Abstract
Education is a necessity to organize the future. Education is an important investment for human
life. Through education, humans can develop their own competences. Education is a conscious
and planned effort to create an atmosphere of learning and learning process so that students
actively develop their potential to choose spiritual strength, self-control, personality, noble
character, intelligence, and the others necessary skills. Learning media can also be used to
improve learning processes and outcomes in learning. This research was a descriptive qualitative
research. Since the pandemic of COVID-19 has spread throughout the region, of course this will
hinder the learning process. We were as students of KKN BMC UNNES found quite a lot of
problems when conducting observations in Karanggondang Village, including learning media
and book materials that are rarely provided. According to the results of the observations, we
finally made a breakthrough to help teachers and students in delivering and understanding the
material by making an interactive learning media. We hope that this interactive learning media
will help the learning process.
sadar dan terencana untuk siswa mencari tahu apa yang belum
belajar, dan rasa percaya diri. hubungan baik antara guru dengan
perhatian, dan minat peserta didik pemanfaatan media yang tidak hanya
untuk belajar.Senada dengan apa ada di dalam kelas, akan tetapi juga
yang dikatakan oleh (Ruth Lautfer, yang ada di luar kelas, jika hal itu
memiliki peran yang sangat penting belajar dengan alat belajar dan
peserta didik (Borisova et al., 2016). proses dan hasil belajar dalam
rumah atau sekolah virtual. Ketika materi yang diberikan oleh guru dan
2. untuk mengetahui solusi yang penelitian ini yaitu data primer dan data
1. Bagi mahasiswa, sebagai sarana dari berbagai literatur. Metode analisis data
bentuk susunan dan rencana tugas dan itu membuat peserta didik
sekolah merasakan dampak dari yang bisa dibaca oleh peserta didik.
didik sekolah dasar. Selain itu, guru oleh guru yaitu terkendala dalam
jawab mereka sudah selesai tanpa akses internet untuk mencari materi
dan itu membuat peserta didik tidak Selain itu, akibat yang
terkadang tidak focus dengan materi juga kadang tidak stabil dan susah
pelajaran yang disampaikan, dan sinyal. Orang tua peserta didik juga
pelajaran tersebut. Akibat lain yang dipahami oleh orang tua peserta
jika memiliki keahlian, kemahiran, guru, peserta didik, dan orang tua
atau kecakapan yang memenuhi harus siap dan memiliki mental yang
standar mutu atau norma tertentu kuat untuk menghadapi ini semua.
(Agus, 2018) dari hal tersebut untuk seperti ini, peserta didik dituntut
kompetensi yang sudah di tetapkan itu peserta didik harus lebih aktif
Selain itu guru juga harus memiliki yang interaktif, diharapkan peserta
metode yang tepat dan model didik lebih bisa memahami materi
daring seperti ini guru dituntut untuk Media pembelajaran interaktif yang
peserta didik. Guru juga harus mulai menggunakan kertas bacaan sebagai
permasalahan yang ditemukan diatas, tema yaitu tentang pakaian adat dan
Karena menurut kami dengan interaktif yang kami buat ini bisa
mempunyai dampak positif dan peserta didik untuk melanjutkan
juga ingin membantu guru dalam gabungan antara bahan belajar dengan
dengan peserta didik sekolah dasar Dengan adanya pandemic seperti ini
yang ada di Dukuh Kedung Mulyo pasti setiap aspek pendidikan akan
diberikan oleh bapak atau ibu guru. dilakukan secara online, dan ini akan
Pendidikan tidak bisa dipisahkan dari guru dalam aspek pembelajaran, maka
pembelajaran interaktif ini bisa media ini supaya semakin sempurna dan
Astini, Ni Komang Suni. 2020. Pemanfaatan Tekhnologi Informasi dalam Pembelajaran Tingkat
Sekolah Dasar Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Lampuhyang, 11 (2).
Mulyono, H., & Wekke, I. S. (2018). Strategi Pembelajaran di Abad Digital. Yogyakarta:
Penerbit Gawe Buku
Abstrak
Penulisan karya ilmiah ini membahas mengenai penanaman sayur sawi terhadap
ketahanan pangan di wabah covid-19. Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana ketahanan
pangan di tengah wabah covid-19 dengan melakukan budidaya tanaman sawi. Latar belakang
dari penulisan ini adalah karena krisis pangan yang terjadi dalam masa pandemi ini, sehingga
masyarakat juga harus berupaya dalam memenuhi kebutuhan pangan salah satunya yaitu dengan
budidaya tanaman sawi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian
deskriptif kualitatif yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan dan kondisi yang sedang
terjadi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik observasi dan dokumentasi.
Lokasi penelitian ini terletak di Desa Karanggondang Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara
yang merupakan tempat pengabdian. Hasil dari penelitian ini adalah tanaman sawi diharapkan
mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Karena budidaya tanaman sawi
memiliki banyak manfaat dimana tanaman ini cepat dipanen sehingga tidak memerlukan banyak
pengeluaran serta kaya akan protein dan banyak digemari oleh masyarakat. Selain itu teknik
yang digunakan dalam budidaya tanaman sawi ini terbilang mudah sehingga masyarakat
diharapkan mampu untuk melakukannya.
Abstract
The writing of this scientific paper discusses the cultivation of mustard greens on food
security in the covid-19 outbreak. The aim is to find out how food security is in the midst of the
Covid-19 outbreak by cultivating mustard plants. The background of this writing is due to the
food crisis that occurred during this pandemic, so that people must also strive to meet food
needs, one of which is the cultivation of mustard greens. The method used in this research is
descriptive qualitative research method which is intended to investigate the circumstances that
are happening. The data collection techniques used were observation and documentation
techniques. The location of this research is located in Karanggondang Village, Mlonggo District,
Jepara Regency which is a place of community service. The result of this research is that the
mustard plant is expected to be able to meet the food needs of the community. Because the
mustard plant cultivation has many benefits where this plant is harvested quickly so it does not
require a lot of expenditure and is rich in protein and is widely liked by the community. In
addition, the techniques used in the cultivation of this mustard plant are fairly easy so that people
are expected to be able to do it.
Pendahuluan
Sayuran sawi banyak disukai karena rasanya yang enak dan banyak mengandung protein,
lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A,Vitamin B, dan Vitamin C. Selain itu tanaman tersebut
juga dapat menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk, sebagai obat sakit
kepala dan dapat berfungsi sebagai pembersih darah (Haryanto, 2001). Tanaman sawi yang
berkualitas baik dapat diperoleh dengan berbagai cara, misalnya dengan pemberian pupuk,
pestisida yang ramah terhadap lingkungan dan tidak berbahaya bagi kesehatan manusia. Dalam
hal ini limbah baglog jamur tiram dan ekstrak daun mimba dapat dijadikan sebagai media tanam
serta pestisida yang ramah lingkungan.
Organisasi Pangan Dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO) menyampaikan
akan adanya ancaman kelangkaan pangan di masa pandemi COVID-19. Menanggapi peringatan
dari FAO, Presiden Jokowi telah memerintahkan jajarannya untuk terus mengontrol ketersediaan
bahan pokok hingga ke daerah-daerah pada 13 April 2020 (katadata.co.id., 20 April 2020).
Masalah ketahanan pangan menjadi sangat penting sekaligus rentan bermasalah pada situasi
bencana, termasuk bencana wabah penyakit seperti pandemi COVID-19. Ketahanan pangan
mengindikasikan pada ketersediaan akses terhadap sumber makanan sehingga dapat memenuhi
kebutuhan dasar (Rosales & Mercado, 2020). Kondisi pandemi COVID-19 ini mengakibatkan
ketersediaan akses terhadap makanan akan diperparah dengan semakin memburuknya pandemi
itu sendiri serta larangan-larangan perpindahan penduduk yang mengikutinya. Hal ini juga sesuai
dengan dengan Burgui (2020), yang menyatakan bahwa wabah suatu penyakit yang terjadi di
dunia akan meningkatkan jumlah penduduk yang mengalami kelaparan dan malnutrisi.
Kekhawatiran pemerintah serta berbagai pihak mengenai kelangkaan bahan pangan ternyata
tidak memudahkan petani sebagai penyedia pangan untuk masyarakat. Sehingga masyarakat
secara tidak langsung harus mampu membuat trobosan atau inovasi baru dengan menanam
sayur-sayuran secara mandiri dengan memanfaatkan lahan rumah yang kosong. Tanaman yang
sangat mudah untuk dibudidayakan ditengah pandemi Covid-19 ini adalah tanaman sawi.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
1. Bagi mahasiswa sebagai sarana mengamalkan budidaya tanaman sayur dalam hal
pengabdian.
2. Bagi masyarakat sebagai pengetahuan baru bagaimana cara penanaman sayuran sawi di
tengah wabah covid-19.
Metode Penelitian
Pembahasan
Covid-19 merupakan salah satu pandemi yang sedang Indonesia bahkan dunia hadapi.
Pandemi Covid-19 membawa dampak yang sangat signifikan bagi seluruh elemen dalam
masyarakat. Di tengah pandemi covid-19, masyarakat Indonesia dibayangi dengan krisis pangan.
Pasalnya akibat wabah ini distribusi pangan bisa menjadi terhambat. Sementara pangan
merupakan kebutuhan dasar bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Sebagai kebutuhan
dasar, pangan mempunyai arti dan peran yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa.
Ketersediaan pangan yang lebih kecil dibandingkan kebutuhannya dapat menciptakan
ketidakstabilan ekonomi. Makanan merupakan kebutuhan yang sangat mendasar, utama, dan
pokok. Di tengah situasi mewabahnya pandemi covid-19 hingga saat ini, pangan menjadi sektor
penting di tengah pandemi covid-19 yang melanda dunia. Menjaga dan membuat ketahanan
pangan di tengah pandemi covid-19 saat ini menjadi hal utama yang harus diperhatikan dan
dilakukan baik oleh pemerintah maupun masyarakat itu sendiri.
Menjawab persoalan, kondisi, dan kebutuhan akan ketersediaan pangan ditengah
mewabahnya pandemi covid-19 saat ini, tentu peran sector pertanian akan menjadi garda
terdepan untuk memberikan jawaban. Salah satu cara menjaga ketahanan pangan yang bisa
dilakukan oleh masyarakat yakni memanfaatkan lahan tidur menjadi lahan produktif dengan
budidaya sayuran sawi. Masyarakat diharapkan turut aktif serta membantu pemerintah dalam
menjaga ketahanan pangan melalui budidaya sayuran sawi tersebut. Dengan berkebun di
pekarangan bisa menjadi solusi pangan keluarga, apalagi dengan sulitnya memperoleh sayuran
yang sehat dan terasa aman dalam mengkonsumsinya. Sayur mayur yang dipanen dari hasil
berkebun sendiri tentunya lebih higienis karena pemelihaan dan perawatan dari terjaga dari
bahan-bahan kimia.
Dengan hasil produktivitas sayuran yang mencukupi, ketahanan pangan akan mudah
tergapai, sebagai salah satu indikatornya yakni melalui tercukupinya pengkonsumsian panganan
yang sehat sangat membantu mencegah tertular virus. Dengan mengonsumsi pangan sehat, sayur,
akan membuat stamina dan imunitas tubuh kuat dan terjaga sebagai salah satu upaya pencegahan
dan perlindungan dari penyebaran covid-19.
Cara budidaya sawi sesungguhnya tak jauh berbeda dengan budidaya sayuran pada umumnya.
Budidaya di lahan ini melewati beberapa proses yaitu pengolahan lahan, penyiapan benih, teknik
penanaman, penyediaan pupuk dan pestisida, serta pemeliharaan tanaman. Berikut ada
penjelasan dari beberapa hal tersebut:
1. Benih
Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu budidaya dari benih yang
baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus. Benih sawi berbentuk bulat,
kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat
kehitaman. Jika kita memilih benih dengan beli maka harus kita perhatikan lama
penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus
memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil.
Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas
benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70
hari. Dan penanaman sawi yang akan dijadikan benih terpisah dari tanaman sawi yang lain.
Juga memperhatikan proses yang akan dilakukan mesilnya dengan dianginkan, tempat
penyimpanan dan diharapkan lama penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun.
2. Pengolahan Tanah.
Pengolahan tanah secara umum melakukan penggemburan dan pembuatan bedengan.
Tahap-tahap pengemburan yaitu pencangkulan untuk memperbaiki struktur tanah dan
sirkulasi udara dan pemberian pupuk dasar untuk memperbaiki fisik serta kimia tanah yang
akan menambah kesuburan lahan yang akan kita gunakan.Tanah yang hendak digemburkan
harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak atau pepohonan yang tumbuh. Dan bebas
dari daerah ternaungi, karena tanaman sawi suka pada cahaya matahari secara langsung.
Sedangkan kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20 sampai 40 cm. Pemberian pupuk
organik sangat baik untuk penyiapan tanah. Sebagai contoh pemberian pupuk kandang yang
baik yaitu 10 ton/ha. Pupuk kandang diberikan saat penggemburan agar cepat merata dan
bercampur dengan tanah yang akan kita pakai.
Bila daerah yang mempunyai pH terlalu rendah (asam) sebaiknya dilakukan pengapuran.
Pengapuran ini bertujuan untuk menaikkan derajad keasam tanah, pengapuran ini dilakukan
jauh-jauh sebelum penanaman benih, yaitu kira-kira 2 sampai 4 minggu sebelumnya.
Sehingga waktu yang baik dalam melakukan penggemburan tanah yaitu 2 – 4 minggu
sebelum lahan hendak ditanam. Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit (CaCO3) atau
dolomit (CaMg(CO3)2).
3. Pembibitan
Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk penanaman.
Karena lebih efisien dan benih akan lebih cepat beradaptasi terhadap lingkungannya. Sedang
ukuran bedengan pembibitan yaitu lebar 80 – 120 cm dan panjangnya 1 – 3 meter. Curah
hujan lebih dari 200 mm/bulan, tinggi bedengan 20 – 30 cm.Dua minggu sebelum di tabur
benih, bedengan pembibitan ditaburi dengan pupuk kandang lalu di tambah 20 gram urea, 10
gram TSP, dan 7,5 gram Kcl. Cara melakukan pembibitan ialah sebagai berikut : benih
ditabur, lalu ditutupi tanah setebal 1 – 2 cm, lalu disiram dengan sprayer, kemudian diamati
3 – 5 hari benih akan tumbuh setelah berumur 3 – 4 minggu sejak disemaikan tanaman
dipindahkan ke bedengan.
4. Penanaman
Bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah.
Tinggi bedeng 20 – 30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm, seminggu sebelum penanaman
dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 10 ton/ha, TSP 100 kg/ha, Kcl
75 kg/ha. Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm.Pilihlah
bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat lubang dengan ukuran 4 – 8
x 6 – 10 cm.
5. Pemeliharaan.
Pemeliharaan adalah hal yang penting. Sehingga akan sangat berpengaruh terhadap hasil
yang akan didapat. Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah penyiraman, penyiraman
ini tergantung pada musim, bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita perlu
melakukan pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita harus
menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila tidak terlalu
panaspenyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari. Tahap selanjutnya yaitu
penjarangan, penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan
mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat.Selanjutnya tahap yang dilakukan adalah
penyulaman, penyulaman ialah tindakan penggantian tanaman ini dengan tanaman baru.
Caranya sangat mudah yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti
dengan tanaman yang baru.
Penyiangan biasanya dilakukan 2 – 4 kali selama masa pertanaman sawi, disesuaikan
dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan dilakukan
1 atau 2 minggu setelah penanaman. Apabila perlu dilakukan penggemburan dan
pengguludan bersamaan dengan penyiangan.Pemupukan tambahan diberikan setelah 3
minggu tanam, yaitu dengan area 50 kg/ha. Dapat juga dengan satu sendok the sekitar 25
gram dilarutkan dalam 25 liter air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan.
6. Penanaman Hidroponik
Siapkan wadah persemaian . Masukkan media berupa pasir halus yang disterilkan
setebal 3 – 4 cm. Taburkan benih sawi di atasnya selanjutnya tutupi kembali dengan
lapisan pasir setebal 0,5 cm.
Setelah bibit tumbuh dan berdaun 3 – 5 helai (umur 3 – 4 minggu), bibit dicabut
dengan hati-hati, selanjutnya bagian akarnya dicuci dengan air hingga bersih, akar
yang terlalu panjang dapat digunting.
Bak penanaman diisi bagian bawahnya dengan kerikil steril setebal 7 – 10 cm,
selanjutnya di sebelah atas ditambahkan lapisan pasir kasar yang juga sudah steril
setebal 20 cm.
Buat lubang penanaman dengan jarak sekitar 25 x 25 cm, masukkan bibit ke lubang
tersebut, tutupi bagian akar bibit dengan media hingga melewati leher akar, usahakan
posisi bibit tegak lurus dengan media.
Berikan larutan hidroponik lewat penyiraman, dapat pula pemberian dilakukan dengan
sistem drip irigation atau sistem lainnya, tanaman baru selanjutnya dipelihara hingga
tumbuh besar.
7. Hama Dan Penyakit
Hama
Penyakit
Dalam hal pemanenan penting sekali diperhatikan umur panen dan cara panennya. Umur
panen sawi paling lama 70 hari. Paling pendek umur 40 hari. Terlebih dahulu melihat fisik
tanaman seperti warna, bentuk dan ukuran daun. Cara panen ada 2 macam yaitu mencabut
seluruh tanaman beserta akarnya dan dengan memotong bagian pangkal batang yang
berada di atas tanah dengan pisau tajam. Pasca panen sawi yang perlu diperhatikan adalah
Sawi merupakan salah satu sayuran yang bisa dibudidayakan dan tentunya mengandung
berbagai manfaat bagi tubuh manusia, terlebih ditengah pandemi Covid-19 ini. Budidaya sayuran
sawi di tengah pandemi Covid-19 dapat memberikan berbagai manfaat diantaranya yakni :
1. Sebagai salah satu cara menjaga ketahanan pangan.
Budidaya sayuran sawi merupakan salah satu cara menjaga ketahanan pangan dari segi
pemenuhan kebutuhan akan sayuran.
2. Budidaya tanaman sawi memiliki nilai komersial dan prospek yang tinggi.
Tanaman sawi mempunyai nilai ekonomi yang tinggi karena kaya akan serat, kandungan
gizinya tinggi, dan juga mempunyai khasiat obat.
3. Dapat menghemat pengeluaran.
Dengan melakukan budidaya tanaman sawi, kita bisa mengonsumsi sayuran sawi panen
dari hasil budidaya kita sendiri dan tidak perlu membeli. Sehingga secara tidak langsung
dapat menghemat/mengurangi pengeluaran rumah tangga di tengah pandemi Covid-19
4. Menambah pemasukan/pendapatan.
Hasil panen dari budidaya sayuran sawi, dapat kita pasarkan baik secara online maupun
offline, sehingga hal tersebut dapat menambah pemasukan/pendapatan.
5. Budidaya sawi mudah untuk dilakukan, banyak kalangan yang menyukainya, dan
memanfaatkannya.
Sayuran sawi merupakan sayuran yang mudah untuk tumbuh dan dibudidayakan melalui
biji. Metode budidaya sayuran sawi dapat dilakukan baik secara konvensional maupun
hidroponik, dapat hidup didataran rendah maupun dataran tinggi, modal yang kita perlukan
juga sangat terjangkau, serta perawatan dan pemeliharaan yang juga tidak membutuhkan
biaya yang mahal. Selain itu, banyak kalangan yang menyukai dan memanfaatkan sayuran
sawi.
6. Tanaman sawi berumur cukup pendek
Tanaman sawi secara umum dapat dipanen sekitar 40-50 hari. Cara panennya pun sangat
mudah, bisa dengan cara dicabut dan dibersihkan akarnya atau hanya dipotong sampai
pangkalnya, tergantung keinginan/sesuai selera masing-masing.
7. Bisa digunakan menjadi olahan masakan maupun campuran masakan
Sayuran sawi dapat dimanfaatkan dengan cara diolah menjadi berbagai macam jenis olahan
masakan atau campuran makanan tertentu. Selain itu ada berbagai menu makanan yang
mewajibkan menggunakan sawi seperti mie ayam, bakso, pecel gado-gado, dan lain
sebagainya.
8. Dapat menghasilkan sayuran sawi yang sehat dan bebas dari bahan-bahan kimia.
Sayur mayur yang dipanen dari hasil berkebun sendiri tentunya lebih higienis dan
tentunya lebih sehat dan terasa aman dalam mengonsumsinya.
9. Tanaman sawi mengandung protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B,
dan Vitamin C
10. Mengkonsumsi sayuran sawi memiliki banyak nutrisi sehat yang bermanfaat untuk
kesehatan. Hal ini didukung kutipan dari www.stylecraze.com yang menyatakan bahwa
paling tidak ada 5 manfaat sawi, diantaranya adalah :
a. Sumber vitamin dan mineral
Sawi merupakan sayur kaya vitamin A, C, dan K yang penting menjaga fungsi
tubuh. Vitamin C dan A adalah antioksidan alami yang kuat melindungi tubuh dari
radikal bebas, memperkuat imunitas dan menjaga kesehatan penglihatan. Vitamin K
sendiri berfungsi menjaga kepadatan tulang dan bahkan mampu mencegah kerusakan
syaraf otak.Sawi juga merupakan sumber zat besi, magnesium, kalsium, seng, kalium,
selenium, mangan, folat, protein, dan serat makanan yang baik untuk pencernaan dan
penurunan kolesterol. Asam folat sangat baik dalam sintesis DNA, mencegah cacat janin
dan menjaga perkembangan janin sehat.
b. Kaya antioksidan
Sawi merupakan sumber fitonutrien atau tanaman yang dihasilkan nutrisi serta
antioksidan. Selain vitamin C dan A, juga memiliki asam hydroxycinnamic,
isothamnetin, quercetin, dan kaempferol yang merupakan fitonutrien antioksidan kunci
yang dibawa sawi. Fitonutrien tinggi dalam sawi bergizi untuk mengurangi stres oksidatif
pada sel-sel dalam tubuh, dan bahkan membantu mencegah kanker payudara, usus besar,
kandung kemih, prostat, ovarium, dan paru-paru. Itulah mengapa tubuh butuh banyak
antioksidan.
Sawi yang kaya serat akan sekaligus menjadi agen detoks yang sangat baik di
dalam usus. Selain itu, sawi juga mengandung sulfur dan antioksidan sehingga sangat
baik dalam detoksifikasi tubuh. Karena sawi kaya akan klorofil, ini juga sangat baik
dalam menyerap karbon dioksida yang akan mengeluarkan limbah dari dalam tubuh.
d. Mencegah kanker
e. Bersifat anti-inflamasi
Sawi juga memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat mencegah peradangan kronis
serta mengurangi risiko penyakit arthritis dan bengkak-bengkak lainnya. Ini karena sawi
memiliki kandungan vitamin K dan asam lemak omega-3 yang memperkuat sistem imun
tubuh. Selain itu juga mengandung isothiocyanate yang berfungsi mencegah peradangan
dan mengurangi risiko stroke.
Kesimpulan
Era ini dunia sedang dilanda pandemi covid-19 termasuk juga dengan Indonesia.
Pandemi covid-19 ini telah membawa dampak bagi seluruh elemen kehidupan masyarakat. Salah
satunya yaitu mengenai kebutuhan pangan. Dampak dari pandemi covid-19 ini adalah
terhambatnya distribusi pangan bagi masyarakat, sehingga mengakibatkan krisis pangan di
berbagai daerah di Indonesia. Sementara pangan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia yang
harus dipenuhi setiap hari, jika tidak dapat dipenuhi maka akan menimbulkan persoalan baru di
masyarakat. Melihat persoalan tersebut pemerintah maupun masyarakat harus bersama-sama
dalam menjaga ketahanan pangan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam menjaga ketahanan pangan adalah dengan
memanfaatkan lahan tidur sebagai lahan produktif melalalui budidaya sayuran sawi. Budidaya
tanaman sawi dianggap efektif untuk menjadi salah satu upaya dalam ketahanan pangan. Karena
budidaya tanaman sawi yang cukup mudah dan juga rasanya yang enak serta disukai masyarakat
Indonesia. Cara budidaya sawi tidak jauh berbeda dengan budidaya sayuran pada umumnya.
Proses budidaya diawali dengan pengolahan lahan, penyiapan benih, teknik penanaman,
penyediaan pupuk, dan pestisida, serta pemeliharaan tanaman.
Melalui budidaya tanaman sawi diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai salah
satu cara menjaga ketahanan pangan. Selain itu manfaat lain dari budidaya tanaman sawi yaitu
tanamannya cepat untuk dipanen sehingga dapat menghemat pengeluaran namun tetap memiliki
nilai komersial yang tinggi karena tanaman sawi kaya akan nutrisi, serat, protein dan rasanya
yang enak sehingga banyak disukai oleh masyrakat.
Daftar Pustaka
Anas, Singgih Azwar. 2017. Pertumbuhan dan Kadar Kalsium Tanaman Selada (Lactuca Sativa)
dengan Pemberian Pupuk Organik Cair (POC) Berbahan Limbah Ampas Teh dan Limbah
Tulang Ikan Lele. Skripsi: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Fimela. 2014. 5 Manfaat Sehat Super Sayur Sawi. (Diakses pada 13 Agustus 2020) pada laman
https://www.fimela.com/beauty-health/read/3739545/5-manfaat-sehat-super-sayur-sawi
Ufie, Agustinus.2013. Kearifan Lokal (Local Wisdom) Budaya Ain Ni Ain Mayarakat Kei
Sebagai Sumber Belajar Sejarah Lokal Untuk Memperkokoh Kohesi Sosial Siswa. UPI
http://repository.upi.edu/2509/6/T_IPS_1104001_Chapter3.pdf.
Utami, Dian Wahyu. 2020. Ketahanan Pangan dan Ironi Petani di Tengah Pandemi Covid-
19.Pusat Penelitian Kependudukan. https://kependudukan.lipi.go.id/id/berita/53-
mencatatcovid19/879-ketahanan-pangan-dan-ironi-petani-di-tengah-pandemi-covid-
19#:~:text=Masalah%20ketahanan%20pangan%20menjadi%20sangat,Rosales
%20%26%20Mercado%2C%202020).