Disusun Oleh:
Nim : 1183371002
Dosen Pengampu:
PENDIDIKAN MASYARAKAT
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan utama mengkritik buku ialah memberikan tanggapan dan penilaian
atas isi buku sebagai informasi kepada pembaca buku tersebut.
1.3 Manfaat
1. Menambah informasi/wawasan mengenai keanekaragaman buku
2. Mengetahui kualitas buku
BAB II
RINGKASAN BUKU
Ada tiga istilah yang sering digunakan dan berkaitan dengan evaluasi, yaitu
tes, pengukuran, dan penilaian (test, measurement, and assessment). Dalam
kehidupan sehari-hari orang sering menyamakan pengertian keempat istilah
tersebut padahal keempat istilah tersebut memiliki makna yang berbeda. Beberapa
orang juga sering rancu menggunakan istilah-istilah tersebut karena keempat
istilah digunakan untuk merujuk kegiatan yang sama.
Kata tes (test dalam bahasa Inggris) berasal dari bahasa Prancis kuno:
"testum" yang berarti: "piring" untuk menyisihkan logam logam mulia,
maksudnya dengan menggunakan alat berupa piring itu kita akan dapat memilih
dan memilah berbagai jenis logam sehingga diperoleh jenis-jenis logam mulia
yang nilainya sangat tinggi. Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan"tes".
Tes (test) merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya ke mampuan
seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respons seseorang terhadap
stimulus atau pertanyaan (Djemari Mardapi, 2011: 67). Masyur, dkk. (2009: 21)
mengartikan tes sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban, atau
sejumlah pernyataan yang harus diberi tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat
kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai
tes (testee). Hasil tes merupakan informasi tentang karakteristik seseorang atau
sekelompok orang.
Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat
untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek. Di antara objek tes
adalah kemampuan peserta pelatihan Respons peserta tes terhadap sejumlah
pertanyaan menggambarkan kemampuan peserta tes dalam bidang tertentu.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tes meru pakan alat
ukur untuk memperoleh informasi hasil belajar maupun pelatihan yang
memerlukan jawaban atau respons benar atau salah. Tes merupakan bagian
tersempit dari evaluasi.
Semua kegiatan di dunia ini tidak bisa lepas dari pengukuran. Keberhasilan
suatu program dapat diketahui melalui suatu pengukuran (Djemari Mardaphi,
2011:2). Pengukuran (measurement) dapat didefinisikan sebagai the process by
which information about the attributes or characteristics of thing are determinied
and differentiated (Oriondo,1998: 2). Guilford mendefinisi pengukuran dengan
"assigning numbers to, or quantifying, things according to a set of rules" (Griffin
& Nix,1991: 3). Pengukuran dinyatakan sebagai proses penetapan angka terhadap
individu atau karakteristiknya menurut aturan tertentu (Ebel & Frisbie. 1986: 14).
Allen & Yen mendefinisikan pengukuran sebagai penetapan angka dengan cara
yang sistematik untuk menyatakan keadaan individu (Djemari Mardapi, 2000: 1).
2. Program Pelatihan
Dalam buku yang lain Suharsimi Arikunto (2012: 291) mendefi nisikan
program sebagai suatu kegiatan yang direncanakan dengan saksama. Sedangkan
Farida Yusuf Tayibnapis (2013: 9) mengartikan program sebagai segala sesuatu
yang dicoba lakukan seseorang dengan harapan akan mendatangkan hasil atau
pengaruh.
Menurut Brikerhoff (1986 ix) dalam pelaksanaan evaluasi ada tujuh elemen
yang harus dilakukan, yaitu 1) penentuan fokus yang akan dievaluasi (focusing
the coaluation), 2) penyusunan desain evaluasi (designing the evaluation). 3)
pengumpulan informasi (collecting information), 4) analisis dan interpretasi
informasi (analyzing and interpreting). 5) pembuatan laporan (reporting
information), 6) pengelolaan evaluasi (managing coaluation), dan 7) evaluasi
untuk evaluasi (evaluating evaluation)
Berikut ini berbagai pertimbangan yang dapat dijadikan pedo man sebelum
menentukan evaluator Pertimbangan ini berkaitan dengan masalah keuntungan
dan kerugian atau kelebihan dan kekurangannya.
a Pertimbangan antara evaluator orang dalam dan orang luar Orang dalam
adalah orang yang berasal dari organisasi atau institusi penyelenggaraan program
pelatihan dan biasanya mereka telah ikut dalam proses pengembangan dan
pelaksanaan program pelatihan. Sedangkan yang dimaksud dengan orang luar
adalah mereka yang berperan sebagai evaluator berasal dari luar organisasi atau
institusi penyelenggara program pelatihan
3. Kompetensi Evaluator
A. Pengertian Tes
Pengertian tes objektif dalam hal ini bentuk tes yang dalam penentuan skor
hasil tes sepenuhnya tergantung pada jawab respons peserta tes, tidak dipengaruhi
subjektivitas pemeriksa objektif merupakan bentuk tes yang mengandung
kemungkin jawaban atau respons yang harus dipilih oleh peserta tes. Les
kemungkinan jawaban atau respons telah disediakan oleh penyu butir tes. Peserta
hanya memilih alternatif jawaban yang telah sediakan. Dengan demikian
pemeriksaan atau penskoran jawaban respons peserta tes sepenuhnya dapat
dilakukan secara objektif de pemeriksa.Secara umum ada tiga tipe tes objektif,
yaitu: benar salah (tr false), menjodohkan (matching), pilihan ganda (multiple
choice).
C Tes Subjektif
Tes subjektif adalah bentuk tes yang dalam penghitungan skor hasil tes
selain dipengaruhi oleh jawaban/respons peserta tes juga dipengaruhi oleh
subjektivitas pemeriksa/pemberi skor. Tes dengan sual dan jawaban yang sama
apabila diperiksa oleh pemeriksa yang berbeda akan menghasilkan skor yang
berbeda.
Tes subjektif, pada umumnya berbentuk uraian (esai), walau- pun tidak
semua tes uraian adalah subjektif, misalnya pada bidang sans Tes bentuk uraian
adalah butir tes yang mengandung per tanyaan atau tugas yang jawaban atau
pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan cara mengekspresikan pikiran
peserta tes (Asmawi Zaenul dan Noehi Nasution (2005). Ciri khas tes uraian
adalah jawaban terhadap soal tersebut tidak disediakan oleh penyu sun soal tetapi
harus disusun oleh peserta tes. Butir tes tipe uraian essay test) hanya terdiri dari
pertanyaan atau tugas dan jawaban sepenuhnya harus dipikirkan oleh peserta tes.
Berdasarkan tingkat kebebasan peserta tes untuk menjawab butir tes uraian,
secara umum tes uraian dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu: tes uraian bebas
atau uraian terbuka (extended response) dan tes uraian terbatas (restricted
response).
P enilaian proses dan hasil pelatihan tidak hanya menggunakan tes, tetapi
dapat juga menggunakan alat atau instrumen pengukuran bukan tes, seperti
pedoman obuervani Ee berupa check list maupun rating scale, angket, skala sikap,
dan rubrik penilaian. Instrumen non tes terutama digunakan untuk mengukur
proses maupun hasil pelatihan yang berkenaan keterampilan dan sikap, yaitu
aspek yang berhubungan dengan apa yang dapat dibuat atau dikerjakan oleh
peserta pelatihan daripada apa yang diketahu atau dipahaminya. Dengan kata lain
instrumen seperti itu terus ma berhubungan dengan penampilan yang dapat
diamati daripada pengetahuan dan proses mental lainnya yang tidak dapat diamati
dengan indra. Instrumen non tes merupakan satu kesatuan den instrumen tes,
karena tes hanya mengukur aspek pengetahuan yang diketahui, dipahami atau
yang dapat dikuasai oleh peserta latihan dalam tingkatan proses mental yang lebih
tinggi belum ad jaminan dapat didemonstrasikan dalam tingkah lakunya
Chek list adalah suatu daftar yang berisi ada atau tidak ada suatu unsur,
komponen, karakteristik, atau kejadian dalam su peristiwa, fenomena, tugas atau
satu kesatuan yang kompleks. Cras list pada dasarnya hampir sama dengan rating
scale Perbedaannya adalah dalam esensi dan penggunaannya. Dalam rating scale
esensinya adalah untuk menentukan derajat atau peringkat dan suatu unsur,
komponen karakteristik atau orang baik dalam bandınganya suatu kriteria tertentu
maupun dibandingkan dengan anggota kelompok yang lain. Sedangkan chek list,
esensinya adalah untuk menyatakan ada atau tidak adanya suatu unsur, komponen
karakteristik, atau kejadian dalam suatu peristiwa, tugas atau satu kesatuan yang
kompleks. Jadi dalam check list pengamat hanya dapat menyatakan ada atau tidak
adanya suatu hal yang sedang diamati bukan memberi peringkat atau derajat
kualitas hal tersebut.
Ada empat tipe rating scale, yaitu: numerical rating scale, descriptive
graphic rating scale, ranking method rating scale, dan paired comparisons rating
scale. Dari keempat tipe tersebut, numerical rating scale paling banyak digunakan.
Uraian selanjutnya menunjuk pada numerical rating scale
Tipe rating scale ini dianggap yang paling sederhana bentuk dan
pengadministrasiannya. Komponen numerical rating scale adalah pernyataan
tentang kualitas tertentu dari sesuatu yang akan diukur, yang diikuti oleh angka
yang menunjukkan kualitas sesuatu yang diukur Untuk setiap numerical rating
scale, petunjuk pengerjaannya harus jelas, terutama bila pengadministrasian rating
scale itu dilaku kan oleh peserta pelatihan yang akan diukur hasil pelatihannya.
Ada beberapa bentuk skala sikap, antara lain: a) skala Likert, b) skala
Thurstone, c) skala Guttman, dan d) semantic differential. Dan keempat macam
skala sikap tersebut yang paling banyak digunakan adalah skala Likert.
1. Skala Likert
Pada skala Likert ada tiga pilihan skala, yaitu skala tiga, empat atau lima.
Pada umumnya menggunakan skala dengan lima angka. Skala ini disusun dalam
bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh pilihan respons yang menunjukkan
tingkatan
D. Angket
1. Pengertian Angket.
C. Skala 5, alternatif pilihannya sangat baik, baik, kurang baik, tidak baik,
dan sangat tidak baik.
A. Validitas Instrumen
kita memerlukan unit waktu terkecil sampai pada pecahan detik. Validitas
instrumen secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu validitas internal
(internal validity) dan validitas eksternal (external validity).
B. Reliabilitas Instrumen
Kalau kita mengukur panjang sebuah meja kayu dengan meng gunakan
sebuah meteran berulang-ulang, baik dalam tenggang waktu yang singkat maupun
tenggang waktu yang lama, dan siapa pun yang mengukur apabila hasil
pengukurannya sama atau tetap, maka dapat dikatakan bahwa meteran tersebut
dapat dipercaya (reliable) untuk mengukur panjang meja. Kita katakan bahwa
meteran tersebut reliabel, ajek, tetap, stabil, andal atau konsisten. Alat ukur yang
hasil pengukurannya bersifat tetap dikatakan alat ukur tersebut mempunyai
reabilitas yang bai
Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability dalam
bahasa Inggris, berasal dari kata asal reliable yang artinya dapat dipercaya.
Instrumen dikatakan dapat dipercaya (reliable) jika digunakan berkali-kali pada
responsden yang sama memberikan hasil yang tetap atau ajek (konsisten). Jika
kepada peserta pelatihan diberikan tes yang sama yang pada waktu yang
berlainan, maka setiap peserta pelatihan akan tetap berada dalam urutan (ranking)
yang sama atau ajek dalam kelompoknya.
Ajek atau tetap tidak selalu harus sama skornya, skor dapat berubah tetapi
mengikuti perubahan secara ajek. Jika keadaan A mula-mula berada lebih rendah
dibandingkan dengan B, maka jika diadakan pengukuran ulang, si A tetap berada
lebih rendah dari B.
Ada banyak model evaluasi yang dikembangkan oleh para ahli yang dapat
dipakai dalam mengevaluasi program pelatihan Kirkpatrick D.L salah seorang ahli
evaluasi program training dalam bidang pengembangan SDM selain menawarkan
model evaluasi yang diberi nama Kirkpatrick's training evaluation model juga
menunjuk model-model lain yang dapat dijadikan sebagai pilihan dalam
mengadakan evaluasi terhadap sebuah program. Model model yang ditunjuk
tersebut di antaranya adalah: Jack PhillPS : Five Level ROI Model Daniel
Stufflebeam's: CIPP Model (Context, Input, Process, Product)
Bab VII Model Evaluasi Kualitas Output dan Outcome Pelatihan (Model
EKO2P)
PEMBAHASAN
4.1. Kesimpulan
Pelaksanaan pelatihan adalah berupa implementasi program pelatihan
untuk memenuhi kebutuhan peserta pelatihan. Pada tahap ini program pelatihan
dirancang dan disajikan. Program pelatihan ini harus berisi aktivitas-aktivitas dan
pengalaman belajar yang dapat memenuhi sasaran-sasaran pelatihan yang telah
ditetap- kan pada tahap penilaian kebutuhan pelatihan. Akhirnya evaluasi
pelatihan dilakukan untuk mengetahui dam- pak program pelatihan terhadap
kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan. Langkah pertama dalam evaluasi ini
adalah menetapkan kriteria keberhasilan. Kriteria ini harus didasarkan pada
sasaran awal pelatihan. Setelah kriteria dibuat, evaluasi dapat dilakukan baik
terhadap peserta maupun terhadap keseluruhan komponen program pelatihan.
Lebih dari itu evaluasi juga harus menilai apakan proses dan hasil belajar dapat
ditransfer ke situasi kerja atau ke dunia kehidupan nyata.
4.2. Saran
Di sini penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan dari pembaca
karena masih banyak kekurangan-kekurangan dalam penulisan Critical Book
Report ini. Serta isi dari Critical Book Report ini yang masih tidak sesuai dengan
yang di harapkan. Maka jadikanlah ini sebuah buku yang berguna untuk dibaca
para pembaca dan mereka mengetahui bagaimana penyuluhan pertanian.
Lampiran :