Anda di halaman 1dari 24

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha yang dilaksanakan secara sadar untuk

pengembangan diri dan menjadi bagian terpenting yang tidak bisa dipisahkan

dalam kehidupan manusia. Merujuk pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

bab II pasal 3 dapat dipahami bahwa adanya interaksi komunikatif antara pendidik

dan peserta didik, begitupun terhadap sumber belajar dalam satu lingkungan

pembelajaran dan informasi sumber belajar yang terbatas menjadi suatu hambatan

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai solusi atas problem di atas yaitu

diperlukan strategi dengan memanfaatkan media audio visual dan sumber belajar

digital sebagai alat bantu dalam pembelajaran.

Keterangan berdasarkan Undang-Undang di atas juga selaras dengan fakta

lapangan bahwa pemanfaatan media audio visual dan sumber belajar digital

sebagai supporting pelaksanaan pembelajaran yang sangat digemari di kalangan

remaja saat ini. Pemanfaatan media tersebut dapat membantu kesulitan belajar

siswa dalam pengamatan, penglihatan dan pendengaran dengan menggunakan

media audio visual dan sumber belajar digital pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam.

Pendidikan merupakan proses yang sangat berkaitan erat dalam

keseharian kehidupan manusia. Proses pendidikan juga berkaitan erat dengan

media pembelajaran dan guru sebagai pendidik. Pentingnya keberadaan seorang

guru dalam melaksanakan peran dan tugasnya sejalan dengan jaminan

terciptanya sumber daya manusia yang unggul. Proses belajar adalah bagian dari
2

cara manusia untuk mencapai berbagai kompetensi, keterampilan dan sikap.

Belajar dimulai sejak manusia lahir smapai akhir hayat. Kemampuan manusia

untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia

dengan makhluk lainnya. Dari keterangan di atas selanjutnya belajar tidak hanya

berada dalam lingkung aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik saja,

melainkan berhubungan dengan semua golongan. Berhubungan dengan

pembelajaran dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai perguruan tinggi, begitu

juga pendidikan lainnya seperti kursus dan pelatihan.

Dalam Sudjana menjelaskan bahwa proses belajar mengajar merupakan

kegiatan yang bernilai interaktif edukatif. Dalam arti yang lebih luas, proses

belajar mengajar merupakan proses interaksi berlandaskan nilai-nilai empirik yang

terlaksanan antara guru dan siswa. Prinsip yang bernilai interaktif edukatif

merupakan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dan diarahkan untuk

capaian tujuan tertentu berdasarkan ketentuan-ketentuan sistematis. Ketentuan ini

direncanakan oleh guru berdasarkan pemanfaatan segala sesuatu media

pembelajaran yang diorientasikan untuk kepentingan pengajaran.

Selain pada penilaian kreatifitas, Guru perlu mengelola buku teks dan

media agar siswa dapat menguasainya. Pengorganisasian ini merupakan bagian

dari fungsi seorang pendidik profesional yang tugas pokoknya mendidik,

mengaadakan pengajaran, menginstruksikan, memberikan pelatihan, menilai dan

mengevaluasi peserta didik sejak usia dini melalui pendidikan formal non-formal,

pendidikan dasar dan menengah. Seorang Guru profesional akan dituntut juga

dengan kemampuan dan keahlian yang mumpuni pada proses pembelajaran.


3

Mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan tema tertentu, lebih dari itu

mengajar diartikan sebagai pekerjaan untuk memahamkan yang bertujuan

mendidik dan bersifat kompleks terhadap pendidikan. Oleh karena itu, dari segi

aplikatif seorang pendidik memerlukan beberapa keterampilan khusus yang

dilandasi dengan konsep dan pengetahuan tertentu (Nuruddin, 2018). Dengan

demikian, keputusan yang dituangkan untuk melaksanakan kegiatan belajar-

mengajar tidak bertolak belakang terhadap pertimbangan intelektual, sehingga

segala sesuatu yang dilakukan guru dalam mengajar didasarkan pada tradisi

empirik.

Menurut Prastowo (2014), berbagai masalah muncul selama proses

pengajaran. Salah satu masalah yang dirasakan pendidik adalah penguasaan

belajar oleh peserta didik, yang masing-masing bukan hanya individu dengan

segala keunikannya, tetapi individu sosial dengan latar belakang yang berbeda.

Hal ini karena tingkat pengetahuan dalam sikap (kognitif), sikap keterampilan

(psikomotor), serta nilai dan sikap (afektif) berbeda. Oleh karena itu, guru perlu

memiliki sikap profesional untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil

pembelajaran. Tentunya hal ini berkaitan dengan kompetensi yang dimiliki guru,

dan apa yang diharapkan oleh dunia pendidikan.

Kualitas pendidikan, khususnya kualitas pembelajaran, merupakan salah

satu masalah pertama yang perlu segera ditangani. Berdasarkan dari bermacam-

macam sudut pandang dan potensi yang ada, kualitas pendidikan dapat

ditingkatkan dengan mengembangkan teknik pembelajaran yang diorientasikan

pada pembentukan karakter siswa sebagai fasilitas kebutuhan perkembangan


4

kognitif, emosional, dan psikomotorik mereka. Oleh karena itu, perlu adanya

peningkatan kualitas proses, hasil belajar peserta didik perlu dicapai pada setiap

pendidikan, agar diperoleh kualitas proses pengajaran.

Salah satu upaya untuk mendorong motivasi dalam jiwa peserta didik

adalah inovasi penggunaan media pembelajaran. Dimana teknologi pembelajaran

saat ini sangat beragam dan berkembang. Dari sisi teknologi, menurut Fitra

(2019), teknologi pendidikan merupakan suatu sistem yang memfasilitasi

pembelajaran yang lebih luas dan beragam baik bagi pendidik maupun peserta

didik. Fasilitas sistem memungkinkan siswa belajar mandiri di mana saja dan

kapan saja tanpa batasan spasial dan temporal. Materi yang dapat mereka pelajari

juga lebih bervariasi, tidak hanya dalam bentuk presentasi tertulis, tetapi juga

diperkaya dengan teks, gambar, audio dan animasi. Perkuliahan harus dihindari

pada masa kemajuan teknologi karena menghambat kreativitas siswa.Oleh karena

itu, untuk meningkatkan aktivitas siswa, guru menawarkan kegiatan yang

mendorong partisipasi siswa yang aktif menuntut siswa untuk lebih langsung.

Di abad ke 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah

berdampak siginifikan pada penggunaan bahan ajar di sekolah dan lembaga

pendidikan pada umumnya. Untuk sekolah maju dan berkualitas, teknologi

pembelajaran digunakan sebagai alat untuk merubah suasana pembelajaran

terhadap keefektifan, keefisienan dan menarik. Relevan dengan kemajuan

dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, perkembangan pendidikan

sekolah berubah dari hari ke hari, mendorong segala macam perubahan. Oleh

karena itu, guru mulai membiasakan diri menggunakan berbagai media seperti
5

Over Head Projektor OHP, Liquid Crystal Display LCD, CD atau VCD, video,

komputer, Internet dan sebagainya dan bermacam teknologi pendidikan.

Guru atau pendidik, buku, teks pelajaran, lingkungan sekolah semuanya

bagian dari media pembelajaran. Lebih spesifik lagi, konsep media dalam belajar

mengajar sering diartikan menjadi grafik, foto, atau alat elektronika yang dipakai

untuk menangkap, mengolah, dan menyusun kembali fakta visual atau ekspresi

yang dipakai untuk mengungkapkan keterangan dari sumber kepada penerima.

Menurut Association for Educational Communications and Technology

(AECT), media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dipergunakan orang

untuk memberikan informasi serta berita. AECT mengelompokkan komponen

sumber belajar pada bidang teknologi pendidikan ke dalam pesan, orang, bahan,

alat, program, dan lingkungan. sesuai pembagian terstruktur mengenai ini,

identifikasi sumber belajar lebih jelas serta lebih rinci, termasuk didalamnya siapa

saja yang dapat memberikan informasi menjadi bahan ajar.

Pada saat yang sama, Gerlack dan Ely dari Musfiqon mengatakan, “Jika

media dipahami dalam arti luas, ialah materi atau peristiwa manusia yang

membangun kondisi jiwa psikis bagi peserta didik untuk memperoleh

pengetahuan, keterampilan, atau perilaku”. Media audiovisual merupakan salah

satu jenis media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran.

Asyhar mendefinisikan “Media audiovisual adalah media yang digunakan untuk

kegiatan belajar dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan dalam satu

proses atau kegiatan. Informasi dan informasi yang dapat disampaikan melalui

media ini dapat disampaikan melalui media ini dalam bahasa yang mengandalkan
6

penglihatan dan pendengaran dan non-informasi verbal beberapa contoh media

audio-visual adalah film, video, acara TV, dan lain-lain.

Oleh sebab itu, sumber belajar merupakan bagian integral berasal dari

kegiatan belajar yang memungkinkan individu memperoleh pengetahuan,

kemampuan, perilaku, keyakinan, emosi serta perasaan.Sumber belajar juga

memberikan pengalaman belajar, yang tanpanya tidak mungkin proses

pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Selain itu, sumber belajar adalah

kebutuhan krusial yang dapat dimaknai sebagai sumber informasi, indera, alat

peraga, dan kebutuhan lain yang dibutuhkan untuk belajar. Pendidik dituntut

untuk mampu menganalisis kebutuhan, merancang, menemukan, menghasilkan

dan menggunakan berbagai jenis sumber belajar.

Diantara faktor-faktor yang dapat mempengaruhi capaian tujuan

pembelajaran adalah; media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar

mengajar. Kegunaan teknologi pembelajaran saat ini yaitu pemanfaatan dalam

bentuk proses dan produk teknologi komunikasi dan informasi untuk membantu

menyelesaikan masalah pendidikan. Kefokusan pada kekuatan media

pembelajaran relevan dengan strategi pemanfaatan yang berorientasi pada tujuan

yang tepat dan optimal untuk mendukung kualitas, efisien dan keefektivan dunia

pendidikan dan pembelajaran pada semua jenjang.

Salah satunya adalah SMK Geologi Pertambangan sebagai satuan

pendidikan yang mengutamakan media dalam pengelolaan pembelajaran,

sehingga peran ini tentunya menjadi hal yang strategis untuk terus dikembangkan

dalam pengelolaan pembelajaran, dengan tujuan untuk memudahkan guru dalam


7

bekerja dan bekerja. siswa Lebih mudah dipelajari. Media audio dan sumber

belajar digital adalah salah satu desain dan aplikasi yang berfokus pada analisis

ilmiah dampaknya terhadap peningkatan pembelajaran siswa, dan SMK

Pertambangan dan Geologi saat ini sedang mengerjakan program keahlian untuk

meningkatkan hasil belajar dari sektor kompetensi.

Keadaan ini memberikan konteks yang menarik untuk mengkaji

bagaimana layanan studi di SMK, khususnya bagi SMK yang memiliki beberapa

mata pelajaran yang diatur, salah satunya adalah mata pelajaran pendidikan agama

Islam yang merupakan mata pelajaran umum nasional. melekat dalam kurikulum.

Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan bagian dari materi pendidikan

karakter yang pembelajarannya tidak hanya pengetahuan sebagai wawasan, tetapi

merupakan proses pembentukan akhlak. Berdasarkan aplikatif, pendidikan Agama

Islam dapat dikembangkan pada diri peserta didik yang mengarah pada

kepribadian atau watak. Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan prioritas

yang mampu mendidik anak berkarakter, khususnya akhlak sebagai harapan masa

depan, mampu menciptakan generasi pelajar yang beriman berlandaskan ilmu

(sience) pengetahuan dan berkarakter baik dalam tindakannya.

Seperti termaktub dalam Q.S surat al-Ahzab 33:21.

‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِ ْي َرسُوْ ِل هّٰللا ِ اُ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َم ْن َكانَ يَرْ جُوا هّٰللا َ َو ْاليَوْ َم ااْل ٰ ِخ َر َو َذ َك َر هّٰللا َ َكثِ ْير ًۗا‬

Terjemahnya : “Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada (akhlak) suri


teladan yang baik terhadapmu, (yaitu) terhadap orang yang
berharap terhadap (rahmat) Allah Swt. dan menunggu
(kedatangan) hari Kiamat serta banyak mengingat Allah Swt.”

Ayat di atas memberikan kejelasan bahwa akhlak merupakan suatu ikatan

yang menjadi tuntutan atau kewajiban dalam kehidupan manusia. Sebagaimana


8

telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw. dengan sikap dan perangai yang

baik. Oleh karena itu, kurikulum berbasis pendidikan agama Islam bertujuan

untuk menciptakan identitas keagamaan pada jiwa peserta didik dan selanjutnya

membentuk kesatuan pada diri anak sehingga dapat menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari. Lantas kemanakah cita-cita masa depan untuk bersama-

sama menciptakan masyarakat yang berhasil dalam pembelajaran pendidikan

Islam ?, kondisi ini tidak hanya keberhasilan kognitif atau intelektual, tetapi juga

membahas ranah emosional dan psikomotorik atau sikap dan perilaku siswa.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, salah satunya

mempengaruhi upaya pembaharuan pemanfaatan teknologi dalam proses

pembelajaran. Guru dituntut untuk dapat memanfaatkan dan menerapkan alat-alat

yang ada yang disediakan oleh sekolah, tanpa menutup kemungkinan alat-alat

tersebut akan berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Guru harus

memanfaatkan dan menggunakan alat yang efisien dan murah, meskipun alat

sederhana di sekitar mereka, dalam upaya untuk mencapai tujuan pengajaran yang

dimaksudkan. Kedudukan media dalam pembelajaran sangatlah penting. Karena

media dapat menunjang keberhasilan belajar. Bahkan jika ditelaah lebih jauh,

media tidak hanya sebagai saluran informasi yang harus dikuasai sepenuhnya oleh

sumber-sumber yang berwujud manusia, tetapi juga dapat menggantikan sebagian

tanggung jawab guru dalam menyajikan materi pelajaran.

Sebagai seorang guru pendidikan agama Islam, tampaknya dalam proses

mempengaruhi belajar dan pemahaman siswa terhadap ajaran Islam, perlu

mengandalkan media pembelajaran. Dengan menggunakan media pembelajaran


9

yang dipersiapkan dengan baik, artinya guru membantu siswa mengaktifkan

unsur-unsur psikologis yang ada dalam dirinya, seperti observasi, memori, minat,

perhatian, pemikiran, fantasi, emosi, dan pengembangan kepribadian. Salah satu

media pembelajaran yang digunakan guru untuk mendukung proses pembelajaran

adalah beberapa perangkat yang digunakan guru sebagai pendidik untuk

mengkomunikasikan konsep, ide, dan pengalaman yang ditangkap oleh

penglihatan dan suara, sehingga memudahkan siswa untuk memahami apa yang

diajarkan dan mempelajari masalah pendidikan agama.

Dimyati menyatakan antara lain berhubungan dengan (1) guru yang

menyelenggarakan pendidikan agama yang bertujuan untuk meningkatkan ranah

kognitif, efektif, dan psikomotorik siswa, (2) materi pendidikan agama yang

memuat ajaran agama, nilai-nilai, dan praktik keagamaan, ( 3) media massa yang

memuat informasi berupa benda, perilaku, norma, nilai, gagasan, dan simbol

masyarakat modern, (4) dalam beberapa perkembangan kognitif, moral, atau

kepercayaan, (5) evaluasi pendidikan agama, dan (6 ) Bedakan antara hasil belajar

yang dipengaruhi oleh pengajaran dan yang dipengaruhi oleh pengiring. Mu

Haimin mengatakan bahwa indikator pendidikan agama yang buruk antara lain:

(1) rendahnya minat dan motivasi belajar agama; (2) rendahnya kesadaran

beribadah; (3) rendahnya kemampuan membaca dan menulis Alquran; (4)

Perbuatan yang bertentangan dengan ajaran agama mereka, seperti berkelahi,

alkoholisme, penggunaan narkoba, dan lain-lain.

Prastowo menekankan bahwa, sebagai profesional di bidang pendidikan,

selain memahami hal-hal yang bersifat filosofis dan konseptual, guru juga
10

diwajibkan untuk mengetahui bahwa guru memiliki peran dan tanggung jawab

sangat penting. Guru merupakan bagian utama dari elemen dunia pendidikan

dituntut untuk dapat mengimbangi maju berkembangnya ilmu pengetahuan dan

teknologi yang semakin meningkat. Melalui sentuhan dan arahan seorang guru di

sekolah, selanjutnya diharapkan dapat membentuk siswa yang memiliki nilai

kompetensi yang tinggi dan mampu menghadapi tantangan hidup berdasarkan

sikap optimisme yang tinggi. seorang Guru profesional adalah guru yang mampu

mengenal batas kemampuan dirinya. Secara tidak langsung memberikan

gambaran bahwa seseorang dapat terpanggil untuk memberikan pendampingan

pada peserta didik dalam masa belajarnya. Guru harus selalu terus mendesain

pembelajarannya agar siswa merasa terbantu dan termotivasi untuk mengikuti

proses pembelajaran.

Penguasaan materi, pengelolaan rencana pembelajaran RPP, pengelolaan

kelas, penggunaan media dan sumber belajar, menguasai landasan pendidikan,

mengelola interaksi pembelajaran, mengevaluasi kinerja akademik siswa,

mengenali fungsi dan layanan bimbingan dan konseling, mengenali dan

menyelenggarakan manajemen sekolah, semua hal tersebut merupakan

kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Selain itu, dengan memahami

prinsip dan hasil penelitian pendidikan dapat membantu guru untuk memahami

tujuan pembelajaran.

Kemampuan pada desain media pembelajaran merupakan salah satu

kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional. Dengan ketepatan

dalam penggunaan media maka akan memudahkan proses pembelajaran sehingga


11

orientasi diselenggarakannya pendidikan dapat tercapai dengan sebaik-baiknya.

Selain itu perkembangan teknologi informasi terkini menuntut setiap guru untuk

dapat mengikuti dan berevolusi.

Berbagai perkembangan teknologi informatika saat ini mengharuskan

setiap guru untuk dapat menggunakan berbagai pilihan media yang dianggap

relevan. Penggunaan teknologi pendidikan yang tepat dapat meningkatkan

kualitas keberlangsungan pembelajaran. Disamping itu juga, sistem teknologi

informasi dalam dunia pendidikan memberikan ruang lingkup yang lebih luas,

tepat, efektif dan efisien untuk menyebar luaskan informasi ke seluruh dunia.

Teknologi informasi saat ini berkembang seimbang dengan perkembangan teori

dan teknologi komunikasi. Oleh sebab itu, teknologi juga dikatakan mendukung

praktik kegiatan pembelajaran, seperti pembelajaran berbasis multimedia pada

materi berbasis komputer, pembelajaran berlandaskan web (e-learning) juga

merupakan bentuk pemanfaatan terhadap teknologi informasi dan komunikasi

yang saat ini diterapkan dalam dunia pendidikan.

Dalam studi agama Islam, penggunaan media pembelajaran dapat

mendukung proses belajar siswa, dan selanjutnya mempengaruhi hasil belajar

yang dicapai. Berbagai macam penelitian tentang penggunaan media dalam

pembelajaran menunjukkan bahwa proses belajar dan hasil belajar siswa berbeda

secara signifikan antara pembelajaran tanpa dan penggunaan media. Oleh karena

itu, penggunaan media pembelajaran menjadi satu kewajiban untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran.

Penggunaan media pembelajaran juga mempengaruhi kondisi


12

pembelajaran, karena menciptakan dan mengoptimalkan penggunaan media

pembelajaran untuk menciptakan situasi dan kondisi yang menyenangkan dalam

pembelajaran. Dari media tradisional hingga media modern seperti media

audiovisual dan sumber belajar digital. Kata menyenangkan disebutkan dalam

Pasal 40(2) : (2) UU Sisdiknas. Demikian juga menurut E. Mulyasa, tugas

terpenting bagi guru yaitu bagaimana menciptakan lingkungan belajar sehingga

menyenangkan dan merangsang rasa ingin tahu pada semua siswa, sehingga

merangsang motivasi dan keinginan mereka untuk belajar.

Teknologi pendidikan merupakan suatu sistem yang dapat membantu

pendidik dan peserta didik belajar secara lebih luas dan berbeda. Melalui fasilitas

yang disediakan oleh sistem, mahasiswa dapat belajar secara mandiri kapan saja

dan dimana saja tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Materi yang dapat mereka

pelajari juga lebih beragam, tidak hanya dalam bentuk presentasi tertulis, tetapi

juga diperkaya dengan teks, visual, audio, dan animasi. Guru harus mampu

menciptakan kondisi belajar yang manusiawi. Dengan mengoptimalkan

penggunaan media pembelajaran dapat tercipta kondisi pembelajaran yang

menarik. Transisi penggunaan media pembelajaran dari media tradisional hingga

ke digital seperti media audio-visual.

Begitupun dengan kondisi-kondisi yang dapat menciptakan kebosanan

dalam proses pembelajaran yaitu jika guru tidak mengadopsi berbagai metode

pembelajaran, siswa akan merasa bosan, perhatiannya akan berkurang, dan banyak

siswa yang mengantuk selama proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran

tidak jelas. meraih. Dalam hal ini, guru perlu mempelajari perubahan teknologi
13

saat menyajikan materi pengajaran. Untuk menarik perhatian siswa, guru dapat

memulainya dengan mendongeng dan selanjutnya penjelasan materi melalui

teknik pembelajaran. Adanya perubahan tersebut dapat memberikan rangsangan

atau stimulasi kepada siswa. Oleh karena itu, guru harus menggunakan berbagai

teknologi pendidikan untuk mendukung efektivitas proses pembelajaran. Sosok

guru memiliki peran penting untuk membentuk agar materi pelajaran nampak

menarik.

Berlandaskan hasil observasi awal yang dilaksanakan oleh peneliti di SMK

Pertambangan dan Geologi Tenggarong, peneliti menemukan bahwa guru bidang

pendidikan agama Islam menunjukkan adanya proses pembelajaran pada mata

pelajaran pendidikan agama Islam di kelas jarang menggunakan media

pembelajaran audio-visual. Oleh sebab itu, pelaksanaan Pendidikan agama Islam

di tempat itu mengarah pada aspek daya ingat dan praktis siswa.

Pada dasarnya terdapat perbedaan antara hasil pengamatan peneliti dan

guru mata pelajaran pendidikan Agama Islam. Peneliti berkeyakinan bahwa media

pembelajaran audiovisual juga dapat digunakan untuk bahan ajar di bidang

pendidikan agama Islam. Seperti halnya materi haji, santri dapat menyaksikan

amalan haji dalam media audiovisual untuk meningkatkan pemahaman dan daya

ingatnya, atau materi yang berkaitan dengan shalat, selain itu santri juga dapat

melihat gerakan-gerakan shalat sesuai syariat, jika menggunakan media

pembelajaran audiovisual, dan tentunya materi lain yang memungkinkan

penggunaan media pembelajaran audiovisual.

Dari hasil observasi, permasalahan yang muncul adalah siswa kurang


14

tertarik untuk mempelajari materi agama Islam. Pertanyaan ini dilatarbelakangi

oleh beberapa fakta bahwa guru cenderung menggunakan metode ceramah dan

pembelajaran di kelas yang kurang merangsang SMK Geologi Pertambangan

Garong Hal ini juga memberikan jalan yang dapat mendukung peningkatan

profesionalisme guru SMK, namun dari materi yang diberikan khususnya dalam

studi agama Islam, proses pembelajaran terkesan monoton karena sumber belajar

yang digunakan hanya buku pelajaran. Proses ini membentuk kebosanan pada

pribadi peserta didik sehingga dapat dikatakan bahwa kurangnya inovasi dapat

mempengaruhi motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam. Selanjutnya kefokusan siswa akan tertuju pada beberapa arahan

yaitu pada mata pelajaran lain yang diajarkan.

Dengan menyediakan akses dan sumber belajar digital, diharapkan para

guru di SMK ini dapat memanfaatkan fasilitas tersebut secara maksimal dalam

upaya meningkatkan profesionalisme di bidangnya masing-masing. Dalam

praktek lapangan yang peneliti lakukan dengan guru sekolah dan siswa, beberapa

siswa kurang antusias mengikuti proses pembelajaran. Dari keadaan sehari-hari

mereka, terlihat dari nilai ulangan semester beberapa siswa bahwa standar

ketuntasan 30 siswa di setiap kelas di bawah standar minimum, hanya 8 siswa

yang memenuhi standar ketuntasan minimum, dan sisanya 22 siswa masih di

bawah standar. Hal ini menjadi masalah yang sulit bagi SMK Geologi

Pertambangan Tenggarong.

Berdasarkan kajian literatur penelitian audio-visual yang bertolak belakang

dengan berbagai temuan penelitian sebelumnya. Pada hakikatnya media


15

pembelajaran audio-visual dapat mendukung dan membimbing terhadap perhatian

anak. Pengaruh ini dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, interaksi

langsung siswa dengan lingkungan, dan siswa dapat belajar secara mandiri sesuai

minatnya sendiri. . Hal ini sejalan dengan penelitian Herly Oktiana berjudul

“Pengaruh Penggunaan Media Video YouTube Terhadap Motivasi Belajar dan

Hasil Belajar di SMP Negeri 20 Pendidikan Agama Islam (PAI) Kota Bengkulu”,

yang menggunakan media video YouTube untuk mengukur dampak pembelajaran

agama. pendidikan, Motivasi dan Hasil Belajar SMP Negeri 20 Islam Kota

Bengkulu.

Selain itu, Imam Mashuri melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Media

Audiovisual Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan

Agama Islam SMK Ibnu Sina Genteng Kelas X”, yang menggunakan media

audiovisual untuk mengukur minat belajar siswa.

Oleh karena itu, peneliti berpendapat bahwa rendahnya prestasi dan

kualitas pada saat melaksanakan pengajaran pendidikan agama Islam di SMK

Pertambangan dan Geologi Tenggarong disebabkan oleh kurangnya motivasi

siswa. Terkait dengan hal tersebut, perlu adanya penelitian untuk mengkaji dan

menganalisis kembali hal-hal yang dapat berhubungan dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa.

Dengan mencermati diskusi yang telah dipaparkan, peneliti mendapatkan

peluang untuk mengadakan penelitian di SMK Geologi Pertambangan

Tenggarong dengan harapan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan

menggunakan media pembelajaran audio visual dan sumber belajar digital,


16

penulis memiliki ruang untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Media Audio Visual dan Sumber Belajar Digital Terhadap Motivasi Belajar Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Siswa SMK Geologi Pertambangan

Tenggarong”.

B. Rumusan Masalah

Berlandaskan kajian pada latar belakang dan hasil observasi awal yang

telah dipaparkan oleh peneliti, berikut beberapa rumusan masalah :

1. Bagaimana pengaruh antara media audio visual terhadap motivasi belajar

siswa di SMK Geologi Pertambangan Tenggarong?

2. Bagaimana pengaruh antara sumber belajar digital terhadap motivasi

belajar Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada siswa SMK

Geologi Pertambangan Tenggarong?

3. Apakah ada pengaruh antara media pembelajaran audio visual, dan

sumber belajar digital terhadap motivasi belajar mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam pada siswa SMK Geologi Pertambangan

Tenggarong?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, penelitian ini

bertujuan sebagai beriku :

1. Mendeskripsikan dan menginterpretasikan pengaruh Media Audio Visual

terhadap Motivasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di

SMK Geologi Pertambangan Tenggarong.

2. Mendeskripsikan dan menginterpretasikan pengaruh Sumber belajar digital


17

terhadap Motivasi Belajar pada mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

(PAI) di SMK Geologi Pertambangan Tenggarong.

3. Menganalisis dan menginterpretasikan pengaruh Media Audio Visual, dan

sumber belajar digital terhadap motivasi belajar Mata Pelajaran Pendidikan

Agama Islam di SMK Geologi Pertambangan Tenggarong.

D. Signifikansi Penelitian

Signifikansi penelitian di tujukan untuk memaparkan kegunaan dan

orientasi penelitian yang dapat di jabarkan sebagai berikut :

1. Teoretis

a) Memberikan sumbangan pemikiran bagi pembaharuan media pembelajaran di

SMK yang terus berkembang sesuai dengan tuntutan masyarakat dan sesuai

dengan perkembangan IT serta kebutuhan para siswa.

b) Membangun tradisi empirik dalam ilmu Pendidikan Agama Islam dengan

inovasi pada penggunaan media audio visual dan sumber belajar digital pada

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

c) Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang

berhubungan dengan Pengembangan Media Audio Visual dan Suumber

Belajar Digital pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam.

2. Praktis

a) Bagi Siswa

Penggunaan media pembelajaran audio visual (video) dan sumber belajar

digital merupakan sarana untuk meningkatkan pemahaman materi agama Islam

kepada siswa, sehingga bisa memotivasi belajar siswa-siswa lebih bersemangat


18

dalam belajar, sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan hasil belajar

siswa.

b) Bagi Guru

Sebagai arah untuk guru di SMK Geologi Pertambangan Tenggarong

untuk memanfaatkan media audio visual dan sumber belajar digital dalam

memotivasi belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Disamping itu

dapat mempermudah guru dalam penyampaikan materi, proses pembelajaran akan

berjalan secara efektif dan efisein, sehingga proses pembelajaran dapat ditempuh

secara maksimal dan orientasi pembelajaran dapat tercapai.

c) Bagi Sekolah

Sebagai informasi terbaru yang berhubungan dengan media pembelajaran

yang dapat digunakan untuk peningkatan motivasi belajar Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam, relevan dengan perkembangan teknologi pendidikan

yang semakin maju dan berkembang pesat. Dapat dijadikan bahan pertimbangan

bagi lembaga sekolah tempat penelitian untuk memberi kebijakan para guru dalam

menggunakan media pembelajaran audio visual dan sumber belajar digital pada

mata pelajaran PAI.

E. Definisi Operasional

Mengingat luasnya objek masalah dalam bidang ini, maka pembahasan

dalam penelitian ini memerlukan definisi yang spesifik agar tetap fokus pada

rumusan masalah. Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari

kesalahpahaman atau interpretasi yang berbeda dari istilah yang terkandung

dalam judul dan sorotan penelitian oleh penulis dan pembaca.


19

Secara definisi istilah adalah pemahaman lengkap tentang suatu istilah,

termasuk semua elemen yang menjadi ciri istilah itu. Sementara itu, Nazir

menyatakan pendapatnya bahwa definisi operasional ialah interpretasi yang

menghubungkan antara beberapa variabel atau meng-konstruk dengan pemberian

makna mendalam, menspesifikasikan suatu aktivitas, atau menyediakan

operasionalisasi yang dibutuhkan untuk mengukur hubungan beberapa variabel.

Definisi operasional pada penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Media Audio Visual

Media audio visual adalah penggunaan media dengan memberikan

rangsangan terhadap penglihatan dan pendengaran dengan beberapa unsur

tertentu, seperti suara dan gambar. Media audiovisual adalah media yang

didalamnya terkandung unsur visual (berupa gambar) yang dapat dilihat selain

unsur suara, seperti rekaman video, film dengan berbagai ukuran, tayangan slide

suara, LCD, internet, dan lain-lain.

Media audiovisual memegang peranan yang sangat penting dalam proses

pembelajaran. Dari audiovisual, minat siswa juga dapat dipupuk dan hubungan

antara konten mata pelajaran dan dunia nyata dapat disediakan. Kesimpulannya,

penggunaan media merupakan cara untuk memotivasi dan berkomunikasi dengan

siswa, sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif.

2. Sumber Belajar Digital

Sumber belajar digital meliputi materi pendidikan dalam format digital,

seperti: grafik, gambar atau foto, audio dan video, teknik simulasi dan animasi,

untuk mendukung siswa dalam mencapai hasil belajar. Sumber belajar digital
20

yang digunakan dalam penelitian ini sama dengan yang digunakan oleh sebagian

besar sistem pengajaran, yaitu komputer yang dapat digunakan sebagai alat

pengajaran utama untuk meningkatkan pembelajaran awal, merangsang dan

memotivasi pembelajaran. Contoh sumber belajar digital antara lain e-book (e-

book), internet, artikel ilmiah online, dan sebagainya.

3. Motivasi Belajar

Motivasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan

dorongan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam (PAI). Karena motivasi merupakan respon terhadap suatu stimulus

yang diberikan oleh mata pelajaran tertentu (dalam hal ini guru). Motivasi

belajar, di sisi lain, adalah dorongan yang dapat berdampak besar pada belajar

dengan meningkatkan energi siswa, menetapkan tujuan yang ingin dicapai,

meningkatkan aspirasi, mengembangkan strategi belajar yang efektif, dan

mencari bantuan ketika mereka menghadapi kesulitan. Motivasi belajar siswa

dipengaruhi oleh lingkungan rumah dan lingkungan sosialnya (sekolah, tempat

bermain siswa, dan lain-lain).

F. Kajian Pustaka

Kajian pada Sub bab ini ditujukan untuk mengangkat penelitian-penelitian

yang relevan dari segi teori dan aplikasinya, sehingga dapat menjadi pembanding

oleh peneliti dalam menentukan alur penelitian pada tesisi ini.

Penelitian pertama Herly Oktiana yang berjudul “Pengaruh Penggunaan

Media Video Youtube Terhadap Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Pendidikan

Agama Islam (Pai) Di Smp Negeri 20 Kota Bengkulu” penelitian ini mendasar
21

pada video youtube sebagai industri seni dan hiburan sedangkan penelitian

sekarang memfokuskan tentang audio visual merupakan gabungan kombinasi

media audio dan media visual media ini mencakup semua media yang dapat

dilihat dan didengar secara bersamaan. Penelitian di atas menunjukkan sebesar

79,957 nilai rata-rata prestasi belajar terhadap media audio-visual yang lebih

tinggi daripada rata-rata prestasi belajar siswa dengan media yang bersifat

tradisional.

Data di atas juga menunjukkan adanya kebaharuan pada penelitian ini

terutama pada aspek sumber belajarnya, yaitu pada penggunaan media you tube,

sedangkan kesamaan dengan penelitian ini adalah pada aspek penggunaan media

pembelejaran berbasis audio visualnya.

Penelitian kedua oleh Alfian Noor Syuhada, Motivasi Belajar Siswa Mata

Pelajarah Pendidikan Agama Islam Kelas VIII Antara Siswa Yang Menggunakan

Media Power Point Dan Tanpa Media Power Point Di Mts Ma’ahid Kudus Tahun

Pelajaran 2019/2020. Penelitian ini terfokus pada penggunaan media komunikasi

yaitu berupa penggunaan aplikasi perangkat lunak yang dirilis oleh pengembang

software terkemuka Microsoft yang menyediakan layanan untuk menampilkan

sebuah ide, gagasan, materi di dalam Power Point. Diketahui bahwa hasil

penelitian ini adalah penumbuhan motivasi belajar melalui penggunaan media

PPT. bentuk penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, dengan

mengangkat desain eksperimen yang menggunakan teknik analisis data kuantitatif

uji “t” dengan kesimpulan bahwa penngunaan media PPT dalam pembelajaran

mempengaruhi motivasi dan prestasi belajar siswa.


22

Kesamaan dengan penelitian ini adalah penggunaan media terbarukan,

yang tidak hanya memuat metode ceramah saja, tetapi lebih pada memfasilitasi

siswa dalam belajar.

Penelitian ketiga yang dilakukan Hamdan “Implementasi Penggunaan

Multimedia Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMKN 1 Pinrang”.

Berdasarkan penelitian terdahulu proses pembelajaran pendidikan Agama Islam

menggunakan multimedia dalam pengembangan materi sehingga dapat

memaksimalkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan agam Islam.

Penelitian keempat yang dilakukan oleh Titis Fakhrina 2006, Mahasiswa

STAIN Tulungagung pada Jurusan Tarbiyah Prodi PAI dengan tema umum

hubungan antara motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar PAI di Kelas II

MA Al-Hidayah, pada tahun pelajaran 2005/2006”. Penelitian tersebut

menunjukkan kesimpulan diantaranyta :

(a) Prestasi belajar PAI di Kelas XI MA Al-Hidayah Termas Baron Nganjuk

tahun pelajaran 2005/2006 menunjukkan adanya hubungan positif dan

substansial antara motivasi dari individu (peserta didik) 10 % dengan.

(b) Nilai 9% di Kelas XI MA Al-Hidayah pada tahun pelajaran 2005/2006

menunjukkan adanya hubungan yang positif dan substansial antara motivasi

dari guru terhadap prestasi belajar PAI.

(c) Nilai 0% di Kelas XI MA Al-Hidayah pada tahun pelajaran 2005/2006

menunjukkan tidak ada hubungan yang positif dan substansial antara motivasi

dari orang tua dengan prestasi belajar PAI.


23

Pemaparan pada penelitian di atas mengemukakan kesimpulan bahwa

tema-tema yang menunjukkan adanya variabel terikat dalam hubungan antara

media pembelajar audio-visual dan motivasi belajar siswa di sekolah. Sementara

pada penelitian ini, penulis menjelaskan penggunaan media pembelajaran audio-

visual dan Sumber belajar digital dalam meningkatkan motivasi belajar peserta

didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Geologi

Pertambangan Tenggarong.

Selanjutnya peneliti menarik kesimpulan bahwa kemiripan dalam judul

penelitian tesis, penggunaan istilah media audio-visual dan motivasi belajar

memiliki perbedaan dan dapat mengarahkan pada nilai kebaharuan (novelty) pada

media, pembatasan masalah dan situs atau lapangan tempat penelitian

berlangsung.

G. Sistematika Penulisan

Kajian pada sub bab ini sebagai rancangan awal pada Tesis, selanjutnya

peneliti mengkategorisasikan kedalam 6 (Enam) bab dan pada setiap babnya

dibagi menjadi kedalam beberapa sub bab sebagai berikut:

Bab Pertama Pendahuluan : Pada Bab ini secara ringkas dijabarkan latar

belakang masalah dengan memuat hasil observasi awal peneliti, identifikasi

masalah sehingga dapat merujuk pada kebaharuan penelitian, pembatasan

masalah, perumusan masalah, tujuan dari penelitian, sistematika penulisan.

Bab Kedua Landasan Teoretis : Pada Bab ini dijelaskan beberapa

pengertian yang berhubungan dengan teori, yaitu a) media audio visual dan

Sumber belajar digital, b) macam- macam media audio visual dan Sumber belajar
24

digital, c) indikator media audio visual dan sumber belajar digital, d ) pengertian

Motivasi, e) bentuk-bentuk Motivasi, f) faktor-faktor Pengaruh Motivasi, dan g)

pengertian hasil belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi hasil

belajar.

Bab Ketiga Metode Penelitian : Pada bab ini memuat jenis penelitian,

variable penelitian, populasi dan sampel untuk menentukan sampel secara

representatif, tehnik pengumpulan data, instrument penelitian, uji validitas, tehnik

pengolahan dan analisis data.

Bab Keempat Hasil Penelitian : Pada bab ini berisikan laporan hasil

penelitian yang menerangkan tentang gambaran umum obyek penelitian, sejarah

berdirinya SMK Geologi Pertambangan Tenggarong, Visi, Misi dan Tujuan SMK

Geologi Pertambangan Tenggarong, Struktur Ogranisasi, Letak Geografis, Denah

Lokasi, Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah, Keadaan Guru dan Karyawan

SMK Geologi Pertambangan Tenggarong, Keadaan Siswa dan Kegiatan

Ekstrakulikuler SMK Geologi Pertambangan Tenggarong, kemudian dilanjutkan

dengan Penyajian Hasil Penelitian, dan Pembahasan Hasil Penelitian.

Bab Kelima : Terhimpu pada kajian Analisis dan Pembahasan.

Bab Keenam Penutup : Cakupan dalam bab ini yaitu kesimpulan dan

saran-saran. Sementara pada penutup dari tesis ini memuat lampiran-lampiran

serta daftar pustaka.

Anda mungkin juga menyukai