Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga


pendidikan agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju
padaperubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral, maupun sosial anak agar
dapat hidup mandiri sebagai individu dan mahluk sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut
siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses pembelajaran.

Lingkungan belajar yang diatur oleh guru mencakup tujuan pembelajaran, bahan
pembelajaran, metodologi pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Secara khusus
terkait metodologi pembelajaran, aspek ini terkait dengan dua hal yang saling menonjol yaitu
metode dan media pembelajaran. Media memiliki kedudukan yang sangat penting dalam
mencapai tujuan pembelajaran secara efektif.

Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam
pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang
dicapainya. Berbagai penelitian yang dilakukan terhadap penggunaan media dalam
pembelajaran sampai pada kesimpulan, bahwa proses dan hasil belajar pada siswa
menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pembelajaran tanpa media dengan
pembelajaran menggunakan media. Oleh karena itu penggunaan media pembelajaran
sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pembelajaran.

Apabila media dirancang sebagai bagian integral dari proses pembelajaran, maka
ketika melakukan evaluasi terhadap pemebljaran itu sudah termasuk pula evaluasi terhadap
media yang digunakan. Dan di bab ini kami akan mengupas tuntas mengenai cara
mengevaluasi media pembelajaran yang benar.

B.     Rumusan Masalah

1. Apakah definisi evaluasi media pembelajaran?

2. Apa tujuan evaluasi media pembelajaran?

1
3. Apa sajakah jenis evaluasi media pembelajaran?

4. Bagaimana prosedur/tahapan evaluasi media?

5. Bagaimana teknik dalam melalukan evaluasi media?

C. Tujuan Penulisan Tujuan

1. Agar kita mengetahui definisi evaluasi media

2. Agar kita memahami faktor untuk melakukan evaluasi media

3. Agar kita mengetahui jenis-jenis evaluasi media

4. Agar kita memahami prosedur dan tahapan evaluasi media

5. Agar kita memahami teknik dalam melalukan evaluasi media

D. Manfaat

Kami berharap, dengan disusunnya makalah ini dapat memberikan pemahaman yang
baik kepada seluruh elemen masyarakat terutama kepada pengajar dan mahasiswa. Supaya
dapat memberikan dampak positif dalam pembelajaran media pembelajaran khususnya
mengenai cara mengevaluasi media pembelajaran

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Evaluasi Media Pengajaran


1) Secara etimologi
a. Evaluasi berasal dari bahasa Inggris Evaluation , akar katanya value  yang
berarti nilai atau harga. Dengan demikian secara harfiah dapat di artikan
sebagai penilaian dalam bidang pembelajaran mengenai evaluasi media
pengajaran
b. Sedangkan, Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata medium yang secara harfiah dapat diartikan sebagai perantara atau
pengantar. 

2) Secara terminologi
Para ahli mendefinisikan evaluasi sebagai berikut;
a. Menurut M. Chabib Thoha
Evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui
keadaan objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya di
bandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan1
b. Menurut Guba dan Lincoln
Evaluasi merupakan suatu proses memberikan pertimbangan
mengenai nilai dan arti sesuatu yang di pertimbangkan ( evaluand).
Sesuatu yang di pertimbangkan itu bisa berupa orang, benda,

1
Ramayulis, Ilmu Pendidikan  Islam, (Jakarta: Kalam  Mulia, 2006), cet V, h, 221

3
kegiatan, keadaan, atau sesuatu kesatuan tertentu ( Hamid Hasan,
1988)2
c. Menurut Norman E. Gronlund
Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau
membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan –tujuan pengajaran
telah di capai oleh siswa.3
d. Menurut Schwartz
Evaluasi adalah suatu program untuk memberikan pendapat dan
penentuan arti atau faedah suatu pengalaman. Yang dimaksud
dengan pengalaman di sini adalah pengalaman yang diperoleh berkat
proses pendidikan.4
e. Menurut Heinich, Molenda, dan Russel (dalam Instructional Media,
1990) diungkapkan bahwa media ”is a channel of communication.
Derived from the latin word for “between”, the term refers “to
anything that carries information between a source and a
receiver. Media pembelajaran adalah suatu alat yang dapat
membantu siswa supaya terjadi proses belajar. Dengan menggunakan
media pembelajaran diharapkan siswa akan dapat memperoleh
berbagai pengalaman nyata, sehingga materi pelajaran yang
disampaikan dapat diserap dengan mudah dan lebih baik.
Penggunaan media dalam pembelajaran didasarkan pada konsep
bahwa belajar dapat ditempuh melalui berbagai cara, antara lain:
dengan mengalami secara langsung (melakukan dan berbuat), dengan
mengamati orang lain, dan dengan membaca serta mendengar5

3) Pengertian Evaluasi Media Pelajaran

2
Wina Sanjaya, Pembelajaran  dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi , (Jakarta:Kencana,2011),
cet V, h.181

3
Ngalim Purwanto, Prinsip- Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran ,( Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2009), cet XV, h,3

4
Oemar Hamalik, Kurikulum  dan Pembelajaran ,( Jakarta :PT Bumi Aksara , 2011), cet XII, h,15
5
Surya Dharma, Media Pembelajaran dan Sumber Belajar,  (Jakarta, Direktur Tenaga Pendidikan), 2008, hal 4-
5

4
Dan, definisi Evaluasi Media pembelajaran dimaksudkan untuk mengetahui
apakah media yang digunakan dalam proses belajar mengajar tersebut dapat mencapai
tujuan.6 Mengevaluasi penggunaan media berarti mengkonfrontortir kembali antara fungsi
dan prinsip dengan hasil yang dicapai dalam pembelajaran. Fungsi utama evaluasi adalah
menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai
dasar untuk pengambilan keputusan. Evaluasi bukanlah akhir dari siklus pembelajaran,
tetapi ia merupakan awal dari suatu siklus pembelajaran berikutmya.

Evaluasi media pembelajaran yang di maksud adalah untuk mengetahui apakah


media yang digunakan dalam proses belajar mengajar tersebut dapat mencapai tujuan.7
Adapun juga media yang kita buat, apakah kaset audio film bingkai, film rangkai,
Transparansi OHP, film, video ataupun gambar dan permainan/simulasi perlu dinilai
terlebih dahulu sebelum di pakai secara luas. Penilaian (Evaluasi) ini di maksudkan untuk
mengetahui apakah media yang kita buat  tersebut dapat mencapai tujuan-tujuan yang
telah di tetapkan atau tidak. 8

Evaluasi juga meliputi penilaian strategi, teknologi dan media. Apakah strategi
pengajaran telah berjalan efektif? Bisakah ditingkatkan lagi? Apakah teknologi dan media
telah membantu siswa dalam memenuhi tujuan belajar? Apakah teknologi dan media
efektif dalam membangkitkan minat para siswa? Apakah mereka mendukung partisipasi
bermakna para siswa? Salah satu komponen kunci bagi evaluasi dan revisi sebuah mata
pelajaran adalah masukan dari pembelajaran.9 Pada dasarnya Evaluasi merupakan suatu
kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis, dan penyajian informasi yang dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan serta penyusunan program selanjutnya.
Dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan
untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasikan dan menyajikan informasi
untuk dapat digunakan  sebagai dasar membuat keputusan maupun menyusun program
selanjutnya,10

6
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hal. 167

7
Asnawir & M.Basyiruddin Usman, Media Pengajaran, (Padang : IAIN IB Press,1999), h.17.
8
Arif S. Sadiman, Media Pendidikan, (Jakarta : Rajawali press, 1986), h. 184.
9
Sharon E.Smaldino, Dkk,Teknologi pembelajaran dan Media untuk Belajar.(Jakarta: Kencana, 2012).
10
Eko Putro Mudoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran, (Jakarta: Ditjen Pendidikan Nasional, 2005),
hal 5-6

5
B. Tujuan Evaluasi Media Pembelajaran
Evaluasi media pembelajaran adalah suatu proses untuk mengetahui apakah
media yang digunakan dalam belajar-mengajar itu telah mencapai tujuan atau tidak.
Kekuatan dan kelemahan dari media pembelajaran yang telah dibuat oleh guru
biasanya dapat diketahui dengan lebih jelas dan setelah program tersebut dilaksanakan
di kelas dan dievaluasi dengan seksama. Hasil yang diperoleh dari evaluasi akan
memberi petunjuk kepada guru tentang bagian-bagian mana dari media pembelajaran
tersebut yang sudah baik dan bagian mana pula yang belum baik sehingga belum
dapat mencapai tujuan dari pengembangan media pembelajaran yang dalam hal ini
diharapkan terkait dengan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah disusun.
Atas dasar hasil evaluasi tersebut dapat dilakukan perbaikan-perbaikan yang
diperlukan, baik pada waktu media tersebut sedang digunakan maupun setelah
digunakan. Perbaikan yang dilakukan setelah media ini selesai digunakan, akan
berguna untuk keperluan penyempurnaan media pada kegiatan pembelajaran
selanjutnya.
Tujuan evaluasi media pembelajaran antara lain
a. Menentukan apakah media pembelajaran itu efektif.
b. Menentukan apakah media itu dapat diperbaiki atau ditingkatkan.
c. Menetapkan apakah media itu cost-effective dilihat dari hasil belajar siswa.
d. Memilih media pembelajaran yang sesuai untuk dipergunakan dalam proses
pembelajaran
e. Menentukan apakah isi pelajaran sudah tepat disajikan dengan media itu.
f.  Menilai kemampuan guru menggunakan media pembelajaran.
g. Mengetahui apakah media pembelajaran tersebut benar-benar memberi sumbangan
terhadap hasil belajar seperti yang dinyatakan.
h. Mengetahui sikap siswa terhadap media pembelajaran11

C. Jenis Evaluasi Media


Ada dua jenis penilaian yang dapat digunakan dalam mengevaluasi media
pembelajaran, yaitu evaluasi formatif dan dan evaluasi sumatif.12

11
Ibid 218
12
Husniyatus Salamah Zainiyati, Pengembangan Media Pembelajaran Agama Islam Berbasis ICT, (Jakarta:
Kencana, 2017), hal 187

6
1. Evaluasi formatif

Adalah suatu proses yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang efektifitas
dan efiensi penggunaan media yang digunakan dalam usaha mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.  Data-data tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan
media yang bersangkutan agar lebih efektif dan efisien. Kegiatan evaluasi dalam program
pengembangan media pendidikan di sini akan di titik beratkan pada kegiatan evaluasi
formatif.
Adanya komponen evaluasi formatif dalam proses pengembangan media
pembelajaran ini membedakan prosedur empiris ini dari pendekatan-pendekatan filosofis dan
teoritis. Efektivitas dan efesiensi media yang kita kembangkan tidak hanya bersifat teoritis
tetapi benar-benar telah di buktikan di lapangan.

2. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif adalah kelanjutan dari evaluasi formatif, yaitu; media yang telah
diperbaiki dan disempurnakan, kemudian di teliti kembali apakah media tersebut
layak digunakan atau tidak dalam situasi-situasi tertentu. Evaluasi semacam inilah
yang dinamakan dengan evaluasi sumatif. Melalui evaluasi ini diharapkan
pengembangan media tidak hanya dianalisis secara teoretis,tetapi benar-benar
telah dibuktikan dilapangan.

D. Prosedur/Tahapan Evaluasi Media


Prosedur/tahapan evaluasi media terkait dengan bagaimana langkah-langkah yang
dilakukan dlam evaluasi media yang telah dibuat. Evaluasi ini diharapkan hasil
media yang dibuat terjamin keandalannya. Prosedur atau tahapan evaluasi media
yang dapat ditempuh terdiri dari; evaluasi satu lawan satu (one to one), evaluasi
kelompok kecil (small grup evaluation), dan evaluasi lapangan (field evaluation).13

1. Evaluasi satu lawan satu (one to one)


Evaluasi media tahap satu lawan satu atau yang disebut dengan istilah one to
one evaluation, dilaksanakan dengan memilih dua orangatau lebih siswa yang
dapat mewakili populasi target dari media yang dibuat. Sajikan media tersebut
kepada mereka secara individual. Kalau media itu didesain untuk belajar

13
Mukhtar Latif, Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini Teori&Aplikasi. (Jakarta: Kencana, 2013), hal
161-165

7
mandiri, biarkan mereka mempelajarinya sementara kita mengamatinya.
Kedua orang siswa yang dipilih tersebut hendaknya satu orang dari populasi
target yang kemampuan umumnya sedikit dibawah rata-rata. Prosedur
pelaksaan evaluasi media tahap satu lawan satu ini sebagai berikut:
a. Jelaskan kepada siswa jika kita sedang merancang suatu media baru dan
ingin mengetahui bagaimana reaksi mereka terhadap media yang dibuat
tersebut.
b. Sampaikan kepada mereka bahwa apabila mereka nanti berbuat salah, hal
tersebut bukanlah karena kekurangan mereka tetapi karena kekurang
sempurnaan media tersebut, sehingga perlu diperbaiki.
c. Usahakan agar mereka bersikap relaks dan bebas mengemukakan
pendapatnya tentang media tersebut.
d. Selanjutnya berikan tes awal untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
dan pengetahuan siswa terhadap topik yang dimediakan.
e. Sajikan media dan catat berapa lama waktu yang kita butuhkan atau dibutuhkan
siswa untuk menyajikan /mempelajari media tersebut. catat pula bagaimana reaksi
siswa dan bagian-bagian yang sulit untuk dipahami; apakah contoh-contohnya,
penjelasannya, petunjuk-petunjuknya, ataukah yang lain.
f. Berikan tes yang mengukur keberhasilan media tersebut (post-test).
g. Analisis informasi yang terkumpul. Jumlah dua orang untuk kegiatan ini adalah
jumlah minimal. Beberapa informasi yang dapat anda peroleh lewat kegiatan ini
antara lain : kesalahan pemilihan kata  atau uraian-uraian yang tak jelas, kesalahan
dalam memilih lambang-lambang visual, kurangnya contoh, terlalu banyak atau
sedikit materi, urutan penyajian yang keliru, pertanyaan atau petunjuk kurang jelas,
tujuan tak sesuai dengan materi dan sebagainya. Jumlah dua orang untuk kegiatan ini
adalah jumlah minimal. Setelah selesai, kitq bisa mencobakannya kepada beberapa
orang siswa yang lain dengan prosedur yang sama. Dan mencobacakannya kepada
ahli bidang studi (content expert). Mereka seringkali memberikan umpan balik yang
bermanfaat. Atas dasar data atau informasi dari kegiatan-kegiatan tersebut akhirnya
revisi dilakukan sebelum media dicobakan ke kelompok kecil.

2. Evaluasi Kelompok Kecil (small group evaluation)

8
Pada tahap ini media perlu dicobakan kepada 10-20 orang siswa yang dapat
mewakili populasi target. kalau media tersebut kita buat untuk siswa TK
kelompok B, maka pilihlah 10-20 orang siswa dari TK kelompok B. Mengapa
jumlahnya tersebut? sebab kalu kurang dari 10 data yang anda peroleh kurang
dapat menggambarkan populasi target. sebaliknya, jika lebih dari 20 data atau
informasi yang anda peroleh melebihi yang anda perlukan akan kurang
bermanfaat untuk dianalisis dalam evaluasi kelompok kecil. Siswa yang
dipilih hendaknya mencerminkan karakteristik populasi. Usahakan sampel-
sampel tersebut terdiri dari siswa-siswa yang kurang pandai, sedang, dan
pandai; laki-laki dan perempuan; berbagai usia dan latar belakang.
Prosedur yang perlu ditempuh diantaranya:
1) Jelaskan bahwa media tersebut berada pada tahap formatif dan
memerlukan umpan balik untuk menyempurnakannya.
2) Berikan tes awal (pratest) untuk mengukur kemampuan dan
pengetahuan siswa tentang topik yang dimediakan.
3) Sajikan media atau minta kepada siswa untuk mempelajari media
tersebut.
4) Catat waktu yang diperlukan dan semua bentuk umpan balik
(langsung ataupun tidak langsung) selama penyajian media.
5) Berikan tes untuk mengetahui sejauh mana tujuan bisa tercapai
(post-test)
6) Bagikan kuesioner dan minta siswa untuk mengisinya. Apabila
mungkin adakan diskusi yang mendalam dengan beberapa siswa.
Beberapa pertanyaan yang perlu di diskusikan antara lain:
a. Menarik tidaknya media tersebut
b. Apa sebabnya
c. Mengerti tidaknya siswa akan pesan yang disampaikan
d. Konsistensi tujuan dan materi program
e. Cukup tidaknya atau jelas tidaknya latihan dan contoh yang
diberikan.
Apabila pertanyaan-pertanyaan tersebut telah ditanyakan lewat
kuesioner, informasi yang lebih detaildan jauh dapat dicari lewat
diskusi ini.

9
7) Analisis data-data yang terkumpul, atas dasar umpan balik semua
ini media disempurnakan.

3. Evaluasi Lapangan (Field Evaluation)


Evaluasi lapangan atau field evaluation adalah tahap akhir dari evaluasi
formatif yang perlu dilakukan. Usahakan memperoleh situasi yang semirip
mungkin dengan situsi sebenarnya. Setelah melalui dua tahap evaluasi diatas
tentulah media yang kita buat sudah mendekati kesempurnaannya. Namun,
dengan itu masih harus dibuktikan. Lewat evaluasi lapangan inilah kebolehan
media yang kita buat itu diuji. Pilih sekitar 30 orang siswa dengan berbagai
karakteristik (tingkat kepandaian, kelas, latar belakang, jenis kelamin, usia,
kemajuan belajar, dll) sesuai dengan karakteristik populasi sasaran. Satu hal
yang perlu dihindari baik untuk dua tahap evaluasi terdahulu maupun lebih-
lebih lagi untuk tahap evaluasi lapangan adalah apa yang disebut efek halo
(hallo effect). Situasi seperti ini muncul apabila media, kita cobakan pada
kelompok responden yang salah. Maksudnya, apabila kita membuat program
media lalu mencobakannya kepada siswa-siswa yang belum pernah melihat
program tersebut. Contohnya : jika kita membuat program film bingkai lalu
mencobakannya kepada siswa-siswa yang belum pernah melihat program film
bingkai, atau transparansi OHP dan Film kepada siswa-siswa yang belum
pernah memperoleh sajian dengan transparansi atau melihat film. Pada situasi
seperti ini informasi yang kita peroleh banyak dipengaruhi oleh sifat kebaruan
tersebut sehingga kurang dapat dipercaya.14
Prosedur pelaksanaannya sebagai berikut:
1. Mula-mula pilih siswa yang benar-benar mewakili populasi target, kira-kira
30 orang siswa. Usahakan agar mereka mewakili berbagai tingkat kemampuan
dan ketrampilan siswa yang ada. Tes kemampuan awal perlu dilakukan bila
karakteristik siswa belum diketahui. Atas dasar itu pemilihan siswa dilakukan.
Tetapi bila kita kenal benar siswa-siswa yang akan dipakai dalam uji coba tak
perlu tes itu dilakukan.
2. Jelaskan kepada mereka maksud uji lapangantersebut dan apa yang anda
harapkan pada akhir kegiatan. Pada umumnya siswa tak terbiasa mengkritik
bahan-bahan atau media yang diberikan, karena mereka beranggapan sudah
14
Arif S. Sadiman, Media Pendidikan, (Jakarta : Rajawali Press, 1986), h.189

10
benar dan efektif. Usahakan mereka bersikap relaks dan berani
mengemukakan penilaian. Jauhkan sedapat mungkin perasaan bahwa uji coba
ini menguci kemampuan mereka.
3. Berikan test awal untuk mengukur sejauh mana pengetahuan dan
ketrampilan mereka terhasap topik yang dimediakan
4. Sajikan media tersebut kepada mereka. Bentuk penyajiannya tentu sesuai
dengan tujuan pembuatannya; untuk prestasi kelompok besar, untuk kelompok
kecil, atau belajar mandiri.
5. Catat semua respons yang muncul dari siswa selama sajian. Begitu pula
waktu yang diperlukan.
6. Berikan tes untuk mengukur seberapa jauh pencapaian hasil belajar siswa
setelah penyajian media tersebut. hasil tes ini dibandingkan dengan hasil tes
pertama akan menunjukan seberapa efektif dan efisien media yang anda buat
tersebut.
7. Berikan kuesioner untuk mengetahui pendapat atau sikap mereka terhadap
media tersebut dan sajian yang diterimanya.
8. Ringkas dan analisislah data-data yang anda peroleh dengan kegiatan-
kegiatan tadi; kemampuan awal, skor tes awal dan tes akhir, waktu yang
diperlukan, perbaikan bagian-bagian yang sulit, dan pengayaan yang
diperlukan, kecepatan sajian, dan sebaginya.
9. Atas dasar itu media diperbaiki dan semakin disempurnakan. Demikianlah,
dengan tiga tahap evaluasi tesebut dapat dipastikan kebenaran efektivitas dan
efisiensi media yang kita kembangkan.

E. Teknik Evaluasi Media Pembelajaran.

1.      Teknik Non Tes


Yang tergolong teknik non tes
a.       Skala bertingkat ( rating scale)
Skala yang menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil
pertimbangan. Kita dapat menilai hampir segala sesuatu dengan skala. Dengan maksud agar
pencatatannya dapat objektif, maka penilaian terhadap penampilan atau pengambaran
kepribadian seseorang disajikan dalam bentuk skala.
b.      Kuisioner

11
Kuisioner juga sering dikenal sering di kenal sebagai angket. Pada dasarnya .kuisioner
adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus di isi oleh orang yang di ukur ( responden).
Dengan kuisioner ini orang dapat diketahui tentang keadaan data diri, pengalaman,
pengetahuan sikap atau pendapat –pendapatnya dan lain-lain.
Tentang macam kuisioner, dapat di tinjau dari beberapa segi:

1)      Ditinjau dari segi siapa yang menjawab, maka ada:


a)      Kuisioner Langsung
Kuisioner dikatakan langsung jika kuisioner tersebut dikirimkan dan diisi langsung
oleh orang yang akan dimintai jawaban tentang dirinya.
b)      Kuisioner tidak langsung
Kuisioner tidak langsung adalah kuisioner yang dikirimkan dan diisi oleh bukan orang
yang di minta keterangannya. Kuisioner tidak langsung biasanya digunakan untuk mencari
informasi tentang bawahan,anak,saudara, tetangga dan sebagainya.
2)      Ditinjau dari segi cara menjawab
a)      Kuisioner tertutup
Kuisioner  tertutup adalah kuisioner yang di susun dengan menyediakan pilihan
jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang di pilih
seperti memberi tanda contreng.
b)      Kuisioner terbuka
Kuisioner terbuka adalah kuisioner yang di susun sedemikian rupa sehingga para
pengisi bebas mengemukakan pendapatnya. Kuisioner terbuka disusun apabila macam
jawaban pengisi belum terperinci dengan jelas sehingga jawabannya akan beraneka ragam.
c)      Daftar cocok ( chek list)
Yang dimaksud dengan daftar cocok adalah deretan pernyataan, dimana responden
yang dievakuasi tinggal membubuhkan tanda cocok (v) di tempat yang sudah di sediakan.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa sebenarnya skala bertingkat dapat digolongkan ke
dalam daftar cocok karena dalam skala bertingkat, responden juga di minta untuk
memberikan tanda cocok pada pilihan yang tepat.

d)     Wawancara ( interview)
Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban
dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam
wawancara ini responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan.
Wawancara dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:

1)      Interview bebas, dimana responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan 


pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh subjek evaluasi.
2)      Interview terpimpin, yaitu interview yang dilakukan oleh subjek evaluasi dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu.

12
e)      Pengamatan
Pengamatan (observasi) adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.
Ada 2 macam observasi:

1)      Observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat, tetapi dalam itu
pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati.
2)      Observasi sistematik, yaitu  observasi dimana faktor- faktor yang diamati sudah di daftar
secara sistematis dan sudah diatur menurut  kategorinya.
3)      Observasi eksperimental
Observasi eksperimental terjadi jika pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok.
f)       Riwayat hidup
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa
kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka subjek evaluasi akan dapat menarik
suatu kesimpulan tentang kepribadian kebiasaan dan sikap  dari objek yang dinilai.

2.      Teknik tes
Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh
data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang dengan cara yang
tepat. Sebagai alat pengukur dan penilai, tes ada beberapa macam model menurut pemakain
dan waktu atau kapan digunakannya tes tersebut Model-model tes tersebut, yaitu: a. Tes
Seleksi, b. Tes Awal, c. Tes Akhir, d. Tes Diagnostik, e. Tes Formatif, f. Tes Sumatif.
a)      Tes Seleksi
Tes seleksi ini tak jarang lagi kita dengar dalam kehidupan kita sehari-hari. Tes ini
juga bisa kita sebut, tes penyaringan bagi calon siswa tahun ajaran baru yang ingin memasuki
suatu lembaga sekolah. Materi tes yang digunakan dalam tes ini hanyalah materi prasyarat
untuk mengikuti atau melanjutkan ke pendidikan selanjutnya. Misalnya seorang siswa akan
melanjutkan studinya di perguruan tinggi IAIN di prodi bahasa arab, maka siswa tersebut
akan di beri ujian atau tes seleksi yang soalnya mengenai bahasa arab. Apabila nilai yang
didapatkannya memenuhi syarat dan nilainya tinggi maka siswa tersebut dapat melanjutkan
studinya di IAIN. Tes ini bisa juga kita laksanakan secara lisan, secara tulis dan secara
perbuatan.
b)      Tes Awal
Tes ini juga sering kita dengar dengan istilah pre-test. Tes ini digunakan pada
saat akan berlangsungnya penyampaian materi yang akan di ajarkan oleh guru kepada
siswa dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan yang akan
di ajarkan telah dapat dikuasai oleh siswa didik. Tes ini mengandung makna, yaitu:
tes yang dilaksanakan sebelum berlangsungnya proses pembelajaran terjadi. Materi
tes yang di berikan harus berkenaan dengan materi yang akan diajarkan dan soalnya
mudah-mudah akan tetapi memenuhi pokok pembahasan yang seharusnya materi
tersebut telah dikuasai oleh siswa.

13
Contoh soal tentang huruf jarr yang di tanyakan pada mahasiswa bahasa arab
semester lima. Dengan catatan apa bila semua soal tes awal dapat dijawab atau
dikuasai dengan baik dan benar, maka materi tes yang ditanyakan tidak akan
diajarkan lagi, dan apabila materi tes yang ditanya belum cukup dipahami siswa,
maka guru hanya mengajarkan materi yang belum dipahami. Tes ini dapat
dilaksanakan dan dilakukan dengan tes lisan dan tulisan.
c)      Tes Akhir
Tes ini lebih banyak diketahui dengan post-test. tes ini dilaksanakan pada akhir proses
pembelajaran suatu materi dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa
tentang materi dan pokok penting materi yang dipelajari. Materi tes ini barkaitan dengan
materi yang telah diajarkan kepada siswa sebelumnya, terutama materi tentang sub-sub
penting pelajaran. Naskah tes akhir sama dengan tes awal supaya guru kita dapat mengetahui
mana lebih baik hasil kedua tes tentang pemahaman siswa. Apabila siswa lebih memahami
suatu materi setelah proses pembelajaran maka, program pengajaran dinilai berhasil.
d)     Tes diagnostik
Yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga
berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakukan yang
tepat. Manfaat tes diagnostic dapat mengetahui kelemahan-kelemahan siswa dalam bidang
tertentu.
e)      Tes formatif
Yaitu untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti
sesuatu program tertentu. Manfaat tes formatif bagi siswa:

1)      Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai bahan program secara
menyeluruh.
2)      Merupakan penguatan bagi siswa. Dengan mengetahui bahwa tes yang dikerjakan sudah
menghasilkan skor yang tinggi sesuai dengan yang diharapkan maka siswa merasa
mendapatkan” anggukan kepala” dari guru, dan ini merupakan suatu tanda bahwa apa yang
sudah dimiliki merupakan pengetahuan yang sudah benar.
3)      Usaha perbaikan. Dengan umpan balik yang diperoleh setelah melakukan tes, siswa
mengetahui kelemahan-kelemahannya.
4)      Sebagai diagnose. Bahan pelajaran yang sedang dipelajari oleh siswa merupakan
serangkaian, pengetahuan, keterampilan, atau konsep. Dengan mengetahui hasil tes formatif,
siswa dengan jelas dapat mengetahui bagian mana dari bahan pelajaran yang masih dirasakan
sulit.
Manfaat tes formatif bagi guru:
Dengan mengetahui hasil tes formatif yang diadakan, maka guru:

1)      Mengetahui sampai sejauh mana bahan yang diajarkan sudah dapat diterima oleh siswa.
2)      Mengetahui bagian-bagian mana dari bahan pelajaran yang belum men jadi milik siswa.

14
3)      Dapat meramalkan sukses dan tidaknya seluruh program yang akan diberikan.
f)       Tes sumatif
Tes ini dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program atau sebuah
program yang lebih besar. Manfaat tes sumatif:
1)      Untuk mengetahui nilai. Apabila tes formatif digunakan untuk memberikan informasi demi
perbaikan penyampaian, dan tidak digunakan untuk memberikan nilai dan tidak digunakan
untuk penentuan kedudukan seseorang anak di antara teman-temannya, maka nilai tes sumatif
ini digunakan untuk menentukan  nilai dan kedudukan anak.
2)      Untuk menentukan seseorang anak dapat atau tidaknya mengikuti kelompok dalam
menerima program berikutnya.
3)      Untuk mengisi catatan kemajuan belajar siswa yang akan berguna bagi :
(1)   Orang tua siswa
(2)   Pihak bimbingan dan penyuluhan di sekolah
(3)   Pihak- pihak lain apabila siswa tersebut akan pindah ke sekolah lain, akan melanjutkan
belajar atau akan memasuki lapangan pekerjaan.

Perbandingan antara tes diagnostic, tes formatif dan tes sumatif :


1)      Ditinjau dari fungsinya
a)      Tes diagnostic
(1)   Menentukan apakah bahan prasyarat telah dikuasai tau belum.
(2)   Menentukan tingkat penguasaan siswa terhadap bahan yang dipelajari.
(3)   Memisahkan siswa berdasarkan kemampuan dalam menerima pelajaran yang akan
dipelajari.
(4)   Menentukan kesulitan-kesulitan belajar yang dialami untuk menentukan cara yang khusus
untuk mengatasi atau memberikan bimbingan.
b)      Tes formatif
Sebagai umpan balik bagi siswa. Guru maupun program untuk menilai pelaksanaan satu unit
program.
c)      Tes sumatif
Untuk memberikan tanda kepada siswa bahwa telah mengikuti suatu program, serta
menentukan posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan teman-temannya.
2)      Ditinjau dari waktu
a)      Tes diagnostic

15
(1)   Pada waktu penyaringan calon siswa
(2)   Pada waktu membagi kelas atau permulaan memberikan pelajaran.
(3)   Selama pelajaran berlangsung bila guru akan memberikan bantuan kepada siswa.
b)      Tes formatif
Selama pelajaran berlangsung untuk mengetahui kekurangan agar pelajaran dapat
berlangsung sebaik mungkin.
c)      Tes sumatif
Pada akhir semester atau akhir tahun
3)      Ditinjau dari titik berat penilaian
a)      Tes diagnostic
(1)   Tingkah laku kognitif, afektif dan psikomotor.
(2)   Faktor0faktor fisik, psikologis dan lingkungan.
b)      Tes formatif
Menekankan pada tingkah laku kognitif.
c)      Tes sumatif
Pada umumnya menekankan pada tingkah laku kognitif, tetapai adakalanya pada tingkah laku
psikomotor dan kadang –kadang pada afektif.
4)      Ditinjau dari alat evaluasi
a)      Tes diagnostic
Tes prestasi belajar yang sudah distandarrisasikan
Tes diagnostis yang sudah disandarisasikan
Tes buatan guru
Pengamatan dan daftar cocok

b)      Tes formatif
Tes prestasi belajar yang tersusun secara baik
c)      Tes sumatif
Tes ujian akhir
5)      Ditinjau dari cara memilih tujuan yang dievaluasi
a)      Tes diagnostic
(1)   Memilih tiap-tiap keterampilan prasyarat.
(2)   Memilih tujuan setiap program pelajaran secara berimbang

16
(3)   Memilih yang berhubungan dengan tingkah laku pisik, mental dan perasaan.
b)      Tes formatif
Mengukur semua tujuan instruksional khusus.
c)      Tes sumatif
Mengukur tujuan instruksional umum
6)      Ditinjau dari kesulitan tes
a)      Tes diagnotik
Mengukur tingkat keterampilan yang dasar
b)      Tes formatif
Belum dapat di tentukan
c)      Tes sumatif
Rata-rata mempunyai tingkat kesulitan antara 0,35 sampai 0,70.

7)      Ditinjau dari scoring


a)      Tes diagnotik
Menggunakan standar mutlak dan standar relatif.
b)      Tes formatif
Menggunakan standar mutlak
c)      Tes sumatif
Kebanyakan menggunakan standar relatif15

8)      Ditinjau dari cara pencatatan hasil


a)      Tes diagnostic
Dicatat dan dilaporkan dalam bentuk profil
b)      Tes formatif
Prestasi tiap siswa dilaporkan dalam bentuk catatan berhasil atau gagal menguasai suatu
tugas.
c)      Tes sumatif
Keseluruhan skor atau sebagian skor dari tujuan-tujuan yang di capai.
4. Contoh Model Teknik Evaluasi Media Pengajaran.
Evaluasi dapat di lakukan dengan berbagai cara, seperti diskusi kelas dan
kelompok interviu perorangan, observasi mengenai prilaku siswa, dan evaluasi
15
Suharsimi,Arikanto,Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara,1997), cet,XIII, h, 47

17
media yang telah tersedia. Kegagalan mencapai tujuan belajar yang telah di
tentukan tentu saja merupakan indikasi adanya ketidak beresan dalam proses
pengajaran khususnya penggunaan media pengajaran[12]. Dengan melakukan
diskusi bersama siswa, kita mungkin dapat memperoleh informasi bahwa
siswa, misalnya, lebih menyenangi belajar mandiri dari pada belajar dengan
media pilihan kita. Atau siswa tidak menyukai penyajian materi pelajaran kita
dengan menggunakan media transparansi dan mereka merasa bahwa mereka
akan dapat belajar lebih banyak lagi jika pelajaran itu di sajikan melalui video
atau film. Evaluasi bukanlah akhir dari siklus pelajaran, tetapi ia merupakan
awal dari suatu siklus pengajaran berikutnya.16

Walker dan Hess (1984 : 206) memberikan kriteria dalam mereviu perangkat lunak
media pengajaran yang berdasarkan pada kualitas.
1.      Kualitas isi dan tujuan.
a.       Ketetapan.
b.      Kepentingan.
c.       Kelengkapan.
d.      Keseimbangan.
e.       Minat/perhatian.
f.       Keadilan.
g.      Kesesuaian dengan situasi siswa.
2.      Kualitas Instruksional.
a.       Memberikan kesempatan belajar.
b.      Memberikan bantuan belajar.
c.       Kualitas memotivasi.
d.      Fleksibilitas instruksionalnya.
e.       Hubungan dengan program media pengajaran lainnya.
f.       Kualitas sosial interaksi intruksionalnya.
g.      Kualitas tes dan penilaiannya.
h.      Dapat memberikan dampak bagi siswa.
i.        Dapat memberikan dampak bagi guru dan pengajarannya.

3.      Kualitas Teknis.

16
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada, 2003) h.175

18
a.       Keterbacaan.
b.      Mudah digunakan.
c.       Kualitas tampilan / tayangan.
d.      Kualitas penanganan jawaban.
e.       Kualitas pengelolaan program.
f.       Kualitas pendokumentasiannya.17
Untuk tujuan praktis, berikut disajikan beberapa model daftar cek untuk mereviu dan
mengevaluasi program dan media pengajaran dengan format yang sering di gunakan oleh
para guru di kelas, antara lain media gambar diam, media grafis, media visual yang di
proyeksikan, media film dan televise, dan komputer.18
1.      Evaluasi Gambar Diam.
No. Kriteria Rating

Tinggi Sedan Rendah


g

1. Relevan dengan tujuan / … …. …


sasaran belajar
2.
Kesederhanaan (rapih,
teratur, tidak bercampur
dengan bahan-bahan
yang tidak relevan,
obyek yang tidak perlu,
3. atau latar belakang yang … … …
mengganggu).

Tidak ketinggalan
zaman (mode kuno
dapat mengundang tawa
4. dan menyebabkan siswa … … …
kehilangan maksud
pesan gambar.

5. Skala (ukuran relatif


suatu obyek harus
17
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta, Rajawali Press 2017), hal. 219 220
18
Ibid. h.176

19
tampak dari gambar. .... .... .....
Obyek yang biasa dapat
memberikan
perbandingan skala
6. ukuran benda / obyek
yang asing).

Kualitas teknis (kontras


4.        yang bagus, tajam
terfokus dengan bidang
fokus dan detail yang
bersih, warna alamiah
dan realistik)

Ukuran (terlihat dengan


memadai, cocok untuk
kelompok besar dan
juga untuk kelompok
kecil).

2.      Evaluasi Bahan / Media Grafis.


Format :
-          Gambar / ilustrasi / sketsa.      – Grafik.
-          Chart / Bagan.                         - poster.
-          Kartun.
No. Kriteria Rating

Tinggi Sedan Rendah


g

1. Gagasan sendiri (untuk memberikan kepaduan)

2. Kesederhanaan (rapih, teratur, tidak bercampur


dengan bahan-bahan yang tidak relevan, obyek yang
tidak perlu, atau latar belakang yang mengganggu).

20
Relevan dengan tujuan kurikuler.

3.

Warna (menarik perhatian).

4.

Informasi verbal (memperkuat gagasan yang


terkandung dalam grafik)
5.

Pemahaman siswa

6.
Dapat di baca untuk pemakaian di dalam kelas.

7.

Titik kekuatan :
Titik kelemahan :

3.      Evaluasi Bahan Visual Yang Diproyeksikan


Format :
-          Transparansi.
-          Slide (gambar bingkai).
-          Flimstrip.

No. Kriteria Rating

Tinggi Sedan Rendah


g

1. Dapat membangkitkan … …. …

21
2. minat dan perhatian
siswa.
3.
Kualitas teknis.
4.
Memberikan latihan dan
5. partisipasi yang relevan. … … …

6. Relevan dengan tujuan


kurikuler dan sasaran
7. belajar.

8. Terfokus dengan jelas … … …


pada tujuannya.
5.       
Terbukti efektif (yaitu
dengan uji coba di
lapangan.

Memberikan petunjuk
untuk tindak lanjut,
diskusi.

Bebas dari bias ras,


suku, gender, dan lain-
lain.

4.      Evaluasi Bahan Visual yang Diproyeksikan


Format :
-          Piringan hitam.
-          Kaset Tape.
-          Radio Program.
No. Kriteria Rating

Tinggi Sedan Rendah


g

1. Ketepatan. … …. …

2. Kualitas suara.

3. Keterlibatan siswa.

22
4. Tingkat Minat dan
perhatian.
5. … … …
Tingkat kosa kata.
6.
Relevan dengan tujuan
7. kurikuler.

8. Memberikan petunjuk … … …
untuk tindak lanjut,
6.        diskusi.

Nilai keseluruhan.

           
            Titik kekuatan :
            Titik kelemahan:
                        Kaset Tape yang di hasilkan atau di produksi sendiri harus
mempertimbangkan pula beberapa aspek di samping aspek-aspek yang telah di kemukakan di
atas. Aspek tersebut adalah sebagai berikut. (jika di tanyakan jawaban harus YA.):
-          Suara gangguan gangguan pada latar belakang harus di tekan seminimal mungkin.
-          Tingkat suara yang konstan.
-          Kualitas kejelasan suara dan ucapan.
-          Kejelasan ungkapan.
-          Nada biasa / percakapan.
-          Koordinasi dengan lembaran kerja atau penuntun belajar.
-          Isi jelas.
-          Waktunya tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek.
-          Siswa sudah mengenal benda yang terdapat dalam rekaman audio itu.
-          Membicarakan konsep naskah dengan ahli di bidang itu.
-          Waktu cukup untuk penyiapan semua bahan-bahan.
5.      Evaluasi Bahan Film.
No. Criteria Rating

Tinggi Sedan Rendah


g

1. Dapat membangkitkan … …. …

23
2. minat dan perhatian
siswa.
3.
Kualitas teknis.
4.
Kesempatan untuk
5. latihan dan pertisipasi … … …
yang relevan.
6.
Relevan dengan
7. kurikulum (misalnya
nyata).
8. … … …
Ketetapan Informasi.

Cakupan isi pelajaran.

Pengaturan isi
7.        pelajaran.

Pemahaman siswa.

            Titik kekuatan :


            Titik kelemahan :

6.      Evaluasi Program Television.


Judul :
Waktu :
Sasaran penonton :
No. Kriteria Rating

Tinggi Sedan Rendah


g

1. Dapat membangkitkan
minat dan perhatian
2. siswa.

24
3. Kualitas teknis.

4. Memberikan latihan dan


pertisipasi yang
5. bermakna.

6. Relevan dengan tujuan


kurikuler dan sasaran
7. belajar.

8. Terfokus dengan jelas


pada tujuan.
8.       
Terbukti efektif (yaitu
dengan uji coba di
lapangan.

Memberikan petunjuk
untuk tindak lanjut,
diskusi.

Peran guru di tunjukkan


dengan jelas.

           
            Titik kekuatan :
            Titik kelemahan :
7.      Evaluasi Program Pengajaran dengan bantuan Komputer.
Mata Pelajaran :
Sasaran Pemakai :
System Komputer :
No. Criteria Rating

Tinggi Sedan Rendah


g

1. Terfokus dengan jelas


pada tujuan.
2.
Interaksi terus menerus.

Bercabang untuk
menyesuaikan dg

25
tingkat kemampuan
siswa.
3.
Relevan dengan tujuan
4. kurikuler dan sasaran
belajar.
5.
Format penyajian
6. memotivasi.

7. Terbukti efektif. (dg uji


coba).
8.
Sajian gambar/ grafik
9. yang sesuai.

10. Petunjuk sederhana dan


lengkap.

Memberi penguatan
positif.

1.        Dapat di gunakan lagi


(mengandung unsure
acak / random untuk
menyajikan penayangan
ulang yang bervariasi)

            Titik kekuatan :


            Titik kelemahan :                    
Evaluasi lengkap terhadap program pengajaran dengan bantuan komputer (CAI)
dianggap perlu di sajikan karena diduga perlu pemakaian komputer akan semakin lumrah di
sekolah-sekolah. Pertanyaan-pertanyaan yang ada mewakili kriteria program CAI yang baik,
apabila ada diantaranya yang tidak terpenuhi atau terjawab “tidak” kemungkinan program itu
memerlukan modifikasi.

BAB III

26
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan yang sudah kita bahas bersama terdapat beberapa point penting
tentang evaluasi media pembelajaran. Diantaranya yaitu: Evaluasi adalah suatu proses
yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan,
menginterpretasikan dan menyajikan informasi untuk dapat digunakan  sebagai dasar
mebuat keputusan maupun menyusun program selanjutnya. Media pembelajaran
adalah suatu alat yang dapat membantu siswa supaya terjadi proses belajar.
Definisi Evaluasi Media pembelajaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah media
yang digunakan dalam proses belajar mengajar tersebut dapat mencapai tujuan.
Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan
informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Evaluasi
merupakan awal dari suatu siklus pembelajaran berikutmya.
Terdapat dua jenis penilaian yang dapat digunakan dalam mengevaluasi media
pembelajaran, yaitu evaluasi formatif dan dan evaluasi sumatif. Adapun prosedur atau
tahapan evaluasi media yang dapat ditempuh terdiri dari; evaluasi satu lawan satu
(one to one), evaluasi kelompok kecil (small grup evaluation), dan evaluasi lapangan
(field evaluation).

B. SARAN
Setelah mempelajari materi diatas, kita ketahui bahwa dalam membuat sebuah media
itu sangat diperlukan evaluasi sebelum media itu benar-benar dibuat dan di konsumsi
khalayak umum. Sehingga penulis sangat berharap jika pembaca dapat
mempraktekannya dengan baik dan benar agar media yang dibuatnya menjadi efisien
dan efektif.

DAFTAR PUSTAKA

27
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman. 2002.  Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.
Zainiyati, Husniyatus Salamah. 2017.  Pengembangan Media Pembelajaran Agama Islam
Berbasis ICT. Jakarta : Kencana.

Latif, Mukhtar. 2013. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini Teori&Aplikasi. Jakarta :
Kencana

Arsyad, Azhar. 2017. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.

Mudoyoko, Eko Putro. 2005.  Evaluasi Program Pembelajaran. Jakarta: Ditjen Pendidikan


Nasional

Dharma, Surya. 2008. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar.  Jakarta: Direktur Tenaga


Pendidikan.

Ramayulis. 2006. Ilmu Pendidikan  Islam. Jakarta: Kalam  Mulia.

Sanjaya. Wina. 2011. Pembelajaran  dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.


Jakarta: Kencana

Purwanto. Ngalim. 2009. Prinsip- Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Hamalik Oemar. 2011. Kurikulum  dan Pembelajaran. Jakarta :PT Bumi Aksara.

Asnawir dan Usman. M.Basyiruddin. 1999. Media Pengajaran. Padang : IAIN IB Press.

Sadiman. Arif S. 1986. Media Pendidikan. Jakarta : Rajawali press.

Smaldino. Sharon E. 2012. Dkk. Teknologi pembelajaran dan Media untuk Belajar.  Jakarta :
Kencana.

Arikanto. Suharsimi. 1997. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

28

Anda mungkin juga menyukai