Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan sebuah proses akademik yang bertujuan dapat meningkatkan niai sosial,
budaya, moral serta agama peserta didik. Selain itu pendidikan juga bertujuan untuk menyiapkan
peserta didik agar dapat menghadapi tantangan dan pengalaman dalam kehidupan nyata.
Pendidikan merupakan suatu bagian yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia , karena dengan pendidikan manusia dapat meningkatkan potensi sumber
daya manusia yang dimilikinya. Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan dengan
kesadaran dan terencana untuk dapat meningkatkan potensi diri yang dimiliki masing-masing
peserta didik dalam segala aspek menuju terbentuknya kepribadian serta akhlak mulia dengan
mengunakan media dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Dalam konsep Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,
Bab I tentang Ketentuan Umum pasal 1 ayat (1) disebutkan bahwa :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Pendidikan dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun tahun 2003 tetntang sistem
Pendidikan Nasionla mengandung maksud bahwa pendidikan merupakan usaha yang sengaja
dilakukan oleh seorang yang mampu terhadap indivu atau sekelompok masyarakat sehingga
membantu unutuk mencapai tingkat kedewasaan dan pengembangan kreativitas melalui
penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan.

Adapun pengertian menurut T.W. Moore yang dikemumakan dalam bukunya


mengatakan bahwa ducation is an enterprise which aims at producing a certain type of person
and that this is accomplished bye the transmission of knowledge, skills and understanding from
one person to another.
Maksud dari T.W. Moore yang dikemukakan dalam bukuya "Philosophy of Education: an
introduction/" menyatakan bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan bertujuan untuk
menghasilkan tipe-tipe orang yang berkualitas dan untuk mencapai hal tersebut diselesaikan
dengan adanya transmisi ilmu, keterampilan dan pemahaman antara satu dengan yang lainnya.
Dengan kata lain, pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran yang dilakukan sehingga
dapat meningkatkan dan menggali potensi yang ada pada setiap diri individu sehingga dapat
menjadi pribadi yang berkualitas dan berintelektual. Di samping itu, salah satu tokoh pendidikan
Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara mengemukakan bahwa :

Pendidikan yaitu tuntutan hidup tumbuhnya anak-anak. Adapun maksudnya, pendidikan


yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai
manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya.*
Jadi dari beberapa pengertian pendidikan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan
adalah suatu usaha secara sadar dan terencana yang dilakukan seseorang dalam rangka untuk
mempengaruhi peserta didik agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sehingga
menghasilkan perubahan dalam diri peserta didik. Serta untuk menyiapkan peserta didik menuju
kedewasaan, berkecakapan tinggi, berakhlak mulia, dan memiliki kecerdasan untuk berfikir
melalui bimbingan dan latihan.

Pendidik sebagai pengajar harus memiliki kompetensi dan metode pembelajaran yang
baik serta memiliki kepribadian yang baik dalam mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta
didik dalam kegiatan proses pembelajaran. Dalam dunia pendidikan, guru menjadi pemeran
utama dalam mendidik, membimbing, melatih,mengarahkan dan mengajarkan atau mentransfer
ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Guru sebagai pengembang amanah dan tanggung jawab
untuk dapat menguasai metode dan memiliki keterampilan dalam menyampaikan materi
pembelajaran serta dapat membimbing dan mengarahkan peserta didik ke arah yang lebih positif.

Ada beberapa mata-pelajar yang sangat penting dalam sistem pendidikan sekolah, ada
Matematika, ada Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengentahuan Sosial. Mata-Pelajaran ini sangat
penting karna Mata-Pelajaran ini yang akan mengantar kebelarangsungan hidup siswa
selanjutnya setelah fase sekolah dan juga untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Ada Juga yang tidak kalah penting yang akan dibahas
saat ini adalah mata pelajaran Seni Musik. Karna dengan Mata-pelajaran seni music siswa dapat
terpupuk dalalm dirinya rasa seni pada tingkat tertentu melalui perekembangan kesadaran musik,
tanggapan terhadap music, kekampuan menguangkapkan dirinya dalam music, sehingga
memungkinkan siswa/anak mengembangkan kepekaan terhadap dunia disekelilingnya.
Seorang guru sebagai mediator hendaknya memiliki pemahaman yang cukup tentang
media pembejalaran dan memiliki kemampuan dalam menyampaikan materi pelajaran kepada
peserta didik guna untuk menciptakan suasana pembelajaran yang lebih efektif. Bukan hanya
memiliki pengetahuan tentang media pembelajaran, tetapi juga memiliki keterampilan dalam
menggunakan media pembelajaran yang baik sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan
kesesuaian materi pelajaran.

Omar Hamalik menyatakan bahwa media pembelajaran adalah proses belajar mengajar
yang dapat membangkitkan keinginan dan minat belajar, membangkitkan motivasi, rangsangan
belajar, serta membawa pengaruh psikologis terhadapat peserta didik. Selain itu, media
pembelajaran juga dapat meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran.
Media pembelajaran merupakan salah satu alat yang dapat mempermudah proses belajar
mengajar, sehingga dapat membantu guru dalam proses pembelajaran dan memudahkan peserta
didik dalam memahami pelajaran. Guru harus menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan dan dapat meningkatkan gairah belajar peserta didik, agar peserta didik lebih
termotivasi sehingga dapat menghasilkan pembelajaran yang lebih efektif yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran.

Media memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran di sekolah,
salah satunya fungsinya yaitu dapat menarik perhatian atau menghilangkan kebosanan peserta
didik. Jadi, dengan adanya media pembelajaran yang digunakan oleh guru, maka peserta didik
akan dapat menerima, memahami serta menguasai materi pelajaran yang disampaikan schingga
dapat menunjang keberhasilan proses interaksi yang bersifat edukatif. Media pembelajaran
merupakan sebuah komponen yang tidak dapat berdiri sendiri, akan tetapi saling berhubungan
dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan proses pembelajaran yang diharapkan.

Pendidik yang berperan sebagai pengajar delam menyampaikan ilmu pengetahuan dan
mengarahkan serta mendorong peserta didik dalam kegiatan proses pembelajaran. Selain itu,
pendidik juga dituntut untuk memiliki kemampuan dan keterampilan dalam memanfaatkan
media pembelajaran, khususnya media Vidio yang dapat digunakan dalam proses belajar
mengajar. Dengan memanfaatkan media pembelajaran vidio, dapat menjadi alat bantu bagi
pendidik dan sebagai penyalur pesan atau materi pelajaran yang akan disampaikan dari pendidik
ke peserta didik. Sehingga peserta didik dapat lebih mudah dan memahami materi yang
disampaikan oleh pendidik.

Penggunaan media pembelajaran vidio sangat menunjang kebutuhan belajar dari peserta
didik, mengingat saat ini tingkat literasi di Indonesia sangatlah rendah, dan dengan adanya media
video ini tentunya dengan ditambahkan tampilan yang menarik akan membuat anak-anak lebih
tertarik dan memperhatikan dibanding dengan metode lainnya. Media pembelajaran vidio dapat
digunakan dimanapun dan kapanpun karna di era sekarang ini setiap orang tua atau anak
sekalipun sudah memilik gadget yang dapat mengakses video tersebut.

Berdasarkan studi pendahulu sebelum penullis, bahwa penggunaan media pembelajaran


vidio disekolah telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Akan tetapi, penggunaan media
pembelajaran elektronik hanya digunakan oleh sedikit guru saja. Dengan alasan bahwa guru
lainnya masih kurang dalam pemahaman mengenai penggunaan media pembelajaran vidio serta
kebiasaan guru yang praktis lebih mengandalkan melakukan pembelajaran dengan metode
ceramah sehingga kemauan guru dalam menggunakan media pembelajaran video sangat lah
kecil. Pada saat ini masih banyak guru yang menganggap bahwa peran media dalam proses
pembelajaran hanya sebagai alat bantu. Guru sebagai tenaga pengajar yang profesional harus
mempunyai pandangan sebaliknya, bahwa media merupakan bagian yang integral dari
keseluruhan proses pembelajaran.

Dengan pengunaan media pembelajaran vidio dalam pembelajaran tentunya berdampak


pada respon dan perhatian atau minat belajar peserta didik. Sehingga akan mempengaruhi hasil
pembelajaran. Khusus nya untuk pembelajaran seni musik, karna untuk pembelajan seni musik
ini yang dibutuhkan bukan Cuma sekadar teori nya melaikan yang kebih pentinnya adalah
praktik. Berdasarkan studi pendahuluan penulis, waktu jam pelajaran tidaklah cukup untuk
mempelajaran dan mempraktikan materi tersebut dengan adanya media pembelajaran video yang
dapat diakses kapan pun dan dimanapun dan tentunya dapat diulang-ulang akan membuat
pembelajaran tersebut lebih efekti. Efektivitas pembelajaran merupkan suatu faktor yang sangat
penting dalam pembelajaran karena hal tersebut menentukan sejauh mana tingkat keberhasilan
dari penggunaan media pembelajaran yang digunakan. Efektivitas pembelajaran dapat diukur
dari hasil belajar peserta didik, apabila hasil belajar dari peserta didik meningkat maka media
pembelajaran yang digunakan tersebut dapat dikatakan efektif. Namun sebaliknya, jika hasil
belajar peserta didik menurun atau tetap (tidak ada peningkatan) maka media pembelajaran yang
digunakan tidak efektif.

Ada berbagai faktor yang berpengaruh" dalam efektivitas pembelajaran, diantaranya


yaitu faktor guru, peserta didik, materi pelajaran, metode pembelajaran, model pembelajaran, dan
media pembelajaran. Sehingga dalam hal ini peran pendidik yang bertanggung jawab
memberikan penunjang dalam keberhasilan proses pembelajaran schingga dapat dikatakan
efektif dan mencapai tujuan pembelajaran.

Efektivitas pembelajaran peserta didik yang dihasilkan setelah guru menggunakan media
pembelajaran tentunya memberikan dampak yang positif sebab peserta didik menjadi lebih
mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru serta menarik perhatian belajar
peserta didik sehingga menghilangkan kejenuhan atau kebosanan dalam kegiatan pembelajaran.
Berbeda halnya dengan guru yang tidak menggunakan media pembelajaran vidio, dimana peserta
didik hanya menymak apa yang disampaikan oleh guru dan terkadang peserta didik merasa
bosan dan tidak fokus terhadap materi yang disampaikan ole guru.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang menyangkut “Pengaruh penggunaan Media Vidio terhadap hasil belajar Mata-
Pelajaran Seni Musik”

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti


merumuskan berbagai permasalahan berikut:

1.2.1 Bagaimana Efektivitas pembelajaran Seni Musik menggunakan Media pembelajaran


Vidio?

1.2.2 Bagaimana Pengaruh penggunaan Media Vidio terhadap hasil belajar mata-pelajaran Seni
Musik?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Setelah memaparkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam Penelitian ini adalah:
1.3.1 Untuk mengetahui Ke-Efektivitas pembelajaran Seni Musik menggunakan Media
pembelajaran Vidio

1.3.2 Untuk mengetahui Pengaruh Penggunaan Media Vidio Terhadap hasil belajar Mata-
pelajaran Seni Musik
BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Desain Penelitian

Desain dari penelitian ini menggunakan metode eksperimen jenis Quasi Eksperimental
(eksperimensemu). Bentuk eksperimen semu merupakan pengembangan dari eksperimen murni,
yang sulit dilaksanakan. Kelas ini mempunyai kelas kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen. Kuasi eksperimen digunakan karena pada kenyataannya sulit untuk mendapatkan
kelas kontrol yang digunakan untuk penelitian (Sugiyono 2011 : 114). Studi eksperimen pada
penelitian ini dilakukan terhadap dua kelompok siswa dalam dua kelas. Dua kelompok ini
diberikan perlakuan yang berbeda tetapi pemberian materi pembelajaran yang sama. Untuk
kelompok eksperimen digunakan media pembelajaran video dalam menyampaikan materi,
sedangkan kelompok kontrol melaksanakan pembelajaran seperti biasa dengan metode ceramah
dan media power point. Selanjutnya, pengukuran hasil belajar antara kedua kelompok adalah
sama yaitu dengan tes akhir (post-tes). Dalam eksperimen semu, ada dua bentuk desain yang
digunakan, yaitu Time-Series Design dan Nonequivalent Control Group Design (Sugiyono
2011 : 13). Dalam penelitian ini menggunakan desain yang kedua, yaitu Nonequivalent Control
Group Design. Berikut ini adalah desain penelitian eksperimen semu :

Oa X Ob

Oc X Od
Keterangan :

Oa : Kelas esksperimen sebelum diberi perlakuan (pre-test)

Ob : Kelas eksperimen setelah diberi perlakuan (post-test)

Oc : Kelas kontrol sebelum diberi perlakuan (pre-test)

Od : Kelas control setelah diberi perlakuan (post-test)


Berdasarkan gambar di atas, terdapat tiga tahap yang dilaksanakan dalam penelitian ini.

2.1.1 Pre-test (tes awal)

Sebelum diberikan perlakuan (treatment), kedua kelasdiberikan tes awal, dengan tujuan
untukmengetahui keadaan kelas tersebut sebelum diberi perlakuan. Apabila setelah tes awal
perbedaan hasil tes kedua kelas tidak berbeda jauh maka dilanjutkan pada tahap selanjutnya,
yaitu pemberian perlakuan.

2.1.2 Treatment (pemberian perlakuan)

Peneliti memberikan perlakuan pada kelas eksperimen sesuai dengan perlakuan yang
telah direncanakan sebelumnya. Sedangkan kelas kontrol tidak diberikan perlakuan.

2.1.3 Post-test (tes akhir)

Peneliti melakukan tes kembali, yaitu tes akhir. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh pemberian perlakuan terhadap kelas eksperimen. Tes diberikan pada
kedua kelas dan hasil yang didapat akan dibandingkan dengan hasil yang didapat pada waktu tes
awal (pre-test).

2.2 Seting Penelitian

2.2.1 Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN Dalisodo 03, kecamatan Wagir, Kabupaten Malang,


Jawa Timur. Penelitian dilakukan pada kelas V yang terdiri dari satu kelas.

2.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini diawali dengan observasi proses pembelajaran di kelas selama 4 hari.
Peneliti mengamati proses pembelajaran Seni Musik di dalam kelas dan media apa yang
digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi. Sebelumnya peneliti juga melaksanakan KKN
di Desa dalisodo salah satu bentuk pelayanananya yaitu di SDN Dalisodo 03, sehingga peneliti
lebih memahami bagaimana karakteristik siswa dan bagaimana kondisi saat proses pembelajaran
berlangsung. Pelaksanaan penelitian pembelajaran Seni Musik ini akan dilaksanakan pada 20
April 2023.
2.3 Populasi Penelitian

Populasi merupakan sasaran keberlakuan kesimpulan penelitian (Nana Syaodih


Sukadinata 2010 : 250). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek / subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono 2010 : 117). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas V SD Negeri 03 Dalisodo yang berjumlah 27 siswa sebagai kelompok
kontrol.

2.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono 2010 : 60). Dalam penelitian ini ada dua variabel, yaitu variabel bebas
(independent) dan variabel terikat (dependent). Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi terjadinya perubahan atau timbulnya variabel terikat. Variabel terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Maka dalam
penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu :

1. Variabel bebas adalah media video.

2. Variabel terikat adalah hasil belajar Seni Musik siswa kelas V SD.

2.5 Definisi Operational Variabel

2.5.1 Media Video

Video adalah media audio visual yang dapat menggambarkan suatu objek bergerak yang
dikombinasikan dengan suara yang sesuai. Media video dalam penelitian ini berisi materi
pembelajaran Seni Musik tentang “Mengenal Notasi dan tangga nada” yang digunakan oleh guru
untuk disampaikan pada siswa saat proses pembelajaran dengan bantuan Media Papan Tulis

2.5.2 Hasil Belajar Seni Musik

Hasil belajar adalah suatu kemampuan-kemapuan yang dimiliki oleh siswa setelah
mengalami proses belajar yang ditandai dengan perubahan tingkah laku yang dapat diukur dan
diamati. Hasil belajar mencakup kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar yang dibahas
dalam penelitian ini adalah hasil belajar Seni Musik. Hasil belajar ini ditekankan pada aspek
kognitif yang meliputi pengetahuan dan pemahaman yang dinyatakan dalam bentuk angka
dengan interval 0 - 100. Untuk mengetahui hasil belajar tersebut peneliti menggunakan tes hasil
belajar Seni Musik.

2.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk
memperoleh data-data yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

2.6.1 Tes

Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 2006: 150 ). Teknik tes dalam penelitian ini adalah
melakukan tes hasil belajar sebanyak dua kali, yaitu sebelum diberikan perlakuan (pre-test) dan
setelah diberikan perlakuan (post-test). Tes berupa soal pilihan ganda. Soal yang diberikan pada
pretest dan post-test merupakan soal yang sama, hal tersebut bertujuan untuk menghindari
adanya pengaruh perbedaan kualitas instrumen dari perubahan pengetahuan dan pemahaman
siswa setelah adanya perlakuan. Tes ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media video
terhadap hasil belajar Seni Musik siswa setelah adanya perlakuan pada kelas eksperimen.

2.6.2 Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data
dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Nana
Syaodih Sukmadinata, 2010 : 47 220). Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dengan
menggunakan observasi tidak terstruktur, yaitu observasi yang tidak dipersiapkan secara
sistematis, tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu
pengamatan (Sugiyono, 2011 : 205). Observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan
guru selama proses pembelajaran berlangsung dan sebagai pendukung perhitungan hasil belajar
Seni Musik yang dilakukan dengan tes. Observasi dilakukan untuk melihat kebenaran perlakuan
yang diberikan oleh guru, disesuaikan dengan RPP yang digunakan. Apakah guru sudah
melaksanakan tahapan pembelajaran dengan urut dan benar sesuai dengan RPP, seperti
melakukan apersepsi untuk memotivasi siswa, menyampaikan materi dengan media video,
mengawasi kerja kelompok siswa saat mengerjkan Tugas sampai dengan tahap akhir yaitu
menyimpulkan pembelajaran.

2.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data pekerjaannya agar lebih mudah, dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih
cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah untuk diolah ( Suharsimi Arikunto 2006 :
160 ). 48 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa instrumen untuk mendapatkan
data yang dibutuhkan. Instrumen yang digunakan adalah :

2.7.1 Tes Hasil Belajar

Tes dilakukan untuk mendapatkan daftar hasil belajar Seni Musik sebelum diberikan
perlakuan dan setelah diberikan perlakuan. Soal tes diberikan kepada peserta didik baik kepada
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Kemudian akan didapatkan data rata-rata kelas
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum diberikan perlakuan dan sesudah
dilakukan perlakuan. Tes berupa tes individu berbentuk pilihan ganda. Sebelum menyusun tes
terlebih dahulu menyusun kisi-kisi soal yang disesuaikan dengan materi, standar kompetensi,
kompetensi dasar serta indikator. Beberapa indikator dikembangkan menjadi butir soal dan akan
diujicobakan sebelum dan sesudah dilakukan penelitian. Adapun rincian dari kisi-kisi soal dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.

STANDAR KOMPETENSI (BELUM)

2.8 Analisis Instrumental

2.8.1 Uji Validitas Instrumen

Validitas merupakan hasil dari suatu pengukuran yang menggambarkan segi atau aspek
yang diukur (Nana Syaodih Sukmadinata, 2010 : 228). Instrumen yang valid apabila mampu
mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara
tepat (Suharsimi Arikunto 2006: 168). Untuk menguji validitas instrumen dapat digunakan
pendapat para ahli (expert judgement). Setelah instrumen dikontruksi tentang aspek-aspek yang
akan diukur dengan berdasarkan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli
(Sugiyono 2010 :177). Untuk pengukuran validitas instrumen digunakan rumus koefisien
korelasi Product Moment dengan rumus yang dikemukakan oleh Pearson (Suharsimi, 2006 :
171), sebagai berikut :

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y

N = Banyaknya subjek

ΣX = Jumlah skor tiap butir

ΣY = Jumlah skor total

ΣXY = Jumlah perkalian X dan Y

ΣX2 = Jumlah kuadrat nilai X

ΣY2 = Jumlah kuadrat nilai Y

Hasil perhitungan rxy selanjutnya dibandingkan dengan nilai r tabel dengan taraf
signifikansi sebesar 5% guna mengetahui valid dan tidaknya instrumen yang digunakan. Apabila
nilai rxy lebih besar atau sama dengan r tabel maka instrumen yang digunakan dinyatakan valid.
Jika nilai rxy lebih kecil dari r tabel, maka instrumen yang digunakan dinyatakan tidak valid.
Instrumen yang tidak valid tidak digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.
STATISTIK
Jumlah Soal 36

Jumlah Siswa 26
Nomor Soal Valid 1,2,4,6,7,9,10,12,13,14,16,19,20,
22,23,24,25,27,28,29.32,33,34,35,36
Jumlah Soal Valid 25

Nomor Soal tidak Valid 3,5,8,11,15,17,18,21,26,30,31


Jumlah Soal tidak Valid 11

2.8.2 Uji Reliabiitas instrumen

Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi
Arikunto, 2006 : 178). Instrumen yang reliabel adalah apabila instrumen selalu memberikan hasil
yang sama jika diujikan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda.

Untuk mengukur reliabilitas suatu instrumen dapat menggunakan beberapa rumus. Dalam
penelitian ini menggunakan rumus K – R 20. Adapun rumus K – R 20 adalah sebagai berikut.

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan

V = varians total
p = banyaknya subjek yang skornya 1 / N

q = proporsi subjek yang mendapat skor 0 ( q = 1- p )

(Suharsimi Arikunto, 2006: 188)

Perhitungan uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS 16
for windows. Indeks reliabilitas berkisar dari 0-1. Semakin mendekati angka 1 maka tingkat
reliabilitas instrumen yang digunakan semakin baik (Suharsimi Arikunto 2003 : 225).

Anda mungkin juga menyukai