Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MEDIA PEMBELAJARAN

(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Media Berbasis IT)


Dosen Pengampu : Ayessha Dara Fayola,M,Pd

Disusun Oleh :
NAMA: Wulan Husnul Hamidah
NPM: 2101032028

KELAS : PGMI B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
A. Pendahuluan
Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan
mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai
dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan. Sehingga
kemajuan suatu bangsa tidak terlepas dari faktor pendidik, karena pendidikan
mempunyai peranan penting dalam usaha meningkatkan sumber daya manusia
(SDM) yang merupakan unsur penting dalam pembangunan suatu bangsa.

Usaha dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, maka penyelenggaraan


pendidikan perlu disesuaikan dengan pembangunan dan perubahan masyarakat
yang sedang membangun. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal satu-
satunya yang diselenggarakan pemerintah memegang peranan penting dalam
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Salah satu cara untuk mencapai tujuan
tersebut adalah melalui interaksi dalam proses pembelajaran di sekolah yang
dilakukan secara sadar, sistematik dan terarah menuju ke arah perubahan tingkah
laku peserta didik sesuai dengan yang diharapkan. Kehidupan manusia setiap
detik dapat berubah. Perubahan ini dapat menuju ke segi positif dan segi negatif,
dan perubahan ini tidak hanya terjadi di dalam perubahan IPTEK yang semakin
modern, tetapi juga sudah mulai merambah ke dunia pendidikan.

Dengan adanya perubahan pada dunia pendidikan maka seorang guru


dituntut untuk lebih mengasah dan mengeksplorasi kemampuan dirinya dalam
mendidik dan mencerdaskan anak bangsa. Mutu pendidikan sangat tergantung
kepada kualitas guru dan pembelajarannya, peningkatan pembelajaran merupakan
isu mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara rasional, Sehingga
diharapkan dengan adanya perubahan kemajuan zaman dalam bidang IPTEK,
akan menunjang juga kemajuan dan perubahan ke segi positif dalam pendidikan.
Dengan kemajuan IPTEK akan dapat mempengaruhi pola pikir pendidik dalam
memfasilitasi kebutuhan belajar siswanya salah satunya dalam penggunaan media
pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran yang menarik seperti tayangan
atau tampilan yang dihasilkan dari media pembelajaran siswa akan mudah
mengingat dan menyerap materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

1
Proses pembelajaran Akidah Akhlak yang selama ini lebih menekankan dalam
metode hafalan terbukti tidak efektif. Karena peserta didik hanya mampu
menguasai materi pembelajaran tetapi tidak bisa.

B. Pembahasan
1. Penting nya Media Pembelajaran
Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan
perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,
pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain.

Prestasi berasal dari bahasa Belanda, yang berarti hasil bisnis. Prestasi yang
diperoleh dari upaya yang telah dilakukan. Memahami pencapaian tersebut, rasa
prestasi diri adalah hasil dari bisnis seseorang. Prestasi dapat dicapai dengan
mengandalkan kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual, serta ketahanan
dalam menghadapi semua aspek situasi kehidupan proses pembelajaran yang
diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan.

Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang
dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil
yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar
merupakan hasil dari pengukuran terha. Prestasi belajar di bidang pendidikan
adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif,
afektif dan psikomotor setelah mengikuti dap peserta didik yang meliputi faktor
kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang
diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan.

Prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui berbagai macam usaha yang
dapat dilakukan oleh guru salah satunya dengan penggunaan media pembelajaran
pada setiap mata pelajaran. Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu
proses belajar mengajar. Selain itu media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

2
kemampuan atau ketrampilan si pelajar sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar.

Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber,


lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan
pembelajaran/pelatihan.Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran
adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku,
film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton
(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi
dalam bentuk cetak maupun pandangdengar, termasuk teknologi perangkat keras
dan posisi media pembelajaran. Oleh karena proses pembelajaran merupakan
proses komunikasi dan berlangsung dalam satu sistem, maka media pembelajaran
menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem
pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses
pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara
optimal.

Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran.


Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan
kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada
diri peserta didik.

Adapun tujuan dari media pembelajaran yaitu:

1. Mempermudah proses belajarmengajar.

2. Meningkatkan efisiensi belajarmengajar.

3. Menjaga relevansi dengan tujuan belajar.

4. Membantu konsentrasi Mahasiswa.

5. Menurut Gagne: Komponen sumber belajar yang dapat merangsang siswa


untuk belajar.

3
6. Menurut Briggs: Wahana fisik yang mengandung materi instruksional.

7. Menurut Schramm: Teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional.

8. Menurut Y. Miarso: Segala sesuatu yang dapat merangsang proses belajar


siswa (Haryanto, S.Pd,2012). Ada empat landasan dalam penggunaan media
pembelajaran yaitu:

a. Landasan Psikologis.

Belajar adalah proses yang kompleks dan unik, artinya, seseorang yang
belajar melibatkan segala aspekaspek kepribadiannya, baik itu fisik maupun
mental. Keterlibatan dari semua aspek kepribadian ini akan nampak dari perilaku
belajar orang itu. Perilaku belajar yang nampak adalah unik, artinya perilaku itu
hanya terjadi pada orang itu dan tidak pada orang lain. Setiap orang memunculkan
perilaku belajar yang berbeda.Keunikan perilaku belajar ini disebabkan oleh
adanya perbedaan karakteristik yang menentukan perilaku belajar itu sendiri,
seperti: gaya belajar (visual vs auditif), gaya kognitif (field independent vs field
dependent), bakat, minat, tingkat kecerdasan, kematangan intelektual dan lainnya
yang bisa diacukan pada karakteristik individual siswa. Perilaku belajar siswa
yang kompleks dan unik ini menuntut layanan dan perlakuan pembelajaran yang
kompleks dan unik pula untuk setiap siswa. Komponen pembelajaran yang
bertanggung jawab untuk menangani masalah ini adalah strategi penyampaian
pembelajaran, lebih khusus lagi media pembelajaran. Strategi (media)
pembelajaran haruslah dipilih sesuai dengan karakteristik individual siswa.

Ia sedapat mungkin harus memberikan layanan pada setiap siswa sesuai


dengan karakteristik belajarnya. Umpamanya, siswa yang memiliki gaya belajar
visual harus mendapatkan rangsangan belajar visual, seperti halnya siswa yang
memiliki gaya auditif harus mendapatkan rangsangan belajar auditif. Perubahan
perilaku sebagai akibat dari belajar dapat dikelompokkan ke dalam 3 aspek, yaitu:
kognitif, sikap, dan keterampilan. Setiap aspek menuntut penggunaan media
pembelajaran yang berbeda-beda. Artinya, belajar kognitif memerlukan media
yang berbeda-beda dibandingkan dengan siswa yang belajar menggunakan aspek

4
lainnya. Atas dasar ini, diperlukan strategi penyampaian materi pembelajaran
yang menggunakan multimedia untuk memenuhi tuntutan belajar aspek yang
berbeda-beda. Kajian psikologi menyatakan bahwa anak akan lebih mudah
mempelajari hal yang konkrit ketimbang yang abstrak.

Berkaitan dengan kontinum konkrit-abstrak dan kaitannya dengan


penggunaan media pembelajaran, ada beberapa pendapat yaitu, Pertama, Jerome
Bruner, mengemukakan pendapatanya bahwa dalam proses pembelajaran
hendaknya menggunakan urutan dari belajar dengan gambaran atau film
(iconicrepresentation of experiment) kemudian ke belajar dengan simbol, yaitu
menggunakan katakata (symbolic representation).

Menurut Bruner, hal ini juga berlaku tidak hanya untuk anak tetapi juga
untuk orang dewasa. Kedua, Charles F. Haban, mengemukakan pendapatnya
bahwa sebenarnya nilai dari media terletak pada tingkat realistiknya dalam proses
penanaman konsep, ia membuat jenjang berbagai jenis media mulai yang paling
nyata ke yang paling abstrak. Ketiga, Edgar Dale, mengemukakan pendapatnya
bahwa dalam membuat jenjang konkrit-abstrak dimulai dari siswa yang
berpartisipasi dalam pengalaman nyata, kemudian menuju siswa sebagai
pengamat kejadian yang nyata, dilanjutkan siswa sebagai pengamat terhadap
kejadian-kejadian yang disajikan dengan media, dan terakhir siswa sebagai
pengamat kejadian-kejadian yang disajikan dengan simbol.

b. Landasan Teknologis

Sasaran akhir dari teknologi pembelajaran adalah memudahkan belajar


siswa. Untuk mencapai sasaran akhir ini, teknologi-teknologi dibidang
pembelajaran mengembangkan berbagai sumber belajar untuk memenuhi
kebutuhan setiap siswa sesuai dengan karakteristiknya. Dalam upaya itu,
teknologi bekerja mulai dari pengembangan dan pengujian teori-teori tentang
berbagai media pembelajaran melalui penelitian ilmiah, dilanjutkan dengan
pengembangan desainnya, produksi, evaluasi dan memilih media yang telah
diproduksi, pembuatan katalog untuk memudahkan layanan penggunaannya,

5
mengembangkan prosedur penggunaannya dan akhirnya menggunakannya baik
pada tingkat kelas maupun pada tingkat yang lebih luas lagi (diseminasi). Semua
kegiatan ini dilakukan oleh para teknologi dengan berpijak pada prinsip bahwa
suatu media hanya memiliki keunggulan dari media lainnya bila digunakan oleh
siswa yang memiliki karakteristik sesuai dengan rangsangan yang ditimbulkan
oleh media pembelajaran itu.

Dengan demikian, proses belajar setiap siswa akan amat dimudahkan


dengan hadirnya media pembelajaran yang sesuai dengan karakteriktinya. Jadi,
dalam kaitannya dengan teknologi, media pembelajaran merupakan proses
kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan
organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan,
mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi dimana
kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol.

Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan dalam


bentuk: kesatuan komponen-komponen sistem pembelajaran yang telah disusun
dalam fungsi disain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta dikombinasikan
sehingga menjadi sistem pembelajaran yang lengkap. Komponen-komponen
tersebut meliputi pesan, orang, bahan, media, peralatan, teknik, dan latar.

c. Landasan Empiris.

Berbagai temuan penelitian yang menunjukan bahwa ada interaksi antara


penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam
menentukan hasil belajar siswa. Artinya, bahwa siswa akan mendapat keuntungan
yang signifikat bila ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan
karakteristiknya. Siswa yang memiliki gaya belajar visual akan lebih
mendapatkan keuntungan dari menggunakan media visual, seperti film, video,
gambar atau diagram. Sedangkan siswa yang memiliki gaya belajar auditif lebih
mendapatkan keuntungan dari penggunaan media pembelajaran auditif, seperti
rekaman suara, radio atau ceramah dari guru/ pengajar. Akan lebih tepat dan
menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media

6
audio-visual. Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan
media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus
mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pembelajar, karakteristik
materi pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.

Atas dasar ini, maka prinsip penyesuaian jenis media yang akan digunakan
dalam kegiatan pembelajaran dengan karakteristik individual siswa menjadi
semakin mantap. Pemilihan dan penggunaan media hendaknya jangan didasarkan
pada kesukaan atau kesenanangan pengajar, tetapi juga dilandaskan pada
kecocokan media itu dengan karakteristik siswa, disamping kriteria lain yang telah
disebutkan sebelumnya.

d. Landasan filosofis.

Ada suatu pandangan, bahwa dengan digunakannya berbaga jenis media


hasil teknologi baru di dalam kelas, akan berakibat proses pembelajaran yang
kurang manusiawi. Dengan kata lain, penerapan teknologi dalam pembelajaran
akan terjadi dehumanisasi. Benarkah pendapat tersebut? Bukankah dengan adanya
berbagai media pembelajaran justru siswa dapat mempunyai banyak pilihan untuk
digunakan media yang lebih sesuai dengan karakteristik pribadinya. Dengan kata
lain, siswa dihargai harkat kemanusiaannya diberi kebebasan untuk menentukan
pilihan, baik cara maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya. Dengan
demikian, penerapan teknologi tidak berarti dehumanisasi. Sebenarnya perbedaan
pendapat tersebut tidak perlu muncul, yang penting bagaimana pandangan guru
terhadap siswa dalam proses pembelajaran.

Jika guru menganggap siswa sebagai anak manusia yang memiliki


kepribadian, harga diri, motivasi, dan memiliki kemampuan pribadi yang berbeda
dengan yang lain, maka baik menggunakan media hasil teknologi baru atau tidak,
proses pembelajaran yang dilakukan akan tetap menggunakan pendekatan
humanis. Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka
ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh

7
terhadap hasil belajar siswa. Disamping itu, persepsi siswa juga sangat
mempengaruhi hasil belajar.

oleh sebab itu dalam pemilihan media disamping memperhatikan kompleksitas


dan keunikan proses belajar memahami makna persepsi serta faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal
agar proses pembelajaran dapat berangsung secara efektif. Untuk maksud tersebut,
perlu:

(1) diadakan pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian siswa
serta memberikan kejelasan obyek yang diamatinya,

(2) bahan pembelajaran yang akan diajarkan disesuaikan dengan pengalaman


siswa (Agustin maya, 2011). Media pembelajaran memiliki jenisjenis yang
berbeda secara umum media bercirikan tiga unsur pokok, yaitu: suara, visual, dan
gerak. Menurut Rudy Brets, ada 7 (tujuh) klasifikasi media, yaitu:

1. Media audio visual gerak, seperti: film suara, pita video, film, tv.

2. Media audio visual diam, seperti: film rangkai suara, halaman suara.

3. Audio semi gerak seperti: tulisan jauh bersuara.

4. Media visual bergerak, seperti: film bisu.

5. Media visual diam, seperti: halamman cetak, foto, microphone, slide bisu.

6. Media audio, seperti: radio, telepon, pita audio

7. Media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri.

Lebih lanjut Schram, mengelompokan media dengan membedakan antara


media rumit mahal (big media) dan media sederhana murah (little media).
Kategori big media, antara lain: komputer, film, slide, program video. Sedangkan
little media antara lain: gambar, realia sederhana, sketsa, dsb. Berdasarkan
pendapat mengenai media tersebut diatas, maka jenis-jenis media pembelajaran
dapat dikemukakan sebagai berikut:

8
a. Media Visual Diam Media cetakan dan grafis didalam pros belajar mengajar
paling banyak dan paling sering digunakan. Media ini termasuk kategori media
visual non proyeksi yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari pemberi
kepenerima pesan (dari guru kepada siswa). Pesan yang dituangkan dalam bentuk
tulisan, huruf-huruf, gambargambar dan simbol-simbol yang mengandung arti
disebut “media grafis”. Media ini termasuk media yang relatif murah dalam
pengadaannya bila ditimbang dari segi biaya, macammacam media grafis adalah:
gambar/foto, diagram, bagan, poster, media cetak, buku.

b. Media Display 1. Papan Tulis/White Board Salah satu media penyajian untuk
proses belajar mengajar adalah “papan tulis, dan white board”. Kedua media ini
dapat dipakai untuk penyajian: tulisantulisan, sket-sket gambar dengan
menggunakan kapur/spidol white board baik yang berwarna ataupun tidak
berwarna. Maksud dari warna tersebut adalah agar tulisan lebih jelas, menarik,
dan dapat berkesan bagi peserta didik yang akan menerimannya. 2. Papan Flanel
Papan Flanel adalah media visual yang efektif untuk menyajikan pesan-pesan
tertentu kepada sasaran didik. Papan berlapis kain flanel ini dapat dilipat sehingga
praktis.

Gambar-gambar yang akan disajikan dapat dipasang dan dilepas dengan mudah,
sehingga dapat dipakai berkali-kali. 3. Flip Chart Peta/flip chart adalah lembaran
kertas yang berisikan bahan pelajaran, yang tersusun rapi dan baik. Penggunaan
ini adalah salah satu cara guru dalam menghemat waktunya untuk menulis di
papan tulis.

c. Gambar Mati Yang Diproyeksikan Dengan menggunakan proyektor, informasi


yang akan disampaikan dapat diproyeksikan ke layar, sehingga informasi berupa:
tulisan, gambar, bagan akan menjadi lebih besar dan lebih jelas dilihat oleh
siswa.yang dimaksud gambar mati (still picture) adalah berupa: gambar, foto,
diagram, tabel, ilustrasi dll, baik berwarna hitam maupun putih yang relatif
berukuran kecil, agar gambar tersebut dapat dilihat atau disaksikan dengan jelas

9
oleh seluruh siswa didalam kelas dengan jalan diproyeksikan ke suatu layar
(screen). Pada dasarnya OPH/OHT berguna untuk memproyeksikan transparan ke
arah layar yang jaraknya relatif pendek, dengan hasil gambar/tulisan yang cukup
besar. Proyektor ini direncanakan dibuat untuk dapat digunakan oleh guru di
depan kelas dengan penerangan yang normal, sehingga tetap terjadi komunikasi
antara guru dengan siswa (Asra, dkk.2007:19_ 27). Didalam pembelajaran media
pembelajaran memiliki banyak sekali manfaat diantaranya a. Secara umum media
mempunyai kegunaan:

1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indera.

3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan


sumber belajar.

4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan


visual, auditori & kinestetiknya.

5. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman &


menimbulkan persepsi yang sama.

Dalam kaitannya dengan fungsi media pembelajaran, dapat ditekankan beberapa


hal berikut ini:

1. Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi


memliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi
pembelajaran yang lebih efektif.

2. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses


pembelajaran. Hal ini mengandung pengertian bahwa media pembelajaran sebagai
salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dengan
komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.

3. Media pembelaran dalam penggunaannya harus relevan dengan kompetensi


yang ingin dicapai dan isi pembelajaran itu sendiri. Fungsi ini mengandung makna

10
bahwa penggunaan media dalam pembelajaran harus selalu melihat kepada
kompetensi dan bahan ajar.

4. Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai alat hiburan, dengan demikian


tidak diperkenankan menggunakannya hanya sekedar untuk permainan atau
memancing perhatian siswa semata.

5. Media pembelajaran bisa berfungsi untuk mempercepat proses belajar. Fungsi


ini mempunyai arti bahwa dengan media pembelajaran siswa dapat menangkap
tujuan dan bahan pelajar lebih mudah dan lebih cepat.

6. Media pembelaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses belajar


mengajar. Pada umumnya hasil belajar siswa dengan menggunakan media
pembelajaran akan tahan lama mengendap sehingga kualitas pembelajaran
memiliki nilai yang tinggi.

7. Media pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir, oleh


karena itu dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme.

Selain fungsi-fungsi sebagaimana yang di uraikan diatas, media pembelajaran ini


juga memiliki nilai dan manfaat sebagai berikut:

1. Membuat konkrit konsep-konsep yang abstrak. Konsep-konsep yang dirasakan


masih bersifat abstrak dan sulit dijelaskan secara langsung kepada siswa bisa
dikonkritkan atau disederhanakan melalui pemanfaatan media pembelajaran.
Misalnya untuk menjelaskan tentang system peredaran darah manusia, arus listrik,
dsb.

2. Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil, Misalnya guru akan
menyampaikan gambaran mengenai kapal laut, pesawat udara, candi, dsb. Atau
menampilkan objek-objek yang terlalu kecil seperti bakteri, virus, semut, nyamuk,
atau benda kecil.

3. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat. Dengan menggunakan


teknik gerakan lambat dalam media film bisa memperlihatkan tentang lintasan

11
peluru, melesetnya anak panah atau memperlihatkan suatu ledakan. Demikian
juga Gerakan gerakan yang terlalu lambat seperti pertumbuhan kecambah dan
lain-lain.

2. Problematika dalam pemanfaatn media pembelajaran


Sebelum penulis membahas tentang beberapa problem pemanfaatan media
pembelajaran, perlu kiranya penulis jabarkan dulu arti dari kata ‘pemanfaatan’ dan
‘problematika’ itu sendiri, kata pemanfaatan  berasal dari kata dasar manfaat yang
artinya guna, faedah dan laba/untung. Sedangkan pemanfaatan berarti proses,
cara, perbuatan memanfaatkan. Sehingga apabila dikaitkan dengan media
pembelajaran  Pengertian pemanfaatan media pembelajaran adalah aktivitas
menggunakan proses dan sumber belajar. Penulis mengambil kesimpulan bahwa
Pemanfaatan media yaitu penggunaan secara sistematis dari sumber belajar.
Proses pemanfaatan media merupakan proses pengambilan keputusan berdasarkan
pada spesifikasi pembelajaran dan dilakukan secara terencana dan terarah atau
pemanfaatan media pembelajaran merupakan usaha menggerakkan alat, bahan
atau sarana sedemikian rupa sehingga dapat dimanfaatkan dengan maksimal dan
berusaha untuk menggunakan dengan teliti dalam mencapai tujuan pendidikan.
  Sedangkan  kata problematika berasal dari kata problem yang berarti
masalah atau persoalan, dan juga berakar kata dari kata problematik yang berarti
permasalahan; hal yang menimbulkan masalah, hal yang belum dapat
dipecahkan. Sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa problematika adalah
merupakan suatu masalah yang ada pada diri manusia yakni dapat berupa cobaan
maupun rintangan.
Menurut penulis ada enam macam istilah problematika pemanfaatan media
pembelajaran yang istilah tersebut penulis ambil dari pendapta Abu Ahmadi dan
Nur Uhbiyati dalam bukunya yang sebenarnya problematika itu menyangkut
promblematika pendidikan secara umum, berhubung istilah itu sangat relevan
maka penulis mengambil isitlah itu untuk dimasukkan ke dalam problematikan
pemanfaatan media pembelajaran. Problematika yang berkaitan dengan media
pembelajaran itu menyangkut 5 W 1 H, yaitu:
1. Probelamatika Who (siapa), menyangkut pendidik dan anak didik dalam
meanfaatkan media pembelajaran.
2. Problematika Why (mengapa), menyangkut pelaksanaan pemanfaatan media
pembelajaran.
3. Problematika Where (di mana), menyangkut tempat pemanfaatan media 
pembelajaran, di sekolah atau lingkuangan luar sekolah.

12
4. Problematika When (bilamana/kapan), menyangkut pengaturan waktu dalam
pelaksanaan pemanfaatan media pembelajaran, juga menyangkut usia peserta
didik dalam menentukan pemeilihan media.
5. Problematika What (apa), menyangkut dasar, tujuan dan bahan/materi media
pembelajaran itu sendiri.
6. problematika How (bagaimana), menyangkut cara/metode yang digunakan
dalam proses pemanfaatan media pembelajaran, berhubung peserta didik
mempunyai sifat dan bakat yang berbeda-beda dalam proses pembelajaran.
Problematika pemanfaatan media pembelajaran dalam pendidikan di
negara maju maupun di negara yang sedang berkembang jumlahnya mencapai
ratusan. Sebagaimana yang dicatat oleh Wilbur Schramm yang dikutip oleh Arief
S. Sadiman dkk. Menyatakan dari sekian banyak kasus penerapan media teknologi
pendidikan 75% terjadi di negara dunia ketiga atau negara yang sedang
berkembang.

Untuk lebih fokusnya pembahasan penulis akan memaparkan beberapa problem


pemanfaatan media pembelajaran, diantaranya adalah:

1.      Kurangnya Minat Guru untuk Memanfaatkan Media Pembelajaran


Dalam memanfaatkan media pembelajaran banyak sekali permasalahan
yang dihadapi dan itu seperti dibahas oleh penulis pada pembahasan terdahulu
bahwa segala sesutu hal yang bersifat baru pasti terdapat resiko yang harus
dihadapi, salah satunya adalah ada pada pendidik itu sendiri. Banyaknya media
(terutama media modern) tidak memanjamin guru termotivasi untuk
menggunakanya, bahkan semakin berat beban mental guru karena belum bisa
menggunakannya, di sisi lain guru tidak mencari jalan keluar. Seperti kurang
kreatifnya guru dalam membuat alat peraga atau media pembelajaran yang ia
kembangkan sendiri (jika ia tidak mau menggunakan media modern yang telah
ada). Dan banyak dijumpai masih banyak guru yang menggunakan metode
ceramah saja dalam pembelajarannya, tak ada media lain yang digunakan sebagai
alat bantu pembelajaran. Disinalah cermin bahwa guru mendefinisikan sebagai
manusia superpower karena dirinya adalah sumber belajar sekaligus media
pembelajaran satu-satunya yang tidak ada gantinya. Banyak diantara pendidik
yang tak pernah berpikir untuk membuat sendiri media pembelajarannya. Jika
80% guru kreatif di suatu lembaga pendidikan di Indonesia pasti akan banyak
ditemukan berbagai alat peraga dan media yang tersedia untuk menyampaikan
materi pembelajarannya di sekolah. Guru yang kreatif tak akan pernah menyerah
dengan keadaan. Kondisi minimnya dana justru membuat guru itu kreatif
memanfaatkan sumber belajar lainnya yang tidak hanya berada di dalam kelas,

13
seperti : Masjid, pasar, museum, lapangan olahraga, sungai, kebun, dan
lingkungan sekitar lainnya.
Namun pada kenyataannya sekarang ini belum semua guru yang ada di
sekolah memanfaatkan sumber belajar ini secara optimal. Masih banyak guru
yang mengandalkan cara mengajar dengan paradigma lama, dimana guru merasa
satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Inilah yang terjadi pada kebanyakan guru-
guru di Indonesia. Pemanfaatan sumber belajar lainnya dirasakan kurang. Sumber
belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan ( learning resources by
utilization), juga belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Padahal banyak sumber belajar yang dapat dimanfatkan oleh guru guna membantu
proses pembelajarannya. Contohnya, dalam film Laskar Pelangi. Ibu muslimah
tidak hanya sebagai pusat sumber belajar berupa orang, tetapi juga dapat
mengarahkan siswanya untuk melihat sumber belajar yang lain, seperti Langit
yang kebetulan ada pelanginya, Laut yang luas, dan suasana kedaerahan Belitong
dijadikan juga sumber belajar. Dan  inilah bukti guru yang menjadi motivator dan
inspirator bagi lingkungannya.
Di samping memanfaatkan sumber belajar yang ada, guru dituntut untuk
mencari dan merencanakan sumber belajar lainnya baik hasil rancangan sendiri
ataupun sumber yang sudah tergelar di sekililing sekolah dan masyarakat. Masih
banyaknya guru yang kurang berminat menggunakan media pembelajaran
berimplikasi pada pola pembelajaran yang monoton dan menjenuhkan.
2.      Ketidak Tertarikan Peserta Didik pada Media Pembelajaran yang Digunakan
Banyak kita jumpai di berbagai lembaga pendidikan terdapat sejumlah
media pembelajaran yang kurang optimal keadaannya, seperti; jumlah dan
komponennya kurang, kualitasnya buruk, dan media yang
tidak accessible (mudah didapat/diakses). Ketidak tertarikan peserta didik
terhadap media adalah dengan menunjukkan sikap ‘ogah-ogahan’ dan tidak
semangat untuk melakukan proses pembelajaran jika menggunakan media
pembelajaran tertentu. Sehingga apabila media tersebut dipaksakan untuk
digunakan mengakibatkan posisi siswa akan terbebani, dari merasa terbebani
tersebut siswa tidak akan tertarik karena sebelum memanfaatkan media tersebut,
siswa sudah harus dihadapkan masalah-masalah untuk menggunakan dan
memahami media yang digunakan. Mulai dari itu mereka tidak akan tertarik pada
media yang sama di kemudian hari. Sehingga tidak pelak, itu akan menghasilkan
kebosanan, kemalasan dan membebankan resiko pembelajaran kepada siswa. Dan
pada akhirnya tujuan pembelajaran yang seharusnya dilakukan secara efisien dan
efektif tidak berjalan dengan baik.
Selain itu, ketidak tertarikan siswa terhadap pemanfaatan media tidak
hanya berasal dari keadaan media itu sendiri, akan tetapi berasal dari bagimana
pendidik dalam mengolah materi pembelajaran untuk disampaikan melalui media

14
terebut. Seperti telah dipaparkan dalam pembahasan sebelumnya bahwa satu
media tertentu belum tentu cocok digunakan untuk semua materi pembelajaran.
Kecocokan antara materi pembelajaran dengan media belum tentu akan
menghasilkan proses pembelajaran yang baik apabila pendidik tidak
menyampaikan materi melalui media pembelajaran dengan baik pula. Oleh karena
itu, kadang kala siswa akan merasa kurang tertarik untuk memanfaatkan media
pembelajaran karena membutuhkan  proses lama untuk mencerna materi
pembelajaran.

3.      Kurang Intensifnya Kepala Sekolah dalam Memotivasi Pendidik untuk


Menggunakan Media Pembelajaran.
Salah satu tugas kepala sekolah adalah sebagai supervisor yang mana salah
satu permasalahan yang dihadapi kepala sekolah dalam pemanfaatan media
pembelajaran adalah  lemahnya minat guru untuk memanfaatkan media
pembelajaran dan tidak tertariknya peserta didik pada sebuah media
pembelajaran.  Kepala sekolah yang mempunyai tipe laissez faire dalam
kepemimpinannya sangat kurang sekali kesadaran untuk mengarahkan,
memotivasi dan menolong guru dalam memecahkan permasalahan ini.
Menurut Ngalim Purwanto dalam bukunya kepengawasan yang
bertipe laissez faire biasanya membiarkan guru-guru/bawahannya bekerja
sekehendaknya sendiri,
tanpa memberi petunjuk, bantuan, koreksi, pengawasan, arahan dan
bimbingan. Sehingga dapat menimbulkan ketidak harmonisan antar lingkungan
lembaga pendidikan karena terjadi salah presepsi dalam menginterpretasikan
tugas dan wewenangnya masing-masing.  Walaupun seberapa lengkap dan
modernnya media pembelajaran pada lembaga pendidikan tersebut akan kurang
bermanfaat jika dinaungi dengan manajeman yang lemah. Hal inilah yang akan
menjadi permasalahan, di mana media hanya sebagai ‘pajangan’ atau barang
istemewa yang harus disimpan dan hanya digunakan apabila barang tersebut
memang sangat dibutuhkan pada peristiwa tertentu.

15
KESIMPULAN
Media pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting dalam
meningkatkan prestasi siswa dilihat dari pengertian Media pembelajaran secara
umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Selain itu media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pelajar sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar. Manfaat media pembelajaran Secara umum
media mempunyai kegunaan: (1). Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis,
(2). Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indera, (3).
Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber
belajar, (4). Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan
kemampuan visual, auditori & kinestetiknya, (5). Memberi rangsangan yang
sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.

Pertama, terdapat dua kategori problematika yang dihadapi guru dlam


menggunakan media pembelajaran , yakni problematika dalam merencanakan media
dan problematika dalam menerapkan media pembelajaran. Kedua, dalam mengatasi
permasalahan penerepan media pembelajaran, guru-.

16
DAFTAR PUSTAKA

Aeni Rizkq. 2012. Pengertian Belajar Menurut Para Ahli. Tersedia pada:
http://rizardian.blogspot.co.id/201 2/10/pengertian-dan-unsur-unsurbelajar.html

Aguswedi. 2011. “makalah media pembelajaran”. Tersedia pada:


http://belajarpsikologi.com/penger tian-media-pembelajaran/

Ainamulyana.2016. Pengertian Belajar dan Pengertian Pembelajaran. Tersedia pada:


http://ainamulyana.blogspot.com/ 2016/06/pengertian-belajar-danpengertian.html

Anonim. 2010. Pengertian Belajar Menurut Ahli. Tersedia pada:


http://belajarpsikologi.com/penger tian-belajar-menurut-ahli/

Anonim. 2012. Pengertian Prestasi Belajar Menurut para Ahli. Tersedia pada:
http://ggugutlufichasepti.blogspot. co.id/

Anonim. 2015. Definisi atau Pengertian Media Pembelajaran menurut ahli. Tersedia
pada: http://www.definisipengertian.com/2015/10/definisipengertian-media-
pembelajaranahli.html

Anonim.2012. Pengertian Media Pembelajaran. Tersedia pada:


http://belajarpsikologi.com/penger tian-media-pembelajaran/

Anonim.2013. Pengertian, manfaat, jenis dan pemilihan media pembelajaran. Tersedia


pada: http://www.asikbelajar.com/2013/ 09/pengertian-manfaat-jenis-
danpemilihan.html

Asra, dkk. 2007. “komputer dan media pembelajaran”. Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

17
Dimas Qondias, Erna Laurensia Anu, Irama Niftalia. 2016. Pengembangan Media
Pembelajaran Tematik Berbasis Mind Maping Sd Kabupaten Ngada Flores. Tersedia
pada: http://ejournal.undiksha.ac.id/inde x.php/JPI/article/view/8590/5844

Diputra Sujendra Komang. 2016. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Tematik


Integratif Untuk Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar. Tersedia pada
http://ejournal.undiksha.ac.id/inde x.php/JPI/article/view/8475/5839

Haryanto, S.Pd. 2012 “pengertian Media Pembelajaran”. Dalam


http://aguswedi.blogspot.com/201 1/11/makalah-mediapembelajaran.html

Kurniawan Aris. 2015. 12 Pengertian Belajar Menurut Para Ahli Pendidikan. Tersedia
pada: http://www.gurupendidikan.com/1 01-pengertian-belajar-menurutpara-ahli-
pendidikan/

Kurniawan Aris. 2015. Pengertian Prestasi Menurut Para Ahli Beserta Macamnya.
Tersedia pada: http://www.gurupendidikan.com/p engertian-prestasi-menurut-paraahli-
beserta-macamnya/

Luh Putu Spyana Wati dan Kadek Yogi Parta Lesmana. 2016. Pengaruh Model Dan Media
Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Kemampuan Dasar Senam Lantai Pada Mahasiswa
Jurusan Penjaskesrek Undiksha. Tersedia pada: http://ejournal.undiksha.ac.id/inde
x.php/JPI/article/view/8932/5769

Maya, Agustin. 2011. “pengertian media pembelajaran”. Tersedia pada:


http://www.academia.edu/456378 7/pengertian_media_pembelajara n

Mulyasa. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis. Bandung:
Remaja Rosdakarya. Nugraheni, E. 2007. Student centered learning dan implikasinya
terhadap proses pembelajaran. Jurnal Pendidikan. 8(2). 1-10.

Okta kurnia firma. 2013. Pengertian, Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran. Tersedia
pada: http://kurniaoktafrima.blogspot.co. id/2013/03/pengertian-tujuanmanfaat-dan-
fungsi.html

Puskur Balitbang Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis kompetensi. Jakarta: Depdiknas.


Rasyid, Harun & Mansyur. 2007. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV Wacana Prima.

Ratminingsih.2016.Efektivitas Media Audio Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Lagu


Kreasi Di Kelas Lima Sekolah Dasar . Tersedia Pada: http://ejournal.undiksha.ac.id/inde
x.php/JPI/article/view/8292/5508

Risa Panti Ariani, Ni Made Suriani, Ni Wayan Marti. 2014. Pengembangan Media
Pembelajaran Berdasarkan HasilHasil Penelitian Boga Sebagai Usaha Peningkatan Mutu
Pangan. Tersedia http://ejournal.undiksha.ac.id/inde x.php/JPI/article/view/4464/3437

18
Saputra Darmawan. 2015. Makalah Pengertian Media Pembelajaran. Tersedia pada:
https://blogspot.co.id/2015/05/ma kalah-pengertian-mediapembelajaran.html

Solihin Akhmad. 2015. Kumpulan Definisi dan Pengertian Belajar menurut para ahli.
Tersedia pada: https://visiuniversal.blogspot.co.id /2015/07/kumpulan-definisi-
danpengertian.html

Suryatnata nunung. 2014. Pengertian Media Pembelajaran. Tersedia pada:


https://nunungsuryatna.wordpres s.com/pengertian-mediapembelajaran/

19

Anda mungkin juga menyukai