Anda di halaman 1dari 24

BAB II

KERANGKA TEORITIS

A. Landasan Teori

1. Belajar dan Pembelajaran

a. Belajar

Belajar adalah suatu proses yang terjadi pada diri setiap manusia

karena terjadinya interaksi antara seorang dan lingkungannya kapan saja

dan dimana saja. Seseorang dinyatakan melakukan kegiatan belajar setelah

adanya hasil yang dapat dilihat yaitu adanya perubahan tingkah laku pada

pribadi seseorang dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan,

pemahaman , sikap , keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan

aspek yang ada pada individu yang belajar.

Oemar Hamalik (2010: 27) belajar merupakan suatu proses bukan

hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hail

belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan

kelakuan.

Burton Usman (2005:5) memberikan pengertian “belajar adalah

proses perubahan tingkah laku pada diri individu dengan lingkungan“.

sedangkan menurut Alipandie (1984:87) menjelaskan pengertian belajar

sebagai suatu aktivitas yang menghasilkan perubahan pada individu siswa

yang baik mengenai tingkat kemajuannya dalam perkembangan intelektual

khususnya, maupun proses perkembangan jiwa, sikap, pengertian,

keterampilan, kebiasaan, penyusuaian diri dan aspek organisasi”.

8
9

Suyono (2013:11) mengatakan bahwa belajar merupakan perubahan

dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon baru

yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan

kecakapan.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa

belajar merupakan perubahan yang terjadi dari apa yang dialami manusia

berdasarkan aktivitas untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan

keterampilan, memperbaiki prilaku, sikap dan dilakukan dengan

lingkungan dimana ia berada.

b. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan upaya memperoleh

pengetahuan yang melibatkan seseorang dalam prosesnya. Jika suatu

proses tidak dibutuhkan dalam pembelajaran maka tidak akan menemukan

hasil. Oleh karena itu, untuk mencapai suatu hasil belajar maka hendaklah

melalui suatu proses belajar. Proses dalam belajar membutuhkan interaksi

antara pembelajar dengan pengajar. Hal ini sejurus dengan yang

dinyatakan oleh Jihad dan Haris (2009:11) bahwa “pembelajaran

merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek, yaitu

belajar dan mengajar”. Jadi pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu

proses komunikasi yang memiliki tujuan tercapainya perubahan perilaku

melalui interaksi antara pendidik dengan peserta didik dan antar peserta

didik.

Pembelajaran mengandung makna adanya kegiatan mengajar materi

yang berorientasi pada pengembangan pengetahuan sikap, dan


10

keterampilan siswa sebagai sasaran pembelajaran. Menurut Darsono

(2002:24-25) menjelaskan pengertian pembelajaran sebagai suatu kegiatan

yang dilakukan guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa

berubaha kearah yang lebih baik. Sudah menjadi tugas guru tidak hanya

menyampaikan pengetahuan mengajar akan tetapi hendaklah mampu

memberikan pembelajaran yang membimbing siswa dalam belajar.

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian

Salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran adalah

media pembelajaran. Agar proses pembelajaran dapat berhasil dan berjalan

lancar peranan penggunaan media pembelajaran sangat dianjurkan, karena

disamping dapat membantu mempermudah dalam penyampaian materi

juga dapat membuat proses interaksi belajar mengajar antara guru dengan

peserta didik menjadi tidak membosankan, sehingga dapat menimbulkan

minat dan motivasi belajar bagi peserta didik itu sendiri.

Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak

dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”

(Arief S. Sadiman & dkk, 2003: 6). Dengan demikian, media adalah

perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepenerima pesan.

Kesimpulannya, media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen

melalui perantara untuk membangun kondisi supaya peserta didik mampu

memperoleh pengetahuan, keterampilan serta sikap.


11

Menurut Yuliasma (2020) media berarti sarana yang berfungsi

menyalurkan pengetahuan dari guru kepada peserta didik. Kelancaran

Aplikasi Model Pembelajaran sedikit banyak ditentukan pula oleh Media

Pembelajaran yang digunakan. Menurut Schramm (dalam Yuliasma,

2020 : 94) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi

pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Proses kegiatan belajar/mengajar merupakan suatu proses

komunikasi. Dengan kata lain, kegiatan belajar melalui media terjadi bila

ada komunikasi penerima pesan dengan sumber lewat media tersebut.

Berlo dalam Yusufhadi Miarso (1986: 47-48), melukiskan proses tersebut

seperti dalam Gambar 1. Dalam gambar ini terlihat bahwa pesan yang

disalurkan lewat media (M) oleh sumber (S) akan dapat dikomunikasikan

kepada sasaran penerima pesan (P), apabila terdapat daerah lingkup

pengalaman (area of experience) yang sama antara si sumber atau

penyalur pesan dan si penerima pesan atau sasaran. Namun proses

komunikasi itu sendiri baru terjadi setelah ada umpan balik (feedback)

yang disimbolkan dengan huruf (U), dalam hal ini penerima (P) berubah

fungsinya menjadi sumber.

M
S P

U
Gambar 1. Proses Komunikasi Menurut Berlo
BerlobhuvvxdrzdxdhtjhxtjudbBerlo
12

Media yang dirancang dengan baik dalam batas tertentu dapat

merangsang timbulnya semacam “dialog internal” dalam diri siswa yang

belajar. Dengan kata lain terjadi komunikasi antara siswa dengan media

atau secara tidak langsung antara siswa dengan sumber pesan atau guru.

Bila demikian halnya maka kita mengatakan bahwa proses kegiatan belajar

terjadi ketika media berhasil membawakan pesan belajar pada diri siswa.

b. Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Nana Sudjana & Ahmad Rivai (1992), manfaat media

pengajaran dalam proses belajar siswa diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga


dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2) Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga lebih
dapat dipahami oleh siswa dan memungkinkannya
menguasai dan mencapai tujuan pengajaran.
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, sehingga siswa
tidak bosan dan guru dapat menghemat tenaga, apalagi guru
mengajar pada setiap jam pelajaran.
4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab
tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga
melakukan aktivitas lain, seperti mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Dari uraian tersebut jelaslah bahwa media pembelajaran sangat besar

manfaatnya dalam kegiatan belajar–mengajar. Dengan dipakainya media

pembelajaran dalam kegiatan belajar–mengajar maka dapat

membangkitkan minat dan motivasi dalam belajar.

c. Pemilihan Media Pembelajaran


13

Pemilihan media pembelajaran dalam interaksi belajar mengajar

didasarkan pada kriteria tertentu. Media pembelajaran tidak harus mahal

dan berbentuk digital. Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep

bahwa media merupakan bagian dari system instruksional secara

keseluruhan. Untuk itu ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan

dalam memilih media menurut Dick dan Carey (Arief S. Sadirman, 2003:

83-84), yaitu :

1) Ketersediaan sumber setempat.


2) Ada tidaknya dana, tenaga, dan fasilitas untuk membeli atau
memproduksinya.
3) Adanya faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan,
dan ketahanan media untuk waktu yang lama.
4) Efektivitas biaya dalam jangka waktu yang panjang.

Selain itu, Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2002: 4-5) juga

mengungkapkan kriteria–kriteria dalam memilih dan menggunakan media

pembelajaran, yaitu :

1) Ketepatannya dengan tujuan pengajaran.


2) Dukugan terhadap isi bahan pelajaran.
3) Kemudahan memperoleh media.
4) Keterampilan guru dalam menggunakannya.
5) Tersedia waktu untuk menggunakannya.
6) Sesuai dengan taraf berpikir siswa.

Berdasarkan kriteria pemilihan media diatas, maka dalam penelitian

dan pembuatan ini dibagi menjadi beberapa aspek, aspek pembelajaran,

keefektifitasan, keefisienan, dan daya tarik media. Aspek pembelajaran

indikatornya adalah kompetensi, penggunaan media, proses pembelajaran,

dan materi.

d. Macam–macam Media Pembelajaran


14

Macam–macam media pembelajaran yang lazim digunakan dalam

proses belajar–mengajar menurut Arief S. Sadirman (2003: 28-57), yaitu:

Media grafis, Media audio, dan Media proyeksi diam. Adapun

penjelasannya sebagai berikut :

1) Media Grafis

Media grafis merupakan media visual yang berhubungan dengan

indra penglihatan. Pesan yang disampaikan oleh sumber kepada

penerima pesan dalam bentuk simbol–simbol komunikasi visual.

Beberapa jenis media grafis, yaitu :

a) Gambar / foto f) Poster

b) Sketsa g) Peta dan globe

c) Diagram h) Papan flannel

d) Bagan / chart i) Papan bulletin

e) Grafik

2) Media Audio

Media audio berkaitan dengan indra pendengaran. Pesan yang

disampaikan dituangkan ke dalam lambang–lambang auditif, baik

verbal (ke dalam kata-kata/bahasa lisan) maupun non verbal.

Beberapa jenis media audio, yaitu :

a) Radio

b) Alat perekam pita magnetik

c) Laboratorium bahasa

3) Media Visual
15

Media visual merupakan media yang hanya dapat dilihat saja,

tidak mengandung unsur suara. Beberapa hal yang termasuk kedalam

media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambaran, dan

berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain

sebagainya.

4) Media Audio Visual

Media audio visual adalah media yang dapat melihat dan

mendengar suara. Hal ini disebabkan media jenis ini mencakup

beberapa unsur, yakni suara dan gambar, seperti rekaman video,

berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya.

5) Multimedia

File program komputer multimedia

3. Media Berbasis Audio Visual

a. Pengertian

Media audio visual adalah media yang memiliki unsur suara dan

gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik. Hal ini

dikarenakan terdapat dua jenis media auditif (mendengar) dan visual.

Media audio visual merupakan sebuat alat bantu audio visual yang

dipergunakan dalam situasi belajar dalam bentuk tulisan dan kata yang

diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, ide.

Selama proses belajar, pengajaran melalui media audio visual

menggunakan perangkat seperti tape recorder, mesin proyektor film, dan

proyektor visual yang lebar. Selain itu, pengajaran melalui media audio

visual memproduksi dan menggunakan materi penyerapan melalui


16

pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada

pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa (Arsyad, 2016:141).

Dalam penggunaannya, media audio visual mempunyai kelebihan

dan kekurangan yang ditemukan, dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Kelebihan

a) Penggunaannya dapat dilakukan diluar jam tatap muka

b) Penggunaannya tidak membosankan

c) Hasilnya lebih mudah untuk dimengerti dan dipahami

2) Kekurangan

a) Pelaksanaannya memerlukan waktu yang lama

b) Dalam pelaksanaannya memerlukan tempat yang luas

c) Biaya yang dibutuhkan relatif lebih mahal

b. Jenis - jenis Media berbasis audio visual

1) Audio visual Murni

Audio visual murni merupakan media yang dapat menampilkan

unsur suara dan gambar yang bergerak. Contoh yang termasuk kedalam

media jenis ini adalah : Televisi, video tape, dan film bergerak.

2) Audio visual tidak murni

Audio visual tidak murni merupakan sebuah media yang unsur

suara dan gambarnya berasal dari sumber yang berbeda. Media slide

bersuara sangat efektif membantu siswa dalam memahami materi

pembelajaran.

c. Penggunaan Media Pembelajaran berbasis audio visual


17

1) Persiapan Materi

Dalam hal ini, guru perlu mempersiapakn unit pelajaran terlebih

dahulu. Setelah itu, menentukan media audio visual yang tepat untuk

mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.

2) Durasi Media

Guru juga harus memperhatikan durasi dengan menyesuaikan

pada jam pelajaran.

3) Persiapan Kelas

Persiapan kelas ini meliputi persiapan siswa dan persiapan alat.

Persiapan siswa ini biasa dilakukan dengan memberikan penjelasan

mengenai isi video yang akan diputar. Sementara persiapan alat adalah

persiapan mengenai semua peralatan yang akan digunakan demi

kelancaran pembelajaran.

4) Tanya Jawab

Setelah kegiatan pemutaran video selesai, sebaiknya guru

melakukan tanya jawab dengan siswa. Hal ini bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi tersebut.

Penggunaan media audio visual dalam proses pembelajaran membantu

siswa untuk belajar dengan terlibat secara langsung dan aktif dalam

setiap kegiatan pembelajaran, khususnya pembelajaran seni tari. Bentuk

media audio visual yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menayangkan slide video tutorial di youtube contoh video tentang

materi gerak tari berdasarkan level dan pola lantai sesuai iringan.
18

Penayangan slide video dalam penelitian ini dibantu oleh media infokus

dan laptop sebagai alat pemutar slide atau video serta speaker sebagai

alat untuk pengeras suara.

4. Youtube

Sekarang ini youtube sangat populer sekali karena memiliki banyak

sekali manfaat dan kemudahan bagi pengunjungnya. Meskipun demikian

sebuah web tidak mungkin tidak memiliki kekurangan. Tetapi disamping

memiliki kekurangan web juga pasti memiliki kelebihan. Berikut

Kelebihan dan kekurangan dari Youtube :

1) Kelebihan:

a) Dengan youtube kita bisa melihat dan

mengambil berbagai video yang belum kita

lihat di TV sebelumnya, sehingga kita tidak

melewatkan informasi maupun infotaiment.

b) Didalam youtube terdapat menu “search”

sehingga apabila kita masukan nama atau jenis

video yang mau diambil maka secara otomatis

dan cepat akan muncul video yang kita

inginkan.

c) Di youtube terdapat berbagai jenis format

video yang bisa kita pilih sesuai dengan

aplikasi pemutar video yang kita punya.


19

d) Gambar video di Youtube sudah bagus

sehingga kita nyaman dan jelas apabila kita

menontonnya.

2) Kekurangan

a) Apabila koneksi internet kita lagi lama atau

lemot, maka dalam mengambil video di youtube

pun akan terganggu dan mungkin kita akan

menunggu terlalu lama

b) Video didalam youtube umumnya memiki

ukuran atau kapasitas sangat besar.

c) Youtube tidak menyediakan aplikasi

pengambilan video di website, sehingga kita

harus mencari aplikasi lain seperti keepvid dan

youtube downloader

d) Youtube menyediakan fasilitas upload video bagi

siapa saja,sehingga disini dapat disalah gunakan

oleh pihak yang tidakbertanggung jawab.

Contohnya saja upload video porno dan video

tentang penghinaan terhadap golongan tertentu.

3) Kegunaan Media Sosial Youtube

Youtube sebagai media pembelajaran di dalam

kurikulum 2013 sangat berguna sebagai bahan

pendukung karena youtube mampu memberikan


20

edit value terhadap education/pendidikan, praktis

sigunakan dan dapat diikuti oleh semua kalangan

termasuk siswa dan guru, memberikan informasi

tentang perkembangan ilmu pendidikan, teknologi,

kebudayaan, dan ekonomis yaitu gratis untuk

semua kalangan.

5. Seni Tari

Seni adalah bagian dari budaya manusia yang merupakan ungkapan

pengalaman estetis manusia. Menurut Ki Hajar Dewantara seni itu

merupakan perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaan dan

bersifat indah, sehingga menggerakkan jiwa perasaan manusia. Sesuai

dengan pendapat diatas maka seni atau kesenian merupakan ekspresi

gagasan atau perasaan manusia yang diwujudkan melalui pola kelakuan

yang menghasilkan karya yang bersifat estetis dan bermakna.

Seni tari adalah perpaduan keseimbangan unsur gerak, irama, dan

rasa (wiraga, wirama, wirasa) untuk mengungkapkan perasaan, gagasan,

dan pesan dengan menunjang iringan dan ruang atau latar. (Zora: 2007:5)

tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diwujudkan dalam bentuk gerak

ritmis yang indah. Menurut (Soedarsono, 1978) mendefinisikan Tari

sebagai gerakan-gerakan yang berbentuk dan ritmis dari badan di dalam

ruang.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa seni tari adalah

perwujudan satu macam tekanan emosi yang dituangkan dalam bentuk


21

gerak seluruh anggota tubuh yang teratur dan berirama sesuai dengan

musik tari dan pengiringnya. Edi Sedyawati (1986: 3) memaparkan bahwa

tari adalah salah satu pernyataan budaya. Oleh karena itu sifat, gaya, dan

fungsi tari tidak dapat lepas dari kebuadayaan yang menghasilkannya.

Perbedaan sifat dipengaruhi oleh banyak hal: lingkungan alam,

perkembangan sejarah, dan sebagainya.

a. Fungsi Seni Tari

Menurut Rahmida (dalam Fuji Astuti, 2016: 71), tari dapat

difungsikan sebagai media pembelajaran disekolah yang dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Sebagai media pendidikan

2) Sebagai media Ekspresi

3) Sebagai media Bermain

4) Sebagai media Komunikasi

5) Sebagai media Pengembangan Bakat

b. Pembelajaran Seni Tari di SMP

Menurut Fuji Astuti (2016), melalui proses pembelajaran seni tari

disekolah siswa dapat menumbuh kembangkan kemampuan internal

sesuai dengan tahapan perkembangan siswa yang akan terlihat dalan

aktivitas pembelajaran dikelas, yaitu sebagai berikut :

1) Tari sebagai media sosialisasi diri

2) Seni tari meningkatkan pertumbuhan fisik, mental dan estetik.


22

3) Seni tari memberikan sumbangan ke arah sadar diri

4) Seni tari untuk membina imajinatif kreatif

5) Seni tari untuk pemecahan masalah

6) Seni tari untuk memurnikan cara berfikir,berbuat dan menilai

c. Unsur-unsur Gerak Tari

Menurut Indrayuda (2013:18) gerak pada tari adalah gerak yang

terkontrol dan terencana. Setiap tari yang ditampilkan gerak yang dilakukan

oleh penari adalah gerak yang terencana. Pada gilirannya penari akan

dengan mudah mengekspresikan gerakan tersebut. Menurut Indrayuda

(2013:19-20) unsur-unsur gerak tari terdiri dari ruang, waktu, dan tenaga.

Ketiga unsur tersebut dapat membentuk gerak dalan tari, artinya ketiga

unsur tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama yang lainnya.

Unsur waktu identik dengan gerak, karena waktu itu bergerak. Oleh

karena itu, setiap yang bergerak pasti berhubungan dengan waktu. Artinya

gerak tari didalam bergerak mesti memiliki waktu. Waktu dibutuhkan oleh

gerak untuk memindahkan satu motif gerak motif yang lain dalam tempat

yang lain.

Tenaga merupakan suatu energi baik besar atau kecil, yang dibutuhkan

oleh seorang penari dalam menggunakan gerak tari dari satu titik ke titik

yang lain atau dari satu tempat ke tempat yang lain.

Ruang merupakan sebuah tempat yang dapat dijelajahi dan diisi oleh

gerak baik ketika diam dan ketika bergerak. Ruang dapat dibedakan

menjadi Ruang tinggi atau level atas dan level menengah maupun level
23

bawah atau ruangan bawah. Level ini menunjukan tingkatan ruang yang

diisi oleh gerak tari seperti posisi tubuh yang berupa duduk, berbaring,

meloncat, jinjit, berdiri saat melakukan suatu gerakan tarian.

d. Pola Lantai

Pola lantai adalah alur untuk penari bergerak dalam suatu tarian

ataupun bentuk barisan posisi penari untuk melakukan suatu tarian.

Menurut La Meri (1986:21-22) pola garis dasar terdiri dari garis lurus dan

garis lengkung. Garis lurus dapat bergerak ke 1. Up-stage atau down-stage

2. Menyilang atau menyudut (serong). ini adalah garis design V dan

kebalikan V, dari segi-tiga dan design T dan kebalikannya, dari kaca jam

dan zig-zag.

Variasi pola lantai tergantung pada motivasi dari komposisi. Garis lurus

mempunyai kekuatan yang didalamnya mengandung kesederhanaan.

Bergerak ke down-stage dengan sebuah garis lurus lebih kuat dari pada

bergerak ke up-stage atau serong. Garis lengkung adalah lebih harus dan

lembut. Lingkaran adalah lantai yang diulang-ulang, seperti lingkaran,

dapat memberi kekuatan hanya jika komposisinya didorong oleh suatu

keharusan primitif. Angka delapan, spiral, dan zig-zag lengkung digunakan

untuk komposisi-komposisi yang lebih berbelit-belit penuh perasaan karena

itu kesederhanaan design lantai dihubungkan dengan kesederhanaan

motivasi.

e. Iringan
24

Iringan merupakan unsur yang digunakan untuk pembangun suasana

yang dapat berupa musik eksternal atau internal. Musik internal adalah

musik yang berasal dari penarinya sendiri seperti tepukan tangan,

sementara itu musik eksternal adalah musik yang berasal dari luar penari

seperti musik gamelan. Menurut Sal Murgianto (1983) musik iringan tari

adalah musik pengiring yang sudah berpola dari segi birama, harmoni,

tempo, dinamika, ritmis, dan melodinya. Sebuah iringan tari dalam

pembentukannya menggunakan alat-alat musik yang berbentuk

instrumental maupun vokal untuk mengiringi gerak tari.

Pemeragaan gerak tari berdasarkan level dan pola lantai sesuai dengan

iringan ini misal pada tari indang menggunakan pola lantai garis lurus

secara horizontal dengan level rendah yaitu duduk serta menggunakan

iringan musik internal yaitu dengan menggunakan tepuk tangan dan musik

eksternal yaitu musik tarian minangkabau.

6. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan tolak ukur yang dapat digunakan untuk

menentukan tingkat keberhasilan siswa untuk menguasai suatu materi

pelajaran. Hasil belajar dapat diketahui melalui penelitian terhadap hasil

belajar yang akan menunjukan sejauh mana pencapaian pemahaman materi

yang dikuasai oleh siswa. Hasil belajar siswa biasanya diberikan dalam

bentuk nilai. Jika pembelajaran berjalan dengan baik, maka hasil belajar
25

siswa juga baik, namun jika hasil belajar siswa kurang baik maka terdapat

faktor yang menyebabkan tidak tercapainya tujuan dari pembelajaran itu

sendiri.

Nana Sudjana (2009:3) mendefinisikan “hasil belajar siswa pada

hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam

pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan

psikomotorik”. Selain itu menurut Hamalik, 2003 (dalam jihad dan haris,

2012:15) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-

pengertian, dan sikap-sikap, serta apersepsi dan abilitas. Menurut

Abdurrahman (2012:14) hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh

anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar merupakan proses seseorang

yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahanperilaku yang

relatif tetap.

Berdasarkan penjelasan dan pendapat para ahli diatas dapat penulis

simpulkan bahwa hasil belajar siswa dapat dilihat dari kemampuan siswa

dalam mengingat pelajaran yang telah disampaikan guru selama

pembelajaran dan bagaimana cara siswa tersebut menggunakannya serta

mampu memecahkan masalah yang timbul pada materi pembelajaran

sesuai dengan apa yang telah dipelajarinya.

Menurut Bloom dalam tengku (2001:83) membagi hasil belajar

dalam tiga ranah atau kawasan, yaitu :

a. Ranah Kognitif yang dapat dirinci menjadiaspek-aspek


sebagai berikut :
Pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sistematis,
evaluasi
26

b. Ranah afektif yang dapat dirinci menjadiaspek-aspek sebagai


berikut :
Penerimaan, partisipasi, penilaian/penentu sikap.
c. Ranah Psikomotor dapat dirinci menjadiaspek-aspek sebagai
berikut :
Persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang
terbiasa, gerakan yang kompleks, penyesuaian pola
gerakan, dan kreatifitas.

B. Penelitian yang Relevan

1. Dedi Surya (2012),yang berjudul “Penggunaan Media Audio Visual

Terhadap Gaya Belajar Siswa dalam Pembelajaran Seni Budaya di SMA

Negeri 1 Batipuh” dari skripsi ini ditemukan hasil penelitian bahwa,

penggunaan media audio visual pada pembelajaran seni musik telah

dioptimalkan terlihat bahwa media audio visual dapat merangsang

munculnya gaya belajar kinestetik didalam diri siswa.

2. Fauziah Rahman (2018), Penggunaan Media Audio Visual dalam

Pembelajaran Seni Musik di SMP Negeri 1 Sungayang Kab. Tanah Datar.

Hal ini dapat terlihat dari peningkatan rata-rata hasil belajar pada kelas

eksperimen yakni 87,73 dan rata-rata pada kelas kontrol yaitu 82,86.

Dengan demikian diperoleh selisih rata-rata kelas eksperimen dan kelas

kontrol sebesar4,87.

3. Andina Hermanita Putri (2017), yang berjudul “Meningkatkan Hasil

Belajar Tari Siswa dengan Menggunakan Media Audio Visual di SMA

Negeri 7 Padang“. Penggunaan media audio visual dalam pembeljran seni

budaya khususnya seni tari dikelas XI MIA 3 SMA Negeri 7 Padang dapat

meningkatkan hasil belajar dan mampu membuat siswa terlihat langsung


27

dalam pembelajaran apalagi pembelajaran praktek tari. Hal ini terbukti

dengan adanya hasil belajar siswa XI MIA 3 pada siklus I pertemuan

kognitif dengan nilai rata-rata 69,3% dan pertemuan psikomotor dengan

nilai rata-rata 65%. Pada siklus II pertemuan kognitif dengan nilai rata-rata

87,9%.

C. Kerangka Konseptual

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 13 Padang yang akan

membahas tentang perbedaan hasil belajar siswa antara yang berbantu media

audio visual dengan media konvensional dalam pembelajaran seni budaya di

SMP Negeri 13 Padang. Agar pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan

efisien. Oleh sebab itu menggunakan media pembelajaran audio visual yakni

Youtube dimana semua siswa dapat memahami materi dengan baik yang

sebelumnya hanya menggunakan media konvensional yaitu media yang

berpusat dengan guru dan buku sumber. Karena pada saat sekarang ini

teknologi sudah canggih dan berkembang dan begitu pula dengan siswa

hampir semua siswa sudah mengerti dengan akses sosial media termasuk

Youtube. Maka dengan demikian, dengan adanya Youtube ini dianggap guru

dapat efektif memberikan pembelajaran kepada siswa yaitu dengan

membagikan daan menerangkan materi dengan media Youtube , lalu siswa

menerima dan memahami pembelajaran yang diberikan serta dapat

mengerjakan tugas yang sudah diberikan guru sesuai petunjuk yang telah

diberikan. Dengan bantuan media audio visual ini diharapkan siswa lebih

tertarik dengan pembelajaran seni budaya yang sedang berlangsung sehingga


28

memiliki pengaruh terhadap hasil belajar. Untuk melihat hasil belajar yang

diperoleh dalam pembelajaran seni tari melalui media audio visual dapat

dilihat dan bagan kerangka konseptual berikut ini :

SMP Negeri 13 Padang

Mata Pelajaran Seni Budaya

Kelas Kelas Kontrol


Eksperimen

Media Audio Visual Media Konvensional

Guru Siswa Guru Siswa

Proses Pembelajaran Proses Pembelajaran

Hasil belajar Hasil belajar


29

Hasil
Penelitian

Gambar 2. Kerangka Konseptual

D. Hipotesis

Hipotesi menurut Suharsimi Arikunto (2010: 110) adalah “Hipotesis

dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.

Jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang di uji

kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitiannya.

Berdasarkan uraian teoritis dan kerangka konseptual diatas, maka

dirumuskan hipotesis penelitian ini adalah :

H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara

pembelajaran yang menggunakan berbasis media audio visual dengan

menggunakan media konvensional di SMP Negeri 13 Padang.

Dimana H0→ Uji - thitung≤ ttabel

H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara pembelajaran

yang berbantu media audio visual dengan menggunakan media

konvensional di SMP Negeri 13 Padang.

Dimana H0→ Uji - thitung≤ ttabel

Keterangan :

H0 : Hipotesis nol (tidak ada perbedaan hasil belajar)


H1 : Hipotesis kerja (ada perbedaan hasil belajar)
Uji-t : Uji statistik untuk mengujur perbedaan signifikan rerata
thitung : Hasil perhitungan statistik uji-t
30

ttabel : Hasil perhitungan tabel statistik uji-t, dengan ukuran dk


(derajat kebebasan) dan taraf signifikan 0,05
8

Anda mungkin juga menyukai