Disusun Oleh:
Nim : 1183371002
Dosen Pengampu:
PENDIDIKAN MASYARAKAT
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan utama mengkritik buku ialah memberikan tanggapan dan penilaian
atas isi buku sebagai informasi kepada pembaca buku tersebut.
1.3 Manfaat
1. Menambah informasi/wawasan mengenai keanekaragaman buku
2. Mengetahui kualitas buku
BAB II
RINGKASAN BUKU
A. Pendahuluan
B. Pengertian Pelatihan
C. Manajemen Pelatihan
Dengan jenis dan berbagal karakteristik apa pun, pada akhirnya pelatihan
perlu dikelola atau dimanaje. Pengelolaan pelatihan secara tepat dan profesional
dapat memberikan makna fungsional pelatihan terhadap individu, organisasi,
maupun masyarakat. Pelatihan memang perlu diorganisasikan, oleh karena itu
biasa dikenal adanya organizer atau panitia pelatihan, Badan-badan pendidikan
dan pelatihan, lembaga-lembaga kursus, dan panitia- panitia yang dibentuk secara
insidental, pada dasarnya adalah organizer pelatihan. Sementara itu dalam
organisasi perusahaan biasa dikenal pula divisi yang tersendiri maupun sebagai
badan yang terintergrasi yang bertanggung jawab melaksanakan tugas-tugas
pengembangan sumber daya manusia. Secara manajerial, fungsi- fungsi organizer
pelatihan adalah merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pelatihan.
Sementara secara operasional, tugas-tugas popok organizer pelatihan adalah
meliputi hal-hal berikut.
A. Pendahuluan
Sebagai suatu ilmu, pendidikan luar sekolah memiliki sifat kellmuan yang
berdasarkan pada otonomi disiplin ilmunya tersendiri. Ini karena pendidikan luar
sekolah mampu memberikan argumen dasar mengenal struktur keilmuan yang
jelas, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Dengan jelasnya struktur dan
otonominya, ilmu pendidikan luar sekolah mampu melakukan berbagai
pengkajian dan menghasilkan generalisasi-generalisasi, konsep-konsep, dan teori-
teori tentang belajar dan pembelajaran dalam rangka mewujudkan kemandirian.
A. Pendahuluan
C. Tujuan Magang
F. Magang (Learning bg Doing) dan Nilai-nilai Budaya Belajar dan Budaya Kerja
Mengacu kepada kedua pandangan ahli tersebut di atas, sistem nilai sosial
budaya yang berkembang di masyarakat khusus- nya, dapat dikategorikan pada
dua kenyataan. Dimana pada satu sisi ada sistem nilai budaya yang
menguntungkan bagi terjadinya proses pembangunan dan pada sisi lain ada nilai-
sosial budaya yang sama sekali kurang mendukung bagi terjadinya proses
pembangunan. Nilai- nilal sosial budaya yang mendukung terjadinya proses
pembangunan adalah nilai-nilai sosial budaya yang sangat dipahami baik
keberada- annya maupun mekanisme kerjanya, serta committed terhadap
perkembangan perikehidupan masyarakat. Sedangkan nilai sosial budaya yang
tidak mendukung terhadap proses pembangunan, adalah nilai-nilai sosial budaya
yang tidak dipahami, akan tetapi hanya dijalankan dan merupakan suatu kebiasaan
hidup sehari-hari yang berlaku dalam kelompoknya. Nilai-nilai sosial budaya Ini
biasanya bukan merupakan sesuatu hal yang terjadi secara turun temurun dan
merupakan aturan (norma), akan tetapi nilai-nilai yang sama sekali dibentuk oleh
sekelompok orang agar masyarakat (penduduk) tetap taat akan pola hidupnya, dan
nilai sosial budaya semacam ini hanya menguntungkan sekolompok orang saja.
Akan tetapi karena nilai-nilai tersebut sudah terpatri dalam perikehidupan
masyarakat (penduduk), maka tingkat kebenarannya dan kepercayaannya tetap
dihargai.
A. Pendahuluan
A. Pengertian Kewirausahaan
B. Tujuan Kewirausahaan
C. Pelaksanaan Pelatihan
PEMBAHASAN
4.1. Kesimpulan
Pelaksanaan pelatihan adalah berupa implementasi program pelatihan
untuk memenuhi kebutuhan peserta pelatihan. Pada tahap ini program pelatihan
dirancang dan disajikan. Program pelatihan ini harus berisi aktivitas-aktivitas dan
pengalaman belajar yang dapat memenuhi sasaran-sasaran pelatihan yang telah
ditetap- kan pada tahap penilaian kebutuhan pelatihan. Akhirnya evaluasi
pelatihan dilakukan untuk mengetahui dam- pak program pelatihan terhadap
kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan. Langkah pertama dalam evaluasi ini
adalah menetapkan kriteria keberhasilan. Kriteria ini harus didasarkan pada
sasaran awal pelatihan. Setelah kriteria dibuat, evaluasi dapat dilakukan baik
terhadap peserta maupun terhadap keseluruhan komponen program pelatihan.
Lebih dari itu evaluasi juga harus menilai apakan proses dan hasil belajar dapat
ditransfer ke situasi kerja atau ke dunia kehidupan nyata.
4.2. Saran
Di sini penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan dari pembaca
karena masih banyak kekurangan-kekurangan dalam penulisan Critical Book
Report ini. Serta isi dari Critical Book Report ini yang masih tidak sesuai dengan
yang di harapkan. Maka jadikanlah ini sebuah buku yang berguna untuk dibaca
para pembaca dan mereka mengetahui bagaimana penyuluhan pertanian.
Lampiran :