semakin jarang pesanan harus dilakukan.
Perusahaan perlu menyeimbangkan antara biaya pemrosesan pesanan
dan biaya penyimpanan persediaan biaya pemrosesan pesanan untuk produsen
terdiri atas biaya persiapan dan biaya penggunaan mesin. Jika biaya persiapan
rendah, produsen dapat sering memproduksi penggunaan mesin. Jika
biaya persiapan rendah, produsen dapat sering memproduksi produk
tersebut, dan biaya per produksi akan cukup kontan dan sama dengan
biaya penggunaan mesin. Tetapi jika biaya persiapan tinggi produsen
dapat mengurangi biaya rata-rata dengan memproduksi lebih lama dan
menyimpan persediaan lebih banyak.
Biaya pemrosesan harus dibandingkan dengan biaya-biaya penyimpanan
persediaan. Semakin besar persediaan rata-rata yang disimpan semakin
tinggi biaya persediaan. Biaya pemyimpanan itu meliputi biaya gudang,
biaya modal pajak dan asuransi serta penyusutan dan kusangan. Biaya
penyimpanan persediaan dapat mencapai 30% dari nilai persediaan, ini
berarti manajer pemasaran yang ingin perusahaan menyimpan persediaan
perlu menunjukkan bahwa persediaan yang besar akan menghasilkan
peningkatan laba bruto yang akan melebihi peningkatan biaya penyimpanan
persediaan.

186
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

F. PROSES PRODUKSI
Produksi adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menambah nilai
pada suatu barang. Arah kegiatan ditujukan kepada upaya-upaya peng-
aturan yang sifatnya dapat menambah atau menciptakan kegunaan
(utility) dari suatu barang atau mungkin juga suatu jasa.
Berikut ini beberapa contoh kegiatan produksi seperti proses produksi
kapas menjadi benang. (dalam pembuatan benang, selain menggunakan
kapas digunakan pula bahan pembantu lain seperti lilin, obat pemutih,
obat pewarna dan sebagainya).
Pada dasarnya terdapat dua macam sifat produksi, yaitu :
1. Produksi satuan, yaitu pembuat sesuatu (barang) yang dibuat khusus,
2. Produksi massa, yaitu pembuatan barang dalam partai besar (massa/
massal), biasanya diproduksi untuk kepentingan umum (orang banyak).
 Satuan seri pada prinsipnya adalah produksi satuan. Tetapi karena
permintaan maka produksi dilakukan dalam satu seri produk
yang sama. Jadi pembuatan “produk satuan seri” dilakukan ber-
dasarkan standar satuan.
 Massa seri dilakukan berdasarkan standar produksi massa
Contoh : produk TV

Proses produk sebagai kegiatan pembentukan, pengubahan dan


penciptaan untuk meningkatkan nilai suatu barang merupakan kegiatan
yang perlu dikelola secara efisien. Sifat proses produksi adalah mengolah
yaitu mengolah bahan baku dan bahan pembantu secara manual atau
dengan menggunakan peralatan, sehingga menghasilkan suatu produk
yang nilainya lebih dari barang semula.
Dalam kenyataan, proses produksi dapat dibedakan menjadi dua
yaitu:
1. Proses produksi terus menerus adalah suatu proses produksi yang
bahan baku untuk produksinya mengalir secara berurutan mlalui beberapa
tahap pengerjaan sampai akhirnya menjadi barang jadi
Contoh :
Pembuatan suatu produk AB.
Bahan baku  proses 1  proses 2  proses 3  hasil/barang jadi

187
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

2. Proses produksi berselingan (intermittent process of production).


Proses produksi bersengan adalah proses produksi yang terputus-
putus, di mana proses produksi tidak dilakukan secara berurutan.

Untuk melaksanakan proses produksi, perlu memperhatikan masalah


intern dan masalah ekstern perusahaan. Masalah intern adalah masalah
yang datangnya dari dalam perusahaan sendiri seperti mesin-mesin, bahan
baku, tenaga kerja dan lain sebagainya.
Sedangkan masalah ektern adalah masalah yang datangnya dari
luar perusahaan seperti keadaan politik, ekonomi, resesi, deflasi, inflasi,
kebijakan pemerintah dan lain sebagainya. Jadi proses produksi adalah cara
dan teknik bagaimana sesungguhnya tentang kagiatan yang dibantu
oleh tenaga kerja, mesin, bahan baku, dan dana yang mempunyai tujuan
yaitu sesuatu hasil.
Dengan memperhatikan kapasitas dan stok akhir dari produk, maka
ddapat disusun rencana proses kegiatan produksi. Penentuan kebutuhan
akan bahan-bahan baku harus didasarkan pada jadwal proses produksi,
serta informasi mengenai kebutuhan bahan-bahan baku per unit produksi.
Dari hasil perhitungan kebutuhan akan bahan-bahan baku maka dapat
direncanakan tentang pengadaannya.
Adapun tujuan dalam merencanakan proses produksi sebagai berikut:
a. Merubah bahan baku menjadi bahan jadi atau baru
b. Mencapai suatu keuntungan
c. Menggunakan fasilitas produksi
d. Mengausai pasar tertentu
e. Melaksanakan kerja secara efektif dan efisien

Adapun langkah-langkah perencanaan proses produksi itu adalah:


a. Produk yang akan diproses
b. Bilamana kegiatan proses produksi akan dimulai
c. Berapa banyak barang yang akan diproduksi
d. Berapa jumlah dana yang akan dibutuhkan
e. Berapa banyak tenaga kerja yang diperlukan
f. Peralatan apa yang diperlukan
g. Berpa tingkat persediaan bahan baku yang akan diperlukan.

188
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

G. PENYIMPANAN PRODUK
Penyimpanan adalah fungsi bisnis/usaha yang ditemukan dalam
masing-masing rantai penyaluran barang di pasaran. Menciptakan time
utility yaitu untuk mendekatkan waktu produksi dan waktu penjualan
terakhir. Misalnya, bahan baku, bahan mentah, jadi umumnya di antara
waktu barang-barang dijual dan waktu dijual disimpan, dan akhirnya
disebarkan sampai ke tangan konsumen. Kelihatannya kegiatan sangat
sederhana sekali, tapi dalam pelaksanaan memerlukan keahlian. Masing-
masing barang mengandung sifat yang memerlukan cara penyimpanan
yang tersendiri. Maka jasa-jasa yang ditawarkan dalam kegiatan ini
dapat penghargaan yang diperhitungkan dalam harga barang-barang.
Ditinjau dari sudut ekonomi perusahaan, cara pelaksanaan kegiatan ini
memerlukan ketentuan-ketentuan administrasi dan organisasi.
Dalam proses marketing selama periode penyimpanan oleh berbagai
lembaga sering juga diadakan pengelolaan barang lebih lanjut. Kegiatan-
kegiatan penyimpanan harus ada disebabkan oleh:
1. Barang yang dihasilkan menurut musim, sedang pemakaiannya
terus-menerus contoh :beras.
2. Pemakaian hanya dalam satu musim, sedang diproduksinya sepanjang
tahun. Contoh :payung
3. Untuk menghindari atau mengatasi harga dipasaran agar tetap stabil.
Karena sifat barang (contoh, ikan dan daging lekas busuk) memerlukan
cara penyimpanan yang khusus atau alat pengangkutan yang khusus.
4. Sifat barang makin lama di simpan, nilainya naik (contoh, anggur).

Setiap terjadi proses pembelian bagi perusahaan biasanya disimpan


lebih dulu dalam gudang mungkin untuk diolah lagi atau dipilih untuk
memudahkan penjualan. Juga jangan terjadi kehabisan persediaan barang
di pasaran atau memelihara keseimbangan barang supaya tidak menge-
cewakan konsumen/pedagang eceran yang berhubungan langsung dengan
grosir. Produsen tidak dapat memenuhi permintaan grosir secara mendadak
karena meningkatnya permintaan konsumen kepada pedagang eceran,
karena produsen menghasilkan barang sudah terencana pertahun. Sepanjang
tahun produk ada bulan/hari-hari tertentu yangg menunjukkan permintaan
menurun sedangkan produksi tetap. Menimbulkan hasil produksi tersebut
harus dimasukkan di gudang, disimpan sampai ada permintaan lagi.

189
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Misalnya pada bulan Juni, Juli pasaran sepi pada bulan Agustus permintaan
telah memperlihatkan permintaan naik disebabkan para konsumen
persiapan diri menghadi hari lebaran. Sebelum menghadapi hari besar
bagi konsumen yang beragama Islam atau Kristen permintaan akan
barang kebutuhan yang diperlukan pada waktu itu biasanya meningkat,
sedang produksi tidak bertambah. Dalam hal ini peran gudang sebagai
tempat penyimpanan sangat diandalkan grosir.
Perusahaan mungkin memiliki gudang pribadi dan menyewa tempat
di gudang umum. Perusahaan memiliki pengendalian yang lebih baik
pada gudang miliknya sendiri tetapi modal mereka tertanam damn dan
kurang fleksibel jika lokasi yang diinginkan berubah. Sedangkan gudang
umum membebankan biaya atas tempat yang dewasa dan memberikan
pelayanan tambahan (dengan biaya tertentu) untuk memeriksa barang,
melakukan pengemasan, pengiriman dan penagihan. Dengan menggunakan
gudang umum, perusahaan memiliki banyak pilihan lokasi dan jenis gudang,
apakah yang khusus penyimpanan yang dingin, hanya komoditi dan
lainnya.
Perusahaan penggunakan gudang penyimpanan dan gudang distribusi.
Gudang penyimpanan menyimpan barang untuk jangka waktu menengah
sampai lama. Gudang distribusi menerima barang dari berbagai pabrik
perusahaan dan pemasok dan memindahkannya secepat mungkin.

H. MENETAPKAN BENTUK BADAN USAHA


Mengambil keputusan untuk memulai usaha dan menjalankan usaha
merupakan sesuatu yang mudah. Kapan pun Anda mau, Anda dapat
segera memulai membuka usaha. Justru yang sulit adalah menentukan
usaha apa yang akan Anda geluti. Oleh karena itu para wirausaha biasanya
harus berpikir sendiri tentang ide usaha yang paling cocok untuk mereka
sendiri. Ide usaha barang kali dapat muncul dari dua jalur, yaitu inspirasi
dan hasil analisis. Dari inspirasi meliputi, antara lain :
1. Ada kebutuhan pasar yang tidak dapat dipenuhi oleh pemasok (supplier)
yang sudah ada.
2. Sebuah jalan keluar baru dari masalah yang ada, penemuan baru,
dan sebuah proses atau metode baru.

190
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Sedangkan, hasil analisis adalah dengan menganalisis minat dan


kemampuan (kompetensi) usaha yang anda miliki. Untuk menentukan
bidang usaha yang berpotensi sukses sekaligus sesuai dengan minat
anda, cara terbaik adalah melakukan evaluasi pribadi. Dalam hal ini terdapat
banyak variabel atau ciri pribadi yang perlu anda pertimbangkan sebelum
menetapkan usaha yang akan anda geluti. Berikut ini adalah variabel
yang perlu anda pertimbangkan dalam menentukan bidang usaha,
yaitu :
1. Pendapatan
Dari bidang usaha yang Anda tentukan nanti, berapa besarnya pendapatan
yang anda inginkan? Berdasarkan besarnya pendapatan yang Anda
inginkan, mulailah Anda menyeleksi pilihan bidang usaha yang ter-
pikirkan. Satu bidang usaha itu Anda perhitungkan. Sebuah cara adalah
dengan menyelidiki orang-orang lain yang telah menekuni bidang
usaha tersebut. Berapa pendapatannya? Jika masih di bawah pendapatan
yang Anda inginkan, maka Anda jangan memilih bidang usaha tersebut.
2. Jual Beli
Apakah Anda menyukai kegiatan jual beli? jika tidak, maka Anda
jangan pilih bidang usaha yang mengharuskan Anda melakukan
kegiatan jual beli.
3. Manusia pagi atau manusia malam
Apakah Anda termasuk manusia malam atau manusia pagi? Jika
Anda senang bangun pagi hari, maka pilihlah usaha yang mengharuskan
Anda bangun pagi, misalnya membuka usaha restoran atau warung
nasi. Sebaliknya, jika Anda merupakan manusia malam, maka pilihlah
usaha bus malam, café atau hiburan malam.
4. Perjalanan
Apakah Anda termasuk orang yang suka melakukan perjalanan atau
orang yang betah tinggal di rumah? Hal ini perlu diperhatikan sebab
usaha yang memerlukan perjalanan jauh, tidak akan berhasil dikelola
oleh orang yang lebih senang tinggal di rumah atau sebaliknya.
5. Karyawan
Senangkah Anda memimpin orang? Sebelum Anda menentukan
pilihan terhadap suatu usaha, perhitungkan dengan matang apakah

191
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

usaha ini nantinya akan memerlukan kepemimpinan Anda? Jika


ya, maka kiranya Anda menyukai tugas memimpin orang banyak?
6. Hari libur
Jika Anda termasuk orang yang biasa menghabiskan hari-hari libur
bersama keluarga atau kawan-kawan, barang kali Anda tidak cocok
untuk memilih bidang usaha yang akan menyita waktu libur Anda.
7. Status
Pilihlah dan tentukan bidang usaha yang dapat menopang usaha Anda.
Jika Anda menganggap usaha tersebut akan menjatuhkan gengsi
maka janganlah Anda paksakan diri.
8. Bekerja bersama keluarga
Sebelum menentukan usaha, Anda perlu memikirkan apakah Anda
merencanakan untuk mengajak anggota keluarga Anda ikut menangani
usaha? Perlukah mereka dilibatkan agar usaha Anda nanti sukses?
Apakah mereka mendukung gagasan Anda untuk membuka sebuah
usaha?
9. Latihan khusus
Untuk menggarap usaha yang sedang Anda pertimbangkan, perlukah
Anda menambah pengetahuan khusus? Bersediakah Anda mempelajari
pengetahuan atau keterampilan baru itu seandainya memang benar-
benar dibutuhkan? Jika ya, maka biaya untuk itu masih memadai
ditinjau dari sudut keuntungan yang akan didapat?
10. Waktu kerja lebih panjang
Banyak pilihan bidang usaha yang menuntut jam kerja lebih panjang
dibandingkan kumidian jam kerja Anda sekarang. Mampukan Anda
mengatasi perubahan gaya hidup akibat bertambahnya jam kerja
itu? Mampukah fisik Anda menangani beban kerja yang lebih besar
dibandingkan sekarang ? atau jika Anda hendak mengerjakan usaha
itu sebagai penambah usaha yang telah ada, dapatkah Anda menyediakan
waktu yang dituntut oleh bidang usaha baru tersebut? Bila ya, maka
Anda masih mampukah secara fisik, mental, dan sosial menangani
kedua-duanya?
11. Potensi di masa depan
Sudahkah Anda mempelajari potensi usaha yang dipertimbangkan
itu? Bagaimana kemungkinan pasarnya? Akan Meluaskah atau ada

192
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

mandeg, akan menyempit? Jika Anda menghendaki usaha yang sedang-


sedang saja, maka Anda tidak usah berkembang dengan pesat, maka
analisis terhadap potensi usaha di masa depan itu memang begitu
tidak perlu. Tetapi, jika anda menghendaki usaha yang berkembang
pesat, tumbuh menjadi bidang usaha besar, maka potensi usaha itu
sangat perlu Anda perlu mempertimbangkan.
12. Stamina fisik
Akankah bidang usaha yang sedang Anda mempertimbangkan hasilusaha
yang menuntut ketahanan (stamina) fisik yang tinggi? Bila ya, maka
mampukah Anda memenuhinya?
13. Berhubungan dengan orang
Jika Anda tidak menyukai berhubungan dengan segala macam orang-
orang lain, maka Anda tidak cocok membuka usaha di bidang penjualan
eceran.
14. Mengatur Jam Kerja Anda Sendiri
Jika Anda termasuk orang yang ingin bebas mengatur jam kerja, maka
Anda tak cocok membuka usaha toko yang harus buka pada jam-jam
tertentu.
15. Campur Tangan Pemilik
Anda akan ikut campur tangan dalam pengelolaan usaha yang sedang
Anda pertimbangkan? Bila ya, maka persoalan manajemen harus
dipertimbangkan. Tetapi, bila tidak, maka apakah usaha mempertim-
bangkan itu menghasilkan cukup banyak uang untuk menyewa seorang
manajer sebagai pengelola usaha bagi anda? Mampukah anda membayar
seorang manajer secara wajar dan anda sendiri masih memperoleh
pendapatan yang anda inginkan?

Beberapa bidang usaha yang dapat Anda pilih, antara lain :


1. Bidang usaha pertanian, yang meliputi usaha pertanian, kehutanan,
perikanan, dan perkebunan.
2. Bidang usaha pertambangan, meliputi usaha galian pasir, galian anah,
batu, bata, dan lain-lain.
3. Bidang usaha pabrikasi meliputi usaha industri, perakitan, dan sintetis.
4. Bidang usaha konstruksi meliputi usaha konstruksi bangunan, jembatan,
pangairan, dan jalan raya.

193
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

5. Bidang usaha perdagangan meliputi usaha perdagangan kecil, grosir,


agen, dan ekspor-impor.
6. Bidang usaha jasa keuangan, meliputi usaha perbankan, asuransi,
dan koperasi.
7. Bidang usaha jasa perorangan, meliputi usaha potong rambut, salon,
loundry dan catering.
8. Bidang usaha jasa-jasa umum, meliputi usaha pengangkutan, pergudangan,
wartel, dan distribusi.
9. Bidang jasa wisata, meliputi tiga kelompok usaha wisata, yaitu:
a) Kelompok usaha jasa pariwisata, meliputi :
1). Jasa biro perjalanan wisata
2). Jasa agen perjalanan wisata
3). Jasa pramuwisata
4). Jasa konsultan pariwisata
5). Jasa informasi pariwisata
b) Pengusahaan objek dan daya tarik wisata, meliputi :
1). Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam
2). Pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya
3). Pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus
c) Usaha sarana wisata, meliputi :
1). Penyediaan akomodasi
2). Penyediaan makanan dan minuman
3). Penyediaan angkutan wisata
4). Penyediaan sarana wisata dan sebagainya

I. PERIZINAN USAHA
Setelah anda mempelajari dan memahami tentang bentuk usaha
dan struktur organisasinya, maka langkah selanjutnya yang harus anda
ketahui adalah masalah perijinan dan admistrasi usaha, khususnya yang
berhubungan dengan urat menyurat sebagai media komunikasi dan informasi
dari usaha anda.
Masalah perijinan memang tidak diwajibkan kepada semua jenis
usaha, khususnya usaha kecil. Tetapi pemerintah melalui Departemen
Perindustrian dan Departemen Perdagangan sudah mulai memberlakukan
perijinan bagi usaha kecil yang sudah mempunyai kegiatan usaha perdagangan

194
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

atau industri secara tetap. Jadi bagi usaha yang sudah menetap, wajib
memiliki izin usaha. Sedangkan pedagang kecil keliling yang tidak menetap
dan pedagang kali lima (PKL) belum diwajibkan memiliki perijinan usaha.
Perlunya perijinan usaha tersebut maksudnya untuk mewujudkan
pembinaan, pengarahan dan pengawasan kegiatan usaha oleh pemerintah.
Dengan adanya perizinan usaha diharapkan akan tercipta tertib usaha,
adanya kelancaran arus barang, pemerataan kesempatan berusaha/bekerja,
pendapatan dan adanya kepastian usaha.

1. Model dari Ijin Usaha


Surat perijinan usaha yang perlu dimiliki oleh perusahaan tergantung
pada jenis usahanya. Untuk usaha-usaha yang bergerak dalam bidang industri
dan perdagangan pada prinsipnya diperlukan ijin-ijin sebagai berikut:
a. Ijin Prinsip
Ijin prinsip merupakan sebuah persetujuan yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Daerah (PEMDA) setempat untuk mendirikan perusahaan
industri atau Persetujuan Prinsip Mendirikan Perusahaan Industri.
b. Ijin Penggunaan Tanah
Ijin penggunaan tanah dikeluarkan oleh Kantor Agraria Pemda setempat
setelah ijin pembebasan tanah dimiliki. Ijin pembebasan dapat berbentuk
Sertifikat Hal Guna Bangunan (SHGB) yang berlaku 20-30 tahun.
c. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)
Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dikeluarkan oleh Dinas Pengawasan
Pembangunan Tata Kota Pemda setempat. Syarat pengajuan IMB
diantaranya, bangunan yang didirikan sesuai dengan pengajuan
gambar yang telah disyahkan oleh Kepala Dinas Pengawasan Pembangunan
Tata Kota, pelaksanaan pembangunan tidak mengganggu tempat
sekitar bangunan yang didirikan dan lain sebagainya.
d. Ijin Gangguan
Sebelum mengajukan permohonan ijin gangguan, perusahaan wajib
memiliki ijin dari RT, RW dan Kantor Desa/Kelurahan setempat dan
mendapat persetujuan tidak berkeberatan dari tetangga terdekat.
Izin gangguan dikeluarkan oleh Bagian Undang-undang Gangguan
Pemda setempat yang wajib dimiliki oleh perusahaan. Ijin gangguan

195
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

wajib diperbaharui oleh perusahaan setiap 3 tahun sekali apabila


usahanya masih berjalan. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk
membuat ijin gangguan diantara adalah:
1) Tempat usaha dan halaman harus terpelihara kebersihannya.
(a) Tidak mengganggu daerah sekitarnya dan hanya buka pada
waktu tertentu.
(b) Perusahaan harus menyediakan sarana pengaman seperti
pemadam kebakaran, obat-obatan, dan alat keselamatan kerja
lainnya.
(c) Peralatan mesin, generator dan alat lainnya tidak menimbulkan
kebisingan. Fondasi bangunan harus kuat menahan getaran
dan lain sebagainya.
e. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dikeluarkan oleh Departemen
Perdagangan melalui Kantor Dinas Perdagangan Kota/Kabupaten
dan harus diperbaharui setiap 5 tahun sekali. Jika disetujui untuk mela-
kukan usaha, wirausaha menerima 3 buah surat yaitu SK Menteri
tentang Pemberian SIUP, SIUP dan Surat Keterangan Identitas Pemilik
SIUP.
f. Wajib Daftar Perusahaan
Wajib Daftar Perusahaan dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan
melalui Dinas Perdagangan Kota/Kabupaten. Pendaftaran perusahaan
dilakukan paling lambat 3 bulan setelah perusahaan menjalankan
operasinya. Apabila perusahaan akan meneruskan usahanya, maka
wajib didaftarkan kembali setiap 5 tahun sekali.
g. Ijin Departemen
Ijin departemen dikeluarkan oleh setiap departemen yang membawahi
bidang usaha yang dijalankan. Contohnya untuk usaha jasa perjalanan/
biro travel, tempat rekreasi harus mendapat ijin dari Departemen Pariwisata.
Usaha yang bergerak dalam bidang pertanian atau penglolahan hasil
pertanian harus mendapat ijin dari Departemen Pertanian. Usaha
yang berhubungan dengan makanan dan minuman serta obat-obatan
harus mendapat ijin usaha dari Departemen Kesehatan. Masing-masing
ijin usaha tersebut diajukan melalui Kantor Dinas Kota/Kabupaten
dimana usaha tersebut beroperasi.

196
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Untuk membuat dan memproses surat-surat ijin usaha sebenarnya


tidaklah terlalu sulit. Setelah persyaratan dipenuhi, anda dapat langsung
menghubungi instansi atau lembaga yang berwenang (Pemda, Dinas
Perdagangan, Dinas Perindustrian, Dinas Pertanian, dan Dinas Pariwisata
Propinsi) untuk mendapatkan informasi sekaligus mengurusnya. Selain
itu apabila anda tidak mempunyai cukup waktu luang, maka anda dapat
menggunakan bantuan biro jasa pengurusan dokumen.
Dalam mengurus dan memproses surat perijinan, anda akan menerima
formulir untuk diisi. Informasi yang diperlukan untuk mengisi formulir
itu terdiri dari :
a. Nama perusahaan
b. Bentuk perusahaan
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
d. Alamat kantor
e. Identitas pemilik dan pengurus
f. Jenis Usaha
g. Ketenagakerjaan/Personalia
h. Mesin peralatan permodalan
i. Akta pendirian

J. SURAT MENYURAT
1. Pengertian
Surat merupakan suatu alat komunikasi dengan bahasa tulisan
yang digunakan sebagai alat atau sarana untuk menyampaikan suatu
informasi atau berita. Sejak zaman dahulu hingga sekarang, manusia
tidak dapat melepaskan dirinya dari kepentingan manusia lainnya baik
yang berada di sekitarnya maupun di tempat yang berjauhan. Isi surat
dapat berupa : pemberitahuan, pernyataan, keterangan, permintaan, laporan,
tuntutan, sanggahan dan lain sebagainya.
Pada masa lalu bentuk surat sangat sederhana baik penulisan, bahan
atau cara mengirimkannya. Dewasa ini peralatan komunikasi telah demikian
maju dan canggih seiring dengan perkembangan kemajuan teknologi
khususnya kemajuan dalam teknologi informasi, namun peranan surat
masih tetap dibutuhkan dan dilakukan oleh masyarakat luas. Keberadaan

197
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

surat kini dihubungkan dengan adanya alat canggih yang bernama komputer,
dengan bantuan komputer anda dapat membuat surat secara praktis
dan mudah. Coba bandingkan kalau anda harus membuat surat dengan
Mesin Ketik Biasa (manual) ? Melalui internet sekarang anda dapat mengirim
surat melalui E-mail (electronic mail) yang bisa langsung dijawab oleh
penerima surat elektronik tersebut secara interaktif.
Meskipun kemajuan surat menyurat telah banyak dicapai dewasa,
namun ciri khas surat sebagai alat komunikasi dibanding dengan alat
komunikasi lain tetap ada. Yakni, surat tetap merupakan alat komunikasi
yang mempergunakan bahasa tulisan dan kertas sebagai medianya. Keunggulan
dan keunikan surat dibandingkan aneka peralatan komunikasi lainnya
dapat disebutkan diantaranya adalah praktis, ekonomis dan efektif.

2. Fungsi Surat
Fungsi surat sebagai media komunikasi tertulis memiliki beberapa
manfaat dan fungsi diantaranya adalah :
a. Sebagai Sarana komunikasi
Surat merupakan sarana untuk saling tukar menukar informasi dan
saling menyampaikan pesan secara ekonomis, praktis dan efektif
meskipun jaraknya berjauhan.
b. Sebagai Wakil atau Duta
Surat dapat mewakili diri sendiri atau orang lain sebagai tenaga suruhan
untuk mendatangi seseorang yang jauh dengan pembicaraan panjang
lebar hingga tuntas. Selaku wakil atau duta, surat dapat menyam-
paikan hal-hal yang dikehendaki oleh pembuat surat, misal: membawa
pesan, misi atau informasi yang hendak disampaikan kepada yang
berhak menerima surat tanpa harus datang. Biaya dapat ditekan
daripada berkomunikasi telepon jarak jauh atau interlokal.
c. Sebagai Bahan Bukti Yang Kuat
Surat merupakan media komunikasi tertulis, oleh karena itu surat
dapat digunakan sebagai bahan bukti yang sangat kuat seperti sebagai
tanda terima, kwitansi, surat jalan, pengiriman barang, resi atau bukti
pengiriman uang, faktur, surat perjanjian dan lain sebagainya.

198
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

d. Sebagai Sumber Data


Surat dapat dijadikan sumber data yang segera dapat ditindaklanjuti
oleh penerima surat yang menerimanya.
e. Sebagai Sarana Pengingat
Surat dapat berguna sebagai sarana pengingat suatu kejadian di
masa lalu perihal kegiatan atau aktivitas bagi seseorang sebab bukan
tidak mungkin suatu saat akan diperlukan lagi untuk dibaca. Dengan
adanya bahan pengingat tersebut seseorang akan dapat melakukan
kegiatan atau aktivitas yang perlu dilakukan selanjutnya.
f. Sebagai Jaminan
Surat dapat dijadikan jaminan seperti : Jaminan keamanan pada Surat
Jalan, jaminan tanggungan pada surat gadai dan lain-lainnya.
g. Sebagai Media Pengikat
Surat dapat pula menjadi media atau sarana pengikat yang berkekuatan
hukum antara beberapa pihak, Misalnya pada Surat Kontrak, Surat
Perjanjian dan surat sejenis.
h. Sebagai Alat Promosi
Dengan logo atau lambang suatu perusahaan atau instansi yang tercetak
pada bagian Kepala Surat (Kop), sebuah surat secara langsung menjadi
alat promosi kepada penerima surat atau siapapun juga yang ber-
kesempatan membaca surat atau melihat logo atau lambang tersebut.

3. Penggolongan Surat
Dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat anda akan menghadapi
bermacam-macam kelompok yang kepentingan serta kedudukannya
satu sama lain berbeda-beda. Kepentingan perorangan akan berbeda dengan
kepentingan wirausaha ataupun pemerintah. Dengan demikian sura-
tmenyurat pun berbeda-beda dan penggolongannya bermacam-macam.
Adapun penggolongan surat itu sebagai berikut :
a. Surat menurut jenisnya
1) Surat Keluarga
Surat Keluarga yaitu surat yang bersifat kekeluargaan dalam
pergaulan hidup sehari-hari, misalnya : antara sahabat dengan

199
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

sahabat, antara anak dengan orang tua, kakak dengan adik, suami
dan istri.
2) Surat Niaga
Surat Niaga yaitu surat yang ditulis oleh orang-orang atau badan-
badan yang bergerak dalam lapangan perniagaan dan perusahaan
yang isinya mengenai soal-soal perniagaan, misalnya: Badan Usaha
Perorangan, Persekutuan Firma, Perseroan Komanditer (CV),
Perseroan Terbatas (PT), dan Perkumpulan Koperasi.
3) Surat Dinas/Jawatan
Surat Dinas/Jawatan yaitu surat yang ditulis oleh jawatan/ instansi
pemerintah yang isinya mengenai soal-soal kedinasan yang dibuat
dengan segala formalitasnya, misalnya : Jawatan Koperasi, Jawatan
Penerangan, Kantor Urusan Agama.
4) Surat Organisasi
Surat Organisasi yaitu surat yang ditulis oleh organisasi atau badan
swasta yang tidak mencari keuntungan tetapi bersifat memper-
juangkan suatu ide, misalnya : Organisasi Kepartaian, Yayasan,
Organisasi Pemuda, dan Organisasi Olahraga.
b. Surat Menurut Sifatnya
1) Surat Biasa
Surat Biasa yaitu surat yang jika isinya diketahui/dibaca oleh orang/
pihak lain yang tidak berhak tidak menjadi masalah.
2) Surat Rahasia
Surat Rahasia yaitu surat yang isinya tidak boleh diketahui/dibaca
oleh orang lain yang tidak berhak. Biasanya surat semacam ini
mempergunakan sampul rangkap. Pada sampul, pertama ditulis
alamat biasa, sedangkan pada sampul kedua ditulis perkataan
rahasia.
c. Surat Menurut Wujudnya
1) Kartu Pos
Kartu Pos dipergunakan untuk menyampaikan berita yang isinya
singkat dan tidak bersifat rahasia, sehingga tidak menimbulkan
kerugian jika isinya diketahui orang lain yang tidak berkepentingan.

200
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

2) Warkatpos
Warkatpos dipergunakan untuk menyampaikan berita agak panjang
yang isinya perlu dirahasiakan atau tidak pantas jika diketahui
oleh orang lain. Surat-surat keluarga biasanya mempergunakan
warkatpos.
3) Surat Bersampul
Surat Bersampul dipergunakan untuk menyampaikan berita penting,
berisi panjang serta perlu dijaga jangan sampai orang lain yang
tidak berhak mengetahui isi surat itu. Surat bersampul juga diper-
gunakan untuk lebih menghormat kepada yang dikirimi surat.
4) Memorandum
Memorandum dipergunakan untuk menyampaikan berita kepada
orang-orang yang bekerja dalam suatu kantor atau satu lingkungan,
misalnya dari Kepala Kantor kepada Kepala Bagian dan dari Kepala
Bagian yang satu kepada Kepala Bagian yang lain.
d. Surat Menurut Cara Pengirimannya
1) Surat Biasa
Surat Biasa yaitu surat yang dikirimkan dengan pos biasa, artinya
dengan tarif pos lebih rendah atau tarif biasa.
2) Surat Kilat (Ekspres)
Surat Kilat (Ekspres)yaitu surat yang harus dikirimkan segera,
dengan porto atau perangko lebih tinggi. Berita-berita penting
biasanya dikirimkan dengan kilat atau ekspres. Pada sampul bagian
atas sebelah kiri harus ditulis kata kilat atau ekspres.
3) Surat Tercatat/Terdaftar
Surat Tercatat/Terdaftar dipakai untuk menghindakan kemungkinan
hilang di perjalanan. Surat-surat penting dikirimkan dengan tercatat,
artinya surat-surat tersebut didaftarkan di kantor pos dengan suatu
daftar tertentu. Untuk surat-surat dinas biasanya dipakai istilah
terdaftar. Pada sampul bagian atas harus ditulis petunjuk Tercatat
atau Registered (untuk surat-surat ke luar negeri).
e. Macam-macam Surat
1) Surat Pribadi Resmi
Surat pribadi adalah surat yang dibuat oleh seseorang atas namanya

201
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

sendiri yang ditujukan kepada instansi atau badan resmi yang


ditujukan kepada perusahaan. Contoh surat pribadi resmi
a) Surat lamaran kerja
b) Surat ijin
c) Surat permohonan
d) Surat pemberitahuan
2) Nota
Nota adalah salah satu alat komunikasi dalam bentuk tertulis yang
bersifat formal/resmi, yang dikeluarkan oleh atasan kepada bawahan,
atau alat komunikasi tertulis antara pejabat di dalam lingkungan
sendiri. Fungsi nota dinas adalah sebagai berikut:
a) Memberi dan meminta informasi
b) Memberi dan meminta petunjuk atau penjelasan
c) Meminta bantuan
d) Memberikan rekomendasi, saran atau pendapat tentang sesuatu
yang sedang di kerjakan
3) Memorandum
Memorandum merupakan surat yang dipergunakan secara intern
dalam suatu unit organisasi yang sifatnya memo, atau surat dari
atasan kepada bawahan atau dari pejabat antar pejabat dalam suatu
unit organisasi/perusahaan. Fungsi atau isi dari memo meliputi:
1) Pemberitahuan/informasi
2) Permintaan dari pimpinan
3) Instruksi kepada bawahan
4) Memberi saran, pesan kepada sesama pejabat atau bawahan
4) Telegram
Telegram artinya tulisan-tulisan, tanda-tanda atau berita yang dikirimkan
dari jarak jauh. Karakteristik berita telegram adalah singkat, jelas
dan ringkas. Telegram digunakan untuk mengirimkan berita yang
dalam waktu singkat tidak dapat dijangkau oleh surat ekspres
atau kilat.
5) Surat Dinas Pemerintahan
Surat Dinas Pemerintahan merupakan surat resmi atau surat
dinas pada instansi-instansi pemerintah. Karakteristik yang mudah
anda kenali dari surat dinas pemerintahan antara lain :

202
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

a) Tidak ada salam pembuka “Dengan hormat” dan salam penutup


“Hormat kami”.
b) Tempat dan tanggal surat dapat ditulis di atas atau di bawah.
c) Di bawah nama pejabat yang menandatangani surat ditulis
nomor NIP, bila seorang militer ditulis nama pangkatnya, kecuali
untuk Menteri dan untuk nama jelas dengan hurup kapital
tanpa kurung.
d) Sebutan dalam kalimat atau alamat sebagai berikut :
1) Untuk pejabat yang lebih tinggi dipergunakan sebutan Bapak
2) Untuk pejabat yang setingkat dan lebih rendah serta hubungan
dengan pihak swasta dipergunakan sebutan Saudara
3) Untuk pejabat perwakilan asing digunakan sebutan Tuan
6) Surat Niaga
Surat niaga merupakan surat yang paling banyak digunakan oleh
orang-orang yang bergerak dalam bidang perdagangan, perusahaan
atau perorangan sebagai wirausaha. Dengan kata lain surat niaga
adalah surat yang paling luas ruang lingkupnya dibandingkan
dengan surat pribadi. Beberapa surat niaga yang perlu anda ketahui
antara lain:
a) Surat permintaan penawaran, keterangan daftar barang dan
harga
b) Surat Penawaran
c) Surat Pesanan atau Surat Permintaan Pengiriman Barang
d) Surat Tagihan
e) Surat Jalan atau Pemberitahuan Pengiriman Barang
f) Surat Tanda Bukti /Pengiriman Pembayaran
g) Surat Klaim atau Pengaduan
h) Surat Pemberitahuan
i) Surat Ucapan Selamat atau Terima Kasih
j) Surat Turut Berduka Cita
k) Surat Perjanjian

Beberapa kalimat-kalimat penting yang biasanya digunakan dalam


surat penawaran :

203
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

- Bila Saudara memesan dalam jumlah tertentu, Saudara akan mendapatkan


bonus.
- Kami yakin Saudara tertarik dengan penawaran dan keuntungan-
keuntungan yang kami tawarkan.
- Sepintas komputer kami memang diatas harga rata-rata komputer
merek lain, hal ini disebabkan karena produk kami lebih maju selangkah
dengan penambahan piranti yang lebih canggih.
- Sambil menunggu pesanan Saudara, sebelum dan sesudahnya kami
ucapkan terima kasih.
- Perusahaan Saudara terpilih sebagai pemasar barang-barang produksi
kami terbanyak diantara sekian banyak perusahaan yang kami beri
kesempatan untuk menjadi distributor.
- Dengan memakai produk kami Anda akan lebih puas karena kami
selalu meningkatkan mutu dan kenyamanan si pemakai.
- Harap Saudara tahu bahwa kami tidak dijual di sembarang tempat.
Barang-barang kami hanya bisa anda jumpai di agen-agen khusus
yang kami tunjuk.
- Perlu Saudara ketahui, bahwa pada kecanggihan teknologi inilah letak
perbedaan harga dan sekaligus mutunya.
- Barang kami memang sengaja dijual murah, tapi jangan khawatir
mutunya masih tetap kami jaga.
- Kami melayani partai besar dan kecil. Keterangan lebih lanjut dapat
Saudara hubungi

Surat pesanan merupakan jenis surat yang dikirimkan pembeli kepada


penjual untuk membeli barang-barang yang diperlukannya, yang sebelumnya
mungkin pembeli telah menerima surat penawaran dari penjual. Surat
pesanan disebut juga surat pembeli. Karena itu, kedudukannya lebih
kuat daripada surat penawaran. Walaupun demikian, pembeli harus
mempertimbangkannya dengan baik, sebelum dia mengirimkan surat
pesanan kepada si penjual. Adapun pertimbangan yang perlu diperhatikan
dalam pembuatan surat pesanan adalah sebagai berikut:
- Pertimbangan mengenai keadaan keuangan. Jangan sampai menge-
cewakan penjual. Hendaknya dipikirkan untuk membayar uang muka,
karena penjual biasanya meminta uang muka pada waktu membuat
perjanjian jual beli.

204
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

- Pertimbangkan dengan baik apakah barang-barang yang dipesan


itu benar-benar diperlukan, dan kalau dijual kembali apa akan laku,
dan sudah adakah pemesanannya.
- Apakah syarat-syarat yang diajukan dalam surat penawaran oleh
penjual cukup lunak atau tidak dan apakah pembeli sudah menyetujuinya
dengan sungguh-sungguh.
- Pertimbangkan risiko yang mungkin timbul di kemudian hari atas
barang yang dipesan tersebut.
- Perlu adanya penelitian terhadap barang-barang yang dipesan tersebut,
seperti kualitas, tipe, jumlah, harga, syarat penawaran pembayaran
dan lain sebagainya.

K. PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN


1. Jurnal Umum (General Journal)
Pencatatan transaksi ke dalam persamaan dasar akuntansi seperti
yang telah diuraikan pada bagian itu, di dalam pratiknya sangat tidak
efisien, jika jenis dan frekuensi terjadinya transaksi keuangan di perusahaan
cukup banyak. Namun proses pencatatan tersebut perlu dipelajari dan
dikuasai sebagai dasar untuk melatih ketrampilan kita dalam menganalisis
pengaruh dari suatu transaksi keuangan terhadap asset/aktiva, hutang/
kewajiban dan modal/ekuitas pemilik perusahaan. Jika kita memiliki
pemahaman dan ketrampilan yang cukup baik dalam menyusun persamaan
dasar akuntansi, maka hal ini akan membantu meningkatkan pengetahuan,
pemahaman dan ketrampilan kita dalam menyelenggarakan proses pencatatan
transaksi keuangan.
Anda tentunya sudah mengetahui bahwa proses pencatatan diawali
dengan adanya transaksi keuangan. Setiap transaksi keuangan yang
dilakukan oleh perusahaan harus didasari dan dibuktikan dengan ’bukti
transaksi’. Bukti transaksi yang dimaksud bisa berupa bon, kuaitansi
(penerimaan atau pembayaran uang tunai), faktur pembelian, faktur
penjualan, dan/atau bukti-bukti lainnya yang mendukung terjadinya transaksi
keuangan. Berdasarkan bukti transaksi inilah, selanjutnya kita dapat
menyelenggarakan pencatatan transaksi keuangan.

205
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

a. Fungsi Jurnal
Kita mengetahui bahwa proses pencatatan transaksi keuangan dimulai
dari penyelenggaraan jurnal. Jurnal merupakan catatan secara kronologis
tentang pendebitan dan pengkreditan akun/rekening tertentu sebagai
akibat dari suatu transaksi keuangan disertai dengan penjelasan yang
diperlukan. Catatan yang ada di dalam buku jurnal (biasanya disebut jurnal)
merupakan sumber utama dari catatan-catatan lain dan keterangan-
keterangan tentang transaksi keuangan perusahaan, karena catatan
di dalam jurnal merupakan catatan asli tentang semua transaksi keuangan
yang terjadi di perusahaan. Oleh karena itu, kita dapat mengambil simpulan
bahwa jurnal memiliki fungsi: (1) mencatat, (2) historis, (3) analisis,
(4) instruktif, dan (5) informatif.
1) Jurnal memiliki fungsi mencatat karena semua transaksi keuangan
yang terjadi di perusahaan harus dicatat di dalamnya. Informasi yang
harus dicatat di jurnal, selain akun yang harus di debit dan di kredit
juga disertai dengan keterangan yang dianggap penting terkait dengan
transaksi keuangan tersebut. Dengan demikian, akan memberi kemudahan
untuk mencari kembali dan mencek transaksi tertentu jika diperlukan
di kemudian hari.
2) Jurnal memiliki fungsi historis karena pencatatan di dalamnya harus
dilakukan secara kronologis, artinya pencatatan harus dilakukan
menurut urut-urutan waktu terjadinya setiap transaksi keuangan.
Dengan demikian, catatan di dalam jurnal dapat menunjukkan sejarah
atau perkembangan kegiatan perusahaan secara urut (kronologis)
dari waktu ke waktu.
3) Jurnal memiliki fungsi analisis karena informasi yang dicatat di dalamnya
merupakan hasil analisis dan pertimbangan petugas di bidang akuntansi.
Analisis dilakukan untuk menentukan pengaruh transaksi keuangan
terhadap aktiva, kewajiban, dan modal, sehingga dapat ditentukan
akun apa yang harus di debit dan akun apa yang harus di kredit, serta
berapa besar nilainya masing-masing. Hasil analisis inilah yang dicatat
di dalam jurnal (ingat fungsi mencatat).
4) Jurnal memiliki fungsi instruktif karena bunyi ayat jurnal sebenarnya
merupakan ‘perintah’ untuk mendebit akun tertentu (yang disebut
terlebih dulu) dengan jumlah tertentu dan juga mengkredit akun tertentu

206
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

(yang disebut kemudian dan ditulis agak ke kanan) dengan jumlah


tertentu pula.
5) Jurnal memiliki fungsi informatif. karena dari dalam jurnal dapat
diperoleh informasi secara detail tentang transaksi keuangan yang
telah dilakukan oleh perusahaan. Informasi-informasi penting itu
antara lain berupa tanggal terjadinya transaksi, berbagai akun yang
di debit dan yang dikredit beserta nilainya masing-masing, pihak
yang berhubungan dengan terjadinya transaksi itu, tentang apa saja
transaksi yang terjadi itu dan sejenisnya. Dengan demikian, jika kita
memerlukan informasi tentang suatu transaksi keuangan dapat dicari
di dalam jurnal.

Berdasarkan fungsi jurnal seperti yang diuraikan di atas dapat kita


ketahui bahwa penyelenggaraan jurnal dapat memberi berbagai keuntungan
berikut:
a) tersedia alat pencatat akun-akun yang terpengaruh oleh adanya transaksi
keuangan, sehingga dapat diketahui akun yang di debit dan yang di
kredit lengkap dengan besaran nilainya masing-masing, serta keterangan
penting lain yang dicatat di dalamnya
b) tersedia alat pencatat transaksi keuangan secara kronologis sehingga
dapat memberi gambaran lengkap dan menyeluruh tentang semua
transaksi keuangan yang telah dilakukan oleh perusahaan dari hari
ke hari atau dari waktu ke waktu, sehingga dapat diketahui perkembang-
annya
c) tersedia data berupa catatan dalam satu buku bahkan satu lembar
untuk mengoreksi seandainya terjadi kesalahan dalam menganalisis
akibat suatu transaksi keuangan atau dalam mencatat akibat suatu
transasksi keuangan ke dalam jurnal. Tanpa jurnal akan sulit mencari
letak terjadinya kesalahan jika mungkin terjadi kesalahan, misalnya:
1) Lupa mendebit atau mengkredit suatu akun
2) Mendebit atau mengkredit pada sisi akun yang salah (seharusnya
di debit tetapi keliru di kredit dan sebaliknya)

b. Bentuk Jurnal
Di dalam praktik dapat dijumpai berbagai bentuk jurnal. Ada jurnal

207
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

umum biasa, ada jurnal umum berkolom, dan ada pula jurnal-jurnal khusus
dengan kolom-kolom tertentu yang digunakan untuk mencatat transaksi
keuangan yang khusus pula.
Bentuk jurnal yang digunakan oleh perusahaan sangat tergantung
pada ukuran (besar kecilnya) dan sifat operasinya, karena hal itu akan
menentukan jenis dan frekuensi terjadinya transaksi keuangan. Perusahaan
jasa apa lagi yang skala usahanya masih kecil, pada umumnya menggunakan
jurnal umum biasa. Pada bagian ini, bentuk jurnal yang dibahas adalah
bentuk jurnal umum yang biasa, seperti contoh berikut ini.

JURNAL UMUM
halaman …
Tanggal Akun-akun dan Keterangan Ref Debit Kredit

Keterangan:
1) Di atas kolom buku jurnal (di tengah-atas) di tulis jenis jurnal atau
nama jurnal yang dimaksud, misalnya jurnal umum seperti contoh
itu dan di bagian kanan atas ditulis halaman dan nomor urutnya.
2) Kolom tanggal diisi dengan tanggal, bulan, dan tahun terjadinya transaksi
keuangan yang ditulis di dalam jurnal itu. Tahun ditulis di bagian atas
kolom ini dan biasanya hanya ditulis sekali dalam setahun. Nama bulan
ditulis pada baris pertama setelah tahun dan biasanya ditulis sekali
dalam sebulan atau selembar. Tanggal ditulis sesuai dengan terjadinya
transaksi keuangan yang dicatat itu.
3) Kolom Akun-akun dan Keterangan diisi dengan nama akun yang harus
di debit dan nama akun yang harus di kredit dilengkapi dengan keterangan
penting dari transaksi keuangan tersebut.
4) Kolom Ref. (Reference) diisi dengan nomor akun, agar mempermudah

208
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

mencari kaitan antara akun dengan jurnal. Kolom ini diisi setelah ayat
jurnal tersebut diposting ke akun yang bersangkutan.
5) Kolom Debit diisi dengan jumlah nilai akun yang harus di debit.
6) Kolom Kredit diisi dengan jumlah nilai akun yang harus di kredit

c. Proses Pencatatan Transaksi Keuangan Ke Dalam Jurnal


Anda perlu selalu mengingat bahwa setiap ada transaksi keuangan
(tanpa terkecuali), harus dicatat di dalam jurnal. Tidak dapat dibenarkan
jika ada transaksi keuangan yang ‘lupa’ tidak dicatat ke jurnal. Oleh karena
itu, pencatatan harus dilaksanakan sesegera mungkin setelah transaksi
keuangan terjadi.
Marilah kita ikuti contoh pengisian jurnal dari transaksi keuangan
berikut:
Pada tahun 2008 Pak Budi memulai usaha menjahit yang diberi nama
’Penjahit Anggun’. Beberapa transaksi yang dilakukan pada awal bulan
Januari sebagai berikut:
Januari 1 : Budi menginvestasikan uang tunai ke dalam perusahaannya
Rp 1.000.000,00
Januari 2 : Dibeli sebuah mesin jahit dari ‘Toko Maju’ seharga Rp
750.000,00 yang akan dibayar 3 bulan lagi.
Januari 3 : Dibeli secara tunai perlengkapan menjahit seharga Rp
250.000,00
Januari 5 : Menyelesaikan pekerjaan menjahit 3 setel pakaian wanita
dan diterima ongkos menjahit sebesar Rp 225.000,00
Januari 6 : Membayar sewa tempat usaha sebesar Rp 30.000,00 untuk
jangka waktu sebulan.
Januari 8 : Membayar biaya keamanan untuk bulan Januari sebesar
Rp 20.000,00
Januari 10 : Menyelesaikan pekerjaan menjahit 2 setel pakaian pria
dengan ongkos sebesar Rp 250.000,00 akan dibayar dua
minggu lagi

Pencatatan transaksi-transaksi keuangan tersebut ke dalam Jurnal


Umum dilakukan sebagai berikut:

209
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

JURNAL UMUM
halaman 1

Debit Kredit
Tgl Keterangan Ref
(Rp) (Rp)
2008
Jan. Kas 1.000.000
1 Modal 1.000.000
Investasi pemilik (Budi) berupa uang
tunai Rp 1.000.000,00
2 Inventaris 750.000
Hutang Dagang 750.000
Pembelian mesin jahit dari Toko Maju,
kredit 3 bulan Rp 750.000,00
3 Perlengkapan Jahit 250.000
Kas 250.000
Pembelian perlengkapan menjahit
tunai Rp 250.000,00
5 Kas 225.000
Penghasilan jasa 225.000
Pendapatan dari hasil menjahit 3 setel
pakaian wanita Rp 225.000,00
6 Beban Sewa 30.000
Kas 30.000
Membayar sewa tempat usaha jangka
waktu sebulan Rp 30.000,00
8 Beban Keamanan 20.000
Kas 20.000
Membayar biaya keamanan bulan ini
sebesar Rp 20.000,00
10 Piutang Jasa 250.000
Penghasilan jasa 250.000
Pendapatan dari hasil menjahit 2 setel
pakaian pria Rp 250.000,00 dan akan
dibayar 2 minggu lagi

Catatan: Pengisian kolom Ref. dilakukan pada saat melakukan posting,


yaitu pemindahan dari ayat jurnal ke dalam akun buku besar

210
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Contoh lain, untuk memberi pemahaman yang lebih mendalam tentang


penyelenggaraan jurnal, marilah kita mengingat kembali transaksi keuangan
yang terjadi pada Salon Sekarkedaton milik Ny. Ayu, yang beralamat di
Jl. Joyo Utomo 504 Malang selama bulan Januari 2007 yang telah dipaparkan
pada Bagian II Modul ini. Bukalah kembali Bagian II tersebut. Transaksi
selama bulan Januaru itu jika dicatat di dalam jurnal umum akan tampak
sebagai berikut ini.

JURNAL UMUM
halaman 1

Debit Kredit
Tgl Keterangan Ref
(Rp) (Rp)
2007
Jan. Kas 1.000.000
1 Modal 1.000.000
Investasi pemilik (Ny Ayu) berupa uang
tunai Rp 1.000.000,00
2 Peralatan Salon 300.000
Kas 300.000
Pembelian peralatan salon secara tunai
Rp 300.000,00
5 Beban Sewa 100.000
Kas 100.000
Membayar sewa tempat usaha bulan
Januari Rp 100.000,00
7 Peralatan Salon 500.000
Perlengkapan Salon 200.000
Hutang Dagang 700.000
Membeli kredit dari Toko Makmur per-
alatan salon Rp 500.000,00 dan perleng-
kapan salon Rp200.000,00
9 Kas 750.000
Hutang Wesel 750.000
Menandatangani wesel jangka 3 bulan
Rp750.000,00 dari bank bunga 12%
per tahun

211
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

14 Kas 450.000
Penghasilan Jasa 450.000
Hasil merias pengantin putri Ny. Yuli
Rp 450.000,00 dibayar tunai
15 Beban Gaji 150.000
Kas 150.000
Dibayar gaji pegawai untuk bulan
Januari Rp 150.000,00
20 Kas 250.000
Piutang Usaha 300.000
Penghasilan Jasa 550.000
Hasil merias pengantin Harmini Rp
550.000,00 dibayar Rp 250.000
sisanya dibayar Februari 2007

JURNAL UMUM
halaman 2

Debit Kredit
Tgl Keterangan Ref
(Rp) (Rp)
2007
Jan. Hutang Dagang 200.000
22 Kas 200.000
Angsur utang ke Toko Makmur sebesar
Rp 200.000,00
25 Beban Listrik 75.000
Kas 75.000
Membayar rekening listrik bulan Januari
Rp 75.000,00
29 Kas 150.000
Piutang Usaha 150.000
Ditrima angsuran utang Ibu Harmini
sebanyak Rp 150.000,00
30 Pengambilan Prive 100.000
Kas 100.000
Ny. Ayu ambil uang Rp 100.000,00 untuk
kepentingan pribadinya.

212
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

31 Beban Bunga 7.500


Kas 7.500
Dibayar bunga hutang wesel bulan Januari
sebesar Rp 7.500,00

Transaksi Salon Sekarkedaton selama bulan Januari itu, setelah


dicatat di dalam jurnal memerlukan 2 (dua) halaman, sehingga nomor
halaman diisi 1 untuk halaman pertama dan 2 untuk halaman ke dua.
Cara mencatat semacam ini dilakukan terus sepanjang periode. Kolom
Ref. (Reference) masih kosong, karena belum ada ayat jurnal yang di posting
ke akun buku besar. Pengisian kolom itu dilakukan bersamaan dengan
saat memosting kea kun yang terait.

2. Akun Buku Besar


Pada dasarnya, setiap transaksi keuangan (didukung dengan bukti
transaksi) yang terjadi di perusahaan dapat langsung dicatat ke dalam
akun-akun buku besar yang terkait. Namun, model pencatatan secara
langsung dari bukti transaksi ke dalam akun buku besar, dalam praktiknya
di perusahaan (terutama perusahaan besar) sangat menyulitkan, lebih-
lebih jika kita harus mengkoreksi kembali pembukuan yang telah kita lakukan.
Hal ini disebabkan oleh tidak tampaknya satu transaksi pada satu halaman
buku/catatan. Untuk keperluan tersebut akan lebih mudah jika pencatatan
transaksi keuangan diawali dengan jurnal. Secara skematis, proses pencatatan
transaksi keuangan dapat digambarkan seperti bagan berikut ini.

Transaksi Bukti Akun-akun


Keuangan Transaksi Jurnal Buku Besar

Proses Pencatatan Transaksi Keuangan


Keterangan:
Setelah terjadi transaksi keuangan beserta bukti pendukungnya, dibuatkan
bukti transaksi sebagai dasar pencatatan ke dalam jurnal, selanjutnya ayat-
ayat jurnal yang ada dicatat atau diposting ke akun buku besar yang sesuai.

213
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

a. Fungsi Akun Buku Besar


Akun atau rekening adalah catatan yang sistematis tentang aset/
aktiva, kewajiban/hutang, modal/ekuitas pemilik, biaya/beban, dan peng-
hasilan/ pendapatan yang ada di perusahaan atau entitas ekonomi tertentu.
Setiap akun (account) yang disebut juga rekening digunakan untuk mencatat
transaksi keuangan yang sejenis. Akun merupakan bagian dari buku
besar (sub-ledger). Kumpulan dari akun-akun ini membentuk satu buku
yang disebut buku besar (ledger). Penyusunan akun merupakan upaya
untuk menggolongkan/ mengelompokkan dan meringkas perubahan-
perubahan yang terjadi karena adanya transaksi keuangan.
Untuk menyediakan informasi tentang nilai aktiva, kewajiban, modal,
beban, dan penghasilan setiap saat, maka transaksi keuangan yang sejenis
perlu dikelompokkan dan dicatat ke dalam sebuah akun (account) buku
besar tersebut. Dengan demikian, jika kita membaca buku besar akan dapat
diperoleh penjelasan tentang kenaikan dan penurunan aktiva, kewajiban,
modal, beban, dan pendapatan.
Jumlah dan jenis akun yang dibuat oleh perusahaan sangat bervariasi,
tergantung pada skala (besar kecilnya) usaha dan sifat operasinya. Semakin
besar skala usaha perusahaan dan semakin kompleks sifat usahanya, maka
semakin banyak akun yang harus dibuat. Namun, seberapapun banyaknya
akun yang dibuat oleh suatu perusahaan, secara umum dapat dikelompokkan
menjadi 5 (lima) kelompok, yaitu akun-akun aktiva, akun-akun biaya/beban,
akun-akun kewajiban, akun-akun modal, dan akun-akun penghasilan. Masing-
masing kelompok akun tersebut masih dapat dibuat akun yang lain.
Mengingat bahwa jumlah akun untuk masing-masing kelompok (aktiva,
beban, kewajiban, modal, dan penghasilan) tersebut dapat dibuat dalam
jumlah yang banyak (sebanyak yang diperlukan), maka setiap akun perlu
diberi kode atau nomor akun. Pemberian kode ini akan mempermudah
bagi kita untuk mengetahui hubungan antara satu akun dengan akun
yang lain. Oleh karena itu, sistem pemberian kode harus sistematis dan
mengikuti sistem/cara tertentu sehingga mudah dipahami oleh pihak-
pihak yang berkepentingan.
Untuk memberi kode akun, kita dapat menggunakan salah satu
dari 4 (empat) sistem, yaitu nomerical, decimal, mnemonic, atau kombinasi
huruf dan angka.

214
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

1) Sistem numerical merupakan sistem pemberian kode akun dengan


menggunakan angka. Cara ini paling mudah, sehingga banyak digunakan
di dalam praktik. Misalnya, kelompok akun aktiva diberi kode 100 sampai
299, dengan rincian aktiva lancar diberi kode 100 – 199 dan aktiva
tetap diberi kode 200 – 299. Untuk kelompok akun hutang diberi kode
300 – 399; kelompok akun modal diberi kode 400 – 499, kelompok
akun beban diberi kode 500 – 599, dan kelompok akun penghasilan
diberi kode 600 – 699. Sebagai contoh 101 untuk akun Kas; 2003 untuk
akun Investasi, 505 untuk akun Beban Sewa, 601 untuk Penghasilan
Jasa dan sejenisnya.
2) Sistem decimal merupakan sistem pemberian kode akun dengan meng-
gunakan angka dasar 0 – 9. Angka yang paling depan merupakan
kode kelompok akun, disusul dengan angka-angka lain yang merupakan
bagian dari kelompok akun tersebut. Penulisan antara angka yang
satu dengan angka yang menyertai diberi tanda titik (.). Sebagai contoh,
kelompok akun Penghasilan diberi kode 6; kode 6.0 untuk akun Peng-
hasilan Jasa; 6.0.1 untuk akun Penghasilan Jasa Potong Rambut; 6.0.2
untuk akun Penghasilan Jasa Rias; 6.0.2.1 untuk akun Penghasilan Jasa
Rias Wajah, 6.0.2.1 untuk akun Penghasilan Jasa Rias Pengantin dan
seterusnya.
3) Sistem mnemonic merupakan sistem pemberian kode akun dengan meng-
gunakan huruf. Huruf yang digunakan untuk kode suatu akun bisa
diambil dari singkatan nama akun. Sebagai contoh, aktiva lancar diberi
kode AL, akun Kas diberi kode ALK. Kelompok akun penghasilan diberi
kode P, akun Penghailan Jasa Rias Wajah diberi kode PJRW, akun Peng-
hasilan Jasa Rias Pengantin diberi kode PJRP dan sejenisnya. Dibandingkan
dengan dua sistem yang dibahas terdahulu, sistem ini kurang fleksibel
dan lebih sulit diterapkan, karena besar kemungkinan terjadi kesamaan
huruf awal dari beberapa akun. Oleh karena itu perlu dibuat kunci
(pedoman) yang rinci untuk mempermudah penggunaan sistem ini
4) Sistem kombinasi huruf dan angka merupakan sistem pemberian
kode akun dengan menggunakan kombinasi antara huruf dengan
angka. Penggunaan huruf bisa diambil dari singkatan nama kelompok
akun, kemudian diikuti dengan angka untuk menunjukkan akun
bagiannya. Misalnya untuk akun Penghasilan diberi kode P, Jasa diberi
kode 2, Rias Wajah diberi kode 55. Jadi, akun Penghasilan Jasa Rias

215
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Wajah diberi kode: P-2-55. Penerapan sistem ini relatif rumit, tetapi
dapat memberi gambaran lebih jelas dibandingkan dengan sistem
pemberian kode dengan huruf.

b. Bentuk Akun/Rekening
Di dalam praktik, kita dapat menyusun akun buku besar yang praktis,
mudah dilaksanakan, dan mudah dipahami isinya. Bentuk akun yang
disusun oleh perusahaan disesuaikan dengan keperluan dan kemudahannya
untuk dilaksanakan. Secara umum bentuk akun dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu bentuk skontro yang lazim disebut akun huruf T dan
bentuk berlajur. Kedua bentuk akun yang dimaksud disajikan pada bagian
berikut:

1) Bentuk Skontro (T Account)


Nama Akun Kode (No) Akun:
Tgl Keterangan Ref Debit Tgl Keterangan Ref Kredit

Akun yang berbentuk skontro (huruf T), memisahkan secara tegas


sisi Debit (D) dan sisi Kredit (K). Keunggulan akun bentuk ini dapat mem-
bedakan penulisan akibat transaksi pada kedua sisi secara tegas. Bagi pemula
(yang baru belajar pembukuan) akun ini akan memudahkan. Kelemahannya,
saldo akun tidak dapat diketahui secara langsung, karena harus menjumlah
sisi D dan sisi K selanjutnya dikurangkan.

2) Bentuk Berlajur
Nama Akun Kode (No) Akun:
Saldo
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
Debit Kredit

216
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Atau:
Nama Akun Kode (No) Akun:

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit D/K Saldo

Dari tiga bentuk akun yang disajikan di atas, tampak bahwa semuanya
mengandung dua tempat menulis jumlah, yakni sisi D dan sisi K. Hal yang
perlu ditegaskan adalah bahwa D dan K hanya menunjuk letak, yakni
sisi kiri (D) dan sisi kanan (K). Aturan pembukuan suatu jumlah sebagai
akibat dari transaksi keuangan ke dalam akun-akun ke sisi D atau sisi
K harus konsisten. Telah disepakati dan diterima secara umum, prosedur
pendebitan dan pengkreditan akun adalah sebagai berikut:
a) Semua akun yang termasuk kelompok aktiva:
jika bertambah dibukukan di sisi D
jika berkurang dibukukan di sisi K
b) Semua akun yang termasuk kelompok hutang:
jika bertambah dibukukan di sisi K
jika berkurang dibukukan di sisi D
c) Semua akun yang termasuk kelompok modal:
jika bertambah dibukukan di sisi K
jika berkurang dibukukan di sisi D

Jika aturan pembukuan tersebut disajikan dalam bentuk bagan maka


akan tampak seperti berikut ini.

D Aktiva D Hutang D Modal


K K K
= +
+ - - + - +

Perlu juga kita ingat bahwa khusus untuk akun modal dapat ber-
tambah atau berkurang sebagai akibat dari faktor-faktor berikut:

217
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

a) investasi dan penghasilan menyebabkan bertambahnya akun modal


b) beban dan prive (pengambilan) menyebabkan berkurangnya akun modal
c) prive (penyetoran) menyebabkan bertambahnya akun modal

Jika setiap faktor penyebab bertambah dan/atau berkurangnya modal


tersebut dibuka akun tersendiri, maka aturan pembukuannya harus meng-
ikuti aturan akun modal.
a) Investasi oleh pemilik, dapat dibukukan langsung ke akun modal sisi
K
b) Akun Penghasilan:
jika bertambah bukukan di sisi K
jika berkurang bukukan di sisi D
c) Akun Biaya atau Beban
jika bertambah bukukan di sisi D
jika berkurang bukukan di sisi K
d) Akun Prive
jika bertambah bukukan di sisi K
jika berkurang bukukan di sisi D

Berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat memperoleh gambaran


bahwa sangat banyak akun yang mungkin dibuat oleh suatu perusahaan.
Kelompok akun aktiva bisa terdiri atas banyak akun, demikian pula 4
(empat) kelompok akun yang lainnya.
Sekalipun akun yang dibuat bisa sangat banyak, namun sebenarnya
seluruh akun tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu
akun riil dan akun nominal.
a) Akun riil adalah akun yang selalu ada sepanjang perusahaan masih
melaksanakan kegiatan usaha. Akun ini terdiri atas akun aktiva, hutang,
dan modal. Pada akhir periode, akun ini ditutup dan saldonya dilaporkan
di neraca. Secara normal, kelompok akun aktiva akan memiliki saldo
debit, sedangkan kelompok akun hutang dan modal memiliki saldo
kredit. Akun ini akan dibuka kembali pada awal periode dengan saldo
sesuai dengan jumlah yang dilaporkan di dalam neraca.
b) Akun nominal adalah akun yang diadakan pada perjalanan periode

218
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

yang terdiri atas akun beban dan penghasilan. Akun ini berfungsi
sebagai pembantu modal, diadakan untuk menampung bertambah
atau berkurangnya modal sepanjang periode akuntansi berjalan. Pada
akhir periode akun ini ditutup dan diperhitungkan saldonya untuk
dilaporkan pada laporan laba/rugi.

c. Proses Pemostingan
Transaksi keuangan yang telah dianalisis dan dicatat di dalam jurnal,
secara periodik akan diposting atau dipindahbukukan ke dalam akun yang
terkait. Pada saat pemostingan ayat-ayat jurnal tersebut, kolom Reference
dari jurnal diisi dengan kode (nomor) akun, sedangkan kolom Reference
pada akun diisi dengan halaman jurnal.
Untuk berlatih, marilah kita memosting jurnal dari transaksi Salon
Sekarkedaton. Agar lebih ringkas, jurnal tersebut kita hilangkan keterangannya.
Hasil pemostingan adalah sebagai berikut ini.

JURNAL UMUM
halaman 1

Debit Kredit
Tgl Keterangan Ref
(Rp) (Rp)
2007
Jan. Kas 101 1.000.000
1 Modal 401 1.000.000
2 Peralatan Salon 205 300.000
Kas 101 300.000
5 Beban Sewa 504 100.000
Kas 101 100.000
7 Peralatan Salon 205 500.000
Perlengkapan Salon 107 200.000
Hutang Dagang 301 700.000
9 Kas 101 750.000
Hutang Wesel 303 750.000
14 Kas 101 450.000
Penghasilan Jasa 601 450.000
15 Beban Gaji 501 150.000
Kas 101 150.000

219
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

20 Kas 101 250.000


Piutang Usaha 102 300.000
Penghasilan Jasa 601 550.000

JURNAL UMUM
halaman 2
Debit Kredit
Tgl Keterangan Ref
(Rp) (Rp)
2007
Jan. Hutang Dagang 301 200.000 200.000
22 Kas 101
25 Beban Listrik 503 75.000 75.000
Kas 101
29 Kas 101 150.000
Piutang Usaha 102 150.000
30 Pengambilan Prive 404 100.000
Kas 101 100.000
31 Beban Bunga 508 7.500
Kas 101 7.500

Kas Kode (No) Akun: 101


Tgl Keterangan Ref Debit Tgl Keterangan Ref Kredit
1/1 Setoran Ny Ayu j-1 1.000.000 2/1 Peral Salon J-1 300.000
9/1 Hutang Wesel J-1 750.000 5/1 Beban Sewa J-1 100.000
14/1 Penghasilan Jasa J-1 450.000 15/1 Beban Gaji J-1 150.000
20/1 Penghasilan Jasa J-1 250.000 22/1 Angsur hutang J-2 200.000
29/1 Piutang Usana J-2 150.000 25/1 Beban Listrik J-2 75.000
30/1 Prive J-2 100.000
31/1 Beban Bunga J-2 7.500

Modal Kode (No) Akun: 401

Tgl Keterangan Ref Debit Tgl Keterangan Ref Kredit


1/1 SetoranNy Ayu j-1 1.000.000

220
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Peralatan Salon Kode (No) Akun: 205

Tgl Keterangan Ref Debit Tgl Keterangan Ref Kredit


2/1 Beli tunai J-1 300.000
7/1 Beli Kredit J-1 500.000

Beban Sewa Kode (No) Akun: 504

Tgl Keterangan Ref Debit Tgl Keterangan Ref Kredit


5/1 Beban Januari J-1 100.000

Perlengkapan Salon Kode (No) Akun: 107

Tgl Keterangan Ref Debit Tgl Keterangan Ref Kredit


7/1 Beli Kredit J-1 200.000

Hutang Dagang Kode (No) Akun: 301

Tgl Keterangan Ref Debit Tgl Keterangan Ref Kredit


22/1 Angsur J-2 200.000 7/1 Perl & Peralatn J-1 700.000

Hutang Wesel Kode (No) Akun: 303

Tgl Keterangan Ref Debit Tgl Keterangan Ref Kredit


9/1 Hutang di Bank j-1 750.000

Penghasilan Jasa Kode (No) Akun: 601

Tgl Keterangan Ref Debit Tgl Keterangan Ref Kredit


14/1 Hasil merias j-1 450.000
20/1 Hasil merias j-1 550.000

221
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Beban Gaji Kode (No) Akun: 501

Tgl Keterangan Ref Debit Tgl Keterangan Ref Kredit


15/1 Beban Januari J-1 150.000

Piutang Usaha Kode (No) Akun: 102

Tgl Keterangan Ref Debit Tgl Keterangan Ref Kredit


20/1 Pengh Jasa J-1 300.000 29/1 diangsur J-2 150.000

Beban Listrik Kode (No) Akun: 503

Tgl Keterangan Ref Debit Tgl Keterangan Ref Kredit


22/1 Beban Januari J-2 75.000

Prive Kode (No) Akun: 404

Tgl Keterangan Ref Debit Tgl Keterangan Ref Kredit


30/1 Ambil Kas J-2 100.000

Beban Bunga Kode (No) Akun: 508

Tgl Keterangan Ref Debit Tgl Keterangan Ref Kredit


31/1 Kas J-2 7.500

3. Buku Besar Pembantu


Ada kalanya kita harus menyelenggarakan akun-akun buku besar
pembantu. Buku besar pembantu (buku bantu) ini diselenggarakan dengan

222
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

tujuan untuk membantu akun-akun buku besar yang terdiri atas banyak
unsur. Setiap unsur dari akun tersebut tidak dibuatkan akun buku besar
satu persatu tetapi dibukukan dalam satu nama akun, sedangkan rinciannya
dibukukan dalam akun buku bantu. Sebagai contoh, perusahaan memiliki
hutang dagang kepada 15 pemasok. Dengan demikian, ada 15 akun Hutang
Dagang yang seharusnya dibuat oleh perusahaan. Namun, untuk mem-
bukukan hutang dagang tersebut perusahaan tidak perlu membuka
akun buku besar hutang dagang sebanyak 15 buah, melainkan cukup
satu akun buku besar yaitu akun Hutang Dagang. Rincian hutang dagang
tersebut, yakni hutang kepada setiap pemasok dibuatkan satu akun buku
bantu, sehingga ada 15 akun buku bantu yang harus dibuat untuk membantu
akun Hutang Dagang tersebut. Akun-akun buku besar lainnya yang me-
merlukan rincian seperti contoh hutang dagang tersebut, misalnya piutang
usaha (piutang dagang), beban gaji karyawan dan sejenisnya perlakuan
pembukuannya sama dengan contoh hutang dagang tersebut.

a. Fungsi Buku Pembantu


Berdasarkan uraian dan contoh tentang buku pembantu (bantu)
di atas, kita dapat mengetahui bahwa buku tersebut memiliki fungsi sebagai
(a) alat pemerinci dan (b) alat pengendali (kontrol).
(1) Buku bantu dikatakan berfungsi sebagai pemerinci, karena buku ini
merupakan rincian dari akun buku besar yang dibantu. Dari buku
bantu dapat kita ketahui rincian secara detail isi akun tersebut. Misalnya
akun Hutang Dagang hanya berisi informasi tentang besarnya hutang,
penyebab terjadinya (misal karena hutang uang, pembelian kredit,
atau penyebab lainnya) kapan terjadinya, berapa yang sudah diangsur,
dan kapan diangsur. Rincian tentang kepada siapa berhutang, berapa
besar hutang kepada masing-masing kreditur, bagai mana syarat
pelunasan dan sebagainya disajikan di akun-akun buku bantu.
(2) Buku bantu berfungsi sebagai alat pengendali (kontrol), karena dari
buku ini kita dapat meneliti dan menguji kebenaran pencatatan di
dalam akun buku besar yang bersangkutan.

b. Proses Pencatatan dalam Buku Bantu


Jenis dan jumlah akun buku bantu yang harus dibuat oleh masing-

223
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

masing perusahaan tidaklah sama. Hal ini sangat tergantung dari skala
usaha dan sifat usahanya. Perusahaan kecil yang usahanya tunggal dan
sifatnya masih sederhana, frekuensi terjadinya transaksi pun tidak banyak,
dan mitra usahanya belum banyak, terlebih-lebih jika transaksi keuangannya
selalu dilakukan secara tunai, mungkin tidak perlu (belum memerlukan)
buku bantu. Sebaliknya untuk perusahaan yang berskala besar, sifat usahanya
sangat kompleks, frekuensi terjadinya transaksi sangat tinggi, mitra
usahanya banyak, penyelenggaraan buku bantu mungkin sangat perlu.
Bentuk akun buku bantu dapat dibuat seperti bentuk akun buku besar,
yakni berbentuk rekening huruf T atau berkolom. Bentuk mana yang
dipilih, sangat tergantung dari pertimbangan masing-masing perusahaan
Hal penting yang perlu diingat adalah bahwa penyelenggaraan buku bantu
tersebut harus dapat menyediakan informasi yang sesuai dengan fungsinya.
Proses pencatatan transaksi keuangan kedalam buku bantu secara
edial dilakukan setiap hari atau setiap terjadinya transaksi tersebut. Namun
ada kalanya, demi alasan efisiensi pencatatan dilakukan secara periodik
(pada waktu-waktu tertentu). Mengingat bahwa buku bantu berfungsi
sebagai alat kontrol (pengendali), maka pengisiannya harus didasarkan
atas bukti transaksi. Tidak dibenarkan buku bantu diisi berdasarkan informasi
dari jurnal seperti pengisian akun buku besar.

4. Neraca Sisa (Trial Balance)


Pada waktu-waktu tertentu, misalnya bulanan, triwulanan, semesteran
atau tahunan, kita perlu memeriksa ketelitian dan kebenaran dalam
memosting ayat-ayat jurnal ke akun-akun buku besar. Untuk menguji hal
tersebut, dapat dibuat neraca saldo atau neraca sisa. Neraca ini berisi
sisa (saldo) setiap akun buku besar. Jika pemostingan sudah dilakukan
semua dan (kemungkinan) benar, maka jumlah kolom D dan kolom K
dari neraca saldo akan sama.
Dari contoh transaksi Salon Sekarkedaton yang telah dijurnal dan
diposting dalam akun-akun buku besar di atas, jika dibuat neraca sisa
akan diperoleh hasil sebagai berikut:

224
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Salon Sekarkedaton
Neraca Saldo
Per 31 Januari 2007

Kode
Nama Akun Debit Kredit
(No) Akun

101 Kas 1.662.500


102 Piutang Usaha 150.000
107 Perlengkapan Salon 200.000
205 Peralatan Salon 800.000
301 Hutang Dagang 500.000
303 Hutang Wesel 750.000
401 Modal 1.000.000
404 Prive 100.000
501 Beban Gaji 150.000
503 Beban Listrik 75.000
504 Beban Sewa 100.000
508 Beban Bunga 7.500
601 Penghasilan Jasa 1.000.000
Jumlah 3.2 50.000 3.250.000

L. PAJAK PRIBADI DAN PAJAK USAHA


Terdapat bermacam-macam batasan atau definisi tentang “pajak”
yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah :
· Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani, pajak adalah iuran masyarakat kepada
negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib mem-
bayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang)
dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk
dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
· Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH, pajak adalah iuran rakyat
kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)
dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung
dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran
umum. Definisi tersebut kemudian dikoreksinya yang berbunyi sebagai

225
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

berikut: Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada


Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan
untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai
public investment.
· Sedangkan menurut Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M.,
& Brock Horace R, pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor
swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun
wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih
dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional,
agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan
pemerintahan.

Pajak dari perspektif ekonomi dipahami sebagai beralihnya sumber


daya dari sektor privat kepada sektor publik. Pemahaman ini memberikan
gambaran bahwa adanya pajak menyebabkan dua situasi menjadi berubah.
Pertama, berkurangnya kemampuan individu dalam menguasai sumber
daya untuk kepentingan penguasaan barang dan jasa. Kedua, bertambahnya
kemampuan keuangan negara dalam penyediaan barang dan jasa publik
yang merupakan kebutuhan masyarakat.
Sementara pemahaman pajak dari perspektif hukum menurut Soemitro
merupakan suatu perikatan yang timbul karena adanya undang-undang
yang menyebabkan timbulnya kewajiban warga negara untuk menyetorkan
sejumlah penghasilan tertentu kepada negara, negara mempunyai kekuatan
untuk memaksa dan uang pajak tersebut harus dipergunakan untuk
penyelenggaraan pemerintahan. Dari pendekatan hukum ini mem-perlihatkan
bahwa pajak yang dipungut harus berdsarkan undang-undang sehingga
menjamin adanya kepastian hukum, baik bagi fiskus sebagai pengumpul
pajak maupun wajib pajak sebagai pembayar pajak.
Pajak menurut Pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan umum
dan tata cara perpajakan adalah “kontribusi wajib kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

226
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

1. Ciri pajak
Dari berbagai definisi yang diberikan terhadap pajak baik pengertian
secara ekonomis (pajak sebagai pengalihan sumber dari sektor swasta
ke sektor pemerintah) atau pengertian secara yuridis (pajak adalah iuran
yang dapat dipaksakan) dapat ditarik kesimpulan tentang ciri-ciri yang
terdapat pada pengertian pajak antara lain sebagai berikut:
a) Pajak dipungut berdasarkan undang-undang. Asas ini sesuai
dengan perubahan ketiga UUD 1945 pasal 23A yang menyatakan “pajak
dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur
dalam undang-undang.”
b) Tidak mendapatkan jasa timbal balik (konraprestasi perse-
orangan) yang dapat ditunjukkan secara langsung. Misalnya,
orang yang taat membayar pajak kendaraan bermotor akan melalui
jalan yang sama kualitasnya dengan orang yang tidak membayar pajak
kendaraan bermotor.
c) Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum
pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik
rutin maupun pembangunan.
d) Pemungutan pajak dapat dipaksakan. Pajak dapat dipaksakan
apabila wajib pajak tidak memenuhi kewajiban perpajakan dan dapat
dikenakan sanksi sesuai peraturan perundag-undangan.
e) Selain fungsi budgeter (anggaran) yaitu fungsi mengisi Kas Negara/
Anggaran Negara yang diperlukan untuk menutup pembiayaan
penyelenggaraan pemerintahan, pajak juga berfungsi sebagai alat
untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan negara dalam lapangan
ekonomi dan sosial (fungsi mengatur/ regulatif).

2. Jenis Pajak
Di tinjau dari segi Lembaga Pemungut Pajak dapat di bagi menjadi
dua jenis yaitu:
a) Pajak Negara
- Pajak penghasilan
- Pajak Pertambahan Nilai
- Pajak Penjualan Barang Mewah

227
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

- Pajak Bumi dan Bangunan


b) Pajak Daerah
- Pajak Kendaraan bermotor
- Pajak radio
- Pajak reklame

3. Fungsi pajak
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan
bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak
merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran
termasuk pengeluaran pembangunan. Berdasarkan hal diatas maka pajak
mempunyai beberapa fungsi, yaitu:

a. Fungsi anggaran (budgetair)


Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin
negara dan melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan biaya.
Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak. Dewasa ini pajak digunakan
untuk pembiayaan rutin seperti belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan,
dan lain sebagainya. Untuk pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan
dari tabungan pemerintah, yakni penerimaan dalam negeri dikurangi
pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah ini dari tahun ke tahun harus
ditingkatkan sesuai kebutuhan pembiayaan pembangunan yang semakin
meningkat dan ini terutama diharapkan dari sektor pajak.

b. Fungsi mengatur (regulerend)


Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan
pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk
mencapai tujuan. Contohnya dalam rangka menggiring penanaman modal,
baik dalam negeri maupun luar negeri, diberikan berbagai macam fasilitas
keringanan pajak. Dalam rangka melindungi produksi dalam negeri, pemerintah
menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri.

228
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

c. Fungsi stabilitas
Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan
kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi
dapat dikendalikan, Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur
peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak
yang efektif dan efisien.

d. Fungsi redistribusi pendapatan


Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk mem-
biayai semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan
sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan
dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan kepada subjek
pajak untuk setiap objek pajak yang diterimanya.Unsur-unsur yang ada
di Pajak Penghasilan (PPh):

1) Subjek Pajak Penghasilan, adalah:


a) Orang pribadi.
b) Badan Usaha (PT, CV, FIRMA, BUMN, BUMD, KOPERASI dan YAYASAN)
2) Objek Pajak Penghasilan, adalah : setiap penghasilan yang diterima
oleh subjek pajak.
Contoh: Gaji, Upah, Honorarium,
Komisi, Bonus, Hadiah dari
undian dan Laba usaha.
Setiap penghasilan yang
diterima oleh orang pribadi
atau badan usaha wajib
dikenakan pajak peng-
hasilan (PPh)
3) Penghasilan Kena Pajak (PKP) adalah penghasilan yang akan diperhitung-
kan besar pajaknya. PKP didapat dengan cara mengurangi total peng-
hasilan selama satu tahun dengan penghasilan tidak kena pajak (PTKP).
Besarnya penghasilan tidak kena pajak (PTKP) per tahun menurut
UU No.17 tahun 2000, adalah :

229
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

a) Rp 2.880.000,00 untuk wajib pajak orang pribadi.


b) Rp 1.440.000,00 untuk suami/ istri yang tidak berpenghasilan
dari wajib pajak.
c) Rp 2.880.000,00 untuk suami/ istri yang berpenghasilan dari wajib
pajak.
d) Rp 1.440.000,00 untuk setiap anggota keluarga sedarah (ibu, ayah,
anak kandung) dan sementara (mertua, anak tiri) serta anak angkat
yang menjadi tanggungan wajib pajak, maksimal 3 orang untuk
satu keluarga.

Pemilik perusahaan perorangan dihadapkan pada tiga kelompok


pajak sebagai berikut :
a. Pajak-pajak atas kekayaan atau kepemilikan aset
Dalam perusahaan selalu terdapat kekayaan yang membawa kewajiban
membayar pajak. Bagi perusahaan pajak-pajak atas kekayaan atau
kepemilikan aset adalah biaya. Pajak-pajak yang merupakan biaya
tersebut antara lain adalah pajak bumi dan bangunan (PBB) dan
pajak kendaraan.
b. Pajak-pajak pribadi
Pajak pribadi adalah pajak yang dikena-
kan pada pemilik perusahaan sebagai
orang pribadi. Contohnya adalah pajak
penghasilan (PPh) dan pajak bumi dan
bangunan (PBB) atas tanah dan bangunan
rumah yang dihuninya. Pajak ini tidak
merupakan biaya buat perusahaan.
Kadang pembayarannya melalui Kas
atau Bank perusahaan. Pentata bukuannya diberikan dalam pelajaran
mendatang.
c. Pajak-pajak yang fungsinya perusahaan hanya sebagai wajib pungut
untuk fiskus/kas negara.
1) Pajak atas upah/gaji
Contoh dari pajak semacam itu adalah pajak atas gaji/upah. Majikan
yang memberikan gaji/upah kepada pegawainya wajib menahan
sebagian dari pendapatan brutonya untuk melunasi kewajibannya

230
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

membayar pajak. Jadi walaupun wajib pajaknya sang pegawai,


majikan mempunyai kewajiban sebagai penagih dengan cara menahan
sebagian dari gaji/upahnya untuk diserahkan kepada fiskus/
kas negara.
2) Potongan gaji
Jumlah ini terdiri dari pajak PPh 21 dan berbagai premi asuransi wajib,
yang keseluruhannya biasa disebut sebagai “potongan gaji”.
3) Pajak Penjualan
Dalam pelajaran-pelajaran sebelumnya kita belum membahas
tentang pajak penjualan. Sebagai konsumen kita biasanya mengenal
istilah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah (PPnBM). Dalam pelajaran ini, kita fokuskan pada
PPN dan menggunakan asumsi tarif PPN yang dikenakan adalah
10%.

Pajak Konsumsi
PPN adalah pajak konsumsi. Ini berarti bahwa pajak ini adalah beban
buat konsumen sebagai pemakai barang dan jasa yang terakhir. Konsumen
membayar PPN kepada perusahaan yang menjual barang dan jasa yang
bersangkutan.
Perusahaan harus menyerahkan PPN tentang barang dan jasa yang
dibelinya kepada fiskus (kas negara). Perusahaan diperbolehkan memotong
PPN yang olehnya dibayarkan kepada perusahaan yang menjual barang
dan jasa yang sama. Per saldo perusahaan hanya membayar pajak atas
pertambahan nilai.

231
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

BAB X

PROPOSAL USAHA

A. PROSPEK USAHA

P
rospek usaha yang akan dilaksanakan sangat menentukan
kegiatan yang akan dilakukan. Berbagai prospek usaha yang
dapat dilakukan oleh wirausahawan. Untuk menindaklanjuti
prospek usaha tersebut dibutuhkan berbagai macam kebutuhan-kebutuhan
yang mendukung terlaksanakan kegiatan yang akan dilakukan dalam
rencana usaha yang akan dirintis.
Salah satuh kebutuhan yang sangat penting adalah dari segi finansial
atau dana. Dana dalam merencanakan sebuah usaha merupakan hal
yang sangat penting dan menentukan. Untuk itu dibutuhkan berbagai
cara dan alternatif dalam mengumpulkan dana, yang salah satunya adalah
proposal. Proposal usaha adalah dokumen tertulis tentang perencanaan
usaha yang diusulkan kepada pihak investor (pemilik modal) maupun
perbankan sebagai bahan pertimbangan dan penilaian untuk memperoleh
dana investasi yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha yang direncanakan.
Dari definisi tersebut terungkap bahwa:
1. Proposal usaha adalah sebuah dokumen tertulis tentang perencanaan
usaha. Sebagai dokumen tertulis, maka sebuah proposal usaha harus
ditulis dengan benar, lengkap, rinci, akurat dan jelas.
2. Proposal usaha dibuat dengan tujuan utama untuk memperoleh dana
investasi yang dibutuhkan dalam rangka membiayai pelaksanaan
usaha yang direncanakan.
3. Proposal usaha diajukan kepada penyandang dana, yaitu investor
dan/atau pihak perbankan.

232
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Sebagaimana terungkap dari pengertian proposal usaha di atas, ada


beberapa pihak yang memerlukan proposal usaha sebagai berikut:
1. Pengusaha
Bagi pengusaha proposal usaha merupakan dokumen tertulis lengkap
dan rinci tentang perencanaan usaha (business plan) yang akan dilakukan
dan digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi pelaksanaan dari
usaha yang direncanakan.
2. Investor
Bagi investor, proposal usaha merupakan gambaran tentang prospek
usaha dan kemungkinan-kemungkinan keuntungan yang dapat diperoleh.
Karena itu sebuah proposal usaha bagi investor akan dijadikan sebagai
bahan pertimbangan dalam menentukan kemungkinan ikut berinvestasi
dalam usaha yang direncakan dalam proposal usaha tersebut.
3. Perbankan/Lembaga Keuangan
Melalui proposal usaha pihak perbankan dapat menilai mengenai
prospek kesinambungan serta kemampuan usaha yang direncanakan
dalam membayar semua kewajiban finansialnya. Karena itu bagi pihak
perbankan, proposal usaha digunakan sebagai dasar penilaian untuk
menentukan penyaluran kredit bagi pendanaan usaha tersebut.
4. Pemerintah
Melalui proposal usaha, pemerintah dapat menilai mengenai sumbangan
usaha yang akan dilaksanakan terhadap kegiatan ekonomi maupun
dampak sosial yang ditimbulkan bagi masyarakat secara keseluruhan.

B. SISTEMATIKA PENYUSUNAN PROPOSAL USAHA


Sebagai sebuah dokumen tertulis perencanaan usaha yang akan
digunakan untuk memperoleh dana investasi, maka proposal usaha harus
dibuat dengan objektif, lengkap, rinci, akurat, jelas, komunikatif dan sudah
tentu menarik untuk dibaca. Isi proposal usaha pada intinya akan meng-
ungkapkan tentang deskripsi perusahaan, aspek pasar dan pemasaran,
aspek produksi, aspek keuangan, serta aspek organisasi dan manajemen.
Bagaimana sistematika penyusunan proposal usaha? Tidak ada sistematika
yang baku. Tetapi yang penting, sebuah proposal usaha harus dapat menarik
minat investor menanamkan modalnya, atau pihak perbankan agar mau

233
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

memberikan kredit guna membiayai investasi yang dibutuhkan untuk


merealisasikan usaha yang direncanakan.
Meskipun belum ada bentuk atau sistematika penyusunan proposal
yang baku, tetapi pada umumnya sebuah proposal akan disusun dengan
sistematika sebagai berikut:
1. Ringkasan
Tujuan dari ringkasan adalah memberikan informasi singkat tentang
keseluruhan isi proposal usaha. Dengan membaca ringkasan, dalam
waktu yang relatif singkat pihak-pihak yang berkepentingan seperti
investor atau pihak perbankan sudah dapat memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai keseluruhan isi proposal. Karena itu, isi ringkasan
harus ditulis secara singkat, padat tetapi jelas menyentuh keseluruhan
isi proposal.
2. Diskripsi Perusahaan
Dalam bagian ini dikemukakan segala
sesuatu yang berhubungan dengan
perusahaan yang akan melaksanakan
usaha tersebut. Nama, visi, misi, dan
tujuan perusahaan. Tidak ketinggalan
dikemukakan juga riwayat perusahaan
dilengkapi dengan dokumen perusahaan,
jenis usaha yang dikelola serta jenis
usaha yang direncanakan akan dilak-
sanakan. Bila diperlukan lengkapi deskripsi ini dengan gambar atau
foto yang dianggap penting.
3. Aspek Pasar dan Pemasaran
Bagian ini mengemukakan hal, yaitu gambaran struktur industri dan
lingkungan usaha, kondisi pasar serta rencana pemasaran yang akan
dijalankan untuk produk yang akan dihasilkan.
4. Aspek Produksi
Dalam bagian ini dikemukakan hal-hal yang berhubungan dengan
aspek teknis produksi. Di dalamnya menyangkut lokasi usaha, fasilitas
dan peralatan produksi yang dibutuhkan, pasokan bahan mentah,
kebutuhan tenaga kerjas, serta biaya produksi.

234
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

5. Aspek Keuangan
Aspek keuangan memaparkan tentang tahapan usaha, biaya prainvestasi,
biaya investasi, biaya pemasaran, administrasi dan umum, sumber
pembiayaan dan penggunaan dana, proyeksi laba-rugi, proyeksi aliran
kas, serta analisis finansial kelayakan usaha.
6. Aspek Organisasi dan Manajemen
Dalam bagian ini diuraikan tentang struktur organisasi disertasi deskripsi
pekerjaan untuk masing-masing jabatan yang terdapat dalam struktur
organisasi, tim manajemen yang mengelola usaha dilengkapi dengan
daftar riwayat hidup singkat.
7. Kesimpulan
Bagian kesimpulan mengemukakan kesimpulan sehubungan dengan
layak tidaknya suatu usaha yang direncanakan dilaksanakan, baik
dilihat dari aspek pasar dan pemasaran, produksi, keuangan serta aspek
organisasi dan manajemen.
8. Daftar Rujukan dan Lampiran
Daftar rujukan mengemukakan berbagai referensi yang digunakan
untuk membuat proposal usaha. Sedang lampiran mengemukakan
berbagai informasi penting yang relevan dengan isi proposal usaha.

C. MEMBUAT PROPOSAL USAHA


Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut dikemukakan
isi dan sistematika proposal usaha sebagai berikut:

Isi dan Sistimatika Proposal Usaha

RINGKASAN
BAB I DESKRIPSI PERUSAHAAN
A. Deskripsi umum perusahaan
B. Riwayat dan dokumen perusahaan
C. Visi, misi dan tujuan Perusahaan
D. Jenis usaha yang dikelola
E. Jenis usaha yang direncanakan dan poduk yang akan dihasilkan

235
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

BAB II PASAR DAN PEMASARAN


A. Gambaran industri dan lingkungan usaha
B. Kondisi pasar
1. Pasar sasaran
2. Peluang pasar
3. Estimasi pangsa pasar
C. Rencana pemasaran
1. Penetapan harga produk
2. Strategi pemasaran
3. Estimasi penjualan
BAB III ASPEK PRODUKSI
A. Analisis lokasi usaha
B. Fasilitas dan peralatan produksi
C. Kebutuhan bahan baku
D. Kebutuhan tenaga kerja
E. Proses produksi
F. Kapasitas produksi
G. Struktur biaya produksi
BAB IV ASPEK KEUANGAN
A. Tahapan pelaksanaan usaha yang direncanakan
B. Biaya pra-investasi: biaya persiapan dan studi kelayakan
C. Biaya investasi
D. Biaya pemasaran, administrasi dan umum
E. Sumber pembiayaan dan penggunaan dana
F. Proyeksi laba-rugi
G. Proyeksi aliran kas
H. Analisis manfaat finansial usaha (AMFU)
BAB V SIMPULAN
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN

236
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

BAB XI

USAHA KECIL

A. DEFENISI USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) DAN PENERAPAN


FUNGSI MANAJEMEN
1. Defenisi Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

P
ada dasarnya jenis usaha kecil dan menengah (UKM) dikelola
oleh pemiliknya sendiri kadang dibantu oleh keluarganya dan
tenaga pembantu. Pemilik usaha mengerjakan usahanya bahkan
sampai mengurus rumah tangganya sendiri. Kemudian di dalam kegiatan
usahanya itu, dibantu oleh beberapa tetangga dan tenaga tetap.
Pada pelaksanaannya, UKM selalu menjanjikan suatu keberhasilan
dan rasa kepuasan, tetapi banyak juga yang menghadapi beberapa kendala
atau masalah. UKM dimanapun berdiri, tampaknya merupakan ladang
yang subur bagi kehidupan perekonomian bangsa dan negara. Selain
itu UKM merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan
kerja dan memberikan pelayanan ekonomi yang luas pada masyarakat.
Saat ini, berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional pada umumnya
dan stabilitas ekonomi pada khususnya. Jika demikian apa yang dimaksudkan
dengan UKM itu ?, UKM adalah semua bentuk usaha ukuran kecil dan
menengah yang mencakup jenis usaha, sebagai berikut :
a) Usaha industri maupun usaha non industri
b) Usaha yang terdapat di pedesaan maupun di perkantoran
c) Usaha yang modem maupun tradisional.

Usaha kecil merupakan bagian integral dari dunia usaha nasional


yang mempunyai kedudukan, potensi, dan peranan yang sangat penting
dan strategis dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional pada
umumnya dan tujuan pembangunan ekonomi pada khususnya. Usaha

237
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

kecil merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan


kerja dan memberikan pelayanan ekonomi yang luas pada masyarakat
serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan berperan dalam mewujudkan
stabilitas ekonomi pada khususnya.
Adapun pengertian usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia,
terdapat perbedaan defenisi.
1) Menurut Departemen Perindustrian
Melalui surat keputusan menteri perindustrian, nomor 133/M/SK/
B/1979, dijelaskan bahwa uusaha kecil dan menengah adalah:
a). Usaha yang mempunyai nilai investasi mesin-mesin, peralatan,
diluar gedung dan tanah, tidak lebih dari Rp. 70.000.000,00 (tujuh
puluh juta rupiah):
b). Usaha yang mempunyai modal keseluruhan paling banyak Rp.
100.000.000,00 (seratus juta rupiah);
c). Usaha yang jumlah investasisnya per pekerja tidak lebih dari Rp.
625.000,00 (enam ratus dua puluh lima ribu rupiah)
2) Defenisi UKM menurut Bank Indonesia
Usaha kecil dan menengah adalah (UKM) adalah perusahaan industri
dengan karakteristik :
a). Modalnya kurang dari Rp. 20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah);
b). Untuk satu putaran dari usahanya membutuhkan uang paling
banyak Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah).
3) Defenisi UKM menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995.
Adapun defenisi atau batasan usaha kecil dan menengah (UKM) ber-
dasarkan undang-undang nomor 9 tahun 1995, yaitu kegiatan usaha
yang hasil total penjualan produknya pertahun paling banyak Rp.
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
4) Defenisi UKM yang digunakan di Amerika Serikat
Defenisi atau batasan usaha kecil dan menengah (UKM) yang digunakan
di Amerika Serikat, sebagai berikut :
a). Usaha kecil dan menengah adalah usaha/ industri yang tidak
dominan di sektornya;
b). Usaha kecil dan menengah (UKM) adalah usaha/ industri yang
mempunyai karyawan berjumlah kurang dari 500 orang.

238
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Karena adanya bermacam-macam defenisi, sebaiknya kita tidak terikat


pada defenisi manapun. Sebaliknya kita dapat merumuskan defenisi
yang sesuai untuk setiap kasus yang sedang dihadapi.

2. Kekuatan dan profil UKM


Jika ditelusuri pada perusahaan kecil dan menengah, terdapat berbagai
macam kekuatan sebagai berikut :

a) Penuh Inovatif
Dapat diakui bahwa usaha kecil dan menengah (UKM) dapat memegang
peranan penting dan sebagai penopang usaha besar. UKM dapat menyediakan
bahan-bahan mentah, suku cadang, pemungkusan, pengepakan, bahan
pembantu dan sebagainya. Kebanyakan UKM menggunakan strategi
tersendiri dengan membuat produk yang unik dan khusus, inovatif-inovatif
baru, dan tidak memandang usaha besar sebagai pesaing. UKM didalam
kegiatan usahanya sangat kreatif, serta mampu menyesuaikan diri dengan
situasi dan kondisi bisnis.
UKM jika ingin maju harus dapat membuat produk dengan model
baru atau innovatif. Apa sebabnya ? sebabnya jika UKM membuat produk
yang sama dengan produk buatan usaha besar, tentunya kalah bersaing.
Semua produk memerlukan inovasi, seperti halnya dengan produk peralatan
pertukangan dan komputer yang sangat sarat inovasi.
Adapun tujuan mengadakan inovatif dalam pembuatan produk,
antara lain:
1). Untuk memenuhi kebutuhan konsumen;
2). Untuk menyediakan dengan selera konsumen;
3). Untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi;
4). Untuk memuaskan konsumen;
5). Untuk menarik konsumen.

Jika UKM ingin mengembangkan inovasi, maka hal pertama yang


harus diperhatikan adalah proses pemilihan karyawan. Pada waktu memilih
karyawan, UKM harus menyiapkan instrumen untuk dapat menyaring
karyawan yang memiliki kreativitas tinggi. Setelah itu umumkan kepada

239
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

seluruh karyawan bahwa mereka boleh menggunakan sebagian waktunya


untuk mencari dan menemukan inovasi-inovasi baru yang dapat memberikan
keuntungan perusahaan dan para konsumen.
Harapan yang terbaik bagi UKM berkaitan dengan penemuan-penemuan
baru di dalam pembuatan produk dititik beratkan pada produk desain, style,
dan fashion. Apa yang dimaksud dengan prodduk desain, style, dan fashion?.
Produk desain adalah suatu gatra dan usaha untuk menentukan sejenis
produk yang sesuai dengan keinginan para konsumen/ langganan. Style
adalah karakteristik yang luar biasa atau penyajian beberapa produk yang
ada hubungannya dengan seni dan corak. Sedangkan yang didmaksud
dengan fashion adalah gaya yang sedang berlaku pada produk dalam
masa atau saat tertentu.
Inovasi-inovasi baru di bidang UKM dihadapkan pada tiga pilihan,
yaitu:
a). Produknya dapat ditempatkan pada salah satu pasaran
b). Produknya dirancang secara baru dan ditempatkan ditengah-tengah
pasar;
c). Produknya dapat ditampilkan dengan tujuan merebut pasaran.

Beberapa faktor personal yang mendorong inovasi produk adalah


keinginan berprestasi, adanya sifat penasaran atau keinginan menanggung
resiko, faktor pendidikan dan pengalaman. Sedangkan inovasi adalah adanya
peluang, pengalaman, dan kreativitas.

b) Lebih akrab/ dekat/ luwes


UKM pada umumnya mempunyai daerah pemasaran yang tidak
terlalu jauh, sehingga tabiat atau kesenangan para konsumen/ pelanggan
dapat dipahami atau didekati lebih akrab/dekat/luwes.
Komunikasi antara konsumen/ pelanggan dan pengusaha/ wiraswastawan
UKM sangat akrab/dekat/luwes, seperti dengan sesama saudara sendiri.
Para wiraswastawan UKM mempunyai posisi tersendiri di dalam bisnisnya,
sehingga hubungannya dengan para konsumen/pelanggan sangat akrab
dan dekat.
Hubungan yang akrab antara pengusaha dan para pekerja, begitu
pula hubungan antara para pekerja sendiri, akan menyebabkan tercapainya

240
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

produktifitas yang sangat tinggi dalam UKM. Dengan adanya pendekjatan


pihak UKM kepada para konsumen/ pelanggan, akan membuat pengusaha/
wiraswastwan UKM lebih peka terhadap perubahan, maupun untuk merasakan
adanya peluang bisnis (oportunity). Oleh karena itu, besar harapan para
wiraswastawan UKM bisa berkembang sesuai dengan programnya. Keber-
hasilan UKM tidak tergantung pada besar kecilnya ukuran usaha maupun
ukuran modal, akan tetapi diipengaruhi oleh bagaimana cara mengelolanya.

c) Lebih fleksibel
Bentuk UKM biasanya sederhana dan paling mudah mengorgani-
sasikannya, bahkan lebih fleksibel ddi dalam pelaksanaannya. Kehiduupan
UKM relatif lebih dinamis dan terus menerus selalu berhubungan dengan
pembeli dan pennjual. UKM lebih cepat tanggap dan fleksibel terhadap
produk-produk yang cepat ataupun kurang laku. Fleksibelitas operasi dan
ongkos tak langsung akan lebih rendah, karena sederhananya prosedur
operasi dan tidak terlalu birokratif.
Dalam kenyataannya, UKM dapat cepat menambah usahanya atau
mengurangi barang dagangannya sesuai dengan perkembangan selera
para pembeli/pelanggan dan disesuaikan dengan daya belinya. Usaha kecil
dan menengah, jauh lebih imajinatif dan fleksibel dalam merencanakan,
mengambil keputusan dan tindakan untuk mencapai tujuan. Disamping
fleksibel, UKM harus dapat memberikan pelayanan secara prima, sehingga
kelanjutan usaha dapat bertahan dan semakin berkembang.
Sebagai bentuk usaha kecil dan menengah, UKM memiliki profil
sebagai berikut:
1) Cara mendirikannya relatif mudah.
2) Cepat, tanggap dan fleksibel
3) Tidak birokratif
4) Berani mengambil resiko
5) Dinamis, ulet, inovatif,
6) Akrab dan kerja keras.
7) Organisasinya sederhana dan rahasia usaha terjamin
8) Berprestasi tinggi
9) Berdedikasi tinggi
10)Berkomitmen tinggi

241
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

11)Percaya pda diri sendiri


12)Modal milik sendiri dan keluarga

d) Penerapan Fungsi Manajemen


Pada dasarnya tujuan utama menjalankan usaha kecil sama dengan
tujuan perusahaan besar untuk memperoleh laba dan menjaga kelangsungan
pertumbuhan usaha dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Tujuan
utama usaha kecil dicapai dengan cara melakukan kegiatan penyediaan
barang atau jasa yang dibutuhkan masyarakat. Agar tujuan tersebut dapat
tercapai secara efisien dan efektif, maka kegiatan-kegiatan usaha kecil
perlu dikelola. Pengelolaan itu memerlukan proses yang kita kenal dengan
proses manajemen. Fungsi manajemen atau kegiatan yang saling terkait
satu sama lain itu adalah.
1) Perencanaan (planing)
2) Pengorganisasian (organizing)
3) Pengarahan (actuating)
4) Pengendalian (controlling)

Dalam rangka proses manajemen, perencanaan menempati posisi


yang sangat menentukan karena berkaitan pemgambilan keputusan
terutama mengenai sasaran yang akan dicapai dan perumusan kebijaksanaan
dengan memperhatikan keadaan serta kesempatan dan hambatan yang
dihadapi. Di lain pihak, pengendalian sebagai salah satu fungsi manajemen
berfungsi untuk melakukan penilain dan koreksi atas pelaksanaan rencana
yang telah ditetapkan sebelumnya.

B. PERENCANAAN USAHA
Perencanaan usaha adalah sebuah dokumen yang mengungkapkan
daya tarik dan harapan sebuah bisnis kepada penyandang dana yang
potensial. Jadi perencanaan usaha merupakan dokumen tertulis yang
disiapkan oleh seorang wirausahawan yang mengembangkan dan meng-
gambarkan semua unsur yang relevan baik internal maupun eksternal
untuk memulai suatu usaha.
Perencanaan usaha adalah pola perbuatan yang menggambarkan

242
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

hal-hal yang harus dikerjakan dan cara mengerjakannya. Perencanaan


usaha merupakan merupakan proses pemgambilan keputusan yang menjadi
dasar bagi kegiatan atau tindakan yang akan datang. Dengan demikian,
perencanaan usaha dalam suatu usaha akanlah menentukan terlebih
dahulu tindakan-tindakan yang perlu diambil agar dapat mencapai tujuan
yang diinginkan. Dalam pengertian yang lebih luas dikaitkan dengan jangka
waktu yang lebih panjang.
Dari interview dengan 100 orang pendiri perusahaan yang mempunyai
pertumbuhan tinggi, terungkap bahwa para wirausahawan sedikit sekali
yang melakukan perencanaan usaha (business plan) pada tingkat awal.
Terungkap 41% dari mereka tidak mempunyai rencana usaha, 26% memiliki
perencanaan usaha seadanya dan 28% membuat perencanaan usaha
secara jelas.
Jika seorang wirausahawan akan
membuka usaha baru, belum tentu 100%
berhasil jika tidak terlebih dahulu membuat
perencanaan usaha. Perencanaan usaha
perlu dibuat walau sangat sederhana. Sebaiknya
dibuat secara tertulis dan secara resmi, karena
hal itu merupakan alat untuk memegang
kendali dan menjaga agar usaha perusahaan
sesuai dengan jalur yang direncanakan.
Melalui perencanaan ditetapkan sasaran yang hendak dicapai dan
perumusan kebijaksaan dengan memperhatikan keadaan nyata, tujuan
akhir yang akan dicapai, kesempatan serta hambatan yang dihadapi.
Oleh karena itu, perencanaan merupakan suatu proses yang berkesinam-
bungan untuk menetapkan kegiatan yang diperlukan dalam rangka mencapai
tujuan yang ditetapkan. Dari pengertian di atas ada berapa faktor yang
diperlukan, antara lain.
1. Tujuan atau posisi usaha/bisnis yang diinginkan pada waktu mendatang.
2. Adanya keyakinan bahwa tujuan yang dikehendaki dapat dicapai (selayaknya)
dengan mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan ekstrim yang
mungkin terjadi.
3. Adanya keyakinan bahwa perusahaan dapat mengarahkan atau meng-
organisasikan atau melaksanakan tindakan-tindakan di masa mendatang

243
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

yang direncanakan untuk mencapai tujuan-tujuan dan sekaligus


menghindarkan atau mengatasi kondisi yang merintangi kemajuan.
4. Suatu pengertian atau pengakuan bahwa perubahan yang tidak ada
putusnya dan perkembangan kondisi yang tidak diharapkan mengharus-
kan adanya penilain kembali secara tetap. Biasanya seorang wirausaha
yang baik akan mendelegasikan sebagian besar keputusan tersebut
pada manajer dan staf.

Dalam membuat keputusan pada dasarnya seseorang dapat meng-


gunakan tiga macam pendekatan, yaitu:
a. Lebih berorientasi pada pendekatan rasional;
b. Lebih berorentasi pada naluri atau insting, dan
c. Pendekatan kombinasi antara rasio dan naluri.

Pendekatan kombinasi antara rasio dan naluri merupakan cara yang


lebih banyak dipakai dalam praktik, terutama oleh para wirausaha karena
cara tersebut lebih praktis dan juga lebih cepat. Seperti diketahui salah
satu faktor kunci keberhasilan seorang wirausaha adalah keberanian
dan kecepatan dalam membuat keputusan agar tidak kalah dalam menangkap
dan merebut peluang.
Pendekatan yang berorientasi pada naluri mencakup mohon petunjuk
pada yang maha kuasa serta berbagai cara pendekatan tradisional, sedangkan
pendekatan yang dipelajari dalam ilmu manajemen lebih berorientasi
pada pendekatan rasional. Garis besar proses pembuatan keputusan yang
rasional adalah sebagai berikut.
a. Rumuskan secara jelas masalah yang dihadapi dengan selalu mem-
pertimbangkan tujuan yang akan dicapai.
b. Cari dan kembangkan alternatif atau kemungkinan-kemungkinan
pemecahan masalah yang akan dipilih.
c. Pilih alternatif yang paling tepat atau alternatif yang paling memuaskan.
d. Tetapkan alternatif yang dipilih secara mantap dan siapkan langkah-
langkah untuk melaksanakannya.

Keempat langkah di atas biasanya selalu diperlukan kombinasi pendekatan


naluri dan pendekatan rasional dengan pertimbangan bobot yang disesuaikan

244
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

dengan sifat permasalahan yang dihadapi. Sedangkan perencanaan


usaha mempunyai prinsip antara lain:
a. Perencanaan usaha harus dapat diterima oleh semua pihak.
b. Perencanaan usaha harus flkesibel dan realitas.
c. Perencanaan usaha harus mencakup seluruh aspek kegiatan usaha.
d. Perencanaan usaha harus merumuskan cara-cara kerja usaha yang
efektif dan efisien.

C. PENYUSUNAN DAN MANFAAT PERENCANAAN USAHA


Kelanjutan dari ide usaha yang sudah dimiliki adalah penyusunan
rencana usaha. Penyususunan rencana usaha tidak hanya sekedar memper-
oleh model/kerangka, tetapi merupakan suatu panduan dan tuntunan
yang akan membantu dalam melaksanakan ide menjadi suatu usaha
yang tangguh dan berkembang. Rencana usaha yang perlu diperhatikan
adalah bagaimana memilih bagian-bagian yang perlu diperhatikan dan
penekanan-penekanan yang lebih khusus dan kuat dari rencana usaha
yang dijalankan, apakah dari segala teknik produksi, pemasaran, keuangan
dan lain-lain.
Dalam penyusunan rencana usaha, langkah-langkah yang dilakukan
adalah sebagai berikut.
1. Bidang apa yang akan kita usahakan. Kita menentukan bidang usaha
ini dengan berorientasi kepada kesempatan atau peluang yang ada.
Kejelian memilih peluang merupakan faktor penting dalam menentukan
macam kegiatan yang akan dilakukan. Setelah menmukan peluang
harus kita analisis terlebih dahulu dan disesuaikan dengan kemampuan
kita untuk mengusahannya. Hal ini sangat berpengaruh kepada berhasil
atau tidaknya pelaksanaan kegiatan usaha nantinya.
2. Usaha sebaiknya yang kita lakukan. Setelah diputuskan bidang kegiatan
apa yang akan diusahakan kita menentukan bagian dari bidang usaha
tersebut. Misalnya bidang usaha yang dipilih adalah perdagangan.
3. Bagaimana proses dan strategi yang harus kita lakukan? Pada tahap
ini dibuat perencanaan yang menunjukkan proses dan strategi yang
akan digunakan sebagai acuan usaha.

245
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Penyusunan perencanaan usaha meliputi langkah-langkah sebagai


berikut.
1. Memilih lokasi
Memilih lokasi usaha harus mengacu pada kedekatan dan kemudahan
dengan pembeli. Pemilihan lokasi usaha dipengaruhi oleh hal-hal berikut:
a. Banyaknya pembeli.
b. Arus lalu-lintas tempat kemungkinan pembeli dapat berhenti.
c. Dekat dengan usaha-usaha yang menjual kebutuhan pokok masyarakat.
d. Dekat dengan fasilitas transportasi umum.
e. Lokasi mudah dicapai.
f. Mudah mendapatkan tenaga kerja yang sesuai.
g. Tingkat upah yang memadai.
h. Keadaan penduduk.
i. Usaha yang telah ada.
j0. Dukungan dari pemerintah daerah.
2. Tempat Usaha
Tempat usaha tidak identik dengan lokasi atau wilayah usaha, tetapi
akan menentukaan apakah usaha anda akan berkembang atau tidak.
Memilih tempat usaha harus diperhatikan lahan yang tersedia dan
adanya kemungkinan perluasan yang memadai. Lahan juga sesuai
dengan peruntukannya, misalnya pembagian fungsi atau tata ruangya
dan sebagainya. Selain itu, harus diperhatikahn juga tersedianya jalan
kendaraan, tempat parkir, dan sebagainya agar mempermudah pembeli
untuk mencapai lokasi. Perlu juga diperhatikan tersedianya fasilitas
umum dan faktor lain. Misalnya keamanan dan kenyamanan lingkungan.
3. Perlengkapan usaha
Perlengkapan usaha disebut juga alat-alat produksi yang harus ditetapkan
jenis, jumlah dan kualitasnya (standar pokok) selain bahan bakar dan
sumber daya manusianya. Memiliki peralatan, baik jenis maupun jumlah
dan kualitasnya sangat penting karena akan menentukan kondisi
barang yang dihasilkan.
4. Penggunaan sumber daya manusia (SDM)
Dalam menentukan tempat usaha juga perlu diperhatikan adanya
kesediaan tenaga kerja di daerah tersebut yang meliputi kemampuan

246
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

dalam kualitas dan kuantitas sehingga dapat diperoleh tenaga kerja


yang memadai dengan upah relatif murah.
5. Menentukan saluran distribusi
Distibusi menyangkut bagaimana menyampaikan barang supaya
dapat dikonsumsi konsumen. Dalam hal ini perlu dipertimbangkan
hal-hal sebagai berikut.
1) Setiap mata rantai distribusi akan menambah biaya.
2) Berpengaruh kepada kemasan atau jenis alat angkut yang akan
digunakan untuk menentukan sistem distribusi.
a). Barang apa yang dijual, sifatnya cepat rusak/tidak, harga dapat
terjangkau/tidak.
b). Jeninya disukai konsumen/tidak dan ukurannya berapa.
c). Siapa konsumen barang tersebut. Usia anak-anak, dewasa, orang
tua dan lain-lain.
d). Tingkat penghasilan konsumen, lembaga yang mengonsumsi
dan sebagainya.
3) Di mana pembeli atau konsumen berada?
4) Cara penjualan; langsung atau tidak langsung.
5) Tempat penjualan melalui pasar, toko, warung, dan sebagainya
6) Banyaknya orang-orang yang membantu dalam melakukan penjualan.
6. Memuat Alur Produksi
Alur produksi untuk usaha kecil dalam penggunaan peralatan disesuaikan
dengan jumlah, jenis, dan klasifikasinya.
1) Membuat alur produksi, mulai dari persiapan bahan baku, proses
produksi, finishing, dan pengiriman barang kepada pembeli
2) Menetapkan pekerjaan yang harus dilakukan dalam setiap tahapan
dalam alur tersebut
Perincian pekerjaan yang harus dilakukan pada setiap tahapan, misalnya:
1) Tahap persiapan, proses produksi, kemudian pemasaran,
2) Setiap tahap dibuat rencana tata ruang (plan lay out) sehingga proses
kerja akan lebih akurat dan rinci.
7. Rencana Pemasaran
Pemasaran adalah bagaimana cara memenuhi suatu kebutuhan pembeli.
Kegiatan pemasaran sangat menentukan keberhasilan usaha. Oleh

247
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

sebab itu diperlukan strategi yang tepat untuk melaksanakan kegiatan


ini. Untuk merumuskan strategi yang digunakan dalam kegiatan
pemasaran dan menyusun rencana pemasaran diperlukan :
a) Melakukan survey pasar dan meneliti hasil survey pasar yang dilakukan
tersebut.
b) Mengenal persaingan yang dihadapi, perhatikan siapa pesaing
kita, berapa lama mereka telah berusaha dan berapa persen mereka
menguasai pasar.
8. Rencana Perluasan
Pada tahap persiapan kita harus memperhatikan kemungkinan perluasan
usaha. Hal ini penting karena akan memperjelas cakrawala dari kegiatan
usaha yang akan dilakukan. Dalam rencana perluasan ini hal-hal yang
dipertimbangkan adalah kemungkinan laku/ tidaknya barang yang
akan kita jual di daerah tersebut, berapa banyak konsumen yang mem-
butuhkannya, serta pertimbangan biaya yangn akan dikeluarkan dalam
rangka perluasan usaha tersebut.
9. Perencanaan Biaya
Membuat perencanaan biaya dilakukan dengan menyusun anggaran
belanja perusahaan untuk periode tertentu dengan skala prioritas
sekaligus merencanakan sumber-sumber atas dana yang dikeluarkan.
Hal-hal yang diperlukan untuk menyusun anggaran adalah :
a) Rincian harga tetap, misalnya tanah, peralatan, dan bangunan
yang akan kita butuhkan dalam menjalankan suatu usaha, dari
mana diperoleh dan berapa harganya.
b) Berapa banyak dana yang kita butuhkan untuk modal kerja, yaitu
modal untuk mengolah bahan baku menjadi bahan jadi. Atau
bila kita bergerak dalam bidang perdagangan, yaitu dana yang
kita butuhkan untuk membeli dari pemasok, termasuk didalamnya
gaji pegawai, sewa tempat serta biaya lainnya.
c) Berapa total biaya yang kita butuhkan untuk menjalankan usaha
yang akan kita kelola.
d) Dari mana kita memperoleh dana yang kita butuhkan tersebut.
10. Perencanaan Harga Pokok dan Harga Jual
hal ini sangat penting agar konsumen mampu membeli barang yang

248
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

kita tawarkan. Hal yang harus kita pertimbangkan antara lain : biaya-
biaya usaha, besarnya keuntungan yang mungkin diperoleh dan daya
beli konsumen serta perusahaan pesaing.

Dalam berusaha, perencanaan merupakan faktor yang sangat penting


untuk memulai suatu kegiatan usaha. Manfaat dari penyusunan perencanaan
usaha adalah sebagai berikut.
a. Memudahkan pembuatan program kerja.
b. Memudahkan pelaksanaan kerja.
c. Pelaksanaan akan lebih terarah dan efisien.
d. Sebagai acuan dalam mengambil keputusan.

Agar suatu perencanaan mudah dicapai dan dapat memperbesar


peluang keberhasilan dalam berusaha maka perlu diperhatikan hal-hal
berikut.
a. Suatu rencana harus realistis, artinya dalam membuat rencana tidak
boleh yang muluk dan tidak didukung oleh keterampilan atau kemampuan
dana yang ada.
b. Berpegang teguh pada tujuan, artinya tetap berusaha untuk tidak terlepas
dari tujuan semula.
c. Pertumbuhan usaha harus direncanakan untuk menghindari kesulitan
dalam mengatur penggunaan uang (cash flow).
d. Ikuti perubahan yang terjadi, dengan demikian dapat dengan cepat
menetapkan strategi perencanaan berikutnya.

249
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

BAB XII

MENGEVALUASI HASIL USAHA

A. RASIO KEUANGAN

R
asio keuangan banyak sekali jenisnya karena ratio/rasio dapat
dibuat menurut kebutuhan penganalisa. Demikian pula penge-
lompokan ratio juga bermacam-macam. Apabila dilihat dari
sumber dari mana ratio dibuat, maka ratio dapat digolongkan dalam
3 golongan, yaitu:
· Ratio-ratio Neraca (Balance sheet ratios), ialah ratio-ratio yang disusun
dari data yang berasal dari neraca, misalnya current ratio, aidtest ratio,
current assets to total assets ratio, current liabilities to total assets
ratio dan lain sebagainya.
· Ratio-ratio laporan Rugi & Laba (income statement ratios), ialah ratio-
ratio yang disusun dari data yang berasal dari income statement,
misalnya gross profit margin, net operating margin, operating ratio
dan lain sebagainya.
· Ratio-ratio antar laporan (Inter-statement ratios), ialah ratio-ratio yang
disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainnya berasal
dari income statement, misalnya assets turnover, inventory turnover,
receivables turnover dan lain sebagainya.

Ada pula penulis yang menggunakan istilah “financial ratios” untuk


ratio-ratio neraca, “operating ratios” untuk ratio-ratio laporan rugi & laba
dan “financial operating ratios” untuk ratio-ratio antar laporan.
Ada pula yang mengelompokkan ratio-ratio dalam ratio-ratio likwiditas,
ratio-ratio leverage, ratio-ratio aktivitas dan ratio-ratio profitibilitas. Ratio
likwiditas adalah ratio-ratio yang dimaksudkan untuk mengukur likwiditas

250
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

perusahaan (current ratio, acid test ratio). Ratio Leverage adalah ratio-
ratio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa jauh aktiva
perusahaan dibiayai dengan hutang (Debt to total assets ratio, Net worth
to debet ratio dan lain sebagainya). Ratio-ratio Aktivitas, yaitu ratio-
ratio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas
perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya (inverntory
turnover, average collection period dan lain sebagainya). Ratio-ratio profitibilitas,
yaitu ratio-ratio yang menunjukan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan
daan keputusan-keputusan (Profit margin on sales, Return on total assets,
return on net worth dan lain sebagainya). Dalam hal ini akan dikemukakan
beberapa macam ratio, cara perhitungan beserta interpretasinya berdasarkan
laporan financial di bawah ini.

1. Rasio Likwidatas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya pada saat ditagih. Kemampuan membayar atas kewajiban
jangka pendek sangat tergantung dari alat pembayaran likuid (cair) yang
dimiliki perusahaan. Besar alat pembayaran likuid yang dimiliki perusahaan
disebut sebagai daya bayar atau kekuatan bayar suatu perushaan, yang
akan menjadikan perusahaan mempunyai kemampuan bembayar kewajiban
jangka pendeknya.
Setiap perusahaan yang mempunyai daya bayar yang besar mampu
membayar kewajiban jangka pendeknya setiap saat atau aktiva lancarnya
lebih besar dari pada utang lancarnya disebut sebagai perusahaan likuid,
Sebaliknya, apabila perusahaan hanya mempunyai daya bayar yang kecil
atau utang lancar lebih besar dari pada aktiva lancar berarti perusahaan
tersebut adalah perusahaan illikuid (tidak likuid). Dalam literatur anglosaxon
(anglosaxis) istilah likuiditas sering disebut sebagai technical solvency.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa likuiditas adalah perbandingan
antara aktiva lancar dengan utang lancar. Besarnya perbandingan/ratio
terbaik antara aktiva lancar dengan utang lancar adalah sekitar 2:1.
Namun demikian, angka tersebut tidaklah mutlak. Besarnya ratio dapat
ditentukan sesuai dengan jenis usaha dan kebijakan keuangan masing-
masing. Cara pengukuran atau penganalisaan likuiditas dapat dilakukan
dengan menggunakan rumus berikut.

251
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

PERUSAHAAN PT. ANGKASA


Neraca per 31 Desember 2009

Utang dan
Aktiva
Modal
Aktiva Lancar Utang Lancar
Kas ……………………… Rp. 200.000,- Utang perniagaan Rp. 300.000,-
Efek …………………….. Rp. 200.000,- Utang Wesel Rp. 100.000,-
Piutang ………………… Rp. 160.000,- Utang Pajak Rp. 160.000,-
Persediaan (inventory) Rp. 840.000,-
Jumlah A.L ……………. Rp. 1.400.000,- Jumlah H.L Rp. 560.000,-
Utang JK. Panj.
Aktiva tetap: 5% Obligas Rp. 600.000,-
Mesin Rp. 700.000,- Modal sendiri:
Depresiasi Rp 100.000,- Rp. 600.000,- Mod saham
Rp. 1.200.000,-
Agio saham
Bangunan Rp. 1.000.000,- Rp. 200.000,- Rp. 1.400.000,-
Depresiasi 200.000,- Rp. 800.000,- Laba ditahan Rp. 400.000,-
Tanah …………………… Rp. 100.000,- Modal sendiri Rp. 1.840.000,-
Intangibles ……………… Rp. 100.000,- Jmh utang &
Jumlah A.T …………….. Rp. 1.600.000,- Modal sendiri Rp. 3.000.000,-
Jumlah Aktiva ………… Rp. 3.000.000,-

Perusahaan “PT ANGKASA”.


Laporan Rugi & Laba 31 Desember 2009

Penjualan……………………………………… Rp. 4.000.000,-


Harga Pokok penjualan……………………… Rp. 3.000.000,-
Laba Bruto…………………………………… Rp. 1.000.000,-
Biaya-biaya administrasi, penjualan umum… Rp. 570.000,-
Keuntungan sebelum bunga dan pajak (EBIT)… Rp. 430.000,-
Bunga obligasi (5% x Rp. 600.000,-)………… Rp. 30.000,-
Keuntungan sebelum pajak…………………… Rp. 400.000,-
Pajak Penghasilan…………………………… Rp. 160.000,-
Keuntungan neto sesudah pajak (EAT)……… Rp. 240.000,-

252
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Berdasarkan data dan laporan finansiil tersebut, kita akan menghitung


berbagai macam rasio finansiil seperti terlihat dalam tabel di bawah ini:

Ratio Metode Perhitungan Interprestasi


Ratio Likwiditas:
a. Current Aktiva lancar Kemampuan untuk membayar utang
ratio U tan g lancar yang segera harus di penuhi dengan
1.400.000 aktiva lancar. Setiap utang lancar
  2,5 : 1
560.000 Rp. 1,- dijamin oleh aktiva lancar
Atau 250% Rp. 2,50
b. Cash Kas  Efek Kemampuan untuk membayar utang
ratio U tan g lancar yang segera harus dipenuhi dengan
(ratio of 200.000  200.000 kas yang tersedia dalam perusaha-
imme-   an dan efek yang dapat segera di-
560.000
diate = 0,71 : 1 atau 71% uangkan. Setiap utang lancar Rp.
solvency) 1,- dijamin oleh kas dan efek Rp.
0,71.
c. Quick Kas  Efek  Piu tan g Kemampuan untuk membayar utang
(Acid U tan g lancar yang segera harus dipenuhi dengan
test) 200.000  200.000 160.000 aktiva lancar yang lebih likwid (quick
ratio   assets). Setiap utang lancar Rp. 1,-
560.000
= 1 : 1 atau 100% dijamin oleh quick assets Rp. 1,-
d. Working Aktiva lancar  u tan g Likwiditas dari total aktiva dan
capital Jumlah aktiva posisi modal kerja (neto).
to total 1.400.000  560.00
 
assets 3.000.000
ratio = 0,28 : 1 atau 28%

2. Rasio Rentabilitas
a) Pengertian Rentabilitas
Rentabilitas/profibilitas perusahaan adalah kemampuan suatu
perusahaan untuk menghasilkan laba dari sejumlah dana yang diinvestasikan,
untuk periode atau jangka waktu tertentu. Jadi, masalah rentabilitas/
profibilitas perusahaan pada hakikatnya dilakukan untuk menganalisis
kemampuan dari suatu perusahaan dalam memperoleh keuntungan/
laba secara ptimal dari usaha-usaha yang dijalankan dengan menggunakan
sejumlah modal tertentu.
Pengukuran keuntungan yang dicapai perusahaan dapat dilakukan
dengan menggunakan berbagai cara antara lain dengan menggunakan

253
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

ratio ekonomis dan rentabilitas modal sendiri atau dengan menggunakan


cara lain yang biasa digunakan aliran anglosxis seperti pengukuran dengan
menggunakan gross profit margin, operating profit margin, earning power
of total investment.

b) Mengukur Rentabilitas (Ratio Rentabilitas)


Pada dasarnya, rentabilitas perusahaan dapat diukur dengan memper-
bandingkan laba dengan modal (aktiva yang digunakan), yang dapat
digambarkan dengan rumus berikut.

Laba
Rasio Rentabilitas = x 100%
Modal

Dalam praktek, untuk menilai rentabilitas dapat dilakukan dengan


cara-cara berikut.
a). Membandingkan antara laba operasi/usaha dengan aktiva operasi.
b). Membandingkan laba bersih setelah pajak penghasilan dengan aktiva
operasi.
c). Membandingkan laba bersih setelah pajak penghasilan dengan keseluruhan
aktiva tetap berwujud.
d). Membandingkan laba bersih setelah pajak penghasilan dengan modal
sendiri.

Dari berbagai cara yang digunakan, terdapat dua cara yang paling
sering dan populer digunakan, yaitu rentabilitas ekonomis dan rentabilitas
modal sendiri.

1).Rentabilitas ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan
modal sendiri dan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan
laba tersebut. Rentabilitas konomis dinyatakan dalam prosentasi. Tingkat
rentabilitas ekonomi seringkali digunakan sebagai alat untuk mengukur
efisiensi penggunaan modal. Dengan melaksanakan pengukuran rentabilitas
ekonomi, berarti kita dapat mengukur kemampuan suatu perusahaan,

254
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

berapa besar laba yang dapat diperoleh dari seluruh modal yang digunakan
dalam operasinya.
Dalam pengukuran rentabilitas ekonomi, hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah sebagai berikut.
(1) Modal yang diperhitungkan hanyalah modal operasi yang benar-
benar digunakan dalam perusahaan (operating capital atau operating
assets). Sedang modal yang tidak menunjang operasi atau tidak
bekerja seperti modal yang ditanamkan dalam efek (surat berharga),
tidak diperhitungkan (kecuali pada perusahaan kredit).
(2) Laba yang diiperhitungkan hanyalah laba yang berasal dari operasi
perusahaan berupa laba usaha neto (net operating income). Sedangkan
laba yang diperoleh dari luar operasi seperti dari bunga, hasil sewa,
dividen, dan lain-lain tidak dimasukkan untuk menghitung rentabilitas
ekonomi.

Contoh:
“CV. Halilintar”di Medan, membuka usaha dengan modal sebesar
Rp.60.000.000,- yang terdiri dari utang sebesar Rp. 30.000.000,- bunga 15%
setahun dan modal sendiri sebesar Rp. 30.000.000,-- Keuntungan yang
berasal dari opersi perusahaan selama setahun adalah Rp.15.00.000,-

15.000.000,
Rentabilitas Ekonomi = x 100% = 25%
60.000.000,

2).Rentabilitas Modal Sendiri


Rentabilitas modal sendiri adalah perbandingan antara jumlah laba
yang tersedia bagi pemilik modal sendiri dengan jumlah modal sendiri
yang menghasilkan laba tersebut. Di sini berarti menyangkut kemampuan
perusahaan untuk memperoleh laba dengan menggunakan sejumlah
modal sendiri yang dioperasikan dalam perusahaan.
Dalam mengukur modal sendiri, perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut.
(1). Modal sendiri yang diperhitungkan adalah yang benar-benar digunakan
dalam operasi perusahaan.

255
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

(2). Laba yang diperhitungkan adalah laba setelah dikurangi dengan


bunga modal asing (pinjaman) dan pajak penghasilan. Rumusnya
adalah sebagai berikut.

Keuntungan setelah pajak


Laba = x 100%
Modal sendiri

Pengukuran rentabilitas modal sendiri dalam aliran Anglosaxis


disebut dengan iltilah Rate of Return on Net worth atau Rare of Return for
the Owners.

Contoh :
“CV. Halilintar” di Medan, beroperasi dengan modal sebesar Rp. 44.000.000,- yang
terdiri dari utang sebesar Rp. 20.000.000,- bunga 12% setahun dan modal sendiri
sebesar Rp. 24.000.000,-. Keuntungan yang berasal dari operasi perusahaan
selama setahun adalah Rp10.000.000,-.

Utang (Bunga 12%)……………………… Rp. 20.000.000,-


Modal sendiri…………………………….. Rp. 24.000.000,-
Jumlah…………………………… Rp. 44.000.000,-
Keuntungan operasi………………………. Rp. 10.000.000,-0
Laba sebelum pajak…………………….. Rp. 7.200.000,-
Pajak penghasilan………………………. Rp. 720.000,-
Laba setelah pajak penghasilan………… Rp. 6.480.000,-

Rp. 6.480.000,
Rentabilitas modal sendiri = x 100% = 28,5%
Rp. 24.000.000,

c) Cara Pengukuran Rentabilitas/Profitabilitas


Berikut adalah beberapa cara lain untuk mengukur rentabilitas/
profitabilitas suatu perusahaan. Untuk lebih jelasnya, penggunaan ratio
tersebut diatas akan dibahas dengan contoh persoalan sebagai berikut.
Contoh:

256
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Neraca per 31 Juni 2003 PT Merah menunjukkan posisi sebagai berikut.


Aktiva Lancar:
Kas ……………………………… Rp. 54.000.000,-
Efek ……………………………… Rp. 46.000.000,-
Piutang …………………………. Rp. 140.000.000,-
Persediaan Barang Dagangan… Rp. 160.000.000,-
Jumlah aktiva lancar Rp. 400.000.000,-

Aktiva Tetap:
Peralatan…………….. Rp. 80.000.000,-
Akumulasi Penyusutan... Rp 8.000.000,- (-)
‘ Rp72.000.000,-
Gedung ……………… Rp. 300.000.000,-
Akumulasi Penyusutan.... Rp. 10.000.000,- (-)
Rp. 290.000.000,-
Tanah……………………………………
Rp. 130.000.000,- (-)
Jumlah Aktiva tetap …………Rp. 492.000.000,-
Jumlah aktiva ……………….. Rp. 892.000.000,-
Utang Lancar
Utang dagang…………………. Rp. 26.000.000,-
Utang wesel………………… Rp. 20.000.000,-
Utang pajak…………………… Rp. 6.000.000,-
Jumlah utang lancar………… Rp. 52.000.000,-

Utang Jangka Panjang


Obligasi 10%........................... Rp. 100.000.000,-
Jumlah Utang Lancar………………………………… Rp.152.000.000,-

Modal Sendiri :
Modal saham………………….. Rp. 600.000.000,-
Agio saham…………………… Rp. 40.000.000,-
Rp. 40.000.000,-

257
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Saldo laba ditahan…………… Rp. 100.000.000,-


Jumlah modal sendiri…………………………Rp. 740.000.000,00
Jumlah utang dan modal…………………….Rp. 892.000.000,00

Contoh:

Laporan rugi/laba PT Maju selama tahun 2005


menunjukkan angka-angka sebagai berikut :

Penjualan neto…………………………………. Rp 700.000.000,00


Harga pokok penjualan…………………………. Rp 450.000.000,00
Laba bruto……………………………………….. Rp 250.000.000,00
Biaya-biaya administrasi, penjualan, dan umum… Rp 140.000.000,00
Keuntungan sebelum bunga dan pajak…………... Rp 110.000.000,00
Bunga obligasi (10% x Rp 100.000.000,00)……... Rp 10.000.000,00
Keuntungan sebelum pajak penghasilan…………. Rp 100.000.000,00
Pajak penghasilan…………………………………Rp 10.000.000,00
Plenghasilan bersih (neto) setelah pajak………… Rp 89.000.000,00

a). Marjin Laba Kotor


Ratio marjin laba kotor (gross profit margin) digunakan untuk
mengukur keuntungan/laba kotor dari setiap rupiah penjualan. Rumusnya
sebagai berikut.

Penjualan Neto  H arg aPokokPenjualan


x 100%
Penjualan Neto

Rp.700.000.000, Rp.450.000.000,
Marjin laba kotor = x 100%
Rp.700.000.000,
Rp.250.000.000,
Marjin laba kotor = x 100% = 35,71%
Rp.700.000.000,

b). Marjin Laba Operasi


Ratio marjin laba operasi (operating profit margin/operating income
ratio) digunakan untuk mengukur laba operasi sebelum bunga dan pajak
yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan. Rumusnya sebagai berikut.

258
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Penjualan Neto  H arg aPokokPenjualan


x 100%
Penjualan Neto
Rp.700.000.000, Rp.450.000.000,
Marjin laba operasi = x 100%
Rp.700.000.000,
Rp.250.000.000,
Marjin laba operasi = x 100% = 35,71%
Rp.700.000.000,

c). Marjin Laba Neto


Ratio marjin laba neto (net profit margin) atau marjin penjualan
(sales marjin) digunakan untuk mengukur keuntungan/laba neto per
rupiah penjualan. Rumusnya sebagai berikut.

Keuntungan sesudah pajak x 100%


Penjualan Neto

Rp.89.250.000,
Marjin laba operasi = x 100% = 12,6%
Rp.700.000.000,

d). Kemampuan Memperoleh Laba dari total Investasi


Ratio perolehan keuntungan dari total investasi (earning power of total
investment) digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva, untuk menghasilkan keuntungan
bagi semua investor (pemegang obligasi dan saham). Rumusnya sebagai berikut.

e). Kemampuan memperoleh laba neto dari total investasi


Ratio prolehan laba neto dari modal investasi (net earnings poeer
ratio/rate of return on investment) digunakan untuk mengukur kemampuan
dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan
keuntungan /laba neto.

259
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

3. Rasio Solvabilitas
Solvabilitas suatu perusahaan adalah kemampuan perusahaan
untuk membayar uatang dalam jangka pendek. Masalah solvabilitas
menyangkut kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka
pendek dan jangka panjangnya, tetapi para kreditur atau pemegang
saham selain tertarik pada kondisi jangka pendek mereka lebih berminat
pada kondisi jangka panjang, karena posisi keuangan jangka pendek
betapapun baiknya tidaklah selalu paralel dengan posisi keuangaan
jangka panjang.
Dalam literatur amglosaxon, solvabilitas sering disebut sebagai
actual solvency. Sedangkan penghitungan solvabilitas, aktiva tidak berwujud
(intangible assets) tidak ikut diperhitungkan.
Total aktiva
Solavabilitas = Total u tan g
i
Contoh :
Jumlah aktiva suatu perusahaan terdiri dari aktiva lancar sebesar
Rp. 75.000.000,- Aktiva tetap Rp. 425.000.000,- dan aktiva tidak tetap A
berwujud Rp. 25.000.000,-. Kewajiban terdiri dari atas utang lancar
sebesar Rp. 50.000.000,-, dan utang jangka panjang Rp. 200.000.000,-
A

260
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

B. TEKNIK MENYUSUN LAPORAN


1. Analisis Laporan Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Analisis pelaksanaan kegiatan usaha dibuat dan disusun secara
logis, sistematis dan secermat mungkin. Laporan kegiatan usaha adalah
penyampaian informasi sehingga akan tercipta komunikasi antara
yang melaporkan dengan pihak yang diberi laporan. Laporan pelaksanaan
kegiatan hendaknya bersifat komunikatif, jelas dan mudah dipahami
oleh semua pihak.
Agar menjadi komunikatif, sebaiknya laporan pelaksanaan kegiatan
usaha disusun dalam bahasa yang lugas dan mudah dimengerti. Dikatakan
logis apabila segala keterangan yang dianalisis dapat diteliti alasan-
alasannya, apakah laporannya masuk akal atau tidak. Dikatakan sistematis,
apabila keterangan-keterangan yang dikemukakan di dalam laporan
pelaksanaan kegiatan disusun dalam urutan yang memperlihatkan
adanya saling keterkaitan. Dikatakan lugas apabila bahasa yang digunakan
langsung menjawab persoalan yang nyata atau tidak bertele-tele.
Banyak yang telah dikatakan atau disiratkan mengenai jenis-
jenis system laporan manajemen yang harus mengalir dari system
informasi anda. Beberapa jenis laporan harus dapat anda peroleh secara
harian, bulanan, triwulan ataupun tahunan. Banyak wirausaha berpendapat
bahwa informasi yang diperlukan untuk manajemen dapat diperoleh
dari laporan rugi-laba yang dipersiapkan untuk pejabat pemerintah
dan perpajakan sekali setahun. Hal ini tidaklah demikian; dan anda
sebagai seorang wirausaha akan tahu bahwa mempercayai laporan
tahunan demikian itu bodoh sekali.

a. Laporan harian/mingguan
Informasi harian yang anda butuhkan semata-mata bersifat operasional.
Fakta dan angka untuk memenuhi kebutuhan anda seharihari meliputi:
posisi kas harian, ringkasan-ringkasan penjualan (baik tunai dan kredit),
pembayaran kontan, uang yang diterima dari tagihan utang, saldo
kas dalam bank, dan saldo akhir kas. Sebuah formulir sederhana yang
dapat dipakai untuk tujuan ini dapat dilihat pada Tabel di bawah ini

261
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Tabel Ringkasan arus kas harian/mingguan

Penerimaan kas
Saldo Pembayaran Deposito Saldo
Harian/ Penj. Penj. Lain- Perincian
awal kas bank akhir
tanggal tunai kredit lain
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Minggu
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu

Formulir ini memberikan suatu sitem sederhana di mana dapat


dilihat saldo kas pada permulaan dan akhir hari dan dapat dibandingkan
dengan jumlah uang yang sebenarnya terdapat di register kas dalam
bisnis anda, atau semua transaksi tunai dapat disentralisasikan dalam
satu tempat dalam bisnis anda.
Penjualan haruslah dianalisis menurut kelompok produk, dan
buatlah taksiran tentang laba kotor menurut kelompok produk berdasarkan
marjin kotor yang ditentukan. Jadi, system informasi anda haruslah
dapat memberikan taksiran laba kotor harian dan suatu taksiran tentang
biaya harian dalam bisnis; hal ini memungkinkan anda mengetahui
di mana anda mencapai titik impas dan menghasilkan laba sehari-
hari. Formulir dalam Tabel di bawah ini dapat digunakan untuk menganalisis
penjualan harian dan marjinnya, di mana setiap anggota staf penjualan
memperoleh formulir tersendiri.

262
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Tabel Analisis marjin laba dan penjualan

Hari/
Kelompok Produk A Kelompok Produk B Kelompok Produk C Kelompok Produk D
tanggal
MK MK MK MK MK MK MK MK
Penjualan Penjualan Penjualan Penjualan
% Rp % Rp % Rp % Rp
Minggu
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu

Dari informasi ini anda dapat menaksir laba atau rugi harian;
dan ini dapat dikumpulkan setiap hari untuk menaksir laba atau rugi
mingguan. Dapat diperkirakan, bahwa ada beberapa hari yang rugi,
ada hari-hari lain yang akan menghasilkan laba besar. Yang penting
adalah bahwa anda tetap berada “di atas” dan dapat menyesuaikan
strategi arus kas dan dagang bila diperlukan.
Wirausaha yang progresif akan juga menginginkan perincian
sediaan sehari-sehari sehingga tingkat sediaan dapat dikendalikan,
dalam kaitannya dengan penjualan dan arus kas. Telah dikatakan
bahwa banyak bisnis gagal karena pengendalian sediaan yang tidak
baik. System sediaan yang standar dapat diperoleh dari konsultan
dan pensuplai peralatan dan anda seharusnya akan dapat memperoleh
system yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan bisnis anda.

b. Laporan bulanan
Bisnis anda setiap bulannya haruslah memiliki :
a). laporan laba rugi yang terperinci;
b). analisis penjualan dan inventaris produk sertaan/kelompok jasa;
c). analisis dari arus kas, debitur, kreditur dan ikatan keuangan; dan
d). analisis rasio intern yang menunjukan tingkat efisiensi dan menyorot

263
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

kecenderungan, dengan perbandingan antara rencana dan realisasi


sebenarnya.

Informasi ini hendaknya diperoleh bersamaan dengan pertemuan


dari badan penasihat, kelompok yang ikut serta dalam pengambilan
keputusan dan pengembang strategi.

c. Laporan triwulan
Laporan bulanan tentu saja akan tersedia setiap bulan, dan informasi
ini seharusnya tersedia bagi anda dan staf badan penasihat anda adalah:
a). Suatu laporan terperinci tentang posisi keuangan anda;
b). Pernandingan industri intern dan ekstern sebagai tolok ukur efisiensi;
c). Analisis kecenderungan secara lebih terperinci daripada yang biasanya
disediakan setiap bulan; dan
d). Informasi tentang bisnis anda sekarang untuk memungkinkan
anda dan badan penasihat anda meninjau kembali kegiatan dan
memproyeksikan rencana masa depan.

d. Laporan tahunan
Laporan tahunan utama adalah neraca, paparan rugi-laba, dan
keterangan arus kas, yang bersama-sama dengan laporan triwulan
akan merupakan dasar bagi perencanaan strategis.

2. Analisis laporan Keuangan


Analisis laporan keuangan adalah evaluasi atau penafsiran neraca
dan daftar perubahan posisi keuangan perusahaan. Mengadakan analisis
laporan keuangan sangat penting sekali untuk mengetahui keadaan
dan perkembangan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.
Analisis laporan keuangan selalu berhubungan dengan masalah neraca,
rugi/laba, dan perubahan modal perusahaan. Analisis laporan keuangan
pada hakikatnya adalah untuk mengadakan penilaian atas keadaan
keuangan perusahaan.

264
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Untuk lebih menggambarkan perubahan posisi keuangan dan


sifat perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu, suatu perusahaan
diharuskan membuat laporan keuangan paling lama dua tahun terakhir
dari kegiatan usahanya.

a. Dasar Analisis laporan Keuangan


Beberapa hal yang menjadi dasar analisis dalam laporan keuangan
antara lain:
1). Keadaan keuangan jangka pendek meliputi:
- Kemampuan untuk bertahan dalam keadaan defisit.
- Kemampuan untk melunasi utang lancar
- Kemampuan untik membayar biaya-biaya
- Kemampuan untuk mempertahankan persediaan
- Kemampuan untuk memberikan kredit penjualan
2). Keadaan keuangan jangka panjang yang menjadi sasarannya meliputi:
- Berkurang atau bertambahnya utang jangka panjang.
- Kemampuan untuk mebayar bunga pinjaman secara stabil
- Keseimbangan antara modal sendiri dengan modal asing
- Bertambah dan berkurangnya aktiva tetap.
3). Hasil usaha perusahaan yang menjadi sasarannya meliputi:
- Efisiensi perusahaan antara penjualan dengan aktiva yang
digunakan.
- Efisiensi perusahaan antara laba dengan aktiva yang digunakan.
- Volume penjualan pada tingkat break event

Hubungan yang terdapat dalam persamaan akuntansi dapat digunakan


untuk membuat tiga laporan keuangan, yaitu : (1) neraca, (2) laporan
rugi-laba, dan (3) laporan perubahan posisi keuangan. Dua laporan
yang pertama (neraca dan laporan rugi-laba), sangat penting bagi
perusahaan, dan laporan inilah yang banyak dibicarakan. Sedangkan
laporan ketiga (laporan perubahan keuangan) umumnya diperlukan
bagi para pemegang saham atau pemilik.
Dalam neraca tersebut tercantum jumlah kekayaan, jumlah utang,
dan modal sendiri dari sebuah perusahaan. Jumlah kekayaan terlihat

265
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

pada bagian aktiva, sedangkan jumlah utang dan modal sendiri terlihat
pada bagian pertama.

a). Aktiva
Aktiva merupakan kekayaan fisik yang dimiliki oleh perusahaan,
dibagi ke dalam : (1) aktiva lancar, (2) aktiva tetap, dan (3) aktiva
tidak kentara.
(1). Aktiva Lancar
Aktiva lancar adalah kekayaan perusahaan yang berupa uang
tunai (kas) dan kekayaan lain yang mudah diuangkan (atau dalam
jangka waktu pendek dapat ditukarkan menjadi uang tunai),
seperti piutang, surat-surat berharga, persekot, persediaan barang.
(2). Aktiva tetap
Aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan dalam
jangka waktu lama, seperti: gedung, tanah, mesin-mesin, dan sebagainya.
(3). Aktiva yang tidak kentara
Aktiva tidak kentara adalah aktiva yang secara fisik tidak dapat
dilihat atau diraba tetapi secara riil mempunyai nilai, seperti : hak
patent, hak cipta, goodwiil.

b). Pasiva
Bagian pasiva pada sebuah neraca perusahaan berisi sekelompok
pos, yaitu : (1) utang lancar, (2) utang jangka panjang, dan (3) modal sendiri.
(1). Utang lancar
Utang lancar adalah kewajiban finansial perusahaan yang harus
dilunasi dalam jangka waktu relatif pendek. Pelunasan tersebut
biasanya dilakukan dengan mengambil aktiva lancarnya. Pos-pos
yang termasuk dalam aktiva lancar ini antara lain : utang dagang,
kredit rekening Koran, kredit wesel, kredit pembeli, utang deviden,
dan sebagainya.
(2). Utang jangka panjang
Utang jangka panjang adalah kewajiban financial perusahaan
yang harus dilunasi dalam waktu lama (lebih dari satu tahun),
seperti : utang obligasi dan utang hipotik.

266
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

(3). Modal sendiri


Modal sendiri adalah sejumlah uang yang ditanamkan dalam sebuah
perusahaan untuk menjalankan kegiatannya. Dalam perseroan
terbatas peranan modal ini disebut pemegang saham sebab modalnya
diwujudkan dalam bentuk saham. Sering pula terdapat bahwa laba
yang diperoleh perusahaan tidak dibagikan kepada pemilik tetapi
ditanam kembali dalam perusahaan, dikenal sebagai laba ditahan.

b. Kegunaan hasil Analisis Keuangan


Hasil analisis keuangan sangat berguna bagi pihak-pihak sebagai berikut:
1). Pihak pemilik perusahaan, berguna untuk mengetahui besar kecilnya
imbalan untuk pemilik perusahaan, keberhasilan usaha dan kemampuan
pemimpin perusahaan.
2). Manajer Perusahaan, berguna untuk menyusun rencana usaha
yang akan datang, mengukur sistem pengendalian intern dan
menentukan kebijakan manajer.
3). Investor, bankers, dan kreditor, berguna untuk mengetahui likuiditas,
solvabilitas dan rentabilitas perusahaan, sehingga mereka dapat
menentukan apakah mereka memberi tidaknya pinjaman, menghentikan
investasi dan mengubah pinjaman menjadi modal perusahaan.
4). Pemerintah, berguna untuk menetapkan besarnya pajak dan kebijakan
tentang masalah tenaga kerja serta pertumbuhan ekonomi nasional.
4). Karyawan, berguna untuk menentukan sikap apakah pindah kerja
ke perusahaan lain, apakah merasa aman dalam bekerja, apakah
adanya promosi jabatan dan untuk meningkatkan produktivitas
dalam bekerja.

C. PENGEMBANGAN KEGIATAN USAHA


1. Pengembangan Kegiatan Usaha
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan
pernyataan, informasi dari seseorang atau badan usaha kepada orang
atau badan usaha lainnya. Komunikasi antar badan usaha perlu ditingkatkan,
terutama dengan rekanan, langganan, bahkan dengan saingan.

267
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Kebijaksanaan dalam berkomunikasi dengan beberapa badan usaha


dapat membantu suatu tujuan bisnis yaitu suatu keuntungan yang
diharapkan. Komuikasi merupakan kunci utama keberhasilan di dalam
bisnis dan memperbanyak relasi bisnis. Keterampilan di dalam berkomunikasi
dengan badan-badan usaha lainnya adalah merupakan modal dasar
menuju suatu keberhasilan di dalam usaha.
Komunikasi antar badan usaha sangat penting sekali dan perlu
dilaksanakan sebaik-baiknya. Badan usaha lainnya adalah pihak-pihak
yang membantu perusahaan dalam kegiatan bisnis seperti bank, asuransi,
perusahaan angkutan, perusahaan advertensi, dan lain sebagainya.
Komunikasi dengan badan-badan lainnya dilakukan untuk kegiatan
yang berkaitan dengan bisnis maupun dengan kegiatan-kegiatan sampingan
lainnya yaitu bersifat relasi kerja.
Peningkatan komunikasi antar badan usaha dapat dilakukan secara
formal maupun secara nonformal. Meningkatkan komunikasi antar
badan usaha secara formal antara lain melalui:
1). Seminar-seminar dalam bisnis,
2). Penataran-penataran yang berhubungan dengan bisnis,
3). Pelatihan-pelatihan dalam bisnis.

Meningkatkan komunikasi antar badan usaha secara nonformal


dilakukan dengan cara berikut.
1). Obrolan bisnis pada waktu diadakan resepsi pernikahan, perpisahan,
penggantian pemimpin perusahaan, dan lain sebagainya.
2). Adanya kekeluargaan yang diteruskan dengan pembicaraan bisnis.
3). Negosiasi dalam bisnis.

Negosiasi merupakan ujung tombak bagi keberhasilan dalam bisnis.


Para pengusaha sebagian besar waktunya dipergunakan untuk bernegosiasi
dengan mitra usahanya. Oleh karena itu, para pengelola usaha perlu
meningkatkan dan merumuskan tentang bagaimana cara untuk
memenangkan suatu negosiasi dalam bisnis. Dengan adanya negosiasi
yang tepat dan penuh kreatif, berarti akan memperbanyak keuntungan
perusahaan hingga berjuta-juta rupiah. Memperbanyak negosiasi dalam
bisnis memang sangat penting sekali, agar perusahaan dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya serta memperoleh suatu keuntungan.

268
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Beberapa taktik cara bernegosiasi yang perlu dipelajari dan dikembangkan


oleh para pengelola usaha adalah sebagai berikut.
1). Memberi Pililihan
Untuk memenangkan negosiasi di dalam usaha, para pengelola
usaha harus dapat memberikan jasa pilihan kedua yaitu menurunkan
syarat-syarat, karena suatu kualitas barangnya.
2). Lelang
Cara negosiasi usaha disini, berhubungan dengan banyaknya calon
mitra bisnis. Mereka semuanya bersaing sendiri di dalam memenuhi
persyaratan-persyaratan yang diajukannya dalam bisnis.
3). Menipu (Faking)
Para pengelola usaha yang menerapkan negosiasi cara tersebut
pada umumnya senang menipu (faking)calon mitra visnisnya
dengan menciptakan seolah-olah lebih banyak mengetahi tentang
informasi dalam bisnis. Padahal kenyataannya tidak banyak mengetahui
tentang informasi.
4). Kalah Untuk Menang
Dalam hal tersebut pengelola usaha harus mengalah pada saat-
saat tertentu, sehingga akan mengesankan sebagai seorang pengusaha
yang baik hati dan sangat lemah dalam bisnis. Dengan melihat
dan memperhatikan kelengahan mitra bisnisnya, sedikit demi sedikit
pengelolaa usaha akan menghasilkan konsesi-konsesinya.
5). Pura-pura Tidak Cocok
Dengan pura-pura tidak cocok, misalnya barang-barangnya ada cacat,
maka mitra bisnisnya akan menurunkan syarat-syarat penawarannya.
6). “Ya atau Tidak”
Dengan taktik negosiasi tersebut, pengelola usaha akan memberikan
ultimatum kepada calonn mitra bisnis untuk menerima apa yang
ditawarkan persis apa adanya. Ultimatum tersebut perlu dijalankan
dan dibawakan dengan mimik yang serius, sehingga mitra bisnisnya
akan merasa khawatir di dalam negosiasi.
7). Pura-pura Batal
Pengelola usaha di sini berpura-pura batal di dalam bisnisnya
dan membatalkan negosiasinya. Akan tetapi, tanpa sepengetahuan

269
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

calon mitra bisnisnya, pengelola usaha tetap berjuang untuk mencapai


keberhasilan dalam bisnis.
8). Kami Yang Terhebat
Taktik tersebut banyak membual tentang keberhasilannya di dalam
bisnis. Pengelola usaha di sini harus dapat menciptakan kesan
kehebatannya di dalam bisnis, di dalam usahanya, banyak calon
mitra bisnis merasa amat kecil di dalam menghadapinya. Sehingga,
akan menyetujui di dalam melaksanakan negosiasi bisnis yang
akan dilaksanakan.
9). Batas Waktu
Setelah mengemukakan persyaratan dalam bisnis, pengelola usaha
di sini menerapkan dan menetapkan batas waktu berlakunya
penawaran barang-barang dagangan tersebut, dengan menyatakan
batas waktu yang ditentukan di dalam negosiasi maka persyaratan
bisnis mungkin batal.
10). Menambah Ekstra
Taktik negosiasi bisnis di sini, seorang pengelola usaha harus mencoba
menambah kemenangan (konsesi) pada saat terakhir. Walaupun
negosiasi sebenarnya sudah berakhir.
11). Lambungkan Bola Rendah
Pada taktik negosiasi bisnis tersebut, mulanya penglola usaha
akan menawarkan peryaratan ringan atau rendah, tetapi setelah
penawaran itu diterima, akan sgera merembet menawarkan kepada
masalah-masalah yang berkaitan dengan segala persyaratan semula.
12). Membuka Kartu Lawan Bisnis
Di dalam negosiasi di sini, seorang pengelola usaha secara lihai
dan pintar dapat membuka kartu lawan mitra bisnisnya, dengan
membuka kartu lawan mitra bisnisnya ia akan menyetujui terhadap
apa yang ditawarkan.
13). Lebih Serius
Pengelola usaha yang menerapkan taktik tersebut akan menganggap
bahwa penawaran yang diajukan calon mitra bisnisnya hanya
main-main. Akan tetapi, di dalam negosiasi lebih serius.

270
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

14). Pot Besar


Seorang pengelola usaha dalam taktik ini memasang persyaratan
sangat tinggi sekali pada saat memulai negosiasi bisnis.
15). Persediaan Terbatas
Seseorang pengelola usaha dalam negosiasi ini, selalu menyebutkan
persediaan barang dagangannya terbatas karena laku keras. Dengan
demikian, ada kesan jika pembeli/mitra bisnisnya tidak segera
menyetujui bisninya maka akan menyesal karena akan kehabisan
barangnya.
16). Uang Tipuan
Taktik tersebut menyatakan harga barang dagangan dengan persentase
dan dengan nilai uang riilnya. Misalnya untuk harga Rp 10.000,00
akan meninta penurunan 10%, sudah menguntungkan.
17). Lihat Saja Catatan
Seseorang pengelola usaha di sini akan menggunakan catatan
bisnisnya pada waktu yang lalu. Dengan menunjukkan catatan
bisnisnya, maka mitra bisnisnya akan menerima persyaratan yang
diajukannya.
18). Bersabar
Kesabaran dapat juga dijadikan sebagai taktik dalam negosiasi
bisnis. Disini seorang pengelola usaha akan bersabar menunggu
sampai calon mitra bisnisnya dapat menerima persyaratan bisnis
yang diajukannya.
19). Tekanan Terus-Menerus
Seorang pengelola usaha di sini akan melancarkan serangan dengan
tawaran-tawarannya. Sejak bernegosiasi, seorang pengelola selalu
menyerang dan mempertahankan terus-menerus sampai calon
mitra bisnisnya bertekuk lutut menyerah dan akhirnya menyetujui
di dalam persyaratan bisnisnya.
20). Menggigit Sedikit Demi Sedikit
Taktik negosiasi yang dijalankan seorang pengelola usaha di sini
tidak menampakkan kelemahannya atau kesalahannya. Dengan
taktik tersebut pengelola usaha berusaha memenangkan bisnis
dalam negosiasi sedikit demi sedikit. Dengan cara ini pula, calon

271
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

mitra bisnisnya tidak akan sadar bahwa sebenarnya banyak konsesi


yang telah dilepaskan.

2. Faktor-faktor pendukung dan penghambat kegiatan usaha


a) Faktor-faktor pendukung kegiatan usaha dapat disebut sebagai
berikut.
1). Faktor manusia
2). Faktor keuangan
3). Faktor permodalan
4). Menurut sumbernya
 Modal sendiri
 Modal asing (modal luar)
5). Menurut lama penggunaanya
 Modal pasif jangka pendek
 Modal pasif jangka panjang
6). Faktor organisasi
7). Faktor perencanaan
8). Faktor mengatur bisnis
9). Faktor pajak dan asuransi
10). Faktor fasilitas pemerintah
11). Catatan bisnis, yang meliputi antara lain:
 Neraca
 Laporan rugi/laba,
 Perubahan modal perusahaan
 Administrasi perusahaan,
 Banyaknya karyawan perusahaan,
 Pemasaran dan penjualan,
 Para pesaing,
 Mitra bisnis,
 Para pelanggan dan konsumen potensial,
 Pasar yang dituju,
 Banyaknya produk dan persediaa.

272
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

b). Faktor-faktor penghambat kegiatan usaha


Pada dasarnya faktor-faktor penghambat kegiatan bisnis atau
usaha adalah sebagai berikut
1). Kurangnya pengalaman di dalam usaha.
2). Tidak tepat atau cocok memilih jenis usaha.
3). Tidak adanya perencanaan usaha yang tepat.
4). Keuangan atau permodalan usaha kurang sekali.
5). Tidak adanya ketertarikan pada bidang usaha yang sedang
digelutinya.
6). Tidak ada dukungan dari pemerintah daerah.
7). Tidak mempunyai keahlian di dalam usaha.
8). Tidak mempunyai semangat kewirausahaan.
9). Tidak percaya kepada kemampuan diri sendiri.

3. Teknik Pengembangan Perusahaan


Pengembangan usaha bisa dilakukan dengan beberapa teknik
diantaranya :
a). Perluasan Skala Usaha
b). Perluasan Cakupan Usaha
c). Perluasan dengan Kerjasama, Penggabungan dan Ekspansi Baru.

a). Pengembangan Perusahaan dengan Perluasan Skala Usaha


Pengembangan perusahaan dengan perluasan skala usaha bisa
dilakukan dengan skala produksi (kapasitas produksi), tenaga kerja,
teknologi, lokasi usaha, dan sistem distribusi serta jaringan usaha.
Penambahan skala usaha dapat dilakukan dengan menambah kapasitas
mesin dan kapasitas tenaga kerja, serta tambahan jumlah modal untuk
investasi. Jadi, untuk menambah skala produksi harus ditambah faktor-
faktor produksinya seperti modal, tenaga kerja, bahan baku dan kemungkinan
pemasarannya. Sebelum memperluas produksi, harus diperhatikan
prospek pemasarannya. Misalnya; Laba Usaha merupakan tujuan setiap
perusahaan, sehingga mampu meningkatkan modal kerja yang diperlukan,
berapa jumlahnya, kapan membutuhkan dan dimana serta bagaimana
cara mendistribusikannya.

273
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Pengembangan skala usaha dapat dilakukan dengan menambah


jenis-jenis barang atau jasa yang akan dihasilkannya atau diusahakannya.
Pengembangan usaha bisa dilakukan hanya apabila akan menurunkan
biaya jangka panjang, sehingga akan menaikkan skala ekonomi yang
tinggi. Sebaliknya, bila peningkatan skala usaha hanya akan meningkatkan
biaya, maka pengembangan skala usaha tidak baik untuk dilakukan.
Jadi, peningkatan skala usaha hanya bisa dilakukan dengan cara peningkatan
output menurunkan biaya rata-rata jangka panjang. Teknik pengembangan
skala usaha sangat tergantung juga pada produktivitas faktor-faktor
produksi seperti produktivitas tenaga kerja, dan produktivitas modal.
Oleh sebab itu, perluasan skala usaha harus dilihat dari aspek:
a). Produktivitas modal dan tenaga kerja;
b). Biaya tetap dan biaya variable;
c). Biaya rata; dan
d). Skala produksi yang paling menguntungkan.

Pengembangan skala usaha bisa juga dilakukan dengan menambah


lokasi usaha di tempat lain, di kota lain, dan di Negara lain. Misalnya,
perusahaan-perusahaan mobil dan perusahaan elektronik Jepang yang
sudah menguasai pasaran-pasaran dunia, seperti PT. Toyota Astra.
Begitu pula perusahaan makanan dan minuman Amerika Serikat,
seperti KFC, McDonald, Cocacola, Pepsi dan lain sebagainya. Dunia
jasa seperti perbankan dan perusahaan jasa angkutan juga sudah
meluas melewati batas Negara, misalnya PT. Bank Asing yang ada di
Indonesia, Maskapai Penerbangan Asing yang ada di Indonesia dan
Maskapai penerbangan Indonesia yang ada di Negara lain.
Apabila pengembangan skala usaha sudah mencapai tingkat yang
paling optimum, maka pengembangan produksi atau skala usaha
tidak boleh terus dikembangkan, tetapi ada yang masih bisa dilakukan
yaitu dengan menambah cakupan usaha.

(2). Pengembangan Usaha Dengan Menambah Cakupan Usaha


Pengembangan usaha dengan menambah cakupan usaha dapat
dilakukan dengan mengembangkan jenis usaha baru dan wilayah
usaha baru, serta jenis produk barang dan jasa baru yang bervariasi

274
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

jenisnya. Pengembangan cakupan usaha baru sering juga dinamakan


diversifikasi usaha. Bahkan akhir-akhir ini diversifikasi usaha dilakukan
pada suatu bidang saja, misalnya dibidang pertanian disebut agroindustri,
agrowisata, aggrobisnis, dan macam-macam diversifikasi lainnya. Di
bidang jasa diversifikasi usaha juga dilakukan, misalnya usaha angkutan
kota diperluas dengan jasa angkutan pariwisata, jasa pendidikan di
Indonesia, usaha join venture merupakan bentuk kerja sama antara
perusahaan domestic dan perusahaan asing. Pemerintah berwengang
untuk mengetahui dan menyetujui perjanjian umum dan khusus antar
pihak yang berjoin venture. Proses terjadinya join venture dilakukan
dengan perantara perwakilan perusahaan asing dan konsultan-konsultan.
Berikut adalah proses terjadinya join venture.

1). Trust
Adalah suatu bentuk organisasi perusahaan yang didirikan untuk
menghindari kerugian masing-masing anggota dan memperbesar keuntungan
perusahaan. Trust dibentuk dengan menggabungkan beberapa perusahaan
(merger) menjadi satu dan masing-masing perusahaan yang bergabung
telah melebur diri atau fusi, sehingga gabungan dari perusahaan-
perusahaan tersebut menjadi sebuah perusahaan besar. Seluruh kekayaan
lama dipindahkan ke perusahaan baru. Trust dapat mengeluarkan
saham dan obligasi.

2). Holding Company


Sebuah perusahaan yang kondisi keuangannya kuat dapat memiliki
perusahaan lain dengan cara membeli saham-sahamnya. Bentuk semacam
itu disebut holding company. Perusahaan yang saham-sahamnya telah
dibeli tidak lagi memiliki kekuasaan apa-apa, semua kebijakan ditentukan
oleh holding company. Jadi, telah terjadi pengambilalihan kekayaan
maupun kekuasaan dari perusahaan tersebut kepada holding company.

3). Sindikat
Merupakan kerjasama antar beberapa orang untuk melaksanakan
proyek khusus di bawah satu perjanjian. Biasanya hanya terbatas pada
bidang keuangan, yang dilakukan oleh kelompok investor untuk

275
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

mengkombinasikan sumber-sumber keuangan mereka, untuk menjualbelikan


surat-surat berharga dari suatu perusahaan.

4). Kartel
Hampir sama dengan sindikat. Kartel merupakan persekutuan antara
beberapa perusahaan sejenis di bawah suatu perjanjian tertentu. Masing-
masing perusahaan tetap berdiri sendiri, memiliki kedudukan sama,
dan sewaktu-waktu dapat membatalkan perjanjiannya yang telah disetujui
bilamana diinginkan. Mereka terikat pada semua perjanjian, tetapi
di luar itu mereka bebas. Ada beberapa jenis kartel, sebagai berikut.
(1). Kartel Daerah, yaitu masing-masing perusahaan untuk membagi
daerah pemasaran yang boleh dikuasainya. Salah satu perusahaan
tidak boleh menjual barangnya ke daerah lain.
(2). Kartel Produksi, yaitu perusahaan mengadakan perjanjian untuk
menentukan luas produksi masing-masing.
(3). Kartel Kondisi, yaitu perjanjian yang mengatur syarat-syarat penjualan
termasuk syarat penyerahan barang, tempat, penjualan, penjualan
tunai dan kredit, pemberian potongan dan sebagainya.
(4). Kartel Pembagian Laba, yaitu perjanjian dalam menentukan besarnya
laba yang diterima oleh masing-masing anggota. Laba dibagi berdasarkan
besarnya volume penjualan yang dicapai oleh masing-masing anggota.
(5). Kartel Harga, yaitu perjanjian yang diadakan untuk menentukan
harga minimum dari barang-barang yang dijual, sehingga bentuk
ini dapat mengurangi persaingan harga di antara para anggota.

276
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari 2000. Kewirausahaan, Bandung. CV. Alfabeta.


Alwi, Syafaruddin. (2001). Manajemen Sumberdaya Manusia. Yogyakarta:
BP -FE.
Anorogo, Panji. Sudantoko, Djoko. 2002, Koperasi, Kewirausahaan, dan
Usaha Kecil, Rineka Cipta, Jakarta.
Anthony, William P., Pamela L. Perrewe, & K. Michele Kacmar. (1993).
Strategy Human Resources Management. Harcourt Brace Javanovich
Colleg Publisher.
Anugerah Pekerti. 1997. Mitos dan Teori dalam Pengembangan Kewirausahaan,
Makalah Lokakarya Kewirausahaan PT, DP3M Dikti, Puncak Bogor,
18 – 20 Agustus 1997.
Asdjudiredja Lili dan Kusmana Permana. (1990). Manajemen Produksi.
Bandung; Armico
Ating Tedjasutisna, 2004, Memahami kewirausahaan, SMK; untuk semua
bidang keahlian, Armico, Bandung
Atmosoeprapto, Kisdarto. (001). Produktivitas Aktualisasi Budaya Perusahaan
Mewujudkan Organisasi yang Efektif dan Efisien melalui SDM Berdaya.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
Bambang Riyanto. (1992). Dasar-dasar pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:
BP Gadjahmada.
Basu Swasta. (1995). Pengantar Bisnis Modern. Yogyakarta: Liberty
Bygrave, William D., 1996, The Portable MBA; Entrepreneurship, terjm.
Dyah Ratna Permatasari, Binarupa Aksara, Jakarta
Danuhadimedjo, R.Djatmiko. 1998. Kewiraswastaan dan Pembangunan,
Alfabeta, Bandung

277
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Flippo, Edwin B. (1997). Manajemen Personalia. Jakarta: Erlangga.


Geoffrey G. Meredith et al. 1984. Kewirausahaan Teori dan Praktek,
Jakarta: PT. Perca
Geoffrey G. Meredith, et al. 2000, Kewirausahaan Teori dan Praktek.
Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
Graham Jones. 1994, Memulai Suatu Usaha (How to Start a Business
from Home), PT Elex Media Komputindo Gramedia, Jakarta.
Grenville Kleiser., 1986. Membina Kepribadian Wiraswasta, Bandung:
Pioner Jaya
Grenville Kleiser., 1986. Membina Kepribadian Wiraswasta, Bandung:
Pioner Jaya
Grenville, Kleiser, 1986, Membina Kepribadian Wiraswasta, Pionir Jaya,
Bandung.
Hadari Nawawi. (2000). Manajemen Sumberdaya Manusia. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Hafsah, Mohammad Jafar (2000). Kemitraan Usaha, Kosepsi dan Strategi.
Jakarta: Pustakan Sinar Harapan.
Hakim, Rusman, 1998, Dengan Wirausaha Menepis Krisis (Konsep Membangun
Masyarakat Entrepeneur Indonesia), PT Elex Media Komputindo
Gramedia Jakarta.
Harefa, Andreas., Inovasi Kewirausahaan (Kecerdasan Emosi Wirausaha)
http://www.ekafood.com/cerdasemosi.htm
Hasibuan, Malayu S.P. (1995). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Gunung Agung.
Instruksi Presiden RI No. 4 Th. 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan
dan Membudayakan Kewirausahaan. Jakarta.
—————————. 1999. Standarisasi Tes Kewirausahaan Versi Indonesia
Sebagai Penunjang Pendidikan Kewirausahaan di Perguruan Tinggi.
Laporan Pelaksanaan Penelitian. Pusbangnis UNS. Solo.
J. Winardi, 2003. Entrepreneur & Entrepreneurship, Jakarta: Prenada
Media

278
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Joe Setyawan, 1994, Strategi efektif berwirausaha; mencakup studi elayakan


usaha, Gramedia, Jakarta
Kao, John. 1989. Entrepreneurship, Creativity and Organization, Taxs,
Cases and Readings, Englewood cliffs, New Jesey, Prentice Hall.
Kuratko, Donal F. and Richard M, Hodgets, 1995. Entrepreneurship, A.
Contemporary Approach, 3rd ed, the Dryden Press.
Kusmini Adiputro, Umi Nur Rochjati, Setyo Ferry Wibowo, 2001, Kewirausahaan
untuk tingkat 1 SMK, Yudhistira, Jakarta
Kusumah, Hendra. (2001). Manajemen Produksi, Perencanaan dan Pengendalian
produksi. Yogyakarta: ANDI
Lambing Peggy. (2000). Entrepreneurship. Upper Sadle River, Prentice
Hall
Lupiyoadi Rambar, Jero Wacik, 1988. Wawasan Kewirausahaan, (Cara
Mudah Menjadi Wirausaha), Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
Jakarta.
M. Tohar, 2000, Membuka Usaha Kecil, Kanisius, Jakarta
M.J.Morris, 1995, Usaha kecil yang berhasil; bagaimana mempersiapkannya,
Arcan, Jakarta
Mardiyatmo. (2008). Kewirausahaan (untuk Kelas XII SMK). Jakarta:
Yudhistira
Mas’ud Machfoedz dan Mahmud Machfoedz, 2002, Kewirausahaan;
suatu pendekatan kontemporer, UPP AMP YKPN, Yogyakarta
McClelland. Memacu Masyarakat Berprestasi. Jakarta: CV Intermedia
McKenna, Eugene., Nic Beech. (2000). The Essence of Manajemen Sumber
Daya Manusia. Edisi Bahasa Indonesia. Jogyakarta: Penerbit Andi-
Pearson Education Asia Pte. Ltd.
Meredith, Geoffrey G., Et. Al., 2000, Kewirausahaan; Teori dan Praktek,
terjm. Andre Asparsayogi, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta
Musselman Vernon A. (1994). Pengantar Ekonomi Perusahaan. Erlangga:
Jakarta.
Pangestu, Subagyo. (2004). Kiat Praktis Membuka Usaha –langkah
Awal Menjadi Entrepreneur Sukses. Jakarta: PT Elekmedia Komputindo

279
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Pengestu, Subagyo (2000). Manajemen Operasi, Yogyakarta: BPFE.


Pietra Sarosa (2004). Kiat Praktis Membuka Usaha - Langkah Awal
Menjadi Entrepreneur Sukses. Jakarta: PT Elekmedia Komputindo.
Rusman Hakim, 1998, Kiat sukses berwiraswasta; mengatasi krisis etika
dan krisis motivasi, Gramedia, Jakarta
Salim Siagian dan Asfahani. 1995. Kewirausahaan Indonesia dengan
Semangat 17.8.45. Kloang Klede Jaya PT Putra Timur bekerjasama
dengan Puslatkop dan PK Depkop dan PPK. Jakarta.
Sartono, R. Agus, (2000). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE
Simamora, Henry. (1995). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
Bagian Penerbit STIE YKPN.
Siswanto, B. (2002). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan
Administratif dan Operasional. Bandung: Bumi Aksara.
Soemanto, Wasty, 1984, Pendidikan Wirausaha (Sekuncup Ide Profesional),
Bina Aksara, Malang.
Syamsir Rambe. Dkk. 1994. Pengelolaan Usaha, Bandung: PT. Angkasa
Tedjasutisna, Ating 2004. Memahami Kewiraushaan. Armico, Bandung.
Tim Broad-Based Education, 2002, Pendidikan Berorientasi Kecakapan
Hidup (Life Skill) Melalui Pendekatan Broad-Based Education (BBE),
Departemen Pendidikan Nasional.
Wanjati Soesarsono, (2000). Pengantar kewirausahaan. Bogor: Sinar
Baru Algensindo.
Wijandi, Soesarsono, 1988, Pengantar Kewiraswastaan, Sinar Baru,
Bandung.
Wijandi, Soesarsono, 1988, Pengantar Kewiraswastaan, Sinar Baru,Bandung.
Wiratmo, Maskur 1996. Pengantar Kewirausahaan. Yogyakarta. BPFE
Zulkarnain Djamin, S.E. 1984. Perancanaan dan Analisa Proyek, Jakarta:
Fakultasi Ekonomi Universitas Indonesia.

280

Anda mungkin juga menyukai