MEDIA PEMBELAJARAN
Disusun Oleh :
NAMA: Wulan Husnul Hamidah
NPM: 2101032028
KELAS : PGMI B
1
Proses pembelajaran Akidah Akhlak yang selama ini lebih menekankan dalam
metode hafalan terbukti tidak efektif. Karena peserta didik hanya mampu
menguasai materi pembelajaran tetapi tidak bisa.
B. Pembahasan
1. Penting nya Media Pembelajaran
Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan
perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,
pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain.
Prestasi berasal dari bahasa Belanda, yang berarti hasil bisnis. Prestasi yang
diperoleh dari upaya yang telah dilakukan. Memahami pencapaian tersebut, rasa
prestasi diri adalah hasil dari bisnis seseorang. Prestasi dapat dicapai dengan
mengandalkan kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual, serta ketahanan
dalam menghadapi semua aspek situasi kehidupan proses pembelajaran yang
diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan.
Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang
dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil
yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar
merupakan hasil dari pengukuran terha. Prestasi belajar di bidang pendidikan
adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif,
afektif dan psikomotor setelah mengikuti dap peserta didik yang meliputi faktor
kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang
diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan.
Prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui berbagai macam usaha yang
dapat dilakukan oleh guru salah satunya dengan penggunaan media pembelajaran
pada setiap mata pelajaran. Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu
proses belajar mengajar. Selain itu media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
2
kemampuan atau ketrampilan si pelajar sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar.
3
6. Menurut Briggs: Wahana fisik yang mengandung materi instruksional.
a. Landasan Psikologis.
Belajar adalah proses yang kompleks dan unik, artinya, seseorang yang
belajar melibatkan segala aspekaspek kepribadiannya, baik itu fisik maupun
mental. Keterlibatan dari semua aspek kepribadian ini akan nampak dari perilaku
belajar orang itu. Perilaku belajar yang nampak adalah unik, artinya perilaku itu
hanya terjadi pada orang itu dan tidak pada orang lain. Setiap orang memunculkan
perilaku belajar yang berbeda.Keunikan perilaku belajar ini disebabkan oleh
adanya perbedaan karakteristik yang menentukan perilaku belajar itu sendiri,
seperti: gaya belajar (visual vs auditif), gaya kognitif (field independent vs field
dependent), bakat, minat, tingkat kecerdasan, kematangan intelektual dan lainnya
yang bisa diacukan pada karakteristik individual siswa. Perilaku belajar siswa
yang kompleks dan unik ini menuntut layanan dan perlakuan pembelajaran yang
kompleks dan unik pula untuk setiap siswa. Komponen pembelajaran yang
bertanggung jawab untuk menangani masalah ini adalah strategi penyampaian
pembelajaran, lebih khusus lagi media pembelajaran. Strategi (media)
pembelajaran haruslah dipilih sesuai dengan karakteristik individual siswa.
4
lainnya. Atas dasar ini, diperlukan strategi penyampaian materi pembelajaran
yang menggunakan multimedia untuk memenuhi tuntutan belajar aspek yang
berbeda-beda. Kajian psikologi menyatakan bahwa anak akan lebih mudah
mempelajari hal yang konkrit ketimbang yang abstrak.
Menurut Bruner, hal ini juga berlaku tidak hanya untuk anak tetapi juga
untuk orang dewasa. Kedua, Charles F. Haban, mengemukakan pendapatnya
bahwa sebenarnya nilai dari media terletak pada tingkat realistiknya dalam proses
penanaman konsep, ia membuat jenjang berbagai jenis media mulai yang paling
nyata ke yang paling abstrak. Ketiga, Edgar Dale, mengemukakan pendapatnya
bahwa dalam membuat jenjang konkrit-abstrak dimulai dari siswa yang
berpartisipasi dalam pengalaman nyata, kemudian menuju siswa sebagai
pengamat kejadian yang nyata, dilanjutkan siswa sebagai pengamat terhadap
kejadian-kejadian yang disajikan dengan media, dan terakhir siswa sebagai
pengamat kejadian-kejadian yang disajikan dengan simbol.
b. Landasan Teknologis
5
mengembangkan prosedur penggunaannya dan akhirnya menggunakannya baik
pada tingkat kelas maupun pada tingkat yang lebih luas lagi (diseminasi). Semua
kegiatan ini dilakukan oleh para teknologi dengan berpijak pada prinsip bahwa
suatu media hanya memiliki keunggulan dari media lainnya bila digunakan oleh
siswa yang memiliki karakteristik sesuai dengan rangsangan yang ditimbulkan
oleh media pembelajaran itu.
c. Landasan Empiris.
6
audio-visual. Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan
media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus
mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pembelajar, karakteristik
materi pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.
Atas dasar ini, maka prinsip penyesuaian jenis media yang akan digunakan
dalam kegiatan pembelajaran dengan karakteristik individual siswa menjadi
semakin mantap. Pemilihan dan penggunaan media hendaknya jangan didasarkan
pada kesukaan atau kesenanangan pengajar, tetapi juga dilandaskan pada
kecocokan media itu dengan karakteristik siswa, disamping kriteria lain yang telah
disebutkan sebelumnya.
d. Landasan filosofis.
7
terhadap hasil belajar siswa. Disamping itu, persepsi siswa juga sangat
mempengaruhi hasil belajar.
(1) diadakan pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian siswa
serta memberikan kejelasan obyek yang diamatinya,
1. Media audio visual gerak, seperti: film suara, pita video, film, tv.
2. Media audio visual diam, seperti: film rangkai suara, halaman suara.
5. Media visual diam, seperti: halamman cetak, foto, microphone, slide bisu.
8
a. Media Visual Diam Media cetakan dan grafis didalam pros belajar mengajar
paling banyak dan paling sering digunakan. Media ini termasuk kategori media
visual non proyeksi yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari pemberi
kepenerima pesan (dari guru kepada siswa). Pesan yang dituangkan dalam bentuk
tulisan, huruf-huruf, gambargambar dan simbol-simbol yang mengandung arti
disebut “media grafis”. Media ini termasuk media yang relatif murah dalam
pengadaannya bila ditimbang dari segi biaya, macammacam media grafis adalah:
gambar/foto, diagram, bagan, poster, media cetak, buku.
b. Media Display 1. Papan Tulis/White Board Salah satu media penyajian untuk
proses belajar mengajar adalah “papan tulis, dan white board”. Kedua media ini
dapat dipakai untuk penyajian: tulisantulisan, sket-sket gambar dengan
menggunakan kapur/spidol white board baik yang berwarna ataupun tidak
berwarna. Maksud dari warna tersebut adalah agar tulisan lebih jelas, menarik,
dan dapat berkesan bagi peserta didik yang akan menerimannya. 2. Papan Flanel
Papan Flanel adalah media visual yang efektif untuk menyajikan pesan-pesan
tertentu kepada sasaran didik. Papan berlapis kain flanel ini dapat dilipat sehingga
praktis.
Gambar-gambar yang akan disajikan dapat dipasang dan dilepas dengan mudah,
sehingga dapat dipakai berkali-kali. 3. Flip Chart Peta/flip chart adalah lembaran
kertas yang berisikan bahan pelajaran, yang tersusun rapi dan baik. Penggunaan
ini adalah salah satu cara guru dalam menghemat waktunya untuk menulis di
papan tulis.
9
oleh seluruh siswa didalam kelas dengan jalan diproyeksikan ke suatu layar
(screen). Pada dasarnya OPH/OHT berguna untuk memproyeksikan transparan ke
arah layar yang jaraknya relatif pendek, dengan hasil gambar/tulisan yang cukup
besar. Proyektor ini direncanakan dibuat untuk dapat digunakan oleh guru di
depan kelas dengan penerangan yang normal, sehingga tetap terjadi komunikasi
antara guru dengan siswa (Asra, dkk.2007:19_ 27). Didalam pembelajaran media
pembelajaran memiliki banyak sekali manfaat diantaranya a. Secara umum media
mempunyai kegunaan:
10
bahwa penggunaan media dalam pembelajaran harus selalu melihat kepada
kompetensi dan bahan ajar.
2. Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil, Misalnya guru akan
menyampaikan gambaran mengenai kapal laut, pesawat udara, candi, dsb. Atau
menampilkan objek-objek yang terlalu kecil seperti bakteri, virus, semut, nyamuk,
atau benda kecil.
11
peluru, melesetnya anak panah atau memperlihatkan suatu ledakan. Demikian
juga Gerakan gerakan yang terlalu lambat seperti pertumbuhan kecambah dan
lain-lain.
12
4. Problematika When (bilamana/kapan), menyangkut pengaturan waktu dalam
pelaksanaan pemanfaatan media pembelajaran, juga menyangkut usia peserta
didik dalam menentukan pemeilihan media.
5. Problematika What (apa), menyangkut dasar, tujuan dan bahan/materi media
pembelajaran itu sendiri.
6. problematika How (bagaimana), menyangkut cara/metode yang digunakan
dalam proses pemanfaatan media pembelajaran, berhubung peserta didik
mempunyai sifat dan bakat yang berbeda-beda dalam proses pembelajaran.
Problematika pemanfaatan media pembelajaran dalam pendidikan di
negara maju maupun di negara yang sedang berkembang jumlahnya mencapai
ratusan. Sebagaimana yang dicatat oleh Wilbur Schramm yang dikutip oleh Arief
S. Sadiman dkk. Menyatakan dari sekian banyak kasus penerapan media teknologi
pendidikan 75% terjadi di negara dunia ketiga atau negara yang sedang
berkembang.
13
seperti : Masjid, pasar, museum, lapangan olahraga, sungai, kebun, dan
lingkungan sekitar lainnya.
Namun pada kenyataannya sekarang ini belum semua guru yang ada di
sekolah memanfaatkan sumber belajar ini secara optimal. Masih banyak guru
yang mengandalkan cara mengajar dengan paradigma lama, dimana guru merasa
satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Inilah yang terjadi pada kebanyakan guru-
guru di Indonesia. Pemanfaatan sumber belajar lainnya dirasakan kurang. Sumber
belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan ( learning resources by
utilization), juga belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Padahal banyak sumber belajar yang dapat dimanfatkan oleh guru guna membantu
proses pembelajarannya. Contohnya, dalam film Laskar Pelangi. Ibu muslimah
tidak hanya sebagai pusat sumber belajar berupa orang, tetapi juga dapat
mengarahkan siswanya untuk melihat sumber belajar yang lain, seperti Langit
yang kebetulan ada pelanginya, Laut yang luas, dan suasana kedaerahan Belitong
dijadikan juga sumber belajar. Dan inilah bukti guru yang menjadi motivator dan
inspirator bagi lingkungannya.
Di samping memanfaatkan sumber belajar yang ada, guru dituntut untuk
mencari dan merencanakan sumber belajar lainnya baik hasil rancangan sendiri
ataupun sumber yang sudah tergelar di sekililing sekolah dan masyarakat. Masih
banyaknya guru yang kurang berminat menggunakan media pembelajaran
berimplikasi pada pola pembelajaran yang monoton dan menjenuhkan.
2. Ketidak Tertarikan Peserta Didik pada Media Pembelajaran yang Digunakan
Banyak kita jumpai di berbagai lembaga pendidikan terdapat sejumlah
media pembelajaran yang kurang optimal keadaannya, seperti; jumlah dan
komponennya kurang, kualitasnya buruk, dan media yang
tidak accessible (mudah didapat/diakses). Ketidak tertarikan peserta didik
terhadap media adalah dengan menunjukkan sikap ‘ogah-ogahan’ dan tidak
semangat untuk melakukan proses pembelajaran jika menggunakan media
pembelajaran tertentu. Sehingga apabila media tersebut dipaksakan untuk
digunakan mengakibatkan posisi siswa akan terbebani, dari merasa terbebani
tersebut siswa tidak akan tertarik karena sebelum memanfaatkan media tersebut,
siswa sudah harus dihadapkan masalah-masalah untuk menggunakan dan
memahami media yang digunakan. Mulai dari itu mereka tidak akan tertarik pada
media yang sama di kemudian hari. Sehingga tidak pelak, itu akan menghasilkan
kebosanan, kemalasan dan membebankan resiko pembelajaran kepada siswa. Dan
pada akhirnya tujuan pembelajaran yang seharusnya dilakukan secara efisien dan
efektif tidak berjalan dengan baik.
Selain itu, ketidak tertarikan siswa terhadap pemanfaatan media tidak
hanya berasal dari keadaan media itu sendiri, akan tetapi berasal dari bagimana
pendidik dalam mengolah materi pembelajaran untuk disampaikan melalui media
14
terebut. Seperti telah dipaparkan dalam pembahasan sebelumnya bahwa satu
media tertentu belum tentu cocok digunakan untuk semua materi pembelajaran.
Kecocokan antara materi pembelajaran dengan media belum tentu akan
menghasilkan proses pembelajaran yang baik apabila pendidik tidak
menyampaikan materi melalui media pembelajaran dengan baik pula. Oleh karena
itu, kadang kala siswa akan merasa kurang tertarik untuk memanfaatkan media
pembelajaran karena membutuhkan proses lama untuk mencerna materi
pembelajaran.
15
KESIMPULAN
Media pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting dalam
meningkatkan prestasi siswa dilihat dari pengertian Media pembelajaran secara
umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Selain itu media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pelajar sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar. Manfaat media pembelajaran Secara umum
media mempunyai kegunaan: (1). Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis,
(2). Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indera, (3).
Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber
belajar, (4). Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan
kemampuan visual, auditori & kinestetiknya, (5). Memberi rangsangan yang
sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.
16
DAFTAR PUSTAKA
Aeni Rizkq. 2012. Pengertian Belajar Menurut Para Ahli. Tersedia pada:
http://rizardian.blogspot.co.id/201 2/10/pengertian-dan-unsur-unsurbelajar.html
Anonim. 2012. Pengertian Prestasi Belajar Menurut para Ahli. Tersedia pada:
http://ggugutlufichasepti.blogspot. co.id/
Anonim. 2015. Definisi atau Pengertian Media Pembelajaran menurut ahli. Tersedia
pada: http://www.definisipengertian.com/2015/10/definisipengertian-media-
pembelajaranahli.html
Asra, dkk. 2007. “komputer dan media pembelajaran”. Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
17
Dimas Qondias, Erna Laurensia Anu, Irama Niftalia. 2016. Pengembangan Media
Pembelajaran Tematik Berbasis Mind Maping Sd Kabupaten Ngada Flores. Tersedia
pada: http://ejournal.undiksha.ac.id/inde x.php/JPI/article/view/8590/5844
Kurniawan Aris. 2015. 12 Pengertian Belajar Menurut Para Ahli Pendidikan. Tersedia
pada: http://www.gurupendidikan.com/1 01-pengertian-belajar-menurutpara-ahli-
pendidikan/
Kurniawan Aris. 2015. Pengertian Prestasi Menurut Para Ahli Beserta Macamnya.
Tersedia pada: http://www.gurupendidikan.com/p engertian-prestasi-menurut-paraahli-
beserta-macamnya/
Luh Putu Spyana Wati dan Kadek Yogi Parta Lesmana. 2016. Pengaruh Model Dan Media
Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Kemampuan Dasar Senam Lantai Pada Mahasiswa
Jurusan Penjaskesrek Undiksha. Tersedia pada: http://ejournal.undiksha.ac.id/inde
x.php/JPI/article/view/8932/5769
Mulyasa. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis. Bandung:
Remaja Rosdakarya. Nugraheni, E. 2007. Student centered learning dan implikasinya
terhadap proses pembelajaran. Jurnal Pendidikan. 8(2). 1-10.
Okta kurnia firma. 2013. Pengertian, Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran. Tersedia
pada: http://kurniaoktafrima.blogspot.co. id/2013/03/pengertian-tujuanmanfaat-dan-
fungsi.html
Risa Panti Ariani, Ni Made Suriani, Ni Wayan Marti. 2014. Pengembangan Media
Pembelajaran Berdasarkan HasilHasil Penelitian Boga Sebagai Usaha Peningkatan Mutu
Pangan. Tersedia http://ejournal.undiksha.ac.id/inde x.php/JPI/article/view/4464/3437
18
Saputra Darmawan. 2015. Makalah Pengertian Media Pembelajaran. Tersedia pada:
https://blogspot.co.id/2015/05/ma kalah-pengertian-mediapembelajaran.html
Solihin Akhmad. 2015. Kumpulan Definisi dan Pengertian Belajar menurut para ahli.
Tersedia pada: https://visiuniversal.blogspot.co.id /2015/07/kumpulan-definisi-
danpengertian.html
19